PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hye Ja
akhirnya masuk mobil polisi dengan Joon Ha, lalu berusaha kabur untuk membuka
pintu. Joon Ho memberitahu kalau tidak
bisa membuka pintu belakang mobil polisi dan harus dibuka dari luar. Hye Ja akhirnya mencoba keluar dari depan, tapi
polis bisa menahanya.
“Apa Kau
balas dendam padaku karena memukul kepalamu?” ucap Hye Ja marah
“Wah...
Cantiknya... Kau tinggal di lingkungan ini, benarkan?” kata Polisi, Hye Ja
mengak kalau pertamanya datang ke tempat ini. Saat itu tiba-tiba Young Soo
datang sambil menangis dan panik.
“Ahjussi,
tolong bantu aku menemukan nenekku... Nenekku menghilang. Dia pendek, dan
matanya ... Oh, dia terlihat seperti mata wanita ini. Rambutnya putih semua.”
Ucap Young Soo lalu tersadar melihat Hye Ja duduk kursi belakang berpikir
adiknya sudah mewarnainya.
Akhirnya
mobil polisi pergi, Hye Ja terpaksa turun dari mobil. Young Soo mengulurkan tanganya mengucapakan
terimakasih pada Joon Ha, tapi Joon Ha memilih untuk pergi meninggalkan
keduanya. Young Soo pun menahan amarah
mengeluh kalau Semua pria tampan sangat menjengkelkan.
“Hei, kau
mengambil celana dalamku... Kau melakukannya, benarkan?”Jerit Young Soo marah.
“Itu udara
yang sejuk dan sangat nyaman di musim panas.” Ucap Hye Ja
“Penjelasan
singkat itu memberiku keberuntungan.”keluh Young Soo
“Yah... Seolah-olah
seperti itu! Tapi kalau memang Terbukti tetap tidak berguna. Aku kehilangan tasku,
jadi kau tidak akan pernah menemukannya Jadi Aku akan membelikanmu satu yang
baru nanti. Bagaimana bisa kau mengambil uang dari adikmu sesaat setelah dia
kembali?” keluh Hye Ja melihat Young Soo mengulurkan tanganya.
Hye Ja
akhirnya duduk merasa sangat lelah berjalan-jalan
sepanjang hari. Young Soo akhirnya berjongkok agar bisa mengendongnya. Hye Ja
pikir kakaknya sudah gila.
“Kau
bilang lelah karena berjalan-jalan seharian. Aku akan membawamu pulang.” Ucap
Young Soo.
Akhirnya
Young Soo mengendong adiknya dan masuk ke dalam rumah lewat jendela sambil
mengejek kalau itu alasan adiknya yang tidak tumbuh tinggi. Hye Ja memastikan
kalu ayah dan ibunya tidak tahu.
“Kenapa
kau kabur jika kau mengkhawatirkan mereka? Apakah kau pikir mereka akan bebas
dari kekhawatiran dan tidur nyenyak jika
kau kabur dari rumah?” kata Young Soo marah
“Otakmu
mungkin tidak berkembang dengan baik seperti tinggi badanmu. Itulah sebabnya
kau menulis surat kekanak-kanakan ini. Surat yang bodoh.” Ucap Young Soo
memperlihatkan surat ditanganya.
“Apa Kau satu-satunya
yang mengambil itu?.Aku tidak bisa menemukannya dimanapun, jadi kembalikan”
kata Hye Ja. Young Soo menolak.
“Jika kau
tidak melakukan apa yang kukatakan, maka akan kuberikan surat ini kepada Ibu
dan Ayah. Mengerti?” ucap Young Soo. Hye Ja meminta agar Young Soo
mengembalikan.
“Astaga.
Aku lapar karena sudah berjalan-jalan seharian ini. Hey, pergi dan buatkan aku
semangkuk Ramyeon.” Ucap Young Soo
“Terserah.
Aku lelah karena aku sudah keluar sepanjang hari. Aku ingin tidur.” Kata Hye Ja
akan keluar kamar. Young Soo mengancam dengan surat Hye Ja akan memberikan pada
orang tuanya.
Akhirnya
Hye Ja membuatkan ramyun untuk kakaknya, sambil mengeluh nasibnya yang sial.
Young Soo sambil membaca komik menceritakan
tidak akan memakannya jika Hye Ja memecahkan kuning telurnya. Hye Ja
mengeluh agar kakanya makan saja yang dibuatnya.
“Kecuali
kau ingin melihatku meledakkan sesuatu yang lain.” Keluh Hye Ja. Young Soo akan
memanggil ibunya. Akhirnya Hye Ja menuruti perintah kakaknya.
“Kupastikan
kuning telurnya tetap utuh... Kau lihat kuning telurnya, kan Ini akan sangat
enak.. Makanlah.” Kata Hye ja.
Young Soo
menyalakan komputernya, masuk ke siaran (Prince
Younng Soo TV) lalu saat itu penonton sudah
masuk ruanganya. Young Soo dengan gaya
menyapa penontonya.
“Heatstroke
menjanjikan 1,000 bintang untuk misi ini.. Selesaikan ramyeon ini dalam satu
menit. Kau bisa melihatnya panas sekali, bukan? Ini benar-benar panas.” Ucap
Young Soo memasang timer 1 menit.
Hye Ja
melihat dari kejauhan, Young Soo pun akhirnya mulai makan, tapi mulutnya
seperti terasa terbakar, beberapa comment muncul (Ini akan menjadi sangat
menghibur... Aku bertaruh semua uangku bahwa dia akan segera mengeluarkan dari
mulutnya.)
Young Soo
terusa merasa Panas lalu tersadar kalau Heatstroke meninggalkan ruangan,
wajahnya pun sangat marah. Hye Ja seperti kasihan dengan kakaknya.
Nyonya
Seo akan memberikan makan untuk anaknya, tapi Hye Ja akhirnya keluar dari kamar
lalu meminta agar semua duduk diruang tengah. Keduanya binggung, Hye Ja yang
sudah menjadi tua memberikan hormat pada kedua orang tuanya walaupun dengkulnya
terasa sakit.
“Aku
hanya akan duduk dengan nyaman karena lututku buruk sekarang. Aku meminta maaf
untuk segalanya, Ibu dan Ayah. Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang baik
untuk kalian berdua, dan aku sudah berumur semalam seperti ini di atas itu dan
berakhir dengan menyakiti hatimu.” Ucap Hye Ja.
“Aku ingin
menjadi Pembaca berita, Jadi kita bisa melunasi hutang kita, mendapatkan mobil
baru untuk Ayah, dan membangun gedung dua lantai jadi ibu bisa pindahkan
salonnya kesana. Tapi seperti yang kau lihat, Aku berakhir seperti ini, jadi
aku tidak bisa menepati janjiku.” Kata Hye Ja. Kedua orang tuanya hanya bisa
terdiam.
“Sebagai
gantinya, Aku bisa melakukan cuci baju, memasak, dan bersih-bersih. Aku bisa
membantu pekerjaan rumah. Maksudku, setidaknya aku masih bisa bergerak, Dan Juga, Ibu... Bisakah kau ke rumah sakit
bersamaku sekarang?” ucap Hye Ja.
Young Soo
menatap binggung dengan sikap adiknya. Nyonya Kim pikir kalau Hye Ja sakit. Hye
Ja pikir Setidaknya perlu tahu berapa umurnya.
Mereka
pun pergi ke rumah sakit, keduanya duduk menunggu. Hye Ja memastikan kalau mereka tidak akan
tertangkap, Nyonya Kim menceritakan Bibinya tinggal di pedesaan, bahkan tidak
bisa datang ke ruma sakit ini.
“Dia
hampir 80 tahun. Apakah aku terlihat setua itu?” ucap Hye Ja sedih. Nyonya Kim
menatap wajah Hye Ja lalu berpikir terlihat tua. Hye Ja mengeluh kalau Nyonya
Kim itu benar-benar ibunya. Akhirnya nama Jeon Hye Rim di panggil.
“Apakah
tidak ada nona Jeon Hye Rim?” ucap perawat. Hye Ja binggung. Akhirnya Nyonya
Kim membenarkan kalau nakanya Jeon Hye Rim.
“Apa Nama
bibimu adalah Jeon Hye Rim? Setiap orang memiliki nama yang bagus kecuali aku. Aku
juga memiliki nama terburuk. Siapa yang menamai putri mereka "Hye
Ja"?” keluh Hye Ja dan Nyonya Kim langsung memukulnya.
Dokter
memberitahu kalau Usia biologis Hye Ja jauh lebih muda dari usia yang
sebenarnya. Hye Ja ingin tahu berapa umurnya,
Dokter melhat dikatakan dari rekam medis bahwa Anda berusia 78 tahun dan
yakin kalau Informasi ini benar. Hye Ja
terlihat marah dianggap setua itu.
“Tapi
usia biologismu hanya 65 tahun berdasarkan hasil pemeriksaan. Selamat.” Ucap
Dokter bahagia. Hye Ja makin marah. Nyonya Kim meminta agar tenang pada Hye Ja.
“Aku kira
Anda mengharapkannya lebih rendah dari itu, kan?” komentar Dokter. Hye Ja ingin
tahu apakah ada yang lainya.
“Hatinya
sangat sehat.. Seperti hati seorang pemuda.” Ucap Dokter. Hye Ja ingin tahu
Berapa tahun
“Saya
katakan 55... Apakah kau seorang bayi jika berusia 55 tahun adalah seorang pria
muda? Apa kau molekul sel atau apa?” kata Dokter
Hye Ja
makin marah mencengkram kerah dokter, Nyonya Kim mengajak pergi sambil mengeluh
dengan sikap anaknya padahal dokter mengatakan masih muda. Hye Ja ingin masuk
lagi, Nyonya Kim melarangnya karenaakan kembali meraih kerahnya.
“Tidak,
aku punya pertanyaan untuknya. Aku serius.” Ucap Hye Ja menyakinkan.
“Apa Kau
tidak akan meraih kerahnya?” tanya Nyonya Kim, Hye Ja menyakinkan kalau Tidak
akan melakukanya.
“Dokter,
bagaimana dengan monopause?” tanya Hye Ja dari depan pintu. Nyonya Kim yang
malu mengajak anaknya pergi.
Hye Ja
sudah berdiri di depan tangga meminta Young Soo agar mencatat semuanya dengan
akurat. Young Soo yang masih mengantuk mengeluh Hye Ja yang tiba-tiba ingin
olahraga. Hye Ja mengaku perlu tahu apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan.
Young Soo
mulai aba-aba, Hye Ja menaiki tangga pelahan dengan sedikit bunyi dilututnya.
Young Soo pun dengan mudah melompat menaiki tangga, Hye Ja pun meminta agar menuliskan catatan
sudah kehabisan nafas dan Lututnya terus membuat suara gemerincing.
Young Soo
menuliskan catatan “Sesak nafas setelah 5 langkah dan Lutut berdenting setelah
10 langkah” Mereka pun pergi ke stadion,
Hye Ja memberitahu akan lari jadi meminta Youn Soo mengukur berapa detik
waktunya.
Tapi baru
beberapa langkah, Hye Ja kembali mengaku tidak bisa lari. Young Soo pun
memberikan catatan “Berlari: tidak bisa melakukannya”
Hye Ja
menyanyi karaoke, Young Soo menuliskan catatan (Nada tinggi 3 oktaf di dalam "Good
Day" – IU) Hye Ja akhirnya meminta agar Young Soo menuliskan tidak bisa
melakukannya.
Di sebuah
toko
Hee Man
melihat Joon Ha yang mengunakan setelah jas memuji kala semuanya tampak hebat kalau
dipakai Joon Ha dan memutuskan akan membelinya.
Mereka pergi ke sebuah counter jam, Hye Ja menyuruh Joon Ha mengambilnya
karena sudah dapat pekerjaan baru.
“Kau
sudah membelikanku jas.”ucap Joon Ha menolak.
“Saat kau
memakai jas, kau juga perlu arloji... Coba lihat .. Bagaimana dengan ini? Tapi kupikir
yang pertama adalah yang terbaik.” Ucap Hee Man.
Joon Ha
melihat jam tangan teringat dengan Hye Ja yang mabuk mengatakan “Ini bukan
keputusan yang mudah untukku, tapi Aku akan memberikan kesempatan untuk merubah
banyak hal. Kesempatan untuk memutar kembali waktu.” Lalu menangis seelum pergi
meninggalkanya.
Joon Ha
dan Hee Man akhirnya minum di atas bukit.
Hee Man menceritakan Ketika merkea mendaki bukit hanya berpikir daerah
itu koto Tapi ternyaat pemandangan diatas sangat luar biasa. Joon Han mengaku
seluruh hidupnya sudah banyak berpindah-pindah.
“Jadi aku
tidak tahu bagaimana rasanya terikat pada satu daerah. Untuk berada di suatu
area, bahkan untuk seseorang? Tapi Aku menjadi terikat dengan area ini.
Seseorang yang mengenalku tinggal di dekatnya. Dan itu sangat cukup untuk
membuatku nyaman. Aku tidak pernah merasakannya sebelum aku pindah kesini.”
Ucap Joon Ha
“Bergembiralah,
bocah. Lihatlah pemandangan yang menakjubkan ini...Masa depan cerah menantimu.
Ayo minum.” Kata Hee Man memberikan semangat. Joon Ha pun hanya bisa terdiam.
Hye Ja
menyapu dan menjemur handuk, Nyonya Kim melihat Hye Ja yang sudah berkerja.
Hye Ja menyapanya mengaku bangun pagi
sekali hari ini dan tidak bisa tidur lagi. Nyonya Kim pun mengucapkan
terimakasih.
Tuan Kim
akan menonton Tv mendengar Hye Ja yang merasakan punggungnya sakit. Hye Ja
keluar dari kamar mandi menceritakan kalau
tidak bisa mendapatkan busa shampoo tidak peduli berapa banyak memompa
botol.
“Ternyata,
itu kondisioner... Astaga. Aku tidak mempercayainya... Tapi ada satu hal yang
baik. Jadi Tidak perlu waktu lama untuk mengeringkan rambutku. Aku memiliki
rambut yang sedikit karena sudah tua.” Ucap Hye Ja sambil tersenyum.
“Mari
kita keluar sebentar.” Kata Tuan Kim terlihat menatap kasihan. Hye Ja bertanya Kemana akan pergi.
Hye Ja
mencoba kacamata plus, terlihat bahagia karena bias melihat. Pegawai bertanya
apakah membuat pusing. Hye Ja mengaku Tidak sama sekali, karena bahkan tidak
bisa membaca tulisan kecil sebelumnya, lalu meminta izin ayahna bisa mendapat
bingkai yang lain
“Itu akan
membuatku terlihat tua.” Ucap Hye Ja. Tuan Kim binggung meminta agar Hye Ja
memberitahu pegawai yang lain. Hye Ja pun memilih bingkai yang cocok dengan
wajahnya.
Keduanya
pun menunggu kacamata, Hye Ja pun bertanya pada ayahnya apakah merasa sedih.
Tuan Kim terlihat binggung. Hye Ja mnegaku tidak berpikir memakai kacamata.
Tuan Kim pikir seharusnya membuat Hye Je
terlihat cerda.
“Kau
benar... Tapi Apa aku orang asing untukmu? Kau tidak bicara padaku atau tertawa
denganku lagi. Bahkan Aku orang asing untuk diriku sendiri. Aku terkejut setiap
pagi ketika melihat cermin. Seharusnya aku lebih baik padamu.” Akui Hye Ja.
“Tapi aku
telah memutuskan untuk menerima ini. Aku harus melalui ini untuk kembali
sesuatu yang berharga untukku. Kupikir itu tidak sepadan.” Akui Hye Ja.
“Kau
bilang "Sesuatu yang berharga"? Apa itu?” tanya Hye Ja. Tuan Kim
menjawab itu Rahasia. Saat itu pegawai memberitahu kalau Kacamata Hye Ja sudah
siap.
Keduanya
duduk bersama, Hye Ja bertanya apakah ayahnya tidak mengendarai taxinya lagi.
Tuan Kim mengatakan sdudah bekerja sebagai petugas kebersihan sekarang. Hye Ja bertanya alasan ayahnya yang tidak bisa menunggu sampai kakinya
pulih. Tuan Kim mengaku baik-baik saja.
“Itulah
mengapa aku bekerja.”kata Tuan Kim. Hye Ja seperti tak yakin kalau Tuan Kim
yang baik-baik saja.
“Kau
harus melanjutkan untuk bertemu doktermu.” Ucap Hye Ja memohon. Tuan Kim pun
setuju dengan menahan rasa sedihnya.
Joon Ha
masuk minimarket seperti ingin pamit pada manager toko. Sang manager mengaku
bahagia dapat pekerjaan baru dan meminta agar mampir nanti dan menyuruh untuk
minum sebelum pergi. Sang Eun berdiri depn kasir.
Seorang
masuk ke dalam toko, dengan helm. Sang Eun pikir Hyun Joo baru operasi plastik.
Hyun Joo mengeluh kalau melakukannya tak ada alasan menutupi wajahnya, lalu
memberitahu kalau akan mampir ke tempat Hye Ja. Joon Ha langsung terdiam
mendengar nama Hye Ja disebut.
“Kenapa
kau kesana? Dia sedang liburan... Apa Kau ingin melihat Young Soo?” ejek Sang
Eun. Hyun Joo mengeluh kesal.
“Apakah
kau serius percaya dia baru saja melakukan perjalanan seperti itu? Tanpa
berkata apapun pada kita? Sesuatu terasa tidak benar. Aku yakin sesuatu
terjadi.” Kata Hyun Joo yakin. Joon Ha terus mendengarnya.
Hyun Joo
mencoba mengintip dari depan salon, sementara Hye Ja sedang sibuk membuka
masakan didapur. Nyonya Kim kaget melihatnya karena pasti lelah. Hye Ja mengaku
baik-baik saja lalu meminta ibunya agar mencicipi kimhci jigae buatanya.
“Apakah
rasanya enak?” tanya Hye Ja. Nyonya Kim mengaku rasanya enak.
“Sepertinya
aku sudah menjadi koki yang lebih baik seiring bertambahnya usia. Aku tidak
pernah membuatnya, tapi masih terasa enak.” Ucap Hye Ja lalu memanggil kakaknya
dengan panggilan nama agar segera makan.
“Aku kakakmu....
Kau panggil "Hey, Yeong Soo"?” kata Young Soo akan memukul tapi
melihat wajah Hye Ja sudah tau, akhirnya menurunkan tanganya.
“Hormatku
kepada para tetua menyelamatkanmu.” Ucap Young Soo. Hye Ja pun sangat
bersyukur. Nyonya Kim meminta Young Soo si bocah nakal agar menghentikanya.
Saat itu Tuan Kim pun pulang ke rumah, Hye Ja terlihat sangat bahagia.
Menu
makanan lengkap ada diatas meja, Hye Ja dengan senyuman bertanya pada ibunya
apakah terasa enak karena ibunya bilang sangat menyukainya. Hye Ja pun
tersenyum bahagai mendengarnya dengan bangga seharusnya menjadi koki.
“Kau
harus masukkan daging babi ke dalam Kimchi jjigae, bukan kue ikan.” Keluh Young
Soo
“Rasanya
sangat enak. Jangan memakannya jika kau tidak menyukainya.” Kata Hye Ja. Young
Soo mengaku akan memakannya.
“Bisakah
kau ambilkan air?” kata Tuan Kim. Hye Ja bergegas akan mengambilkanya dan
meminta untuk makan pelan-pelan.
“Ayah,
kau harus banyak makan agar kakimu cepat pulih dan Juga, jangan lupa minum obat
setelah makan.” Ucap Hye Ja.
“Aku ada
shift malam hari ini.” Kata Tuan Kim. Nyonya Kim merasa sudah lupa dan mengak
merasa sedikit lelah jadi akan pergi tidur duluan. Hye Ja terus saja tersenyum.
Tuan Kim
akan pergi berkerja. Hye Ja memanggil ayahnya
memberikan makana karena mungkin akan lapar pada malam hari. Tuan Kim
dengan tatapan sedih menyuruh anaknya agar pergi tidur. Hye Ja memberikan
semangat ayahnya dengan senyuman manis.
Hye Ja
masuk ke salon ibunya, Nyonya Kim panik tapi Hye Ja akan memegang pelanggan.
Tiga orang nenek sudah ada disalon bertanyaapakah nenek itu adalah anaknya. Hye
Ja binggung. Si nenek bertanya apakah Hye Ja adalah anak dari Ibu Lee. Hye Ja
mengaku bukan tapi bibinya.
“Aku tahu
itu. Kalian terlihat sama... Ada perasaan yang akrab dari kalian berdua... Apa
kau berkunjung?” komentar Nenek.
“Aku baru
saja tiba dan mampir saja” ucap Hye Ja. Nyonya Lee terlihat khawatir.
“Dimana
kau tinggal?” si nenek. Nenek lain mengeluh menanyakan hal itu
“Aku
tinggal di Brazil.” Kata Hye Ja cepat, Nenek langsung berkomentar kalau datang
dari jauh.
Saat itu
seorang wanita masuk salon bertanya apakah harus menunggu lama. Nyonya Lee
mengeleng menyuruh agar duduk. Si wanita memminta agar melakukan perm dan ingin
tahuBerapa harganya, Nyonya Kim menjawab 20 dollar.
“Tetangga
disini hanya membayar 15 dollar. Bagaimana dengan 15 dollar?” ucap si wanita.
“Aku hampir
tidak bisa membeli bahan.” Kata Nyonya Kim, Si wanita merengek dan Hye Ja
menatap sinis.
“Kau
seharusnya tidak melakukan bisnis seperti itu di lingkungan kecil seperti ini.”
Ucap Si wanta.
“Lalu
pergilah ke lingkungan itu dan lakukan untuk 15 dolar. Jika kau bahkan tidak
bisa membeli bahan, apakah salon kecantikan murah lainnya kekurangan atau apa?
Itu tidak masuk akal. Apakah menurutmu perm hanya dilakukan dengan bahan kimia
rambut?” ucap Hye Ja berani menyindir
“Dengan
batang rambut besar, kau bisa menggulung rambutmu dalam waktu singkat. Tapi
tahukah kau seberapa sakit pergelangan tanganm ketika kau menggunakan batang rambut
kecil?” kata Hye Ja. Tiga orang nenek terdiam.
“Dan
semua orang meminta perm yang tidak akan longgar. Bagaimana mungkin sebuah perm
tidak mengendur Jika itu mungkin, setiap salon rambut akan gulung tikar. Bahkan
ayam yang masuk ke mulutmu harganya 20 dolar belakangan ini. Selama proses perm
berlangsung, seseorang harus berdiri dan melakukan ini dengan tangannya. Kau
tidak bisa bilang 20 dollar mahal.” Ucap Hye Ja
Si wanita
mengeluh kalau ini hanya salon dilingkungan kecil. Hye Ja menegaskan ini cara
mereka melakukan bisnis, Jika tidak
suka, pergi ke salon lain an lakukan untuk 15 dolar. Si wanita akhirnya pergi,
Hye Ja terlihat bersalah dan ibunya hanya diam saja.
“Astaga,
kau memiliki suara yang keras dan jelas.... Wah.. Kau Benar-benar sesuatu.”
Puji tiga nenek yang melihatnya.
“Kau
pasti hidup enak dengan suaramu itu.” Puji nenek lain. Hye Ja pikir itu benar
karena ingin menjadi pembaca berita.
“Aku tahu
itu. Suaramu itu sama sekali bukan suara biasa. Kau adalah pembicara yang fasih
berbicara.” Puji Nenek kedua. Nyonya Lee pun terlihat senang dengan anaknya.
Young Soo
keluar dari rumah karena perlu mendapatkan matahari. Hyun Joo bergegas kabur
dengan helmnya. Young Soo menyindir Hyun Joo yang akan pergi, lalu meminta agar bawakan
beberapa pangsit goreng saat datang besok. Hyun Joo menghentikan langkahnya.
“Aku bisa
makan pangsit dingin atau sisa juga.” Ucap Young Soo. Hyun Joo menatap dengan
helmnya.
“Kenapa
kau terkejut? Apa kau mengenakan helm itu berharap aku tidak akan mengenalimu?
Kemarilah... Bagaimana bisa aku tidak mengenalimu? Jangan lupa pangsit goreng.”
Ucap Young Soo lalu masuk rumah.
Hyun Joo
melepaskan helm, mengumpat marah karena pecundang itu tahu itu adalah miliknya.
Saat itu
Young So masuk rumah, sementara Hye Ja dan ibunya sedang asik makan bimbimbap.
Young Soo tiba-tiba berteriak kalau kakinya tiba-tiba kram meminta agar menarik
kakinya. Hye Ja menurut perintah kakaknya, ternyata Young Soo hanya
mengerjainya.
Nyonya
Lee hanya bisa terdiam melihat tingkah anaknya. Young Soo memberitahu kalau Hyun
Joo mampir dan berpkir datang untuk melihat apa yang dilakukan adiknya.
“Dia
tidak akan percaya kau tiba-tiba melakukan perjalanan. Itu konyol.” Ucap Young
Soo
“Kalau
begitu jelaskan padanya agar tidak terdengar konyol.” Kata Nyonya Kim. Hye Ja
mengatakan akan membeirtahu.
“Aku akan
beritahu dia.” Kata Hye Ja yakin.
Sang Eun
memastikan kalau Hyun Joo bilang Hye Ja mungkin tidak melakukan perjalanan.
Hyun Joo pun mengajak agar memeriksa apakah
itu benar atau tidak. Sang Eun mengerti kalau Hyun Joo ingin bertanya kemana
Hye Ja pergi. Hyun Joo mengeluh kalau bukan seperti itu.
“Aku akan
melakukan permintaan... Kau bisa berpura-pura pergi ke kamar mandi dan pergi ke
kamar Hye Ja. Dia mungkin terkurung di sana atau sesuatu.” Ucap Hyun Joo
“Kenapa
dia dikurung?” tanya Sang Eun. Hyu Joo mengaku
hanya mengatakan, segala sesuatu mungkin terjadi.
Hye Ja
memanggilnya, Hyun Joo dan Sang Eun binggung ada seorang nenek yang
memanggilnya tapi tak memperdulikanya. Hyun Joo mulai menyusun rencana akan mengalihkan
perhatian keluarganya, lalu tersadar dengan tatapan Hye Ja.
Ketiganya
duduk di depan rumah, Hye Ja menceritakan semuanya jadi dirinya yang tua
seperti sekarang yang menurutnya itu juga konyol. Keduanya langsung menangis memeluk Hye Ja
seperti tak percaya yang terjadi pada temanya.
Ketiganya
akhirnya tertawa bersama di dalam kamar. Sang Eun mengak berpikir Hye Ja melakukan
sesuatu yang mengerikan dan mencukur kepalanya lalu terjebak dikamarnya. Hyun
Joo seperti masih canggung melihat wajah Hye Ja yang sudah tua.
“Bisakah
kalian duduk dengan nyaman? Aku sudah menjelaskan semuanya Apakah kau akan membuat aku tidak nyaman
juga?” ucap Hye Ja melihat temanya duduk dengan sopan.
“Aku
tahu, tapi aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa.” Kata Hyun Joo merasa tak
nyaman.
“Yah, aku
bahkan tidak bisa menerima ini.” Kata Hye Ja. Sang Eun pikir tidak bisa membayangkan bagaimana
perasaannya. Akhirnya keduanya pun duduk
dengan santai.
“Akan
lebih baik jika aku malah mencukur kepalaku. Aku bisa menumbuhkan rambutku.”
Kata Hye Ja sedih
“Apa
rambutmu berhenti tumbuh saat kau tua?” kata Sang Eun sedih. Hyun Joo pikir itu
konyol lalu menuangkan bir untuk Hye Ja.
“Itu
gerakan paling sopan yang pernah aku lihat darimu.” Keluh Hye Ja sambil tertawa.
“Ini
aneh. Aku tidak bisa tidak bersikap seperti ini. Maaf.” Kata Hyun Joo.
“Hei.
kudengar teman sejati seharusnya tidak merasa menyesal kepada yang lain tentang
segalanya. Kita adalah teman.” Ucap Sang Eun akhirnya mereka cheers, tapi
keduanya membalikan badan saat minum dengan sikap sopan.
“Yah, aku
tidak pernah diperlakukan seperti ini dalam hidupku. Ini Tidak terlalu buruk...
Kau harus datang siang hari nanti. Aku hampir tidak bisa bangun setelah
matahari terbenam. Aku pikir benar-benar tua.” Ucap Hye Ja.
Sang Eun
tiba-tiba mulai menangis. Hye Ja mengeluh karena Sang Eun menangis karena selalu seperti ini 24 jam
sehari bahkan bangun lebih cepat di pagi hari jadi meminta temanya Berhenti
bereaksi berlebihan. Hyun Joo mengaku tidak pernah membayangkan itu adalah Hye
Ja yang wanita tua bicarakan.
“Apa
Mereka bicara tentangku?” ucap Hye Ja kaget.
“Mereka
bilang wanita tua berada di salon kecantikan... dan dia benar-benar
bersemangat. Apa yang kau lakukan?” kata Hyun Joo
“Mereka
terus bertanya tentangku jadi aku berbohong sedikit. Sebenarnya, itu bahkan
tidak bohong. Aku mungkin telah menjadi pembawa berita selama waktu yang aku
lewatkan.” Kata Hye Ja.
“Apa Kau
berbohong bahwa kau dulu menjadi pembawa berita? Mereka terus memujiku bahwa
aku memiliki suara yang bagus. Mereka juga bertanya tentang anakku. Apa yang
aku ketahui tentang mengasuh anak? Jadi aku bilang aku punya putra dan cucu, tapi
aku berbohong dan mengatakan mereka tinggal di Brasil.” Cerita Hye Ja.
Mereka
ingin tahu apakah para nenek itu percaya. Hye Ja pikir Begitulah lingkungan ini kalau Orang akan
percaya apapun yang dikatakan. Tapi merasa harus bilang, apa yang terjadi
padanya adalah kisah yang paling sulit dipercaya dari semuanya.
Sang Eun
kembali menangis, Hye Ja mengeluh Sang Eun
yang terus menangis dan membuatay
benar-benar mengganggu hari ini. Keduanya seperti tertawa bahagia didalam
kamar.
Hye Ja
akan membuka salon, tiba-tiba seorang nenek sudah menunggu didepan rumah. Hye
Ja dengan gugup ingin memberitahu ibunya, lalu menganti ucapanya kalau bosnya masih
di tempat tidur. Si nenek mengak datang bukan untuk melihat Nyonya Lee.
“Aku
pergi ke toko perhiasan berharap untuk menjual ini, tetapi pemiliknya memberiku
uang 10 dolar dan menyuruhku pergi.” kata si nenek memperlihatkan gelang emas.
“10
dolar? Ini terlihat cukup mahal.” Kata Hye Ja melihatnya.
“Mungkin
dia tidak menganggapku serius karena aku berpakaian lusuh. Jadi aku hanya ingin
tahu apa kau bisa ikut denganku.” Ucap
si nenek. Hye Ja binggung.
“Aku tahu
banyak yang harus ditanyakan... Tapi dari apa yang aku lihat kemarin, aku tahu
kau sangat fasih.” Kata Si nenek
“Tunggu
sebentar. Aku akan bersiap-siap dan bertemu denganmu di sini.” Kata Hye Ja.
Hye Ja
berjalan sama dengan si nenek. Joon Ha
berjalan dengan setelan jas, Si nenek pikir Hye Ja mendapat pekerjaan lalu
berkomentar Joon Ha terlihat gagah dan
memastikan kalau sudah menemukan pekerjaan, Joon Ha hanya diam saja.
“Aku
tinggal dengan wanita yang memiliki salon rambut di sana... Happy Beauty Salon.”
Ucap Hye Ja. Joon Ha menatapnya.
“Ya, Kau
ingat aku, kan? Aku yakin kau melakukannya. Kau pasti ingin bertanya tentang Kim
Hye Ja. Kau melakukannya, kan?” gumam Hye Ja berharap. Tapi Joon Ha hanya
membungkuk pamit pergi.
Hye Ja
bertemu dengan dua temanya mengumpat Joon Ha memang berandal karena tidak
mengenalinya hanya karena sudah terlihat tua sedikit padahal mereka berbagi
banyak kenangan bersama dan berpikir kalau Joon Ha ingin menghapus semua
kenangan tempat ini.
“Apa
sekarang dia sudah pindah? Kau lihat, Aku menyebutkan salon ibuku kepadanya, dan
dia tidak bertanya tentangku sama sekali. Kenapa itu membuatku sedih? Kita
tidak mendekati titik bahwa aku harus minum dan menangis sekarang. Apakah ini
berarti Aku sangat menyukainya?” ucap Hye Ja menangis.
“Sial.
Ini sangat tidak adil... Aku bahkan tidak dapat berkencan dengannya sekarang...
Aku tidak bisa mengatakan bahwa kau tidak menyukainya. Tidak adil!” kata Hye Ja
sambil menyanyi.
“Mengapa
dia bernyanyi setiap kali dia mabuk? Menyebalkan sekali.” keluh Hyun Joo.
Saat itu
dirumah, Young Soo melakukan lagi siaran dengan memakan semua telur ke dalam
mulutnya dan akhirnya menerima 1000 bintang. Tuan Kim kembali berkerja. Nyonya
Lee duduk di dalam kamarnya terlihat sedih karena anaknya yang sudah berubah
menjadi tua dengan kacamata bacanya.
Hye Ja
yang mabuk menari-nari didalam restoran cina. Joon Ha seperti baru pulang dari
tempat kerjanya. Hye Ja seperti masih muda terlihat menari penuh semangat.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar