PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon terbangun dengan senyuman bahagia mengangkat tanganya, saat itu Mi So
memanggilnya. Terlihat Mi So mengunakan kemeja Young Joon yang kebesaran
berjalan mendekat. Young Joon menatap Mi So seperti tak bisa menutupi perasaan
bahagia.
“Kau
harus bersiap berangkat.” Ucap Mi So seperti melayani bosnya.
“Aku tak
tahu kalau baju itu sangat membahayakan.” Kata Young Joon menatap Mi So
“Apa
maksudnya membahayakan?” tanya Mi So binggung
“Baju itu
bisa membuat para dewan direksi memecatku karena meninggalkan tugas.” Ucap
Young Joon lalu menarik Mi So kembali berbaring di tempat tidur.
Keduanya
saling menatap tanpa rasa gugup, Young Joon mengungkapkan kalau Mi So sangat
cantik sehingga membuatnya tak ingin berangkat kerja dan mengakui bau yang
digunakan Mi So Itu menggoyahkan iman dan kendali dirinya.
“Belakangan
ini, Kau tak seperti pria yang pernah kukenal.” Komentar Mi So, Young Joon tak
mengerti maksudnya.
“Itu
artinya aku semakin menyukaimu. Tapi kau tetap harus berangkat kerja.” Kata Mi
So memberikan kecupan dibibir Young Joon lalu bergegas turun dari tempat tidur.
Young Joon hanya bisa tersenyum menatap Mi So yang sudah jadi miliknya.
Keduanya
sarapan bersama, Young Joon mengambilkan salad untuk Mi So tapi Mi So memilih
untuk mengembalikannya dan mengambilnya sendiri. Young Joon dengan bangga kalau
Sampai sekarang, hidup dengan paras sempurna, Fisik yang kokoh, dan kompeten.
“Jadi
Sekarang, aku berencana menjadi lebih peduli. Kenapa kau tak membiarkanku
begitu?” keluh Young Joon. Mi So tak mengerti maksudnya.
“Baru
saja, Aku menyajikan salad untukmu.” Kata Young Joon, Mi So seperti tak
menyadarinya.
“Belakangan
ini, keromantisanmu melebihi batas.” Komentar Mi So
“Aku
harap kau bisa memberiku kesempatan untuk merawatmu juga.” Kata Young Joon.
“Aku
merasa canggung, Karena itu sudah tugasku. Aku terbiasa menjadi orang yang
merawat yang lain tak peduli dimanapun aku berada, Aku juga punya kebiasaan
terkait pekerjaan.” Jelas Mi So
“Aku
terbiasa dirawat tak peduli dimanapun aku berada. Tapi meski begitu...Aku
berusaha sebaik mungkin untuk merawatmu. Tentu saja, aku tipe orang yang begitu
disegani. Jadi, aku tahu akan sulit meminta bantuanku. Meski begitu, aku ingin
agar kau bisa menyuruhku lakukan sesuatu, Dan memintaku untuk membantumu juga. Aku akan memperbolehkannya.”
Jelas Young Joon.
Mi So
menganguk mengerti, Young Joon merasa
kalau wajah Young Joon seakan bicara, 'tidak, aku tidak mengerti.' Mi So pun
hanya bisa terdiam.
Tuan Jung
memperlihatkan kalender, menanyakan pada Se Ra apa yang dipilihnya. Se Ra
menunjuk Tanggal 28, 29, 30 paling sempurna. Saat itu Tuan Ko masuk bertanya
Apa yang mereka lakukan. Tuan Jung mengatakan kalau memilih tanggal liburan
musim panas.
“Kau
sudah memilihnya selagi masih bekerja pada departemen sebelumnya, kan? Kapan
kau pilih hari libur?” ucap Tuan Jung
“Aku tak
libur. Karena tidur disaat telah menyelesaikan pekerjaan, cuma itu liburan yang
kuperlukan.” Kata Tuan Ko bangga
“Kau
sering kali berkata hal yang sama.” Komentar Tuan Park sinis. Saat itu Young
Joon datang dan semua orang menyapanya.
Mereka
memanggil Mi So, bertanya Apa tak ambil libur musim panas lagi. Se Ra pikir Mi
So tak mengambil liburan karena sebentar lagi akan berhenti. Mi So seperti
tersadar kalau sebentar lagi harus berhenti berkerja.
“Ya,
menurut ingatan luar biasaku setelah belajar di kampus bergengsi. Waktu
kerjanya hanya tersisa seminggu lagi.” Kata Tuan Park, Semua terlihat sangat
menyayangkan Mi So yang akan pergi.
“Aku
benar-benar lupa kalau akan akan segera keluar.” Ucap Tuan Jung sedih.
Mi So
duduk di meja kerjanya menatap kearah ruangan Young Joon, lalu mengingat
kembali yang dikatakn Young Joon setelah mengetahui kalau ingin berhenti dari
pekerjaanya.
Flash Back
“Kita
sudah bekerja bersama selama 9 tahun. Dari sejak aku mengelola perusahaan
sampai sekarang. Kita bekerja secara saling melengkapi, Kalau kau mendadak
berhenti, lantas aku...” ucap Young Joon
“Kau
kenapa?” tanya Mi So. Young Joon mengaku
kalau akan sangat kerepotan seperti hanya mencari-cari alasan.
Mi So
berpikir kalau Young Joon saat itu berusaha menahan dirinya untuk berhenti dan
mungkin akan lebih bersikeras kali ini karena Young Joon dalam mode buldoser.
Ji Ah
masuk ruangan memberitahu kalau sudah
terima salinan surat perjanjian dari tim operasional. Mi So memberikan pada
Young Joon, surat perjanjian negosiasi ulang yang dilakukan di Paris yang telah
direvisi dan Tim hukum sudah selesai menanganinya.
“Jadi
mereka menambahkan klausa untuk mencegah pihak klien meminta perubahan lebih
banyak.” Jelas Mi So
“Kau
menyelesaikan pekerjaan dengan cara sempurna. Seperti kesempurnaan parasku ini,
setuju?” kata Young Joon kembali narsis, Mi So pun menganguk setuju.
“Apa
rencana makan siangnya?” tanya Young Joon.
“Kau
harus makan siang pada restoran rekanmu yang baru buka belum lama ini.” Kata Mi
So
“Ikutlah
denganku dan makan bersama disana.” Pinta Young Joon, Mi So kaget mendengarnya.
“Aku
ingin mengenalkan kau padanya.” Jelas Young Joon, Mi So menganguk mengerti dan
akanbersiap.
Mi So
melihat sekeliling jalan, tak percaya kalau Ada banyak tempat indah dan menawan
di dekatnya. Young Joon juga merasakan
hal yang sama. Mi So mengira lokasinya akan berada di tempat kelas atas seperti
Cheongdam-dong, Karena mendengar dikelola oleh teman Young Joon.
“Temanku
ini cukup istimewa. Dia sebenarnya pewaris Jinyoung Group, Tapi dia menolak.”
Ucap Young Joon
“Kau
bilang Pewaris Jinyoung Group? Apa kalian dekat?” tanya Mi So
“Orang
tua kami saling kenal, Jadi kami sudah dekat sejak kecil Dan kami sama-sama
mengambil jurusan manajemen saat di Amerika.” Cerita Young Joon.
“Kau
pasti bahagia bisa melihatnya lagi setelah sekian lama.” Komentar Mi So, Young
Joon pun mengajak mereka segera pergi dengan mengandeng tanganya.
Seseorang
sedang menulis menu “Pasta” di depan restoran.
Seorang wanita melihat Young Joon, langsung memeluknya dengan erat.
Keduanya sudah lama tak bertemu, Jung Yoo Min memuji Young Joon yang jadi tampan sekarang.
“Tidak,
aku memang selalu tampan.” Kata Young Joon tetap narsis, Yoo Min mengeluh
dengan sikap teman lamanya.
“Saat
kudengar teman ini istimewa, Kukira sudah pasti dia adalah pria, tapi ternyata
wanita.”komentar Mi So melihat kalau itu adalah Yoo Min wanita yang cantik
“Ngomong-ngomong,
ini siapa?”tanya Yoo Min, Young Joon dengan bangga mengatakan kalau Mi So
adalah kekasihnya
“Kau
bilang Kekasihmu?” kata Yoo Mi tak percaya, Mi So pun memperkenalkan diri lebih
dulu.
“Aku Jung
Yoo Mi.. Aku sudah berteman dengan Young Joon saat masih usia 5 tahun. Tapi ini
pertama kalinya dia mengenalkan kekasih padaku. Jadi ini benar-benar menakjubkan.”
Komentar Yoo Mi memuji Mi So yang cantik sekali.
“Tentu
saja... Dia adalah wanita sempurna yang bisa menyamakan diri dengan paras
sempurnaku.” Kata Young Joo kembali membanggakan diri.
“Dan kau
masih saja narsis seperti biasa. Apa kau masih melakukan ini?” kata Yoo Mi
mengangkat tanganya dengan mengikuti gaya Young Joon mengatakan "Aura!"
“Aku tak
melakukannya dengan cara konyol seperti itu. Tapi Aku melakukannya seperti ini”
kata Young Joon dengan gaya narissnya mengangkat tangan dan mengatakan 'Auraku
yang keren'!
“Ini Dengan
cara yang bermartabat.” Jelas Young Joon, Yoo Mi merasa kalau Young Joon masih
lucu dengan meminta Mi So menyetujuinya. Tapi Mi So seperti menahan rasa malu.
“Oh
begitu, dia melakukannya didepan wanita juga sebelumnya?” gumam Mi So sinis,
Yoo Mi pun mengajak Mi So agar masuk ke restorannya.
Yoo Mi
membawakan makanan menyuruh mereka segera makan selagi hangat, Mi So tak nyaman melihat Yoo Mi yang duduk
bersebelahan dengan Young Joon. Yoo Mi seperti sangat mengaku senang sekali
karena Young Joon akhirnya bisa
berkencan dengan seseorang.
“Kau selama
ini tak pernah pacaran. Jadi aku khawatir kalau mungkin saja kau menyukaiku.”
Ucap Yoo Mi, Mi So seperti menahan amarahnya dan Young Joon mulai panik
“Kenapa
kau punya kekhawatiran konyol dan tak berdasar seperti itu?” keluh Young Joon.
“Ayolah,
kau pernah melamarku dulu. Dia melamarku saat usia kami 5 tahun. Jadi begitu,
kalian saling berbagi kenangan bersama.” Cerita Yoo Mi, saat itu pelayan
meminta agar. Yoo Mi pun bergegas mengambil acar.
Young
Joon merasakan terasa dingin dan kaget melihat tatapan Mi So sangat sinis
padanya. Ia bertanya kenapa Mi So menatapnya seperti itu, Mi So mencoba tersenyum menutupi tatapan
sinisnya, bertanya seperti apa menatap Young Joon.
“Kau
melihat wajahku dengan senyuman lebar, Dan raut wajah yang terkesan dipaksakan.”
Kata Young Joon, Mi So mengelak mendengarnya.
“Sepertinya
saat masih kecil kau cukup terbuka.” Sindir Mi So, Young Joon heran Mi So
berpikir seperti itu
“Kau
sudah melamarnya saat masih usia 5 tahun. Sepertinya kau punya potongan pria
nakal juga.” Komentar Mi So
“Kau juga
memintaku menikahimu saat usiamu 5 tahun.”balas Young Joon.
“Aku tak
sama denganmu, Bos Aku memintamu menikahiku karena saat itu aku masih keci
menaruh rasa tulus pada oppa yang telah menyelamatku. Tapi bagimu, Itu cuma
modus saja.”kata Mi So dengan nada sinis.
“Kau
bilang Modus? Apa kau cemburu, Sekretaris Kim?” ejek Young Joon. Mi So mengelak
kalau cemburu.
“Aku
bukan anak kecil,kenapa aku harus cemburu? Konyol sekali.” Kata Mi So dan makan
buru-buru spagheti dari piring.
Young Joon
ingin memberikan tissue, tapi Mi So lebih dulu mengamblnya. Young Joon mengeluh
kaalu sudah meminta untuk membiarkan untuk merawatnya. Mi So mengaku tak
terbiasa. Young Joon kembali mengeluh dengan sikap Mi So.
Yoo Mi
tiba-tiba datang meminta Young Joon membuka tutup toples untuknya, Mi So
kembali terbakar cemburu. Young Joon
meminta Yoo Mi membayarnya kalau berani menyuruhnya karena ia sudah bisa
menghasilkan jutaan dollar per jam.
“Ayolah, apa
kau mau kuhajar ? Cepat bukakan.” Kata Yoo Mi, Young Joon menurutinya membuka
tutup toples. Mi So tak bisa menahhan
tatapan sinisnya.
Keduanya
keluar dari restoran, Yoo Mi ingin tahu pendapat Young Joon apakah restorannya
akan sukses. Young Joon pikir Setidaknya Yoo Mi yang tak bermasalah membayar
sewanya. Yoo Mi mengucap syukur, saat itu ponsel Mi So berdering dan memilih
untuk pamit sebentar.
“Kau
pasti sangat menyukainya. Wajahmu begitu memancarkan cinta padanya.”komentar
Yoo Mi,
“Benarkah?
Sebelumnya, wajahku hanya memancarkan ketampanan yang mematikan namun sekarang
juga sudah memancarkan cinta.” Kata Young Joon kembali narsis.
“Pokoknya,
kau tampak bahagia.” Ucap Yoo Mi denga bisa memaklumi sikap Young Joon yang
narsis.
“Ka juga
tampak bahagia, apa karena kau melakukan yang kau inginkan?” tanya Young Joon.
“Sejujurnya,
memikirkan harus mewarisi perusahaan membuatku depresi. Dan aku terus berpikir
kalau itu bukan hidup yang kuinginkan. Aku yakin orang lain sulit memahami
keputusanku, Tapi inilah yang aku inginkan. Selagi melakukan pekerjaan yang aku inginkan. Aku bahagia bisa hidup
menjadi diriku yang sesungguhnya.” Ucap Yoo Mi, Young Joon menganguk mengerti.
Mi So
yang marah ingin minum, lalu teringat dengan Yoo Mi yang santai meminta tolong
Young Joon untuk membuka toples.
Akhirnya Mi So dengan gugup dan gaya manja mengatakan “Bisa bukakan ini
untukku, oppa?” Young Joon mengemudikan mobilnya kaget dan menginjak rem disaat
lampu merah menyala.
“Apa...
apa katamu?” ucap Young Joon ingin memastikan kalau pendengaran tak salah.
“Bisa
tolong bukakan, oppa?” kata Mi So menyodorokan botol minumnya.
“Tunggu.
Aku harus merekamnya, bisakah kau katakan lagi? Aku harus merekamnya.” Kata
Young Joon ingin mengeluarkan ponselnya.
“Katamu
kau mau merawatku. Aku sedang memberimu kesempatan.” Kata Mi So
“Tapi
tadi katamu kau tak terbiasa mendapat bantuan.” Kata Young Joon
“Aku
perlu berusaha untuk membiasakannya.” Ucap Mi So lalu mengingat sesuatu.
Ia
meminta agar Young Joon tak melakukan gaya 'aura' didepannya lagi mulai
sekarang karena Sama sekali tak lucu. Young Joon mengaku ingin menyimpan ini.
Mi So binggung menyimpan apa yang dimaksud. Young Joon mengatakan tentang
Kelakuan Mi So sekarang.
“Aku tak
punya hasrat ingin menyimpan karya agung manapun, Tapi aku ingin sekali
menyimpan kelakuan cemburumu saat ini.” Ucap Young Joon.
“Astaga,
aku tak pernah cemburu.” Tegas Mi So. Young Joon hanya bisa tersenyum, Mi So
heran Young Joon malah tersenyum.
“Imut
sekali melihatmu cemburu.” Goda Young Joon, Mi So menegaskan kalau tidak
cemburu.
“Wanita
cemburuan... Kau buldoser cemburuan...”ejek Young Joon, Mi So mengelak
semuanya.
Young
Joon melihat tas yang Mi So bawa pasti berat, lalu bertanya apakah mau “oppa”
yang membawakannya. Mi So panik karena takut ada orang yang mendengarkanya.
Young Joon melihat Mi So yang kesusahan berjalan.
“Apa
perlu oppa gendong?” goda Young Joon memberikan punggungnya. Mi So meminta
Young Joon agar menghentikanya.
"Sepertinya
kau sangat kesal. Apa kau Ingin oppa hibur?” goda Young Joon makin bahagia.
“Aku tak
mau berkomentar. Sebaiknya kembali seperti sedia kala.” Kata Mi So bergegas
pergi, Young Joon berteriak agar Mi So menunggunya.
Tuan Lee
membaca buku karya anaknya (Sekali dalam seumur hidup). Nyonya Choi baru pulang
mengaku Senangnya bisa belanja dengan putra tertuanya setelah sekian lama. Sung
Yeon juga mengaku sangat menikmatinya, lalu keduanya dikejutkan melihat Tuan
Lee sudah tertidur pulas di sofa.
“Ayahmu
pasti kelelahan membaca novelmu.” Ucap Nyonya Choi
“Tapi sepertinya
beliau tertidur hanya dengan membaca beberapa halaman.” Kata Sung Yeon
“Itu
sudah kemajuan besar dia bisa membawa sebanyak itu. Dia biasanya tak bisa
membaca lebih dari 5 halaman. Sungguh misteri bagaimana dia bisa mengelola
perusahaan. Itu sebabnya dia dicap sebagai ketua paling terbelakang dengan para
ketua yang lain.” Bisik Nyonya Choi melihat suaminya.
Se Ra
diam-diam menemui Tuan Yang ditangga darurat dengan malu-malu bertanya Kenapa
ingin menemuinya. Tuan Yang mengajak Se Ra untuk nonton musikal kalau punya
waktu luang karena sudah dapatkan tiketnya musikal berjudul "Bola
Phantom".
“Astaga,
aku ingin sekali menotonnya.” Kata Se Ra bahagia.
“Oleh
sebab itu aku menekan mouse dengan gencar agar bisa mendapatkan tempat duduk
terbaik.” Ungkap Tuan Yang,
“Kau
selalu menjauhkanku dari setiap masalah. Dan kau membeli tiket buat kita kali
ini? Kenapa kau selalu saja keren. Kau memang benar-benar pahlawanku.” Puji Se
Ra sambil memukul-mukul gemas lalu mencubit pipi Tuan Yang.
Saat itu
terdengar suara Tuan Jung mengeluh karena harus pakai tangga disaat cuaca panas
begini. Se Ra yang panik langsung mencubit Tuan Yang dengan segenap tenang,
memperingatakan kalau melakukan kesalahan lain, maka pipinya bisa rusak.
“Kau
menakutkan... Apa kesalahannya sampai kau begitu kasar?” keluh Tuan Park yang
kaget. Tuan Jung pun setuju.
“Aku harus
melaporkan ini kalau saja tersedia pusat keluhan kekerasan.” Kata Tuan Jung
“Ini
urusan kami, jangan kalian hiraukan. Lakukan saja urusan kalian.” Kata Mi So
“Baiklah
kalau begitu. Pastikan memberitahuku kalau ada sesuatu yang ingin kau katakan atau
kau ingin minum, Tolong jangan kasar padanya.” Pesan Tuan Jung lalu bergegas
pergi bersama Tuan Park.
Se Ra
langsung mengelus pipi Tuan Yang sambil meminta maaf, Tuan Yang memegang
pipinya. Se Ra mengaku tak masalah kencan di kantor, tapi ingin tetap
merahasiakannya lalu memastikan apakah pipi Tuan Yang terasa sakit. Tuan Yang
mengaku Tidak.
“Pipiku
baik-baik saja, tapi hatiku terluka. Aku tak tahu apa ini sungguh dibutuhkan.”
Ucap Tuan Yang marah
“Oh,
tidak. Apa yang harus kulakukan pada pahlawanku?” kata Se Ra kebingungan
melihat Tuan Yang pergi lebih dulu.
Se Ra dan
Tuan Yang kembali ke ruangan, Tuan Jung dan Tuan Park mengejek Se Ra
benar-benar pemarah. Young Ok tiba-tiba membahas kalau Young Joon yang sering berpergian
sendirian belakangan ini menurutnya Tn. Yang bisa-bisa kehilangan pekerjaan.
“Hei..
Teganya kau mengatakan itu? Kau tak tahu betapa pentingnya Tn. Yangku tersayang
di perusahaan ini?” ucap Se Ra tiba-tiba berdiri dan tersadar dengan ucapanya.
“Kau
bilang 'Tn. Yang tersayang'?” kata Tuan Jung kaget, sementara Tuan Yang tak bisa
menutupi rasa bahagianya.
“Maksudku...,
dia teman kuliahku. Dia bukannya teman kuliah orang lain. Kami teman kuliah,
jadi kami sudah seharusnya memanggil begitu. Bukankah begitu, Tn. Park?” kata
Se Ra meminta pembelaan. Tuan Park menyilangkan tanganya tanda tak setuju.
“Kau tadi
memarahinya. Kenapa kau sekarang jadi peduli?” komentar Tuan Jung heran
“Aku
bukan tipe orang yang menyimpan dendam, kau tahu.” Kata Se Ra lalu bergegas
pergi karena malu, Tuan Yang terus saja tersenyum.
“Sungguh
sulit memahaminya... Aku tahu perasaanmu, Tn. Yang. Bagaimana kalau kita minum
saja” kata Tuan Jung, Tuan Yang langsung menolak, begitu juga yang lainya
seperti enggan minum dengan Tuan Jung.
Young
Joon keluar dari ruangan mengatakan akan mengantar ke rumah sakit. Mi So setuju
tapi menurutnya bisa pergi dengan bus, Young Joon menolak karena akan melelahkan
“Mi So-ku” jadi Sudah sewajarnya kekasihnya itu yang mengantar. Mi So mengeluh
meminta Young Joon agar tak bersikap berlebihan lagi.
“Apa kau
akan berjaga juga nanti malam?” tanya Young Joon.
“Tidak,
ini giliran jaga Mal Hee, jadi aku cuma ingin menjenguknya saja.” Kata Mi So
“Kau dan
kakak ipar pasti sangat kesulitan merawat ayah mertua.” Ucap Young Joon, Mi So
seperti tak nyaman dengan panggilan Kakak ipar dan ayah mertua.
“Tentu
saja, aku harus memanggil seperti itu. Apa kau tak ingin menikah denganku?
Jangan bilang kau tak jalani hubungan ini dengan serius?” kata Young Joon.
“Bukan
seperti itu... Tapi...Apa tak apa kau menikah denganku? Kau sudah punya
tunangan sejak masih usia 5 tahun.” Komentar Mi So
Kali ini
Young Joon meminta Mi So agar tak membahasnya. Keduanya lalu tertawa bahagia.
Keduanya
sampai ke rumah sakit, Mi So pikir Young Joon cukup mengantar saja dan pergi.
Young Joon mengaku ingin bersama Mi So lebih lama lalu bertanya Apa tak akan mengenalkanku pada ayah Mi So lagi
kali ini. Mi So merasa ini terlalu awal.
“Ayo cari
waktu yang tepat setelah beliau keluar rumah sakit.” Ucap Mi So mengoda Young
Joon dengan mengencangkan dasi bosnya.
Saat itu
Tuan Kim melihat anaknya dengan seorang pria, Mi So panik sampai menarik dasi
Young Joon. Young Joon tak bisa bernafas, memberitahu kalau tercekik. Mi So
langsung melepaskan tangan sambil meminta maaf pada Young Joon. Akhirnya Young Joon membungkuk memberikan
hormat pada Tuan Kim.
Keduanya
duduk di dalam ruangan, Tuan Kim melipat tanganya mengaku sudah banyak mendengar Young Joon dari
putrinya kalau sudah memperkerjakan Mi So begitu keras tanpa memberinya hari
libur. Mi So terlihat kebingungan menjelaskanya.
“Jadi aku
ingin suatu hari bisa bertemu denganmu, si tukang ngatur..... Emmm.. Maksudku,
atasannya.” Kata Tuan Kim sinis
“Benar,
aku tukang ngatur.” Ucap Young Joon, Tuan Kim mengulang akalu yang dimaksud
atasan dari anaknya.
“Maafkan
aku terlambat mengenalkan diri.” Kata Young Joon sopan
“Terima
kasih karena sudah membiarkanku dirawat disini. Tapi Itu karena kerja keras putriku,
makanya aku menerimanya dengan senang hati.” Kata Tuan Kim tak mau direndahkan
“Tentu
saja.. Dan kau bisa bicara santai denganku.” Ucap Young Joon. Tuan Kim langsung
menolaknya.
“Tidak,
aku tak bisa seperti itu selagi kau adalah atasan putriku.” Tegas Tuan Kim
Young
Joon meminta agar bicara santai, Tuan Kim pun tetap menolaknya. Young Joon
mengaku tidak yakin harus mengatakan ini
pada Tuan Kim sekarang. Mi So terlihat
gugup mendengarnya. Young Joon mengakui
kalau sedang berkencan dengan anak Tuan Kim. Tuan Kim kaget mendengarnya.
“Apa
maksudmu berkencan? Apa kencan yang kupikirkan?” ucap Tuan Kim marah, Mi So
heran ayahnya yang mendadak bicara santai pada atasanya.
“Ya,
kencan dalam hal percintaan... Kami pacaran, Pak.” Akui Young Joon. Tuan Kim
tak percaya kalau Young Joon cukup berani.
“Baiklah,
aku akan terus terang saja... Aku menentang hubungan kalian.” Tegas Tuan Kim
Mi So
menerima telp dari Tuan Park, lalu memberitahu Young Joon kalau Tuan Park ingin
menanyakan sesuatu yang penting. Young Joon mengambil ponsel meminta maaf pada
Tuan Kim untuk keluar sebentar, saat berdiri posisi mereka pun sangat jauh dari
tinggi badan.
Mi So
mengeluh dengan ayahnya yang malah menentang hubungan mereka. Tuan Kim
tersenyum mengaku semakin melihat Young Joon maka semakin menyukainya. Mi So
binggung dengan sikap ayanya padahal tadi sangat menentangnya.
“Itu
bohong... Aku pura-pura lakukan itu untuk kebaikanmu.” Akui Tuan Kim, Mi So
melonggo binggung.
“Pria itu
pasti tak menduga kalau aku akan menentang hubungan kalian. Dia pasti mengira
aku akan menyambutnya dengan segenap hati lantaran dia orang yang memiliki
banyak uang. Tapi aku tahu benar orang
sepertinya. Semakin mereka menerima rintangan, Semakin mereka berhasrat untuk
mendapatkanmu.” Jelas Tuan Kim
“Jadi
Tunggu dan lihat saja... Dia akan semakin terobsesi padamu.” Tegas Tuan Kim
“Apa yang
kau bicarakan?” keluh Mi So khawatir, Saat itu Young Joon masuk, Tuan Kim
mengajak Young Joon untuk minum kopi dari mesin kopi. Young Joon pun menganguk
setuju.
Keduanya
lalu duduk dibangku taman, Tuan Min
ingin tahu Seberapa banyak Young Joon mengenal Mi So, Young Joon pikir karena
sudah bekerja dengan Mi So selama 9 tahun Jadi cukup banyak mengenalnya. Tuan
Kim dengan menatap sedih menceritakan Mi S Adalah putri yang baik yang tak
pernah membuatnya cemas.
“Dia tak
pernah protes saat harus memakai pakaian bekas kakaknya. Dia selalu peringkat
pertama meski tak ikut les. Dia anak paling terakhir tapi begitu pengertian.”
Ungkap Tuan Kim
“Saat aku
tertipu oleh temanku sendiri dan suatu hari menjadi miskin. Sayangnya, suatu
hari itu hasil ujian masuk kampusnya keluar. Dia bisa saja terima beasiswa dan
kuliah seperti kakak-kakaknya. Tapi dia bersikeras tak ingin kuliah dan malah
mencari nafkah.”cerita Tuan Kim
“Aku
selalu mengemban malu. Apa Kau tahu yang anak itu katakan padaku? Dia
mengatakan 'Tak apa-apa, Ayah.' sambil melebarkan senyumannya. Dia pasti banyak
menangis dalam hatinya saat berkata seperti itu.” Ungkap Tuan Kim
Young
Joon hanya bisa terdiam,Tuan Kim mengaku Dalam sudut hatinya masih terasa perih
setiapkali melihat senyuman Mi So, jadi
menurutnya meskipun Mi So tersenyum sumringah, jangan percaya begitu
saja. Ia tahu kalau tak peduli berapa keras kesulitan, Mi So selalu saja tak lupa untuk tersenyum. Young
Joon mengaku sudah mengetahuinya.
“Aku
dengar dia memutuskan untuk mengundurkan diri. Berapa banyak pekerjaan yang kau
berikan padanya sampai gadis tekun dan terhormat itu tidak sanggup lagi?” ucap
Tuan Lee, Young Joon tak bisa berkata-kata lagi
“Aku
harap dia akan lebih bahagia dengan menemukan keinginannya meski sedikit
terlambat.” Kata Tuan Kim. Young Joon hanya bisa terdiam mendengar semua ucapan
ayah Mi So
Keduanya
akhirnya kembali ke lobby, Tuan Kim menyuruh Young Joon untuk menunggu saja
dibawah karena nanti akan menyuruh Mi So yang turun. Young Joon menganguk
mengerti.
“Aku
berkata itu agar kau bisa mengantarnya. Jangan mengira kau boleh kencan
dengannya... Tidak akan, aku akan menjumpaimu kembali lain waktu.” Kata Tuan
Kim lalu berjalan pergi.
Young
Joon duduk diam mengingat semua yang dilakukan dengan Mi So, saat menanyakan
alasan Mi So yang ingin mengundurkan diri tanpa perencanaan, Mi So mengatakan harus
menemukan hidupnya mulai sekarang Bukan hidup sebagai Sekretaris seseorang atau
kepala keluarga Tapi hidupnya sendiri.
Ia juga
mengingat dengan ucapan Yoo Min “ Aku yakin orang lain sulit memahami
keputusanku. Tapi inilah yang kuinginkan. Aku senang bisa hidup sebagai diriku
yang sesungguhnya.”
Dan
ucapan ayah Mi So dengan mata berkaca-kaca “Aku harap dia bisa bahagia dengan
menemukan yang diinginkannya meski sedikit terlambat.”
Young
Joon mengingat semua yang dikatakan semuanya, lalu seperti memikirkan sesuatu.
Mi So
terlihat gugup di dalam ruangan karena mereka lama sekali dan ingin tahu apa
saja yang dibicarakan. Tuan Kim akhirnya
kembali, Mi So mengeluh karena ayahnya lama sekai bicara dan ingin tahu
keberadaan Young Joon sekarang.
“Kami
berdua mengobrol cukup dalam. Sementara ini aku berhasil menciptakan ketegangan
pada dirinya. Dia menunggumu di lobby, jadi cepat turun.” Kata Tuan Kim dengan tertawa
senyuman lebar.
“Ada apa
dengan tawa itu?” tanya Mi So melihat wajah ayahnya.
“Aku tak
menyangka putri paling kecilku berkencan dengan Wakil Ketua Yumyung Group.” Komentar
Tuan Kim
Mi So
turun dari mobil merasa kalau Wajah Young Joon begitu tegang dalam perjalanan
pulang kali ini. Young Joon dengan gaya nasisnya merasa kalau denga wajah
seperti itu maka jadi semakin tampan. Mi So ingin tahu apa yang ayahnya lakukan
pada Young Joon.
“Bukan
seperti itu. Tapi Aku hanya sedang menata pikiranku. Apa kita perlu jalan
sebentar selagi aku telah selesai menata pikiran?” kata Young Joon. Mi So pu
menganguk setuju.
Young
Joon berjalan bersama Mi So bertanya apakah masih berniat mengundurkan diri, Mi
So menganguk. Young Joon ingin tahu rencana Mi So setelah keluar. Mi So mengaku
belum tahu karena belum temukan rencana apapun.
“Aku
langsung dapat pekerjaan setelah lulus sekolah. Aku bahkan tak punya kesempatan
untuk memikirkan impian atau ketertarikan. Aku cuma fokus mencari kerja. Sejak
itu, aku sibuk mencari uang dan tak punya waktu untuk berpikir.” Cerita Mi So
“Sebenarnya,
Aku tidak yakin, Apa yang kuinginkan.”akui Mi So
“Kalau
begitu luangkan waktumu dan pikirkan mengenai keinginanmu mulai sekarang.
Memang benar...Aku berusaha menahanmu berhenti karena keegoisanku menginginkan
kau tetap bersamaku dengan cara apapun. Tapi sekarang itu tak dibutuhkan lagi
Karena apapun yang kau lakukan, maka aku akan disana bersamamu.” Ungkap Young
Joon.
Mi So tak
percaya mendengarnya, Young Joon pikir Untuk 9 tahun terakhir,Sekretaris yang
sudah senantiasa tekun, sempurna dan hebat, jadi harus merelakan Mi So sekarang
dan mengucapkan Terima kasih atas kerja keras Mi So selama ini.
“Sebagai
gantinya, Kau harus memberitahuku saat kau sudah temukan keinginanmu... Apapun
itu... Aku akan selalu mendukungmu” ucap Young Joon, Mi So menganguk mengerti
dan mengucapkan Terima kasih. Young Joon
pun memeluknya dengan erat.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar