PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dan Yi
menempelkan pengumuman [PEMASARAN DALAM KESEHARIAN- KIRIMKAN TIGA KALI SEHARI!]
Ji Yool
melihatnya dengan wajah sedih akhirnya menuliskan pesan “ Kurasa aku akan mulai awasi ini
juga.Mustahil. Orang-orang kantor dan ibuku tak mungkin ada di sini.”
**
Dan Yi
menuliskan dihalaman SNS-nya dengan buku yang diambil saat akan dimusnahkan
“Buku ini adalah buah dari semangat
dan dedikasi. Selagi melihat buku dihancurkan, aku teringat ucapan pujangga Amy
Lowell.< Katanya buku adalah intisari hidup kita. Aku ingin berbagi intisari
berharga ini dengan semua orang agar aku tak malu menemui pepohonan. Aku pasti
bisa.”
Eun Ho
tersenyum melihat tulisan Dan Yi lalu teringat dengan kejdaian semalam. Ia
melihat Bulannya terlalu indah dengan Dan Yi di taman rumahnya.
“Bulannya
indah, 'kan? Alih-alih "Aku mencintaimu", SÅseki Natsume bilang,
"Bulannya indah." Itu malam yang mengingatkanku padanya. Maka, buku
hari ini adalah
“Ujaran
yang tepat adalah "ada bos", bukan "bos ada". "Cuci
piring", bukan "mencuci". Dan yang benar "menolak
pesanan", bukan "pesanan tolak".” Tulis Hae Rin.
Saat itu
ada Notif masuk “LUCKYBOY MENGIKUTIMU” ketiganya mengerutkan dahi siapa pria
itu. Tuan Kim Jae Min mengunakan nama ID tersebut dengan menuliskan keterangan
sebagai Presdir Penerbit Gyeoroo. Ia pun mengambil foto selfie dalam berbagai
gaya diruanganya.
“Teman lamaku mengeluh padaku. "Jae-min,
bukuku tak laku. Perusahaanku akan bangkrut." Dia hanya punya firma
penerbit kecil. Dia bersemangat dan kompeten. Apakah masyarakat sudah tak acuh
pada buku fisik? Dibandingkan dia, aku diberkati. Aku anak yang beruntung.
Buku-buku Gyeoroo masih disukai para pembaca. Ya, jangan pernah melambat dan
maju terus.”
Eun Ho
dkk berpikir apakah akan menerima pertemanan atau memblokirnya.
Nyonya
Goo juga membuat account dengan nama aslinya sebagai DIREKTUR PENERBIT GYEOROO
yang status LAJANG ELEGAN. Foto yang diperlihatkan dengan gaun tidurnya sambil
meminum wine, terlihat seperti wanita yang sangat elegan
“Kuterjemahkan
esai profesor K University ke bahasa Inggris. Hanya untuk mengisi waktu dan
hobi. Aku tak bilang bahwa aku kesepian. Waktu sendiriku yang berharga. Apa Tahu
betapa menyenangkan rasanya saat mencapai sesuatu?”
Saat itu
Nyonya Goo yang terlihat elegan di foto, tapi di seluruh ruang tengahnya
berantakan dengan barang-barang yang terpakai.
“Bersulang...
Pak Kim, kau pemimpin paling teladan di Gyeoroo. Aku mengagumimu.” Tulis Nyonya
Goo pada Tuan Kim.
Tuan Bong
sedang minum bersama dengan temanya, memperlihatkan gambar mangkuk arak beras.
Ia mengaku kalau puisi adalah inti setiap inspirasi artistik, seperti sebuah
sumber jadi meminta mereka agar membuat
puisi dan itu sangat luar biasanya.
“Untuk
apa menulis puisi bagus? Tidak ada yang membacanya. Puisiku gratis. Semuanya
ada di internet. Ada bedebah yang mengunggah seluruh buku puisiku. Aku akan kaya jika bisa dapat 100 won per
puisi.” Ucap si pria
Tuan Bong
melihat Tuan Kim yang meminta agar bisa berteman, lalu berkomenta
"Luckyboy." Apa, "anak" dan bertanya-tanya Sampai usia
berapa dianggap anak dan tak peduli kalau bosnya jadi memilih untuk
memblokirnya.
“Kenapa
kalian jahat padaku? Kenapa kalian memblokirku?.. Luckyboy. Apa Kalian
membenciku? Eun-ho, jawab. Kenapa kau memblokirku?” teriak Tuan Kim marah saat
datang ke ruangan karyawanya.
“Aku tak
tahu itu kau.” Ucap Eun Ho mencari alasan. Tuan Kim tak percaya karena menulis, "Presdir Penerbit Gyeoroo."
“Ohh...
Begitu... Kukira ada yang pura-pura jadi kau.” Komentar Eun Ho, Tuan Kim
menatap Dan Yi, Dan Yi mengaku juga tak tahu.
“Ada apa?
Apa aku buangan di media sosial? Benarkah, Nona Song?” ucap Tuan Kim. Hae Rin
membenarkan tanpa peduli perasaan Tuan Kim.
“Tak
punya hati nurani. Apa kita harus melihat wiraniaga narsistik ini di dunia
maya?” tulis Song Yi
Tuan Kim
akhirnya meminta agar Hae Ri tak memblokirnya, Hae Rin mengerti. Lalu Tuan Kim
menyuruh Song I agar mengikutinya juga. Song I pun tak bisa menolak untuk bisa berteman.
Eun Ho tersenyum melihat sikap Tuan Kim yang marah karena terlihat sangat
manis.
Nyonya Go
dalam ruangan menerima pesan dari Tuan Kim “Bu Go, kau adalah bank ide di Gyeoroo. Kau mentor yang
dikagumi semua pegawai.” Wajah Nyonya
Go tersenyum seperti sangat menyukai pujian.
Dan Yi
melihat jadwal mingguan, [RAPAT MINGGUAN, RAPAT EKSEKUTIF - RAPAT PEMASARAN
BUKU BARU PARK JEONG-SIK] tatapanya seperti penuh harapan.
Di
restoran sandwich, Eun Ho memberikan buku Tuan Park memastikan Dan Yi akan
mencoba lagi Setelah perbuatan Nyonya Go
padanya. Dan Yi seperti melupakan mengaku tak masalah untuk dirinya,
karena Penyihir besar tak menakutinya.
Di Sebuah
bar, Nyonya Goo duduk dengan tiga temanya. Salah satu membahas tentang
anaknayang masuk sekolah internasional. Ibu lain pun memuji kalau orang tuanya
itu andal sebagai ibu. Temanya lain berbalas kalau suami temanya itu jadi
direktur dan harus jadi CEO sebelum keluar.
“Hei, tak
perlu iri... Ayah mertuamu memberimu sebagian asetnya.” Ucap temanya. Tapi si ibu merasa hanya dapat sedikit.
“Rumah
yang kami tinggali sekarang atas nama suamiku.” Kata temanya. Teman yang lain
pikir kalau masa pensiunnya sudah aman.
“Cukup...
Maaf, Yoo seon... Dia lajang dan tak punya anak. Kita harus pengertian.” Ucap
salah satu temanya tak enak hati
“Kenapa?
Aku punya tiga rumah Dan aku direktur... Bahkan Belum lama, aku dapat gelar
doktor... Aku tak iri pada kalian. Aku tak pernah tersinggung pada pertemuan
macam ini. Jadi Hari ini aku yang traktir minum. Aku harus pulang dan membaca
materi untuk kerja.” Ucap Nyonya Goo lalu berjalan pergi.
Ketiganya
mengeluh dengan sikap Nyonya Goo yang sombong dan berpikir kalau tak perlu
mengajak untuk bertemu lagi.
Di
restoran sandwich
Dan Yi
sadar kalau Nyonya Goo yang pernah curi ideku, tapi tak akan lagi dan tidak
akan kubiarkan terjadi dua kali. Ia merasa bahaagia bisa melakukan lagi jadi
meminta Eun Ho agar memberikan petunjuk. Eun Ho tersenyum Dan Yi yang meminta
Petunjuk
“Boleh
kubilang, tips dalam hal pemasaran?” kata Dan Yi berharap. Eun Ho seperti
memikirkan Tips pemasaran
“Ayoo
Lah... Petunjuk. Satu saja... “ ucap Dan Yi memohon. Eun Ho mendekat seperti ingin membisikan
sesuatu.
“Jangan
coba curang. Kau harus pikirkan sendiri.” Ucap Eun Ho, Dan Yi mengeluh Eun Ho jahat
sekali.
“Lihat
saja. Ini akan luar biasa.”kata Dan Yi yakin. Eun Ho menyuapi Dan Yi sandwich
sambil memujinya sebagai Gadis baik. Dan Yi lalu tetap merengek agar Eun Ho
memberikan petunjuk. Tapi Eun Ho tetap menolaknya.
Dan Yi
menyiapkan ruang rapat dan menempelkan kertas didepan ruangan [PENERBIT
GYEOROO0 RAPAT STRATEGI PEMASARAN BUKU BARU PUKUL 11.00] Wajahnya seperti penuh
harapan, Pesan dari Eun Ho masuk ponselnya.
“Rapat
pemasaran ini biasanya dipimpin Bu Seo, kepala pemasaran. Namun...Karena Bu Go
berawal dari pemasar, sering terjadi pertengkaran di antara mereka. Kali
terakhir, uraian Bu Go yang terpilih. Jadi, Nona Seo tak akan mau kalah kali
ini. Saat perang ide ini menjadi pertengkaran emosional yang membuat semuanya
lelah, itu kesempatanmu.”
Nyonya Go
sudah siap dengan bukunya dan Nyonya Seo pun siap tak mau kalah, keduanya
berjalan dengan wajah seperti musuh bebuyutan. Tuan Bong siap untuk rapatnya
bertanya pada Dan Yi didepan pintu apakah semua sudah siap. Dan Yi mengaku
sudah siap semuanya.
“Apa Kau
lakukan sendiri? Astaga, tak ada yang membantu.” Ucap Tuan Bong merasa kasihan.
Dan Yi
menyapa semua pegawai dengan senyuman masuk ruang rapat, lau melihat Nyonya Go akan masuk ruangan
bertanya apakah boleh ikut rapat. Nyonya Go dengan sinis tak ada alasan Dan Yi mau
ikut rapat strategi pemasaran
“Mengetahui
detail kemajuan mungkin akan membantuku temukan lebih banyak hal untuk
kukerjakan.” Ucap Dan Yi
“Terima
kasih mau membantu, tapi kau Tim Pembantu, ini bukan...” ucap Nyonya Go
“Kau
boleh ikut.. Kau juga membantu Departemen Pengembangan Konten.Jadi, tahu detail
bisa membuatmu lebih banyak membantu...Kau Masuklah. Bagus jika kau bisa
mengamati rapat.” Ucap Tuan Kim yang diam-diam mendengar keduanya bicara.
Dan Yi
pun mengucapkan terimakasih tapi Nyonya Go menatap sinis seperti tak ingin ada
saingan. Eun Ho melihat Dan Yi masuk ruangan bisa tersenyum puas.
Tuan Kim
akan memulai rapat, Tuan Bong pikir Sebelum putuskan jumlah eksemplar, ingin
tahu dengan desainer Ji Seo Joon menurutnya pasti berjalan baik karena Kim juga
ikut. Tuan Kim memalingkan wajahnya teringat yang dikatakan Seo Joon.
“Apakah
rumor itu benar? Rumor Gyeoroo mengincar hak cipta dan mengunci Pak Kang karena
itu.”
“Itu tak
berjalan baik... Dia tak mau bekerja untuk kita.” Kata Eun Ho. Tuan Bong kesal
karena menurutnya karena ulah Tuan Kim.
“Kenapa
kau mengikutinya? Jadi Kini bagaimana?” tanya Tuan Bong.
Sementara
Seo Joon membeli beberapa buku yang berjudul [AKU MEMIMPIKAN KEBEBASAN EKONOMI, SANG SINGA
IKUT, AIR MATA] lalu pergi ke meja kasir. Pegawai melihat buku pilihan Seo
Joon sudah agak usang jadi akan
mengambilkan yang baru.
“Tidak
apa-apa. Jika tak kubeli, akan dikembalikan ke penerbit dan dihancurkan. Ini
masih bisa dibaca. Kubeli yang ini.” Ucap Seo Joon.
Saat akan
keluar dari toko buku, mendengar dua pria yang membahas Penjualan buku-buku Gyeoroo selalu stabil.
Menurutnya Dua dari lima penjualan stabil adalah Gyeoroo dan itu Karena karya
Kang Byeong Joon, menurutnya semuanya mahakarya.
“Ini
Bagus bagi mereka.. Revolusi karya Kang Byeong-jun.” Ucap salah temanya.
“Itu hak
terbit eksklusif firmamu, 'kan?” kata salah satu temanya. Seo Joon terdiam dan
melihat buku-buku dalam rak.
“Bisikan
langit, Tangisan Pulau dan buku itu juga, Ibu. Gyeoroo mengambil semuanya... Gyeoroo
membuatku jengkel.”kata Si pria kesal lalu berjalan pergi.
Nyonya
Seo mengeluh Tuan Kim yang yakin akan
merekrut Ji Seo Joon jadi akan cetak 10.000 eksemplar edisi pertama,
menurutnya Jika punya desain bagus untuk
buku ini, maka 10.000 akan mudah laku. Ia mengeluh dengan keduanya karena
sebelumnya megatakan akan membujuk Ji Seo Joon bagaimanapun caranya.
“Kita
bisa Cetak 7.000 eksemplar. Desainer andal tak menjamin penjualan
besar.”ucapTuan Kim santai
“Pak Kim,
kau yang bilang begitu. Siapa yang mau beli 7.000 buku karya penulis pemula?”
ucap Nyonya Goo
“Kenapa
membuat buku yang tak laku dijual?” Keluh Tuan Kim. Tuan Bong pikir mereka
mengadakan rapat ini untuk mencari cara menjualnya.
“Industri
juga sedang goyah,Apa 5.000 saja agar aman?”saran Eun Ho,
“Bahkan
itu terbilang banyak. Untuk edisi pertama, ada yang mencetak 2.000 atau 3.000.”
kata Hae Rin
“Kita
teken kontrak dengan dia tiga tahun lalu. Banyak rencana yang gagal. Setelah
setahun mengedit, 3.000 salinan... Keuntungannya bahkan tak sepadan dengan
traktiranku padanya.” Kata Tuan Kim marah
“Pak Kim,
bicara yang sopan saat rapat.”komentar Eun Ho, Tuan Kim pikir Hae Rin yang
pertama bicara santai.
“Mari
mulai dengan 5.000 eksemplar. Karena ini debutnya, kita pasarkan dengan baik
dan sebar luaskan. Lalu bisa kita cetak lagi.” Ucap Tuan Kim
“Aku
punya pertanyaan. Kau bilang "10.000 eksemplar" dan "5.000
eksemplar". Apa Maksudnya itu jumlah buku? Lalu Apa maksudmu kau hanya
akan menjual 3.000 atau 5.000 buku saja?” tanya Ji Yool polos. Park Hoon panik
melihat tingkah Ji Yool.
“Siapa
yang terima dia?” gumam Tuan Kim menghela nafas. Eun Ho pun bisa menjawabnya.
“Itu Kau,
karena latar belakang pendidikannya yang kuat.” Keluh Eun Ho sambil bergumam.
Tuan Kim tak percaya kalau Eun Ho bisa mendengar suara hatinya.
“Apa Kau
punya kekuatan super? Apa Kau bisa baca pikiran orang?” gumam Tuan Kim melotot
tajam pada Eun Ho.
“Untuk
edisi pertama, agar aman, cetak 5.000 eksemplar. Apa Sudah punya tema
pemasaran?” tanya Eun Ho
“Ya, timku
sudah siapkan presentasi... Ini punyaku, silakan lihat.” Kata Park Hoon
membagikan berkasnya. Dan Yi senang menerimanya.
“Penulisnya
benar-benar pemula.” Komentar Nyonya Go sinis. Nyonya Seo memberitahu kalau
Ceritanya bagus jadi itu fokus utama strategi pemasaran mereka.
“Ini ide
bagus... Ringkasan plotnya dalam bentuk komik web, itu akan menarik pembaca.”
Kata Tim pemasaran yakin
“Kenapa
ide ini hebat?” kata Nyonya Go sinis. Si pria merasa tak tahu banyak soal pemasaran.
“Kita
harus cari seniman komik web dan ringkas plotnya. Kurasa akan terlalu lama.”
Kata Nyonya Go
“Lalu apa
idemu?” tanya Nyonya Seo sinis. Nyonya Goo menjawab untuk menetapkan target pembeli. Nyonya Seo
menjawab sudah, usia 20-an dan 30-an.
“Tidak
banyak orang yang suka komik web.” Balas Nyonya Goo, Nyonya Seo mengatakan akan
mencari seniman komik web paling populer...
“Itu lebih
mahal daripada biaya penulis.” Ucap Nyonya Goo. Nyonya Seo pikir Anggaran
pemasaran mereka mampu...
“Fokus
pemasaran daring. Kita targetkan komunitas penggemar genre fiksi.”ucap Nyonya
Goo
Eun Ho
pikir itu ide yang bagus. Tuan Kim pun ingin tahu pendapat timnya. Nyonya Seo
tak terima pemasaran secara online menurutany Selagi menunggu berita menyebar
di online, kehilangan kesempatan toko offline.
Nyonya Goopikir tak ada bedanya ruang online dan offline saat ini.
Nyonya Seo tahu harus lakukan pemasaran Online tapi menurutnya komik web...
“Itu... Aku
juga punya ide.” Ucap Dan Yi mengangkat tanganya tapi dua senior tak
menanggapinya.
“Hapus
ide komik web, Mengungkap cerita tak akan berguna. Ceritanya akan bocor.” Ucap
Nyonya Goo
“Tapi itu
tetap akan menarik para pembaca. Kini, orang lebih tertarik visual daripada
teks.” Kata Nyonya Seo
“Apa Ada
lagi yang bisa disorot dalam pemasaran?” tanya
Tuan Kim ingin menyudahi dua wanita yang adu mulut.
“Bagaimana
jika tak usah disampul?” ucap Dan Yi, Nyonya Goo mengeluh Dan Yi yang terus
menyela.
“Kenapa
tak dengarkan dia karena tak ada yang punya ide?Apa Kau tak penasaran idenya?”
ucap Eun Ho menyembunyikan semangatnya. Tuan Kim pun meminta Dan Yi agar mengatakan.
Dan Yi
memasang USB dan sudah membuat power point, Nyonya Goo mengeluh menggunakan itu
padahal caranya sangat kuno dan Kini semua cara digital. Dan Yi seperti tak
peduli berdiri didepan power point yang bertuliskan [PROYEK BUKU TAK TERGANTIKAN]
Mereka pun mulai memuji itu sangat keren.
“Kini,
para pembaca pemilih... Makin cepat merilis buku, mereka makin cepat bosan.
Tapi jika tak dipasarkan, mereka akan lupa. Namun, jika ada yang unik soal buku
itu dan membuat buku itu menonjol, orang-orang akan tertarik.” Jelas Dan Yi.
Eun Ho mendengarkan dengan wajah serius.
“Aku
ingin tahu apa yang bisa membangkitkan rasa penasaran mereka dan kita harus
fokus pada fakta bahwa penulis adalah pemula.” Kata Dan Yi. Nyonya Goo
membenarkan dengan wajah sinis.
“Pemula
tak punya prestasi untuk dibanggakan. Jika ragu pada apa yang bisa kita
tunjukkan, bagaimana jika rahasiakan saja penulis atau bukunya? Jangan
tunjukkan apa-apa... Begitulah aku terpikirkan ide Proyek Buku Tak Tergantikan
ini.”jelas Dan Yi
Ia membuat
power point bertuliskan [TANPA PENULIS, JUDUL, SINOPSIS] Ia membuat seperti
sebuah hadiah, karena Tak ada yang akan melihat nama penulis, sinopsis, atau
juduljadi dianggap Seperti sebuah hadiah.
“Entah
apa yang akan kau dapatkan... Kegembiraan merobek kertas pembungkus. Meskipun
kubeli dengan uang sendiri, aku tak tahu apa isinya. Hadiah untuk diriku
sendiri.” Ucap Dan Yi
“Itu
menarik. Lagi pula, penulisnya belum terkenal.” Ucap Nyonya Seo dan yang
lainya.
“Jika
dibaca di toko, semua yang rusak akan dikembalikan.” Ucap Park Hoon melihat
tulisan dillayar
“Proyek
ini adalah soal buku tak tergantikan dipilih olehmu, hanya dirimu sendiri.
Hadiah spesial untuk dirimu. Itu ide utama proyek ini.” Jelas Dan Yi
“Tapi,
jika tak diberi petunjuk, apa orang-orang akan beli buku yang sepenuhnya
tertutup ini? Bahkan komik pun sampulnya tampak. Kenapa orang mau beli buku
yang tak mereka tahu?” kata Nyonya Kim sinis
“Itu
sebuah buku, Karena dijual di toko buku. Saat kita membuka hadiah, kita
biasanya tak tahu apa isinya.” Ucap Eun Ho, Semua membenarkan.
Tuan Kim
pikir "Butuh kepercayaan diri untuk
buka buku tanpa tahu isi bukunya." Dan Orang akan pikir begitu dan
penasaran. Eun Ho pikir Jika mereka tulis kutipan kunci dari buku di
pembungkusnya. Dan Yi merasa Eun Ho
sudah membaca pikirannya .
“Apa pun
yang mau kita sorot bisa dicetak di pembungkus. Itu juga memberi tahu pembaca genre
buku itu.” Kata Dan Yi memberikan contoh. Tuan Kim pikir bisa mencobanya.
“Ya, lagi
pula kita sudah kehilangan Ji Seo-Joon, Anggap saja pembungkus sebagai sampul. Itu
akan menarik perhatian orang.” Kata Tuan Bong
“Jika
proyek ini sukses, bisa kita aplikasikan ke terbitan berikutnya.” Komentar
Nyonya Song
“Baik.
Nona Song, kau yang edit ini, kerjakan proyek ini dengan Dan Yi” kata Tuan Kim.
Hae Rin menganguk mengerti.
“Baik.
Jika tak laku, kita bisa lepas kertas pembungkusnya.jadi Kita tak akan rugi..
Itu ide baru.. ide yang brilian.” Puji Tuan Kim lalu keluar dari ruangan.
Park Hoon
pun ikut bahagia, Eun Ho keluar dari ruangan dengan senyuman begitu juga Nyonya
Seo yang memuji Dan Yi. Sementara Nyonya Goo terlihat makin sinis. Saat masuk
ruangan Nyonya Goo membanting bukunya
lalu mencoba menenangkan diri.
Dan Yi
melihat papan pegumuman ["KISAH TENTANG KAU DAN AKU" DUNIA ABU-ABU -
EDITOR: SONG HAE-RIN, PEMASARAN: KANG DAN YI] wajahnya terlihat senyum bahagia.
“Kau
sudah dapat tugas pemasar untuk sebuah proyek... Aku bangga padamu, Dan Yi. Kau
tahu kacang bagus untuk otak, 'kan? Makan ini, pertahankan kinerjamu.” Kata
Park Hoon lalu memberikan makanan untuk Dan Yi.
Dan Yi
bertemu dengan Eun Ho di lorong, tangan Eun Ho menepuk pundak Dan Yi seperti
memberikan rasa bangga, saat keluar dari gedung kedua tanganya terangkat
memberikan semangat pada Dan Yi. Dan Yi tersenyum bahagia.
Hae Rin
melihat Eun-ho masih ada di perpustakan. Eun Ho bertanya apakah Hae Rin sudah
mau pulang. Hae Rin mengaku sudah menemukan banyak kasus soal pemasaran dengan
pembungkus dan Itu pernah dilakukan di Inggris dan Jepang lalu tanggapannya
lumayan.
“Aku akan
memberi tahu Dan Yi” ucap Hae Rin. Eun Ho pikir Dan Yi sudah liat. Hae Rin pun
berpikir seperti itu.
“Benar.
Dari presentasi tadi, aku bisa tahu dia melakukan riset pasar keseluruhan.”ucap
Hae Rin
Eun Ho
melihat berkas yang dibawa Hae Rin lalu meminta agar mendekat. Hae Rin mengeluh
karena pasti melakukan kesalahan jadi Eun Ho akan memberikan sentilan
dikepalanya. Eun Ho sudah siap, tapi malah mengeluh kepala Hae Rin.
“Kau
cukup hebat... Maksudku, soal Park Jeong-sik... Kau berusaha keras setelah
membaca karyanya. Tidak kusangka itu berhasil karena dia tak punya dasar. “ucap
Eun Ho bangga
“Penulis
genre fiksi yang dulu menulis novel web kini berdiri di hadapanku. Aku tahu
fondasi bisa dibangun seiring waktu.” Kata Hae Rin dengan senyuman.
“Aku baca
bukunya saat menyiapkan rapat, Bukunya bagus... Tiga tahun terakhir, dia
menyerah.. dua kali, tapi kau bawa dia sejauh ini... Aku terkesan.” Puji Eun Ho
“Jangan
hanya bicara. Belikan makan malam.” Pinta Hae Rin, Eun Ho bertanya apa yang mau
dimakan.
“Ayo ke sana.
Restoran di Gunung Bukak... Kita ke sana musim gugur lalu.” Kata Hae Rin dengan
penuh semangat.
“Apa
Restoran tempat kau dicampakkan pacar ketigamu?” ejek Eun Ho. Hae Rin
menegaskan kalau Ia yang mencampakkannya. Eun Ho mengelu kalau itu tak penting
dan mengajak bertemu di tempat parkir 10 menit lagi.
Hae Rin
tersenyum bahagia bergegas pulang dan masuk lift memakai lipstik lebih dulu
karena dianggap kencan dengan Eun Ho. Dan Yi baru turun dari bus bertanya
apakah Eun Ho pulang telat. Eun Ho malah ingin tahu alasan Dan Yi menanyakan
“Aku akan
makan udon jika kau pulang telat.” Ucap Dan Yi. Eun Ho ingin tahu Dan Yi akan
makan di mana
“Ada
restoran bagus... Jaraknya tujuh menit jalan kaki dari halte bus. Jadi Akan
kubelikan satu danKurasa bisa dibawa pulang.” Ucap Dan Yi
“Tidak,
tunggu. Aku ke sana sekarang.” Ucap Eun Ho penuh semangat.
Hae Rin
dengan senyuman sumringah sudah siap membuka pintu ketika Eun Ho datang. Eun Ho
datang meminta maaf karena ada urusan mendadak jadi harus pulang dan mengajak
untuk makan lain kali.
“Kurasa
aku akan kembali bekerja.” Ucap Hae Rin menutupi rasa kecewanya.
“Mari
makan setelah bukunya terbit”ucap Eun Ho, Hae Ri pun menyuruh Eun Ho segera
pergi saja karena akan kembali ke kantor.
Di
restoran CAMELLIA
Dan Yi
makan udon dengan Eun Ho merasa Menyenangkan
makan di luar setelah kerja menurutnya seperti mimpi dengan wajah sumringah.
Eun Ho bertanya ingin tahu hidup Dan Yi selama 11 tahun terakhir. Dan Yi
menceritakan kalau tak berangkat kerja karena
tak punya pekerjaan.
“Menurutmu
Nona Song bagaimana? Aku akan mengerjakan buku Park Jeong-sik dengannya. Dia
seperti apa? Apa dia dingin?” tanya Dan Yi penasaran.
“Tidak
sama sekali... Dia kompeten, cerdas, dan bisa pisahkan urusan pribadi. Kau tak
tahu dia keras pada pegawai baru, 'kan? Terutama Ji Yool. Ji Yool harus bersyukur
bertemu senior seperti Hae-rin.” Ucap Eun Ho penuh semangat.
Dan Yi
menatapnya, Eun Ho heran melihat tatapan Dan Yi seperti curiga. Dan Yi yakin
kalau Bra merah itu punya Nona Song, Eun Ho menegaskan kalau ada pakaian lain
juga. Dan Yi tahu aklau Eun Ho berkencan dengan
Hae-rin, si Penyihir Kecil.
“Kenapa
berpikir begitu?” keluh Eun Ho, Dan Yi pikir tak salah berpikir aklau Eun Ho ke
rumahnya saat mabuk tempo hari.
“Lalu kau
ke rumah siapa? Kukira kau berbaikan dengannya hari itu. Lalu kenapa pakaiannya
ada di rumah kita?” ucap Dan Yi yakin
“Menurutmu
kenapa? Apa itu mengganggumu?” tanya Eun Ho, Dan Yi terlihat binggung
“Dia ke
rumahku saat mabuk untuk bicarakan pekerjaan dan pacarnya. Baginya, aku senior
di tempat kerja yang dia hormati. Bagiku, dia junior yang manis. Orang tuanya
menganggapku rekan kerja putrinya. Kurasa itu alasan mereka beri kimchi.” Jelas
Eun Ho
“Kukira
kau memacarinya.”komenta Dan Yi Yakin. Eun Homenyruh Dan Yi agar mengurus
urusan Dan Yi sendiri karena ini
hidupnya.
“Kau bahkan
tak peduli siapa yang kupacari.” Komentar Eun Ho bergegas pergi karena sudah
selesai makan. Dan Yi mengeluh karena belum selesia makan.
Eun Ho
membayar makanan, Si bibi menyebut
Totalnya 23.000 won lalu berkomentar kalau keduanya pasti kakak-adik karena tampak
sangat akrab, jadi berpikir kalau mereka pasangan. Eun Ho menatap Dan Yi lalu
mengaku kalau bukan kakak-adik lalu mengajak Dan Yi pergi. Dan Yi yang masih
makan pun terpaksa pergi.
Hae Rin
sedang ada di kantor, wajahnya terlihat sangat kecewa teringat kembali yang
dikatakan Eun Ho saat mengembalikan bajunya.
“Jangan
mampir saat mabuk, kau Tidak boleh lagi... Kini aku tinggal dengan wanita.
Jadi, tak boleh datang... Maaf, aku ada urusan mendadak.”
Hae Rin
pun makin penasaran siapa wanita yang ada dirumah Eun Ho.
Dan Yi
mengeluarkan buku tabunganya pergi ke ATM karena ingin mengecek apakah sudah
gajian. Eun Ho yang melihatnya merasa kalau harus memberitahu Dan Yi ada “mobile banking” Dan Yi dengan wajah
bahagia kalau sudah Kerja bagus dan kerja keras bulan ini.
“Ini gaji
pertamaku... Wah.. Dong Min pasti gila.” Ucap Dan Yi melonggo lalu memastikan
pada Eun Ho kalau yang dilihatnya bukan sesuatu yang salah. Eun Ho hanya bisa
menahan senyum. Dan Yi ingin tahu uang apa itu.
“Mungkin uang
alimentasi.”kata Eun Ho pura-pura tak tahu.
“Dia
bilang tak punya uang saat kami berpisah. Bahkan Katanya tak punya uang.” Ucap
Dan Yi. Eun Ho bertanya apakah Dan Yi tak menghubunginya.
“Dia
bahkan tak pernah menelepon Jae-hui.” Keluh Dan Yi. Eun Ho pikir bisa saja Dong
Min mengabari lewat email.
Dan Yi
duduk di meja membaca email dari Dong Min “Hai, Dan Yi. Ini aku. Sudah satu
tahun sejak kita berpisah. Aku sungguh repot saat itu.” Ia tak percaya Dong Min
mengirimkan email bahkan memberikan uang padanya setelah bercerai.
“Astaga....
Kenapa dia? Dia keren! Dia luar biasa... Itu uang alimentasiku... Tunjangan
Jae-hui.” Ucap Dan Yi tak percaya
“Kau
bilang "Astaga. Keren. Luar biasa." Jangan katakan itu. Kau penerbit
buku.” Keluh Eun Ho yang baru selesai mandi.
“Itu
menyenangkan dan Membuatku merasa seperti pengacau lagi. Tapi ada apa dengan
Dong-min? Mungkinkah dia tiba-tiba merasa kasihan pada Jae-hui?” kata Dan Yi
heran.
“Kenapa
kau menyukainya? Aku masih tak paham alasanmu jatuh cinta kepadanya.” Komentar
Eun Ho
“Aku juga
tak tahu. Kurasa aku tak pernah memikirkan cinta secara mendalam. Sejak aku
bertemu dengannya, dia orang yang menyenangkan dan baik padaku. Saat itu aku
cukup bodoh karena menganggap itu cinta.” Komentar Dan Yi
“Bagaimana
sekarang? Menurutmu apa itu cinta?” tanya Eun Ho
“Aku tak
yakin. Jika itu memang cinta, aku rasa itu agak membosankan. Tapi saat itu perasaanku
untuknya memang tulus. Jadi, tampaknya itu cukup.” Kata Dan Yi
“Artinya
kau tak pernah jatuh cinta.” Kata Eu Ho. Dan Yi juga berpikir seperti itu
karena tak bisa berbuat apa pun.
“Semuanya
sudah selesai bagiku... Ayo pergi akhir pekan. Aku sudah gajian. Aku yang bayar
dan sudah lama aku tak traktir.” Ucap Dan Yi penuh semangat.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Kak bisa sinopsis filmx kk romance is a bonus book sy pakai Untuk konten youtube ku
BalasHapusyoutube ku tentang sinopsis jd kak tolong di jawab bisa atau tdk... sy hanya mau minta izin sebelumnya.