PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 13 Juli 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Sung Yeon kaget melihat Mi So yang pingsan, Young Joon langsung mendorong Sung Yeon dan merangkul Mi So meminta agar bisa sadar tapi Mi So tetap tak bergeming.
Flash Back
Mi So tidur dengan dua kakaknya, lalu terbangun memanggil ibunya. Akhirnya keluar rumah melihat sosok wanita lewat dan memanggilnya Ibu, tapi saat membalikan badan Mi So tersadar kalau wanita itu bukan ibunya. Si wanita dengan dandanan sedikit menyeramkan mendekati Mi So.
“Hei, Apa kau mencari ibumu?” tanya Si wanita. Mi So menganguk dengan penuh semangat.
“Apa kau ingin aku mengantarmu pada ibumu?” tanya Si wanita dengan senyuman. Mi So makin tersenyum mendengarnya.
“Ibuku berada di rumah sakit. Bisakah kau temukan dia?” tanya Mi So
“Tentu saja, aku akan mengantarmu kesana.” Ucap si wanita lalu mengajak Mi So pergi dengan mengandeng tanganya. 
Wanita itu mengajak Mi So ke rumah dengan tanda “Berbahaya” seperti rumah yang sudah lama tak ada penghuninya. Mi So polos sangat senang wanita mau mengantar menemui ibunya, dengan syarat  harus tidur di tempat itu. Saat Young Joon sudah duduk dengan tangan dikiat.
“Aku mau gelang yang sama dengan dia, Bi!” kata Mi So menunjuk ke arah Young Joon. 


Di rumah sakit, Young Joon memegang tangan Mi So yang masih terbaring. Seperti semua ingatanya kembali terulang dan berharap Mi So kembali tersadar.
Flash Back
“Aku Sung Hyun... Lee Sung Hyun.” Ucap Young Joon yang dulu bernam Sung Hyun. Mi So mendengar kalau namanya Sung Yeon.
“Bukan, Sung Hyun.” Kata Young Joon, tapi Mi So yang masih kecil tetap melafalkan Sung Yeon.
“Apa kau bodoh?” keluh Young Joon karena Mi So ta bisa membeda kan Sung Hyun dan Sung Yeon.
“Aku tidak bodoh... Aku berusia 5 tahun tapi aku membaca lebih baik dari kakakku, Mal Hee... Ngomong-ngomong, 'sekarat' itu apa? Ayah memberitahuku kalau ibu mungkin saja akan meninggal karena sakit. Apa yang terjadi kalau dia meninggal?” kata Mi So
“Aku juga tidak tahu.” Ucap Young Joon, Mi So mengejak Young Joon itu bodoh.
“Kakakku, Pil Nam memberitahuku bahwa 'sekarat' artinya aku tak bisa melihat ibu lagi. Apa Kau sudah berusia 9 tahun, tapi kau tak tahu soal itu? Kau sungguh bodoh.” Keluh Mi So
“Siapa menyebut siapa bodoh? Sudah jelas kalau kau tak akan melihatnya lagi kalau dia mati.” Ucap Young Joon.
“Apa itu artinya aku tak akan bisa melihat ibu lagi?” kata Mi So lalu menangis histeris.
Young Joon panik berusaha untuk menjelaskan, meminta agar diam. Si wanita datang dengan tatapan sinis menyuruh keduanya diam karena Ayahnya akan segera pulang. Young Joon meminta maaf dan berjanji mereka akan diam.
“Kau bilang Ayah? Ayahku sedang di Rumah Sakit.”kata Mi So

“Ayahmu sedang di kantor! Dia akan segera pulang, jadi kalian harus menunggunya bersama ibu dan jangan berisik.” Kata Si wanita
“Ibuku juga sedang dirumah sakit... “ kata Mi So, Young Joon menyurh Mi So agar diam dengan menutup mulutnya.
“Kenapa kau selalu saja bicara omong kosong?” keluh Young Joon
“ Kurasa karena dia masih mengantuk, Bu... Aku akan menenangkannya, jadi jangan khawatir. Kami tidak akan berisik.” Kata Young Joon menyakinkan si wanita
Mi So merasa si Bibi tadi bersikap aneh dan merengek ingin pulang dan kembali menangis. Young Joon meminta agar Mi So Berhenti menangis dengan memberikan imbalan akan memberikan sesuatu yang enak. Mi So langsung berhenti mendengarnya.
“Ini karamel... Kalau kuberikan ini, berjanjilah tidak akan menangis.” Kata Young Joon mengeluarkan dari saku celananya.  Mi So pun makan permen dan berhenti menangis. 

 Saat itu si bibi menatap dari jauh dengan membawa gunting dan tali, Young Joon memanggilnya ibu. Si wanita menyuruh Young Joon jangan berisik karena adiknya sedang tidur, Young Joon menurut akan diam sampai ayah pulang.


“Tidak, ayah tidak akan pulang...Karena... Aku bukan ibumu.” Ucap si wanita. Young Joon kaget mendengarnya.
“Aku memberi segalanya pada pria itu tapi dia tak merasakan hal yang sama. Aku bahkan membunuh bayi dalam janinku untuk pria itu. Aku yakin pria itu kemungkinan sedang tidur pulas bersama putra dan putrinya seperti kalian.” Ucap si wanita marah
“Kenapa hanya aku yang tersiksa? Kenapa? Kejahatanku hanyalah mencintai pria itu. Jika aku mati, akankah dia merasakan sedikit saja rasa bersalah, kan? Jadi Ayo mati sama-sama... Aku tak mau mati sendirian. Kalian akan ikut denganku...” kata Wanita ingin mengikat leher Mi So
“Kalau begitu, kau hanya harus melupakan pria kejam dan pengecut itu dan memulai kehidupan baru! Hentikan yang akan kau lakukan, sekarang! Lepaskan kami. Aku pastikan tak akan melaporkanmu, kumohon?” ucap Young Joon memohon
“Sudah terlambat... Aku sudah sejauh ini... Terima kasih sudah menghiburku, Nak.” Kata Si wanita.
Young Joon meminta agar si wanita tak melakukan bunuh diri, Tapi si wanita tetap berdiri diatas bangku dengan tali, sambil berkata kalau harus pergi tanpa membalas kebaikan anak yang diculiknya. 
“Sebagai gantinya... tolong saksikan momen terakhirku” ucap si wanita.
Young Joon berteriak sambil menangis meminta agar wanita itu tak bunuh diri, tapi hanya terlihat sepatu dan kursi yang terjatuh. Ia langsung berteriak meminta tolong, tapi tak ada yang menyahut.
Young Joon merangkak ingin melihat si bibi. Mi So terbangun bertanya apa yang sedang dilakukan Young Joon. Young Joon langsung melarang Mi So agar jangan mendekat dan tetap disana, Mi So ingin tahu apa yang terjadi melihat bibi yang terlihat aneh jadi merasa takut.
“Aku tak bisa biarkan Miso mengetahui kematian ini disaat ibunya bisa saja meninggal.” Kata Young Joon berbisik
“Tidak, Miso... Itu bukan bibi... Itu... Laba-laba, Laba-Laba besar.” Kata Young Joon
“Laba-laba itu menakutkan!”ucap Mi So sambil menangis ketakutan. Saat itu Young Joon pun menutup pintu agar tak melihat si bibi yang tergantung.
“Tak apa-apa, Miso. Laba-laba tak bisa kemari, jadi jangan menangis.” Kata Young Joon, Mi So mengeluh kalau kakinya sakit sekali.
“Aku akan ambilkan gunting diluar untuk melepas ikatanmu...Dia harus menunggu disini.” Kata Young Joon. Mi So kembali menurut.
Young Joon kembali merangkak mencari gunting tapi pikiran kembali terbayang wanita yang bunuh diri. Wajahnya ketakutan karena Jasad wanita itu berada tepat diatasnya.
“Miso...Miso, kau masih disana, kan?” ucap Young Joon. Mi So binggung melihat Young Joon malah menangis dengan memastikan kalau Young Joon tak digigit oleh laba-laba
“Aku baik-baik saja, Yang sedang bersamaku sekarang adalah Miso. Bukan wanita itu, Miso yang bersamaku.” Kata Young Joon menyakinkan diri melawan rasa takutnya. 

Akhirnya Young Joon mengunting tali yang mengikat tangan Mi So, lalu meminta agar mendengarkan baik-baik, kalau Di Afrika, ada laba-laba sebesar manusia dewasa Dan sangat berbahaya. Jadi kalau kau menatapnya dan akan menggigitnya. Mi So seperti tak percaya mendengarnya.
“Kurasa di depan adalah laba-laba itu. Pastikan kau menutup matamu supaya tak menatap binatang itu. Mengerti? “ ucap Young Joon, Mi So menganguk mengerti
“Sekarang, ayo kita pulang... Pegang erat tanganku dan ikut aku.” Kata Young Joon lalu keduanya bergandengan tangan keluar dari rumah hantu. 
Mi So akhirnya sampai depan rumah memberitahu kalau itu rumahnya. Young Joon pikir jaraknya Benar-benar dekat sekali, lalu berpesan agar Jangan keluar rumah sendirian lagi mulai sekarang. Mi So menganguk mengerti.
“Ngomong-ngomong, aku ingin menikah denganmu.” Kata Mi So, Young Joon kaget mendengarnya.
“Ya, soalnya kau seperti pangeran. Apa kau juga kaya?” ucap Mi So, Young Joon makin heran dengan pertanyaan Mi So
“Ayahku memberitahuku untuk menikah dengan pria kaya.” Kata Mi So,
“Yah, ayahku memang kaya. Jadi kurasa aku kaya juga.” Jawab Young Joon.
“Seberapa kaya kau? Apa Kau bisa membelikanku boneka Nana?” ucap Mi So.
Young Joon sempat binggung apa maksudnya “Boneka Nana” lalu memberitahu kalau Perusahaan Yoonbong memproduksi boneka itu dan Perusahaan itu adalah subkontraktor perusahaan ayahnya. Mi So binggung apa itu Subkontraktor dan berpikir kalau itu semacam jenis makanan.
“Semua pabrik produksi boneka Nana adalah milik ayahku.” Jelas Young Joon singkat.
“Berjanjilah kalau kau akan menikah denganku.” Kata Mi So. Young Joon langsung menolak, Mi So langsung merengek layaknya anak kecil yang tak dibelikan boneka.
“Kau harus menikah dengan seseorang yang kau cintai kelak setelah dewasa.” Ucap Young Joon
“Kalau begitu, kau bisa mencintaiku kelak saat dewasa.” Kata Mi So, Young Joon pun setuju. Keduanya berjanji dengan melingkarkan jari manisnya.
“Aku akan datang menemuimu lagi.” Ucap Young Joon. 


Young Joon masih ingat caranya bisa pulang dengan selamat, tapi ketika berjalan pulang ingatan kembali si wanita yang menyeramkan. Dan langkahnya menuju ke Kantor Polisi, lalu tubuhnya langsung jatuh pingsan. 

Young Joon sudah terbaring di rumah sakit, ibu dan ayahnya menatap anaknya yang masih bernama Sung Hyun. Beberapa saat kemudian Young Joon terbangun, ayah dan ibunya terlihat bisa bernafas lega.
Saat itu Young Joon kembali merasakan kedatangan si wanita yang menyeramkan, lalu bunuh diri didepanya. Ia langsung menjerit ketakutan dan menangis histeris. Nyonya Lee panik memeluk anaknya sementara tuan Lee memanggil dokter. Ibunya menyakinakan anaknya kalau akan baik-baik saja.

“Tapi aku tak bisa hidup seolah tak terjadi apa-apa. Setiapkali aku kesulitan, aku ingin tahu bagaimana kabarmu.” Gumam Mi So
Young Joon menatap sedih ke luar jendela mobil meminta pada ibunya agar mengantar ke perumahaan itu lagi, karena  ingin menepati janji pada bahwa akan menemuinya lagi. Keduanya pun sampai di Area Lahan Kontruksi Yumyung, perumahan yang sudah berubah.
“Sudah kubilang, kalau sudah tak ada apa-apa lagi.” Kata ibunya.
“Aku berjanji padanya untuk menemuinya lagi.” Ucap Young Joon merasa sedih. 

Young Joon akhirnya dewasa, beberapa orang menyapanya saat menjadi direktur tapi merasa kala keadaanya sangat sulit untuk berhadapan dengan wanita muda yang mirip dengan penculik. Ia pun mengalami truma dengan tali yang mengikat apapun.
“Aku menderita trauma saat melihat pengikat kabel dan itu bisa kutahan. Tapi dari waktu ke waktu, Aku ingin tahu bagaimana kabarmu. Lalu suatu hari...” ucap Young Joon melihat Mi So sedang berkumpul dengan teman-temannya, senyuman terkembang.
“Aku bisa bertemu lagi denganmu seperti mimpi.” Gumam Young Joon bahagia lalu duduk disamping Mi So.
Young Joon langsung bertanya siapa namanya. Mi So langsung menjawab dengan cepat. Young Joon langsng bertanya apakah tahu siapa dirinya. Mi So menjawab kalau Young Joon anak Ketua Perusahaan. Young Joon sedih karena Mi So tak mengenali dirinya.
“Apa bukan?” kata Mi So, Young Joon menganguk kalau jawaban Mi So benar. Semua pun bersulang karen Mi So akhirnya berkerja di perusahaan.
“Entah kenapa aku merasa kecewa, Tapi, disaat bersamaan aku merasa bersyukur karena lebih baik aku sendirian yang mengemban derita hari itu selamanya.” Gumam Young Joon melihat Mi So.
Esok harinya, Mi So dengan senyuman sumringah mengatakan kalau mulai hari ini menjadi sekretaris Young Joon dan akan bekerja keras. Young Joon menatap Mi So sambil bergumam seperti tak yakin dengan yang dipikirkanya.
“Kuingin menahanmu didekatku...” ucap Young Joon tak ingin berpisah dengan Mi So. 
Mi So menaruh berkas di meja, terdengar bunyi telp diatas meja tapi tak ada orang di ruangan. Akhirnya Ia mengangkat telp, tapi orang yang menelp mengunakan bahasa Jepang, dari Hiyoshi dari perusahaan Nassan Motor. Mi So terlihat kebingungan.
“Maaf, apa bisa bicara memakai bahasa inggris?” ucap Mi So, Salah satu pegawai akhirnya datang bertanya ada apa.
“Tak ada orang disini, jadi aku angkat teleponnya, dan dia bicara bahasa Jepang. Aku tak bisa bahasa Jepang.” Ucap Mi So
Si pegawai meminta agar memberikan ponselnya, dengan fasih bahasa Jepang memberitahu kala Orang yang anda hubungi sedang tak berada dikantor dan meminta maaf atas ketidaknyamannya.
“Kau 'kan Sekretaris *CFO. (Chief Financial Officer 'direktur keuangan dan operasional') Jadi kenapa kau sampai tak paham dengan bahasa? Apa karena kau tak kuliah?” sindir Si pegawai. Mi So pun hanya diam saja. 


Mi So berdiri diatap gedung, menelp kakaknya  mengaku kalau Kabarnya baik-baik saja. Ia menceritakan kalau Ada banyak sekali orang pintar kantornya dan banyak berurusan dengan klien asing Tapi hanya ia saja yang selalu tak paham bahasa mereka. Diam-diam Young Joon tak sengaja mendengarnya.
“Tidak, aku baik-baik saja. Kau tahu aku mahir menyesuaikan diri. Aku bisa bekerja dengan baik.” Ucap Mi So menahan air matanya lalu meminta izin untuk menutup telpnya lebih dulu karena harus pergi. 

Young Joon memberikan buku berjudul "Belajar Bahasa Jepang dengan Cepat" menyuruh Mi So untuk menguasai 30 halaman buku ini per-harinya dan akan mengeceknya setiap hari. Mi So kaget mengetahui kalau akan mengecek tiap hari.
Esok harinya
Young Joon mengecek dengan bahasa Jepang bertanya “Bagaimana cuaca hari ini?” Mi So terlihat kebingungan menjawabnya lalu meminta maaf dengan menatap dengan sinis.
Akhirnya keesokan harinya, Young Joon kembali mengetes, “Bisa kau beritahu aku mengenai ambisi masa depanmu?”  Mi So menjawab kalau  ingin membantu Tn. CFO tanpa lakukan kesalahan dan kembali membungkuk meminta maaf.
“Apa hanya itu yang kau tahu? Hafalkan, dan ingat. Kenapa kau tak bisa melakukannya?” sindir Young Joon.
Mi So kembali ke meja kerjanya, lalu melihat pesan yang ditulis Young Joon “ Ini PR yang harus kau pertaruhkan untuk menghafalnya.” Ia pun menyakinakan kalau  akan p menguasai bahasa Jepang dan lepas dari penghinaan ini dan menulis diatas note umpatan “CFO Lee keparat.” 



Esoknya, Mi So kembali dites dengan pertanyaan “Apa jadwal hari ini?” dari Bosnya. Mi So menjawab dengan fasih kalau Young Joon harus mengikuti rapat direksi pagi ini dan menghadiri Forum Bisnis siangnya. Young Joon tersenyum bahagia mendengarnya.
“Ini hadiah untukmu.” Ucap Young Joon sebuah tas, Mi So tak percaya Young Jooon mendengarkan Hadiah.
“Aku memberimu hadiah karena kemajuanmu cukup banyak dalam waktu singkat. Kerja keras akan membawa hasil... Kau karyawan pertama yang menerima hadiah dariku. Jadi Pastikan kau selalu mengingatnya.” Kata Young Joon dengan bangga.
Mi So dengan senang hati menerimanya, tapi ternyata isinya "Belajar Bahasa Cina Dengan Cepat" wajahnya langsung cemberut. Young Joon menyakinkan kalau Mi So pasti bisa melakukanya. 


Malam hari, Young Joon masih kerja lalu memanggil Mi So beberapa kali tapi tak ada yang menyahutnya. Akhirnya ia keluar dari ruangan melihat Mi So tertidur pulas diatas buku, lalu mengetuk meja untuk membangunkanya. Mi So langsung terbangun dan terkejut melihat Young Joon sudah ada didepanya.
“Aku minta maaf, Aku terjaga selama 3 hari, jadi kau pasti lelah.” Ucap Mi So, Young Joon menyuruh Mi So agar pulang.
“Tidak, aku harus menyusun data dan mengirimnya hari ini.” Kata Mi So
“Jadwal itu ditunda.” Kata Young Joon, Mi So merasa belum menerima kabarnya.
“Aku baru dapat pesan, jadi Pulanglah.” Ucap Young Joon. Mi So pun akhirnya bergegas pulang.
Young Joon bisa tersenyum melihatnya, lalu menelp Tuan Park meminta agar mengundur pertemuan proyek pembelian pusat perbelanjaan. 


Mi So memberikan hadiah pada Young Joon atas kenaikan jabatannya dan meminta agar membukanya dengan gugup memanggil “Presdir” bukan direktur lagi.   Young Joon melihat hadiah buatan tangan gantungan ponsel bertuliskan “Presiden Direktur Lee Young Joon”
“Kau sepertinya tak butuh apapun. Meski kau membutuhkan sesuatu, pasti mahal harganya. Jadi, aku membuat hadiah itu untuk mengungkapkan ketulusanku.” Ucap Mi So
“Hadiahnya tak sesuai dengan seleraku.” Komentar Young Joon, Mi So meminta agar Young Joon mengembalikan saja.
“Tapi aku orang yang menghargai pentingnya suatu usaha. Aku senang menerima ketulusanmu. Jadi Terima kasih.” Kata Young Joon. Mi So pun pamit pergi lebih dulu.
Young Joon tersenyum melihat hadiah dari Mi So mengatakan kalau akan gunakan selama seminggu karena ketulusannya.

Mi So tersenyum sumringah melihat kue yang dibawakan Young Joon karena belum pernah menerima kue indah semacam ini. Young Joon mengaku Bukan kue istimewa tapi tetap menyuruh patissier terkenal untuk membuat kue itu dan tak begitu mahal.
“Apa Aku boleh memotretnya?” kata Mi So bersemangat, Young Joon mempersilahkan.
Tangan Mi So memegang kue tak seimbang akhirnya menjatuhkan kue. Keduanya terkejut melihatnya, Mi So akhirnya meminta maaf dengan wajah sedih. Young Joon pikir kalau bukan persoalan besar dan meminta agar jangan memasang raut wajah seperti itu pada ulang tahunnya
“Kau menjatuhkannya dengan cara indah.” Komentar Young Joon, padahal hanya melihat bagian belakang kue saja.
“Kurasa.....kami senantiasa bersama seperti itu.” Gumam Young Joon mengingat kalau selama ini bersama Mi So. 

Setelah 9 tahun, Mi So berbicara pada Young Joon kalau perlu mencari sekretaris baru karena ingin mengundurkan diri. Young Joon terdiam mendengarnya.
“Waktu itu kusadari untuk pertama kalinya kalau aku tak pernah bisa lepas darimu. Kau adalah wanita yang kubutuhkan sejak awal. Jadi bangunlah, Miso.” Ucap Mi So memegang tangan Mi So, saat itu melihat Sung Yeon ada di depan pintu. 

Sung Yeon langsung diserang oleh adiknya, Young Joon ingin tahu apa yang dikatakan kakaknya pada Mi So sampai mendadak pingsan. Sung Yeon hanya terdiam. Young Joon pikir Sung Yeon bicara mengenai kisah itu lagi
“Sampai kapan kau akan menyiksa orang lain di sekelilingmu dengan ceritamu itu?” keluh Young Joon dengan nada tinggi
“Itu bukan aku yang terkurung disana... Itu kau, kan?” kata Sung Yeon, Young Joon terkejut mendengarnya.
“Kau ingat semuanya hari itu, kan? Kurasa dugaanku benar dengan Melihatmu tampak kebingungan.” Komentar Sung Yeon, Young Joon tetap diam
“Ah Benar juga... Aku selalu merasa aneh karena aku tak mengerti, Kau melihatku menderita, tapi kau tak merasa bersalah sama sekali. Itu karena kau yang diculik, bukan aku.” Ucap Sung Yeon. Young Joon memilih untuk pergi. 


Young Joon masuk ke ruangan melihat Mi So yang sudah sadar dan menanyakan keadaanya. Mi So hanya terdiam dengan menahan tangisnya, Young Joon akan mengambil minum di kulkas, memberitahu kalau akan alihkan pekerjaan pada Sekretaris Ji Ah karena Mi So terlalu banyak bekerja.
“Kau...tak hilang ingatan, kan? Tapi Kau cuma pura-pura hilang ingatan, kan?” ucap Mi So
“Aku tak tahu apa yang kau bicarakan.” Kata Young Joon, Mi So memanggil nama “Sung Hyun oppa.” Young Joon terdiam mendengarnya
“Aku mengingat semuanya sekarang.. Apa yang terjadi hari itu dan wanita itu juga. Sekarang, aku tahu alasan kenapa aku begitu ingin menemukanmu. Aku ingin berterimakasih. Kau pasti ketakutan dan tersiksa waktu itu Jadi, aku ingin berterimakasih padamu karena sudah melindungiku diatas ketakutanmu..” ucap Mi So sambil menangis
“Siapa lagi yang akan melindungimu kalau bukan aku? Itu bisa terwujud karena aku adalah Lee Young Joon. Aku ingin menyembunyikannya sampai akhir. Tapi sepertinya aku gagal.” Akui Young Joon lalu berjalan mendekat.
“Jangan menangis, kau butuh istirahat.” Kata Young Joon, Mi So pikir mana mungkin bisa istirahat sekarang dan Young Joon tega bisa lakukan itu
“Kenapa kau begitu lama menyembunyikannya?” ucap Mi So sambil menangis
“Aku tak bisa melepasnya dari ingatanku bahkan sehari saja. Apa yang terjadi dulu, Apa yang kulihat, Dan bahkan apa yang kudengar. Setiap kali aku menutup mata, ingatan itu datang memenuhi pikiranku seakan baru terjadi kemarin. Ingatan mengerikan itu. Itulah kenapa aku bersyukur kau tak mengingatnya.” Ucap Young Joon
“Rahasia tak bisa selamanya disembunyikan.” Ungkap Mi So masih menangis
“Aku tahu. Tapi, aku ingin kau mengetahuinya selambat mungkin, Aku tak ingin berbagi kenangan menyakitkan. Lebih baik jika kau tak pernah mengingatnya lagi.” Kata Young Joon
“Jangan berkata seperti itu. Kalau saja aku merasakan luka yang sama dan pengalaman yang sama dengan yang kau alami, perasaanku tak akan seburuk ini.” Kata Mi So
“Kau sekarang begitu perhatian padaku. Tapi itu sama sekali tak sesuai dengan karaktermu. Kau seharusnya egois dan mementingkan diri sendiri seperti biasanya.” Keluh Mi So
Young Joon hanya bisa tersenyum bertanya-tanya apakah itu sebagai pujian atau celaan. Mi So meminta agar Young Joon Berjanji  kalau tak akan menyembunyikan apapun darinya lagi mulai sekarang. Young Joon berjanji tak akan melakukan.
“Aku akan menemanimu malam ini. Seperti hari itu.” Kata Young Joon memegang tangan Mi So, Mi So pun bisa tersenyum.
Bersambung ke part 2

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



2 komentar: