PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young Soo kembali melaukan TV Pangeran Young
Soo, Misi Menerima Bintang! yaitu [The
ASMR of Death! Acara Makan Rahasia dan ada 8 penonton] Ia masuk ke dalam kamar
adiknya diam-diam, memberitahu “Food Don't Know” memberi misi untuk 10 bintang
yaitu The ASMR of Death.
“Apa Kalian
melihat wanita tua di sana? Dia wanita yang sangat menakutkan. Dia mungkin
membunuhku jika dia bangun. Kupertaruhkan hidupku di sini untuk kalian semua!”
bisik Young Soo. Penonton menyuruh Berhenti
mengulur-ulur waktu dan mulai makan.
“Ngomong-ngomong,
10 bintang terlalu sedikit. Jadi Beri 5 bintang lagi. Akan kupertaruhkan
nyawaku dan berhasil. Mari mulai misi pertama!” ucap Young Soo mulai memakan
lobak kuning.
Hye Ja
tak bergerak, akhirnya bintang pun diberikan pada Young Soo karena berhasil.
Young Soo pun makan kubis, Hye Ja mulai bergerak-gerak tapi tak bangun,
penonton Young Soo merasa yang dilakukanya itu lucu. Bintang pun terus
diberikan pada Young Soo.
“Sudah
waktunya untuk tahap terakhir. Aku akan mencoba makan cabe hijau Cheongyang.”
Kata Young Soo akan mulai makan cabe.
Saat itu
Young Soo tak bisa menahan suara rintihanya karena pedas. Akhirnya Hye Ja bangun dari tempat tidurnya,
Young Soo merasa sudah menahannya cukup lama jadi meminta agar penontonya jangan
keluar. Hye Ja benar-benar bangun mendekatinya layar, penonton Young Soo
berkomentar Hye Ja itu zombie dan berpikir mereka ada dalam film horor.
Akhirnya Hye Ja mematikan laptop dan siaran live pun berhenti.
Young Soo
merasakan mulutnya terbakar karena terlalu pedas dan merengek pada adiknya agar
membawakan air karena merasa akan mati.
Hye Ja tak peduli menyuruh kakaknya mati saja dan kembali tidur. Young Soo
terus merengek meminta membawakan air.
“Aku akan
tidur.” Ucap Hye Ja tak peduli. Young Soo tetap meminta adiknya membawakan air.
“Aku
tidak mau.” Kata Hye Ja dan meminta agar Berhenti mengganggunya. Tapi Young Soo
tiba-tiba sudah berbaring disampingnya. Hye Ja akhirnya turun dari tempat
tidur.
Hye Ja
akan membawa minum, lalu terdengar suara ayahnya bertanya pada ibunya Apa yang
dokter katakan. Nyonya Lee mengaku Tidak
banyak danTidak ada yang serius, tapi dokter ingin memeriksa beberapa hal untuk
memastikan. Tuan Kim melihat surat Tanda Terima Pasien.
“Itu
kunjungan umum rumah sakit, jadi Tidak ada yang serius.” Kata Nyonya Lee
menenangkan.
“Aku sering
pergi ke rumah sakit juga. Aku tidak memberitahumu karena kau tidak pernah
bertanya.” Ucap Nyonya Lee
“Tagihan
rumah sakitnya akan menjadi cukup mahal.” Kata Tuan Kim. Nyonya Lee yakin itu tidak akan seburuk itu.
“Obatnya
adalah masalahnya. Setelah dia mulai mengambil obatnya, akan sulit untuk
mendapatkannya. Dia seharusnya tidak mulai atau terus mengkonsumsinya.” Kata
Nyonya Lee
“Aku akan
membawa makan siang untuk bekerja mulai
besok.” Kata Tuan Kim
“Mengurangi
biaya makanan kita tidak akan membantu, jadi kau bisa pesan makanan saja.” Ucap
Nyonya Lee
“Cari
kotak makan. Aku akan membawa makan
siang sendiri.” Ucap Tuan Kim
“Aku
sudah punya lebih cucian piringku. Bisakah kau tidak menambahkan untuk itu?”
keluh Nyonya Lee. Hye Ja yang mendengarnya terdiam dengan wajah sedih.
Joon Ha
pulang ke rumah mengambil air minum lalu melihat kotak minuman herbal, teringat
kembali yang bisa diberikan pada neneknya agar minum herbal sebelum pergi
kerja. Joon Ha pun pamit pergi dengan senyuman.
Akhirnya
Joon Ha membuang minuman herbal ke luar rumah, saat itu anjing putih masuk dari
depan pintu dan langsung meminumnya. Joon Ha keluar rumah kaget melihat anjing
yang terlihat sangat energik melompat-lompat. Ia melihat ramuan yang sudah
habis diminum oleh anjing putih dan hanya bisa menutup wajahnya.
[Happy Beauty Salon]
Hye Ja
sudah sibuk masak di pagi hari, melihat ayahnya akan pergi kerja memberikan
kotak makanan, tahu kalau pasti bosan memesan makanan yang sama untuk makan
siang setiap hari dan berpikir jika itu 5 dolar, harus berapa banyak yang dihabiskan dalam sebulan.
“Ayah,
ini nasi. Dan aku mengemas beberapa lauk di sini. Kau punya putri
pengangguran... Biarkan aku melakukan hal-hal seperti ini. Kau tersentuh lagi,
kan? Tapi apa kau tahu? Kau akan lebih tersentuh ketika kau memakannya.” Kata
Hye Ja dengan senyuman manis.
Tuan Kim
tak banyak berkata-kata mengambil kotak makan buatan anaknya. Hye Ja mengantar ayahnya sampai depan rumah.
Tuan Kim menyuruh masuk ke dalam rumah karena udara dingin. Hye Ja dengan
senyuman mengaku ingin melihat ayahnya
pergi.
“Makan
ikan terinya. Itu meningkatkan kesehatan tulang.” Pesan Hye Ja akhirnya masuk
rumah.
Nyonya
Lee akhirnya keluar dari kamarn, Hye Ja menyuruh Nyonya Lee agar kembali tidur
karena harus banyak istirahat. Nyonya Lee bertanya keberadaan ayah Hye Ja. Hye
Ja mengaku mengemas makan siang un dan melihanya pergi, jadi meminta ibunya jangan khawatir.
“Aku akan
menyiapkan sarapan jadi Kau harus makan.” Ucap Nyonya Lee
“Aku akan
makan nanti. Aku tidak punya nafsu makan
sekarang.” Kata Hye Ja.
“Kau
harus memakan obatmu jadi Kau harus makan sesuatu. Makan ini setelah kau makan.”
Ucap Nyonya Lee. Hye Ja tak bisa menolak.
“Nanti
aku bakalan sibuk di salon, jadi jangan lupa memakannya.” Tegas Nyonya Lee. Hye
Ja menatap sedih obat yang banyak diatas meja.
“Menua
berarti jumlah pil yang harus kau ambil
meningkat setiap tahun. Sekarang, aku mengerti kenapa orang tua sering mengatakan mereka tidak
memiliki nafsu makan saat duduk di
meja.” Ucap Hye Ja menatap pil besar didepanya.
“Memikirkan
semua pil ini, kau harus memakannya setelah makanan mengisi perutmu. Apa aku
melihat ini di TV? Salmon di peternakan hidup di tanki kecil, dan mereka diberi
antibiotik yang sama sebagai makanan
mereka setiap hari.” Gumam Hye Ja
“Ini
bukan melebih-lebihkan kalau mereka
tidak hidup. Mereka benar-benar bergantung
pada obat-obatan untuk tetap hidup. Mereka tidak pernah merasakan arus
kuat dalam perjalanan mereka atau cakar beruang yang tajam. Aku tiba-tiba
menginginkan salmon sushi.” Gumam Hye Ja lalu memanggil ibunya agar bisa
membeli salmon sushi untuk makan malam.
Hyun Joo
terlihat kelelahan masuk ke dalam restoran, ayahnya memanggil kalau Ada
permintaan pengiriman. 10 mangkuk jajangmyeon. Hyun Joo bertanya Di mana
alamatnya. Ayahya mengatakan kalau meminta di antarkan ke tempat Hye Ja.
“Tempat
Hye Ja? Apa Pelanggan di salon membeli
makan siang untuk semua orang? Tunggu. Apakah Yeong Soo...” kata Hyun Joo
akhirnya meminta pada ayahnya akan mengantarnya.
Hyun Joo
datang dan Young Soo menyambut didepan pintu memastikan membawa 10 mangkuk, lalu mengajak masuk. Hyun
Joo menatap dingin, Young Soo meminta Hyun Joo agar segera masuk.
“Apa Kau
melakukan siaranmu lagi?” tanya Hyun Joo mengeluarkan mangkuk jajangmyun diatas
meja.
“Hari
ini, untuk saluran lain. Apa Kau tahu berapa banyak penghasilan PewDiePie per
tahun melalui siaran?” kata Young Soo. Hyun Joo mengaku tidak tahu seperti tak peduli
“Tapi kau
berutang 60 dolar untuk 10 mangkuk jajangmyeon.” Kata Hyun Joo meminta bayaran
“Acara makan
sangat populer di kalangan pemirsa di
Cina dan Asia Tenggara... Kau lihat, jika
ini berjalan dengan baik, aku bisa kaya
raya dalam waktu singkat. Rekor resmi memakan 10 mangkuk tercepat adalah 15 menit. Tapi, itu akan
berubah olehku hari ini.” Kata Young Soo penuh semangat.
“Aku
tidak pernah bertanya, dan aku bahkan tidak ingin tahu. Mana uangnya, Aku harus
pergi.” ucap Hyun Joo
“Aku
butuh saksi agar ini resmi... Tetap di sini dan jadi saksiku. Jangan salah
paham. Kudengar wanita sering salah paham. Kau pasti akan berpikir, "Kenapa dia memintaku datang?Apa aku
istimewa untuknya?" Apa dia memiliki perasaan padaku?" No. No. No.
Kau hanya saksiku.” Tegas Young Soo. Hyun Joo hanya bisa menghela nafas.
Hyun Joo
menyapa para penontonya, memberitahu misi hari ini adalah makan 10 mangkuk jajangmyeon
dengan cepat. Ia pun meminta agar mereka
subscribe dan like salurannya. Jadi akan mencoba memakan 10 mangkuk
jajangmyeon secepat yang bisa, untuk menciptakan rekor dunia baru.
Akhirnya
Young Soo mulai makan jajangmyung, dengan cepat. Hyun Joo hanya bisa
menatapnya. Tapi hanya beberapa kali Young Soo makan merasa sudah kenyang dan
berpikir memesan porsi ganda. Ia memutuskan
akan mencoba lagi lain kali lalu mematikan siarannya.
“Aku
belum membuka bungkus 9 mangkuk lainnya... Bisa kau ambil lagi?” ucap Young Soo
“Apa kau
bercanda? Mana uangnya. Kau berhutang 60 dolar.” Kata Hyun Joo tak percaya
“Apa Kau
ingat? Apa Itu salju pertama tahun itu? Kau bilang cmenyukaiku di bawah jembatan. Dan setelah itu, kita
mulai berpacaran. Hyun Joo. Apa Mau kita mulai dari awal?” kata Young Soo. Hyun
Joo menahan amarah dengan kepalan tanganya.
“Ayahku
bekerja sangat keras untuk membuat jajangmyeon ini. Kau sebaiknya memberiku 60
dolar. Sekarang!” kata Hyun Joo marah langsung memberikan tonjokan.
Hye Ja
melihat ayahnya yang baru pulang lalu bertanya bagaimana. Tuan Kim binggung
bertanya apa maksudnya. Hye Ja ingin tahu apakah rasanya enak Kotak makan siang
yang dibuatnya. Tuan Kim mengangguk.
“Apa yang
rekan kerjamu katakan? Mereka pasti iri karena kau memiliki putri yang manis.” Ucap Hye Ja
membuka kotak lalu mengeluh melihat sisa makanan.
“Kenapa
ikan terinya tidak di makan? Apa kau anak kecil? Kubilang unuk makan terinya...
Itu bagus untuk tulang dan akan membantu menyembuhkan kakimu lebih cepat.” Kata
Hye Ja marah. Tuan Kim memilih untuk mau mandi.
“Aku
bekerja keras membuatnya, Padahal makan saja sebagian.” Keluh Hye Ja.
“Dia
tidak suka teri, dia membencinya sejak kecil.” Komentar Nyonya Le masuk ke
dalam dapur.
“Ini
sangat enak. Apa aku harus menggunakan ikan teri yang lebih kecil?” pikir Hye
Ja.
Akhirnya
pergi ke supermarket membeli sekantung ikan teri ukuran kecil, lalu saat pulang
mencoba mampir ke [Midnight Snack Bar]
karena ingin tahu apakah Joon Ha datang kesana.
Saat itu si paman pemilik kedai menyapa Hye Ja.
“Apa kau
mencari seseorang?” tanya Paman. Hye Ja mengelak kalau tak mencarinya.
“Aku
tidak mencari siapa pun.” Ucap Hye Ja lalu keluar dari kedai snack.
“Yah... Benar,
aku tidak mencari siapa pun... Kenapa aku mencari dia saat tidak mencariku? Kau
pasti kesepian sepanjang hari... Tunggu sebentar. Aku akan memberimu makan.”
Ucap Hye Ja akhirnya pergi ke rumah Joon Ha mengintip dari depan pintu.
Ia
tiba-tiba melihat ada anjing di rumah Joon Ha, lalu tak percaya kalau nenek dan
Joon Ha memiliki anjing. Tapi berpikir kalau anjingnya terlihat seperti Rice,
anjing kesayangannya.
Hye Ja
akhirnya pulang ke rumah, Nyonya Lee mengeluh bertanya kemana saja anaknya. Hye
Ja meminta agar ibunya Jangan khawatir karena tidak melakukan sesuatu yang aneh. Nyonya Lee
mengaku tetap khawatir walaupun Hye Ja tak melakukan apa pun.
“Dia
sudah pulang sekarang. Masuklah” kata Tuan Kim tak ingin istrinya memperpanjang
lagi.
“Ayah,
aku melihat anjing yang mirip seperti Rice. Aku melihat seekor anjing yang
mirip seperti Rice.” Ucap Hye Ja. Tuan Kim terlihat binggung.
“Karena
banyak hal yang terjadi, aku benar-benar lupa tentang Rice. Kami benar-benar
tak terpisahkan sebelumnya Dia pasti
sangat marah padaku sekarang. Jadi Di mana Rice?” ucap Hye Ja.Tuan Kim terlihat
binggung.
Akhirnya
mereka pergi ke depan rumah, Hye Ja sedih melihat kandang yang kosong. Tuan Kim
mengaku melepaskannya sebentar dan anjing
Hye Ja menghilang. Hye Ja bertanya kapan
itu terjadi. Tuan Kim mengatakan Beberapa
minggu yang lalu.
“Dan kau
bahkan tidak mencarinya? Astaga...” ucap Hye ja menahan tangis.
“Itu semua
salahku... Rice, maafkan aku... Karena semua ini terjadi padaku... maafkan
aku.” Gumam Hye Ja sedih.
Saat itu
Hye Ja teringat saat Joon Ha memberikan makan untuk anjingnya, tapi berpikir
kalau Itu hanya anjing yang mirip saja.
Tapi
akhirnya Hye Ja pergi ke rumah Joon Ha memanggil “Rice, Happy, Toto”yakin kalau
anjingnya. Rice mulai berlari mendekat, Hye Ja pun masuk ke dalam rumah untuk
menangkapnya, tapi malah menerima gigitan.
Nyonya
Lee membalut luka di jari anaknya. Hye ja pikir
Rice pasti benar-benar marah padanya dan bisa mengerti kalau Rice punya alasan
yang baik untuk marah. Sementar Young Soo terus memegang wajah Hye Ja seperti
seorang dokter. Nyonya Lee bertanya apa yang dilakukan anaknya.
“Aku
memeriksa dia. Aku harus memastikan dia
tidak terinfeksi rabies. Ayo Buka matamu... Matamu sedikit merah.”ucap Young
Soo. Nyonya Kim langsung memukul punggung anaknya.
“Kenapa
Rice menggigitku?” kata Hye Ja sedih, Young Soo yakin itu Karena dia bukan
Rice. Hye Ja yakin kalau anjingnya Rice
“Dia
menghilang lebih dari sebulan yang lalu.” Ucap Nyonya Kim
“Kenapa
dia berada di sana? Aku sangat yakin. Ketika aku memanggil namanya, dia
mengibaskan ekornya. Setelah bertahun-tahun, apa kau pikir aku tidak mengenalinya?” kata Hye Ja
yakin
“Hei, bagaimana
kau tahu itu anjingmu? Semua anjing dari jenis yang sama terlihat sama. Apa
yang kau ketahui tentang anjing?”kata Young Soo
“Bagaimana
jika kau salah dan dirinya benar?”ucap Hye Ja menantang.
“Kupertaruhkan Ibu, kau salah” kata Young Soo
lalu menatap ibunya yang menatap sinis, akhirnya pasrah memberikan punggungnya.
Nyonya Lee pun langsung memberikan pukulan.
“Bahkan
orang-orang tidak mengenaliku setelah
aku menua semalam. Kenapa harus berbeda untuk anjing?... Tapi Tunggu...Tapi
anjing mengenali orang dengan bau mereka.
Apa aku mencium bau yang berbeda juga
sekarang?” ucap Hye Ja mencium bau badanya berpikir untuk mandi saja.
Young Soo
masuk kamar merasakan punggungnya sakit, saat itu seseorang mengetuk jendela
kamarnya. Hyun Joo membuka jendela lalu menyuruh Young Soo keluar dari
rumahnya. Young Soo menuruti teman adiknya. Hyun Joo memberikan helm agar Young
Soo naik. Young Soo ingin tahu alasanya.
“Ada yang
ingin kukatakan padamu.” Ucap Hyun Joo. Young Soo ingin tahu kemana akan
pergi. Hyun Joo tak banyak bicara
langsung mengemudikan motornya dan sampai ke sebuah tempat.
“Di mana
kita? Apa kita di sini untuk berkencan? Aku ingin pergi ke tempat sepi.” Ucap
Young Soo. Hyun Joo hanya menatap Young Soo yang sudah turun dari motornya.
“Aku
ingin meminta Maaf. Aku sudah mengencani
begitu banyak wanita. Aku kadang-kadang berselingkuh.” Akui Young Soo
dengan percaya diri
“Aku
punya pertanyaan, jadi Jawablah dengan jujur.”kata Hyun Joo dengan wajah
serius.
“Baiklah.
Kecuali itu sesuatu yang sulit untuk
dijawab.” Ucap Young Soo
“Bisa
beri aku 60 dolar untuk jajangmyeon?”
tanya Hyun Joo, Young Soo pikir Itu
pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
“Tidak,
aku tidak bisa.”kata Young Soo santai. Hyun Joo pikir sudah tahu jawabanya.
Hyun Joo menyalakan motornya.
“Apa kita
akan pergi? Hei... Tunggu! Bagaimana denganku?” teriak Young Joo melonggo
binggung. Hyun Joo pun meninggalkan kakak temanya sendirian.
Tuan Kim
akan pergi ke kantor melihat note yang dituliskan anaknya diatas kotak
makan. “Putri manismu mengemas makan siangmu. Jadi habiskan
semua terinya. Semoga harimu menyenangkan!”
Sementara
Hye Ja pergi ke rumah Joon Ha menceritakan pada Rice kalau punya jam
tangan yang bisa memutar waktu, Itulah
yang membuat dirinya terlihat seperti ini. Rice tetap dia, Hye Ja pikir mungkin
terlihat berbeda di luar sekarang, tapi
jiwanya masih sama di dalam.
“Coba...
Lihatlah aku dengan seksama Lalu, kau akan melihatnya... Lihat aku. Sekarang...
Kau mengenaliku, kan?” ucap Hye Ja mencoba menyakinkan Hye Ja.
“Siapa
kau?” tanya Joon Ha melihat ada orang didepan rumahnya. Hye Ja gugup meihat
Joon Ha yang datang.
“Apa kau
tersesat lagi?” kata Joon Ha. Hye Ja mengaku tidak dan mengaku tidak tersesat
terakhir kali.
“Aku
kabur... Pokoknya, jangan salah paham. Aku tahu itu mungkin terlihat seperti
itu, tapi aku bukan orang semacam itu.”
Kata Hye Ja menyakinkan.
“Orang
macam apa?” tanya Joon Ha. Hye Ja pikir dirinya hanya Orang yang masuk ke rumah
orang lain dan bermain dengan anjing
Joon Ha
“Kau
hanya menerobos masuk dan bermain dengan anjingku. Kau berpikir begitu...” kata
Joon Ha sinis.
“Apa Kau
mencurigaiku? Apa Kau pikir aku pencuri
anjing?”keluh Hye Ja. Joon Ha pun bertanya apa yang dilakukan.
“Aku di
sini untuk membawa anjingku kembali.” kata Hye Ja. Joon Ha heran ingin tahu
alasan Hye Ja mencari anjingnya itu dirumahnya.
“Anjing
itu milikku.” Kata Hye Ja. Joon Ha memastikan kalau yang dimaksud Antler.
“Namanya
Rice... Dia jelas bukan anjingmu. Kau
tidak punya anjing apa pun.” Kata Hye Ja.
Joon Ha
heran Hye Ja bisa mengetahuinya. Hye Ja
dengan gugup mengaku kalau itu yang orang katakan. Joon Ha memastikan kalau
Orang-orang bilang ia tidak punya anjing. Hye Ja membenarkan.
“Ini
daerah kecil. Orang-orang mengatakan
segala macam hal. Dia bukan anjingmu, kan?” ucap Hye Ja yakin
“Dia
datang ke rumahku entah dari mana
beberapa hari yang lalu. Tanpa izinku, sama seperti seseorang.” Komentar Joon
Ha
“Coba
Lihat? Dia sepertiku. Anjing mirip dengan pemiliknya. Dia pasti anjingku,
Rice.” Ucap Hye Ja yakin
“Apa Kau
punya bukti dia milikmu?” kata Joon Ha. Hye Ja balik bertanya apakah Joon Ha
juga memiliki bukti juga.
“Kurasa
itu membuktikan dia bukan anjingmu.” Kata Joon Ha lalu melihat Rice yang
mengigit rok Hye Ja.
“Dia
marah karena aku menemukannya begitu lambat. Aku mengerti, jadi kumohon...”
kata Hye Ja akan menarik rokonya.
“Antler,
hentikan!” perintah Joon Ha, Si anjing pun berhenti lalu masuk ke dalam rumah.
“Bawa
buktinya, dan aku akan memberikannya padamu. Kau harus memiliki fotomu
dengannya.” Ucap Joon Ha
“Dia
pemalu. Aku tidak punya foto-fotonya... Tapi aku tahu pasti dia Rice. Kau tahu
apa artinya, kan? Pekerjaanmu dengan fakta-fakta. Dia mendengarkanku. Apa kau
ingin menguji itu?” ucap Hye Ja.
Hye Ja
mencoba menyuruh Rice duduk, berdiri atau berjalan di sekitar. Tapi Rice tak
mengikuti perintah Hye Ja malah mendekatinya. Hye Ja pikir Rice ingin datang
padanya. Tapi Rice malah ingin menyerangnya. Hye Ja akhirnya panik berjalan
mundur akan kembali dengan wajah ketakutan, kalau itu Rice, bukan Antler.
Hye Ja mengeluarkan
bajunya merasa yakin Rice akan menyesal.
Bahkan jika mengenalinya lagi, kalau kau mengibaskan ekor dan menjilatinya suatu hari nanti, maka akan
mengabaikannya.
“Aku
mengerti karena Rice hanya anjing kecil
bodoh. Tapi Joon Ha pintar dan cerdas. Kau tahu aku tidak memiliki apa yang diperlukan
untuk menjadi pewarta. Tapi kenapa kau tidak bisa mengenaliku? Apa Kau tidak
bisa mengenaliku karena wajah tua ini?”
ucap Hye Ja sedih
“Kita
menghabiskan begitu banyak waktu bersama-sama. Kita makan udon dan minum. Kau
bahkan menggendongku. Jika ini masa tua, kita sudah menikah sekarang.” Keluh
Hye Ja lalu teringat baju yang dipakai dengan Joon Ha.
“Ini...aroma
ketika aku masih 25! Ini pakaian yang kukenakan saat itu.”kata Hye Ja penuh
semangat berpikir Joon Ha akan ingat.
Hye Ja
akhirnya masuk rumah ingin tahu apa yang dipikirkan Joon Ha dan dengan pakaian
itu bisa memicu ingatannya. Joon Ha terus menatapp Hye Ja tapi akhirnya
memberitahu kalau Hye Ja menginjak kotoran. Hye Ja berteriak panik lalu keluar
rumah untuk membersihkan dan masuk lagi.
“Aku akan
membawanya.” Ucap Hye Ja. Joon Ha tak peduli. Hye Ja memanggil anjingnya.
“Apa Kau
ingat pakaian ini? Ini pakaian favoritku yang sering kupakai. Jika kau
melihatnya sedikit lebih dekat, kau akan mampu mengingatnya. Perhatikan dengan
seksama, dan cium baunya.” Ucap Hye Ja tapi Rice malah mengigit rompinya.
“Dia
menyukainya karena ada begitu banyak
kenangan... Ayo Sudah cukup. Kau harus melepasnya.” Ucap Hye Ja tapi Rice lebih
keras menariknya akhirnya malah membuat rompinya terlepas.
“Aku
harus pergi bekerja. Apa Kau akan tinggal di sini?”sindir Joon Ha. Hye Ja pun
pamit pergi melihat Joon Ha pergi bekerja sangat terlambat. Joon Ha hanya bisa
menghela nafas melihat Hye Ja yang akhirnya pergi.
Tuan Kim
kembali ke ruangan kerja melihat kotak makan dengan tulisan note anaknya “Ayah,
apa kau melihat teri dan mendesah lagi? Kau selalu meninggalkannya di kotak
makan, jadi aku mengemasnya dengan ukuran khusus. Aku tidak akan membuat
apa-apa lagi sampai kau menghabiskan semua teri itu. Ini baik untuk
tulangmu, jadi tolong makan. Dari
putrimu kesayanganmu.” Tuan Kim hanya diam saja.
Young Soo
berjalan pulang dengan mangkuk ramyun ditanganya merasa sangat lelah. Hyun Joo datang dengan motornya
mengejek Young Soo kalau pasti datang dari
tempat yang jauh. Young Soo membenarkan. Hyun Joo menawarkan tumpangan.
“Tidak.
Aku berolahraga....Satu, dua, Go! “ kata Young Soo sambl berpura-pura sedang
bertinju.
“Ini
memalukan.... Kenapa kau merasa gelisah?
Dan Kenapa memesan 10 mangkuk jajangmyeon tanpa uang?” keluh Hyun Joo
“Aku akan
membayarmu setelah menjadi terkenal.” Kata Young Soo yakin. Hyun Joo bertanya
kapan lalu mengambil ramyung ditangan Young Soo.
“Karena
kau membayar 80 sen, kau memiliki 59,2 dolar tersisa.” Ucap Hyun Joo lalu pergi
meninggalkan Young Soo sendirian. Young Soo berteriak marah.
Di kamar
Hye Ja
Hyun Joo
makan ramyun miliki Young Soo, Hye Ja mengeluh karena di memperlakukannya
seperti ini dan tidak mengenalinya. Hyun Joo bertanya yang dibicarakan Hye Ja
itu Rice atau Joon Ha. Tiba-tiba Sang
Eun merasa itu sangat romantis.
“Apanya
yang romantis digigit anjing seperti
wanita gila?” keluh Hyun Joo. Sang Eun merasa itu romantis.
“Seorang
pria dan wanita berebut anjing... Maksudku, seorang pria dan seorang wanita tua.” Kata Sang Eun. Young
Soo meminta agar melupakan saja.
“Lupakan
apa? Rice atau dia?” kata Hye Ja sedih. Hyun Joo menegaskan akan membawa anak anjing kecil yang lucu.
“Dan Kau Lupakan
saja. Dia sudah melupakanmu.” Ucap Hyun Joo. Hye Ja menegaskan kalau itu tak
mudah.
“Kami
berbagi begitu banyak kenangan bersama-sama.” Ucap Hye Ja.
“Tidak
peduli berapa banyak kau mencintai
seseorang, saat pikiranmu berubah, kau
bahkan melupakan namanya.” Ucap Hyun Joo. Hye Ja kaget kalau bisa melupakan
namanya.
“Ya,
semuanya menjadi kosong.” Kata Hyun Joo lalu merasakan ada yang datang lalu
bergegas pamit pergi.
Saat itu
Young Soo membuka pintu kamar adiknya melihat
Ada banyak makanan di atas meja
dan memintanya. Hye Ja memberitahu kalau
itu milik Rice, lalu mengeluh karena kakaknya bahkan makan makanan anjing.
“Kau
harus menghentikan Hyun Joo keluar dari jendela. Itu berbahaya. Hei! Kau harus
menutup jendela saat kau pergi.Apa Kau tahu berapa banyak kami membayar untuk penghangat?”
teriak Young Soo marah lalu menutup pintu.
“Hyun Joo
lebih baik dari Rice.” Keluh Hye Ja kesal
“Tapi aku
merasa seperti kita melewatkan sesuatu yang penting. Kenapa Rice tidak bisa
mengenalimu?” kata Sang Eun
“Ketika
aku pulang larut malam, aku selalu memberi pelukan untuknya. Dan bahkan aku
tidur di luar dengan Rice dari waktu ke waktu.” Kata Hye Ja lalu Sang Eun
teringat sesuatu. Hye Ja binggung.
“Menurutku,
kau selalu manja di hadapan Rice.” Kata Sang Eun. Hye Ja mengingat saat mabuk
memanggil “Rice” yang merindukannya.
“Kau
benar!.. Rice ingat bagaimana aku mabuk.” ucap Hye Ja mulai minum agar mabuk.
Hye Ja
bergegas keluar rumah karena yakin Rice pasti akan mengenalinya sekarang. Young
Soo melihat Hye Ja bergegas pergi bertanya kemana akan pergi karena nanti Ibu
dan Ayah akan khawatir. Hye Ja mengatakan akan segera kembali.
Young Soo
melihat kaleng makan anjing dari Daging sapi, lalu mencoba membuka kaleng dan
menciumnya kalau baunya kelihatan enak. Akhirnya karena tak bisa menahan diri
mencoba makan anjing, ibunya keluar kamar berpikir kalau anaknya sekarang makan
makanan anjing. Young Soo langsung memalikan wajah dan langsung menangis.
“Kali ini
kenapa kau nangis? Apa Karena sakit?”ucap Nyonya Kim. Young Soo mengelengkan
kepala.
“Jika
bukan, kenapa nangis?”ucap Nyonya Kim.
Young Soo mengaku Harga dirinya terluka. Nyonya Kim tak mengerti
maksudnya.
“Makanan
anjing sungguh lezat.” Kata Young Soo sambil menangis. Nyonya Kim hanya bisa
mengelengkan kepala.
Hye Ja
berdiri didepan pintu memanggil Rice berpikir pasti ingat dengan bau badan dan
bajunya. Tapi saat itu Young Soo yang
baru pulang mengeluh sampai kapan Hye Ja akan terus datang ke rumahnya. Hye Ja
mengaku sampai bisa mengambil Rice kembali.
“Kalau
begitu, Mari lepas lalu panggil namanya, dan lihat kepada siapa dia akan
datang.. Jika dia mendatangi Nenek, silakan bawa...Lalu Sebaliknya. Jika
kepadaku, jangan pernah kembali kemari lagi.” Ucap Young Soo. Hye Ja setuju.
Young Soo akan memulai.
“Tunggu
Sebentar... Aku ingin membuat statement terakhir.”ucap Hye Ja meminta waktu.
Joon Ha mempersilahkan.
“Rice,
ini Kakak... Dahulu kala, Kakak menerima uang karena berhasil masuk perguruan
tinggi. ketika di jalan untuk beli pakaian dengan uang itu, lalu bertemu kau. Pemilik
toko hewan peliharaan bilang katanya kau anjing Malta, tapi ternyata bukan
ketika dewasa.” Ucap Hye Ja.
“Kupikir
aku tertipu, tapi tak apa. Karena kau yang paling kucintai di dunia ini.. Yang
takkan pernah berubah, adalah itu... Mau kau anjing Malta atau Kampung, aku
akan selalu mencintaimu.” Kata Hye Ja menyakinkan.
“Rice,
lihat Kakak dengan baik. Aku mungkin terlihat berbedadari orang yang kau
ingat... Tak apa jika kau tak datang kepadaku. Tapi pastikan kau harus ingat, aku
wanita yang kau kenal sebelumnya. Aku rindu hari-hari ketika kau mengingatku
saat itu. Mari berjanji, kita akan bertemu lagi segera.” Ucap Hye Ja sambil
menangis.
Joon Ha
yang melihat hanya diam saja berpikir Hye Ja sudah selesai bicara, Hye Ja pun
sudah siap berdiri bersama. Joon Ha ingin menghitung dan akan memanggilnya
bersama-sama. Tapi Hye Ja baru hitungan satu sudah memanggil Rice, tapi
anjingnya malah melompat ke peluakan Joon Ha.
“Tak bisa
kupercaya... Bagaimana bisa kau lakukan ini padaku? Dari semua makhluk, kaulah
yang harusnya mengenaliku. Aku sadar, aku sudah menua dan berubah, tapi kau
sungguh harus mengenaliku. Jika aku tak bisa mencarimu, maka kau harusnya
mencariku terlebih dahulu.” Ucap Hye Ja sambil menangis.
**
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar