PS : All images credit and content copyright : KBS
Shin
mencari sesuatu dalam ruangan di rak buku dan menemukan sebuah kartu nama lalu
berusaha menelp , tapi kepalanya terasa sakit dan merasa lemah. So Bong datang
menahannya agar tak jatuh, tapi Shin tak ingin di sentuh oleh pengawalnya. So
Bong langsung membantu Shin untuk duduk di kursinya.
“Suka
atau tidak, aku pengawalmu sekarang.
Setelah kau tenang, aku akan mengantarmu ke Dr. Oh.” Tegas So Bong
“Jangan
di sana. Aku mau pulang ke rumah.” Kata Shin, So Bong rasa tak mungkin Shin
pulang ke rumah dengan keadaanya sekarang.
“Kau itu
pengawalku, jadi harusnya menuruti bosmu.” Kata Shin
“ Kalau
begitu kutelepon Manajer Tim Ji.” Ucap So Bong mengeluarkan ponselnya tapi Shin
langsung merampasnya. So Bong kesal melihat tingkah Shin.
“Kau
pasti di sini karena ada alasannya. Kau
mana mungkin membantuku tanpa imbalan. Kalau kau menginginkan sesuatu, maka lakukanlah tugasmu. Tugasmu sekarang
adalah mengembalikanku ke posisiku.” Tegas
Shin, So Bong pun tak bisa berkata-kata lagi.
So Bong membantu
Shin berjalan ke parkiran mobil, tapi saat itu Tuan Seo baru datang dengan Sek
Park. Shin langsung menghempaskan tangan So Bong dengan kasar. Tuan Seo lalu
melihat Shin yang berkeringat dan mengetahui yang didepanya Shin yang asli.
“Selamat
datang kembali ke perusahaan.” Ucap Tuan Seo ramah. Shin berkomentar kalau Tuan
Seo susah dibodohi.
“Padahal
Anda belum sehat. Kenapa buru-buru
kembali kerja? Apa karena yang kukatakan tempo hari?” ucap Tuan Seo
“Ya. Aku
ingin tahu seberapa hebatnya dia dibandingku.” Kata Shin
“Aku
pasti terlalu berlebihan saat mengatakannya. Tolong jangan marah.” Kata Tuan
Seo
“Aku juga
kemarin agak berlebihan, jadi jangan diambil hati.” Kata Shin lalu pamit pergi
dengan So Bong.
Sek Park
ingin tahu pendapat Tuan Seo apakah Shin itu berencana melakukan sesuatu pada
atasanya. Tuan Seo mengaku sudah melempar umpan, jadi sudah menduga Shin akan
menggigit umpannya, menurutnya Shin sama emosionalnya dengan ayahnya.
“Dia
belum berubah sama sekali.” kata Tuan Seo, Sek Park mengartikan kalau Tuan Seo sudah
memprediksi semua ini.
“Mulai
sekarang, dia pasti akan bertindak
sesuai prediksiku.” Kata Tuan Seo yakin
Dokter
Lee memberitahu kalau Ketua Nam tengah menunggu. Robot Shin seperti tak percaya
kalau Ketua Nam memanggilnya. Dokter Lee
tahu kalau Shin yang tahu segalanya tentang Ketua Nam.
“Kita
harus menunggu tes darah dan hasil MRI., tapi ada kemungkinan besar itu memang demensia. Dia sangat trauma jadi dia
sedang beristirahat.” Ucap Dokter Lee membuka pintu rumah.
Shin
melihat Tuan Nam yang sudah memakai infus. Tuan Nam memuji Shin yang tidak mencoba menghiburnya, menurutnya Ini yang
didapatkan karena mengacaukan hidupnya selama bertahun-tahun ini. Shin
menegaskan tidak memberi tahu siapa pun. Tuan Nam mengaku sudah mengetahuinya.
“Karena
kau orang yang suka menepati janji.” Ucap Tuan Nam. Shin bertanya bagaimana
kakeknya bisa tahu kalau dirinya yang terkena demensia.
“Tangan
itu... Kau bisa tahu kalau ada orang berbohong.” Kata TUan Nam menunjuk tangan
Shin.
“Mungkinkah...Kakek
tahu tentangku?” tanya Shin kaget. Tuan Nam mengaku tahu saat Shin berkedip artinya
bohong.
“Apa Ibu
yang memberitahu Kakek?” tanya Shin, Tuan Nam menjawab kalau Nyonya Oh tak tahu
kalau ia mengetahui robot Shin.
“Berarti
si David... Jika Kakek tahu aku selama ini menggantikan manusia Nam Shin, berarti
Kakek juga tahu kalau dia pernah koma. Tapi kenapa Kakek tak pernah menengoknya?”
tanya Shin
“Aku
lebih tertarik padamu daripada manusia.” ungkap Tuan Nam
“Perkataan
itu. Manusia Nam Shin pasti akan sedih mendengarnya.” Kata Shin.
Tuan Nam
tak ingin membahas tentang cucunya Shin tapi ingin membahas tentang Robot Shin.
Ia ingin tahu Bagaimana rasanya Robot Shin selama ada dirumah dan apakah tak
ingin tetap dekatnya. Robot Shin
bertanya balik alasan kakenya menanyakan hal itu.
“Ini 'kan
tempatnya manusia Nam Shin.” Ucap Shin merasa tak ingin mengambil tempat
kembaranya.
“Disini
ada Kang So Bong dan ibumu. Jika kau mau, maka kau bisa memiliki perusahaan, mobil, orang-orang dan semua yang kau
inginkan.” Ucap Tuan Nam
“Kakek
tahu aku robot.. Robot tidak punya ambisi. Apalagi jika merebut milik orang
lain.” Kata Shin. Tuan Nam terdiam menatap Robot Shin.
Tuan Nam
masuk ruangan, lalu mengingat saat melihat Shin mencari sesuatu di rak buku.
Ketika Ia bertanya apa yang dicari, Shin menjawab ingin sendirian. Akhirnya Ia
menemukan kartu nama yang terjatuh di lantai, tertulis [Rumah Sakit Perawatan Jangka Panjang Daekuk] lalu bertanya-tanya
kenapa Shin mencari itu.
Hee Dong
dan ibunya melonggo kaget melihat robot ukuran besar. Nyonya Nam memastikan
kalau Shin memang memberikan robot itu untuk anaknya. Hee Dong menganguk dengan senyuman lebar.
“Ibu,
sepertinya aku mengerti kenapa orang dewasa selalu bilang mau mati. Kurasa aku
sekarang senang sekali sampai mau mati rasanya.” Ucap Hee Dong, Nyonya Nam
hanya tertawa mendengarnya.
Shin
masuk kamarnya melihat Hee Dong dan ibunya bertanya sinis paa yang dilakukan.
Hee Dong langsung memeluk Shin mengucapkan Terima kasih hadiahnya, karena
sangat sangat suka. Shin tak suka didekati Hee Dong, langsung mendorong sampai
terjatuh.
“Kenapa
lagi kau? Kau yang membelikan ini buat dia, tapi Apa kau tak senang?” ucap
Nyonya Nam binggung.
“Apa Aku
membelikan barang mengerikan itu?!! Aku pasti gila saat itu. Kalau suka, kau
ambil saja... Dan enyah sana... Karena aku capek sekarang.” Ucap Shin.
“Apa? Kau
bilang Enyah?” ucap Nyonya Nam tak percaya, So Bong akhirnya menengahi kalau
Shin sedang tidak enak badan jadi lebih baik mereka keluar saja.
“Orang
bisa mati jika mereka berubah terlalu
drastis.” Komentar Nyonya Nam lalu mengajak anaknya pergi.
So Bong mengaku
kalau tidak bermaksud ikut campur tapi menurutnya Shin tak perlu bersikap berlebihan
seperti ini. Menurutnya Jika Shin terlalu
berbeda..., Shin langsung menyela kalau artinya So Bong ingin dirinya seperti
robot Shin. So Bong pun tak bisa berkata-kata lagi.
Robot
Shin mengantar Tuan Nam sampai kamar dan ingin segera pamit karena Manusia Nam
Shin tidak boleh melihatnya ada dirumahnya. Tuan Nam meminta Robot Shin Jangan
pernah beritahu siapapun kalau dirinya menderita demensia.
“Apa Aku
juga tak boleh memberitahu manusia Nam Shin?” tanya Robot Shin. Tuan Nam mengangguk.
“Aku akan
menepati janjiku karena itulah aturannya.” Kata Robot Shin.
“Karena
inilah, Aku senang denganmu. Kau hampir serupa dengan manusia sempurna yang
selalu kubayangkan.” Ucap Tuan Nam bangga
“Janganlah
membodohi manusia Nam Shin terlalu lama. Karena tidak adil kalau aku tahu,
sedangkan dia tidak.” Pesan Robot Shin lalu keluar dari kamar.
Saat itu
Manusia Shin melihat kembarannya dengan sinis bertanya kenapa ada di dalam
rumahnya. Tapi saat itu Nyonya Nam menuruni tangga, Shin langsung
menyembunyikan Robot Shin dibalik dingin
Nyonya
Nam menyindir apakah Shin itu tak merasa bersalah pada Hee Dong. Shin pikir tak
perlu merasa bersalah. Nyonya Nam
mengejek Shin yang aneh dan akan masuk ke dalam kamar ayahnya. Shin langsung
menghalanginya walaupun Nyonya Nam menyuruhnya minggir.
“Aku mau
ketemu Ayah.” Ucap Nyonya Nam, Shin merasa bibinya itu selalu seperti itu.
“Jika
tidak ada yang sesuai dengan keinginanmu, maka Bibi menangis depan Kakek.” Komentar
Shin
“Pasti
aku sudah lupa kalau kau itu orang yang kurang ajar.” Kata Nyonya Nam lalu
berjalan masuk ke dalam kamar. Shin pun menyurh Shin agar keluar nanti.
Shin
memarahi Robot Shin kalau untuk pergi ke
tempat lain dulu tapi malah ada di ruangan kakeknya. Robot Shin meminta
maaf tidak bisa memberitahu Shin alasannya. Shin curiga kalau Robot Sin sengaja melakukan ini.
“Dengar
baik-baik... Aku benci rumah ini, tapi aku makin benci melihatmu disini... “ tegas Shin
“Aku
penggantimu, tapi ini juga pernah jadi rumahku.” Balas Robot Shin. Shin kaget
mendengar ucapan Shin.
“Dan
janganlah jahat pada Hee Dong. Dia masih anak-anak.” Ucap Robot Shin
“Aku tidak
peduli dengan keluarga ini. Orang yang paling kau sayangi, Kang So Bong ada di
sisiku.” Balas Shin.
Robot
Shin kaget kalau So Bong ada di dalam rumah, Shin mengaku kalau So Bong ada di
dalam kamarnya karena manusia itu harus bersama dengan manusia. Robot Shin pun
tak bisa berkata-kata
“Kalau
menyangkut Kang So Bong, sepertinya kau tak bisa berkata apa-apa lagi. Haruskah
aku berpura-pura menjadi dirimu dan
main-main dengannya? Haruskah aku memegang tangannya dan menciumnya?” ucap Shin
menyindir.
Saat itu
So Bong datang melihat Shin yang sudah datang, tatapan langsung mengarah pada
Robot Shin walaupun berdiri bersama-sama.
Shin melihat keduanya seperti tak percaya karena bisa saling mengetahui.
Robot Shin dan Shin pun saling tersenyum.
So Bong mengandeng
tangan Robot Shin ke taman menanyakan kenapa datang ke rumah. Robot Shin mengatakan tidak bisa memberitahu
karena sudah janji dengan Kakek. So Bong
bisa mengerti mengaku kalau itu memang pesona Robot Shin.
“Akan
kutahan rasa penasaranku. Kukira aku tak bakal melihatmu hari ini. Jadi aku
senang sekarang. Kau Pulanglah duluan, Aku nanti kesana.” Kata So Bong
“Tidak
bisakah kau pergi denganku? Ayo pergi sekarang saja.” Ucap Robot Shin
“Aku juga
maunya begitu tapi orang itu harus menyesuaikan diri demi kebaikanmu. Jangan
khawatir, Karena aku bisa menangani orang itu.” Kata So Bong menenangkan Shin
“Apa
besok kita kencan saja? Biar seperti orang-orang biasa.” Ucap So Bong. Shin pun
menganguk setuju karena akan melakukan seperti manusia.
Tuan Ji
datang ke sebuah tempat, Seorang pria mengatakan sudah memeriksanya, tapi tidak
ada orang di tempatnya yang menggunakan
nomor itu. Tuan Ji pun agar bisa meminta nomor karyawan yang sebelumnya.
“Orang
penanggung jawabnya sudah pergi.” Ucap si pria. Tuan Ji pun menganguk mengerti.
“Kalau
ada yang Anda tahu, tolong kabari aku.” Kata
Tuan Ji memberikan kartu namanya.
Si Pria
melihat kalau itu dari PK lagi, Padahal ada orang PK tadi yang datang. Tuan Ji
akhirnya mengeluarkan ponselnya memastikan kalau Shin yang datang dengan
fotonya . Si pria membenarkan menurutnya kalau Anak muda itu kurang ajar
sekali.
So Bong
berdiri menatap kolam renang yang ada didepanya, teringat kenangan dengan Shin.
Saat mencoba menyelamatkan Robot Shin mengaku kalau khawatir dan Robot Shin
bisa tahu kalau So Bong berkata jujur. Robot Shin pun membantu menemukan kalung
milik ibunya di kolam renang.
“Jangan
sampai menghilangkannya lagi. Nanti ibumu sedih.” Ucap Shin. Keduanya pernah
menghabiskan waktu di tepi kolam renang
“Kau
memang robot terbaik yang pernah ada.” Puji So Bong.
“Kang So
Bong juga memang majikan terbaik yang pernah ada. Berkat kau, kita sudah sejauh ini tanpa ketahuan.” Ucap Shin.
So Bong
tersenyum mengingat kenangan dengan Robot Shin. Saat itu Shin datang melihat So
Bong menyindir kalau senyum-senyum sendiri,
karena pasti lagi memikirkan
Robot Shin. So Bong hanya bisa menatap sinis. Shin heran karena So Bong tidak
bingung.
“Kalau
orang lain pasti bingung melihatku, tapi kau tidak. Kau langsung mengenalinya
walau kami sedang bersama.” Ucap Shin heran.
“Dengan Sekali
lihat saja, aku langsung tahu... Kekuatan cinta.” Kata So Bong
“Apa kau
sangat menyukainya?” tanya Shin. So Bong malah bertanya balik kenapa Shin sangat
membenci Robot Shin
“Dia saja
tidak membencimu. Bahkan Dia mengakui keberadaanmu dan mementingkan dirimu.
Tapi kau selalu mengganggunya. Kau bahkan melukai wajahnya.” Ucap So Bong heran
“Apa kau
senang kalau ada orang yang mirip denganmu, mengenakan pakaian serupa, meniru tingkah lakumu, dan merebut ayahmu?
Apalagi orang-orang berkata orang itu lebih baik darimu. Bagaimana perasaanmu?”
ucap Shin. So Bong pun tak banyak berkata-kata.
Shin
masuk kamar langsung mengeluarkan semua baju dari lemarinya karena ingin
membuang semua pakaian yang dikenakan. Tuan Ji melihat Shin seperti sangat
marah. Shin yakin kalau dianggap kekanak-kanakan, Tapi Tuan Ji ikut
mengeluarkan semua pakaian Shin dari lemari.
“Biar aku
saja yang lakukan, Kau istirahat saja. Lalu Akan kusuruh mereka membeli pakaian
baru dan jam tangan besok.” Ucap Tuan Ji
“Aku
tiba-tiba merasa terhina. .. Kenapa? Apa kau kasihan padaku?” kata Shin sinis
“Yang
kupikirkan Cuma melakukan yang terbaik untukmu. Aku tidak punya waktu
memikirkan bagaimana perasaanmu saat kau siuman. Semua perasaanmu terhadap robot
itu itu semua karena aku. Jadi maafkan aku.” Ucap Tuan Ji.
“Apa ini?
Kenapa itu kosong? Itu 'kan tempat baterainya. Bukankah dia punya kelemahan?
Apa sebenarnya mode manual itu? Bagaimana aku bisa mengendalikannya?” ucap Shin
seperti penuh dendam.
“Kau ini
kenapa? Apa ada masalah?” tanya Tuan Ji, Shin mengaku tak ada apa-apa tapi
hanya penasaran saja.
“Shin... Orang-orang
mengira kau itu tak punya pikiran, tapi aku tahu. Kau bukannya tak punya
pikiran. Tapi banyak yang membebani pikiranmu. Tolong jangan ditahan sendirian.Aku
tahu kalau aku banyak kurangnya, tapi
kau masih ada aku. Sekarang Kau pasti lelah, jadi Istirahatlah dan Akan kusuruh
pelayan buang ini.” Ucap Tuan Ji lalu keluar dari ruangan.
David
melihat Nyonya Oh yang terbaring sakit lalu mengeluarkan telpnya. Tuan Ji
menerima telp David mengatakan kalau akan memberitahu Shin. Shin keluar dari
kamar dengan So Bong yang sudah menunggunya. Tuan Ji memberitahu kalau Nyonya
Oh sedang sakit
Setelah
bekerja, tengoklah dia.” Ucap Tuan Ji. Shin seperti tak peduli melemparkan
tasnya pada So Bong lalu berjalan pergi.
Tuan Ji lalu
memberitahu So Bong kalau menitipkan Shn padanya. So Bong mau tak mau menjadi
pengawal dengan sikap Shin yang sombong.
So Bong
mengikuti Shin sampai ruangan. Tapi Shin menyuruh So Bong menunggu diluar
karena Pengawal tidak boleh ada diruangan. So Bong hanya terdiam, Shin langsung
menyindir So Bong tak mengerti ucapanya. Akhirnya So Bong pun menunggu diluar
ruangan. Semua yang ada diruangan terlihat aneh.
“Kenapa? Apa
Kita tak bisa rapat tanpa So Bong?” ucap Shin melihat tatapan pegawainya. Semua
menjawab tidak dengan wajah ketakutan.
“Uji
keamanannya bagaimana?” tanya Shin memulai rapat, Ji Yong pun memberikan
presentasi tentang Hasil Uji Keamanan.
“Aspek
mengemudi otomatis dan aspek perlindungan
komunikasi sudah lolos uji. Fitur intinya adalah secara otomatis
berganti ke autodrive ketika ada gangguan kesehatan pengemudi. Untungnya, fitur
keamanan juga sudah lolos uji, jadi izin test drive-nya seharusnya tak lama
lagi akan disetujui.” Jelas Ji Yong. Shin pun tak bisa berkata-kata lagi.
Robot Shin
datang merawat ibunya, David memuji anaknya tak salah karena memang yang terbaik, padahal sudah menyuruh Manusia
Shin menengok ibunya yang sakit tapi tidak datang. Nyonya Oh tiba-tiba
mengingau memanggil nama Shin.
“Sadarlah,
Dr. Oh... Shin mana yang kautanyakan? Shin yang peduli padamu ada di sini.” Ucap
David. Shin terlihat sinis menatap David
mengajak untuk bicara diluar.
David
melihat tatapan Robot Shin meminta agar Jangan
pasang wajah seperti itu. Robot Shin
mengatakan kalau itu tatapan hina manusia. David bertanya siapa yang memberitahu,
apakah Ketua Nam. Shn membenarkan.
“Dia tahu
kalau aku ini robot... Apa hubunganmu dengannya? Kenapa kau membodohi Ibu?”
ucap Shin marah
“Kami
butuh dana untuk membuatmu dan Karena tak ada cara lain. Kau tahu sendiri
ilmuwan tidak bisa maju tanpa pendanaan. Nanti akan kuberitahu ibumu. Jadi beri
aku waktu dulu.” Kata David
“Padahal
kupikir Ibu akan baik-baik saja tanpaku karena ada kau di sisinya. Tapi kau
rupanya berbohong pada Ibu dan diriku demi uang Mulai sekarang, jangan katakan aku terlahir karena perasaanmu lagi. Karena
aku tidak butuh ayah yang membohongi
keluarganya.” Kata Shin marah lalu berjalan pergi.
Saat itu
Shin mendengar pembicaraan keduanya seperti tak percaya ternyata Kakeknya yang
membiayai semua.
So Bong
sudah siap untuk kencan lalu melihat Robot Shin yang berjalan ke arahnya, tapi
berjalan begitu saja. Ia pun berteriak dengan kesal, Robot Sin merasa baru kali ini melihatnya. So Bong dengan kesal
memilih untuk berjalan sendiri saja dengan wajah cemberut
“Aku Bercanda.
Ayo...” ucap Robot Shin dengan senyuman lalu mengandeng tangan So Bong. Keduanya berjalan bersama, lalu So Bong mengajak
Shin untuk pergi ke Peramal.
Peramal
menatap Robot Shin mengatakan Nasibnya bukan nasib orang hidup dan dipenuhi
aura metalik, lalu berpikir kalau Robot Shin itu sebongkah logam. So Bong berbisik
kalau peramal itu jago bisa mengetahui Robot Shin.
Keduanya
lalu melihat ada seorang pria bernyanyi sambil memainkan piano., So Bong bertanya apakah Shin bisa main piano.
Robot Shin mengaku Tidak bisa. So Bong melihat pria yang bermain piano itu
sangat keren. Akhirnya Robot Shin
mencari keyword [Video pianis] lalu maju ketengah panggung dan bermain piano.
So Bong langsung terkesima.
Kenangan mereka
seperti terulang, Saat Shin menolong So Bong dibanding Ye Na mengatakan “Mulai
sekarang, Kang So Bong prioritas utamaku.” Lalu menolong So Bong yang akan
diculik. Shin memeluk So Bong yang menangis dan mengendongnya saat terjadi
kebakaran.
Shin
bahkan memberikan payung, lalu mengajak bermain saat dirumah sakit. Saat itu
Shin mengatakan “Teman pertamaku, Kang So Bong. Terimakasih sudah menjadi
temanku.” So Bong senang mengingat semua kenangan dengan Shin.
Saat itu
So Bong melihat semua wanita terkesima dengan Shin, dengan rasa cemburu
mendekati Shin karena ingin nonton film. Shin pun menganguk setuju.
Shin
memesan Popcorn dan juga minuman, lalu memakanya. So Bong bertanya apakah Shin
bisa merasakannya. Shin mengelengkan kepala dan ingin tahu rasa popcorn. So Bong
memakanya berkata kalau itu rasanya Manis.
“Apa Karena
kau bersamaku?” goda Robot Shin, So Bong melonggo, tapi akhirnya pura-pura
ingin muntah.
Keduanya masuk
ke dalam bioskop, Shin terus menatap layar lebar didepanya film “Moonlight
Blade” So Bong memberitahu Shin kalau masih iklan tapi Shin yang melihatnya
serius sekali. Shin mengaku Baru pertama
kali di bioskop dan menurutnya kalau ini luar biasa.
“Film ini
film sedih.” Ucap So Bong lalu melihat filmnya sudah mulai. Shin melayani So
Bong dengan mengambilkan minum saat tangan So Bong makan popcorn.
Beberapa saat
kemudian So Bong mulai menangis, Shin hanya menatapnya. So Bong mengaku kalau
itu karena filmnya sedih. Shin tahu jadi tidak perlu memeluk dengan memuji Air
mata So Bong berkilau juga saat menetes, lalu pamit untuk mengambil tissue.
Shin
bertanya pada pegawai bioskop tempat tissue, pegawai menunjuk ke sisi tempat
tissue dan sedotan. Shin mengambil tissue, dan ingin mengambil banyak tapi
akhirnya memilih untuk yang dibutuhkan saja.
Shin pun
kembali ke bioskop, menghapus air mata So Bong yang masih mengalir. Akhirnya
Shin ikut menonton dan tiba-tiba ikut menangis sambil mengusap air mata
mengakuSedih sekali filmnya. So Bong kaget karena Robot Shin yang bisa nangis,
jadi sebenarnya ia bersama Shin yang asli.
“Padahal
kukira kau takkan pernah bingung dengan kami.” Ucap Shin sinis, So Bong
benar-benar terkejut dan Robot Shin sudah mati di dalam mobil.
Bersambung ke episode 29
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
penasaran kelanjutaanx....
BalasHapuslanjut min