Yoo Jung pergi ke tangga darurat dengan wajah sangat
marah, In Ha yang baru keluar dengan gaya sombongnya mengangkat telp Yoo Jung
berpikir mantan temanya itu salah memencet nomornya. Yoo Jung bertanya apa yang
telah dilakukan dan mengingatkan tentang peringatan sebelumnya.
“Aku ingat, jadi apa kau pikiraku akan langsung
menurutimu? Ini
adalah caraku untuk bertahan.” Kata In Ha
“Kau... sudah keterlaluan. Kau melakukan sesuatu yang tak akan bisa aku maafkan lagi.” Tegas Yoo Jung penuh amarah
“Yoo Jung, ada yang tak kau tahu. Aku tak bisa menyerah begitu saja, Aku
akan mendapatkan apa
yang kuinginkan.” Tegas In Ha sinis lalu
menutup telpnya dan akan bertemu Yoo Jung di pesta. Yoo Jung bersadar di
dinding dengan mengatur nafasnya.
Yoo Jung melihat daftar tamu pesta yang ada didepanya,
lalu menelp Sek Choi ingin menambahkan beberapa tamu ke dalam daftar hadir dan itu adalah tamunya jadi meminta untuk
didaftarnya dan akan mengirimkan nama-namanya melalui email. Tatapan Yoo Jung
kembali dingin dan meraba cincin pasangan yang diberikan Hong Sul padanya.
Hong Sul masuk ke dalam kamar adiknya meminta kamus
miliknya, Hong Jun memberikan kamus elektronik pada kakaknya. Hong Sul melihat
sang adiknya yang sedang sedih memegang bonekanya, lalu bertanya ada apa dengan
adiknya. Hong Jun binggung bertanya ia harus
kerja apa sekarang dan meminta saran pada
kakaknya yang pintar.
“Belajarlah di rumah untuk
sementara.” Saran Hong Sul lalu beranjak dari kamar
adiknya, tapi kembali lagi menatap adiknya yang terlihat bingung.
“Apa kau serius mau belajar manajemen bisnis?” tanya Hong Sul, adikya mengelengkan kepala
“Coba Lihat!
Kau mau kerja apa nanti? Pikirkan tentang itu dulu. Kau
harus tahu, mau kerja apa nantinya. Kau
punya banyak keterampilan dan bakat, bahkan kau bisa
melakukan banyak hal. Kau berbeda denganku, Hong Jun. Sampai
kapan kau mau terus mengikuti maunya ayah? Pikirkan
baik-baik tentang apa yang ingin kau lakukan.”
Saran Hong Sul pada sang adik.
Hong Jun menaiki tangga sambil membaca pesan yang masuk
ke dalam ponselnya “Kau di mana? Ayahmu ingin tahu apakah kau sudah mendaftar sekarang.” Wajahnya
terlihat lesu, tapi Senyum Hong jung
terlihat sambil memanggil Ah Young, senyuman Ah Young pun terlihat menyapa Hong
Jung yang menghampirinya.
Lalu Hong Jung bertanya apa yang sedang dilakukan Ah
Young dengan mengukir patung. Ah Young mengaku hanya membantu seniornya,
seniornya bertanya apakah pria itu pacar Ah Young, dengan cepat Ah Young menyangkalnya. Hong Jung langsung
memeluk Ah Young mengakui kalau mereka berkencan. Ah Young langsung
melepaskanya, seniornya pikir Ah Young memang harus cari pacar dan bertanya
Hong Jung itu dari jurusan mana. Ah Young langsung menarik Hong Jung untuk
menjauh.
Hong Jung dengan bangga mengatakan jurusanya itu adalah
“menyukai Ah Young”. Ah Young bertanya ada apa Hong Jung datang ke kampusnya.
Hong Sul bertanya balik kenapa Ah Young bisa bersama dengan pria itu. Ah Young
menceritakan sedang ikut kompetisi jadi harus bersama senior pria. Hong Jung
menembak itu seperti kontes seni.
“Tugasku dapat nilai bagus, jadi dosenku
memilih aku yang ikut Dan
mereka adalah timku. Aku
sangat bangga bias bekerja dengan para senior.” Cerita Ah Young
“Baguslah. Jadi, kau pasti sibuk hari ini.” kata Hong Jun terlihat sedih
“Ya, aku sangat sibuk sekarang. Kau sendiri sibuk apa sekarang?” tanya Ah Young
“Yah... aku ini pria super sibuk,” ucap Hong Jun, Ah Young mengejek pacarnya itu sibuk mabuk-mabukan. Hong Jung langsung menyangkalnya.
Ah Young lalu bertanya ada urusan apa Hong Jung datang ke
kampus, Hong Jung mengaku ingin bertemu dengan kakaknya. Ah Young ingin tahu
urusan apa dengan Hong Sul. Hong Jung memegang kepala Ah Young mengejek
pacarnya itu pingin tahu semuanya saja, lalu pamit pergi. Ah Young berteriak
supaya Hong Jung berhenti mabuk-mabukan. Hong Jung menuruni tangga dengan
melihat lembaran kertas ditanganya.
In Ha keluar dari rumah, Jae Woo melihat ponselnya
seperti menunggu seseorang yang belum keluar juga. In Ha melihat Jae Woo yang
mengunakan mobil kotak langsung berjalan menjauh, Jae Woo berteriak apakah In
Ha tak mau masuk. In Ha yang jijik langsung mengatakan mobilnya itu jelek, Jae
Woo dengan bangga mengatakan mobil semacam itu sedang trend dan menarik In Ha
untuk masuk ke dalam mobil.
Didalam mobil, In Ha mengeluh karena berpikir Jae Woo itu
orang kaya tapi dari mobilnya ternyata tak seperti itu. Jae Woo seperti
mendengar In Ah berbicara tapi In Ha berpura-pura tak mengatakan apapun. Jae
Woo mulai bertanya bagaimana In Ha bisa mengenali Yoo Jung.
“Kami berteman sejak kecil, sudah seperti saudara. Ketua Yoo itu memperlakukanku selayaknya putri kandungnya. Kenapa memangnya?” tanya In Ah
“Aku hanya khawatir saja padamu. Jika Yoo Jung berani macam-macam padamu... Aku yang akan melawannya dan...” kata Jae Woo, In Ha llangsung tertawa dan memberikan
cubitan di pipi Jae Woo dengan memujinya sangat imut.
“Jangan khawatir. Situasi sekarang memang agak menyusahkan tapi semuanya akan
berlalu. Dia
pasti sudah tahu itu jadi Tak
usah belagak baik padaku.” Ucap In Ha sambil memakai
lipstiknya.
Setelah itu bertanya penampilanya pada Jae Woo, apakah ia
terlihat cantik. Jae Woo melirik dan mengatakan In Ha itu terlihat
sangat cantik dan bertanya kemana mereka akan pergi.
In Ha mengatakan untuk datang Ke pesta untuk orang-orang
penting jadi harus tampil cantik.
“Nasibku memang sial belakangan ini, tapi sekarang aku dapat
jackpot. Kau pasti
tak pernah ke pesta
seperti itu, 'kan?” ejek In Ha pada Jae Woo,
Jae Woo mengelengkan kepala.
In Ha menunjuk tempatnya untuk berhenti tapi meminta agar
tak berhenti tepat didepan pintu karena membuatnya sangat malu. Beberapa mobil
mewah berhenti dengan para pria berjas sudah rapih masuk ke dalam gedung. In Ha
langsung turun dan berjanji akan menceritakan kelanjutannya. Jae Woo ingin mengejarnya tapi In Ha sudah berjalan
cepat, lalu mengeluarkan dari kantongnya karena seharusnya mengajak untuk pergi
ke pameran seni.
In Ha masuk ruangan dengan gaya sombongnya mengaku kalau
itu adalah gayanya dan merasa bisa bernafas sekarang, lalu memanggil Yoo Jung
yang sedang berdiri sendirian. Yoo Jung tersenyum melihat In Ha yang datang,
lalu memberikan minuman yang ada ditanganya. In Ha mengucapkan terimakasih lalu
mengajak untuk bersulang.
“Kau dan aku paling cocok untuk tempat seperti ini. Di tempat super mewah hingga tak sembarang orang bisa melihat
kita.” Ucap In Ha lalu berkomentar minuman yang dipilih Yoo
Jung rasanya enak.
“Tapi, aku terkejut, kupikir kau tak akan dating Kau tak suka tempat-tempat
seperti ini. Apa
kau bertengkar dengan ayahmu? Jangan
khawatir. Satu kata
dariku saja, dia tak
akan marah lagi. Jadi,
kita bisa senang-senang saja
sekarang, oke” kata In Ha
“Baiklah, aku pasti akan bahagia hari ini.” ucap Yoo Jung lalu meninggalkan In Ha untuk bisa
menikmati pestanya.
Seorang pria melihat In Ha bertanya kenapa wanita itu ada
ditempat ini, karena tak sembarang orang bisa masuk ke
sini. Yoo Jung sudah duduk dimeja yang sudah disediakan
melihat kearah In Ha. In Ha dengan sinis merasa seharusnya yang mengatakan
kalimat itu karena pria itu hanyalah anak dari perusahaan
kecil dan bertanya bagaimana bisa diundang ke pesta itu.
“Hei, apa kau menangkap mangsa yang hebat kali ini? Siapa mangsamu?” ejek si rpia
“Dia adalah seseorang yang tak akan bisa kau gapai.” Balas In Ha sinis
Salah seorang pria lain mendekat dan tertawa mengejek
melihat In Ha. Pria tadi pun tak menyangka ternyata mereka saling mengenal. In
Ha memilih untuk berjalan pergi, Si pria lain mengatakan kalau pernah
bermain-main dengan In Ha, menurutnya In Ha memang cantik tapi sungguh
tidak sopan. In Ha berhenti berjalan mendengarnya.
Pria pertama pun berteriak menanyakan berapa banyak yang
sudah menjadi korbanya. Pria kedua
meminta temanya untuk bersabar, karena tak perlu marah dengan orang sepert In
Ha. Pria pertama mengumpat In Ha itu memang wanita yang menyedihkanya.
In Ha berjalan mendekat dan langsung menyiramkan air ke
wajah pria pertama, merasa tak terima kalau dianggap wanita yang menyedihkan.
Dan memukul kepala pria kedua dengan tasnya, karena yang pertama kali
mengajaknya berkencan dan memberikan banyak hadiah.
Tuan Yoo melihat keributan tak jauh darinya, In Ha ingin
pergi. Pria kedua menarik In Ha untuk meminta maaf pada temanya yang sudah
disiram air. In Ha menyuruh untuk melepaskan tangannya karena seharusnya mereka
berdua yang meminta maaf. Dua pria itu pun langsung memegang tangan In Ha dan
langsung mendorongnya.
Yoo Jung hanya diam tanpa mau membantunya dan melirik
pada ayahnya agar tahu sikap In Ha yang sebenarnya. Tuan Yoo langsung memanggil
petugas keamanan dan menyuruh untuk menyerah In Ha keluar agar tak menimbulkan kekacauan. In Ha berdiri tak terima dengan perlakuan dua pria itu.
“Apa kalian tahu siapa aku? Aku adalah putrid Ketua Yoo dari Taerang Group. Kalian lah yang tahu diri di
sini.” Teriak In Ha, dua petugas langsung menarik In h keluar
karena sudah membuat masalah.
Tuan Yoo tak mau memandang In Ha, tapi In Ha berteriak
memanggil Tuan Yoo agar meminta pembelaan. Tuan Yoo tak peduli menyibukan diri
dengan berbincang dengan koleganya. In Ha diseret keluar ruangan dengan tatapan
sinis dari tamu lainya. Yoo Jung menatap dingin In Ha yan dibuat malu dan
membuat ayahnya sadar.
Pria kedua mendatangi Yoo Jung mengungkapkan terkejut
mendengar teleponnya dan mengucapkan
terimakasih atas undanganya. Yoo Jung tersenyum sinis melihat In Ha akhirnya
diseret keluar ruangan, lalu mengajak dua pria itu untuk duduk didekatnya.
In Ho masuk kerumah, betapa terkejutnya melihat rumahnya
berantakan dan kakaknya berbaring dilantai seperti mayat hidup, lalu bertanya
apa yang sudah dilakukan kakaknya pada rumahnya. In Ha mengatakan akan membunuh
Yoo Jung dan tak menyangka sangat tega padanya.
“Kau ini kenapa?” ucap In Ho sambil mencoba membangunkan kakaknya, In Ha
hanya diam seperti sudah tak punya gairah dalam hidupnya.
“Baek In Ha, apa yang terjadi? Coba tatap aku sekarang, Apa yang
terjadi? Ceritakan padaku. ” kata In Ho mulai
khawatir melihat kakaknya.
Hong Sul berlari keluar gedung melihat Yoo Jung sudah
menunggunya, bertanya kenapa larut malam datang ke kampusnya. Yoo Jung
mengatakan ingin mengantar pacarnya pulang, Hong Sul tersenyum mendengarnya
lalu melihat pakaian Yoo Jung yang rapih dan menduga baru saja pergi dari suatu
tempat.
Yoo Jung menutup bajunya dengan jaketnya, Hong Sul
mencium bau alkohol juga. Yoo Jung mengaku kantornya baru saja membuat pesta,
tapi tak minum banyak. Hong Sul memastikan Yoo Jung itu tak menyetir mobilnya,
Yoo Jung mengangguk karena sudah menelp sopir penganti lalu mengajak pergi
sekarang.
Hong Sul memberitahu kalau rumahnya sangat jauh, Yoo Jung
memegang tangan Hong Sul mengatakan sangat menyukai hal itu. Keduanya pun
berjalan bersama menuju mobil.
Di mobil
Yoo Jung bertanya apakah Hong Sul sudah selesai ujian,
Hong Sul menceritakan hanya tinggal satu mata kuliah lagi dan ujian tadi
menurutnya yang paling susah karena jawabannya panjang-panjang. Yoo Jung memuji Hong Sul dengan memegang kepalanya kalau
pacarnya itu sudah
berusaha keras. Hong Sul pun memuji balik
Yoo Jung juga.
Keduanya sama-sama tersenyum, Hong Sul pun bertanya
apakah mereka jadi berlibur besok. Yoo Jung bertanya apakah Hong Sul sudah
memberitahu ibunya. Hong Sul mengaku memberitahu orang tuanya akan menginap
dirumah Bo Ra. Yoo Jung merasa Bo Ra itu sungguh
berjasa pada
hubungan mereka. Hong Sul pikir seperti itu dan
keduanya kembali tertawa bahagia.
Yoo Jung menaruh tanganya diatas tangan Hong Sul, dengan
malu-malu Hon Sul menaruh juga tanganya diatas tangan Yoo Jung, tangan mereka
pun saling bertumpuk, Yoo Jung pun mengecup tangan Hong Sul dengan lembut.
In Ho terlihat marah karena Yoo Jung yang melakukan ini
semua pada kakaknya, In Ha menceritakan Tuan Yoo yang melihatnya, tak
mengatakan apapun padanya dan ia diseret keluar seperti gelandangan pada acara
pesta, bahkan seperti orang yang dikenalnya.
“Ini tidak nyata, 'kan? Ini hanya mimpi ‘kan? Ini tidak mungkin terjadi. Ahjussi sangat menyukaiku.” Kata In Ha menyakinkan dirinya.
“Apa kau masih tak mengerti? Di rumah itu... kita hanya dianggap hewan
peliharaan. Dia
sengaja ingin mengangkat kita
sebagai anak untuk mengurus anaknya.” Teriak In
Ho menyadarkan kakaknya.
In Ha tak percaya dan akan menemui Tuan Yoo lagi dan
memberitahu bahwa Yoo Jung sudah menyakitinya. In Ho mencoba menyadarkan kakaknya, tapi In Ha tetap
ingin melaporkan semua dan meminta maaf. In Ho akhirnya berteriak meminta
kakaknya untuk sadar dan mengajak kakaknya untuk istirahat dikamarnya saja.
In Ho mengumpat karena Yoo Jung tak mengangkat telpnya
karena harus memberinya pelajaran setelah menghancurkan kakaknya. Mobil Yoo Jung akan masuk ke parkiran, In Ho
langsung berlari menghadang mobil Yoo Jung.
Yoo Jung duduk disamping sopir sempat kaget karena
mobilnya mengerem mendadak dan melihat In Ho udah berdiri didepanya. In Ho
menyuruh Yoo Jung keluar, tapi Yoo Jung tetap diam. In Ho langsung menendang
mobil Yoo Jung agar mau keluar dan mencoba pintu mobilnya, tapi pintu terkunci
dan Yoo Jung tetap diam. In Ho mengatakan mereka harus bicara dan menyuruh Yoo
Jung keluar sekarang.
Akhirnya Yoo Jung keluar, In Ho bertanya alasan Yoo Jung
melakukan semua ini pada mereka dan menduga itu karena dirinya menyukai Hong
Sul, dan bertanya apakah karena itu maka Yoo Jung harus menghancurkan kakaknya.
Yoo Jung hanya diam. In Ho mengerti dan mengatakan akan pergi sekarang. Yoo
Jung menatap In Ho dengan mata dinginya.
“Aku akan menghilang seperti keinginamu itu. Jadi, tolong jangan ganggu kami
lagi.” Tegas In Ho
“Tapi, bukannya kalian yang menggangguku di sini? Sejak dulu sampai sekarang... apa kalian belum merasa puas? Ya, aku tahu kau mau mengambil hati ayahku. Aku bisa
mengerti dengan hal itu. Aku
tak peduli jika kau menganggap
aku ini anak yang aneh. Semua
itu adalah masa lalu.” Kata Yoo Jung, In Ho tak
mengerti dengan ucapan temanya itu.
“Aku juga tak mau bersikap begini. Tapi, jika aku membiarkan Baek In
Ha, maka dia tak akan berhenti Jadi, tolong beritahu dia. Jika, dia menjelekkan Hong Sul
lagi, entah apa
yang akan aku
lakukan selanjutnya.” Tegas Yoo Jung mengancam lalu meninggalkanya. In Ho terdiam
karena alasan Yoo Jung melakukan itu karena ulah kakaknya sendiri.
In Ho pulang kerumah melihat kakaknya sudah tertidur
pulas, lalu bertanya apa sebenarnya yang sudah dilalukan In Ha pada Yoo Jung.
In Ha tertidur pulas tanpa menyadari sang adik terus menatapnya.
Pagi hari, In Ha bangun dengan make up masih menempel
lalu melihat ada bungkus obat didekat lampu. Akhirnya ia berjalan keluar kamar
tak sengaja melihat bayangan dicermin dengan wajah yang berantakan, sambil
merapihkan rambutnya mengatakan kalau ia tak boleh menyerah karena sudah
berjalan sejauh itu.
In Ha menemui Tuan Yoo dirumah, membahas kejadian kemarin
pasti sangat membuat Tuan Yoo terkejut, dengan memberikan alasan pria-pria itu hanya
iri dengan Yoo Jung jadinya membuatnya bertengkar, menurutnya Tuan Yoo sudah
mengetahuinya, kalau ia tak akan pernah memaafkan siapapun yang mengganggu Yoo Jung.
“In Ha, kau bisa berhenti
sekarang.” Ucap Tuan Yoo yang terlihat lelah
mendengarnya kebohongan In Ha.
“Ahjussi, aku tidak bohong. Percayalah padaku.” Kata In Ha menyakinkan Tuan Yoo
“Sepertinya mereka tak punya masalah dengan Jung. Tapi, mereka punya masalah denganmu, In Ha. Aku memang tahu sikapmu yang
seperti ini, tapi aku
tak menyangka hingga sejauh ini. Mereka
adalah anak dari rekan kerjaku. Apa
kau tak tahu dampak untuk perusahaan
karena masalah ini?” jelas Tuan Yoo
“Apa itu yang dikatakan Yoo Jung? Itu tidak benar. Aku sungguh tak mengenal mereka. Ahjussi, jangan percaya pada Yoo Jung, kau tahu sendiri, 'kan? Dia itu agak aneh.” Kata In Ha sambil memegang tangan Tuan Yoo.
“Apa maksudmu "aneh"? Apa kau menganggapnya aneh selama
ini? Apa kau
selalu memberitahu bahwa
dia itu anak yang aneh?” TeriakTuan Yoo mulai marah,
In Ha bingung melihat Tuan Yoo bisa marah padanya.
“Aku menyesal membantu kalian.” Kata Tuan Yoo merasa sangat kecewa
“Apa maksudmu? Bukannya kau ingin kita semua menjadi keluarga? Kau memintaku untuk memanggilmu, "Ayah".” Ucap In Ha merengek
“Karena saat itu kupikir kau bisa membantu Jung. Sekarang kau hanya merugikan
dirinya! Kenapa
aku harus memarahinya dan
malah melindungi kalian?” Teriak Tuan Yoo penuh
penyesalan. In Ha mulai berkaca-kaca.
“Aku tidaklah membenci kalian, karena Kalian adalah cucu Dr. Baek. Aku hanya kasihan pada kalian. Tapi sebaiknya. Kita
akhiri hubungan kita sekarang.” Kata Tuan Yoo, In Ha
menolaknya dengan gelengan kepala.
“Mulai sekarang... sebaiknya kau tak usah dating atau menghubungiku lagi. Jangan hubungi Yoo Jung juga” tegas Tuan Yoo lalu pergi menuju kamarnya. In Ha
terperangah karena semua rencananya gagal.
Ketika didepan pintu rumah, wajahnya terlihat linglung
dan berkata akan membunuh Yoo Jung sekarang.
Hong Sul keluar kelas, Bo Ra berteriak gembira karena
ujian telah selesai lalu bertanya kemana temanya akan pergi berlibur, sambil
mengodanya apakah ia sudah mengemas
"barang-barang" untuk
liburan dengan pacarnya. Hong Sul terlihat
binggung bertanya “barang” apa maksudnya.
Bo Ra menyenggol temanya dan ingin melihat isi tasnya,
Hong Sul melarangnya dan bertanya barang apa itu. Bo Ra mengatakan seperti Buku, laptop, dan juga
kamus karena pasti akan sangat membutuhkan semua itu.
“Anggap saja, situasinya masih canggung saja, jadi kau bisa mengambil dan
membukanya. Kau
terlihat seram saat
sedang belajar.” Ejek Bo Ra, Hong Sul
terlihat malu karena berpikir yang lain lalu menyuruh temanya diam saja.
Bo Ra tertawa bisa mengejek temanya, Hong Sul pun pamit
pergi lebih dulu. Bo Ra pun mengucapkan selamatBersenang-senanglah dan meminta souvenir. Eun Taek pun
mengoda Bo Ra untuk mengajak main kerumahnya dan "membuka
laptop". Bo Ra memukul mesra pacarnya, Eun taek
makin mengoda kalau Bo Ra bisa membawa buku juga.
Yoo Jung memasukan buku ke dalam tas, tiba-tiba terdengar
seseorang yang mengedor pintunya. In Ha memencet bel dengan membabi buta sambil
berteriak memanggil Yoo Jung. Seperti orang kesurupan berteriak bahkan
menendang menyuruh Yoo Jung keluar.
In Ha sudah kehilangan akal memaksa masuk dengan
mengambil alat pemadam kebakaran untuk membuka pintu. Yoo Jung ada didalam
rumah menelp Sek Choi meminta agar datang kerumahnya sekarang. In Ha akhirnya
berhasil membukanya dan membuat alarm untuk pencuri berbunyi.
Yoo Jung melihat In Ha menyindir sampai kapan harus
mengemis seperti ini. In Ha langsung memberikan tamparan pada Yoo Jung, sambil
mengumpat karena tak suka dianggap mengemis, menurutnya semuanya itu sudah
menghilang. Yoo Jung bertanya lalu kenapa dengan tatapan dinginya.
“Jadi, aku sudah tak bias mengendalikan diriku sekarang!” teriak In Ha ingin memukul Yoo Jung, tapi tangan Yoo
Jung lebih dulu memegangnya dan mendorongnya. In Ha tak percaya Yoo Jung bisa
bersikap kasar padanya.
“Yoo Jung, apa kau tahu kenapa aku jadi gila begini? Kau harus tahu kenapa, Aku selalu memikirkanmu...” ucap In Ha
“Aku sudah muak dengan percakapan
ini.” tegas Yoo Jung dengan tatapan dingin
“Aku masih belum menyerah. Kenapa kau bisa kejam seperti
ini... itu semua
karena wanita itu, Hong Sul. Apa kau pikir dia itu berbeda? Itu karena dia hanya belum tahu kau ini orang yang seperti apa. Hanya aku di dunia ini yang bisa mengerti dirimu itu!” teriak In Ha
“Mengerti apanya? Apa itu berarti aku harus
mencintaimu? Baek In
Ha.... Kau tak usah menemuiku lagi. Itu adalah jalan yang terbaik.” Tegas Yoo Jung
In Ha langsung menendang meja dan melihat foto Yoo Jung
dengan Hong Sul dalam figura, lalu berjalan mengambilnya dan memecahkanya. Yoo
Jung terdiam melihat bingai fotonya pecah berkeping-keping, In Ha menegaskan
dirinya tak bsia menerimanya.
“Apa kau tahu bagaimana rasanya selama ini hidup seperti
bonekamu? Lalu Kau
membuangku hanya karena
wanita menyedihkan ini? Aku
mau berteman denganmu walaupun
kau ini menyedihkan Dan
aku orang yang selalu menyelesaikan
masalahmu. Kau tak
bisa membuangku! Tidak
boleh!” teriak In Ha dan langsung mengobrak abrik semua barang
Yoo Sul sampai berantakan semuanya.
“Kau, kau... itu semua karena aku! Kenapa kau bisa kejam begini
padaku?” teriak In ha makin membabi buta menghancurkan
barang-barang Yoo Jung
Dua petugas datang menyereh In Ha keluar, In Ha berteriak
kalau Yoo Jung tak akan hidup tenang setelah ini. Yoo Jung menatap dingin In Ha
yang sudah membuatnya menderita selama ini. Didepan apartement, In Ha tetap
ingin masuk, dua petugas langsung mendorongnya sampai terjatuh. In Ha tetap
berusha ingin masuk sampai berteriak histeris seperti orang gila, sambil
bertanya bagaimana caranya sekarang untuk bertahan hidup.
Rumah Yoo Jung hancur berantakan, Sek Choi akhirnya
datang akan memberitahu In Ha dan segera memanggil orang untuk membereskan
semua barangnya. Yoo Jung pikir tak perlu karena Sek Choi bisa membersikan esok
pagi saja. Sek Choi mengerti pamit pergi supaya Yoo Jung bisa beristirahat.
In Ha berjalan dengan wajah linglung dan melihat Hong Sul
sedang berjalan didepanya. Hong Sul mengirimkan pesan pada Yoo Jung “Sunbae Jangan kaget, Aku
sedang menuju ke rumahmu sekarang.” In Ha
melihat Hong Sul sambil berbicara sendiri kalau Bukan hanya dia yang akan kehilangan semuanya, tapi Yoo Jung juga akan adil rasanya apabila kehilangan
semuanya juga.
Hong Sul baru menyebrang jalan langsung didorong In Ha,
tangan In Ha langsung mencengkramnya berteriak menyalahkan Hong Sul menurutnya
kalau tak ada Hong Sul maka semua akan baik-baik saja. Hong Sul memeluk In Ha
agar tak memukulnya.
In Ha membabi buta berteriak dan langsung mendorong Hong
Sul ke tengah jalan. Saat itu mobil berbelok dan langsung menabrak Hong Sul
yang berusaha berdiri, tubuh Hong Sul pun terpelanting lalu terjatuh. Semua
pejalan kaki berteriak bertanya apakah keadaanya baik-baik saja. In Ha terdiam
karena kegilaanya membuat orang celaka.
Yoo Jung membaca jaket dan juga tasnya, lalu membaca
pesan di ponselnya “Sunbae Jangan kaget, Aku
sedang menuju ke rumahmu sekarang.” Mata Yoo
Jung langsung melotot dan meninggalkan tas dan juga jaketnya dan berlari keluar
rumah. Hong Sul masih dijalan dengan darah segar yang keluar sangat deras
membanjiri jalan.
bersambung ke episode 16
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
In ha selalu nyalahin orang lain hweeeee kasihan hong sul.,,,,, T_T
BalasHapusWalopun ending nya tak sesuai harapan tetap di tunggu mba dee ep 16 nya
Semangat tinggal 1 episod lagi
Mkasih mba dee