PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yoon Seo
yang tersandung akhirnya hampir terjatuh. Jung Rok langsung menangkapnya tak
menghindar dengan wajah kaget. Yoon Seo dengan gugup menatap Jung Rok. Akhirnya
Jung Ron mengatakan kali ini tak menghindar. Yoon Seo langsung berdiri menjauh.
“Bagaimanapun,
kedepannya, mohon kerja samanya.” Ucap Yoon Seo gugup.
“Ya aku juga,
mohon kerja samanya.”balas Jung Rok. Yoon Seo pun pamit pergi dengan wajah
malu.
“Oh Jin
Sim” Panggil Jung Rok. Yoon Seo binggung. Jung Rok menunjuk kalau mereka harus
jalan ke sebelah kiri, Yoon Seo pun akhirnya berbalik arah.
Yoon Seo
sampai rumah memikirkan saat Jung Rok mencegahnya terjatuh, pasti merasakan
ikatan persahabatan. Ia merasa kalau Jung Rok tak sekasar yang diduga, wajahnya
tersenyum bahagia.
Berita di
TV “Im seorang wanita 35 tahun yang dicurigai membunuh suaminya, ditangkap oleh
jaksa malam ini. Mayat suaminya rusak parah< bersama dengan dua luka tusuk. Dan
akhirnya Im dirawat di rumah sakit selama sembilan minggu.”
Jung Rok
memilih untuk mematikan TV lalu kembali berkerja dan melihat Seo Won baru saja
pulang lalu menyapa kalau temanya itu pulang
terlambat. Seo Won mengejek kalau Jung Rok merindukannya karena pulang
telah. Jung Rok mengeluh kalau itu tak mungkin.
“Aku harus
cepat lihat file kasus... Omong-omong, Apa kau habis minum?” kata Seo Won
mencium bau temanya. Jung Rok membenarkan.
“Makan
malam perusahaanmu banyak.” Ejek Seo Won. Jung Rok mengaku Bukan makan malam perusahaan.
“Apa itu
Kencan?” kata Seo Won. Jung Rok mengaku
Bukan juga kencan. Seo Won merasa ada yang mencurigakan. Jung Rok
menyakinkan Tak ada yang mencurigakan.
“Aku
habis minum dengan sekretaris baru.” Akui Jung Rok. Seo Won memastikan apaka
hanya mereka berdua saja.
“Bukankah
kau tak menyukainya?” ucap Seo Won tak percaya. Jung Rok mengaku awalnya memang
seperti itu. Seo Won makin mengoda mendengarkan ucapan Jung Rok
“Dia
pasti baik-baik saja sekarang.” Kata Jung Rok. Seo Won mengerti lalu berpikir
pasti cantik. Jung Rok mengeluh dengan sikap temanya.
“Katamu
dia baik-baik saja.” Ucap Seo Won binggung. Jung Rok menegaskan kalau wanita it
baik-baik saja sebagai sekretarisnya,
Seo Won
tak yakin Jung Rok hanya menganggap seperti
sekretarisnya. Jung Rok kesal mendengar komentar Seo Won menyuruh mandi
saja karena tubuhnya bau. Seo Won hanya bisa tersenyum lalu pergi ke kamar
manid.
“Saat ini
dia menerimaku sebagai sekretarisnya, jadi aku harus benar-benar melakukan yang
terbaik. Maka aku harus berpakaian seperti sekretaris sungguhan.” Ucap Yoon Seo
melihat bajunya di cermin seperti sangat bersemangat.
“Haruskah
belanja pada akhir pekan?” kata Yoon Seo lalu mengangkat telp dari Manager Gong
bertanya apakah sudah siap.
Manager
Gong mengaku cedera. Yoon Seo panik dimana cederanya. Manager Gong panik
padahal sedang berdiri tegang sambil menelp mengaku Kakinya terkilir selama
pelatihan kemarin, lalu kebingungan karena harus Yoon Seo pergi sendiri.
“Sepertinya
aku takkan bisa menjemputmu beberapa hari.”ucap Manager Gong khawatir.
“Sekarang
bukan itu masalahnya. Cederamu Tak serius, kan?” kata Yoon Seo
“Tidak. Aku
minta manajer lain untuk antar-jemput, jangan khawatir. Dan hubungi aku jika
terjadi sesuatu... Omong-omong, beri tahu langsung jika pengacara kasar itu jahat
padamu lagi. Mengerti?”pesan Manager Gong
“Dia tak
akan jahat padaku lagi. Saat ini dia akhirnya menyadari nilaku yang sebenarnya.
Dia secara resmi memintaku bekerja sebagai sekretarisnya. Dia bahkan mentraktirku
babat sapi. Maka dari itu, jangan khawatirkan aku, dan pastikan kau sehat kembali.
Mengerti?” ucap Yoon Seo penuh semangat.
Tuan Lee
menuliskan [Hidup] pada cermin yang beruap. Yoon Seo masuk kantor menyapa semua
rekan kerjanya. Yoon Hyuk melihat Suasana hati Yoon tampaknya sedang baik
dengan yakin kalau itu karena pagi-pagi
sudah melihatnya. Yoon Seo binggung lalu berjalan masuk rungan.
Yoon Seo
menyapa Jung Rok diruanganya, merasa pasti kelelahan karena hari yang panjang
kemarin, tapi sudah tiba pagi sekali. Jung Rok sibuk dengan pekerjaan
membenarkan. Yoon Seo mencoba mengambil hati Jung Rok memberikan komentar
“Dasi
yang kau pakai sangat cocok. Kau tampaknya punya selera mode yang bagus. Apa
kau mungkin berbelanja sendiri?” ucap Yoon Seo. Jung Rok hanya diam saja.
“Oh Jin
Sim..Kau bisa Ambil ini. Aku menyusun daftar pekerjaan yang harus kau lakukan
kedepannya.” Ucap Jung Rok memberikan berkas.
“Apa
Pekerjaan yang harus kulakukan?”tanya Yoon Seo binggung.
“Kau bisa
menghubungkan panggilan dan membuat salinan, ini bukan satu-satunya hal yang
dilakukan sekretaris firma hukum. Lalu Buku harian ini milik sekretaris
sebelumnya. Kau bisa Cara dan metodenya ada di dalam. Silakan bekerja keras.”
Ucap Jung Rok. Yoon Seo menganguk mengerti.
Yoon Seo
kembali ke meja kerjanya mengeluh dengan yang disuruh oleh Jung Rok padahal
berpikir mereka sudah berteman. Ia lalu melihat berkas "Periksa jadwal pengadilan dan beri tahu klien. Periksa kesalahan ketik" dan serahkan
file dalam format PDF."
“Apa
Listnya sepanjang ini?” keluh Yoon Seo yang harus dikerjakan dan juga buku
catatan milik seketaris sebelunya.
Yoon Seo
mulai berkerja dengan dua jari untuk mengetik berkas. Ia memulai dengan yang diperintahkan Jung Rok
yaitu semua kasus harus diurutkan ke dalam kode dan kemudian dikategorikan
tergantung pada yang diterima atau dikirim.
Ia
sedikit kebingungan memilah Nama kasus, nomor kasus, lalu Jung Rok menyuruh
Yoon Seo kalau semua file yang terkait dengan kasus harus dicap seperti
"Untuk pihak lawan, Untuk penggunaan pengadilan", atau
"Arsip". Yoon Seo melakukan semuanya.
“Dan Juga,
bawakan sertifikasi konten.” Perintah Jung Rok. Yoon Seo pergi ke divisi lain.
Pegawa
bertanya apakah ingin cepat atau lambat. Yoon Seo sambil menutup wajahnya
mengatakan Semakin cepat semakin baik. Setelah itu Yoon Seo menyelesaikan semua
tugas dan bisa duduk kembali di ruanganya. Tapi saat itu Jung Rok keluar
ruangan.
Jung Rok
membawa tumpukan berkas, meminta Yoon Seo
membuat 10, 10, dan 15 salinan untuk semua berkas yang diberikanya. Yoon
Seo melonggo melihat berkas yang tebal diminta untuk membuat salinan dan Jung
Rok memberitahu kalau akan bertemu klien
dan akan menghubungi nanti.
“Dia
bilang akan memperkerjakanku dengan baik, tapi ini lebih mirip perbudakan.
Seharusnya aku tak makan malam dengannya kemarin.” Ucap Yoon Seo mengeluh
kesal.
Akhirnya
Yoon Seo pulang ke rumah, melihat berkas merasa sungguh ingin drama ini dan
menurutnya Adegan ini khususnya, memikirkan saat Lead-Female dengan karisma membaranya
di pengadilan menurutnya akan benar-benar sangat keren.
Dalam set
syuting, Yoon Seo menjadi pengacara menmbahas tentang Kontruksi Bujin, tempat
kerja saksi menandatangani kontrak
pembongkaran dengan terdakwa yang diimplementasikan. Saksi membenarkan.
“Terdakwa
meminta Konstruksi Bujin menyelesaikan pembongkaran, tapi gagal membayar biaya karena
kekurangan dana! Yang Mulia, saksi sekarang berbohong." Kata Yoon Seo
sangat berperan sebagai pengacara.
Yoon Seo
tak sengaja menyentuh bonekanya, Si boneka menjawab “I love you!” akhirnya
menyadarkan Yoon Seo. Yoon Seo merasa yakin bedebah itu akan memberinya
pekerjaan lain besok menurutnya melihat aksi pengacara yang akan membantunya.
Esok
pagi
Yoon Seo
tak percaya kalau Jung Rok bisa pergi bersamanya untuk bertemu senior. Jung Rok
mengaku bukan sekedar senior tapi pengacara yang menentang kasus kompensasi
korban Perusahaan JN. Yoon Seo
pikir Jung Rok biasanya bertemu dengan
pengacara lawan,
“Kau
bertemu untuk memprediksinya, melihat apa yang dia punya, dan mendapatkan
kegelisahannya? Aku tak yakin itu bagianku.”ucap Yoon Seo
“Kita hanya
bertemu untuk makan malam bersam, Kau Tak usah ikut jika tak mau. Aku hanya
berpikir itu akan membantu pekerjaanmu sebagai sekretaris.” Kata Jung Rok
“Tentu
saja. Benar-benar akan. Aku pasti akan ikut. Tapi, kurahasiakan bekerja disini,
jadi sepertinya aku harus menyamar. Bagaimana jika kutambahkan tahi lalat di
sini? Tahi lalat di sini sudah cukup?” ucap Yoon Seo menunjuk tahi lalat di
pipi
“Aku
persiapkan untuk itu, jangan khawatir.” Kata Jung Rok. Yoon Seo tak percaya
kalau Jung Rok sudah benar-benar teliti.
Yoon Seo
duduk di dalam mobil dengan pakaian warna pink, kacamata hitam dan juga masker.
Jung Rok pikir Yoon Seo pasti tak bisa dikenali, Yoon Seo pikir itu pasti
dengan nada kesal.
“Jika
seperti ini, bagaimana akan dikenali? Astaga... Apa harus benar-benar seperti
ini? Tak masuk akal sekretaris firma hukummemakai ini untuk bekerja. Orang
jarang mengenaliku ketika kupakai kacamata hitam.” Keluh Yoon Seo membuka
kacamatanya.
“Dia
bukan sembarang orang, Seniorku itu penggemar beratmu.” Akui Jung Rok. Yoon Seo
tersenyum mendengarnya seperti tak percaya.
“Ya, dia
menonton setiap dramamu.” Kata Jung Rok. Yoon Seo makin semangat mendengarnya.
“Kulihat
seniormu ini punya selera tinggi. Kasus ini mengalah saja. Kenapa mencoba
menang melawan orang yang sangat manis?” kata Yoon Seo. Jung Rok binggung. Yoon
Seo mengaku kalau ucapanya hanya bercanda.
“Pokoknya,
begitu dia tahu kau menemaniku, maka dia
hanya akan fokus padamu. Itu akan membuatmu tak nyaman, dan aku tak suka
situasi itu.” Jelas Yoon Seo
“Jika begitu,
akan kupakai ini. Akann akupakai sekarang juga.” Ucap Yoon Seo pada kacamata
hitam dan juga masker.
“Aku punya
satu permintaan lagi. Kau tak boleh mengucapkan sepatah kata pun.” Pesan Jung
Rok. Yoon Seo ingin tahu alasanya.
“Apa Karena
dia mungkin kenal suaraku? Aku mengerti. Jangan khawatir.” Kata Yoon Seo penuh
semangat.
Seorang
pria sudah menunggu didalam restoran. Jung Rok masuk lebih dulu menyapanya. Si
Pria merasa udah lama tak bertemu dengan Jung Rok sambil memuji terlihat luar biasa. Yoon Seo masuk dengan
kacamata dan masker. Jung Rok memberitahu kalau itu sekertarisnya.
“Dia
menemaniku di sebagian besar rapatk untuk membiasakan diri dengan
pekerjaannya.”jelas Jung Rok
“Kenapa
pakaiannya...” tanya Pengacara. Jung Rok mengaku Pakaian Yoon Seo rusak dalam perjalanan ke
tempat kerja
“jadi dia
memakai baju olahraga perusahaan.” Kata Jung Rok. Yoon Seo menatap sinis.
Pengacara melihat wajah yang ditutupi
“Wajahnya...
penuh jerawat karena masalah kulit.”akui Jung Rok. Yoon Seo melotot tajam
Yoon Seo
dan Pengacara akhirnya makan, sementara Yoon Seo hanya duduk diam. Si pengacara
pikir Yoon Seo bisa melepas maskernya sebentar karena harus makan bersama. Yoon
Seo menolak. Jung Rok mencoba mengalihkan dengan bertanya apakah masih bermain
golf.
“Aku mana
punya waktu, Pekerjaanku penuh. Dan gugatan yang kukerjakan belakangan ini
cukup merepotkan.” Kata Pengacara.
“Lain kali,
harukah kita bermain golf?” ucap Jung Rok. Seniornya setuju mengajak mereka
bisa bermain, lalu makan makanan sehat.
“Aku tahu
tempat belut bakar yang lezat.” Kata Senior. Jung Rok pikir itu Kedengarannya bagus.
“Omong-omong,
maaf karena hanya kami yang makan.” Kata senior melihat Yoon Seo hanya diam
saja.
“Dia
sedang diet, jadi tak perlu memikirkannya.< Dia naik 3kg akhir-akhir ini,
dan tak ada satu pun pakaian yang pas untuknya.” Kata Jung Rok. Yoon Seo kesal
menusuk paha Jung Rok dengan sumpit. Jung Rok menahan rasa sakitnya.
Yoon Seo
terlihat kesal dikamar mandi karena Jung Rok menganggap Wajahnya berjerawat karena masalah kulit lalu
beralsan Naik 3kg, dan pakaian tak pas.
“Katanya
dia pengacara lawan, kupikir akan ada perang pikiran. Kenapa mereka membahas
sesuatu yang tak perlu? Jika kutahu akan seperti ini, aku tak akan ikut...
Wah... Aku terlihat sangat jelek.” Keluh Yoon Seo lalu keluar dari toilet.
Senior
melihat Yoon Seo akan masuk restoran,
berkomentar kalau tak makan satu gigit pun bertanya apakah tak measa
lapar. Yoon Seo mengeleng. Senior Jung Rok mengaku penasaran mengenai sesuatu.</font>
“Pengacara
Kwon pandai dalam pekerjaannya, tapi kepribadiannya kacau. Bukankah sulit
bekerja untuk bos seperti itu? Jika kau punya ide lain, kau dapat menghubungiku
kapan saja. Salah satu sekretaris kami berhenti belakangan ini, jadi ada posisi
kosong.” Ucap Senior Jung Rok memberikan kartu namanya.
Yoon Seo
bingung dan hanya diam saja. Senior Jung Rok menyuruh Yoon Seo agar mengambil
kartu namanya. Yoon Seo dengan gugup mengambil kartu namanya. Senior Jung Rok
merasa Jari Yoon Seo terlihat familier.
Yoon Seo panik langsung menarik tanganya.
“Wajahmu
juga tampak familier. Di mana aku melihatmu? Bisa lepaskan maskernya sebentar?
Atau kacamata hitam itu. Aku tahu ini tak sopan, tapi bahkan garis lehermu anehnya
tampak familiar.” Ucap Senior mulai mendekat. Yoon Seo panik mencoba
memalikngkan wajahnya
“Ini bukan
pelecehan seksual. Itu hanya karena kau tampak sangat familiar. Karena itu,
bisakah lepas maskernya sebentar? Aku tak tahan ketika penasaran.” kata senior
akan mendekati Yoon Seo.
“Sedang
apa kau disini?” ucap Jung Rok keluar dari ruangan. Seniornya panik bertanya
apakah mendengar pembicaraan mereka. Jung Rok
membenarkan sudah berdiri melindungi Yoon Seo.
“Jangan
bertindak kasar lagi kepada sekretarisku.” Tegas Jung Rok lalu menarik tangan Yoon
Seo. Seniornya terlihat binggung.
Yoon Seo
menatap tanganya seperti tak percaya kalau Jung Rok memegang tangan untuk
menyelamatkanya, tapi wajahnya cemberut. Jung Rok memastikan keadaan
sekertarisnya. Yoon Seo mengaku baik-baik saja
Meskipun senior Jung Rok sangat kasar.
“Kenapa
menatapku seperti itu?” kata Jung Rok melhat tatapan Yoon Seo.
“Mendadak
aku ingat orang kasar yang lain. Aku tak punya masalah kulit! Aku punya kulit
yang luar biasa Dan berat badanku tak naik! Selalu kupertahankan berat badan di
48kg.” Ucap Yoon Seo meluapkan emosinya.
“Maaf.
Itu alasan paling persuasif pada saat itu.” Kata Jung Rok terlihat menyesal
“Aku
tahu. Meskipun begitu, bagaimana jika aku masih jengkel?” ucap Yoon Seo marah
“Mari
makan. Kau pasti lapar karena tak makan tadi. Akan kubelikan sesuatu yang
enak.” Kata Jung Rok
Yoon Seo
yang kesal menolak mengaku tak lapar tapi terdengar suara perutnya. Jung Rok
hanya tersenyum lalu mengatakan akan ke restoran terdekat sambil tersenyum bahagia.
Dua
bersaudara Yeon bertemu di kantor Agency,
Joon Seok menanyakan tentan kabar Yoon Seo yang ada di kantor
hukum. Joon Kyu mengaku itu keadaan Yoon
Seo baik-baik saja, karena beradaptasi sangat baik menurutnya Yoon Seo bahkan
bisa bertahan 30 tahun, bukan hanya 3 bulan.
“Dia
pandai bekerja, baik, dan cantik. Dia akrab dengan karyawan juga.” Kata Joon
Kyu memuji
“Tapi
kudengar dia tak dalam kondisi baik dengan rekan pengacarnya. Kudengar mereka
tak akur. Siapa namanya? Kwon Jung Rok? Kudengar dia benar-benar
menjengkelkan.” Kata Joon Seok menyindir. Joon Kyu tak terima dianggap
menjengkelkan.
“Menjengkelkan...
Nah, bisa dibilang begitu.” Komentar Joo Kyu tak bisa mengelak.
“Kenapa
satu timkan Yoon Seo dengan pria seperti itu?” keluh Joon Seok kesal
“Dia yang
terbaik dalam pekerjaannya. Dia nomor satu dalam kemenangan, dan dia adalah
pengacara yang paling disukai di antara klien kami. Dia kartu as kita.” Kata
Joo Kyu bangga
“Itu
sebabnya kau tak bisa mengendalikannya” ejek Joon Seo
“Apa Kau
tahu berapa banyak uang yang dia hasilkan untuk kita?” kata Joon Kyu membela
“Wah. Kau
sangat mengecewakan, Hyeong. Seorang CEO harus memiliki karisma. Saat dia
tampak akan menyerang martabat atau kelasmu, maka kau harus memecatnya, terlepas
dari apa dia kartu as atau bukan. Begitulah cara agar mendapatkan rasa hormat
sebagai CEO.” Komentar Joon Seok.
Joon Kyu
hanya diam, Joon Seok bertanya apakah Joon Kyu tersinggung dengan ucapanya.
Joon Kyu mengaku sedikit tersinggung tapi memang terdengar meyakinkan. Karena
ia seorang CEO dari Firma Hukum "ALWAYS”
“Aku tak
boleh kehilangan martabat dan kelasku karena berandal seperti dia. Akan
kupanggil Pengacara Kwon segera dan memberitahunya
dengan tegas. Lalu akan kuberitahu dia untuk mempersiapkan restrukturisasi besar
di staf kami.” Ucap Joon Kyu penuh semangat. Adiknya pun setuju.
Saat itu
telp dari Min Ji, Yoon Seok mengangkatnya. Yoon Kyu tak percaya langsung
bersemangat memastikan Min Ji- Cinta pertama pria Korea. Joon Seok menyuruh
kakaknya menjauh. Yoon Seok bertanya ada masalah apa artisnya itu.
“Apa? Kau
ingin berhenti syuting program itu? Apa Kau bermain-main denganku?” teriak Joon
Seok marah. Min Ji seperti kesal Joon Seok marah.
“Hei.
Kapan aku marah? Apa tak akan perpanjang kontrak? Min Ji, apa yang kau
bicarakan? Kalau dipikir-pikir, aku mengerti
kenapa kau marah. Kau pasti sangat kesal. Aku akan menelepon sutradara dan
berbicara baik-baik dengannya. Jadi mari kita perpanjang kontrak seperti yang
direncanakan.” Kata Yoon Seok tunduk pada Min Ji bahkan mengajak makan Babat
daging sapi.
Yoon Kyu
melirik kakaknya yang berkata harus melawan kartu As-nya tapi tunduk dengan Min
Ji artisnya. Yoon Seo akhirnya menutup telpnya Yon Kyu mengejek kalau adiknya
itu terlihat sangat bermartabat menurutnya jika sesuatu seperti ini terjadi
lagi, mungkin memohon berlutut. Yoon Seok hanya diam saja.
“Kenapa? Apa
Tersinggung?” ejek Yoon Kyu, Yoon Seok mengelengkan kepala dengan wajah malu.
“Pekerjaan
ini tak mudah. Aku hanya mampir untuk memberitahumu bagaimana kinerja Yoon Seo,
tapi jika tetap disini, aku akan melihat betapa menyedihkannya kau, jadi aku
akan pergi.” komentar Yoon Kyu.
“Baik, Hyeong.
Hati-hati di jalan.” Kata Yoon Seok. Yoon Kyu kembali duduk
“Kenapa
aku tak pernah terbiasa kau memanggilku "Hyeong"? Tidak masalah
ketika hanya ada kita. Kau boleh memanggil "Hyeong" ketika hanya ada
kita. Tapi bagaimana menurutmu perasaanku jika kau memanggilku "Hyeong"
di depan orang lain?” keluh Yoon Kyu
“Hyeong, belum
lama ini aku pergi ke dokter kulit. Apa Kau tahu yang dia katakan? Dia
menyuruhku mengenakan seragam sekolah. Coba Lihatlah kulit yang bersih dan
halus ini. Seperti kulit bayi.” Kata Yoon Seok bangga.
“Kau
mengenakan seragam sekolah, sangat menyeramkan hanya membayangkan saja. Kulitmu
bukan masalahnya, tapi Cobalah otolaryngologist Sepertinya itu baik untukmu.
Aku pergi sekarang.” Kata Yoon Kyu
“Baik,
Hyeong... Tapi Sebentar... Ini bawa macarons. Ada yang bawa ini sebagai hadiah,
jadi Kau dapat membaginya dengan karyawanmu.” Kata Yoon Seok. Yoon Kyu pun
mengucapkan terimakasih.
Beberapa
menu makanan dengan porsi besar ada diatas meja, Jung Rok melonggo binggung
menu yang dipesan oleh sekertarisnya. Yoon Seo akhirnya masuk ruangan. Jung Rok
bertanya apakah Yoon Seo benar-benar
akan memakan semua ini.
“Bahkan
jika tak bisa, aku akan coba karena kau yang beliin. Aku akan membalas dendam karena
bersikap kasar padaku... Action!” ucap Yoon Seo langsung mulai makan.
“Omong-omong,
kau sengaja melakukannya, kan?” tanya Yoon Seo. Jung Rok bertanya apa yang
dimaksud.
“Melakukan
yang tadi.... Kau membuatku memakai pakaian itu dengan sengaja.” Kata Yoon Seo.
Jung Rok mengaku tak mengerti maksudnya.
“Seperti
yang kukatakan, seniorku itu penggemarmu. Aku harus melindungi...” ucap Jung
Rok
“Jika
khawatir, kau seharusnya tak menawarkanku ikut denganmu. Setelah kupikir-pikir,
sangat aneh. Dari awal seharusnya tak mengajakku. Aku penasaran kenapa kau
mengajakku dengan mengambil resiko seperti ini, Kau sengaja melakukannya untuk
menarik perhatian, kan? Jadi Apa yang kau rencanakan?” ucap Yoon Seo yakin
“Sejujurnya,
dia terkenal di bidang ini. Dia pura-pura baik dan menggunakan kepribadiannya
yang ramah< untuk mengambil informasi dari pengacara lawan. Ada banyak
pengacara yang tertipu olehnya.” Cerita Jung Rok
“Sudah
kuduga, dia orang jahat!” kata Yoon Seo marah. Jung Rok menceritakan kalau
seniornya tadi mudah terganggu.
“Dia bagus
dalam rapat satu lawan satu, tapi jika ada orang lain, dia mudah terganggu dan
cenderung membuat kesalahan.” Jelas Jung Rok
“Apa Itu
sebabnya kau mengajakku, Untuk mengalihkan perhatiannya?” kata Yoon Seo
“Aku juga
ingin membuatmu terbiasa dengan pekerjaan, tapi ya. Alasan itu benar. Maaf tak memberitahumu
dari awal. Aku berencana memberitahumu, tapi aku takut kau bertindak ceroboh.”
Kata Jung Rok
Yoon Seo
tak terima diangap Ceroboh, Jung Rok
pikir itu yang dikatakan semua orang kalau Yoon Seo ceroboh saat bertindak.
Yoon Seo tak percaya mendengarnya karena Sebelumnya tak ada yang pernah bilang begitu
padanya.
“Aku bisa
menuntutmu karena pencemaran nama baik, kan?” ucap Yoon Seo. Jung Rok pikir
bisa.
“Tapi apa
itu berarti kau juga akan menuntut semua orang di negara ini?” kata Jung Rok.
Yoon Seo terlihat kesal mendengar tak bisa membahasnya lagi.
Moon Hee
dengan wajah lesu memberikan berkas pada Hae Young kasus untuk minggu ini. Tuan
Yeon datang mengajak semua pegawainya
berkumpul karena tahu kadar gula mereka rendah, jadi bisa macarons untuk cuci
mulut. Semua pun bersemangat makanan penutup favoritnya.
“Aku tak
mau.” Ucap Moon Hee sedih. Tuan Yeon bingung karena berpikir Moon Hee sangat
suka.
“Tapi,
kenapa terlihat murung?” tanya Tuan Yeon. Hae Young menceritakan Moon Hee
ditolak pekerja paruh waktu di toko sandwich.
“Astaga, Apa
itu sebabnya? Kau ditolak putra kedua pemilik restoran sup iga babi. Lalu Kau
ditolak koki restoran Italia. Dan kau ditolak pemilik restoran barbekyu. Kau
sudah ditolak berkali-kali Tapi kau selalu cepat melupakannya dan mulai
menyukai orang lain.” Keluh Tuan Yeon mengejek.
“Tapi
Kali ini berbeda. Kali ini, aku sangat mencintainya. Aku.. Aku tak akan pernah
bisa jatuh cinta lagi.”tegas Moon He marah.
“Maafkan
aku. Kukira aku membuat kesalahan.” Kata Tuan Yeon panik begitu juga yang
lainya kaget melihat sikap Moon Hee.
Saat itu
kurir barang datang memanggil nama Moon Hee, Saat itu Moon Hee langsung terpana
melihat Kurir yang tampa sambil mengucapkan terimkasih. Kurir pun meminta
tandatangan sebagai tanda terima. Moon Hee tak bisa menutupi rasa bahagianya.
Kurir pun pamit pergi.
“Hei... Tunggu. Kuyakin kadar gulamu rendah karena
pergi sana-sini. Jadi Bawa ini sebelum pergi.” ucap Moon Hee mengejar kurir
memberikan sekotak macaroons.
“Dia jatuh
cinta pada pria pengiriman secepat kilat. Bukankah dia terlalu cepat jatuh
cinta?” komentar Tuan Yeon mengajak semua pegawainya kembali makan.
Jung Rok
baru saja datang. Tuan Yeon memanggilnya. Eun Ji pikir Jung Rok tadi pergi
bersama Yoon Seo dan bertanya kemana sekertarisnya itu. Jung Rok memberitahu Yoon
Seo pergi ke Kantor Kejaksaan Distrik. Tuan Yeon panik berpikir Yoon Seo
ditangkap lagi.
“Tidak,
dia pergi ke sana untuk menyalin catatan litigasi.” Ucap Jung Rok. Tuan Yeon
pun bernafas lega.
“Seharusnya
kau mengatakannya dari awal. Tapi.. Apa Maksudmu Yoon Seo sudah tahu cara
menyalin catatan litigasi sendiri?” tanya Tuan Yeon ragu. Jung Rok mengaku Yoon
Seo bisa
“Apa
Hanya butuh waktu sebanyak ini untuk menjadi profesional? Ya ampun, dia menjadi
anggota sungguhan firma kita. Aku sangat tersentuh. Tahun depan, dia bisa
menjadi pengacara.” Ucap Tuan Yeon tak percaya.
Kantor
kejaksaan, ketua Jaksa berkomentar Seolleongtang yang mereka makan hari ini
rasanya cukup enak. Jaksa lain berkomentar
itu makanan yang enak saat dingin. Ketua Jaksa pikir mereka Lain
kali mari makan kesana lagi. Jaksa pun setuju.
Yoo Reum
dkk melihat ada demo didepan kanto kejaksaan “ Korban dirawat di rumah sakit selama sembilan
bulan! Hukuman dia benar-benar tak masuk akal! Akui kenyataan dia hanya
berusaha membela diri!” Jaksa mengaku sadar sudah meminta
sebelumnya.
“Tapi
bisakah kau memberiku tanggung jawab atas kasus itu?” kata Jaksa. Ketua
bertanya alasanya.
“Berita
selalu membicarakannya... Apa Kau menginginkan kasus karena pers
memfokuskannya?” ucap Ketua
“Tidak,
bukan itu sebabnya. Aku hanya merasa aneh, kedua mantan suaminya dan suami saat
ini meninggal.” Kata Jaksa.
“Apanya
yang aneh? Segera masuk kedalam.” Ucap Ketua, Yoo Reum terdiam melihat orang
yang sedang berdemo.
Yoon Seo
berjalan keluar dari kantor kejaksaan menelp Jung Rok kalau sudah menemukan
kasus yang diceritakan lalu mengirimi daftar bukti melalui email. Ia dengan bangga
kalau sudah melakukan pekerjaan dengan
sempurna. Jung Rok pun memujinya.
“Kau bekerja
keras hari ini, kau bisa pulang lebih awal.” Ucap Jung Rok. Yoon Seo tak
percaya mendengarnya.
“Tapi
baru jam 3 sore. Apa aku benar-benar dibolehkan pulang? Akan lebih baik jika
aku bisa melihat persidangan karena datang jauh-jauh ke sini.” Ucap Yoon Seo
bicara sendiri
“Lalu
kenapa tidak?” komentar Yoon Hyuk tiba-tiba datang. Yoon Seo kaget melihatnya.
“Yoon
Seo, siapa yang kau telepon saat ada kebakaran?” tanya Yoon Hyuk. Yoon Seo
menjawab petugas pemadam kebakaran.
“Bagaimana
jika kecurian?” tanya Yoon Hyuk. Yoon Seo menjawab pasti Polisi.
“Lalu
bagaimana ketika ada sesuatu yang benar-benar kau inginkan?” tanya Yoon Hyuk
mengoda. Yoon Seo binggung.
“Aku! Kau
dapat meneleponku ketika itu terjadi. Kebetulan aku ada sidang hari ini. Kasus
pro bono. Dengan kata lain, ini adalah kasus yang diberikan kepadaku oleh
pemerintah.” Ucap Yoon Hyuk bangga. Yoon Seo tak mengerti apa itu Bonobono
“Pro
bono... Ini semacam pekerjaan sukarela di mana aku membela orang yang tak punya
cukup uang untuk menyewa pengacara secara gratis. Kau bisa menyebutnya
"Noblesse oblige".” Ucap Yoon Hyuk bangga. Yoon Seo pun terlihat
bersemangat.
Ruang
sidang
Yoon Seo
masuk dengan kacamata hitam, Seorang petugas memberitahu Yoon Seo kalau tak
diperbolehkan memakai kacamata hitam di pengadilan. Yoon Seo mengerti dan
langsung melepaskan kacamata hitamnya.
“Oh
benar, menyembunyikan wajah di pengadilan
adalah ilegal. Aturannya ketat, kan? Mungkin itulah sebabnya orang jadi gugup ketika
berada di pengadilan.” Kata Yoon Hyuk
“Aku
lebih bersemangat daripada gugup.” Komentar Yoon Seo. Yoon Hyuk binggung karena
juniornya itu malah Bersemangat.
“Kukira
itu karena aku duduk di sebelahmu” ucap Yoon Hyuk bangga. Yoon Seo mengaku bukan itu
“Bukan
itu sebabnya. Masalahnya, aku nonton drama "Courtroom" kemarin Dan
sangat keren. Jadi aku sangat senang bisa menontonya dalam kehidupan nyata.”
Kata Yoon Seo penuh semangta. Yoon Hyuk pun tak bisa berkata-kata.
Saat itu
sidang dimulai, Hakim masuk ruangan diminta semua yang menonton untuk
berdiri. Kasus yang pertama adah Terdakwa
bertengkar dengan korban selagi memarkir mobilnya. Lalu saat marah, dia terus
menerus meninju wajah dan dada korban< yang akhirnya membuat korban dirawat di
rumah sakit selama delapan minggu.
“Apa
pendapatmu mengenai tuduhan yang diajukan terhadapmu?” tanya Hakim. Terdakwa
pir mengaku sangat menyesal
“Tapi Orang
itu memukulku lebih dulu.” Kata terdakwa membela diri.
“Meski
begitu, kau membuatnya dirawat di rumah sakit selama delapan minggu. Kau tak
dapat menghindari hukum.” Kata Hakim
Yoon Seo
melihat sidang tak percaya kalau terdakwa yang dipukul duluan oleh korban. Lalu Kasus yang berikunya, Terdakwa Kim Yoon
Ha, memberi tahu para korban bahwa dia adalah teman dekat Ji Hong, bintang
idola terkenal dan anggota X-Teen.
“Kemudian
dia berbohong kepada mereka yang katanya akan memberikan mereka tanda tangan dan
menerima 530.000 won sebagai imbalan atas janji untuk melakukannya. Terdakwa, Apa
kau mengakui semua tuduhan?” tanya Hakim. Seorang anak remaja menjawab mengakui
tuduhan itu.
“Jika kau
tak menyelesaikan dengan para korban, maka kau tak akan dapat menerima hukuman
ringan.” Ucap Hakim.
Si anak
mengaku sudah menyeselesaikan. Hakim seperti tak percaya. Hakim melihat tapi
dokumen untuk membuktikannya tak ada dan Dikatakan bahwa para korban tak ingin
menyelesaikan bahkan ingin menerima hukuman karena tak membayarnya kembali.
“Aku
sudah membayar mereka kembali. Tapi tak membayar sepenuhnya.” Ucap si anak
“Jadi itu
berarti kau hanya membayar sebagian kecil dari jumlah total Kepada siapa dan
berapa banyak uang yang kau berikan?” tanya Hakim. Si anak mengaku tak tahu dan tak ingat.
“Apa dia
berbohong kepada hakim sekarang?” komentar Yoon Seo, Yoon Hyuk juga berpikir seperti
itu.
“Kualitas
sidang ini berantakan Kau harus memperhatikan yang berikutnya. Pengacara akan menginterogasi
dengan wawasan yang sangat tajam.” Ucap Yoon Hyuk bangga karena ini gilirannya
sidang.
“Yang
mulia... Terdakwa membesarkan dua anak sendirian...” ucap Yoon Hyuk membela
“Dikatakan
di sini, dia tak punya anak.” Kata Hakim. Yoon Hyuk binggung dan kaget karena
terdakwa bilang punya anak.
“Maksudnya
kucingku. Kuanggap mereka seperti anak-anakku.” Ucap Terdakwa. Yoon Hyuk
menahan malu
“Bagaimanapun,
Yang Mulia... Terdakwa harus memelihara dua kucing sendirian dan juga harus
mengurus ibunya pada saat yang bersamaan. Dan semua tetangganya mengagumi
karena cinta kasihnya. Terdakwa yang baik hati ini hanya punya satu
kesalahan...” ucap Yoon Hyuk mencoba membela.
“Tidak,
aku tak melakukan kesalahan apa pun. Itu bukan salahku. Aku tak bisa mengakui
tuduhan itu.” Kata Terdakwa.
Yoon Seo
yang menontonya merasa tak tega karena sidang seniornya yang berantakan. Yoon
Hyuk memohon agar diam saja.
Yoon Seo
dan Yoon Hyuk akhirnya keluar dari ruang sidang. Yoon Hyuk menjelaskan pada
Yoon Seo Hari ini mungkin sidangku kalah tapi menurutnya tak kalah. Yoon Seo
binggung, Yoon Hyuk menjelaskan Kliennya
melakukan kejahatan.
“Dan dia
akhirnya dihukum yang berarti keadilan dimenangkan. Persidanganku mungkin
kalah, tapi keadilan menang. Jadi berarti aku tak kalah.” Ucap Yoon Hyuk
mencoba mengangkat harga dirinya.
“Apa
sebenarnya maksudmu” kata Yoon Seo bingung. Yoon Hyuk tak ingin menjelaskan
mengatakan kalau perlu berbicara dengan kliennya dan pamit pergi dan bertemu
lagi besok di kantor.
“Sepertinya
tak semua pengacara kompeten dan karismatik seperti Pengacara Kwon-ku.” ucap
Yoon Seo memuji lalu tersadar dengan ucapanya.
“Apa yang
baru saja kukatakan? Pengacara Kwon-ku? Aku pasti sudah gila.” Kata Yoon Seo
menyadarkan dirinya.
Saat itu
manager baru menelp Yoon Seo, Bernam Soo Cheol kalau baru saja sampai. Yoon Seo
pun bergegas keluar dari kantor kejaksaan meminta agar menunggu. Soo Cheol
bertanya apakah Yoon Seo membutuhkan kopi atau minuman karena akan
membelinya...
“Tidak
perlu.. Tapi Tunggu... Kau mungkin melihat toko buku di sekitar kejaksaan, Bisakah
pergi ke sana dan belikan buku? Tidak masalah apa itu hukum perdata atau hukum
pidana. Kau bisa Beli aku semua buku tentang hukum yang dapat kau temukan.”
Ucap Yoon seo penuh semangat
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar