PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Tolong
katakan sekali lagi... Bisakah kudengar pujian sekali lagi? Kata-kata yang
barusan, aku sangat suka kata itu. Ayo katakan sekali lagi! Kumohon...” ucap
Yoon Seo menahan tangan Jung Rok.
Jung Rok
melihat syal Yoon Seo yang terbang lalu memuji kalau kerjanya bagus.
“Kerja
bagus, Oh Jin Sim... Kalau begitu, kita harus lekas kembali.” ucap Jung Rok
lalu bergegas pergi. Yoon Seo tersenyum lalu mengikuti Jung Rok.
Yoon Seo
dan Jung Rok akhirnya kembali ke kantor. Eun Ji memanggil Yoon Seo ingin tahu
Hari ini bagaimana sidangnya, karena mendengar Jung Rok membantah kliennya tak bersalah, dan ingin
memastikan apakah itu benar. Yoon Seo membenarkan.
“Daebak! Ketika
pengacara membalikan keadaan pada saat terakhir, kurasa itu seksi. Kalau
dipikir-pikir, Pengacara Kwon benar-benar kompeten, dan dia wajahnya juga
tampan. Bukankah dia sedikit menarik?”komentar Hae Young.
“Entah,
aku tak tahu itu.” Ucap Yoon Seo malu-malu lalu bergegas pergi masuk ruangan.
Yoon Seo
duduk di meja kerjanya, mengeluh dengan
orang yang berkomentar Jung Rok Menarik lalu menatapnya, tapi wajahnya malah
tersenyum, Saat itu Jung Rok tersadar Yoon Seo sedang menatapnya. Yoon Seo pun
akhirnya mencoba terlihat sibuk membaca buku.
“Apa yang
kau baca?” tanya Jung Rok keluar ruangan. Yoon Seo mengaku sudah membeli waktu
hukum sehingga bisa mempelajari hukum lagi.
“Sudah
waktunya pulang.” Kata Jung Rok. Yoon Seo baru sadar kalau Sudah waktunya pulang,
“Selamat
menikmati akhir pekanmu. Sampai jumpa hari senin.” Kata Jung Rok dan pamit
pergi. Jung Rok memanggilnya.
“Tadi kau
memberiku pujian "Kerja bagus", kan? Apa Hanya itu? Apa Hanya itu
yang kudapat?” ucap Yoon Seo, Jung Rok bingung
“Beri aku
imbalan... Aku ingin kau mengajariku. Aku jadi sangat ingin belajar, jadi
kubeli semua buku ini. Tapi tak mudah. Juga sulit dimengerti karena belajar
sendiri. Jadi bisakah kau mengajariku besok? Sebagai imbalan.” Ucap Yoon Seo.
Jung Rok langsung setuju.
“Kau memang
pantas mendapatkan imbalan atas apa yang sudah kau raih. Kalau begitu, sampai
ketemu besok.” Kata Jung Rok lalu keluar dari ruangan. Yoon Seo senang bisa
bertemu lagi besok.
Yoon Seo
duduk di dalam rumah seperti tak percaya kalau meminta Jung Rok menjarinya.
Manager Gong melihat lampu di ruang gantinya terus berkedip. Jadi akan membantu
mengantikanya. Yoon Seo bingung kenapa harus melakukan itu.
“Melakukan
apa?” tanya Manager Gong yang mendengar artisnya berguumama. Yoon Seo menutupi mengaku bukan apa-apa.
Pesan
dari Jung Rok masuk “Besok pagi aku berencana akan mengunjungi profesorku.
Bagaimana kalau kita belajar di ruang kelas yang kosong? Daripada perpus yang
banyak orang, sepertinya itu lebih baik.”
“Kenapa
tiba-tiba perhatian? Aish, sudahlah!” ucap Yoon Seo malu-malu
“Ini Hanya
ganti lampu. Tak usah sampai segitunya... Aigoo, Yoon Seoku, Karena Oppa
berinisiatif mengganti lampumu Apa hatimu tersentuh?” goda Manager Gong. Yoon
Seo bingug
“Ya,
benar... Sangat menyentuh”upca Yoon Seo menutupi kalau sedang bahagia karena
sikap Jung Rok.
“Nah,
bagaimana ini... Hari ini kau dalam masalah besar. Ada satu hal lagi yang
kulakukan untukmu. Aku sudah buat reservasi dengan Dokter Kwon besok.” Kata
Manager Gong bangga. Yoon Seo kaget.
“Akhir-akhir
ini kesulitan tidur, kan? Mari berkonsultasi dan mendapatkan resep obat.” Ucap
Manager Gong sangat perhatian.
“Oh,
bagaimana ini... Besok tak bisa... Aku harus belajar.” Ucap Yoon Seo senang.
Manager Gong seperti tak percaya Yoon Seo akan belajar.
“Anu itu,
aku kerja di firma hukum, jadi kupikir, setidaknya harus belajar dasar-dasar
istilah hukum. Jadi aku janji bertemu Pengacara Kwon dan belajar dengannya
besok.” Jelas Yoon Seo. Manager Gong melonggo Yoon Seo akan pergi dengan Jung
Rok.
“Apa Kau
akan bertemu dengannya di akhir pekan? Yun Seo, apa kau mungkin...” ucap
Manager Gong menduga-duga. Yoon Seo panik.
“Kau... Kau..
sungguh keluar dengan pengacara itu! Itu sebabnya kau memanggilnya pada akhir
pekan untuk menyiksanya... wahh... Balas dendammu sungguh bagus! Kerja bagus,
Yoon Seo.” Ucap Manager Gong bahagia. Yoon Seo pun bisa tersenyum.
“Asal
tahu, berada didekatmu itu sungguh melelahkan... Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Jumat, dan sekarang akhir pekan juga... Astaga, pengacara itu, bagaimana ini...”
ucap Manager Gong tersadar dengan ucapanya. Yoon Seo menatap sinis.
Akhirnya
Manager Gong pun bergegas akan bergegas mengganti lampu. Yoon Seo akhirnya
membalas pesan Jung Rok pun menyetuju saran Jung Rok.
Besok
paginya, Yoon Seo memoles wajahnya di depan meja rias. Ia memakai baju biasa,
lalu menatap cermin kalau dirinya yang terlalu
cantik menurutnya mungkin Jung Rok salah paham karena berusaha cantik untuknya.
Yoon Seo
menganti pakaian lain, merasa kalau terlalu elegan dengan kemeja. Akhirnya Ia
menganti dengan style jins, Menurutnya sangat cantik dengan cara merakyat, lalu
menganti dengan gaun putih. Yoon Seo memuji dirinya seperti malaikat polos mengenakanya.
“Astaga,
semuanya terlihat cantik... Wahh... Aku sudah Terlambat! Sepetinya aku harus
mengenakan yang pertama.”ucap Yoon Seo bergegas menganti bajunya.
Yoon Seo
sudah menunggu didepan kampus, wajahnya terlihat terpesona saat Jung Rok datang
dan berjalan ke arahnya. Jung Rok menyapanya melihat Yoon Seo datang lebih
awal. Yoon Seo beralasan Lalu lintas tak
seburuk yang dipikir jadi tak macet.
“Terima
kasih sudah meluangkan sebagian waktumu hari ini.” Ucap Yoon Seo tersipu malu
“Bukan
apa-apa. Kelasnya ke arah sana... Ayo pergi...” kata Jung Rok santai lalu
berjalan lebih dulu.
“Apa in?
Dia terlihat berbeda saat tak mengenakan jas. Tapi ini, terasa seperti kencan
di kampus. Mungkinkah ini yang dia pikirkan saat ini?” ucap Yoon Seo memikirkan
kencan di kampus.
Yoon Seo
dan Jung Rok berada dalam ruangan kosong, membahas tentang hukum khusu menjadi preseden dalam kasus ini.
Saat itu Jung Rok romantis merapihkan rambut Yoon Seo di belakang telinganya,
Yoon Seo pun tersipu malu.Tapi pada kenyataanya...
“Uang
yang dijanjikan untuk mendanai perjudian seseorang sebenarnya tak seharusnya
dipinjamkan. Menurut Pasal 103 KUHP, tindakan yang melanggar aturan masyarakat
dan merusak adat istiadat yang baik dianggap tidak sah.” Ucap Jung Rok. Yoon
Seo kesal karena ini seperti layaknya belajar di kampus.
“Bagaimana
jika kau meminjamkan uang kepada seseorang? Bisakah kau mendapatkannya kembali?”
tanya Yoon Seo menahan kesal
“Kau mungkin
penasaran tentang itu. Menurut Pasal 746 KUHP, kinerja untuk tujuan ilegal...
Ada di buku itu.”ucap Jung Rok menjelaskan secara detail.
Yoon Seo
yang terlihat kehilangan semangat hanya menganguk mengerti saja. Ia lalu
menyarankan bisa mengajarinya sambil duduk. Jung Rok menolak karenalebih baik
dengan papan tulis dan akan beralih ke bab selanjutnya.
“Tunggu Sebentar...
Bisakah kita belajar di tempat lain?” ucap Yoon Seo. Jung Rok pikir akan akan
papan tulis.
Mereka
mengantri karcis didepan bioskop mobil. Jung Rok pikir Yoon Seo ingin belajar
tapi malah pergi menonton film. Yoon Seo beralasan kalau belajar tak harus dilakukan dengan papan dan
buku sementara siswa menghafal setiap barisnya.
“Film hukum
baru saja dirilis, sebagai gantinya kita bisa belajar sambil nonton film. Apa Kau
pernah ke Theater Drive-in sebelumnya? Bioskop
biasa, tak nyaman bagiku, jadi aku biasanya ke sini.” Ucap Yoon Seo
“Ini
pertama kalinya ke Theater Drive-in bagiku. Aku sudah lama tak menonton film
juga.”kata Jung Rok
“Sudah
berapa lama?” tanya Yoon Seo, Jung Rok pikir
Film terakhir yang ditonton adalah "Avatar" pada tahun 2009.
Yoon Seo tak percaya mendengarnya.
“Ya, film
dengan pribumi berkulit biru yang menghuni Pandora.” Ucap JunG Rok. Yoon Seo
mengartikan ini film pertama Jung Rok
dalam 10 tahun.
“Aku
sibuk belajar dan tak tertarik dengan film. Aku hanya menonton "Avatar"
karena Yeo Reum memohon padaku.” Ucap Jung Rok.
“Yeo
Reum?” tanya Yoon Seo penasaran. Jung Rok menjawab kalau itu adalah Teman
kuliah.
Mereka
akhirnya masuk lahan parkir membayar 22.000 won. Diputar video antar pengacara
dan juga sekretarisnya. Yoon Seo memuji
filmnya sangat keren. Jung Rok pikir sepertinya tak akan sah sebagai bukti dan
menurutnya begitu karena pengacara berusaha untuk melayani keadilan.
“Bukan
itu maksudku... Tapi Pakaiannya... Coba Lihatlah betapa mencolok pakaian
sekretarisnya... Aku pun punya banyak yang seperti itu... Tak bolehkah kau
membiarkanku memakai pakaian berwarna-warni juga?” ucap Yoon Seo
“Aku tak
pernah bilang tak boleh” komentar Jung Rok. Yoon Seo mengingatkan Jung Rok yang
menyuruh untuk menggantinya.
“Kau bilang,
aku tak mengenakan pakaian yang pantas.” Kata Yoon Seo kesal
“Itu
karena kau terlihat tak nyaman memakainya. Warna bukan masalahnya.” Jelas Jung
Rok
“Sungguh?
Lalu, bolehkah kupakai yang warna pink?” kata Yoon Seo memastikan. Jung Rok
memperbolehkan. Yoon Seo berteriak bahagia.
“Tapi Kupikir
kau ke sini untuk belajar film. Bukankah kau bisa menontonnya sendiri? Kenapa
harus bersamaku?” kata Jung Rok heran
“Oh
itu... Yah, aku ingin bertanya padamu jika ada sesuatu yang tak kutahu. Seperti
ini, misalnya. Bagaimana dengan yang barusan? Apa melanggar hukum bagi atasan
kantor untuk memberi tahu karyawan secara berlebihan mengenai apa yang tak
boleh dipakai?” ucap Yoon Seo mencari alasan.
“Menurut
UU Standar Perburuhan, diizinkan jika mempengaruhi kinerja. Tapi harus masuk
akal. Jika tidak, akan menjadi pelanggaran hak kebahagiaan dan kebebasan.” Kata
Jung Rok.
“Ahh..
Begitu rupanya. Coba Lihat.. Aku tak bisa bertanya jika kau tak ada di sini.”
Kata Yoon Seo terlihat lega.
“Yah..
Benar juga.. Tanyakan lagi padaku apa pun yang ingin kau ketahui.” Kata Jung
Rok bersemangat. Yoon Seo kaget karena harus bertanya lagi lalu tiba-tiba
tangan Yoon Seo tak sengaja menyentuh tangan Jung Rok.
“Aku tak
bermaksud memegang tanganmu. Jangan salah paham. Aku bukan tipe wanita yang
mengambil keuntungan dari kegelapan.” Kata Yoon Seo mengangkat dua tanganya
dengan wajah panik.
“Ya, aku
tak salah paham... Jangan khawatir.” Kata Jung Rok yang terlihat panik.
“Oh, ada
hal lain yang ingin kuketahui... Sama seperti sekarang, aku ingin menyenderkan
tangan ke armset kau juga ingin, itu sebabnya kau bersandar duluan. Bagaimana
jika ini terjadi di teater? Siapa yang berhak atas sandaran tangan ini?”tanya
Yoon Seo
“Hukum
tak bisa mendefinisikan semua aturan masyarakat. Itu sebabnya kita memiliki
itikad baik dan aturan sosial yang normal. Itu memberitahu kita untuk bertindak
sesuai dengan akal sehat.” Jelas Jung Rok
“Begitu
rupanya. Kelihatannya tak ada yang tidak kau ketahui tentang hukum.” Puji Yoon
Seo. Jung Rok pikir karena dirinya adalah pengacara.
Yoon Seo
menganguk mengerti lalu menatap tanganya, Jung Rok ingin menaruh tanganya tapi
akhirnya memilih untuk melipat tanganya sambil menonton film.
Yoon Seo
tersenyum bahagia saat Jung Rok sedang membeli makanan di truk makan, wajahnya
langsung cemberut karena Jung Rok tiba-tiba berbicara dengan seorang
wanita. Di dalam mobil, Yoon Seo
membahas tadi Jung Rok berbicara dengan seorang wanita ingin tahu apa
yang dibicarakan dan berpikir hanya menanyakan arah.
“Bukan
itu, dia meminta nomorku.” Ucap Jung Rok. Yoon Seo panik bertanya apakah
memberikannya
“Tidak
kuberi.” Kata Jung Rok. Yoon Seo pikir itu sesuatu yang seharusnya singkat tapi
mereka yang berbicara cukup lama.
“Aku tolak,
jadi dia bertanya apa aku punya pacar... Kubilang tak punya pacar, jadi dia
bertanya kenapa aku tak bisa memberikan nomorku padanya. Kujelaskan padanya, aku
tak punya pacar dan tak memberinya nomorku, tidak memiliki korelasi sama
sekali. Itu sebabnya butuh waktu lama.” Jelas Joon Rok.
Yoon Seo
tersenyum bahagia, Jung Rok binggung melihat Yoon Seo tertawa. Yoon Seo pikir
Jung Rok sepertinya punya dinding tebal terhadap wanita lalu tak sengaja minum
tanpa membuka tutupnya. Jung Rok tersenyum melihat tingkah Yoon So.
“Kenapa
menatapku seperti itu? Aku belum pernah melihatmu tersenyum secerah itu.”
Komentar Yoon Seo senang. Jung Rok langsung memperlihatkan wajah kakunya.
“Kenapa
terlihat sangat serius lagi? Tersenyumlah seperti tadi.. Sangat bagus senyummu
barusan.” Goda Yoon Seo. Jung Rok pikir akan tersenyum ketika menginginkanya.
Yoon Seo
turun dari mobil mengucapkan Terima
kasih tumpangannya. Yoon Seo pikir tak masalah lalu pamit pergi akan bertemu hari
senin.
Jung Rok
melihat “Tiket Teater Drive-in” wajahnya tersenyum. Saat itu Se Won melihatnya,
ingin tahu Jung Rok habis nonton film dengan
siapa. Jung Rok dengan sinis menjawab bukan urusan Se Won. Se Wo merengek
karena sangat penasaran dengan siapa.
“Aku
berharap melihatmu bersama pacar.” Ucap Se Won. Jung Rok menegaskan Bukan
pacarnya. Se Won tak percaya.
“Sudah
jelas jika orang sepertimu yang tak pernah menonton film melakukan ini.” Kata
Se Won
“Sudah
kubilang bukan! Ini Untuk belajar.” Tegas Jung Rok. Se Wo kaget untuk Belajar
“Sekretarisku
ingin belajar hukum. Kami menonton film tentang hukum, untuk belajar.” Jelas
Jung Rok. Se Won bertanya apakah Jun Rok ber pikir itu masuk akal dengan nada
mengejek.
“Apa Kau
pikir masuk akal tetap tinggal di rumahku? Bukankah sudah saatnya kau pergi?”
balas Jung Rok menyindir
“Aku
mengerti... Hari ini kita sudahi sampai di sini... Beristirahatlah. Pria yang
menonton film untuk belajar hukum, Kwon Jung Rok” goda Se Won akhirnya keluar
kamar. Jung Rok hanya bisa terdiam.
Yoon Seo
sudah siap untuk tidur lalu mengirimkan pesan untuk Jung Rok “Pengacara Kwon terima
kasih banyak sudah meluangkan waktu untuk mengajariku hari ini... Selamat
tidur.”
Jung Rok
membaca pesan Yoon Seo lalu membahasnya
“Oh Jin Sim.. juga semoga mimpi indah.” Wajah Yoon Seo tersenyum bahagia
mengingat saat Jung Rok datang menyelamatkan dari pria yang menyuruhnya turun
dari mobil.
“Kau
dapat berbicara denganku mulai sekarang. Aku pengacaranya.” Ucap Jung Rok.
“Astaga. Kenapa
dia membantuku saat itu? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Apa karena dia
mengkhawatirkanku?” kata Yoon Seo percaya diri.
Ia
mengingat lagi saat Jung Rok mengambil syal yang jatuh lalu memasangkan di
lehernya sambil memujinya kalau Kerjanya bagus. Yoon Seo pikir Jung Rok Padahal
bisa memberikan saja tapi memasangkan di lehernya, wajahnya tersipu malu.
Yoon Seo pun teringat saat Jung Rok bisa
tersenyum lebar didalam mobil.
“Kenapa
dia tersenyum secerah itu? Mungkin dia tak bisa menahan senyum ketika
menatapku...Ahh.. Tak bisa kupercaya! Kenapa dia tersenyum seperti itu?” ucap
Yoon Seo seperti sudah mulai mengagumi Jung Rok.
Yoon Seo
baru saja akan masuk lift tak sengaja bertemu dengan Jung Rok lalu menyapanya.
Jung Rok pun membalas dengan anggukan lalu masuk ke dalam lift. Yoon Seo
terlihat gugup akhirnya membahas Jas Jun Rok yan terlihat sangat... tapi saat itu Tuan Yeon
masuk ke dalam lift dan berdiri ditengah.
“Yoon
Seo, liftnya cenderung ramai kalau pagi. Apa baik-baik saja?” ucap Tuan Yeon.
Yoon Seo binggung.
“Aku
khawatir orang lain mungkin mengenalimu.” Kata Tuan Yeon. Yoon Seo panik karena
Tuan Yeon yang bisa mengenalinya padahal sudah mengunakan kacamata hitam.
“Tentu
saja.... Apa aku satu-satunya? Aku bahkan bisa mengenalimu ketika mengenakan niqab.
Kenapa? Karena aku penggemar... maksudku.. CEO perusahaanmu.” Ucap Tuan Yeon
yang melihat tatapan sinis Jung Rok.
“Apa Kau
menungguku setiap hari di depan lift? Sepertinya kita bertemu di sini setiap
waktu.” Kata Jung Rok curiga.
Tuan Yeon
pikir benar juga karena selalu bertemu di lift dan mengaku berpikir aneh, tapi
menurutnya ini yang di sebut takdir, yaitu dirinya Jung Rok dan Yoon Seo. Jung
Rok hanya bisa menghela nafas.
Saat itu
Tuan Yeon menerima telp dari PD Lee, memberitahu Yoon Seo kalau ditelp
oleh PD stasiun penyiaran lalu membahas
tentang Satu orang lagi. Jung Rok pun
tak bisa berkata-kata dengan sikap CEOnya.
Di
ruangan Tuan Yeon
Hae Young
bingung karena mereka mengadakan rapat tiba-tiba, Tuan Yeon mengaku ini bukan apa-apa lalu
memberitahu kalau merkea menerima permintaan untuk siaran di program TV Dan
permintaan itu datang kepadaku secara pribadi. Hae Young ingin tahu Program apa
itu.
“Diskusi
mengenai revolusi industri keempat. Mereka ingin mendengar apa yang kita
pikirkan dari perspektif pengacara. Aku berpikir untuk melakukannya sendiri,
tapi membuatku tak nyaman. Kalian semua tahu, aku tak tertarik sama sekali
dalam menerima perhatian atau menjadi selebritas terkenal.” Ucap Tuan Yeon
“Aku
hanya pria yang mengabdikan yang terbaik untuk pekerjaan yang diberikan
kepadaku. Kalian tahu kan? Tapi PD itu benar-benar memohon padaku. Dan ini
adalah kesempatan bagus untuk mempromosikan firma hukum kita. Aku memutuskan
untuk mengorbankan diri dan akhirnya setuju untuk tampil di program ini.”
Komentar Tuan Yeon rendah hati
“Kau
sudah mempostingnya di akun media sosialmu.” Komentan r Hae Young
Tuan Yeon
membuat video mengatakan “Aku CEO Yeon Joon Gyu dari Firma Hukum
"ALWAYS". Aku sudah memutuskan untuk keluar pada program debat, Ini akan
mengudara pada jam 9 pagi pada tanggal 15 Februari. Kuharap kalian
mendengarnya.”
“Bagaimanapun,
siaran langsung akan tayang pada jam 9 pagi besok. Aku baru saja menerima
telepon dari PD. Dia ingin satu pengacara lagi ikut di acara itu. Satu orang lagi.
Siapa yang harus melakukannya?” ucap Tuan Yeon. Moon Hee dan Yoon Hyuk sangat
bersemangat.
“Menurutku,
dia tak boleh gugup ketika berbicara di TV. Dia harus memiliki kemampuan
berbicara dan wajah tampan yang sesuai untuk TV.” Kata Eun Ji, Yoon Hyuk dengan
senyuman yakin kalau pasti dirinya.
“Bagaimana
jika Pengacaa Kwon?” ucap Eun Ji, Yoon Hyuk langsung cemberut.
“Benar,
kan? Pengacara Kwon adalah pilihan
terbaik, kan? Jadi Pengacara Kwon dan
aku akan mengikuti program besok pagi.” Kata Tuan Yeon
“Tidak,
aku menolak Ada banyak pekerjaan besok. Jika rapatnya hanya ini, aku izin
pamit... Kau Bersiaplah, kita harus ke pengadilan.”ucap Jung Rok pada Yoon Seo
lalu keluar dari ruangan.
“Bagaimana
mungkin pria sangat berhati dingin? Bahkan jika dia menolak, tak bisakah dia
setidaknya melakukannya sambil tersenyum?” keluh Hae Young
“Kau Tahu
sendiri Pengacara Kwon mudah tersenyum... Entah... Bukankah dia akan tersenyum di
depan seseorang yang membuatnya tersenyum? Dia mungkin akan tersenyum jika dia
bahagia. Sebagai contoh...” ucap Yoon Seo malu-malu lalu tersadar sudah
berlebihan bicara akhirnya memilih pamit pergi.
“Omong-omong,
jika Pengacara Kwon tak akan melakukannya, siapa pilihan kita selanjutnya?”
ucap Tuan Yeon. Moon Hee dan Yoon Hyuk berdiri sambil mengangkat tangan.
“Apa kalian
ingin jadi sukarelawan?” tanya Tuan Yeon, Keduanya menganguk. Tuan Yeon seperti
memikirkanya.
Yoon Seo
memperlihatkan jadwal kasus Parkir Ilegal. Jung Rok memastikan kalau persidangan
selanjutnya akan terbuka dalam dua minggu, Yoon Seo membenarkan. Jung Rok meminta Yoon So agar oeriksa tanggal
dan lokasi. Yeo Reum datang memanggil Jung Rok.
“Yeo
Reum.” Kata Jung Rok. Yoon Seo seperti cemburu melihat seorang wanita lalu
teringat kalau Yeo Reum teman kuliah Jung Rok.
“Aapa Ada
sidang? ucap Yeo Reum. Jung Rok menganguk lalu betanya apakah Yeo Rum sudah
selesai kerja. Yeo Reum menganguk.
“Yah....
Kebetulan... Apa Kau ingin minum kopi terlebih dahulu?” ucap Yeon Reom. Yoon
Seo berharap Jung Rok menolanya.
“Yahh.. Aku
punya sekitar 30 menit.” Kata Jung Rok melihat jam tanganya. Yoon Seo pun tak
bisa berkata-kata
“Halo.
Kau Sekertaris Oh ‘kan?” ucap Yeo Reum. Yoon Seo kaget Yeo Reum bisa
mengetahuinya.
“Kudengar
secara kebetulan. Tak apa ikut bersantai bersama kami, kan?” kata Yeo Reum
“Sek Oh
tak suka tempat ramai.” Kata Jung Rok. Yoon Seo mengaku tak masalah karena akan
ikut bersama Jung Rok.
Yeo Reum
membawakan gelas kopi untuk dua tamunya, kalau dirinya dan Yoo Seo americano,
tapi Jung Rok adalah kopi mix. Yoon Seo kaget karena sebelumnya memberikan
americano. Yeo Reum mengejek Selera Jung
Rok masih seperti anak kecil karena hanya minum kopi manis.
“Aku tak
paham kenapa orang-orang suka kopi pahit” ucap Jung Rok. Yoon Seo binggung Jung
Rok yang dianggap memiliki selera anak kecil?
“Apa Kau
tak tahu? Dia tak bisa minum selain kopi instan manis. Tidak hanya itu, selera
makanannya juga...” ucap Yeo Reum. Jung Rok meminta agar menghentikan dan tak
membahasnya. Yeo Reum pun setuju.
“Maaf
karena membawamu ke tempat seperti ini. Ini satu-satunya tempat yang tak banyak
orang dan bisa berbicara dengan tenang yang kutahu.” Ucap Yeo Reum. Yoo Seo
mengaku tak masalah.
“Tempat mana
pun tak masalah bagiku.” Kata Yoon Seo rendah hati.
“Sebenarnya,
aku tahu siapa kau... Kau Oh Yun Seo, kan?” kata Yeo Reum. Yoon Seo kaget lalu
melirik pada Jung Rok kalau yang memberitahu. JunG Rok mengelengkan kepala
kalau tak memberitahunya.
“Pengcara
Choi Yoon Hyuk yanh memberi tahuku. Kami bertemu baru-baru ini.” Kata Yeo Reum.
Yoon Seo pun salah menduga.
“Bagaimana
pekerjaanmu sebagai sekretaris? Jung Rok itu menjengkelkan, pasti kau
kesulitan.” Kata Yeo Reum mengejek. Yoon Seo membenarkan.
“Di
mananya aku menengkelkan?” kata Jung Rok mengelak. Yeo Reum pikir Jun Rok tak
tahu seberapa kasarnya dirinya Terkadang, benar-benar menyulitkan orang.
“Aku?”
kata Jung Rok tak yakin. Yeo Reum menegaskan Jung Rok memegang seperti itu.
“Kalian
berdua pasti benar-benar dekat.” Komentar Yoon Seo. Yeo Reum mengaku mereka berteman
sejak kuliah.
“Apa
Hanya kalian berdua?” tanya Yoon Seo, Jung Rok mengaku Ada satu lagi yaitu Pria
bernama Kim Se Won. Yeo Reum terlihat gugup.
“Kita
semua harus bertemu nanti. Kau tak boleh menghindarinya selamanya. Kami berdua
sangat sibuk.” Kata Ucap Jung Rok
“Kau dan
aku harus bertemu untuk makan nanti. Sudah lama tak makan bersama.” Kata Yeo
Reum. Jung Rok setuju kaalu kapan pun siap.
“Apa Aku
akan tersentuh olehmu lagi? Kita terus mengabaikannya. Kau harus bergabung
dengan kami lain waktu.” Ucap Yeo Reum.
Yoon Seo
melonggo binggung melihat Jung Rok yang bisa tersenyum saat bicara dengan Yeo
Reum. Lalu menjawab akan melihat nanti untuk makan malam bersama.
Yoon Seo
dengan wajah cemberut bertanya kenapa Jung Rok tak memakai syal hari ini,
apakah tak dingin. Jung Rok pikir tak masalah menurutnya cuaca hari ini baik-baik saja. Yoon Seo pikir
Jung Rok sepertinya tak terlalu sensitif terhadap suhu dingin.
“Ya. Itu
sebabnya aku suka musim dingin.” Ucap Jung Rok santai
“Kau tak
suka "Yeoreum"(Musim Panas)? Kata Yoon Seo sengaja menyindir. Jung
Rok binggung.
“Tidak,
Oh ya, mohon periksa dokumen yang kuminta jam 5:00.” Kata Jung Rok
“Tak mau,
akan kukerjakan jam 5:10... Aku lelah... Omong-omong, Pengacara Kwon Kenapa kau
tersenyum berlebihan?” keluh Yoon Seo kesal
“Tak ada
yang pernah berkata seperti itu sebelumnya. Ditambah lagi, beberapa hari yang
lalu. Kau bilang, aku terlihat bagus ketika tersenyum, kan?” ucap Jung Rok
“Semuanya
harus ada takarannya. Sekarang kulihat-lihat, kau tak terlihat bagus ketika
tersenyum. Yang kumaksud, berhentilah tersenyum!”kata Yoon Seo marah. Jung Rok
heran dengan sikap Yoon Seo.
Joo Yeong
dan Sek Yeo Reum ada di toilet. Sek Yeo Reum menceritkan Restoran pasta yang direkomendasikan
Joo Yeon sangat bagus menurutnya harus pergi ke sana lagi dengan rekan-rekan
lain. Joo Yeon pikir Jika memberi tahu
semua orang, itu tak lagi istimewa.
“Oh ya,
bagaimana dengan Jaksa Kim Se Won? Dia seperti bintang idola di sini. Begitu
banyak karyawan wanita yang menangis ketika dia diangkat ke kantor Chuncheon
dua tahun lalu.” Ucap Sek Yeo Reum
“Omong-omong,
apa menurutmu Jaksa Kim punya pacar?” tanya Joo Yeong
“Tak
punya, dia putus dua tahun lalu.” Kata Sek Yeo Reum. Joo Yeong bingung karena
Sek Yeo Reum bisa mengetahuinya.
“Dia
berkencan dengan Jaksa Yeo Reum. Semua orang tahu tentang mereka.” Kata Sek Yeo
Reum. Joo Yeong kaget mendengarnya.
“Ya,
mereka berkencan sekitar tujuh tahun. Tapi mereka putus dua tahun lalu dan itu Benar-benar
putus.” Tegas Sek Yeo Reum.
Joo Yeong
bersemangat ingin tahu alasanya, Sek Yeo Reum mengaku tak tahu. Joo Yeon
mendengar kalau Yeo Reum punya kepribadian buruk Jadi mungkin itu sebabnya.
Saat itu Yeo Reum keluar dari toilet, keduanya langsung tertunduk dan
menyingkir. Yeo Reum dengan santai mencuci tanganya.
“Kenapa
kau sangat tegang? Apa Kau takut aku melakukan sesuatu karena kepribadian
burukku?” sindir Yeo Reum. Joo Yeon meminta maaf.
“Tapi itu
memang benar... Jeong Mi... Kau harus membawaku ke restoran pasta itu. Jika ada
sesuatu yang baik, kau harus membagikannya.” Ucap Yeo Reum pada Sekertarisnya
lalu keluar dari toilet.
“Wah... Dia
sangat mengejutkanku.” Ungkap Joo Yeong, Jeong Min pun terlihat bisa bernafas
lega setelah Yeo Reum pergi.
Joo Yeong
masuk ruangan melihat Se Won duduk dengan wajah
wajah sedih lalu berkomenta sepertinya mood rekan kerjanya tak baik. Se
Won menyangkalnya. Joo Yeon mengaku sudah mendengar kalau Se Won dan Yeo Reum
lulus dari perguruan tinggi yang sama. Se Won membenarkan.
“Kudengar
Waktu dulu kalian berteman.” Kata Joo Yeong.
“Benar.
Tapi aku berencana untuk berteman lagi dengannya pada saat ini.” Kata Se Won
“Kenapa?
Kau tahu piring yang pecah tak berguna bahkan jika mencoba untuk menyatukannya
kembali.” komentar Joo Yeong sinis
“Itu
terserah padaku. Tapi Aku tak tahan melihat hal-hal yang rusak.” Kata Se Won
“Maka
kukira aku harus rusak juga.” Kata Joo Yeong berbisik. Se Won bertanya apa yang
dikatakan. Joo Yeong mengaku bukan apa-apa.
Semua
berkumpul untuk makan-makan, Tuan Yeon bingung siapa yang akan diajak untuk
siaran karena binggung tak tahu siapa yang harus dipilih lalu meminta pendapat
pegawai lainya.
“Pengacara
Dan sepertinya lebih bagus. Karena kau seorang pria, jadi alangkah baiknya
memiliki pasangan wanita.” Komentar Hae Young.
“Hei...
Ini bukan variety show keluarga. Kenapa kita harus memilih 1 pria dan 1 wanita?”
keluh Yoon Hyuk
“Kupikir Pengacara
Choi sepertinya pilihan yang bagus. Cara bicaranya fasih, dan kupikir dia takkan
terlalu gugup daripada Pengacara Dan” komenta Eun Ji. Moon He langsung
cemberut.
“Aku... sepenuh
hati setuju dengan Pengacara Yang” kata Tuan Lee. Wajah Yoon Hyuk pun tersenyum
lebar.
“Aku
menghormati kalian berdua karena memiliki selera yang luar biasa..” kata Yoon
Hyuk senang di pilih keduanya.
“Tapi
Tunggu sebentar... Jadi kalian berdua berpikir Pengacara Choi akan menjadi
pilihan yang lebih bagus, kan? Tapi kupikir Pengacara Dan akan lebih bagus karena dia benar-benar
tenang. Jadi itu berarti kau dan aku berpikir Pengacara Dan akan lebih bagus.”
Kata Tuan Yeon.
Hae Young
mengartikan maka 2 melawan 2. Ini seri. Moon Hee tak percaya dengan keadaan
sekarang. Tuan Yeon pikir kalau Moon Hee itu, lalu terputus ucapanya karena
menerima telp dari Jaksa Park lalu bergegas pergi.
“Kenapa
tak bisa membiarkanku melakukannya saja?” keluh Yoon Hyuk.
“Maaf,
tapi aku juga benar-benar ingin melakukan ini.” Ucap Moon Hee
“Kau
pasti benar-benar ingin siaran di TV. Kau sangat tertutup, jadi kupikir kau tak
akan menyukai hal-hal seperti itu.” Kata Eun Ji
“Aku
belum punya banyak klien akhir-akhir ini, jadi kuharap siaran TV akan
membantuku membuat terobosan.” Ucap Moon Hee. Hae Young bingung apa itu
terobosan.
“Semuanya
berjalan dengan baik begitu siaran di TV termasuk restoran dan tempat wisata. Aku
juga ingin menjadi pengacara populer dan kartu as perusahaan ini. CEO Yeon
selalu mengomeli kinerjaku, dan itu benar-benar mencekik.” Komentar Moon Hee.
Hae Young
panik memberitahu kalau Tuan Yeon sudah ada dibelakang, Tuan Yeon langusng memutuskan kalau memberikan kesempatan untuk Joo Yeon karena tak ingin mencekik Moon Hee selama
pertunjukan.
“Pengacara
Dan aku kecewa.. Tak kusangka kau tipe orang yang suka membicarakan orang dari
belakang.” Keluh CEO Yeon terlihat kesal, Moon Hee ingin menjelaskan.
“Apa kau
ingat bagaimana aku memilihmu sebelumnya? Akan akutarik kembali... Aku bisa
melakukan itu, kan? Maka itu berarti PengacaraChoi mendapat tiga suara dan Pengacara Dan mendapat
1 suara.” Ucap CEO Yeon
“Mari
bersenang-senang di siaran besok.” Ucap Tuan Yeon berjabat tangan. Yoon Hyuk
dengan senang hati mengaku sangat menghormati Tuan Yeon karena membuat keputusan
yang rasional. Moon Hee terlihat kesal.
**
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar