PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 23 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 22

PS : All images credit and content copyright : KBS

So Bong mengancam Nyonya Oh akan memberitahu Shin tentang kill switch. Akhirnya Nyonya Oh menelp Shin kalau ada yang ingin dikatakan. Ia memberitau kalau Kemarin ada sesuatu terjadi dan Shin pasti senang kalau mendengarnya. So Bong pun memilih pergi. 

So Bong menuruni tangga darurat, Shin menanyakan keberadanya karena belum datang. So Bong mengaku lagi di kamar kecil jadi sebentar lagi akan datang. Shin membuka pintu darurat,  So Bong heran karena Shin bisa tahu keberadannya berpikir kalau mencarinya dari GPS.
“Ini 'kan tangga. Kenapa kau berbohong?” ucap Shin, So Bong mengaku tak ada apa-apa.
“Manusia Nam Shin sudah bangun... Ibu barusan memberitahuku. Bola matanya merespons, dan jarinya bergerak.” Kata Shin, So Bong berpura-pura baru mengetahuinya mengucap syukur.
“Tapi kenapa tatapanmu seperti itu? Apa Kau ada masalah?” ucap Shin. So Bong mengelak kalau tak ada apa-apa.
“Aku bisa membaca ekspresi seperti itu. Jangan dirahasiakan. Katakan saja.” Ucap Shin
“Aku tidak merahasiakan apa pun.” Tegas So Bong, Shin memegang tangan So Bong kalau berbohong lalu mengeluh karena berbohong lagi.
“Memangnya kau siapa, beraninya melacak dan membaca pikiranku? Kau pakai GPS? Pendeteksi kebohongan? Melakukan itu tidak nyata. Kalau aku ingin sendirian, biarkan aku. Kalau aku tidak ingin ketahuan,  pura-puralah kau tidak tahu. Itulah yang kau lakukan jika kau  benar-benar mengenalku.” Tegas So Bong marah lalu pamit pergi. 


David meminta maaf karena tidak bermaksud mengatakan pada So Bong. Nyonya Oh pikir Ini tidak akan terjadi kalau kau tak angkat telepon So Bong dan sudah menyuruhnya waspada,dengan mengeluh kalau David tak bisa melakukanya selama satu hari saja
“Memang aku ada menyetujui hal itu? Kalian sendiri yang memutuskannya.” Kata David marah
“Itu karena aku panik. Aku takut sebelum Shin bangun, ada sesuatu terjadi... David... Kau selalu mempertimbangkan dari sudut pandangku. Tapi kenapa sekarang kau seperti ini?” kata Nyonya Oh
“Karena aku selalu melakukannya. Kukira kau akan mempertimbangkan sudut pandangku kali ini. Jadi kumohon padamu untuk terakhir kalinya.Jika kau akan mencampakkannya,  serahkan dia padaku.” Pinta David lalu keluar dari ruangan.
David kebingungan menelp Ketua Nam, untuk memberitahukan sesuatu. Tuan Nam mengerti meminta agar menghentikanya, karena Shin Ditu  daging dan darahnya karena Shin tidak mati jadi akan membuat kemunculan diri yang menakjubkan.
“Bicara soal itu, tentang kill switch... Itu tidak boleh diaktifkan. Kita tidak bisa menghancurkan usaha yang kita bangun selama berpuluh tahun. Bagaimanapun caranya, hentikan itu. Jika tidak...,kau juga tidak akan berguna bagiku.” Tegas David. 

Tuan Seo masuk ruangan memberitahu Pemasangan uji chip-nya sudah selesai jadi M Car sekarang sudah punya sistem anti-peretasan yang sempurna. Tuan Nam bertanya apakah Tuan Seo sudah menentukan sesuai dengan harga yang disarankan Dirut Nam?.
“Sudah... Sulit menurunkan harga pada  saat-saat terakhir. Aku Dengar-Anda menghadiri rapat Tim Mobil Otonom... Mobil M Car lain. Medical Car... Ide yang bagus juga. Tak kusangka Dirut Nam menyembunyikan kreativitas dan semangat diri seperti itu.” Kata Tuan Seo
“Aku pun tak menyangka, dia bisa begitu. “ ungkap Tuan Nam 

Tuan Seo bertanya apakah Ye Na belum ketemu juga, Sek Park mengatakan Ponselnya mati jadi tidak bisa melacaknya dan meminta agar bersabarlah sebentar lagi.

[Champion Gym]
So Bong pulang ke rumah mengingat yang dikatakan pada Shin dengan nada marah  “Memangnya kau siapa beraninya melacakku dan membaca pikiranku? GPS? Pendeteksi kebohongan? Melakukan itu tidak nyata namanya.”
“Aku pasti sudah gila... Dia tidak tahu apa-apa... “kata So Bong lalu kebingungan karena tak melihat Maib lalu  mencari ditumpukan tempat sampah dan akhirnya menemukan Maibo,
“Kau ini juga kenapa? Kukira kau bakal menghilang.” Ucap So Bong sedih lalu teringat kembali yang dikatakan Shin kalau Manusia Shin yang sudah sadar.
“Siapa yang peduli dengan robot bodoh ini?” keluh So Bong kesal sendiri.
“Maaf soal yang tadi. Aku tidak akan melacak lokasimu lagi. Maafkan aku karena aku tak memahamimu. Maafkan aku juga karena aku robot.”ucap Shin bisa membalas ucapan So Bong.
So Bong berusaha tak peduli tapi Shin ternyata sudah ada dibelakangnya, tapi ia tak peduli memilih pergi. Shin bertanya “Kalau aku orang, apa semuanya lebih baik?” So Bong terdiam akhirnya menatap Shin yang ada dibelakangnya.
“Kau pernah bilang begitu. Kau berharap aku bukan robot. Kalau manusia Nam Shin bangun, apa yang terjadi padaku? Aku harus kemana dan apa yang harus kulakukan? Padahal aku robot, jadi aku harus berguna. Berarti aku tidak akan berguna  bagi Ibu kalau begitu.” Kata Shin sedih
“Kenapa kau tidak berguna? Bagiku, kau sudah cukup berguna. Karena itu aku bersyukur. Karena kau memahamiku. Karena itu aku juga ingin Memahamimu layaknya teman manusia. Siapa yang minta aku dipahami? Kau itu ya kau. Jadi kau cuma perlu disini. Aku tidak butuh apa-apa.  Janganlah menghilang. Tetaplah di sini.” Ucap So Bong
“Kenapa pula aku menghilang? Aku 'kan sudah di sini.” Ucap Shin lalu memeluk So Bong yang menahan tangisnya
“Apa yang kau lakukan? Aku 'kan tidak menangis.” Kata So Bong
“Kau itu ingin menangis... Aku tahu itu... Menangislah, Kang So Bong.” Ucap Shin. So Bong akhirnya menangis.
“Padahal kau itu robot... Tapi kenapa hatiku sakit sekali?” ungkap So Bong terus menangis. 


So Bong duduk didalam ring menatap robot didepanya, Shin mencoba menelp tapi So Bong tak mengangkatnya. Shin bertanya dari robot “Apa Kau sudah tidur?  Kenapa teleponnya tak diangkat? Kalau tak diangkat,  aku harus melacakmu lewat GPS.”
“Tapi aku tidak akan melakukannya karena kau mungkin ingin sendirian.” Kata Shin. So Bong pun tetap diam akhirnya melampiaskan dengan berlatih tinju.

“Dia tidak bicara apa pun sepanjang akhir pekan. Kenapa dia?” ucap Reporter Jo melihat So Bong
“Kau tidak boleh mengganggu orang  saat mereka bekerja. Jadi  Masuklah ke kamar” ucap Tuan Kang 


Shin membuka matanya melihat ponselnya kalau So Bonbg tidak menelepon, Tuan Ji masuk kamar memberitahu mereka harus pergi sekarang buat latihan presentasi jadi meminta agar bersiap-siap, lalu melihat wajah So Bong seperti kebingungan bertanya apakah ada masalah.
“Kang So Bong menangis... Karena aku, hatinya sakit. Dia tak mau angkat telepon, tapi aku tidak boleh melacaknya. Jadi Aku harus bagaimana?” ucap Shin 
“Pasti dia juga butuh waktu dan dia akan segera menelepon.” Kata Tuan Ji
“Bagi manusia, seberapa lama kiranya "segera" itu? 24 jam? 48 jam?” tanya Shin
“Kata "Menunggu" tidak bisa diukur dalam angka. Tapi sampai orang itu merasa lebih tenang dan sampai dia kembali.” kata Tuan Ji. Shin pin mengulang kalimat “Sampai dia kembali.” 


Nyonya Oh akan keluar dari rumah, David bertanya Apa rapat pemegang sahamnya hari ini dan Shin yang akan memimpin presentasi penting itu. Nyonya Oh membenarkan dan mengatakan akan segera kembali jadi meminta tolong agar menjaga Shin. David pikir Jangan khawatir.
Setelah Nyonya Oh pergi, David mencoba membuka brangkas ternyata Koper Kill Switch tapi sudah tak ada pada tempatnya. 

Tuan Seo minum banyak wine, Sek Park masuk ruangan, heran karena Tuan Seo minum anggur pagi-pagi sekali. Tuan Seo mengatakan kalau itu karena tidak ada yang lancar satu pun menurutnya Jika Shin berhasil memimpin presentasi maka tamatlah riwayatnya.
“Manajer Tim Seo sudah menyalakan ponselnya. Kami telah menemukan lokasi dia.” Ucap Sek Park. Tuan Seo seperti mulai memiliki semangatnya. 

So Bong mengunakan setelan jasnya, Reporter Jo melihat mengumpat So Bong sudah gila dan ingin berkelahi denganya. So Bong memilih untuk pergi saja. Tuan Kang menyuruh Reporter Jo memberikan saja. Reporter Jo mengeluh dengan Tuan Kang yang membiarkan So Bong pergi.
“Dengan Menghentikannya juga tidak akan mempa jadi biarkanlah dia.” Ucap Tuan Kang
“Bukan itu masalahnya... Ayah itu tidak tahu apa-apa.” Kata Reporter Jo marah
“Aku tahu.. Anakku bersikeras kalau pria itu cuma teman.” Ucap Tuan Kang. Reporter Jo mengatakan kalau Bukan teman seperti itu.
“Kalau bukan, lalu apa?” keluh Tuan Kang, Reporter Jo tak banyak bicara memilih untuk tak membahasnya. 


Ye Na membaca pesan dari ayahnya “Jongno-gu, Cheongwon-dong. Ayah bisa menemukan alamat yang tepat dalam waktu singkat.” Akhirnya Ye Na keluar dari rumah dengan wajah panik dan ayahnya datang turun dari mobil bersama dengan Sek Park.
“Apa Kau pikir Ayah tidak akan menemukanmu? Padahal mobilmu ada di sana? Jadi Rumah yang mana?” tanya Tuan Seo

“Di sana. Itu rumahnya Dr. Oh Ro Ra. Dia mengizinkanku tinggal disana karena aku tidak punya tempat tujuan.” Kata Ye Na menunjuk ke arah lain.
“Tapi Ayah melihatmu keluar dari rumah ini. Kenapa kau masih berbohong pada Ayah? Apa yang kau rahasiakan di sana?” ucap Tuan Seo sinis akan masuk rumah.
“Tidak ada... Aku cuma tidak ingin Ayah tahu tempat tinggal Dr. Oh.” Kata Ye Na. Tuan Seo tetap ingin naik masuk. Ye Na menahanya.
“Jika kau menghentikan Ayah sekarang, maka aku tidak tahu apa yang akan   aku perbuat padamu. Jangan membuat Ayah menjadi orang jahat. Jadi Lepas.” Kata Tuan Seo memperingatkan
“Apa yang Ayah inginkan tidak ada di sana... Tapi ada di perusahaan.” Ucap Ye Na. Tuan Seo terlihat binggung. 

Shin melirik melihat David memberikan kode untuk menghampirinya, tapi ada Tuan Ji di depanya. Akhirnya Shin membahas tentang kalau Ketua Nam yang ingin melihat latihannya. Tuan Ji pikir akan memanggiilnya jadi meminta Shin menunggu. 

Akhirnya Shin bertemu dengan David di tangga darurat, David senang bertemu dengan Shin yang di luar. Shin ingin tahu alasan David datang lalu menanyakan keadaan Nam Shin di rumah.
“Kenapa kau mengkhawatirkan dia? Kondisi dia baik,  jadi jangan khawatir.” Kata David kesal.
“Kenapa kau kesal? Apa ada masalah?” tanya Shin
“Begini, ada yang perlu kau ketahui.” Ucap David kebingungan akhirnya memilih pamit pergi saja. 

So Bong menemui Nyonya Oh sebelum masuk ruang rapat, Nyonya Oh menyuruh timnya masuk lebih dulu. So Bong langsung berlutut memohon agar menyingkirkan kill switch itu dan akan memastikan robot Shin tidak melukai Nyonya Oh atau Dirut Nam.
“Jangan seperti ini.” Pinta Nyonya Oh tak enak So Bong berlutut
“Aku akan memberitahu semua orang semua yang kulihat dan kutahu. Akan kuungkapkan semuanya. Maka orang akan terkejut bahwa  robot menggantikan manusia.” ucap So Bong mengancam
“Kalau begitu, pengaktifan kill switch itu akan segera kulakukan karena aku harus membuktikan  tidak ada robot seperti itu.” Tegas Nyonya Oh, So Bong tak percaya dengan sikap Nyonya Oh
“Sudah kusuruh kau jangan ikut campur, Itu tidak akan mengubah apa pun. Shin akan siuman dan semuanya akan kembali seperti semula.” Ucap Nyonya Oh
“Tidak semuanya. Karena dia akan  menghilang dari dunia ini. Apa ini alasan Anda menciptakan dia? Awalnya juga aku takut sama dia, tapi sekarang aku memahami dia. Teganya ibunya selama 20 tahun menjadi sangat kejam? Apa ini alasan Anda memulai ini semua? Apa Anda berencana mencampakkannya  setelah membuatnya menghiburmu ? Itu namanya bukan ibu sejati. Tapi Anda hanyalah manusia egois.” Kata So Bong marah
“Kritiklah aku sesukamu karena aku sadar tidak bisa  menjadi ibu bagi mereka berdua.” Ucap Nyonya Oh berjalan pergi. 


Di layar terlihat tentang “Usulan Gagasan”. Tuan Nam masuk ruangan, melihat Shin seperti tak percaya kalau cucunya bisa sefokus berkerja. So Bong masuk ruangan melihat Shin duduk sendirian, akhirnya mengajak bicara dengan serius.
“Kau bertanya padaku, 'kan? Apa maksudku memberitahumu jangan menghilang. Aku akan memberitahumu sekarang, jadi ayo kita pergi dulu. Kau tidak boleh di sini.” Ucap So Bong, Shin terdiam.
“Kau 'kan selalu menurutiku. Jika kau ingin tetap di sisiku, ayo  kita pergi dulu. Aku ingin melakukannya denganmu. Aku tidak ingin kau menghilang.” Tegas So Bong. Shin ingin tahu alasanya.
“Karena aku menyukaimu... Aku menyukaimu... Aku hanya menyukaimu.  Apapun itu, aku menyukaimu. Jadi janganlah bersama orang-orang ini. Ikutlah denganku sekarang.” Ucap So Bong menarik tangan Shin agar pergi bersama.
Tapi saat itu Tuan Seo datang dengan senyuman liciknya, kalau perlu bicara dengan Shin.  Lalu menyindirShin yang memang luar biasa karena hampir membuatnya tertipu. Ia memastikan kalau ibu Shin itu bernama Dokter Oh Ro Ra.
“Dia ibumu tapi dia tidak melahirkanmu... Dia membuatmu..” kata Tuan Seo, Tuan Ji kaget dengan yang dilakukan Tuan Seo begitu pun Nyonya Oh
“Tenanglah... Apa Kau pikir bisa merahasiakan ini? Aku tahu segalanya, jadi  tamatlah kau sekarang.” Sindir Tuan park
“Kami tidak ada merahasiakan  apapun. Jadi hentikan omong kosong ini.” Tegas Tuan Ji. Tuan Seo memanggil Sek Park. Sek Park membawakan boneka robot Shin, semua makin kaget mengetahuinya.

“Kau peneliti AI top di Korea... Walaupun begitu tak pernah kusangka kau akan membuat monster seperti ini. Jika kau membuat Shin kecil. Maka kau bisa dengan mudah  membuat versi dewasa.” Ucap Tuan Seo yang bisa melepaskan wajah Shin kecil. Nyonya Oh hanya bisa terdiam.
“Jawab aku, Dr. Oh... Benarkah dia itu manusia? Monster yang duduk di sana itu tidak nyata. Dia robot yang mirip Direktur Nam!” kata Tuan Seo. Semua yang ada didalam ruangan hanya bisa terdiam.
“Baiklah. Sekarang, kau masih bersikeras kau manusia yang berdaging dan darah?” kata Tuan Seo sinis. So Bong mengajak Shin segera pergi saja.
Tapi Shin malah menghempaskan tangan So Bong, So Bong binggung dengan sikap Shin. Shin mengambil gelas diatas meja dan langsung memecahkanya So Bong kaget melihat tangan Shin yang mengeluarkan darah, Tuan Seo kaget, Tuan Ji dan Nyonya Oh binggung karena robot Shin yang mengeluarkan darah.
“Apa Kalian baru kali ini melihat orang berdarah?” ucap Shin sinis pada Tuan Seo
“Dan Kau bilang menyukaiku? Kau pikir kau siapa?” kata Shin pada So Bong sinis. So Bong tak percaya kalau Shin yang didepanya itu manusia.
Bersambung ke episode 23

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar