PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di
ruangan perpustakaan.
Tuan Bong
duduk dengan wajah sedih, Dua pegawai pikir menyuruh Tuan Bong yang seharusnya minta
maaf dan bilang tak akan mengulanginya lagi. Tapi salah satu temanya meraasa
Tuan Bong tak harus berkata begitu.
“Bukan
salahnya dia harus merawat keluarga kakaknya karena dia dipenjara. Memangnya
keluarga untuk apa?” ucap teman yang mendukung Tuan Bong tak salah.
“Masalahnya
hal itu akan berlangsung lama... Dia harus mengurus banyak orang.” Kata Teman
lainnya. Tuan Bong kesal merobek surat cerainya.
“Jangan
merobeknya.. Istrinya juga punya dokumen, itu tak akan membantu. Seseorang harus
melayangkan gugatan cerai.” Ucap Temanya.
Park Hoon
datang dengan wajah penuh semangat memberitahu kalau ada kabar besar, yaitu
Nyonya Seo manajer Tim Pemasaran, bercerai hari ini. Dua pria terlihat panik,
Tua Bong memalingkan wajahnya. Park Hoon memberitahu kalau Nyonya Seo yang
terlihat baik-baik saja.
“Tampaknya
dia merasa lega. Dia sungguh bersemangat, berkata dia akhirnya bebas.... Maksudku,
seaneh apa menurutmu suaminya? Saat orang bercerai, mereka biasanya merasa
hampa dan stres.” Kata Park Hoon. Dua pria terlihat makin panik.
“Apa Ada yang
salah? Kenapa kau terus.. Pak Bong, sejak kapan kau di sini? Apa ada masalah? Apa
kau sakit?” ucap Park Hoon melihat Tuan Bong duduk tertunduk sedih
“Aku juga
baru bercerai.” Akui Tuan Bong. Park Hoon berpiki ada Dua orang dalam satu perusahaan
“Aku ikut
prihatin.” Kata Park Hoon memeluk seniornya. Tuan Bong kesal ingin memukulnya.
Saat itu Ji Yool memanggil agar mereka segera keluar untuk foto bersama.
Semua
berdiri didepan panti asuhan dengan memegang spanduk. Park Hoon memastikan
semuanya dengan masuk kamera lalu memberitahu kalau waktunya Sepuluh detik dan berjongkok disamping Ji
Yool. Ia lalu memberitahu kalau Tuan Bong
juga bercerai. Ji Yool melonggo kaget.
“Perusahaan
ini aneh. Semua orang aneh.” Ucap Park Hoon,
Tuan Kim lalu meminta mereka Bilang, "Ayo, Gyeoroo!" dan
akhirnya kamera mengambil gambar.
“Kerja
bagus, Semuanya... Pasti canggung dan tak mudah bagi anggota baru karena ini
kali pertama kalian. Terima kasih sudah berusaha. Kerja sukarela bisa terasa agak
canggung mulanya. Tapi setelah terbiasa, kalian akan belajar banyak. Jadi Lanjutkan
kerja bagusnya. Gyeoroo, selalu bersemangat Dan terus maju.” Ucap Tuan Kim
memberikan sambutnya.
Semua pun
terlihat penuh semangat, Dan Yi akan pamit pulang, Eun Ho hanya dengan matanya
menyuruh Dan Yi pulang lebih dulu. Nyonya Go bertanya apakah Tuan Kim tak
langsung pulang. Tuan Kim mengatakan harus
pergi ke suatu tempat. Nyonya Goo pun pamit lebih dulu.
“Kenapa kau
belum pulang?” kata Tuan Kim melihat Eun Ho malah berdiri disampingnya.
“Aku juga
mau menyapa.” Ucap Eun Ho, Tuan Kim pun tersenyum membiarkanya.
Di dalam
bus
Semua
memilih duduk sendirian, Nyonya Seo masih duduk dengan kacamata hitamnya. Tuan Bong datang duduk disamping Nyonya Seo,
Nyonya Seo menyuruh untuk duduk di tempat lain. Tuan Bong tetap ingin duduk bersama. Nyonya Seo akan berdiri karena
akan pindah.
“Baiklah....
Baik...” ucap Tuan Bong yang memegang tangan Nyonya Seo agar tak pergi. Park
Hoon dan Ji Yool melihat keduanya dan Tuan Bong akhirnya pindah.
“Aku baru
menyadari sesuatu.... Mereka.. selingkuh.” Ucap Park Hoon melihat keduanya. Ji
Yool berteriak kaget.
“Pak Bong
dan Bu Seo saling mencintai. Mereka berdua cerai karena begitu mencintai satu
sama lain... Aku paham sekarang... Kau harus Berlagak tak tahu. Tidak baik bagi
orang baru tahu hal seperti ini.” Ucap Park Hoon. Ji Yool menganguk setuju.
Nyonya
Seo tiba-tiba menangis histeris melepaskan rambut palsu dan kacamatanya, semua
terdiam dan binggung. Akhirnya Dan Yi yang duduk didepanya memberikan tissue.
Tuan Bong pun ikut menangis, perjalanan pulang ke Seoul pun ditemani oleh
tangisan Nyonya Seo.
Tuan Kim
berjalan di sekitar tanah lapang yang penuh ilalang, melihat Eun Ho
disampingnya langsung mengenggam tanganya. Eun Ho mengeluh dan langsung
melepaskanya, tapi Tuan Kim memegang tangan untuk berjalan bersama. Eun Ho melepaskanya dengan wajah kesal.
“Aku
pegang tanganmu karena teringat masa lalu.” Ucap Tuan Kim sambil memegang
tangan Eun Ho kembali.
**
Flash Back
[10 TAHUN
LALU]
Keduanya
berjalan ke sebuah pohon besar, papan nama bertuliskan [MENDIANG YU SU-JIN] Tuan Kim berdiri dengan
Eun Ho menyapa istrinya, agar bisa memberikan salam juga. Eun Ho membungkuk
memberikan salam.
“Dia
penulis pertama yang akan teken dengan Gyeoroo. Dia adalah Cha Eun-ho, penulis
seri favoritmu.” Ucap Tuan Kim memperlihatkan berkas “Kontrak Berdarah”
“Kami di
sini untuk bersumpah. Aku di sini untuk teken kontrak sembari kau saksikan... Ini
tempat paling penting bagiku. Maka saat kau berjanji di sini, kau akan
menjaganya apa pun terjadi.” Kata Tuan Kim
Eun Ho
tiba-tiba memberikan berkas [DEKLARASI AKHIR KARIER MENULIS KANG BYEONG-JUN]
Tuan Kim terlihat binggung. Eun Ho memberitahu itu surat deklarasi akhir karier
menulis Kang Byeong-jun. Tuan Kim mencoba untuk berpikir jernih.
“Dia suka
terbitkan esai pada majalah triwulan, kenapa dia mau berhenti menulis?” tanya
Tuan Kim
“Dia juga
akan menyerahkan hak cipta ke Gyeoroo.” Kata Eun Ho, Tuan Kim melihat tanggal 19
JUNI, 2009
“Kau dan
Kang Byeong Joon, Apa hubungan kalian?” tanya Tuan Kim. Eun Ho mengaku Tuan
Kang adalah Ayahnya. Tuan Kim melonggo kaget.
Akhirnya
Tuan Kim menyapa istrinya yang sudah lama tak datang. Eun Ho pun membiarkan Tuan Kim bicara. Tuan
Kim menceritakan kalau sering memikirkan istrinya tapi terlalu sibuk untuk
kemari lalu bertanya kabarnya dengan memberitahu kalau anak mereka kabarnya
baik.
“Seo-yun
punya pacar dan Seo-hyeon adalah balerina hebat sepertimu. Biar kuntunjukkan
foto mereka.” Ucap Tuan Kim menaruh foto anaknya.
“Soo Jin...
Kau tak perlu mendatangiku dalam mimpi.. Tapi Datangilah mimpi anak-anak.
Mereka... sangat merindukanmu. Hari ini, Bong Ji-hong dan Seo Yeong-a
bercerai... Ini Sulit dipercaya, kan? Mungkin mereka tak masalah dengan itu, tapi
bagaimana dengan perusahaan kita? Aku sangat khawatir.” Cerita Tuan Kim
mengeluh pada istrinya.
“Ayo kita pergi!” teriak Eun Ho seperti
mengeluh dengan Tuan Kim yang selalu seperti itu
“Aku tahu
dari awal... Apa Aku sudah ceritakan soal pegawai baru? Kami merekrut enam
orang.” Kata Tuan Kim
“Perjalanan
kita masih jauh.” Ucap Eun Ho mengajak Tuan Kim segera pulang.
“Ada satu
orang... Kau tak akan percaya... Anak muda zaman sekarang hanya peduli diri
sendiri. Tapi Kita tak begitu, 'kan? Orang dewasa biasa bilang kita kurang cinta,
tapi...” ucap Tuan Kim masih terus mengobrol. Eun Ho terus berteriak mengajak
Tuan Kim segera pergi.
Geum Bi
duduk di sofa lalu berlari ke depan pintu kamar yang dikunci, Seo Joon keluar
menyapa anjingnya lalu duduk dikursi setelah itu mengingat kembali yang
dikatakan Dan Yi sebelumnya.
“Bagaimana
dengan ini? Rahasia di balik judul novel, 23 April. Namun, kisahnya sendiri tak
berkaitan dengan 23 April, tanggal pun tak ada.< Ini Aneh, 'kan?”
“Bagi
Kang Byeong-jun, novel 23 April bagai kuburan, pemakamannya. Akhir karier
menulisnya. Karena itu dia mengumumkan itu novel terakhirnya.”
Seo Joon
memegang buku terakhir Tuan Kang Byung Joon.
Tuan Kim
dkk duduk diruang rapat, bertanya apakah sudah ada sampelnya. Hae Rin
membagikan buku pada semuanya. Nyonya Seo memuji Konsep pemasaran yang bagus seperti sebuah
hadiah. Dan Yi tersenyum bahagia. Tuan
Bong sedang tak mood akan keluar ruangan, Nyonya Seo memberitahu kalau rapatnya
belum selesai. Tuan Bong akhirnya kembali duduk.
“Ini akan
menarik perhatian orang di toko buku. Apa Mulai dicetak hari ini?” tanya Tuan
Kim. Hae Rin menganguk. Tuan Kim pun memujinya.
“Tapi
Tetap saja, orang beli buku setelah baca konteksnya... Eun-ho, Hae-rin, kita
bicara di ruanganku sebelum pencetakan.” Ucap Nyonya Go sinis. Eun Ho dan Hae
Rin menatap binggung.
Keduanya
akhirnya masuk ke ruangan Nyonya Go dengan wajah tegang. Nyonya Goo bertanya
apakah ini yang dilihatnya memang benar. Keduanya binggung apa yang dimaksud.
Nyonya Goo berkata tentang Halaman hak
cipta.
“Haruskah
nama Dan Yi dicantumkan?” ucap Nyonya Goo sinis, Hae Rin dan Eun Ho saling
berpandanganya.
Sementara
Dan Yi melihat buku Park Jeong Sik, teringat saat mengangkat tangan mengaku
punya ide dengan mengusulkkan jika tak usah disampul tapi diberi bungkus
seperti hadiah.
Dan Yi
melihat buku Dunia Abu-abu cetakan pertama
“10 FEBRUARI 2019” [PENULIS, PARK
JEONG SIK, PENERBIT, KIM JAE-MIN KEPALA EDITOR, CHA EUN-HO, EDITOR, SONG
HAE-RIN, PEMASARAN, KANG DAN-YI] Dan Yi seperti tak percaya melihat namanya
dalam sebuah buku.
Di
ruangan Nyonya Go
Nyonya Go
menyuruh agar menggapus nama Dan Yi, Hae Rin kaget lalu bertanya siapa nama
pemasarnya. Nyonya Go menyuruh agar memasukan nama Nyonya Seo. Hae Rin pun tak
bisa menolak walaupun hatinya tak bisa terima.
“Dan Yi
ada di Tim Pembantu... Dia hanya mendukung. Apa Kau tak paham?” ucap Nyonya Go.
Hae Rin mengaku paham lalu keluar ruangan.
“Pak Cha,
mau katakan sesuatu?” tanya Nyonya Goo melihat Eun Ho hanya diam saja.
“Dan Yi
bertanggung jawab atas pemasaran Dunia Abu-Abu. Dia bahkan ikut membujuk si
penulis dengan kami. Dia diberi tugas dan melakukannya dengan baik.” Ucap Eun
Ho membela Dan Yi
“Dia
bukan bagian Tim Pemasaran, mana bisa dibilang tanggung jawab pada pemasaran?”
ucap Nyonya Go sinis.
“Tak
penting dia anggota tim mana... Dia melakukan tugas seorang pemasa dan akan
adil mencantumkan namanya di daftar itu.” Ucap Eun Ho
“Fakta
bahwa dia memiliki ide tak membuat dia bertanggung jawab untuk itu. Itu untuk
orang yang bisa mengemban tanggung jawab itu. Apa Dan-i sanggup mengatasi semua
masalah pemasaran soal novel itu, padahal dia punya tugas lain?” ucap Nyonya
Goo sinis
“Aku tahu
niatmu baik dan yang kau usulkan itu adil. Namun, ini organisasi. Prinsip itu
hal penting... Kau mungkin mau melakukan tugas lain juga. Tapi jika semuanya melakukan
hal yang kita mau, apa yang akan terjadi pada perusahaan?” kata Nyonya Goo. Eun
Ho mengaku mengerti dan berhenti melangkah keluar ruangan.
“Kurasa
aku salah... Bu Go... Kau benar soal segalanya. Namun, orang-oranglah yang
membentuk organisasi. Penting untuk kerjakan tugas yang diberikan, tapi jika
semua orang terpaku pada itu, tak akan ada yang mau melakukan lebih. “ tegas
Eun Ho yang membuat Nyonya Go hanya diam saja.
Ji Yool
dan Park Hoon bahagia melihat buku cetakan pertama, tak percaya Dan Yi
adalah rekrutan pertama yang namanya
tercantum. Park Hoon dengan bangga kalau itu semua karena memberi kacang di
tanganya yang membantu kerja otak.
“Hei... Kau
dapat itu dari dapur kantor.” Keluh Ji Yool mengambil snack kacang yang dibawa
Park Hoon.
“Bagaimana
rasanya namamu tercantum?” tanya Ji Yool penasaran.
“Tak bisa
dijelaskan dengan kata-kata. Nanti kau akan rasakan sendiri dan sulit
dijelaskan.” Ucap Dan Yi bahagia.
Park Hoon
pun yakin nanti namanya akan tercantum dibuku. Dan Yi juga yakin Park Hoon
pasti bisa. Hae Rin dan Eun Ho melihat kebahagian Dan Yi dkk terlihat sedih.
Eun Ho menepuk pundak Hae Rin agar bisa tabah menjalani keadaan sekarang.
Hae Rin
menelp bagian percetakan akan membahas buku
yang akan dicetak hari ini kalau ada perubahan untuk Dunia Abu-Abu, Bukan
novelnya. Tapi Ada perubahan di bagian hak cipta. Ia meminta pecetakan menunggu
karena akan mengirimkan versi terbarunya. Dan Yi mendengarnya terlihat sedikit
gugup.
“Dan
Yi.... Ada kesalahan di pekerjaan kita. Nama Bu Seo akan dicantumkan pada halaman
hak cipta sebagai pemasaran” kata Hae Rin. Dan Yi kaget ingin tahu alasanya.
“Kau di
Tim Pembantu. Siapa pun bisa bergabung di rapat kita. Kita tak pernah cantumkan
nama orang hanya karena dia punya ide... Aku minta maaf. Itu kesalahanku.”
Jelas Hae Rin merasa bersalah. Dan Yi pun hanya bisa diam.
“Ini para
pelamar untuk mengulas bukunya. Kau bisa Cek blog mereka dan pilih 20 orang akhir
pekan ini.” Pinta Hae Rin. Dan Yi mengerti akan mengerjakan. Saat itu Nyonya Go menelp, Dan Yi pun
bergegas pergi. Eun Ho melihatnya seperti ikut sedih.
Dan Yi
mengambil kantung belanja di ruangan Nyonya Go, Nyonya Go memberikan note agar
mengantar ke alamat itu sebagai hadiah
ulang tahun istri penulis Kim Soo Yeong dan ada ada nomor teleponnya, jadi bisa menelpnya. Dan Yi menganguk
mengerti.
“Apa Kau
dari toko buku?” tanya Dan Yi menyapa Nyonya Seo dan rekannya Keduanya
menganguk.
“Lalu kau
mau ke mana?” tanya Nyonya Seo. Dan Yi memberitahu kalau Nyonya Go sedang
menyuruhnya.
“Aku mau
ke rumah Penulis Kim Soo Yeong.” Kata Dan Yi. Rekan kerjanya pikir tak perlu
repot pergi karena bisa pakai jasa kurir.
“Tidak
perlu, Bu Go menyuruhku antarkan langsung.” Kata Dan Yi bergegas pergi masuk ke
dalam lift. Nyonya Seo heran dengan Nyonya Go yang terus menyuruh Dan Yi.
Eun Ho
gelisah akan mengirimkan pesan pada Dan Yi, tapi pesan Hae Rin yang lebih dulu
masuk. “Aku benci perusahaan ini.” Eun Ho mengejek “Kau benci apa? Kerja adalah
kerja.” Seolah tak peduli.
“Kau
sungguh berdarah dingin. Kau tahu itu, 'kan?”balas Hae Rin, Eun Ho mengakunya.
Istri
Tuan Kim mengucapkan terima kasih untuk hadiahnya bahkan datang langsung. Dan
Yi dengan senyuman mengucapkan selamat ulang tahun pada Nyonya Kim, lalu memberikan buket bunga sebagai hadiah
pribadinya. Nyonya Kim makin terlihat bahagia
“Siapa
namamu?” tanya Nyonya Kim. Dan Yi menyebutkan namanya dari Tim Pembantu.
“Kau akan
melalui perjalanan jauh sekali saat kembalinya.” Ucap Nyonya Kim, Dan Yi mengaku
tak masalah karena menikmati udara segar.
“Tunggu Sebentar.
Kuberi uang untuk taksi.” Kata Nyonya Kim, Dan Yi menolak lalu bergegas pergi.
Akhirnya
Dan Yi pulang berjalan kaki, lalu mencoba mendongakan kepala agar saat air
matanya akan mengalir, seperti tak bisa menahan rasa kecewanya.
Saat itu
Jae Hui melakukan video call, meminta temanya agar memegang ponselnya. Dan Yi
duduk ditaman tersenyum bahagia, Jae Hui memperlihatkan gaun yang dibelikan
ingin tahu pendapat ibunya. Dan Yi melihat anaknya yang sudah besar.
“Guruku
bilang kita mirip.” Ucap Jae Hui. Dan Yi tersenyum bertanya apakah Jae Hui
senang mendengarnya. Jae Hui menganguk.
“Bagaimana
pekerjaan baru Ibu? Perusahaan penerbit, 'kan?” tanya Jae Hui
“Ya. Ibu
senang di sini, Terkadang memang berat, Keadaannya sulit.. Yahh... Memang benar
begitu, tapi aku ibumu... Ibu tak mau dengar kau tak mau menjadi seperti aku. Ibu
bilang begitu pada Nenek.”akui Dan Yi
“Tak peduli
seberapa keras ibu bekerja, kau bisa saja bilang begitu, tapi ibu akan berusaha
keras agar tak mendengar itu darimu... Jae-hui... Sebenarnya ibu mau.. kau bilang
bahwa ibu adalah panutanmu. Aku ingin jadi ibu seperti itu untukmu.” Ucap Dan
Yi dengan air mata mengalir. Jae Hui seperti sedih melihat ibunya menangis.
“Tidak,
ibu tak menangis... Kenapa aku harus menangis? Ibu bisa bekerja lebih keras... Kau
cantik...” kata Dan Yi segera menghapus air matanya.
Akhirnya
buku pun diterbitkan, dengan standing banner [PROYEK BUKU TAK TERGANTIKAN, SISI
MENAKUTKAN HIDUP, KEJAHATAN DALAM NALURI MANUSIA, KESENANGAN YANG ANEH, TAWA
DAN MISTERI, SATIRE PIKIRAN DANGKAL]
Pengunjung
melihat buku yang dibungkus, penasaran buku seperti apa. Tuan Kim pun menyamar
sebagai pembeli. Nyonya Goo pun membaca komentar dari buku yang dibuat oleh Dan
Yi, Eun Ho menelp telp terlihat sangat bahagia setelah menutup telp.
“Semuanya...
Kita akan mulai pencetakan kedua Dunia Abu-Abu.” Ucap Eun Ho. Hae Rin tak
percaya mendengarnya.
“Baru
sepuluh hari bukunya dirilis... Kali ini kita cetak 10.000 kopi.” Kata bagian
pemasaran
Semua tak
percaya mendengarnya dan akan berusaha keras menjualnya. Hae Rin menatap Dan Yi
tersenyum bahagia. Dan Yi tersenyum dan tetap kembali mengerjakan tugasnya
membawakan tumpukan kertas. Semua memuji Hae Rin yang berhasil penjualan dengan
konsepnya.
Dan Yi
membawakan surat dan masuk ke ruangan Nyonya Go, lalu melihat tulisan dibuku
[PERTARUNGAN AKAL SENGIT YANG AKAN MEMBUATMU TAKJUB] lalu terdiam teringat
kembali yang dikatakan Nyonya Go sebelumnya.
“Apa Pikirmu
aku mencurinya darimu? Dan dari awal sudah kuputuskan untuk memakainya. Apa kau
berasumsi aku tak bisa memikirkan ide yang sama? Kuharap tak begitu.”ucap
Nyonya Go sinis
“Hal yang
dikatakan Bu Go padaku ternyata benar.” Gumam Dan Yi penuh rasa bersalah.
Nyonya Go
masuk ke ruangan melihat Dan Yi diruanganya, bertanya ad apa datang ke ruanganya.
Dan Yi memberitahu kalau ada surat baru, lalu mengaku saat merapikan meja, melihat buku catatan Nyonya
Go. Ia merasa sudah salah sangka tentang uraian Pucat, Suatu Kekejaman.
“Setidaknya
kau tahu kebenarannya... Itu akan membantu mengetahui posisimu.” Ucap Nyonya Go
sinis
“Namun.
aku ingin terus mencoba. Jika hanya melakukan tugasku, maka aku tak akan tumbuh
di perusahaan ini. Aku ingin tantang diriku untuk lakukan pekerjaan yang bisa kulakukan.
Saat aku mulai di sini, aku ingin dapatkan pengalaman dan pindah ke perusahaan
lain.” Akui Dan Yi
“Tapi,
sekarang aku hanya menyukai buku. Aku baru menyadarinya. Kini aku paham alasan
orang kemari Karena buku itu bagus, aku ingin menjual banyak. Aku ingin ideku membantu
menjual ebih banyak buku. Itulah yang kusadari. Jadi akan kumulai dari awal.
Aku akan kerjakan tugasku dengan baik.” Kata Dan Yi.
Nyonya Go
seperti tak peduli menyuruh Dan Yi keluar ruangan kalau sudah selesai bicara.
Park Hoon
masuk ruangan berteriak sudah membeli banyak sandwichkarena sedang tugas di
luar dan melihat kedai sandwich. Ia pun membagikan sandwich termasuk pada Dan
Yi. Nyonya Seo melihat Park Hoon perhatian sekali karena Seharian kelaparan.
“Aku
harus makan untuk malam juga.” Ucap Tuan Bong mengambil dua sandwich lalu
berjalan pergi.
“Park
Hoon... Bagaimana rilis persnya?” tanya Nyonya Seo. Park Hoon memberikan
berkasnya.
“Bukan
ini, tapi untuk penulis Yoo Hong Joo” ucap Nyonya Seo. Park Hoon mengaku Belum
ditulis.
“Aku
harus selesaikan yang lain dahulu.” Ucap Park Hoon. Dan Yi menawarkan diri
untuk membantu menulis rilis pers untuk Yoo Hong Joo.
“Apa Kau
tak sibuk?” tanya Park Hoon. Dan Yi mengaku akan mencoba menyelesaikan malam ini.
Park Hoon pun mengucapkan Terima kasih.
Hae Rin
bertanya pada Dan Yi apakah sudah menyelesaikan
acara pengulasan buku, Dan Yi mengangguk, kalau sudah cek semua blog
jadi Kebanyakan narablog melamar ke penerbit lain juga, tapi ulasannya tak
begitu bagus.
“Aku
sudah seleksi daftarnya lagi jadi Tolong dilihat.” Ucap Dan Yi memperlihatkan
listnya.
“Aku
yakin pekerjaanmu bagus. Aku setuju saja.” Kata Hae Rin. Salah satu pegawai
memberitahu Dan Yi kalau harus pesan
kopi lagi.
“Kopi masih
ada banyak. Akan kurapikan.” Ucap Dan Yi, Hae Rin terlihat sedih karena Dan Yi
yang terlihat tak kecewa namanya dihapus.
“Aku
memulai lagi dengan pekerjaan sepele dan pekerjaan yang memang tugasku. Aku
belajar... bekerja lagi... Walau aku pikir sudah tahu, aku ulang lagi... karena
aku pegawai baru.” Gumam Dan Yi membersihkan pantry.
Eun Ho
datang ke pantry, Dan Yi menawarkan teh untuk Eun Ho. Eun Ho mengeleng memberikaan sebuah buku sebagai
Hadiah untuknya karena menurutnya Konsep
buku Penulis Park adalah hadiah untuk Dan Yi. Dan Yi melihat buku yang masih
tertulis namanya.
“Walau dunia
tak tahu, tapi aku tahu kau yang bertanggung jawab soal pemasaran. Strategi
pemasarannya sempurna, Kepala Editor yang bilang.” Ucap Eun Ho
“Terima
kasih, Pak Cha.” Kata Dan Yi tersenyum bahagia. Saat itu Hae Rin melihat
keduanya akrab seperti merasa cemburu.
Dan Yi
melihat Seo Joon menelpnya, lalu mengangkatnya dengan panggilan Tuan Payung.
Seo Joon bertanya apakah Dan Yi sudah selesai berkerja karena adandi depan
kantornya mengajak untuk makan malam bersama.
“Kita
selalu bertemu tak sengaja, tapi kali ini bukan kebetulan. Aku mengajakmu
berkencan.” Ucap Seo Joon. Dan Yi binggung menatap Eun Ho yang ada didepanya.
Eun Ho
menatap heran pada Dan Yi, dan didepan pantry ada Hae Rin yang menatap cemburu
pada keduanya.
Bersambung
ke episode 7
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar