So Bong
duduk di taman mengaku tadi sejenak berharap Shin bukan robot. Shin pun
bertanya Kalau dirinya bukan robot, bagaimana nanti kiranya. Ia pernah
mengembalikan kalung So Bong mengatakan akan kembali menjadi kacung lagi dan mengucapkan selamat tinggal.
“Andai
saja aku bisa sedih saat berpisah denganmu...itu Seru, 'kan?” gumam Shin saat
bermain mendorong kursi roda dengan So Bong
“Andai
aku bisa bersenang-senang saat aku bersamamu...” gumam Shin saat So Bong menangis
karena tahu akan kehilangan Shin Padahal
hanya robot tapi entah kenapa hatinya sakit sekali.
“Andai
saja hatiku bisa sakit karenamu...” gumam Shin seperti ingin ikut menangis.
So Bong
mencari-cari Shin ditaman dan langsung memeluknya, memminta agar jangan pergi
kemana-mana sambil menangis.
“Andai
saja aku bisa menangis karenamu...” gumam Shin dan terlihat air mata yang
mengalir
So Bong
mengaku kalau menyukai Shin, Lalu Shin
mengaku kalau dirinya juga menyukai So Bong tapi dalam hatinya berkata “Namun
aku hanyalah robot. Robot yang tidak bisa merasakan cinta.”
“Lantas
kenapa aku seperti ini? Kau, kenapa kau melihat Kang So Bong seperti itu?”
gumam Shin lalu berlari di jalan.
Shin
masuk ke dalam rumah dan melihat So Bong dengan diancam oleh manusia Shin.
Dengan wajah penuh amarah, Shin menarik tangan So Bong. Manusia Shin berteriak
marah dengan yang dilakukan Shin,
“Aku...harus
menyingkirkanmu dari orang itu. Inikah rasa cemburu?” tanya Shin yang membuat
So Bong kaget
“Kenapa
aku berkata seperti ini?” gumam Robot Shin binggung, Manusia Shin terlihat
masih sangat marah.
Shin
akhirnya bertemu kembaranya robot di ruangan lain, mengaku kalau cuma bercanda
dan mengeluh robot Shin serius sekali. Robot Shin memperingatkan agar Jangan
bercanda seperti itu lagi sama Kang So Bong. Shin mengangguk setuju.
“Tapi
sepertinya kau benar-benar memang cemburu. Siapapun bisa mengira kau sedang
jatuh cinta.” Ejek Shin, Robot Shin memilih tak mengubrisnya lalu pamit pergi.
“Terima
kasih telah menuruti permintaanku. Aku tidak akan lagi menanyakan pertanyaan
sulit ke Ibu.” Tegas Robot Shin.
“Lagipula
aku tidak punya pertanyaan lagi.” Ucap Shin, Robot Shin pun pamit pergi.
So Bong
bersama Robot Shin kaget kalau manusia Shin meminta bantuan lagi. Ia mengeluh Shin yang terus
membantunya dan ingin tahu alasan si manusia Shin meminta untuk bertanya pada Dr.
Oh siapa yang lebih penting.
“Dia melakukan
itu buat menyakitimu dan menyulitkan Dr. Oh.” Ucap So Bong kesal
“Tapi aku
akhirnya mengatakan semua yang ingin kukatakan pada Ibu. Aku mengatakan padanya
agar jangan mengkhawatirkan aku lagi.” Jelas robot Shin
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya So Bong kasihan, Shin pikir tak masalah karena ada So
Bong disampingnya.
“Kau ini.
Aku suka dengar kau bilang begitu, jadi kau boleh sering-sering mengatakannya.
Tapi jangan bertemu dengan dia lagi. Dia pasti akan mengincarmu setelah kau selesai
berpura-pura menjadi dirinya.” Tegas So Bong memperingati Robot Shin.
Ye Na
berbicara dengan Shin ingin tahu apa saja yang dilakukan dengan So Bong, Ia
tahu kalau Shin yang menanyakan alassn So Bong yang tidak melindunginya dan
apa So Bong membencinya karena dirinya
manusia jadi ingin tahu alasan Shin mengatakan hal itu.
“Aku cuma
bercanda. Aku cuma merasa dia konyol saja, karena dia suka sama robot.” Ucap
Shin, saat Nyonya Oh datang menyapa anaknya dengan senyuman.
“Tak ada
masalah hari ini, 'kan?” ucap Nyonya Oh, Ye Na mengaku Semuanya tak ada
masalah.
“Sepertinya
Ibu baru datang dari suatu tempat. Apa tadi Ibu ada janji ketemu dengan seseorang?”
tanya Shin
“Tidak, Ibu
cuma jalan-jalan saja tadi. Cepatlah pulih, biar kita bisa jalan-jalan bersama.
Ibu istirahat dulu” kata Nyonya Oh bergegas pergi. Shin terlihat makin marah
karena ternyata ibunya berbohong.
Nyonya Oh
duduk di ruang tengah dengan wajah sedih mengingat yang dikatakan Robot Shin,
padahal sudah membiarkan pergi.
“Terima
kasih atas semuanya selama ini, Ibu. Aku tidak akan melupakan bagaimana Ibu
membuatku dan melindungiku.” Ucap Robot Shin terdengar tulus.
Reporter
Jo merasa Tuan Kang di rumah memohon agar mau makan, karena dengan tak akan
mengubah apa pun kalau berhenti makan, menurutnya kalau Tuan Kim tak makan maka
hidup Tuan Kim makin pendek. Tuan Kang mengaku kalau ingin mati saja.
“Saat So
Bong melarikan diri setelah berhenti
bertinju dan saat dia membuatku kesal karena memotret diam-diam, aku memang
mengatai dia sampah ke depan mukanya tapi ketika aku berbalik, dadaku sakit sekali. Karena aku tahu dia itu
terluka. “ ungkap Tuan Kang
“Aku
sadar, salahkulah karena tidak punya
uang atau koneksi. Tapi robot? Bisa-bisanya dia menyukai robot? Apa bedanya itu
dengan menyukai dinding? Banyak yang sudah dia lalui. Kenapa cintanya harus seperti itu juga?” ucap Tuan
Kang marah
“Jika
Ayah mati, Kang So Bong tidak punya orang yang bisa diandalkan. Jadi
berhentilah keras kepala dan makanlah sesuap saja.” Rengek Reporter Jo
“Aku tidak
tega melihatnya terluka lagi. Aku lebih baik mati kelaparan saja diam-diam.”
kata Tuan Kang
Teriakan
In Tae memberitahu kalau So Bong sudah datang, Tuan Kang menatap So Bong datang
dengan Shin. Shin memberikan obat pada Tuan Kang, tapi Tuan Kang mengaku kalau
tak butuh dan menyuruh agar keluar dari
rumah dan tempat gymnya.
“Keluar
dari rumahku, gym-ku dan hati putriku. Sekarang juga!” ucap Tuan Kang. So Bong
heran dengan sikap ayahnya.
“Kau
sendiri yang kenapa? Bisa-bisanya kau jatuh cinta sama yang bukan manusia? Kau
pikir ini orang karena tingkah lakunya sama seperti orang?” ucap Tuan Kang
marah.
“Kau
bilang "Ini"?” kata David masuk seperti sangat marah, Tuan Kang
bertanya siapa lagi yang datang
“Aku
ayahnya.” Ucap David, Shin kaget melihat David yang datang. David meminta
Jangan ikut campur, my son.”
“Kau
bilang "My son"? jadi kau ayahnya ? Apa Robot punya ayah juga? Oh,
yang buat benda ini? Seorang ilmuwan gila, seperti yang di kartun-kartun itu?” ucap Tuan Kang
marah
“Dia
terlahir karena hatiku. Aku ayahnya, sama seperti kau itu ayahnya Kang So Bong.”
Tegas David.
Tuan Kang
akhirnya mendekati David ingin tahu apa keinginanya. David pun balas bertanya
apa yang diingikan Tuan Kang. Kedauanya sudah siap berkelahi, Reporter Jo
menyuruh keduanya berhenti menyuruh agar bahas ini pakai bibir saja, jangan
pakai badan.
Keduanya
duduk di warung tenda sambil minum, Tuan Kang menegaskan kalau gadis seperti
apa So Bong-nya, menceritakan dengan
bangga waktu umur lima tahun, So Bong pasang sarung tangan di tangannya sendiri
lalu melakukan hook kiri dan mematahkan
hidungnya.
“Apa Cuma
segitu saja yang kau banggakan? Waktu Shin kami umur enam bulan, dia hampir
mengambil lampu lalu lintas dengan dua jari titaniumnya.” Ucap David bangga
“Baguslah.
Maka dari itu, kendalikan anak kuatmu itu. Aku juga akan melakukan hal yang
sama dengan putriku.” Tegas Tuan Kang
“Ya, ya,
baiklah. Ayo kita buat mereka berpisah.”
Ucap David.
“Semoga
saja kalian berhasil.” Kata Reporter Jo, Keduanya kaget mendengarnya.
“Jika
anak manusia dan anak robot kalian menuruti kalian, apa kalian akan berada di sini seperti ini? Kisah cinta antara
manusia dan robot. Bagaimana jika ini terkuak? Pasti mereka nanti diperlakukan seperti
monyet di kebun binatang jadi kalian itu harusnya bekerja sama, tidak saling
menentang.” Jelas Reporter Jo
“Biar
kutanya satu pertanyaan. Apa dia punya kelemahan fatal? Misalnya tombol yang
menonaktifkan dia selamanya, seperti
yang di film-film?” tanya Tuan Kang, David terlihat gugup mendengarnya.
“Bagi robot,
menonaktifkan itu artinya sama dengan mati. Orang tua mana yang akan menginstal
sesuatu yang akan membunuh anak mereka? Bukankah begitu?” kata Tuan Kang, David
mengaku menyetujuinya.
“Aku
tiba-tiba rindu sama dia. Aku mau telepon dia dulu sebentar.” Kata David lalu
keluar dari warung
“Sudah
kuduga. Dia pria yang menggunakan otaknya. Seksi oppa...” ungkap Reporter Jo
melihat David.
“Apa? Kau bilang Seksi? Tapi kenapa aku kau panggil
ayah tapi orang itu oppa?” keluh Tuan Kang.
So Bong
kaget karenaKill switch-nya tidak bisa dinonaktifkan David mengaku kesal jadi
datang menemui Shin tapi malah tak enak hati setelah melihatnya dan menurutnya Ini
karena kurangnya kemampuannya. So Bong
pikir Tidak apa-apa asalkan kill switch-nya ada di tempat itu jadi tak perlu khawatir.
“Akan
kucoba minta bantuan sama Dr. Oh... Aku mau ketemu Dr. Oh sekarang, jadi sampaikan salamku ke dia” kata David
Shin
menerima telp mengatakaan akan berangkat kerja sama Kang So Bong mulai besok.
So Bong mendekati Shin memberitahu kalau itu Telp dari Tuan Ji yang meminta
kembali bekerja dan pulang ke rumah mulai besok.
“Aku
tidak ingin kau pulang ke rumah itu.” Ungkap So Bong, Shin menenangkan kalau cuma
sebentar.
“Oh iya.
Tanganmu... Kita harus membalutnya seperti manusia Nam Shin.” Ucap So Bong,
keduanya pun masuk ke dalam gym
“Apa Kau
ingat waktu bertanya tentang cemburu? Waktu kau bilang, "Aku harus menyingkirkanmu
dari orang itu." Apa kau benar-benar merasa cemburu? Apa kau benci melihat
Nam Shin dan merasa marah?” ucap So Bong sambil membalut tanganya Shin.
“Aku
memang bertindak sendiri sebelum aku mengetahui situasinya tapi aku tidak tahu
apa itu cemburu.” Ucap Shin
“Banyak juga manusia yang tidak paham emosi mereka
sendiri. Tindakanmu itu mengandung
emosimu juga. Aku tahu hal itu.” Ucap So Bong, Shin mengingat kalimat "Tindakanmu
mengandung emosimu."
“Malam
ini, kami bakal tidur denganmu.” Ucap In
Tae membawa alas tempat tidur.
“Kami akan
berada di samping kau untuk memastikan kau tidak berhenti bernapas.” Kata
Robocop
“AhhBegitukah?
Kalau begitu.. Jagalah dia.” Kata So Bong langsung memeluk keduanya di leher
seperti sedang bergelantungnya, Keduanya kesakitan meminta agar melepaskan.
So Bong
akhirnya pergi meninggalkan ketiganya, In Tae mengeluh memegang lehernya, Saat
itu Shin terlihat cemburu melihat So Bong dekat dengan dua pria. Robocop
binggung melihat tatapan Shin seperti sangat marah dan menurutnya bisa bunuh
orang dengan tatapan tajam seperti itu.
“Tindakanmu
mengandung emosimu.” Ucap Shin dengan tatapan sinis walaupun tak tahu apa itu
emosi.
Shin
duduk di tempat tidurnya teringat saat bertanya pada ibunya apakaha baru bertemu
dengan seseorang. Nyonya Oh mengaku kalau cuma habis jalan-jalan. Ia tahu kalau
ibunya Bohong, saat itu ponsel Ye Na bergetar terlihat nama ayahnya, Shin
perlahan melepaskan tangan Ye Na yang tertidur lalu mengangkat telp dari Tuan
Seo.
“Ye Na,
apa kau akan terus mengabaikan telepon dari Ayah? Kau lagi sama dia sekarang,
'kan? Padahal kau tahu dia akan Siuman tapi kau pura-pura tak tahu terhadap
Ayah!” ucap Tuan Seo marah
“Lama tak
mengobrol, Direktur Eksekutif Seo.” Kata Shin, Tuan Seo kaget ternyata Shin
yang bicara.
Shin
melihat Tuan Seo yang benar-benar datang ke tempatnya. Tuan Seo mengaku cuma
ingin menyapa dan melihat Shin masih belum pulih. Shin mengaku otakny baik-baik
saja bahkan ingat hal-hal yang tidak ingin dingat. Tuan Seo mengucap syukur
dengan kedaaan Shin
“Apa Kau
senang mendengarnya? Menurutku aneh mendengar kata itu dari orang yang ingin
membunuhku. Kenapa kau mencoba membunuhku? Apa karena aku tahu sesuatu tentang
ayahku?” ucap Shin sinis
“Aku
datang hari ini karena kau ada menyinggung hal itu semalam saat kita berbicara
ditelp. Aku tidak tahu apa maksudmu.” Ungkap Tuan Seo
“Kau
pura-pura lagi. Kau tahu betul kenapa aku kabur. Karena itu kau menyuruh orang
untuk mencelakakanku... Oh, satu hal lagi... Berkat kau, robot konyol jadi
terlibat juga. “ kata Shin
“Ini karena
aku merasa tidak adil. Aku sungguh tak tahu kenapa kau pergi ke luar negeri.” Jelas Tuan Seo
“Aku
Dengar , orang yang mengikutiku sudah meninggal. Pembunuhan yang
disamarkan sebagai tabrak lari. Aku tahu
itu dari Ye Na. Dia rupanya sangat informatif, sama seperti ayahnya.” Kata Shin
“Apa kau
yang menyuruh Ye Na mencari informasi untuk mu?” ucap Tuan Seo, Shin mengaku
tak menyuruhnya tapi Ye Na sendiri yang mau.
“Jika aku
menyuruh dia mati sekarang, dia pasti akan melakukannya. Apa Kau tak tahu?” ucap
Shin, Tuan Seo terlihat panik.
“Padahal
aku bercanda tadi... Selera humormu masih saja jelek” ejek Shin
“Kau juga
seleramu masih jelek. Apa menurutmu aku orang yang peduli sama anak sendiri
setelah dia mengkhianatiku. Kalau kau penasaran, jangan ragu tes aku sekarang.”
Tegas Tuan Seo
“Kau
akhirnya mengungkapkan jati dirimu sesungguhnya. Kaulah orang yang harus
khawatir tentang kehidupan dan kematian Ye Na. Karena hanya dialah orang yang
benar-benar peduli padamu dan mementingkan dirimu. Entah itu di tempat kerja
ataudi rumah, anak Dr. Oh yang satunya sangat baik memerankan dirimu.” Kata
Tuan Seo
Shin
terlihat marah mendengar Tuan Seo yang mengatakan “Anaknya yang satunya”. Tuan
Seo mengatakan kalau yang dimaksud adalah Robot konyol yang disinggung tadi,
menurutnya Robot Shin sangat dekat dengan Ketua Nam dan Manajer Tim Ji.
“Pasti
akan susah merebut posisimu kembali dari
robot itu.” Kata Tuan Nam lalu pamit pergi. Shin pun terlihat menahan
amarahnya.
Tuan
Seo bertemu anaknya meminta izin untuk menanyakan
satu pertanyaan terakhir Apa sangat menyukai Shin. Ye Na mengatakan tak mau membicarakannya. Tuan Seo bertanya
apakah Ye Na tetap menyukai Shin meskipun Shin
mengancam akan membunuh Ayahnya.
“Ayah
'kan juga mencoba membunuhnya.” Ucap Ye Na sni
“Maka
Ayah akan menghapus semua kenanganku tentang dirimu dari kau lahir sampai
sekarang. Kini, Ayah tidak punya seorang putri lagi.” Tegas Tuan Seo lalu
keluar dari ruangan.
Ye Na
menemui Shin kesal karena tidak memberitah kalau memanggil Ayahnya untuk
datang. Shin hanya diam saja, Ye Na merasa kalau Shin tidak memikirkannya
hatinya, padahal tak ingin keduanya bertemu seperti tadi.
“Kenapa
kau bertemu Ayah? Apa kalian membahas tentang saling membunuh?” ucap Ye Na
“Sebaiknya
kau tidak usah tahu, Karena aku tidak ingin kau terluka.” Kata Shin
“Aku
sudah mengkhianati Ayah dan akhirnya mendatangimu. Aku berhak tahu apa yang
terjadi di antara kalian berdua. Karena aku akan menanganinya entah bagaimanapun nanti perasaanku. Jadi jangan
coba menipuku lagi.” Ucap Ye Na
“Maaf, Ye
Na... Kau pasti tahu , cuma kau yang kumiliki.” Ucap Shin memeluk Ye Na
“Jangan
bertemu ayahku lagi, Oppa.” Kata Ye Na, saat itu Nyonya Oh datang kaget karena
Shin yang meminta Tuan Seo datang.
Nyonya Oh
mengemudikan mobilnya, teringat kembali dengan pembicaraan dengan anak
kandungnya.
Flash Back
Shin
mengaku kalau harus mencari tahu sesuatu dari Tuan Seo, Nyonya Oh ingin tahu
apa karena nanti akan memberitahukanya. Shin hanya diam, Nyonya Oh tak habis
pikir dengan yang dilakukan Shin.
“Putra
Ibu berakhir seperti ini karena dia datang mencariku tapi Ibu merasa sepertinya
tidak ada yang bisa Ibu lakukan
untukmu.” Ucap Nyonya Oh
“Aku
tidak pergi ke Ceko karena aku rindu Ibu. Aku bukan ke sana untuk menemui Ibu.”
Ucap Shin, Nyonya Oh kaget mendengarnya.
“Selama
20 tahun, aku tak melihat Ibu, jadi alasan apa aku harus menemui Ibu? Aku ke sana
untuk memastikan sesuatu tapi setelah aku memastikannya, itu jadi tak penting lagi. Aku seharusnya
tidak pergi ke sana. Seharusnya aku hidup tanpa tahu apa-apa.” Ucap Shin,
Nyonya Oh tak bisa mengatakan apapun.
Saat
mengemudikan mobilnya, Nyonya Oh menghentikan mobilnya karena merasakan
kepalanya sakit.
Tuan Nam
kaget mengetahui tentang Shin. Tuan Seo pikir sudah mengatakan sebelumnya Shin
pasti tahu sesuatu tentang Jung Woo. Tuan Nam merasa itu tak mungkin. Tuan Seo
mengeluh dengan Tuan Nam yang terus menyangkalnya.
“Dia
berkata "Apa karena aku tahu sesuatu tentang ayahku?" . Dia pergi ke
Ceko karena Jung Woo juga.” Ucap Tuan Seo lalu tertawa. Tuan Nam heran melihat
Tuan Seo yang tertawa.
“Maaf... Kalau
dipikir-pikir, ini melegakan saja. Sangat melegakan mengetahui Anda di pihakku karena kita terlibat dalam hal
ini. Jadi aku tidak akan khawatir walaupun Shin mencoba mencaritahu semuanya. Karena
lagipula, aku hanyalah boneka Anda.” Ungkap Tuan Seo, Tuan Nam terlihat marah
“Aku
tidak akan khawatir... Aku yakin Anda pasti akan berurusan dengan cucu Anda
sendiri. Sama seperti yang Anda lakukan dengan putra Anda. Karena aku harus mengurus
Medi Car,jadi aku permisi dulu. Aku ingin menyukseskan proyek ini karena Anda
sangat mengantisipasinya.” Kata Tuan Seo dengan nada mengejek lalu berjalan
pergi.
“Apa
sebenarnya rencananya padahal dia sudah hampir mati?”kata Tuan Nam memikirkanya
lalu mengeluarkan ponselnya.
Tuan Ji
mengangkat telp Tuan Nam mengatakan akan terus memberi kabar. Saat itu robot
Shin datang dengan So Bong, senyuman terlihat
memanggil Tuan Ji dengan panggilan “Hyung”. Tuan Ji sempat tersenyum
lalu teringat kembali yang dikatakan manusia Shin.
“Apa kau
pernah bingung? Kau 'kan sangat mengenalku.” Ucap Manusia Shin, wajah Tuan Ji
langsung berubah menjadi sinis.
“Kau
rupanya tidak marah aku memanggilmu
begitu. Aku mencobanya memanggilmu begitu karena aku akan segera menghilang.
Jadi boleh aku memanggilmu begitu lagi?” ucap Robot Shin.
“Terserah
kau saja. Ketua ingin bertemu kau saat makan siang.” Kata Tuan Ji sinis lalu
masuk ke dalam lebih dulu.
“Apa aku
ada salah? Nadanya beda dari biasanya, Seolah dia sengaja bersikap dingin.”
Komentar Shin melihat sikap Tuan Ji
“Aku
sudah menyuruhmu pura-pura tak tahu saja. Dia itu jelas berusaha menjauhkan
diri darimu jadi bisa-bisanya kau malah membuatnya kentara?” keluh So Bong
Di dalam
ruangan,
Chang Joo
tak percaya kala Dirut Nam benar-benar mengirim materi bahkan menerjemahkan dan
merangkum semuanya. Ji Yong tak percaya kalau Shin bisa melakukannya sendirian.
Pegawai yang lain merasa kalau Shin itu seperti pria misterius.
“Apa dia
itu benar-benar robot?” ucap pegawai pria mulai curiga.
“Kuharap
Direktur Eksekutif Seo menanyaiku dulu sebelum
cari ribut seperti itu. Tak kusangka dia bawa boneka ke hadapan Dirut Nam dan
memanggilnya robot.”Ucap Chang Jo.
“Dia
pasti ingin balas dendam karena pernikahan anaknya batal.” Kata pegawai wanita.
“Tapi
menurutku itu bukan boneka.” Ucap Ji Yong lalu meminta Jin Soo memperlihatkan
videonya kembali.
“Bukankah
topeng di bawah kulit lebih rumit dari yang diduga?” ucap Ji Yong
“ Di
Hollywood juga seperti itu, Ini mustahil.” Komentar Chang Jo seperti tak yakin.
Ji Yong pikir tak ada yang tak mustahil.
Rapat
dimulai, Chang Jo berdiri menjelaskan
tentang "Man can do all." Yaitu slogan yang artinya manusia
mampu melakukan apa saja. Ia menjelaskan Proyek ini merupakan seri yang akan
memenuhi rencana besar ketua setelah M Car dan M Car baru dengan fitur darurat.
“Manusia
mampu melakukan apa saja termasuk membuat orang.” Komenta Shin
“Bukankah
lebih cepat jika membuat robot yang mirip manusia? Benar 'kan, Ji Yong?” ucap
Chang Jo. Tiba-tiba layar di seluruh ruangan mati.
“Ini Sudah
waktunya makan siang. Kalau kalian lembur juga, aku akan mematikannya.” Ucap
Shin, Ji Yong binggung melihat semua layar tiba-tiba langsung mati.
Semua
keluar dari ruangan membahas tentang makan siang, Nyonya Oh datang ke ruangan,
semua pun menyata atasan mereka. Nyonya Oh seperti tak ingin melihat Shin
berbicara dengan semua anggotanya meminta maaf karena terlambat.
“Apa Kalian
mau makan siang?” tanya Nyonya Oh, Chang Jo mengajakan makan sekarang.
“Ya. Hari
ini aku yang traktir.” Kata Nyonya Oh, Shin meminta mereka pergi duluan saja
karena akan menyusul nanti. So Bong menatap Shin seperti kasihan karena seperti
diabaikan saja.
Semua
menu sudah ada diatas meja, Chang Jo pikir mereka harus menunggu Shin lebih
dulu. So Bong pikir Shin tak makan siang hari ini jadi mengajak mereka makan
saja. Nyonya Oh mempersilahkan mereka makan lebih dulu, saat itu Shin datang
“Ini obat
penghilang rasa sakit. Ibu 'kan kadang sering sakit kepala.” Kata Shin datang
membacakan obat untuk ibunya yang menahan rasa sakit. Nyonya Oh pun mengucapkan Terima kasih.
“Kalian
akhirnya terlihat seperti ibu dan anak. Anda sepertinya anak yang berbakti,
Dirut Nam.” Komentar Chang Jo memuji
“Tapi
Anda seperti orang yang berbeda belakangan ini. Tapi lebih bagus begitu.” Kata
Ji Yong, So Bong terlihat gugup.
“Tentu
saja, aku berbeda. Bukankah begitu, Kang So Bong ?” kata Shin. So Bong
menganguk kalau Shin benar-benar berbeda sekarang.
“Jangan
kembali seperti dulu lagi.” Pinta Chang Jo dan semua karyawan lainya.
“Tapi itu
bisa saja terjadi, Karena orang selalu berubah.” Ucap Shin. Semua meminta agar
jangan berubah karena tim mereka sudah nyaman begini.
“Aku juga
menentangnya, Dulu tidak menyenangkan suasananya.” Komentar Chang Jo
“Jika aku
nanti mendadak berubah, tolong turuti perintah Ketua Tim Oh. Karena dia selalu
melakukan sebisa mungkin bagi anaknya. Aku sudah ada janji dengan Ketua.” Kata
Shin dan menyuruh So Bong makan lebih banyak. Nyonya Oh tak bisa berkata-kata
seperti menahan rasa sedihnya menatap obat yang dibawa Shin.
Shin
berjalan memasukin sebuah restoran. Tuan Ji sudah bertemu dengan Tuan Nam
terlihat kaget. Tuan Nam heran karena Tuan Ji yang kaget padahal hanya bertanya
kapan harus menyerahkan perusahaan ke tangan Shin.
“Tak
kusangka Anda menanyakan itu pada aku, jadi aku agak kaget.” Kata Tuan Ji
“Aku bertanya
karena Shin sepertinya sudah mantap
menduduki posisiku.Aku yakin kau pasti sependapat kalau Shin yang. sekarang
jauh lebih baik daripada Shin yang dulu.” Kata Tuan Nam,Tuan Ji hanya diam
saja.
“Kenapa
kau tidak jawab? Young Hoon, apa pendapatmu berbeda?” kata Tuan Nam, Tuan Ji
mengaku bukan seperti itu.
Saat itu
Shin datang, Tuan Nam pikir sangat pas menyuruh duduk dan memastikan kalau
belum makan. Shin mengaku baru saja makan sama anggota tim. Tuan Nam
menceritakan kalau tadi bertanya pada Tuan Ji kapan kira-kira harus menyerahkan
perusahaan pada cucunya, tapi Tuan Ji tidak menjawab.
“Sepertinya
dia belum mempercayaimu.” Ucap Tuan Nam mengejek, Shin dan Tuan Ji akhirnya
saling menatap
“Menurutku
dia lebih siap daripada sebelumnya. Menurutku sangat menguntungkan bila menyerahkannya
sesegera mungkin.” Kata Tuan Ji
“Aku senang
kau sependapat denganku. Mari kita cari cara untuk melimpahkan perusahaan
padanya.” Kata Tuan Nam
Tuan Nam
keluar sebentar, lalu memperbaiki jam tanganya dan teringat kejadian saat
bertemu dengan Shin. Dibagian tanganya tak terlihat jam tangan yang dijadikan
battery sebagai robot. Sementara di
ruangan, Shin seperti sangat stress memilih untuk minum.
“Kenapa
kau? Kenapa kau tiba-tiba minum?” ucap Tuan Ji melihat sikap Shin yang berbeda.
“Sudah
lama aku tak minum sampai-sampai ini membuatku pusing. Aku agak sedih, Hyung...
Apa kau tidak mengenaliku?” kata Shin.
“Jadi Kau
Shin rupanya.” Kata Tuan Ji sadar kalau yang di depanya bukan Robot Shin.
“Ya. Aku
Shin. Bukan Shin palsu yang membuatmu bingung, tapi Shin yang asli.” Tegas Shin
memperlihatkan tanganya yang tak memakai jam tanganya.
Bersambung
ke episode 26
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar