Hye Rim membuat video dengan membuat pengakuan “Aku
mencintaimu dengan sepenuh hati, Soo Hyun.” Lalu
membuatkan tanda hati diatas kepalanya. Soo Hyun terdiam melihat ketulusan Hye
Rim membuat video itu tanpa disuruh.
Sementara Hye Rim yang baru mendapatkan buket bunga,
membaca tulisan dikartu “Hye Rim. Bisakah kau menggantung 100 pita di pohon dan
berteriak "Aku mencintaimu" besok?” Teringat kembali ucapan Ji Ho “Tugas ketiga benar-benar gila. Kau
harus menggantung 100 pita di pohon dan berteriak,
"Aku mencintaimu!" Atau semacam itu.”
Soo Hyun berjalan mendekati Hye Rim meminta agar tak
membacanya dan mengaku mengirimnya tanpa sengaja. Hye Rim tak percaya Soo Hyun menganggapnya hanya sebagau subjek eksperiment. Soo Hyun meminta
Hye Rim memberikan karena menurutnya ini hanya
kesalahpahaman. Hye Rim berteriak
karena tak ingin disentuh oleh Soo Hyun, lalu mengumpat Soo Hyun itu penipu
bajingan dan membuang bunganya dan masuk ke dalam cafe. Soo Hyun benar-benar
hanya bisa diam tak bisa melakukan apapun.
Di ruang tengah
Seung Chan duduk didepan Soo Hyun dan Ji Ho seperti
sedang melakukan sidang, mengaku kalau dirinya yang memberitahu Hye Rim tentang
eksperiment itu tidak bisa diam saja melihatnya dipermainkan oleh eksperimen seperti itu lagi jai ia mengatakan yang sejujurnya agar
mencoba membuka brankas diruanganya. Soo Hyun hanya mengangguk-anggukan
kepala.
“Dan aku mengatakan kepada Yoo Rim
semuanya, Maafkan
aku.” Akui Ji Ho membungkukan badan meminta maaf
“Aku tidak merasa sudah melakukan
sesuatu yang salah. Percobaan
ini sudah kacau dari awal! Dan kau
harus meminta maaf kepada Hye Rim dengan baik bahkan jika itu perlu kau harus berlutut dan memohon.” Tegas Seung Chan.
Soo Hyun hanya diam menatap langit-langit lalu berdiri
dengan bertumpu pada pundak Ji Ho dan masuk ke dalam ruanganya. Ji Ho binggung
karena Soo Hyun tak berteriak memarahi mereka. Seung Chan seperti berpikir
melihat sikap kakaknya yang keras kepala.
Soo Hyun pergi ke lantai satu bertanya pada pegawai
menanyakan keberadaan Hye Rim. Pegawai memberitahu Hye Rim naik
ke lantai atas dari pagi dan belum turun lagi.
Hye Rim tetap tertidur sampai malam hari, Adiknya pun
datang membawakan makanan ke atas tempat tidurnya, sambil bertanya apakah
kakaknya tidak lapar dan memberitahu selama hidupnya baru pertama kali membuat
bubur demi sang kakak. Hye Rim tak bergeming seperti orang yang hilang
kesadaran dengan tidurnya.
Yoo Rim khawatir mengoyangkan tubuh kakaknya agar bangun,
tapi Hye Rim seperti tak sadarkan diri dalam tidurnya, melihat kakaknya seperti
orang mati karena tak bangun-bangun dri tempat tidurnya.
Soo Hyun mengetuk pintu memanggil Hye Rim meminta izin
untuk masuk kedalam apabila tak ada jawaban. Yoo Rim membuka pintu langsung
memarahi Soo Hyun yang masih berani mencari kakaknya. Soo Hyun bertanya apa
yang sedang dilakukan Hye Rim sekarang.
“ Dia sedang tidur. Makhluk
yang suka bangun pagi
seperti dia masih tidur sejak pagi ini!” teriak Yoo
Rim kesal, Soo Hyun akan masuk kedalam dan ingin melihatnya. Yoo Rim langsung menghadangnya.
“Beraninya kau mencoba masuk ke rumah ini!!! Itu
salahmu sampai dia jadi seperti itu!” teriak Yoo
Rim
“Aku tahu..... Aku tahu kenapa dia sangat marah,
tapi aku tidak
bisa membiarkan dia seperti itu. Dia
perlu dipaksa bangunkan jika perlu, dan diberi makan...” kata Soo Hyun
“kau piker, aku belum mencoba semua itu? Meskipun aku melakukannya, dia
hanya terus tidur, seperti mayat!! Apa
yang kau lakukan kepada kakakku? Hah?” teriak Yoo
Rim sambil mendorong Soo Hyun.
Soo Hyun meminta Yoo Rim untuk tenang dulu. Yoo Rim
mengumpat mana mungkin dirinya tenang dengan melihat keadaan kakaknya, lalu
mendorong Soo Hyun untuk menjauh dan menutupi pintu rumahnya.
Pagi hari, Hye Rim masih tertidur. Yoo Rim melihat
kakaknya sebelum berangkat kerja sedih karena sang kakak sudah satu hari belum
juga terbangun dari tidurnya dan tak makan apapun.
Soo Hyun kembali mengetuk pintu dan tak ada sahutan dari
dalam, akhirnya ia memilih untuk pergi meninggalkan rumah Hye Rim. Sampai malam
berganti pun Hye Rim masih tetap tertidur.
Hye Rim mengangkat dua tanganya ketika baru terbangun
dari tidurnya, terlihat sangat bugar, lalu melihat jam di ponselnya masih jam
setengah empat pagi menurutnya ia bangun terlalu pagi dan bertanya-tanya kenapa
dirinya bisa bangun sepagi itu. Ia melihat hari di ponselnya dan menjerit
ternyata sudah hari jumat berarti tertidur selama dua hari, sambil mengumpat
dirinya sudah gila buru-buru turun dari tempat tidurnya.
Didepan meja rias ia terduduk diam melihat bunga tulip
kesayanganya sudah layu dan teringat kembali saat Soo Hyun memberikan bunga itu
sebagai permintaan maafnya dan mengatakan kalau yang dibutuhkan hanya Hye Rim
saja lalu memeluknya dengan erat.Tapi setelah itu Soo Hyun dengan buket
bunganya meminta untuk melakukan tugas ketiga dari eksperiment “Bisakah kau
menggantung 100 pita di pohon dan berteriak "Aku
mencintaimu" besok?”
Hye Rim langsung membuang bunga pemberian Soo Hyun yang
sudah kering sambil menangis, lalu berjalan perlahan memungut kelopak bunga
yang berceceran dan menangis tersedu-sedu karena kembali dikecewakan oleh
cinta.
Soo Hyun masuk ke dalam cafe dikagetkan dengan Hye Rim
sudah ada dibalik meja kasir, dengan sedikit canggung bertanya apakah tidurnya
sangat nyenyak. Hye Rim hanya tertunduk dengan wajah sinis mengatakan sangat
nyenyak. Soo Hyun bertanya apakah Hye rim sudah sarapan dan ingin dibuatkan
sesuatu.
Hye Rim langsung menolak, Soo Hyun ingin mengatakan
sesuatu, tapi teriakan pelanggan ingin memesan sesuatu. Wajah Hye Rim langsung
berubah tersenyum melayani pelangganya. Soo Hyun hanya bisa diam melihat sikap
Hye Rim yang masih marah padanya.
Soo Hyun masuk ke dalam ruangan sudah ada adiknya yang
menunggu. Seung Chan dengan wajah panik memberitahu Prof Bae
tidak juga datang bekerja hari ini dan Sudah
empat hari sekarang, menurutnya saatnya mereka untuk mendatanginya. Soo Hyun
bertanya apakah adiknya ingin ikut denganya.
Seung Chan terlihat bimbang, lalu bertanya apa yang harus
dikatakan apabila bertemu dengan Prof Bae nanti. Soo Hyun bertanya balik apa
yang ingin dikatakan adiknya. Seung Chan mengatakan ingin meminta Prof Bae
kembali berkerja. Soo Hyun mengangguk setuju karena rencana itu cukup baik.
Soo Hyun menekan bel rumah Prof Bae tapi tak ada sahutan,
lalu meminta Seung Chan untuk menelpnya. Seung Chan tak yakin Prof Bae akan
mengangkat telpnya apabila ia yang menelp. Soo Hyun akhirnya mengeluarkan
ponselnya agar sang adik menelp dengan ponselnya, sementara ia mengedor pintu
rumah Prof Bae bertanya apakah ia ada dirumah.
Seung Chan mencoba menelp dari ponsel kakaknya tapi tetap
saja ponsel Prof Bae tak aktif. Soo Hyun hanya bisa diam mengetahui sikap Prof
Bae yang tak mau dihubungi oleh siapapun setelah kejadian di cafe.
Prof Bae dengan kopernya sudah membawa koper berjalan di
bandara untuk pergi kesuatu tempat. Soo Hyun didalam mobil membaca pesan yang
dikirimkan Prof Bae.
“Prof Choi,
aku akan mengambil beberapa hari cuti. Yah, meskipun aku
tidak yakin apakah itu akan lebih dari sekedar beberapa hari. Maaf karena pergi
dengan begitu tiba-tiba. Harap mengerti.”
Dalam perjalanan, Soo Hyun bertanya pada adiknya, apakah
ia tahu Prof Bae itu sedang sakit. Seung Chan bertanya dibagian mana Prof Bae
mengalami sakit. Soo Hyun memberitahu
Prof Bae memiliki kanker tepatnya Kanker
tiroid. Seung Chan melonggo kaget mendengarnya.
“Kondisinya tidak baik. Kupikir
kanker itu berkembang secara cepat dan signifikan.” Cerita Soo Hyun
“Kenapa kau mengatakan ini
sekarang? Bagaimana
dengan pengobatannya? Apa
dia pernah menerima pengobatan?” tanya Seung Chan mulai khawatir
“Dia bilang menerima pengobatan,
tapi kupikir itu bohong dan aku mengetahui kalau dia menyebutkan
tentang daftar keinginan. Akupikir
dia ingin menikmati sisa hidupnya, daripada penderitaan.” Jelas Soo Hyun
“Sekarang aku berpikir tentang hal
itu, dia mungkin menyebutmu di
dalam daftar keinginannya. Dia
berkata bahwa dia ingin berjalan di sepanjang pantai biru di Pulau Jeju mengumpulkan kerang dan
bergandengan tangan dengan pria yang keren. Aku tidak yakin kalau kau adalah
seorang cowok keren, tapi
aku hanya memberitahumu.” Cerita Soo Hyun yang
membuat adiknya terdiam.
Hye Rim baru selesai melayani pelanggan, Soo Hyun
langsung duduk dimeja kasir dan berbicara kalau ia akan
menyelidiki lingkungan di sekitar Ketua Kim, Hye Rim berhenti melangkah sebelum
masuk dapur. Soo Hyun mengatakan bisa
melakukan segala sesuatu yang lain tapi
ia ingin Hye Rim bisa berbicara dengan Sekretaris
Lee untuk berjaga-jaga.
“Kau akan membantuku karena ini
terkait dengan Ketua Kim, kan?” tanya Soo Hyun yang
melihat Hye Rim masih melirik sinis padanya.
Keduanya akhirnya keluar bersama, Soo Hyun membukakan
pintu tapi Hye Rim berlalu begitu saja. Soo Hyun meminta Hye Rim naik mobilnya
karena halte bus sangat jauh. Hye Rim melirik sinis memilih untuk pergi saja.
Soo Hyun menariknya meminta agar Hye Rim untuk memakain mobil yang diberikan
padanya.
“Oh, mobil itu? Mobil yang kau
berikan kepadaku karena aku melakukan
tugas ketiga? Aku
datang bukan karena aku menyukaimu. aku
datang karena ini untuk Ketua. Apa
kau tidak menyadarinya, terlepas dari seberapa idiotnya kau?” tegas Hye Rim lalu berjalan pergi meninggalkanya. Soo
Hyun pun hanya bisa diam.
Soo Hyun datang ke Rumah Tuan Kim bertemu dengan penjaga
merasa tak yakin kalau Soo Hyun harus berkeliling melihat rumah. Soo Hyun
menjelaskan kalau Tuan Kim menyerahkan tanggung
jawab untuk masalah Yun Woo,
jadi harus menyelidikinya sedikit saja.
Ia memulai dari kamar tidur ada tiga buah cangkir
disamping tempat tidur Tuan Kim dan melihat foto keluarganya ada diatasnya.
Sementara Hye Rim bertemu dengan Sek Lee.
“Kenapa kau hanya meminta untuk bertemu denganku? Jika kau mencoba untuk
mendapatkan informasi yang dirahasiakan dari Ketua,
bibirku sudah pasti tersegel” tegas Sek Lee
“Aku memanggilmu keluar karena aku
khawatir tentang kau, Sekretaris Lee.” Ucap Hye
Rim dengan wajah menyakinkan. Sek Lee bertanya kenapa Hye Rim
mengkhawatirkanya.
“Tiga orang yang melakukan
eksorsisme yang kau katakan sebelumnya. itu untuk anggota keluarga Ketua,
kan?” kata Hye Rim, Sek Lee kaget Hye Rim bisa mengetahui hal
itu.
“Marie Antoinette mengatakan
kepadaku. Masalahnya
adalah mereka semua berwujud roh dan berkelana sekarang Dan karena itulah Ketua juga
terus bertindak sangat aneh.” Cerita Hye Rim
Soo Hyun melihat ada tersimpan kotak didalam lemari dan
melihat ada kumpulan surat dan melihat salah satunya, bertuliskan [Untuk Moon Joo, yang aku cintai...]
Sek Lee terlihat panik bertanya apa yang harus dilakukan
jika roh itu menempel padanya. Hye Rim
menjelaskan Roh-roh itu tidak mencoba untuk membahayakan tapi Mereka hanya ingin agar apa yang
terjadi bisa diketahui dan bertanya bagaimana anak Ketua Kim
meningggal.
“Ketua mengirimnya ke Inggris
untuk belajar di luar negeri tapi
berlawanan dengan kemauannya. Mimpi
anaknya adalah menjadi gitaris untuk band indie tapi Ketua sangat menentangnya. Tempatnya sekolah adalah sebuah sekolah asrama yang sangat ketat tapi dia tidak tahan di sana dan bunuh diri.” Cerita Sek Lee
Soo Hyun masuk ke dalam kamar Yun Woo ada sebuah bros
berbentuk bunga dan teringat sebelumnya bros itu dipakai saat foto keluarga. Ia
pindah, melihat ruangan lain dan menemukan sarung base ball didalam kotak
Hye Rim terlihat shock bertanya bagaimana istri Tuan Kim
meninggal. Sek Lee menceritakan sudah jelas
seorang ibu pasti sangat tertekan, mengingat anaknya
meninggal. Setelah
mendengar berita bahwa anaknya bunuh diri, maka istri
Tuan Kim menjadi seorang pecandu alcohol, kemudian dirawat dirumah sakit dan akhirnya.... Sek Lee
tak bisa mengatakanya. Hye Rim menebak istrinya juga bunuh diri. Sek Lee
mengangguk.
Soo Hyun melihat barang lain ada digudang, sebuah papan
baduk tapi satu berisi biji baduk dan satunya berisi batu berwarna putih. Sek
Lee menceritakan tentang adik Tuan Kim memaksa untuk menikah ternyata suaminya
tak setia dan membuatnya merasa tertekan dan
akhirnya meninggal dalam kecelakaan mobil.
“Rasanya tidak tepat untuk
mengatakan ini, tapi seolah-olah
Ketua membunuh mereka bertiga.” Jelas Sek Lee dengan
mata berkaca-kaca
Soo Hyun akhirnya bisa mengerti apa yang terjadi pada
ketiganya, lalu bertanya Apa yang orang pikirkan tentang
semua ini. Hye Rim menceritakan semua orang
berpikir Tuan Kim yang membunuh tiga orang itu, tapi menurutnya kalau
bukan itu permasalahannya.
“Meskipun dia terus menyembunyikan
emosinya, Ketua yang aku tahu adalah
seseorang yang berhati hangat. Jadi,
bagaimana mungkin seorang pria seperti itu...” ucap
Hye Rim tak percaya
“Satu-satunya cara untuk
mengetahui dengan pasti adalah jika dia
datang untuk berkonsultasi.” Kata Soo Hyun lalu
memberikan foto yang sudah diambil ketika ada dirumah Tuan Kim yang bisa
membuat Hye Rim saat bertemu nanti.
Hye Rim melihat bros bunga, foto jejeran surat, sarung baseball, dan biji baduk
yang berbeda.
Akhirnya Hye Rim berjalan keluar, Soo Hyun memanggilnya,
Hye Rim melirik sinis. Soo Hyun mengaku kalau ia jujur dari semua yang terjadi.
Hye Rim tak mengerti dengan ucapan Soo Hyun itu.
“Aku melakukan eksperimen padamu,
tapi aku benar-benar menyukaimu. Itu yang sebenarnya.” Akui Soo Hyun
“Terserah. aku tidak ingin
mendengar kata-kata semacam itu.” Kata Hye
Rim ingin keluar, Soo Hyun menahan tanganya.
“Tidak bisakah kau melihat bahwa
aku bertahan dengan
semua kekuatan yang bisa aku kerahkan!! Tinggalkan
aku sendiri!” tegas Hye Rim ingin melepaskan
tanganya. Soo Hyun tetap menahanya.
“Aku mencoba untuk menjernihkan
kesalahpahaman denganmu. Ya,
membang benark aku melakukan eskperimen
padamu dan Aku menjadi serakah. Tapi tidak semua yang keluar dari
itu adalah sebuah kebohongan...” kata Soo Hyun
dengan nada tinggi. Hye Rim berteriak kesal dengan ucapan Soo Hyun.
“Semuanya adalah kebohongan sejak
awal! Mengirimkan
karangan bunga, mengatakan bahwa kau menyukaiku dan menyiapkan screening film
pribadi untuk kita...”kata Hye Rim dengan mata
melotot
“Itu tidak benar! Aku memang
benar-benar ingin menghiburmu saat itu” teriak
Soo Hyun
“Jangan main-main denganku. Kau pikir aku tidak sadar dengan
kenyataan bahwa kau melakukan itu untuk
memanipulasi emosiku demi eksperimen?” ucap Hye
Rim menahan tangisnya.
“Sudah kukatakan kepadamu, tidak
semuanya bohong! Aku
benar-benar menyukaimu! Tapi...” teriak Soo Hyun, Hye
Rim langsung menghempaskan tanganya.
“Jadi, kenapa kau melakukan
eksperimen kepadaku? Baiklah. Kau
adalah tipe pria yang
mempertaruhkan hidupnya demi eskperimen jadi aku akan membiarkanmu untuk
melakukan eksperimen pada awalnya. Tapi
ketika aku terus merasa ragu, kau mengatakan kepadaku bahwa kau menghentikan
eksperimennya, dan merobek kontrak yang aku tanda tangani lalu mengatakan bahwa kau tidak akan
melakukan hal seperti itu lagi!” teriak Hye Rim, Soo
Hyun gugup membalasnya.
“Tapi pada kenyataannya, kau
menyembunyikan semuanya di
brankasmu dan
menipuku, sampai saat terakhir.” Kata Hye Rim sangat
marah
“Bagaimana kau bisa membuka
brankas itu, Hye Rim? Kau
melihat bahwa passwordnya adalah
hari ulang tahunmu, kan? Jika
aku tidak memiliki perasaan kepadamu, kenapa aku menggunakan ulang tahunmu sebagai password untuk sebuah
brankas yang penting?” ucap Soo Hyun berusaha
menyakinkan
Hye Rim mengatakan tetap saja Soo Hyun melakukan
eksperiment itu tapinya, Soo Hyun menegaskan mencoba
untuk menghentikannya berkali-kali. Hye Rim bertanya kenapa Soo Hyun tak bisa menghentikanya
dan itus emua karena rasa ingin tahu dan keserakahannya. Soo Hyun pun hanya bisa diam.
“Aku tahu kalau aku adalah bagian
dari eksperimen sejak beberapa
waktu lalu. Tapi, apa
kau tahu kenapa aku tidak memberitahumu bahwa aku tahu? Karena aku berharap karena kau
lebih berubah pikiran nanti dan kau
akan jujur tentang segala sesuatunya! Karena
aku ingin mendengar kau berkata, "Aku
minta maaf karena telah melakukan eksperimen kepadamu!"” jelas Hye rim sambil menangis, Soo Hyun benar-benar
mati kutu mendengarnya.
“Tapi kau tidak memberitahuku,
sampai akhirnya menjadi tidak baik, kemudian
kau mencoba untuk mengarahkanku untuk melakukan tugas-tugas darimu dan melakukannya habis-habisan
untukku. Aku
mengirim surat video kepadamu, meskipun tahu bahwa itu adalah salah satu tugas Karena aku berharap bahwa kau
akan menghentikan eksperimen. Karena...
Aku benar-benar, ingin menjadi yang terbaik untukmu! Jadi bagaimana bisa kau memintaku untuk melakukan tugas ketiga bahkan setelah kau
menerimanya?” ucap Hye rim dengan ari mata yang terus
mengalirk
Soo Hyun benar-benar telihat gugup mengatakan kalau itu
hanya sebuah kesalahpahaman, ketika melihat surat video dan akan membatalkan tugas ketiga. Hye Rim tak peduli karena Soo Hyun tetap meminta untuk
menaruh pita di
pohon dan mengakui cintanya dengan berteriak, Soo
Hyun ingin mengatakan kalau itu salah dan mengatakan sangat mencintainya. Hye
Rim tak percaya karena semua itu pasti bohong dan Soo Hyun itu tak mencintainya
dengan tulus. Soo Hyun hanya bisa diam dengan mata berkaca-kaca.
Ji Ho sudah sampai depan sauna dengan handuk dan juga
sikat gigi yang masih dipakainya, dengan helaan nafasnya mengingat ucapan Yoo
Rim “ Pergi ke sauna dan tinggal di sana selama 12 jam. Kenapa?
Karena ulang tahunmu adalah bulan Desember. Jangan keluar dari
sana sampai 12 jam. Mengerti?”
Dengan penuh semangat Ji Ho berjalan masuk ke dalam
sauna, dengan jam pasir Ji Ho membalikan dan berada didalam ruang sauna dengan
bertelanjang dada. Kepalanya terlihat mulai pening tapi tetap saja bertahan,
salah satu pria sudah mulai keluar dari ruang sauna. Yoo Rim berlari masuk ke
dalam tempat sauna berusaha menelp tapi ponsel Ji Ho ada di loker.
“Um, aku minta maaf, tapi bisakah
kau memeriksa apa ada seorang pria di
bagian pria yang
duduk di sauna seperti batu Buddha?” tanya Hye
Rim panik di meja receptionist.
Ji Ho masih membalikan jam pasirnya dan keringat sangat
banyak bercucuran dan akhirnya jatuh pingsan. Semua yang ada didalam ruang
sauna panik dan berteriak memberitahu ada yang pingsan didalam ruang sauna. Yoo
Rim masih ada didepan receptionist menceritakan pria itu memakai
handuk di kepalanya menggulungnya dengan gaya domba, tinggi dan
benar-benar kurus.
Seorang pria keluar memberitahu penjaga ada yang pingsan
didalam, Yoo Rim langsung berlari masuk dan menutup matanya karena banyak pria
yang bertelanjang dada bahkan hanya mengunakan handuk. Ji Ho digendong dibawa
keluar, Yoo Rim langsung menyandarkanya berteriak untuk menyadarkannya.
Mata Ji Ho setengah terbuka melihat Yoo Rim didekatnya. Yoo Rim tak percaya Ji Ho
melakukan sauna selama beberapa jam. Ji Ho bertanya saat Yoo Rim merekamnya
akhirnya bagaimana. Yoo Rim heran Ji Ho masih saja bertanya karena lebih baik
mereka pergi dari tempat ini. Ji Ho memohon agar Yoo Rim menjawabnya. Yoo Rim
mengatakan belum menemukan endingnya.
Ji Ho mengatakan kalau ini adalah akhirnya, yaitu ia
menyatakan cintanya “aku mencintaimu” Yoo Rim sempat mengumpat Ji Ho sudah gila
dan berteriak kalau ia juga mencintainya dan memeluk erat Ji Ho dilihat oleh
pria-pria yang berada didalam ruang sauna. Tiba-tiba Ji Ho pun pingsan, Yoo Rim
berteriak mencoba menyadarkannya dengan memukul wajahnya.
Hye Rim terlihat sangat shock mengetahui Prof Bae yang
memiliki kanker, Seung Chan merasa menyesal karena memaksanya
untuk berolahraga. Hye Rim bertanya apakah
Seung Chan bisa tahu kemana Prof Bae pergi. Seung Chan merasa Prof Baetidak
akan pergi ke luar negeri dengan kondisi tubuhnya yang seperti itu Jadi mungkin Prof Bae kembali ke kampung halamannya.
“Apakah kau akan pergi dan
mengunjunginya? Apabila
kau hanya merasa kasihan kepadanya, jangan pergi. Jika aku ada dalam posisinya, dan
menyukai seseorang... tapi
menderita kanker... aku
tidak akan suka jika orang yang aku suka datang menemuiku karena kasihan.” Jelas Hye Rim
“Apa hubungan yang kau ingin
miliki dengan dia?” tanya Hye Rim
“Menjadi teman baik, Seorang mentor, dan belahan jiwa.” Ucap Seung Chan
“Itu cukup baik. Kau tidak perlu
merasa ragu.” Kata Hye Rim
Seung Chan kembali ke meja receptionist mencari tiket
dari Bandara Gimpo Ke Pulau Jeju]
Hye Rim kaget menerima telp mengetahui Tuan Kim telah memutuskan untuk
menjalani konsultasi, dan bertanya bagaimana bisa
orang yang keras kepala itu berubah pikiran. Ternyata Soo Hyun yang berhasil membujuknya.
Soo Hyun turun ke lantai satu berpikir kalau Hye Rim
sudah tahu Ketua Kim yang setuju menjalani konsultasi dan mengajakny untuk
pergi menemuinya bersama-sama. Hye Rim dengan ketus
menyuruh Soo Hyun untuk lebih dulu baru setelah itu bertemu dengan Tuan Kim
sendirian.
“Ketua adalah orang yang sangat
teliti. Kita
harus duduk dan bekerja sama dan melakukan yang terbaik agar dia mau terbuka. Kau telah bekerja bersamaku
sampai sejauh ini, jadi aku tahu kalau kau
tahu itu benar. “ kata Soo Hyun memberikan amplop diatas kasir
“Dia akan berada di sini pada jam
05:00 sore Silahkan
datang ke atas sebelum itu.” Ucap Soo Hyun lalu
kembali ke lantai dua. Hye Rim melihat isi amplop yang diberikan Soo Hyun.
Ketua Kim datang ingin mendengar
kenapa Soo Hyun berpikir dirinya
perlu untuk menjalani konseling. Soo Hyun
menunjuk tangan Ketua Kim yang terus mengetuk di kursi dan bertanya kapan Ketua
Kim mulai melakukan hal itu, Ketua Kim mengatakan itu hanya
kebiasaan jadi Bukan
sesuatu yang penting
“Ini sudah jam 5 sore sekarang,
jadi aku yakin kau akan melakukan
gerakanmu sekitar jam 6 sore.” Kata Soo Hyun, Tuan
Kim pikir itu bukan suatu masalah dan tak perlu memikirkanya.
“Ini dimulai ketika Yun Woo mulai melarikan diri, benarkan? Atau setelah istri, anak, dan
adikmu meninggal?” ucap Soo Hyun dengan mata
melotot
“Kenapa kau terus mengungkit urusan
pribadi keluarga orang lain?” keluh Tuan Kim
“Itu karena semua ini berkaitan
dengan keluargamu. Karena
itu bukan masalah orang lain....
itu masalahmu. Ketua,
menurutmu siapa yang salah sampai mereka bertiga meninggal?” tanya Soo Hyun
“Itu kesalahan mereka sendiri.
Kenapa itu harus menjadi...” kata Tuan Kim merasa Soo
Hyun menuduhnya kalau itu semua kesalahanya.
“Aku tidak pernah mengatakan bahwa
itu adalah kesalahanmu. Tapi Kau
percaya ketiga orang itu mati karena kau. Karena itulah kau melakukan segala
sesuatu tiga kali, untuk
menghibur ketiga arwah. Benarkan?” kata Soo Hyun
“Mereka yang pergi dan meninggal. Mereka sendiri yang mabuk sampai
mati, mereka sendiri yang bunuh
diri, dan mereka
sendiri yang mengalami kecelakaan dan akhirnya mati. Jadi kenapa aku harus mencoba dan
menghibur mereka...” tegas Tuan Kim tak mau
mengakuinya.
“Apa yang akan kau lakukan
jika Yun Woo juga meninggal? Kau takut bahwa kau akan
melakukan hal yang sama padanya seperti yang kau lakukan pada mereka Dan karena itulah perilakumu
yang kompulsif mulai muncul! Apa aku salah?” teriak Soo Hyun dengan mata melotot
Tuan Kim langsung berdiri dengan nada marah ingin
menghentikan semuanya kalau berbicara seperti itu padanya. Soo Hyun dengan nada
tinggi menjelaskan kalau yang dikatakan adalah Tuan Kim hanya perlu membebaskan diri dari perasaan bersalah. Tuan Kim menatap Soo Hyun dengan memincingkan matanya.
Soo Hyun mengatakan kalau Tuan Kim tidak
menyebabkan kematian mereka karena Tuan Kim mencintai
keluarganya.
“Kenapa aku harus.. Bahkan ketika mereka meninggal,
aku tidak mengedipkan mata. Kenapa
aku berduka untuk orang-orang yang tidak mendengarkanku dan hidup sesuka hati?” teriak Tuan Kim
“Ketua. Aku melihat keluargamu
dalam mimpi tadi malam. Istrimu
sangat cantik Dia
berkata bahwa dia yang mengejarmu ketika ada di sekolah perawat dan menulis surat untukmu juga.” Cerita Hye Rim dengan lembut menenangkan Tuan Kim,
akhirnya Tuan Kim pun duduk.
Hye Rim mengingat ucapan Istri Tuan Kim dari lembaran
surat yang diberikan Soo Hyun pada amplopnya. Lalu memberitahu semuanya sesuai
dengan yang tertulis “Moon Joo, yang bersinar lebih
terang dari bintang di langit! Aku
tidak bisa tidur, hatiku terbakar karena merasakan rindu kepadamu." Dengan mulut bergetar,
Tuan Kim tak percaya ternyata istrinya masih mengingat surat itu. Hye Rim
menyakinkan kalau istrinyaitu berkata bahwa dia ingat setiap
huruf yang ditulis
untuknya, lalu berpura-pura mengingat yang dikatakan anaknya
dengan melihat sarung baseball.
“Oh, kudengar bahwa kalian berdua
biasa bermain kejar-kejaran ketika
dia masih kecil Dan
adikmu bermain Gonggi denganmu ketika dia masih muda. Dia mengatakan bahwa itu
menyenangkan. Adikmu
terus kehilangan batu Gongginya sehingga kau membelikan banyak untuknya, kan?” cerita Hye Rim yang mengambil dari foto. Soo Hyun
melihat Tuan Kim mulai menangis.
“Oh ya. Mereka bertiga mengatakan hal yang
sama. Apakah
itu saat kalian semua mengambil foto keluarga bersama-sama?” kata Hye Rim
Flash Back
Saat mereka foto keluarga bersama, ketika ingin mengambil
gambar Yun Woo meminta untuk menunggu sebentar. Dengan mengambi brosnya menaruh
diatas rambutnya sambil berpura-pura merapihkanya. Semua pun tertawa dengan
kejahilan Yun Woo yang menaruh diatas kepalanya.
Hye Rim memberikan bros bunga milik Yun Woo, berkata
kalau ketiganya mengatakan kalau itu lucu jika mengunakankan
bros di kepalanya saat berfoto dan merasa sedikit kecewa dengan itu. Tuan Kim mulai menangis mengingat saat foto menyadari
kalau dikepalanya ditaruh bos oleh anak bungsunya. Semua tertawa karena
berhasil mengejarinya, Tuan Kim ikut tertawa melihat bunga yang menempel
dikepalanya.
“Itu semua salahku. Aku hanya percaya pada jalan yang
kubuat untuk anakku dan adikku.” Kata Tuan Kim sambil
menangis.
“Tidak, tuan. Itu bukan salahmu. Kau melakukannya hanya karena kau
mencintai keluargamu.” Ucap Soo Hyun
menenangkanya.
“Aku juga seperti itu, ketika
membesarkan Do Kyung. Sewaktu dia
tidak mau mendengarkan, aku kadang-kadang berharap bisa menguncinya dan membesarkannya sendiri, Karena aku mencintainya dan
sangat menyayanginya. Itu
juga yang kau rasakan, kan?” cerit Hye Rim
“Aku hanya ingin mereka berada di
jalan yang baik dan Jalan
yang aman. Tapi aku
tidak menyadari bahwa Yun Woo
akan berakhir seperti ini.” ucap Tuan Kim sambil
menangis tersedu-sedu.
“Kau sekarang bisa berhenti
menderita, Ketua. Jika
kau menyalahkan diri sendiri seperti itu, maka keluargamu
tidak akan beristirahat dalam damai.” Pesan Hye
Rim, Soo Hyun sempat ikut sedih melihat Tuan Kim terus menangis melihat bros
ditanganya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Mba keren, aku nyari d youtube aja td pagi blm ada,,,, pagi2 sinop mba udh ada,,,, makasih mba aku selalu ngikutin post mba, mf baru ikutn komen lge, tp aku slalu baca kok
BalasHapusfighting and gumawo
Trims....ditunggu kelanjutannya
BalasHapus