PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon memegang tangan Mi So mengatakan kalau akan mewujudkan impiannya yaitu
akan selalu pulang bersama Dan akan senantiasa makan ramen bersama. Saat itu
Tuan Kim sudah ada dibalik selimut mendengar pembicaraan keduanya.
“Tak
masalah meski tubuhku dipenuhi dengan MSG. Aku... Ingin jadi suamimu. Aku ingin
menikah denganmu, Kim Mi So.” Kata Young Joon. Mi So terdiam mendengarnya.
“Kenapa?
Apa kau keberatan?” tanya Young Joon, Mi So akhirnya mengangguk perlahan. Young
Joon pun ingin mencium Mi So lalu terdengar teriakan Tuan Kim.
“Aku
keberatan!” teriak Tuan Kim, Mi So langsung mendorong Young Joon, Young Joon
dengan memegang dadanya yang sakit menyapa Ayah mertua-nya.
“Saat
kalian menikah, Aku akan ajukan keberatan di pernikahan!” tegas Tuan Kim
“Kenapa
kau disini, ayah? Bukankah seharusnya kau di RS?” ucap Mi So kaget
“Dokter
bilang aku sudah boleh keluar, Dan dirumahku tak ada air juga. Makanya aku
kemari.” Jelas Tuan Kim
“Kalau
begitu, seharusnya kau menghubungiku dulu.” Ucap Mi So, Tuan Kim mengaku sudah
mengiri pesan, tapi tak dibalas.
“Di kantor
sedang ada persoalan genting, jadi aku tak sempat memikirkan hal lain.” Jelas
Mi So
“Aku
harus bicara denganmu.” Kata Tuan Kim pada Young Joon, Mi So meminta agar
ayahnya bicara di rumah saja.
“Aku harus
bicara dengannya antar pria. Kau jangan ikut campur.” Tegas Tuan Kim lalu
mengajak Young Joon pergi.
Keduanya
duduk di warung tenda, tatapan Tuan Kim sinis pada Young Joon, lal mengaku
kalau sangat kecewa pada Young Joon. Menurutnya Young Joon itu pacar Mi So,
Jadi sudah pasti datang ke rumah anaknya.
“Saat aku
kencan dengan ibu Mi So. Aku biasanya kerumahnya disaat ibunya pergi. Pokoknya,
kenapa kau melamarnya dengan berkata kau ingin makan ramen sampai tubuhmu penuh
MSG? Sungguh tak romantis.” Keluh Tuan Kim
“Maafkan
aku... Aku bermaksud ingin hidup sederhana dan bahagia bersama.” Jelas Mi So
“Apa kau
bersungguh-sungguh ingin menikahi Mi So-ku?” tanya Tuan Kim, Young Joon
mengatakan ingin menikah dengan Mi So.
“Kalau
begitu, lamar dia kembali.” kata Tuan Kim, Young Joon binggung apa maksudnya.
“Waktu
telah berganti, Tapi, keromantisan tetap hidup. Aku tak bisa menyerahkan
putriku pada pria yang tak keren dan kurang tulus sepertimu.” Tegas Tuan Kim.
Young Joon terdiam mendengarnya.
“Kenapa?
Apa kau tak percaya diri?” ucap Tuan Kim, Young Joon dengan tegas menjawab
sangat percaya diri.
“Sebenarnya,
aku dipenuhi dengan kepercayaan diri.” Ungkap Young Joon.
“Aku suka
semangatmu.” Kata Tuan Kim lalu mengajak mulai minum, Young Joon mengikuti cara
Tuan Kim minum membalikan gelas diatas kepala setelah menghabiskan satu gelas.
“Kau
sebaiknya melamar putriku dengan cara yang paling romantis. Aku akan
mengawasimu dengan mata mempesona ini.” Tegas Tuan Kim, Young Joon menganguk
mengerti.
“Tolong
jangan melihat ke arah lain, saksikan aku.” Kata Tuan Kim, Young Joon menganguk
mengerti.
“Ayo kita
Mari minum sampai mati.” Kata Tuan Kim terus mengajak Young Joon minum soju
tanpa henti.
Mi So
yang panik mencoba menelp tapi Young Joon tak bisa dihubungi, Ia penasaran apa
yang dibicarakan sampai Young Joon tak bisa mengangkat telpnya. Ia takut kalau
Tuan Kim memarahi Young Joon. Sementara
di warung tenda, keduanya mulai mabuk setelah menghabiskan beberapa botol Soju.
“Ayah,
Terima kasih telah membawa Mi So ke dunia ini.” Ucap Young Joon dengan mata setengah sadar.
“Kau
harus perlakukan Mi So dengan baik, Kasih dia banyak makanan enak. Dan kau
tahu... Kalau Mi So suka ikan makarel?” ucap Tuan Kim
“Mi So
tidak suka makan ikan makarel lagi sekarang. Dua tahun lalu, Tulang ikannya
tersangkut di tenggorokannya saat makan ikan makarel. Sejak saat itu, dia jadi takut
makan ikan makarel.” Jelas Young Joon, Tuan Kim seperti baru tahu tentang
anaknya.
“Kalau
begitu beri dia banyak ceker ayam. Terutama dihari dia banyak pikiran. Saat dia
banyak pikiran, Dia butuh makanan yang sangat pedas.” Ungkap Tuan Kim
“Mi So
tak suka makan pedas lagi meski lagi banyak pikiran. Saat dia mengetahui soal
hutang pribadimu, Dia sangat stres sehingga makan ceker pedas, tteokbokki pedas
dan belut pedas bersamaan. Dan menyebabkan perutnya sakit parah.” Ungkap Young
Joon, Tuan Kim pun baru mengetahuinya.
“Ngomong-ngomong,
bagaimana kau Tahu mengenai... Hutang pribadiku?” tanya Tuan Kim heran
“Aku juga
tahu kalau bisnismu di galeri Nagwon bangkrut Dan kau ditipu oleh temanmu
sebagai penjamin.” Jelas Young Joon.
Tuan Kim
tak percaya Young Joon mengetahuinya yang menurutnya sangat Memalukan sekali.
Ia mengakui kalau Keluarganya itu bahkan lebih miskin dari yang dibayangkan. Ia
yakin Young Joon pasti Young Joon akan terkejut mendengarnya.
“Tapi rumah
Mi So yang ditinggalinya bukan rumah pribadinya, dia bayar sewa tahunan.” Kata
Tuan Kim
“Bukan
tahunan, tapi bulanan. Depositnya dulu sebesar $50,000, dan uang sewa perbulan
$200.” Kata Young Joon. Tuan Kim kembali baru mengetahui tentang anaknya.
“Aku jadi
tahu banyak soal putriku. Dia tak punya apa-apa. Apa kau masih menyukainya?”
tanya Tuan Kim, Young Joon menganguk.
“Apa kau
yakin perasaanmu tak akan berubah?” tanya Tuan Kim, Young Joo pun yakin.
“Mungkin
hidup kami bertolak belakang. Tapi perasaanku pada Mi So tak akan berubah.”
Tegas Young Joon .
“Kau
lulus. “ kata Tuan Kim, Young Joon binggung apa maksudnya lulus.
“Aku
menerimamu sebagai menantuku.” Jelas Tuan Kim, Young Joon langsung berdiri
membungkuk mengucapkan terimakasih .
“Tapi...
Kau harus...melamarnya dengan benar.” Kata Tuan Kim, Young Joon mengatakan akan
ingat itu.
Tuan Kim
mengaku sangat menyukai Young Joon dan menyuruh untuk duduk kembali, Young Joon
terlihat sedikit oleng sampai tak bisa duduk dengan benar, Tuan Kim seperti
khawatir menyuruh Young Joon untuk duduk dengan benar.
Mi So
akhirnya menunggu didepan taman dan kaget melihat keduanya mabuk berjalan
pulang. Tuan Kim mengaku sangat mencintai Young Joon, Young Joon pun membalas
kalau menyukai Tuan Kim juga. Tuan Kim meminta agar Young Joon memperlakukan Mi
So dengan baik.
“Apa yang
kuinginkan bukan menantu kaya. Aku ingin pria yang bisa membuat Mi So bahagia.
Tentu saja kaya adalah hal bagus.” Ungkap Tuan Kim
“Ya, Kau
benar dalam segalanya, Ayah.” Kata Young Joon, Lalu Tuan Kim melihat anaknya
memanggil layaknya seperti anak dan Young Joon memanggil Mi So sebagai
kekasihnya.
Mi So
bisa mencium bau alkohol yang sangat menusuk, lalu mengeluh mereka yang minum
banyak sekali. Tuan Kim mengatakan itu karena mereka ingin minum. Mi Soo
mengumpat kesal dengan tingkah keduanya.
“Ayah baru
saja keluar RS belum lama, Lalu sekarang
sudah mabuk-mabukkan? Ayah sebentar lagi berusia 60 tahun. Kau harus menjaga
kesehatanmu!” ucap Mi So kesal
“Kim Mi
So! Tak boleh bicara begitu pada ayahmu.” Kata Young Joon membela ayah
mertuanya.
“Itu Sama
juga denganmu, besok kau harus rapat dengan dewan direksi. Jadi kau tak
seharusnya semabuk ini. Besok kau punya agenda banyak yang perlu dilakukan.”
Ucap Mi So marah, Young Joon akhirnya berbisik pada Tuan Kim
“Ini
rahasia... Mi So kadang menakutkanku.” Bisik Young Joon, Tuan Kim juga
membalasnya.
“Ini juga
rahasia...Tapi Mi So...sering menakutkanku.” Balas Tuan Kim lalu pamit pergi untuk
tidur lebih dulu.
“Jadi,
menantuku tunggu disini... Dan kau panggil taksi untuknya lalu masuk kedalam.”
Kata Tuan Kim, Mi So kaget ayahnya memanggil "menantu"
“Hati-hati
pulangnya, Pak.” Ucap Young Joon membungkuk, Tuan Kim menganguk dengan bangga
memanggil “menantunya”
“Kenapa
kau juga seperti ini, Bos?” keluh Mi So melihat tingkah Young Joon yang tak
biasa, lalu mencoba menyadarkanya.
“Oh.... Kekasihku.”
Kata Young Joon langsung memeluk Mi So, Mi So ingin melepaskan pelukan karena
Young Joon sangat bau alkohol dan berat.
Mi So
akhirnya duduk ditaman menelp Tuan Yang,
kalau mereka ada di simpang empat Jangchung-dong. Young Joon seperti
tertidur dengan duduk, Mi So memastikan keadaaan Young Joon masih baik-baik
saja.
“Jadi
kenapa kau minum banyak , saat kau tak kuat minum? Pastikan lain kali kurangi
minumnya, mengerti?” ucap Mi So melihat Young Joon seperti ingin tertidur.
“Mi So...
Aku mencintaimu... Aku... sangat mencintaimu.” Ungkap Young Joon mata akhirnya
sedikit terbuka, Mi So pun tersenyum mendengarnya.
“Sejujurnya,
Saat aku melihatmu lagi 9 tahun lalu, Aku sangat bahagia. Kau tak mengenaliku,
Tapi aku juga bahagia. Kurasa sepertinya sejak itu... Kurasa aku sudah
menyukaimu sejak itu. Aku... akan membuatmu bahagia selama sisa hidupmu. Dan
aku...akan bahagia selama sisa hidupku karena dirimu. Aku mencintaimu... Kim Mi
So...” ungkap Young Joon, lalu akhirnya tertidur di bahu Mi So, Mi So tersenyum
membiarkan Young Joon sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Young
Joon akhirnya sudah tertidur di rumah dengan tidur masih mengunakan kemeja. Ia
lalu terbangun dan binggung caranya sampai dirumah. Ia berharap tak permalukan
dirinya sendiri dihadapan ayah mertua.
“Ayolah,
otak sempurnaku, Coba Ingat...Ayolah, bantu aku.” Ucap Young Joon menaruh
tanganya di kepalanya.
“Berusaha
memakai otakku hanya membuat kepala jadi pusing saja.” Keluh Young Joon kesal.
Young
Joon akhirnya pergi ke kantor dan merasa kalau ingin muntah, dan mencoba bicara
dengan perutnya agar bisa bertahan.
“Jika kau
hancurkan citra sempurnaku yang telah aku ciptakan selama 33 tahun terakhir.
Aku tak akan memaafkanmu.” Kata Young Joon kesal
“Apa aku
lakukan kesalahan, Bos?” ucap Tuan Yang bingung.
“Tidak,
aku bukan bicara padamu, Tn. Yang. Aku bicara pada perutku.”kata Young Joon,
Tuan Yang makin binggung karena Young Joon bicara pada perutnya.
Mi So
masuk ruanga menyapa semua pegawai, Tiba-tiba semua pegawai berdiri menyambut
Mi So, Mi So binggung apa yang terjadi pada semua rekan kerjanya. Tuan Ko
mengatakkan punya sesuatu yang ingindiberikan pada Young Joon yaitupiagam untuk
tanda syukur. Mi So terlihat binggung, lalu semua pegawai seperti anggota koor
bersenandung sedih.
“Untuk
Nn. Kim tercinta, Yang sudah bersama kami sejak lama, Kenapa kita harus
berpisah? Kenapa kau mesti keluar? Sebuah piagam sebagai lambang terima kasih
kami, untuk Kim Mi So.” Kata Ji Ah menahan tangisnya.
“Kata Kau mungkin meninggalkan kami. Tapi semangat,
visi dan kemimpinan yang telah kau tunjukkan pada kami akan tetap bersama kami
selamanya. Terima kasih atas kerja kerasmu selama 9 tahun terakhir. Dari rekan
kerjamu di kantor Wakil Ketua.” Kata Ji Ah dengan semua pegawai yang ikut sedih
“Masalahnya...
Masalahnya... Aku tak jadi keluar.” Kata Mi So
“Ya, aku
yakin kau tak berhenti.” Ucap Se Ra lalu tersadar dengan ucapan Mi So dan ingin
mengulanginya.
“Ya,
benar... Aku sadar kalau aku sangat menyukai pekerjaan ini lebih dari dugaanku.
Jadi aku berubah pikiran dan memutuskan tetap lanjut bekerja.” Jelas Mi So
Semua
langsung berteriak bahagia karena Mi So yang tak akan meninggalkan mereka. Tuan
Park mengaku sangat khawatir mengenai siapa yang akan merawat Young Joon kalau
Mi So tak ada. Young Ok pun merasakan berita bagus, karena menantikan bekerja
kembali dengan Mi So.
“Mungkin
kalian selama ini kesusahan karena aku... Aku Minta Maaf” kata Mi So
“Kalau
kau menyesal, jangan sampai bilang ingin berhenti lagi... Janji..” kata Se Ra
dengan mengulurkan jari kelingkingnya, Semua pun mengikutinya, Mi So pun tersenyum bahagia memegang semua
jari teman-temanya.
Ji Ah
mengaku sangat lega walaupun awalanya sangat khawatir, dengan berjalan bersama
Mi So ke meja kerjanya. Ia lalu tersadar
Apa yang akan terjadi padanya karena diperkerjakan sebagai pengganti Mi
So Tapi Mi So memutuskan untuk tak
keluar.
“Apa aku
akan dipecat?” tanya Ji Ah panik, Mi So yakin kalau itu tak mungkin terjadi
“Aku punya
banyak waktu luang karena berbagi
pekerjaan denganmu. Itu juga alasan besar aku memutuskan untuk tetap bekerja
disini. Aku harap kita bisa tetap bekerja sama.” Jelas Mi So
“Baiklah,
aku akan kerja lebih keras lagi.” Ucap Ji Ah. Keduanya pun tersenyum.
Se Ra
datang memberitahu notulen rapat tim pengembangan. Mi So pun menerimanya. Se Ra
memuji Mi So adalah seseorang yang punya segalanya, yaitu sangat kompeten,
punya kekasih keren, Dan punya teman kerja setia seperti dirinya. Mi So merasa
tak enak hati karena tak perlu mengatakan hal itu.
“Maksudku,
kau beradu mulut dengan wanita yang menjelek-jelekkan Nn. Kim di kamar kecil.”
Kata Se Ra menunjuk pada Ji Ah
“Tapi kau
yang pegang pel dan maju duluan disana.” Balas Ji Ah, Mi So melihat keduanya
seperti akan membalas kebaikanya.
“Jika
kalian punya waktu sore ini, Bagaimana kalau kita makan malam bareng?” ucap Mi
So, Se Ra heran Mi So mengajaknya mendadak
“Melihat
kalian membuatku ingin mentraktir makanan.” Jelas Mi So, Keduanya pun mengaku
punya waktu luang dan meminta agar menraktir makanan enak. Mi So pun mengajak
mereka pesta hari ini.
Young
Joon didalam ruangan merasakan rasa mualnya, tapi berusaha baik-baik saja
didepan Mi So saat masuk ruangan. Mi So melirik sinis tapi membawakan Sup ikan
pollack untuk Young Joon, karena sengaja menyisakan selagi membuatkan untuk
ayahnya.
“Terima
kasih... Bagaimana keadaan ayahmu?” tanya Young Joon.
“Beliau
menderita pasca mabuk juga sepertimu. Lalu Beliau pulang kerumahnya untuk
mengurus keperluannya.” Kata Mi So, Young Joon menganguk mengerti.
“Apa Kau
tahu, Aku terkadang merasa tak nyaman karena terlalu sempurna. Aku khawatir
citra tanpa celaku bisa mengintimidasi orang lain. Kurasa tak ada salahnya aku
membuat kesalahan sesekali karena aku juga manusia.” ungkap Young Joon mencoba
membela diri.
“Jika kau
berkata begitu karena sudah mabuk-mabukkan tadi malam,” kata Mi So, Young Joon
mengelak kalau kemarin Mabuk-mabukkan..
“Dengar...
Perilakuku seperti itu terhitung untuk menunjukkan kelemahanku.” Tegas Young
Joon
“Tetap
saja, kau harus menahan diri. Bagaimana kau bisa minum dengan gegabah tanpa
memikirkan hari berikutnya? Kau adalah pemilik perusahaan.” Ucap Mi So khawatir
“Selain
pemilik perusahaan... Aku adalah calon suami dari seorang wanita. Jadi sudah
sewajarnya aku patuh pada ayahmu.” Komentar Young Joon membela diri.
“Tetap
saja, seharusnya kau minum pada takaran tertentu. Lalu Apa yang kalian
bicarakan ngomong-ngomong? Kalian juga pulang sangat lama” kata M So penasaran.
“Itu
Rahasia...” kata Young Joon dengan senyuman manis, Young Joon kembali
memperlihatkan wajah sinis.
Di
ruangan Tuan Park kaget kalau Young Joon ingin melamar, menurutnya itu tak
perlu ragu-ragu, Seperti yang calon mertua Young Joon katakan, lakukan lamaran
romantis. Ia tahu Young Joon yang punya uang karena kaya raya jadi bisa menyewa seluruh restoran
dan sajikan sampanye paling berkualitas.
“Sudah
kulakukan.” Kata Young Joon sebelumnya menyiapkan sampanye edisi terbatas dan
juga cake yang berisi cincin.
“Sampanye
adalah benda terbaik untuk merayakan sesuatu. Usahaku saat itu gagal karena
situasi.” Ucap Young Joon masih mengingatnya.
“Bagaimana
kalau menyewa taman hiburan Yumyung? Semua pria cheobol yang punya taman
hiburan lakukan itu di drama”saran Tuan Park, Young Joon mengatakan sudah
pernah melakukanya.
“Ahh..
Aku lupa...” ucap Tuan Park mengingat kembali saat Young Joon mengajak Mi So.
Flash Back
Mi So
pikir kalau Taman hiburannya sudah tutup. Young Joon mengaku itu tak masalah
Karena punyatiket masuknya.
“Kau
sudah lakukan banyak hal mewah dan berkelas. Jadi bagaimana kalau kau kali ini
lakukan kebalikannya, sederhana namun tetap romantis? Lakukan lamaran seperti
hari-hari biasa.” Kata Tuan Park
Flash Back
“Aku, Lee
Young joon, akan menikahimu. Aku cerdas. tampan dan kompeten. Jadi... Berhenti
menolakku dan menikahlah denganku.” Ucap Young Joon untuk sekian kali melamar
Mi So
“Nn. Kim,
seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Aku cerdas, tampan, Kaya, dan
kompeten. Jadi menikahlah denganku secepat mungkin.” Kata Young Joon melamar Mi
So kembali.
“Aku
ingin jadi suamimu.”kata Young Joon terakhir kali melamar Mi So dengan rumah.
Young Joon hanya bisa menghela nafas semua cara melamar Mi So yang sudah
dilakukan.
“Aku
tahu, kau sudah melakukan rupanya... Maksudku, Karena kau belum menikah meski kau
sudah lakukan semua usaha itu, Mungkin saja, Nn. Kim tak punya niat menikah
denganmu... Ya, tentu saja bukan karena itu.” Ucap Tuan Park tak ingin membuat
Young Joon marah
“Ini
Sudah dipastikan... Ngomong-ngomong, kau sungguh luar biasa dalam mendorong
sesuatu. Kini aku tahu alasan Nn. Kim bahkan menjulukimu buldoser... Kau..
Buldoser seksi dan bermuka tebal. Apa Sekarang jadi buldoser nikah ?” goda Tuan
Park
“Hentikan
sebelum kudorong kau keluar.” Tegas
Young Joon, Tuan Park meminta maaf karena mengaku tak punya pikiran tapi
tetap mengejek dengan memanggil Young Joon “buldoser nikah”
“Tuan
Park Tak Pemikir, Bagaimana kau melamar mantan istrimu?” tanya Young Joon.
“Aku...
Saat aku melamar istriku itu sudah kurencanakan matang-matang. Aku lakukan
lamaran romantis dibawah menara Eiffel Tower di Paris.” Kata Tuan Park bangga.
“Apa itu
kau sebut romantis? Melamar dibawah jeruji besi?” komentar Young Joon heran.
“Dengar
wahai kau buldoser nikah... Momen romansa ini datang dari kota Paris, Kota yang
membuatmu ingin jatuh cinta. Dibawah menara Eiffel yang berkilauan, Lalu Selagi
dia terbenam dalam suasana, aku mengatakan..” kata Tuan Park mengingat ucapan
pada istrinya.
"Seo Jin, kau lebih berkilauan dibanding
menara Eiffel ini. Bersediakah kau bersinar selamanya disisiku? Menikahlah
denganku." Kemudian dia langsung menerimanya. Tapi dia akhirnya tak lagi
bersinar disisimu selamanya... Itu jahat... Kau sudah menusuk hatiku.” Keluh
Tuan Park
Young
Joon tiba-tiba menganguk-angguk seperti mengerti sesuatu, Tuan Park menasehati
Young Joon agar melamarny dilakukan di tempat romantis dibanding tempat-tempat
yang sudah bisa, lalu kembali mengingatkan pada mantan istrinya.
Young
Joon duduk di ruangan memikirkan tentang Menara Eiffel, tappi menurutnya harga
diriny tak terima lakukan hal yang sama dengan orang lain. Ia lalu berpikir
untuk melamar di Kolosseum, tapi berpikir akan mau perang.
“Tembok
besar China, Ah... terlalu kentara.” Kata Young Joon lalu berpikir untuk pergi
ke Las Vegas.
“Ahh...
Benar... Itu adalah tempat megah dan mematikan sepertiku.” Kata Young Joon
yakin dengan pilihanya.
“Untuk
memenuhi kegembiraan akan lamaranku yang mematikan ini. 7 hari dan 7 malam sepertinya
sudah cukup.” Ucap Young Joon lalu melakukan Cek In dengan tabletnya.
“Aku tak
menyangka memesan hotel sendiri.” Kata Young Joon dengan bangga kalau dirinya
sangat romantis sekali.
Tuan Yang
diam-diam menatap Se Ra yang sedang foto copy, keduanya seperti mencoba
menutupi hubungan didepan rekan kerja mereka. Tuan Jung melihat keduanya
seperti curiga, Tuan Yang pun mencoba tak memperlihatkan kalau mereka saling
mengoda.
Ia
menuliskan sesuatu dalam komputernya, Se Ra menerima lembaran kertas yang
bertuliskan “Aku mencintaimu”, wajahnya
langsung terspu malu membacanya. Ia lalu meraskan suasana sangat panas
jadi harus pergi ke atap untuk dapatkan udara segar. Tuan Yang pun
berpura-pura kalau lupa menghubungi
ibunya dan bergegas pergi keluar ruangan.
Young Ok
mengeluh kalau Mereka berusaha keras
sekali, karena keduanya kesusahan menyembunyikannya, jadi semua temanya
pura-pura saja tak tahu. Si pekerja magang terlihat bingung, Tuan Jung
memberitahu kalau Tn. Yang dan Nn. Bong pacaran. Hyun Seung kaget mendengarnya.
“Hyun
Seung... Kau ini lamban sekali, maksudku, mereka membuatnya terlihat sekali, Hal
yang paling penting dalam kehidupan perkantoran adalah kecerdasan. Jika aku
hanya mengandalkan tampang saja, Aku tak mungkin sudah sejauh ini.” Ucap Tuan
Jung
“Ahh...
Benar, Sepertinya kau kurang tertarik dengan obrolannya, Tn. Ko. Mengenai
pasangan berpacaran. Apa kau tak ingin pacaran?” kata Tuan Park, Ji Ah langsung
membalikan badan karena sangat penasran.
“Aku
sudah pacaran... Dengan pekerjaan. Aku tak tertarik dengan hal lain dibanding
pacaran dengan pekerjaan.” Ucap Tuan Ko, Ji Ah yang mendengarnya langsung
terlihat sedih.
Ji Ah
berjalan dengan wajah tertunduk memberikan berkas kontrak dari tim hukum.pada
Mi So dan sudah periksa kesalahan penulisan dan
lainnya. Mi So memujinya lalu masuk ke dalam ruangan Tuan Kim, memberikan
suratkontrak, dan rincian kegiatan untuk minggu depan.
“Batalkan
semua jadwal minggu depan. Aku berencana mengajakmu ke Las Vegas minggu depan.”
Kata Young Joon, Mi So kaget untuk apa pergi kesana.
“Apa
maksudmu? Tentu saja untuk liburan. Kau dan aku, berdua.”kata Young Joon, Mi So
tak bisa berkata-kata mendengarnya.
“Apa
pergi liburan denganku begitu menggembirakan sampai membuatmu kehabisan
kata-kata? Ya, tentu saja... Kita bisa nikmati pemandangan malam dan pergi
berkendara juga.” Ucap Young Joon bangga.
“Kita tak
bisa lakukan itu.” Kata Mi So, Young Joon bertanya Apa yang tak bisa, apakah
Melihat pemandangan malam atau berkendara.
“Liburan
itu tak masuk akal... Kau punya banyak pekerjaan.” Jelas Mi So
“Sejauh
yang kutahu, setiap jadwal bisa disesuaikan.”pikir Young Joon
“Tuan Lee
, sejak orang tahu perihal hubungan kita. Perhatian mereka tertuju pada kita. Kita
tak seharusnya membuat masalah terkait pekerjaan pada saat seperti ini.” Kata
Mi So, Young Joon ingin bicara tapi Mi So lebih dulu bicara.
“Aku akan
abaikan yang kau katakan. Kau tak punya jadwal khusus hari ini setelah selesai
bekerja. Jadi Apa aku bisa makan malam dengan Ji Ah? Kami mungkin akan minum
juga.” Kata Mi So
“Kau tak
mau pergi liburan denganku. Tapi kau pergi makan malam dan minum dengan Ji Ah?”
keluh Young Joon kesal
Mi So
mengatakan kalau itu bukan hal yang bisa dibandingkan. Young Joon menyuruh Mi
So melakukan apa yang diingikan karena tak peduli. Mi So dengan senyuman
bahagia mengucapkan terimakasih lalu keluar dari ruangan.
“Dia
bilang Terima kasih? Apa itu sesuatu yang harus dia syukuri? Lalu Bagaimana aku
harus menangani masalah ini? Dia tak mau di ajak ke Las Vegas. Kalau begitu aku
harus merencanakan lamaranku lagi.” Kata Young Joon kembali bingung.
Mi So
menyuruh dua temanya itu makan yang banyak karena sengaja memesan banyak
makanan. Se Ra mengaku kalau Minum bir adalah hal yang paling enak, mereka pun
mulai bersulang. Mi So mengucapkan terimakasih karena sudah memihaknya.
“Jangan
sampai terganggu dengan omongan orang lain. “ kata Ji Ah, Mi So menyakin kalau
sekarang cukup perhatikan opini rekan dekatnya saja. Keduanya pun memuji Mi So.
“Aku
sangat ingin tahu soal hal ini. Sejak kapan kalian pacaran? Siapa yang suka lebih
dulu?” ucap Se Ra meminta agar Mi So memberitahu.
“Mungkin...
Tuan Lee yang lebih dulu” kata Mi So, Keduanya menjerit tak percaya kalau Young
Joon yang lebih dulu. Keduanya kembali minum bir untuk meredakan ketegangan.
“Lalu Siapa
yang pegang tangan duluan?” tanya Ji Ahdan Se Ra menjawab dengan gaya Mi So "Mungkin
bos duluan."
“Siapa
yang mencium duluan?” tanya Se Ra dan Ji Ah mengikuti gaya Mi So menjawab "Mungkin
bos duluan."
Keduanya
kembali ingin mengoda, tapi Mi So dengan tatapan sinis menyuruh keduanya
berhenti. Ketegangan sempat terjadi, tapi Mi So dengan senyuman mengajak
keduanya kembali minum. Ia lalu bertanya tentang hubungan Se Ra dengan
pahlawannya.
“Aku tak
yakin harus berkata ini, Aku akan mengaku semuanya tanpa perlu repot menanya
hal itu. Aku bergandengan tangan dengan pria itu... Aku juga menciumnya... Itu
sangat luar biasa... Kami bahkan...” ucap Se Ra malu-malu, Mi So langsung
menghentikan pembicaraan Se Ra.
“Kau tak
perlu berbagi hal serinci itu.” Ucap Mi So terlihat tak suka, Se Ra berpikir
kalau dirinya sudah bicara terlalu jauh.
“Bagaimana
denganmu, Ji Ah? Apa kau sudah punya pacar?” tanya Se Ra.
“Aku
punya seseorang yang kusuka. Tapi dia tak tertarik pacaran. Dia hanya ingin
fokus pada pekerjaan.” Cerita Ji Ah sedih.
“Astaga...
Tetap saja, kau jangan duduk diam saja seperti ini. Kau harus membuatnya lebih
fokus padamu dibandingkan pekerjaan. Kau harus lebih agresif.” Saran Se Ra.
Ji Ah
seperti tak yakin bisa melakukanya, Se Ra menyakinkan kalau Ji Ah bisa
melakukanya. Mereka pun kembali bersulangUntuk kebahagian hubungan percintaan
Nn. Kim dikantor dan Semoga asmara Ji Ah berhasil, lalu Se Ra berharap dengan
kekasihnya bisa melakukan malam pertama.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar