PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hye Ja
pun bertemu dengan ibunya, Hyun Joo tak percaya Hye Ja yang gagal meminta bantuan ibunya. Hye Ja mengaku
Bukan hanya gagal, tapi juga merasa sangat tertekan. Hyun Joo pikir Hye Ja
yang tidak bisa mengembalikannya?
“Tidak
hanya mustahil untuk dikembalikan, tapi Ibuku kasihan sekali. Dia merawatku
selama sisa hidupnya, dan berharap aku menghasilkan uang, tapi akhirnya aku
seperti ini. Jika dia merawat babi, setidaknya dia bisa menjualnya.” Kata Hye
Ja sedih
“Jadi, Apa
kau akan menghasilkan uang sendiri?” tanya Hyun Joo, Hye Ja membenarkan ingin
memiliki Uang yang banyak.
“Hye
Ja... Apa Kau tahu cara mengemudi truk sampah?” tanya Sang Eun. Hye Ja mengaku
tidak.
“Lalu apa
kau tahu cara menggunakan mesin jahit?” tanya Sang Eun. Hye Ja terlihat marah
karena seperti mengejek. Hyun Joo menahanya meminta untuk sabar.
“Aku
melihat Lee Joon Ha.” Akui Hye Ja. Hyun Joo pikir Joon ha pasti benar-benar
sibuk dengan pekerjaan barunya.
“Dia
sibuk menjual suplemen di pusat konvensi.”kata Hye Ja. Kedua temanya terlihat
sangat kaget lalu tertawa tak percaya
“Dia benar-benar
bodoh setelah berubah menjadi nenek tua.” Komentar Hyun Joo
“Kuharap
itu tidak benar juga.” Ucap Hye Ja sedih, keduanya pun akhirnya mencoba percaya
yang dikatakan Hye Ja kalau Lee Joon Ha
menjual suplemen di pusat konvensi.
“Dia
memakai pakaian konyol dan bahkan menyanyikan lagu trot. Dia memperlakukan
wanita tua dengan sangat sopan. Dia seperti orang yang sangat berbeda.” Kata
Hye Ja sedi
“Astaga,
benarkah? Apa Itu bukan orang yang mirip dengannya? Kau harus bertanya apa yang
dia lakukan di sana.” Ucap Hyun Joo
“Aku sudah
melakukannya... Tapi dia bilang dia hanya bermain dengan orang tua dan
menghindariku, sangat Sulit bicara dengannya.” Cerita Hye Ja.
“Itu
tidak mudah bertindak begitu berbeda. Dari seorang reporter menjadi penipu? Ini
Tidak ada kesamaan. Apa terjadi sesuatu?” kata Hyun Joo curiga. Hye Ja bertanya
seperti apa.
“Bukankah
kau bilang neneknya meninggal? Mungkin dia shock dan berubah.” Kata Hyun Joo
“Hye Ja, Apa
bukan karenamu? Dia sangat menyukaimu, tapi menderita gangguan mental setelah
kau tiba-tiba menghilang. Kisah tragis seorang pria yang ditinggalkan dan
terluka oleh cinta pertamanya.” Kata Sang Eun.
Hyun Joo
mengeluh Sang Eun sedang syuting film karena menanggap Cinta pertama, karena Hye Ja dan Joon Ha a bahkan nyaris tidak main mata, dan berakhir
sebelum terjadi sesuatu. Hye Ja mengaku bermain mata walaupun sedikit.
“Tidak
peduli berapa banyak aku memikirkannya, itu bukan karena aku. Dan jika itu
benar-benar karena aku, itu sangat mengkhawatirkan juga. Aku akan kembali hari
Senin, jadi akan bertanya lagi. Demi neneknya juga.” Ucap Hye Ja.
“Bagaimana
tempatnya? Apa itu menyenangkan?” tanya Hyun Joo
“Semua
orang di tempat itu aneh. Orang tua jelek itu... bilang dia menyukaiku saat
baru melihatku sekali. Dan wanita tua lain membual dan bertanya apakah aku tahu
Chanel. Dia terus bicara padaku tanpa henti. Dan wanita lain memasukkan sesuatu
ke dalam mulutku tanpa meminta.” Keluh Hye Ja.
“Benar.
Orang tua selalu bertindak seperti itu. Nenek terbiasa duduk diam, dan tiba-tiba
mulai berteriak dan marah.” Ucap Sang Eun
“Bukankah
itu slow-motion saat kau melihat orang tua? Saat mereka menyeberang jalan, mereka
seperti...” kata Young Joo
“Benar.
Dan beberapa tindakan seperti dalam mode diam atau sesuatu. Wajah dan tangan
mereka gemetar dan bergetar seperti ponsel.” Ucap Sang Eun.
Keduanya
saling mengejek para orang tua, Hye Ja sangat marah kpada keduanya kalau ia
seperti itu juga dan memberitahu kalau para nenek dan kakek berjalan seperti itu karena lutut mereka
lemah dan didalam pikiranya mereka ingin
berlari secepatnya.
“Meskipun
kau mungkin menerima begitu saja, melihat dengan baik, berjalan dengan baik,
dan bernapas dengan baik, bukan hal-hal yang bisa kami terima. Kami merasa
sangat bersyukur. Tubuh kami terasa berbeda setiap hari. Apa kalian tahu itu?”
ucap Hye Ja marah. Kedua temanya pun hanya bisa meminta maaf. Hye Ja pun
memilih untuk pergi.
“Aku bahkan
tidak berjalan selama itu, karena Kakiku terluka.” Kata Hye Ja kelelahan
akhirnya berhenti dulu.
“Dasar
anak nakal... Mari kita lihat apakah mereka bisa mengatakan itu saat mereka
tua. Jika aku masih hidup nanti.” ucap Hye Ja marah lalu melihat kertas
bertuliskan [Rekrutmen untuk Call Center
"Seseorang dengan suara yang bagus. Menerima panggilan dari
pelanggan."]
Seorang
pria penjual telur dalam truk, mengunakan mic agar para penghuni rumah bisa
mendengar. Hye Ja berjalan dengan pakaian rapih meminta agar memberikan satu
telur. Si pria mengatakan tidak menjual
satu telur tapi hanya menjual per-kotak.
“Aku
hanya perlu satu, jadi Juallah satu telur.” Pinta Hye Ja.
“Jika aku
menjual satu, akan ada satu yang hilang dari kotaknya.” Ucap Sipaman.
“Ini
sangat penting, jadi Tolong jual satu.” Rengek Hye Ja.
Si paman
akhirnya tak bisa menolak memberikan satu telur. Hye Ja bertanya berapa
harganya.Si peman menolak dan memilih untuk pergi ke tempat lain saja. Hye Ja
tak enak hati, tapi menurutnya hanya telur lalu memakanya mentah.
Si pria
mendengar suara Hye Ja ingin memanggilnya, tapi Hye Ja sudah lebih dulu pergi.
Si pria ingin keluar dari mobil tapi
sabuk pengamannya tak bisa terlepas.
Hye Ja
sudah duduk di sebuah ruangan dengan tatapan polosnya kalau mereka bilang usia
tidak masalah. Si pria mengeluh karena memang seperti itu, dan menjelaskan Perusahaan belum memiliki
pesaing.
“Jika kau
punya keterampilan, siapa pun bisa bekerja di sini tanpa memadang usia atau
jenis kelamin. Tapi...” kata si pria lalu menelp pegawainya agar
“Hei,
temukan orang yang memposting pemberitahuan perekrutan ini dan orang yang
mengirim wanita ini di sini, dan pecat mereka.”ucap si pria marah
“Aku bisa
melakukan apa saja.” Kata Hye Ja menyakinkan. Si pria meminta Hye Ja agar menutup
matanya.
“Coba kau
tebak, Sebelah mana suara itu?” kata sipria mencoba menepuk tangan dikanan dan
kiri. Hye Ja pun bisa menjawabnya.
“Setidaknya
kau bisa mendengar.” Komentar si pria. Hye Ja mengaku bisa mendengar dengan baik. Si pria tak bisa
menahan amarahnya lagi meminta seseorang agar membaa Hye Ja keluar dari
kantornya.
“Aku
tidak tahu apa kau akan percaya padaku, tapi aku berusia 25 tahun.” Ucap Hye Ja
“Jika
cucumu 25 tahun, kau harus membawanya ke sini.”komenar si pria. Hye Ja mengaku
dirinya yang berumur 25 tahun.
“Aku
salah memutar jamku, dan berlari lagi dan lagi untuk menyelamatkan hidup
Ayahku. Akhirnya, aku menyelamatkan Ayahku... tapi setelah itu aku semakin
menua.” Cerita Hye Ja.
“Astaga..Ibu,
kau diterima... Hei, bagaimana dia bisa mengatakan kebohongan yang konyol dengan
mata yang tulus? Jika kau memiliki kemampuan, kau harus bilang dari tadi” kata
si pria.
Seorang
wanita berbicara ditelp dengan temanya yang baru keluar dari bank meinta agar mengambil 20.000
dolar dan pulang, lalu memastikan kalau menyimpan uangnya di dalam lemari es.
“Kau
tidak memiliki keamanan, kan? Lalu masukan ke lemari es dan bertemu
teman-temanmu, dan bertindak seperti tidak ada yang terjadi.” Perintah temanya.
Sementara
Hye Ja sudah duduk dimeja kerja, Bos menyuruh Hye Ja untuk menekan nomor telp
yanga ada dilist mereka. Hye Ja pun mengikutinya lalu mengaku sebagai nenek
dari si penelp yang mengalami kecelakaan dan di rumah sakit. Si pria mengaku tidak
punya nenek. Si bos memberikan kode untuk melakukan cara yang kedua.
“Halo...
Ini yayasan kesejahteraan, "Look at the Green Pine Tree". Di yayasan
kami, kami mengadakan penggalangan dana untuk membantu orang tua di sekitar
kita yang membutuhkan.”kata Hye Ja.
“Ini
penipuan suara, kan? Bagaimana kau mendapatkan nomorku? Katakan padaku
bagaimana kau tahu nomorku? Baik, lakukan apa pun yang kau inginkan.” Ucap Si
pria marah. Hye Ja kebingungan dan akhirnya menutupnya.
“Kau
melakukannya dengan baik.. Ayo Berdiri... Semuanya, berkumpul.”kata si pria.
“Tunggu...
Bukankah ini penipuan suara?” ucap Hye Ja polos, Si pria mengelak kalau Ini
bukan penipuan suara
“Bagaimana
bisa ini penipuan suara? Aku sudah menjalankan bisnis ini selama 25 tahun. Apa
Kau pikir aku masih berada di sini jika ini ilegal? Aku tidak akan tertangkap. Bagaimana
bisa kau mengatakan itu...” ucap Si prai marah
Dua pria
polisi datang, Si pria mengeluh pada pegawainya yang lupa memperbaiki kamera CCTV. Si pria
bertanya di mana Letnan Kim, akhirnya polisi akan membawanya. Si pria menolak
untuk diborgol dan memegang lenganya saja.
Hye Ja
hanya terdiam, akhirnya Si bos pun dibawa pergi ke kantor polisi sambil
memberitahu kalau 2 tahun lagi akan bebas meminta agar mereka mengelola semua
laporan keuangan dengan hati-hati menurutnya Perusahaan harus maju.
Hye Ja
akhirnya kembali dengan tangan hampa dan melihat kakinya lecet. Paman penjual
telur melihat Hye Ja langsung memanggilnya mengajak untuk bicara karena wanita
yang barusan mengatakan sesuatu.
“Apa yang
kau katakan setelah makan telur?” kata si pria. Hye Ja menyebut "Benar.
Itu hanya telur."
“Astaga...
Suaramu sempurna untuk telur. Apa ada suara seperti itu? Aku sudah menjual
telur selama dua dekade. Aku sudah mencatat lebih dari 60 suara orang-orang, mengatakan
"Telur untuk dijual." Suaramu sempurna untuk itu. Dengan suaramu,
telurku akan terjual seperti kacang goreng.” Ucap si pria.
“Jadi,
apa kau memintaku untuk merekam itu? Berapa banyak kau akan membayarku?” tanya
Hye Ja.
“Gaji
pokok rendah, tapi komisi tinggi. Aku akan memberikan 10 persen... dari
penjualan bersih dari masing-masing telur yang terjual.” Jelas Si pria
“Berapa
banyak kau menjual telur?” tanya Hye Ja. Si paman mengatakan beberapa kotak.
“Kau bisa
meningkatkan gaji pokokku atau memberiku 25 persen dari penjualan bersih.” Ucap
Hye Ja. Si paman menawar 20 persen.
Si pria
pun mengajak pergi ke toilet, Hye Ja heran kalau mereka akan merekam di sini.
Si pria meminta agar Hye Ja bisa dengarkan dengan seksama karena untuk
menggerakan hati orang-orang, suaranya harus memiliki gema. Hye Ja pun bisa
mendengar suara yang mengema.
“Kita
mulai. Kau siap, kan?” kata Si paman memberikan mic agar Hye Ja mulai bicara.
“Telur
untuk dijual... Periksa ini, segar...” ucap Hye Ja ingin terlihat imut.
“Kenapa
kau membuat suaramu terdengar begitu manis? Lakukan dengan alami. Pikirkan ayam
liar yang bertelur dan Itu terdengar segar.” Kata Si pria akan memulainya.
Hye Ja
pun mengulanginya dan Si pria pun senang dengan suara Hye Ja yang bagus. Di
depan truk, si paman memberikan bayaran dan meminta Hye Ja agar memberikan nomor
kontak dan rekening banknya untuk
mengirim semua komisinya. Hye Ja pun mengucapkan terimakasih menerima
bayaranya.
Hyun Joo
keluar dari restoran menghela nafas melihat Young Soo menunggu didepan lalu
bertanya alasanya datang. Young Soo mengaku
tersesat dan mengaku jadi orang bodoh karena Berpikir bahwa dirinya akan
bisa berkencan lagi.
“Kau
benar... Aku tidak tahu banyak tentang wanita. Tapi aku berjanji aku akan
memukuli pria itu jika aku melihatnya lagi. Jadi... kau harus berdiri tegak,
dan jangan marah, kau harus pergi ke pernikahannya, dengan menakjubkan.” Ucap
Young Soo. Hyun Joo seperti mulai terkesima.
“Kau
harus Terlihat seperti wanita tercantik di seluruh dunia agar dia menyesal
karena meninggalkanmu dan menikahi wanita lain. Dan... saat kau berada di pesta
pernikahan, minta dua tiket makan, termasuk aku.” Kata Young Soo
Hyun Joo
mengeluh karena sudah tahu pasti akhirnya seperti ini dan akhirnya menendang
kaki Young Soo. Young Soo langsung jatuh menjerit kesakitan. Hyun Joo pun
akhirnya pergi dengan motornya, Young Soo tetap menyuruh agar Hyun Joo Berdiri
dengan tegak dan Percaya diri.
Hyun Joo
akhirnya pulang ke rumah setelah mandi menatap cermin lalu membuka laci
ditanganya. Ia melihat sebuah kotak yang berisi cincin.
Flash
Back.
Young Soo
saat masih remaja memberikan sebuah cincin mengaku menemukan ini di jalan. Hyun Joo seperti sangat
bahagia menerima cincin dari Young Soo yang dimatanya sangat tampan lalu
melihat cincinya begitu cantik.
“Bukan
cincin ini yang cantik.... Tapi tanganmu.” Ucap Young Soo memuji.
Hyun Joo
merasa dirinya sudah gila karena memakai cincin kembali dan tak bisa melepaskan
dari jarinya.
Hye Ja
mencoba membuka tutup cream tapi kesusahan merasa kalau Tanganny akan keseleo kalau seperti ini. Ia
pun memegang lehernya karena harus
melindungi suaranya, akhirnya berbaring ditempat tidur mengingat saat bertemu
dengan Joon Ha.
“Di satu
sisi, dia terlihat seperti sedang menikmati pekerjaan.” Ucap Hye Ja mengingat
saat Joon Ha mencoba agar menyakinkan para orang tua untuk membeli suplemen.
“Jika Aku
mendapatkan uang itu penting, tapi kenapa pria muda buang-buang waktu dengan
pekerjaan seperti itu? Apa aku benar-benar salah tentang dirimu? Lee Joon Ha.” Ucap
Hye Ja kebingungan.
Hye Ja
akhirnya pergi lagi di Aula Pameran
Hyoja, Joon Ha menyambut semua nenek dan melihat Hye Ja membawa suplement, berpikir
kalau mengembalikan jadi akan mengurusnya.
Hye Ja pikir kalau itu tak penting tapi Ada yang ingin dibicarakan dengan Joon
Ha.
“Apa Bisa
luangkan waktumu sebentar?” ucap Hye Ja.
“Aku agak
sibuk sekarang, jadi aku akan bicara denganmu nanti... Sampai nanti.”kata Joon
Ha mencoba menghindar dan bergegas masuk.
Hye Ja
akan masuk tapi si pria centil menyapanya, dengan wajahnya. Ia mengeluh kalau
Pria itu seperti hantu yang tiba-tiba datang.
Si pria bertanya apakah Hye Ja
ingin menonton film denganya. Hye Ja menolak karena sibuk hari ini.
“Lalu,
bagaimana besok?” tanya Si pria. Hye Ja mengaku sibuk besok. Si pria mengajak akhir pekan
“Kurasa
aku akan sakit.” Kata Hye Ja santai. Si pria mengajak untuk makan di luar. Hye Ja mengaku sedang diet.
“Lalu
bagaimana dengan salad?” kata S pria. Hye Ja mengaku alergi daun hijau.
“Bagaimana
daging sapi?” tanya kata si pria. Hye Ja mengaku Hindu. Si pria ingin tahu
Sejak kapan. Hye Ja mengataka sejak Kemarin lalu berjalan pergi.
“Dia
benar-benar tidak goyah... Kau lulus ujianku.” Ucap Si pria malah senang.
Hye Ja membeli
sekaleng minuman, melihat si nenek angkuh didekatnya memberikan minumanya. Si
nenek menolaknya. Hye Ja dengan ramah meminta untuk mengambilnya saja karena
akan mendapatkan yang lain. Tapi si Nenek angkuh langsung membuangnya
karena tidak menginginkannya.
“Setiap
orang yang ingin pembayaran kembali menunggu di kantor sekarang.” Ucap Joon Ha
melihat Hye Ja dan binggung karena ada minuman yang jatuh. Akhirnya Hye Ja pun
berjalan pergi mengambil minumanya.
“Tolong
kirim ini kepada anakku.” Kata si nenek angkuh pada Joon Ha.
“Maksudmu,
anakmu yang di Los Angeles, kan? Apa Alamat yang sama seperti terakhir kali?”kata
Joon Ha menuliskan alamat pada kotak.
“Tolong
lakukan untukku. Aku ingin tahu apakah dia mendapat ginseng merah tanpa
masalah.” Ucap Si nenek khawatir
“Dia
menerimanya... Aku memeriksanya, jadi jangan khawatir. Akan kukirim besok.” Ucap
Joon Ha ramah.
“Terima
kasih atas bantuanmu. Ini pasti cukup untuk biaya mengirim paket ke luar
negeri.” Ucap Nenek angkuh. Joon Ha mengaku pasti bisa mengurus biaya seperti
ini. Hye Ja pun mendengarnya dari samping pintu.
Hye Ja
akhirnya masuk ruangan ada beberapa nenek dan kakek yang sudah berkumpul. Hee Won
melihat Hye Ja pun menyuruh duduk untuk
pengembalian jadi totalnay ada tujuh orang dan Tuan Park yang akan mengurus.
Tuan Park
masuk membawa kardus lain dan tak sengaja jatuh. Hee Won langsung memarahinya
karena barang itu mahalnya dan logonya "NASA" Tuan Park terlihat
bingung.
“Nasional
Aeronautics and Space Administration mengembangkan suplemen ini. Apa Kau tahu
bagaimana astronot melakukan perjalanan di ruang angkasa selama ratusan hari
atau sampai beberapa tahun, sementara hidup dengan hal-hal yang bahkan tidak
terlihat bisa dimakan?” ucap Hee Won mencoba menyakinkan.
“Saat
astronot kembali ke bumi setelah bertahun-tahun, mereka tidak bisa berjalan
dengan baik karena tulang mereka menjadi lemah... Kami menjual suplemen
kalsium, benarkan? Mereka kombinasi yang sempurna.” Ucap Hee Won mencoba untuk
menyakin menjual barang.
Hye Ja
mengeluh kalau ini jelas palsu tapi akhirnya semua nenek dan kakek mengambil
produk baru dan juga termasuk Hye Ja.
Setelah
semua keluar ruangan, Hee Won mengeluh Tuan Park yang melakukan ini selama bertahun-tahun tapi
tidak bertambah baik, karena mereka mungkin tertangkap karena rekan kerjanya.
Tuan Park pikir kalau Akting terlalu sulit baginya.
“Aku
terlalu bagus karena alami... Apa aku aktor yang baik karena alami? Jika kau
memikirkan hal itu, Joon Ha luar biasa... Dia begitu baik. Sangat baik.
Bagaimana bisa dia membodohi orang begitu sempurna?” kata Tuan Park heran.
“Hei.
Pekerjaan ini tidak serius untuknya. Tapi kita menghasilkan uang darinya dan Perlakukan
dia dengan baik.” Ucap Hee Won
“Apa Aku
harus baik padanya?” keluh Tuan Park. Hee Won heran dengan Tuan Park yang terus
mengeluh.
Hye Ja
akan pergi lalu bergegas pergi dan sembunyi karena sipria tua mengejarnya dan
terus memanggilnya kalau tadi melihatnya. Hye Ja tersadar kalau masuk gudang
dan semua suplment yang dikirim ke LA, teringat kembali si nenek angkuh yang
meminta agar mengirimkan pada anaknya. Joon Ha masuk ruangan menaruh suplement.
“Ini
gila. Bukankah ini untuk anak wanita Chanel itu? Seluruh ruangan dipenuhi
dengan kotak. Berapa banyak ini? Kau pasti melakukan ini berkali-kali. Apa Kau
tidak pernah mengirim itu setelah dibayar?” ucap Hye Ja curiga.
“Ini
berbeda dari menjual suplemen.” Kata Hye Ja tak percaya kalau Joon Ha bisa berbuat
seperti itu.
“Berapa
banyak yang kau dapatkan? Apa Sangat banyak? Apa ini pekerjaan yang kau suka?”
kata Hye Ja.
“Aku akan
mengirimnya dan Ini lebih murah dengan cara itu.” Kata Joon Ha
“Kau
menemukan tempatmu. Aku tahu kau pembicara yang baik, tapi aku tidak tahu kau pintar
berbohong juga.” Kata Hye Ja akan mengirimnya. Joon Ha menahanya.
“Kalau Hentikan
aku dan aku akan melaporkanmu.” Ancam Hye Ja. Joon ha menegaskan Hye Ja tidak
bisa mengirimnya.
“Kau
tidak menginginkannya.” Ucap Hye Ja marah. Joon Ha mengaku tidak punya alamat
anaknya. Hye Ja melonggo kaget.
“Tidak ada
anak... Anaknya mungkin tinggal di luar negeri atau mati, tapi Tidak ada yang
tahu. Dia tidak pernah mendengar kabarnya setelah anaknya meninggalkan rumah.
Jadi aku ingin melakukan sesuatu yang baik. Dia menjadi jauh lebih bahagia
karena mendengar kabar dari anaknya lagi.” Akui Joon Ha
“Lalu,
kenapa kau dibayar?” ucap Hye Ja marah. Joon Ha menegaskan ini hanya
give-and-take.
“Tidak
ada yang gratis. Wanita itu senang mendengar kabar dari anaknya, dan aku senang
menghasilkan uang. Ini situasi yang menguntungkan.” Jelas Joon Ha. Hye Ja tak
habis pikir dengan sikap Joon Ha.
“Aku akan
menceritakan semuanya.” Kata Hye Ja. Joon Ha mempersilahkan.
“Kau bisa
Pergi ke wanita itu dan katakan padanya. "Anakmu tidak bisa dihubungi
selama beberapa tahun. Tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup. Mungkin dia
melakukannya dengan sangat baik. Dia tidak berbicara denganmu." Kau bisa
Katakan itu padanya” kata Joon Ha menanyang
“Berhenti...
Kau harus Berhenti dari pekerjaan ini.” Ucap Hye Ja.
“Ini
tempat kerjaku. Kenapa kau memberitahuku untuk berhenti dari pekerjaanku?” ucap
Joon Ha.
“Ini bukan
hanya tempat kerja biasa. Ini tempat yang buruk.” Kata Hye Ja
“Apa ini
tempat kerja biasa? Apa maksudmu Perusahaan? Kantor pemerintah? Semuanya sama. Mereka
mungkin terlihat berbeda, tapi mereka semua bekerja untuk kepentingan mereka sendiri,
bukan untuk orang lain.” Ucap Joon Ha tak bisa menahan amarah.
“Aku akan
menceritakan semuanya. Akan kupastikan kau berhenti bekerja di sini.” Kata Hye
Ja. Joon Ha menyuruh Hye Ja pergi saja.
“Bahkan
jika semua orang meminta pengembalian dana dan berhenti datang ke sini, apa
yang bisa kulakukan? Jadi Jangan datang ke sini lagi. Ini tempat yang buruk...
Sekarang kau tau itu, Jadi jangan pernah
datang ke sini.” Ucap Joon Ha.
Hye Ja
setuju kalau tidak akan datang lagi dan tidak tahan dengan tempat ini. Saat
keluar ruangan banyak para manula seperti mendengarnya, Hye Ja ingin
menjelaskan tapi para manula merasa tak suka dan memilih untuk pergi.
Tuan Kim
masuk salon akan memperbaiki pemanas air, Nyonya Lee mengataakn akan menelepon
tukang jadi meminta agar membiarkan saja. Tuan Kim pikir tak perlu
membuang-buang uang dan kembali memperbaikinya.
“Itu
tidak berhasil... Aku sudah mencobanya.” Kata Nyonya Lee. Tuan Kim terus
mencoba.
“Sudah
kubilang itu tidak berhasil. Apa kau dengar?” teriak Nyonya Lee marah, akhirnya
Tuan Kim hanya terdiam.
Hye Ja
masuk bar terlihat kesal karena Joon Ha duduk sendirian sambil minum soju, lalu
mencoba tak mengubrisnya dan memesan udon.
Akhirnya Hye Ja menemani Joon Ha minum lalu meminta agar memesan yang
lain karena mendapat uang. Joon Ha hanya diam saja terus minum.
“Dengan
begitu banyak cinta dari semua orang tua, Apa hidupmu sudah membaik sekarang?” kata Hye Ja. Joon
Ha tak ingin membahasnya akan pergi.
Dia bilang merindukanmu... Hye Ja
merindukanmu. Terima kasih, dia merasa sedikit senang.” Ucap Hye Ja. Joon Ha
pun hanya menatapnya.
“Ketika
dia denganmu, bahkan jika semua yang dia punya adalah... semangkuk udon dan
sebotol soju denganmu, dia merasa senang. Ada sesuatu yang mendesak, dan dia bahkan
tidak bisa menghubungimu. Tapi sebenarnya Dia tidak ingin pergi.” kata Hye Ja.
Joon Ha
teringat saat Hye Ja mengatakan “Aku hanya mencoba memberitahumu untuk lebih
mencintai dirimu sendiri. Itu akan membantumu lebih menghargai dirimu sendiri.
Itu menyayat hati. Jangan biarkan dia menderita lagi. Aku merasa begitu
bersalah padamu.”
“Aku tak
ingin kau salah paham, aku tidak memarahinya karena mengatakan diriku penguntit
atau sesuatu. Kami hanya mengobrol dan aku mengetahuinya... Kau kenal Hye Ja,
kan?” ucap Hye Ja.
“Keponakanku
yang ada di Jerman. Jika dia kembali dari Jerman, Hye Ja akan sangat marah.” Kata
Hye Ja. Joon Ha tiba-tiba mengtakan nama Hye Ja. Hye Ja melonggo Joon Ha bisa
mengingat namanya.
“Kim Hye
Ja... Beritahu Hye Ja di Jerman... Aku hanya bertemu dengannya beberapa kali di
sini dan Katakan padanya jangan membuat keributan besar setelah berbagi
semangkuk udon. Walaupun dia kembali ke Korea atau dia marah atau tidak, katakan
padanya itu bukan urusanku.” Tegas Joon Ha.
“Dan satu
lagi... Jangan penasaran lagi tentang diriku mulai saat ini. Aku tidak ingin
bertemu denganmu lagi.” Tegas Joon Ha lalu keluar dengan tatapan berbeda.
Hye Ja
terdiam seperti tak percaya kalau tadi Joon Ha yang dikenalnya, karena wajah
yang begitu asing dan menakutkan. Ia masuk ke dalam rumah dan ada suara Hye Ja
yang berkumandang merdu dari penjual telur.
Hye Ja masuk
kamar kakaknya yang sedang melakukan live "48-jam Sleeping Room". Ia
mengeluh Young Soo bahkan tidak membayar listrik satu sen pun jadi setidaknya
harus mematikan komputer, akhirnya ia membaca komentar di layar komputer.
Ada
komentar “Nenek yang duduk di sana lebih menarik.” Hye Ja tak percaya kakaknya membuat tantangan
"48-jam Sleeping Room" dan bertanya apa itu maksudnya. Penonton
memberitahu Sebuah acara di mana kau
tidak melakukan apa pun kecuali tidur yaitu Berbaring dan mendapatkan bintang
gratis.
“Sebuah
acara di mana kau tidak melakukan apa pun kecuali tidur? Kenapa kau menonton
itu?” keluh Hye Ja. Penonton berkomentar kalau ini lucu.
“Nenek, berapa umurmu?” tanya Penonton. Hye Ja
membaca kembali berkomentar [Dia tampak seperti dari zaman batu- Kau harus memperlakukan orang
tua dengan lebih hormat. - Berhenti berpura-pura menjadi baik.]
“Aku
berumur 25 tahun.”Akui Hye Ja. Semua penonton yang menonton merasa itu lucu dan
ada itul live tantangan “Tidak ada makanan, tidak ada toilet, tidak ada editing,
48-jam "Sleeping Room"!
Bersambung
ke episode 6
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar