PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hae Rin
datang ke rumah Eun Ho seperti sengaja. Eun Ho keluar rumh berpikir sedang
mabuk. Hae Rin langsung masuk dengan mata sedikit tertutup, Eun Ho seperti
gelisah melihat jalan dirumahnya takut kalau Dan Yi datang saat Hae Rin ada
dirumah. Sementara Dan Yi sengaja bersembunyi dibalik dinding.
“Kubilang
jangan datang saat mabuk.” keluh Eun Ho saat Hae Rin masuk rumahnya.
“Kebiasaan
ini tak bisa hilang. Saat sadar, aku sudah di sini.” Ucap Hae Rin
“Astaga,
Inilah kenapa orang-orang menyebutmu Penyihir Kecil?” ucap Eun Ho lalu
menawarkan mau minum kopi atau teh
Di dapur
Eun Ho gelisah saat membuat teh lalu mengirimkan pesan untuk Dan Yi.. “Dan Yi,
kau di mana? Hae-rin mabuk dan datang lagi.” Dan Yi berdiri didepan rumah Eun
Ho menjawab pesanya kalau sudah ada di
depan rumah, lalu membalas pesan Eun Ho.
“Benarkah?
Aku masih di kantor. Akan kuberi tahu saat pulang.” Ucap Dan Yi berbohong.
Sementara
Hae Rin sedang ada di ruang kerja Eun Ho berdiri didepan rak buku milik
seniornya. Ia melihat Eun Ho yang sedang
sibuk membuatkan teh lalu melihat surat yang ada ditanganya dan menganti surat
yang diselipkan diantara buku-buku milik Eun Ho.
Hae Rin
mencoba melihat sekeliling seperti ingin tahu siapa wanita yang ada dirumah Eun
Ho, lalu dengan cepat menjawab ingin minum teh saja dan akan menunggu di ruang
kerja. Eun Ho pun menyetujui membiarkan Hae Rin masuk ruang kerjanya.
“Eun-ho...
Ini surat ke-13 dariku... Setiap aku mabuk dan ke rumahmu,maka aku tulis surat
dan menyembunyikannya di rak bukumu. Kurasa kau belum baca satu pun. Katamu kau
tinggal bersama wanita, tapi kuharap itu bohong.”
“Dan
meskipun itu benar, aku tak akan menyerah dengan mudah karena aku sudah jatuh
cinta padamu. Aku tak bisa kendalikan perasaanku lagi. Itulah cinta. Aku
mencintaimu, Eun-ho.”
“Ini kali
pertama aku mengatakan "cinta". Butuh 12 surat sebelum aku
mengatakannya.” Gumam Hae Rin menatap Eun Ho yan sudah membuatkan teh untuknya.
Eun Ho menyuruh Hae Rin duduk di ruang tengah, Hae Rin pun bergegas.
Sementara
Dan Yi duduk di halte bus kebingungan karena tak punya tempat lain. Seo Joon
melihat Dan Yi memanggilnya Nona Daun Bawang bertanya sedang apa dihalte. Dan
Yi senang melihat Seo Joon lalu mengaku kalau baru turun dari bus. Seo Joon
binggung tapi akhirnya memilih untuk percaya.
“Prakiraan
cuaca bilang besok hujan. Kita bicarakan panekuk daun bawang, Apa kau ingat? Aku
teringat itu.” Ucap Seo Joon mengingat saat Dan Yi yang datang ke rumahnya.
“Seharusnya
panekuk daun bawang.” Kata Dan Yi saat makan ramyun di rumah Seo Joon.
Dan Yi
teringat dengan ucapanya, lalu hujan pun turun. Ia pun tak percaya kalau hujan
sudah mulai. Seo Joon tak percaya
kalau Kebetulan sekali karena mereka
bisa berpapasan seperti ini dan ditambah hujan juga.
“Apa Kita
ditakdirkan makan panekuk daun bawang?” ucap Seo Joon dengan wajah sumringah.
Dan Yi pikir kalau itu mustahil.
“Omong-omong,
Apa sudah makan malam? Ayo makan dulu.” Kata Seo Joon . Dan Yi pun dengan
senang hati akan langsung pergi menutupi kepala dengan tasnya.
“Tunggu...
Apa Kau suka basah kuyup?” keluh Seo Joon. Dan Yi mengaku tidak tapi mereka
memang tak punya payung.
“Kau
bicara apa? Coba kau Lihat pohon di sana.. Tatap pohon itu sebentar. Aku akan
ambil payung.” Kata Seo Joon.
“Tidak
ada toko dekat sini. Kau mau ambil payung di mana?” kata Dan Yi mulai
menghitung. Seo Joon hanya tersenyum.
“Ini
Sudah sepuluh detik.... Dua puluh detik... Tiga puluh lima detik.” Ucap Dan Yi.
Seon Joo mengambil payung lalu membukanya.
“Dari
mana ini?” tanya Dan Yi kaget, Seo Joon mengaku kalau itu sulap lalu mengajak
pergi.
Hae Rin
penasaran dengan wanita yang ada dirumah Eun Ho lalu bertanya apakah Teman
serumahnya belum pulang karena tahu kalau ada wanita. Eun Ho mengeluh karena
Hae Rin sudah tahu tapi malah datang ke rumahnya. Hae Rin yakin kalau Eun Ho tak
tinggal dengan siapa pun.
“Itu Benar.”
Kata Eun Ho yakin, tapi Hae Rin yakin itu tak seperti itu.
“Aku
tinggal dengan seseorang... Apa kau Tahu berapa pacar yang kau punya sejak aku
masuk Gyeoroo? Astaga, aku populer.” Ucap Eun Ho bangga
“Tidak,
itu berarti kau diputuskan lima kali... Siapa yang menemani saat kau diputuskan
lima kali? Aku, Song Hae-rin.” Ucap Hae Rin kesal
“Setidaknya
kau memacari tiga pria, semuanya mencampakkanmu.” Kata Eun Ho
“Kita
dicampakkan... Apa Kita berkencan saja?” ucap Hae Rin bercanda. Eun Ho
mengingatkan kalau tinggal dengan seseorang.
“Kapan
kau akan diputuskan? Aku bisa menunggu.” Ucap Hae Rin, Eun Ho mengeluh kalau
Hae Rin yang bersikap konyol lagi dan harus diberi pelajaran.
Ia pun
meminta agar Hae Rin mendekatinya, Hae Rin mengeluh karena akan menerima
sentilan. Eun Ho akan memberikan sentilan lalu tersadar diluar rumah hujan
turun dengan deras. Hae Rin menatap binggung karena Eun Ho tak memberikan
sentilan. Eun Ho menyuruh Hae Rin agar pulang saja karena turun hujan.
Di
restoran CAMELLIA
Dan Yi
dan Seo Joon makan udon bersama. Seo Joon bertanya apakah Dan Yi mau sake
hangat dan memesannya. Dan Yi menganguk setuju, Seo Joon pun memesan sebotol
sake. Keduanya seperti sangat akrab makan bersama.
“Alih-alih
selalu tak sengaja bertemu, apa kau mau bertukar nomor?” ucap Seo Joon
menyodorkan ponselnya.
Dan Yi
sedikit ragu tapi akhirnya memberikan nomor ponselnya dengan memperlihatkan
deringan ponselnya, kalau yang diberikan memang benar.
“Apa kau
mau bertukar nama juga?” ucap Seo Joon. Dan Yi pun menyebutkan namanya Kang Dan
Yi. Seo Joon pun menyebutkan nama Jin Seo Joon.
Saat itu
Eun Ho mengantar Hae Rin melewati restoran tanpa sadar kalau Dan Yi dan Seo
Joon sedang makan bersama. Eun Ho menghentikan taksi di pinggir jalan, meminta
agar Hae Ri memberi kabar karena pastiakan akan cemas kalau tak memberitahu
sudah sampai rumah.
Hae Ri
menganguk walaupun dengan wajah cemberut, Eun Ho pun meminta supir taksi agar
mengantar Hae Rin dengan selamat. Ia pun memperingati Hae Rin agar Jangan
datang saat mabuk karena akan melarang masuk.
Eun Ho
berjalan pulang tanpa sadar kembali didalam restoran ada Dan Yi. Seo Joon
melihat keluar jendela berkomentar kalau Ini “nalbi” yaitu Hujan ringan yang turun tiba-tiba. Dan
Yi tak percaya kalau Seo Joon tahu kata
itu karena ridak banyak orang tahu arti “nalbi”.
“Apa kau
baca 23 April karya Kang Byeong-jun?” tanya Dan Yi penuh semangat.
“Ya, itu
novel terkenal. Kalimat pembukanya begini, "Seorang pria mengenakan jas
hujan hitam berjalan menuruni jalur pegunungan di tengah nalbi." Kata Seo
Joon
“Coba
Lihat itu. Kau menghafalnya... Lalu Bagaimana dengan ini? Rahasia di balik
judul novel, 23 April.. Kau pasti tak tahu... 23 April adalah novel terakhirnya. Dia umumkan pensiun
saat novel itu terbit. Namun, kisahnya sendiri tak berkaitan dengan 23 April, tanggal
pun tak ada.” Cerita Dan Yi
“Ini Aneh,
'kan? Jadi, aku cari tahu... Aku cari tahu apa yang terjadi pada 23 April. Lalu
aku tahu bahwa beberapa penulis meninggal pada tanggal itu. Miguel de Cervantes
dan William Shakespeare. Dua penulis yang sangat dihormati meninggal pada 23
April.” Ucap Dan Yi. Seo Joon dengan serius mendengarnya.
“Dengan
kata lain, bagi Kang Byeong-jun, novel
23 April bagai kuburan, pemakamannya. Akhir karier menulisnya, Karena
itu dia mengumumkan itu novel terakhirnya.” Jelas Dan Yi
“Berarti
saat menulis 23 April,dia sudah memutuskan untuk pensiun.” Ucap Seo Joon. Dan
Yi menjawab itu tepat.
“Publik
yang tak tahu apa pun bilang bahwa pegawai Gyeoroo mengurungnya dan memaksa dia
membuat pengumuman itu.” Kata Seo Joon sinis
“Itu
omong kosong.” Komentar Dan Yi, Seo Joon pikir itu mungkin benar. Dan Yi yakin
kalau itu mustahil.
“Aku
mengecek laman penggemarnya. Mereka terlalu punya banyak waktu. Ada yang bilang
dia di Meksiko, ada juga yang lihat di Chili” ucap Dan Yi kesal
“Kudengar
rumor itu disebar oleh pihak Gyeoroo.” Komentar Seo Joon sinis. Dan Yi yakin
itu tak benar.
“Aku
bekerja untuk perusahaan itu.” Akui Dan Yi. Seo Joon menghela nafas tak tahu
Dan Yi yang kerja di firma penerbit.
“Aku baru
bergabung sebulan lalu... Ini Menyenangkan... Aku baru diberikan tugas
pertamaku yaitu Memasarkan buku baru kami.” Cerita Dan Yi dengan senyuman
bahagia.
“Apa
orang Gyeoroo membicarakan Kang Byeong-jun?” tanya Seo Joon penasaran.
“Kami
akan kerja sukarela di panti asuhan besok.
Tempat di mana dia menyumbangkan royalti bukunya.” Ucap Dan Yi penuh
semangat lalu meminta izin karena akan mengangkat telp.
Eun Ho
berjalan dengan payung menelp Dan Yi mengeluh karena belum pulang dan akan menjemputnya. Dan Yi
memberitahu kalau ada diRestoran udon. Eun Ho mengeluh karena baru saja
melewatinya dan kaget bertanya Dan Yi sedang dengan siapa.
“Aku cerita
soal teman tetanggaku tempo hari.” Ucap Dan Yi melirik Seo Joon yang makan
didepanya.
“Astaga,
ramyeon dan udon... Pria itu pasti sangat suka mi... Tapi Aku juga suka mi.”
Keluh Eun Ho kesal
Dan Yi
pun bertanya pada Seo Joon apakah adiknya boleh gabung. Seo Joon pun mengangguk
memperbolehkanya. Dan Yi bertanya apakah Eun Ho akan datang. Eun Ho menegaskan
kalau sedang berjalan kesana karena ingin makan udon.
“Kenapa
aku butuh izin untuk ke restoran udon itu?Apa Dia pemiliknya? Dan kenapa sering
pergi dengannya? Aku sudah melarangmu Kenapa terus menemui pria yang tak kau
kenal?” ucap Eun Ho kesal dan akhirnya melihat Dan Yi melambaikan tangan.
Eun Ho
dan Seo Joon kaget karena mereka bertemu kembali. Eun Ho teringat saat marah
mencengkram kerah baju Seo Joon.
Flash
Back
“Kau
pasti penggemar Pak Kang... Kau tahu banyak... Pengumumannya ditulisnya sendiri...
Tiap orang berhak untuk dilupakan... Itulah yang dia inginkan.” Ucap Eun Ho
marah
“Apa dia
menghilang? Apa kau mengurungnya?” ucap Seo Joon sinis
Eun Ho
tak percaya kalau teman yang Dan Yi masuk adalah Seo Joon . Seo Joon pun
bertany pada Dan Yi apakah Eun Ho itu memang adiknya. Dan Yi bingung bertanya
apakah Seo Joon mengenal Eun Ho. Seo Joon mengaku bisa dibilang seperti itu.
Dan Yi pikir Seo Joon penggemar Eun Ho.
“Astaga,
menyebalkan... Aku tak mau bertemu dia lagi.” Keluh Eun Ho kesal,
Seo Joon
menatap Eun Ho mengaku sebagai fans karena Banyak yang ingin ditanyakan lalu
memberikan senyuman. Eun Ho yang melihatnya mengumpat Seo Joon itu gila.
Seo Joon
pun menyapa Eun Ho lebih dulu karena mereka
bertemu lagi, Eun Ho pun mencoba ramah karena tak tahu kalau mereka
tetangga.Dan Yi pun memesan satu udon lagi. Eun Ho melihat gelas sake diatas
meja. Seo Joo pun meminta satu gelas lagi.
Ji Yool
kesal menolak telp ibunya. Park Hoon datang bertanya alasan Ji Yool ke dekat
rumahnya malam hari. Ji Yool memberitau kalau sudah membelikan minum, Park Hoon
senang mulai meminum orange jus. Ji Yoon kembali menolak telp dari ibunya.
“Apa kau Kencan
buta lagi?” tanya Park Hoon, Ji Yool mengaku dengan gorila.
“Aku
yakin dia punya kelebihan... Jika soal cinta, pikir sederhana. Tidak ada pria
yang tampan, cerdas, bertubuh bagus, punya rumah dan mobil, serta orang tua
kaya.” Ucap Park Hoon
“Aku
ingin bertemu pria begitu... Kalau tidak, aku tak akan ikut kencan buta.” Ucap
Ji Yool santai
“Maka
teruslah kencan buta sampai bertemu pria sempurna.” Balas Park Hoon tak setuju.
“Ayo
menonton.” Ucap Ji Yool kembali menolak telp dari ibunya. Park Hoon heran
karena Ji Yool yang tak mau pulang.
“Dengan
Begini, aku berontak pada ibuku sekali dalam sebulan dan Hari ini waktunya.”
Kata Ji Yool.
Park Hoon
mengejek Ji Yool punya sifat Jinak-jinak merpati. Ji Yool merasa tak ada yang
bisa dilakukan karena ibunya membuat dadanya sesak dan kembali mengajak Park
Hoon untuk menonton film, saat itu pesan dari ibunya masuk.
Ji Yool
melihat foto-foto pria yang diberikan ibunya untuk kencan buta, lalu mengeluh
melihat tak sesuai dengan kriterianya. Ia lalu melihat Park Hoon melihat senang
mengoyangkan gelas jusnya lalu meminumnya, wajahnya terlihat seperti model ikan
minuman.
“Ibu, aku
akan berhenti kencan buta... Aku tak bilang kepada Ibu, tapi aku berpacaran
dengan seseorang. Dia rekan kerjaku. Namanya Park Hoon. Kami berpacaran mulai
hari ini... Dia keren sekali...”ucap Ji Yool. Park Hoon mendengarnya,kaget
memuncratkan minumnya.
“Aku
sangat mencintainya... Jadi, berhenti menyuruhku kencan buta... Jika aku terus
menyukainya, maka aku akan melanjutkan dan menikahinya.” Kata Ji Yool lalu
menutup telpnya. Park Hoon hanya bisa melonggo.
“Apa Kau
bersungguh-sungguh? Apa kau akan jatuh cinta padaku?”kata Park Hoon memastikan.
“Apa kau
gila? Dengan sikapku begini, maka aku
punya waktu. Mana bisa aku kencan buta dua kali seminggu, sekali pada hari
kerja dan sekali saat akhir pekan?”keluh Ji Yool. Park Hoon pikir itu benar.
“Itu
membosankan...Syukurlah kau bilang seperti itu, dan Sudah saatnya kau bebas dari ibumu... Lagi
pula, hidup ini milik kita.” Kata Park Hoon. Ji Yool pun kembali mengajak untuk
menonton film.
“Baik,
untuk menyelamatimu karena telah bebas dari ibumu, Ayo menonton film.” Kata Park Hoon. Ji Yool
pun setuju dan mereka segera menghabiskan minuman.
Seo Joon
mengaku tak percaya kalau Eun Ho adalah adik Dan Yi. Eun Ho dengan sinis ingin
tahu mereka yang bisa saling kenal karena Dan Yi belum tahu nama pria itu. Dan Yi mengaku sudah lalu menyebut nama Ji
Seo Joon sebagai Desainer buku, Seo Joon terlihat bangga. Eun Ho melonggo
berpiki Dan Yi tak mengingatnya lalu mengeluarkan ponselnya, meminta waktu
sebentar.
“Dan Yi,
Apa dia tahu kita tinggal bersama?” tulis Eun Ho. Dan Yi membalas kalau Seo
Joon tahu.
“Kenapa
beri tahu dia? Apa Kau tak dengar kita bicarakan dia saat rapat?” balas Eun Ho.
Dan Yi mencoba mengingatnya.
Flash Back
“Kau bilang
akan merekrut Ji Seo Joon. Kita akan cetak 10.000 eksemplar edisi pertama. Apa
yang kalian berdua lakukan? Katamu akan membujuk Ji Seo Joon, bagaimanapun
caranya.” Ucap Nyonya Seo kesal, saat itu Dan Yi sempat melihat Eun Ho yang
terlihat kesal
“Dan Yi,
jangan bilang kau kerja di Gyeoroo. Tinggal dengan rekan kerja bisa tampak
aneh. Orang kantor tak ada yang tahu soal kita.< Dia di industri ini.” Tulis
Eun Ho panik. Dan Yi menatap Eun Ho merasa bersalah.
“Apa Kau
bahkan beri tahu dia itu?” jerit Eun Ho panik. Seo Joon mengetuk meja
menyadarkan keduanya yang bicara dengan handphone padahal ada orang didepanya.
“Aku di
sini.... Kalian saling kirim pesan. Ada apa? Kau mengirim pesan kepadanya untuk
pastikan dia tak bilang kerja di Gyeoroo? Benarkan?” ucap Seo Joon. Eun Ho
menatap sinis pada Dan Yi. Dan Yi
meminta maaf karena sudah mengatakan.
“Lagi
pula, tak ada alasan untuk menyembunyikannya.” Ucap Eun Ho
“ Lalu kenapa
ingin menyembunyikannya? Memangnya kenapa saudara kerja satu perusahaan?” ucap
Seo Joon santai
“Dan Yi,
bilang kau teman tetangga. Itu benarkan?” kata Eun Ho. Seo Joon mengejek kalau
mungkin hubungan bukan teman.
“Apa Kau
tak jawab pertanyaanku dulu?” ucap Eun Ho, Seo Joon pikir kalau ucapan Eun Ho
tadi tak diakhiri tanda tanya,
“Jika tak
suka, hentikan lebih dulu. Coba Dengar ini. Tak ada tanda tanya.” Balas Eun Ho
sinis
Seo Joon
pun ingin membahas keduanya yang menganggap bersaudara tapi namanya berbeda,
yaitu Cha Eun-ho, Kang Dan Yi dan merasa kalau itu mungkin alasan Eun Ho
yang tak mau bilang bekerja di kantor
yang sama, bahkan rekan kerja mereka tak
ada yang tahu tinggal bersama.
“Apa hubungan
kalian? Apa pertanyaaku tak sopan? Hanya saja, aku tertarik pada Nona Kang.”
Akui Seo Joon dengan senyuman. Dan Yi tersenyum bahagia. Eun Ho melotot tajam.
“Apa hubungan
kalian?” tanya Seo Joon memastikan. Dan Yi mengaku kalau Eun Ho adalah hanya
pria yang seperti adik.
Eun Ho
marah merasa kalau hubungan mereka sebenarnya lebih rumit. Dan Yi mengeluh
mendengarnya menurutnya Eun Ho adalah Pria yang seperti adik dan kata itu sudah
sangat sederhana. Ia menegaskan kalau hubungan dengan Eun Ho adalah teman yang seperti saudara yaitu Teman dekat.
“Apa
"teman" tinggal bersama?” keluh Eun Ho kesal. Dan Yi panik tak ingin
Seo Joon salah sangka.
“Aku
punya sedikit masalah, Karena itu aku tinggal di rumahnya.” Akui Dan Yi. Eun Ho
kesal Dan Yi seperti memberi alasan
“Jadi Karena
itu kau cari tempat tinggal.” Kata Seo Joon. Eun Ho menegaskan Dan Yi tak ingin
pindah.
“Hei... Aku
akan pindah setelah uangnya cukup.” Tegas Dan Yi mengambil minum.
Eun Ho
akan menuangkan lagi, tapi Seo Joon lebih dulu mengambil botol sake. Akhirnya
Dan Yi memberikan setengah sakenya lalu minum bersama. Seo Joon bertanya apakah
Dan Yi tak rindu Geum-bi dan meminta agar mengunjunginya.
“Siapa
Geum-bi? Banyak yang tak aku tahu.” Gumam Eun Ho kesal melihat keduanya seperti
akrab.
Eun Ho
pulang kerumah dengan wajah cemberut. Dan Yi heran Eun Ho yang kesal dan tahu kalau marah padanya bahkan
tadi hanya diam dan cemberut sepanjang jalan.Eun Ho hanya diam saja mengambil
minum mengelak kalau wajahnya cemberut.
“Kau juga
terus memelototinya.” Ucap Dan Yi. Eun Ho pikir Seo Joon juga melakukannya.
“Apa
Kalian bermusuhan? Kenapa begitu?” kata Dan Yi. Eun Ho mengaku mereka baru
bertemu dua kali. Dan Yi ingin tahu alasan Eun Ho marah.
“Baiklah,
aku seperti adikmu... Pria yang tak kau kenal bilang dia tertarik, lalu kau
hanya mengangguk.” Ucap Eun Ho marah. Dan Yi pikir dirinya masih menarik
“Berapa usianya? Bukankah dia masih muda?”
kata Eun Ho, Dan Yi pikir dirinya memang lebih tua tapi Seo Joon yang masih
tertarik padanya.
“Katanya
dia "tertarik"... Kau tak tahu usianya. Kenapa pergi dengannya? Dan
siapa Geum-bi? Apa Dia juga ikut saat kau cari tempat tinggal? Tanpa tahu
pekerjaannya?” ucap Eun Ho kesal dan penasaran.
“Pertama,
saat aku dalam bahaya, dia muncul dan menyelamatkanku. Kedua, dia pinjamkan
payung satu-satunya saat hujan. Ketiga, dia menemukan sepatuku yang hilang.
Keempat, dia menyimpan sepatuku karena tak mau membuangnya. Dan terakhir, dia
pelihara anjing yang dia temukan, dan
menamainya Geum-bi.” Jelas Dan Yi lengkap.
Eu Ho
mengeluh tak percaya menurutnya Seo Joon adalah pria yang aneh dan meminta
menceritakan Di mana dan bagaimana mereka bertemu. Ia meminta agar Dan Yi
Berhenti bilang keduanya diitakdirkan Dan berhenti bicara seolah Seo Joon Pangeran
Tampan yang menemukan sepatunya.
“Kami
sudah bicarakan itu, seperti Kisah Cinderella” ucap Dan Yi tersenyum bahagia.
“Apa? Kau
bilang "Kami"? Kenapa kau dan dia menjadi "kami"? Bicara
yang benar... Kau dan aku adalah "kami"... Tapi Pria itu, Ji Seo
Joon..... Dia bukan "kami". Dia sendirian.” Ucap Eun Ho marah
“Baik,
terserah... Aku sedang duduk di halte bus karena Hae-rin di sini dan kami
bertemu. Jadi Aku tak punya tujuan dan juga lapar.” Akui Dan Yi
“Kau
bicara apa? Kau punya aku... Kau terus bilang tak punya tujuan. Jadi Hentikan
itu... Aku rumahmu... Aku selalu ada untukmu.” Tegas Eun Ho tak bisa menahan
perasaaan cemburunya
Dan Yi
melonggo melihat ucapan Eun Ho berpikir sedang dirasukin karena berbicara
seperti itu. Eun Ho terdiam, Dan Yi
mengejek Eun Ho itu seperti pria murahan
di drama romantis dan menegaskan kalau Wanita tak suka ucapan itu.
“Pantas kau
tak bisa mengencani wanita... Kau sangat murahan... Ayo Minggir.” Kata Dan Yi
akan masuk ke dalam kamarnya.
“Oh
Yah.. Apa Hae-rin sudah pulang? Apa Dia
bilang sesuatu?” tanya Dan Yi penasaran. Eun Ho tak ingin membahasnya hanya
memberitahu kalau Ada tas di kamar Dan Yi dari Na Kyung.
Dan Yi
masuk kamar mengeluh dengan sikap Eun Ho tak seperti biasanya, lalu melihat tas
putih dari Na Kyung memujinya kalau terlihat cantik. Sementara Eun Ho sedang
menyikat giginya teringat kembali kejadian didepan restoran CAMELLIA.
Flash Back
Eun Ho
membawakan tas milik Dan Yi keluar lebih dulu dengan Seo Joon. Seo Joon pikir
Eun Ho harusnya minta maaf setelah menarik kerahnya. Eun Ho merasa kalau Seo
Joon yang pertama melewati batas. Seo Joon mengaku tak tahu reaksi Eun Ho akan berlebihan
soal Kang Byeong Joon.
“Aku hanya
penasaran soal rumor itu. “ kata Seo Joon. Eun Ho pikir itu bukan kali pertama
mendengar hal absurd.
“Baiklah...
Aku agak cemas saat tahu Dan Yi tak tinggal dengan adiknya.” Kata Seo Joon. Eun
Ho tak mengerti maksudnya.
“Aku
punya perasaan padanya. Saat kau tanyakan hubungan kami, aku bingung
menjelaskannya. Tapi ini sudah jelas... Kami saling mengenal dengan perasaan.”
Ucap Seo Joon yakin
“Dan Yi
bilang kau hanya tetangga.” Kata Eun Ho, Seo Joon pikir itu awalnya karena
memang ingin mengatakan hal itu.
“Apa tak
terdengar Aneh, dia tinggal bersamaku padahal bukan kakakku? Dari semua tempat
di Seoul, Apa kau pikir alasan kenapa dia ke rumahku? Kami sedekat itu.” Ucap
Eun Ho tak ingin Seo Joon mendekati Dan Yi
“Kau tak
mengencaninya dan Aku langsung tahu.” Tegas Seo Joon.
Dan Yi
keluar dari restoran dengan senyuman pun pamit pergi, Seo Joon berpesan agar berhati-hati di jalan.
Eun Ho langsung membuka payung memeluk Dan Yi untuk berjalan pulang. Dan Yi
heran karena Eun Ho pakai payung. Eun Ho merasa kalau hujan, seperti sengaja
ingin membuat Seo Joon cemburu.
Seo Joon
melihat dari kejauhan, Dan Yi ingin menjauh karena malu Eun Ho membuka payung.
Tapi Eun Ho terus memeluk Dan Yi untuk berjalan pulang. Seo Joon
bertanya-tanya, Apa Eun Ho membencinya Atau menyukai Dan Yi karena sikapnya.
Eun Ho
mengosok gigi seperti tak yakin kalau Seo Joon yang memiliki perasaan pada Dan
Yi. Menurutnya itu mustahil, dan yakin
kalau Seo Joon yang tak mungkin serius. Ia yakin kalau itu tidak mungkin dan Mustahil.
Di PANTI
ASUHAN SUNSHINE
Sebuah
spanduk [GRUP SUKARELAWAN PENERBIT GYEOROO] Hae Rin dengan pakaian hanbook
mendorong Ji Yool berperan sebagai wanita kaya yang memarahi pelayannya. Eun Ho
pun mengiringi pentas drama dengan piano.
Anak-anak
seperti senang menonton drama, Park Hoon pun membacakan narasi dengan sangat
baik. Dan Yi melihat anak-anak membereskan tumpukan buku tersenyum bahagia.
Di
ruangan perpustkaan, Dua pegawai membuka [SALON RAMBUT GYEOROO] lalu memanggil
anak yang lewat mempersilahkan untuk potong rambut karena mereka adalah penata
rambut bersertifikat.
Park Hoon
memulai lagi drama akan memanggil burung, Dan Yi engggan untuk naik panggung.
Eun Ho menatapnya menyuruh naik akhirnya Dan Yi ikut naik panggung dan menari
bersama. Eun Ho senang karena Dan Yi yang bisa tersenyum bahagia.
Tuan Kim
dan Nyonya Go membagikan buku pada anak-anak setelah pentas selesai. Tuan Kim
bertanya “Buku terbitan mana yang harus kalian baca?” semua menjawab Penerbit
Gyeoroo. Dua pegawai di ruang perpustakaan masih melakukan potong rambut gratis.
Park Hoon
lalu mengajak mereka main ditaman, Eun Ho yang ikut bermain saling
kejar-kejaran. Hae Rin datang membawa mainan tersenyum bahagia melihat Eun Ho
yang dekat dengan anak-anak. Dan Yi pun melihat Eun Ho ikut senang lalu
tersadar dengan Hae Rin yang menatap Eun Ho juga.
Akhirnya
Dan Yi masuk ke dalam gereja salah seorang anak melihat seseorang dari
kejauhan. Seperti sorang ibu berjalan masuk dengan rambut merah dan jaket bulunya, layaknya wanita Chaebol.
Si wanita
masuk ke dalam gereja menyapa semua pegawai meminta maaf datang terlambat. Ji
Yool dkk tak percaya melihatnya, kalau Nyonya Seo yang datang. Nyonya Seo pun
berteriak dengan wajah bahagia kalau dirinya baru saja bercerai. Semua melonggo
kaget.
“Apa yang
kau bicarakan? Apa Kau sungguh bercerai?” tanya Nyonya Goo heran
“Aku
sangat bahagia sekarang. Aku sangat lega! Apa Kalian tahu rasanya? Rasanya
seperti bisa menyingkirkan batu besar yang menghalangi jalan hidupku Apa Kalian
paham? Ini Menyenangkan!” teriak Nyonya Seo bahagia. Dan Yi hanya bisa terdiam
dan binggung karena baru melihat wanita bercerai terlihat bahagia.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar