PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon mencari “Ide melamar” di internet, mulai dari menaruh lilin yang membentuk
hati dalam ruangan, dan menurutnya kalau
ide itu Terlalu kekanak-kanakan, karena cuaca sedang panas tapi mereka sukarela
membuat kubangan api.
Lalu
melihat video lainya, dengan seorang pria membalikan lembaran kertas “Untuk
kekasihku” lalu membaliknya “Terima kasih sudah mencintaiku”. Young Joon pikir
pria itu bisa menulis semuanya di kertas yang besar jadi harus membalik halaman
satu per satu.
“Sungguh
tak sesuai dengan orang sepertiku yang tak bisa membuang waktu walaupun
semenit.” Keluh Young Joon lalu teringat dengan Mi So
“Kenapa
aku tak dapat kabar apapun dari Mi So? Apa terjadi sesuatu padanya?” ucap Young
Joon khawatir.
Mi So dan
kedua temanya mulai mabuk tapi tetap terus minum, Se Ra pun ingin meredakan
mabuknya mencoba minum sup, Mi So tertawa karean Se Ra yang memegang sendoknya
terbalik jadi pasti sudah mabuk. Ji Ah melihat Se Ra tak mabuk dan Se Ra
mengaku kalau memegangnya dengan benar,
dengan membalikan sendoknya.
“Sepertinya
dia sangat mabuk. Aku ingin ke kamar kecil sebentar.” Kata Mi So, keduanya
meminta agar jangan lama-lama karena bisa merindukannya.
“Nn. Kim,
kamar kecilnya di sebelah sana.” Ucap Ji Ah menunjuk ke arah belakang lalu
mengejek Mi So yang sudah mabuk. Mi So mengelak dengan berjalan ke arah
belakang Ji Ah.
Ponsel Mi
So tiba-tiba berdering, Ji Ah melihat kalau yang menelp “Wakil Ketua” Se Ra
mengambil ponsel kalau akan mengangkatnya.
Young Joon ingin marah tapi malah mendengar suara lain, lalu memastikan
kalau itu ponsel milik Mi So.
“Ini
ponselnya dan aku Nn. Bong.” Kata Se Ra dan Ji Ah memberitahu kalau ada bersama
Mi So juga.
“Dimana
Nn. Kim?” tanya Young Joon mendengar keduanya yang mabuk. Se Ra memberitahu
kalau Mi So lagi ke kamar kecil.
“Kapan
kau akan datang menjemputnnya? Datanglah jemput dia. Dia benar-benar mabuk.”
Ucap Se Ra, Ji Ah menambahkan kalau Mi So yang mabuk berat. Keduanya pun
kembali minum sampai mati saja.
Saat
semua terus minum, Mi So kaget melihat Young Joon yang datang lalu bertanya
bagaimana bisa tahu ada direstoran, Se Ra menyuruh Young Joon untuk duduk saja.
Young Joon tak percaya kalau ketiga wanita itu mabuk. Mi So masih tak percaya
kalau Young Joon datang.
“Sudah
kubilang... Dia sangat menyukaiku... Aku iri padamu.” Ungkap Ji Ah. Mi So pun
yang bahagia memukul Young Joon dengan gemas
“Bos, apa
perlu kutuangkan minuman?” kata Ji Ah, Young Joon menolak karena harus membawa
mobil. Ji Ah meminta maaf karena harus bisa mengerti.
“Ji Ah,
kenapa kau bersikap seperti pecundang? Dia tak kemari sebagai bos kita. Dia
datang sebagai rekan kerja, Sekaligus pacar Nn. Kim. Benar, kan?” kata Se
Ra, Young Joon membenarkan.
“Kalau
begitu mulai detik ini, kami akan menganggapmu sebagai pacarnya...” kata Se Ra
dan memanggil nama Young Joon, semua terlihat bahagia.
“Young
Joon, apa yang paling kau sukai darinya? Jawab pertanyaannya dengan cepat,
Young Joon.” kata Ji Ah.
“Yah,
karena dia cantik”kata Young Joon, Semua menjerit tak percaya kalau Young Jooon
memuji Mi So itu cantik. Mi So pun kembali memukul Young Joon karena bahagia.
“Nn. Kim.
Bagaimana kalau kita pergi sekarang?” ucap Young Joon,
“Kau mau
pergi kemana? Kita jarang bertemu seperti ini, kau tak boleh kemana-mana. Yah,
kalau kau bersikeras ingin pergi, maka kau harus...tulis namamu dibokongmu lalu
bergoyang-goyang.. Young Joon.. “ kata Se Ra, Young Joon binggung dengan sikap
kedua pegawainya yang mabk.
“Sebenarnya,
kami ingin pastikan kau tak bisa pergi. Jadi Ji Ah, tangkap ini.” Kata Se Ra
dan Ji Ah berhasil mengambil dompet milik Young Joon. “Aku tetap masih
khawatir.” Kata Se Ra akhirnya mengambil jam tangan yang dipakai oleh Young
Joon, Mi So terlihat bahagia terus bertepuk tangan. Young Joon mulai mengeluh
dengan tingkah dua pegawainya.
“Sekarang
kau tak bisa kemana-mana. Jangan coba-coba pergi! Aku akan kembalikan saat
pulang nanti.” ucap Se Ra.
“Nn. Kim,
bisakah kau hentikan mereka?” pinta Young Joon, Mi So merasa kalau Keadaan ini
lucu sekali.
“Ngomong-ngomong,
kapan kalian berencana menikah?” tanya Se Ra
“Yah, aku
sangat ingin tahu bagaimana pria cheabol
sepertimu melamar kekasihnya.” Kata Ji Ah
“Hei, sudah
jelas mereka akan lakukan lamaran paling romantis sepanjang masa. Dia mungkin
saja akan menyewa jet pribadi Dan mengadakan acara kejutan disana untuk
melamarnya, atau...” kata Se Ra, lalu Young Joon seperti menemukan ide yang
bagus.
“Atau dia
akan beli pulau di suatu tempat... Jadi dia bisa melamarnya dengan mesra tanpa
keberadaan orang lain.” Kata Ji Ah, Young Joon pun merasakan kalau ide
bagus "Menyewa jet pribadi dan
membeli pulau"?
“Ahh...
Itu sungguh buang-buang duit” ungkap Mi So,
Young Joon terdiam mendengar komentar Mi So.
“Benar,
kurasa kami terlalu jauh mikirnya. Itu akan buang duit.” Kata Ji Ah
“Pokoknya,
Saat dia melamarmu, Kau harus berfoto dan kirimkan ke kami, oke?” ucap Se Ra,
Mi So menganguk mengerti Mereka
pun kembali minum tanpa memperdulikan Young Joon yang tak bisa minum.
Akhirnya
Young Joon mengantar Mi So pulang melihat pacaranya itu sedang bergembira
Karena sudah lama tak berkumpul dengan teman-temanya. Mi So membenarkan, karena tak pernah mabuk sebelumnya. Young
Joon menanyakan alasanya.
“Aku
selalu siaga dan jaga-jaga kau
menghubungiku. Setelah kupikirkan, itu membuatku jengkel.” Ucap Mi So, Young
Joon binggung apa maksudnya itu.
Kau
selalu minum-minum tapi tak pernah mengajakku. Kau cuma menyuruhku mengantarmu pulang
kalau sudah mabuk.” Kata Mi So
“Jadi?
Apa kau sekarang membenciku?”tanya Young Joon, Mi So mengaku kalau masih
menyukai Young Joon.
“Terima
kasih sudah menjemputku, aku sangat terharu.” Ucap Mi So, Young Joon pikir
seharusnya lebih terkesan dengan wajahnya.
“Ya, kau
benar... Kau tampan dan pandai nyanyi... Aku ingin memberitahumu rahasia.” Kata
Mi So membisikan di telinga Young Joon.
“Hari
dimana kau menyanyikanku lagu penghantar tidur. Aku sangat terhar Dan aku tidur
seperti bayi.” Ungkap Mi So lalu memuji Young Joon sebagai Kekasih memang yang
terbaik. Young Joon tersenyum lalu memegang Mi So agar tak jatuh saat mabuk.
Mi So
terbangun dari tidurnya, lalu kebingungan karena sudah ada didalam kamarnya.
Lalu mengingat saat melihat Young Joon yang datang, wajahnya sangat bahagia
bahkan berani memukul Young Joon karena membuat hatinya bahagia.
“Apa yang
harus kulakukan sekarang?” ucap Mi So panik karena bertingkah berlebihan pada
Young Joon.
Mi So
datang ke kantor dengan wajah gugup, Ji Ah dan Se Ra datang pun dengan wajah
kebingungan. Mi So melihat keduanya
menanyakan keadaan perut mereka. Se Ra mengaku Perutnya baik-baik saja.
Tapi khawatir dengan masa depan mereka.
“Apa yang
harus kami lakukan? Kami lakukan sesuatu yang gila pada Bos tadi malam.” Ucap
Ji Ah, Mi So tak mengerti.
“Apa kau
tak ingat? Tadi malam, aku... Aku mengambil dompetnya.” Ucap Ji Ah
“Dan aku
mengambil jam tangannya.” Kata Se Ra memperlihatkan jam tangan.
“Bagaimana
kalau aku sudah dipecat dari perusahaan padahal baru bekerja sebulan? Apa yang
harus kami lakukan?” kata Ji Ah kebingungan, Se Ra pikir mereka pasti sudah
hilang akal. Mi So pun kebingungan dengan semua yang terjadi saat mabuk.
Ji Ah dan
Se Ra akhirnya datang menemui Young Joon diruangan, dengan mengembalikan semua
barang dan meminta maaf. Young Joon hanya terdiam dengan tatapan sinis, Se Ra
mengaku menyesal dan sangat meminta maaf.
“Tak
apa-apa... Senang kalian bisa nikmati waktu bahagia.” Kata Young Joon
tersenyum, Keduanya terkejut dengan ucapan Young Joon dan bisa kembali
tersenyum.
“Tapi...Aku
harap tidak melihatnya lagi.” Kata Young Joon, Keduanya menganguk mengerti dan
langsung berjalan keluar dari ruangan.
Mi So
menunggu diluar ruangan pun panik, lalu bertanya apakah Young Joon marah. Se Ra
mengatakan tak marah tapi Young Joon hanya ingin bicara dengan Mi So juga, Mi
So kaget karena Young Joon ingin bicara dengan dirinya juga.
Young
Joon memperlihatkan wajah sinis menyuruh Mi So duduk. Mi So menurut tapi dibuat
binggung melihat mangkuk diatas meja, Young Jooon mengatakan sudah membawa sup
pollack dan meminta Ny. Oh membuatnya.
“Kau
Tahulah, Karena cenderung terlalu perfeksionis kadang membuatku gila. Dan aku
khawatir. Kalau kecenderungan itu mungkin saja akan menyiksaku. Seperti yang
kau bilang, Berbuat kesalahan dan menunjukkan kelemahan secara tak sengaja
bukanlah hal buruk, benar kan?” ucap Mi So sinis
“Tapi
tetap saja, kau harus menahan diri lakukan itu.” Kata Young Joon sinis, Mi So
menganguk mengerti.
“Aku
harus begitu karena aku sekretarismu.” Ucap Mi So tertunduk sedih.
“Bukan..
Karena kau kekasihku. Aku khawatir kalau itu bisa merusak kesehatanmu.” Kata
Young Joon.
Mi So
bisa tersenyum mendengarnya, Young Joon pun menyuruh Mi So makan supnya lebih
dulu, karena sudah mencobanya kemarin, dan itu cukup ampuh memulihkan pasca
mabuk. Mi So dengan senyuman makan sup yang dibawakan Young Joon mengucapkan
terimakasih.
“Oh, ada
yang harus kukatakan... Kau imut sekali saat mabuk...Aku tak akan lupakan
keimutanmu.” Komentar Young Joon, Mi So terlihat malu mendengarnya.
Ji Ah
masuk pantry mengambil air minum dalam botol, Tuan Ko sedang membuat kopi
menanyakan keadaan perut Ji Ah karena melihat banyak mimum semalam. Ji Ah kaget
bertanya bagaimana tahu kalau mabuk
semalam dan berpikir masih bau alkohol.
“Apa kau
sama sekali tak ingat? Kau bahkan merekam video memakai ponselku.” Ucap Tuan
Ko, Ji Ah makin kaget
“Sudahlah,
jangan khawatirkan soal itu kalau kau tak ingat.” Kata Tuan Ko santai
“Bagaimana
aku bisa tak khawatir? Video apa?” ucap Ji Ah mengambil ponsel Tuan Ko. Tuan Ko
meminta agar mengembalikanya, tapi Ji Ah pikir harus melihat apa yang direkam.
Flash
Back
“Baiklah,
Tn. Ko, Apa kau sungguh ingin bekerja saja? Bagaimana soal kencan? Apa itu
artinya kau tak ingin kencan denganku? Jawab pertanyaanku.” Ucap Ji Ah yang
mabuk meremak dirinya sendiri.
“Ji Ah,
kenapa kau seperti ini?” kata Tuan Ko panik menjauhkan kamera ponsel dari
wajahnya.
“Sudahlah,
kencanlah denganku... Cepat dan katakan kau akan kencan denganku. Ayolah, aku
perlu merekam momen ini untuk dijadikan bukti!” ucap Ji Ah
“Kau lagi
mabuk sekarang, Ji Ah masuklah, aku bisa mencium bau alkohol.” Kata Tuan Ko
mengajak Ji Ah masuk.
“Kalau
begitu kita pacaran ya. “ kata Ji Ah dengan percaya diri.
Ji Ah
hanya bisa melonggo melihat rekaman videonya, Tuan Ko pikir kalau Semalam Ji
Ah mabuk berat dan selalu saja membuat
candaan. Ji Ah mengaku kalau Itu bukan bercanda. Tuan Ko terlihat
binggung. Ji Ah mengaku kalau memang
menyukai Tuan Ko.
“Mungkin
dimulai sejak kau memberiku tomat ceri... Atau saat kau membantuku merekatkan
catatan yang hancur. Atau mungkin saja disaat kau salah menyebut guobaorou
"guodaknown". Dan tersenyum padaku dengan tatapan polos. Aku tak tahu
pasti kapan mulainya.” Ungkap Ji Ah
“Tapi
sepertinya, Aku menyukaimu.” Kata Ji Ah mengungkapkan isi hatinya. Tuan Ko
menatap Ji Ah berpikir kalau mereka bisa bicara saat makan siang lalu keluar
dari ruangan.
“Apa yang
dipikirkannya? Kenapa ingin ngobrol nanti siang? Kalau dia ingin menolakku, seharusnya
dia langsung tolak saja... Oh, astaga. Sepertinya aku akan punya kekasih juga!
Ini Langkah yang bagus.”ungkap Ji Ah penuh rasa percaya diri
Tuan Ko
membawakan segelas kopi mesin untuk Ji Ah yang menunggu dibangku taman. Ji Ah
dengan senyuman menerimanya, Tuan Ko menatap Ji Ah dengan wajah serius mengaku
Semakin mengenal Ji Ah, jadi semakin yakin Ji Ah orang yang mengagumkan.
“Kau tak
pernah membocorkan rahasia orang lain Dan kau banyak membantuku juga. Tapi
masalahnya, Aku tak bisa menerima perasaanmu.” Ungkap Tuan Ko, Ji Ah kaget
mendengarnya dan ingin tahu alasanya.
“Kau
tahu, Aku ingin kerja keras dan sukses. Aku ingin menabung dan membeli rumah.
Aku adalah pria yang ambisius. Aku tak bisa nikmati hidupku sampai aku meraih
tujuanku.” Jelas Tuan Ko
“Aku
sadar kalau kau selalu minum caramel macchiato setelah makan siang. Jika kau
pacaran denganku, maka kau harus minum kopi seperti ini setiap waktu. Sama
halnya dengan guobaorou, yang kau sukai, kau akan makan itu sekali saja pada
ulang tahunmu.” Kata Tuan Ko
“Aku tak
masalah.” Ucap Ji Ah, Tuan Ko pikir itu tak bisa untuk Ji Ah.
“Hidup seperti
itu akan sangat membosankan dan berlarut-larut. Aku tak ingin orang lain punya hidup
seperti itu. Karena aku tahu kau orang yang mengagumkan. Aku tak ingin kau
memiliki hidup seperti itu. Maafkan aku.” Ucap Tuan Ko.
Ji Ah
masuk ke dalam tangga darurat tak bisa menahan rasa sedihnya, sementara Tuan Ko
duduk diam sambil menatap kopi yang ditinggalkan Ji Ah, suasana hatinya seperti
sedang tak baik.
Nyonya
Choi duduk disofa sambil membaca koran, suaminya datang bertanya apa yang
dilakukan Nyonya Choi. Nyonya Choi
mengeluh suaminya tak bisa melihat kalau sedang memakain masker dan itu Masker
wajah dari Perancis.
“Ini sangat
mahal, kalau aku memakainya tiap hari maka Aku bisa kembali seperti usia 20-an.”
Ucap Nyonya Choi
“Apa kau
sungguh percaya itu?” ejek Tuan Lee, Nyonya Choi heran kenapa ia harus tak
percaya.
“Untuk
bisa semuda itu. Kau harus kembali ke 40 tahun yang lalu. Apa itu masuk akal
bagimu? Sungguh kau wanita serakah.” Kata Tuan Lee.
“Kalau
aku serakah, Aku tak akan nikah dengan pria sepertimu. Ada banyak pria tampan
dan keren dari keluarga gaya, Yang ingin menikah denganku!” tegas Nyonya Choi
marah
Saat itu
seseorang masuk ruangan, Tuan Lee bertanya Apa ada masalah di perusahaan. Si
pria memberitahu sesuatu, Tuan Lee kebingungan apakah yang dikatakan ini
dianggap sebagai perusahaan atau keluarga. Nyonya Choi ingin tahu apa
maksudnya.
“Young
Joon dan Nn. Kim... Pacaran.” Kata Tuan Lee, Nyonya Choi kaget mendengarnya.
Tuan Park
tak percaya kalau Young Joon masih belum dapatkan cara melamar Mi So. Young
Joon mengaku sangat depresi mengenai hal itu, dan tak bisa dapatkan ide bagus.
Tuan Park makin tak percaya Young Joon sampai depresi.
“Ini
krisis terbesar dalam hidupku. Pokoknya, jangan ucap kata "melamar"
didepanku lagi.” Tegas Young Joon.
“Tunggu,
Young Joon... Pro... Kau itu seorang professional, jadi aku yakin kau akan
baik-baik saja. “ kata Tuan Park menyakinkan.
“Benar,
Young Joon. Apa kau suka pro... Apa kau suka pemain bisbol professional? Kau
seperti pemilik klubnya.” Kata Tuan Park mengoda.
“Apa kau
senang?” keluh Young Joon, Tuan Park dengan tertawa mengaku senang dengan
bertanya “Apa "Wedding Peach" membosankan?”
“Aku
menganggapnya lucu juga. Tapi kurasa CEO Yumyung Grup sebaiknya adalah seseorang
yang tegas daripada seseorang yang konyol.” Komentar Young Joon seperti tak
suka dengan lelucon Tuan park
“Aku
sangat tak pemikir.Aku akan kurangi kekonyolanku dan lebih tegas lagi.” Kata Tuan
Park, Young Joon pun mengeluh Tuan Park memang tak pemikir,
Young
Joon berjalan keluar dari ruangan menerima telp dari ibunya, Nyonya Choi
meminta anaknya agar mampir kerumah kalau tak sibuk.
Young Joon
akhirnya datang menemui ibunya di rumah. Nyonya Choi dengan gugup menanyakan
apakah Young Joon memang berkencan dengan Mi So. Young Joon meminta maaf karena
tak memberitahunya lebih awal padahal ingin segera memberitahu.
“Aku...akan
menikah dengan Mi So.” Kata Young Joon, Nyonya Choi kaget tapi mengartikan
kalau Young Joon memang benar-benar menyukai Mi So.
“Tentu
saja. Aku sangat menyayangi Mi So dibanding siapapun, aku percaya padanya. Aku
ingin dia bisa bersamamu selamanya. Tapi sekarang, Aku sedikit khawatir.
Sepertinya... Sung Yeon juga menyukai Mi So.” Ucap Nyonya Choi, Young Joon
langsung terdiam mendengarnya.
“Kau dan
Sung Yeon lebih buruk dibanding orang asing. Dan kalian akhirnya bisa
berbaikan. Aku takut kalian akan bermusuhan lagi... Aku takut itu.” Ucap Nyonya
Choi sedih
Saat itu
Sung Yeon datang mengaku tidak perlu melakukanya dan mengaku kalau menyukai Mi
So karena mengira mereka berada di tempat itu bersama di masa lalu jadi
berpikir punya ikatan khusus dengannya. Ia pun sadar kalau orang yang bersama
Mi So waktu itu bukan dirinya melainkan Young Joon.
“Jadi...
Mi So sudah sepantasnya jadi miliknya.” Tegas Sung Yeon dengan senyuman
mendukung hubungan adiknya.
Keduanya
berjalan di taman, Sung Yeon bertanya apakah dirinya terlihat lebih baik. Young
Joon pikir seperti itu. Sung Yeon menceritakan sedang jalani psikoterapi
walaupun Awalnya, tak berharap banyak tapi merasa jadi semakin nyaman. Young
Joon pikir itu bagus.
“Segalanya
jadi baik untukmu. Kau sedang memikirkan akan menikahi wanita yang kau cintai.
Apa kau sudah melamarnya?” ucap Sung Yeon, Young Joon hanya terdiam.
“Kurasa
belum... Jangan tiru lamaran orang lain. Dan Kau juga jangan sok pamer juga.”saran
Young Joon, Mi So ingin tahu apa yang harus dilakukan.
“Fokus
pada Mi So... Fokus pada yang paling disukai Mi So. Dan apa yang paling ingin
kau berikan padanya. Saat kau memikirkan itu,maka kau akan temukan jawabannya.”
Ucap Sung Yeon.
Di rumah
Young Joon memikirkan Apa yang disukai Mi So Dan apa yang paling ingin
diberikan padanya. Lalu ia sepertinya menemukan sebuah ide untuk melamar, lalu
menelp Mi So agar datang kerumah sekarang karena Ada sesuatu yang ingin
disampaikan padanya hari ini.
Mi So
berjalan masuk kaget karena sepanjang jalan masuk sudah di penuhi dengan lilin,
lalu saat didepan pintu masuk ada banyak tumpukan permen caramel yang disuka,
senyuman Mi So tak bisa berhenti lalu berjalan masuk terlihat sebuah meja
dengan lembaran kertas sambil membalikanya.
“Mi So. Aku
menyiapkan lamaran klasik ini.”
“Karena aku
pria bermutu tinggi.”
“ Siapa
yang menyiapkannya?”
“ Tentu
saja aku sendiri.
“Aku
bersedia menjadi kekanak-kanakkan untukmu.
”Masuklah,
kekasihku.”
Mi So
masuk ke dalam sebuah ruangan menuruni tangga dan melihat Young Joon duduk di
depan piona, suasana terasa sangat romantis. Young Joon dengan suara merdunya
menyanyikan lagu khusus Mi So untuk menggungkapkan perasaanya.
“Kenapa
kau memberi kejutan untukku?” ucap Mi So berkaca-kaca setelah mendengar
nyanyian Mi So
“Saat aku
menyanyikan lagu penghantar tidur, kau sangat terharu. Dan membuatmu tertidur
juga. Jadi aku berencana akan menyanyi untukmu sepanjang hidupku.” Ungkap Young
Joon.
“Jadi
Setiap malam... Kumohon tidurlah disampingku. Kau pasti tahu, aku tak pernah
minta izin seseorang. Dan sekarang, Aku meminta izinmu dengan penghormatan
besar dan paling romantis.” Kata Young Joon lalu berlutut dan membuka kotak
cincinya.
“Bersediakah
kau menikah denganku?” kata Young Joon, Mi So akhirnya menganguk dengan
senyuman, Young Joon pun memasangkan cincin di jari manis Mi So
“Aku
akhirnya dapatkan jawaban setelah lamaran yang ke-5 kalinya.” Kata Young Joon
“Sebenarnya,
aku yang pertama melamarmu duluan saat 5 tahun.” Balas Mi So
Young
Joon kembali mengungkapkan perasaanya kalau sangat mencintai Mi So, Mi So pun membalas kalau sangat mencintai
Young Joon juga. Akhirnya Young Joon pun mencium Mi So yang artinya lamaran
mereka berhasil.
Tuan Park
membuka pintu heran melihat Young Joon yang datang, lalu menanyakan alasanya.
Young Joon terlihat menahan amarah dan mengeluh dengan tingkah Mi So yang tak
habis pikir. Sementara Mi So bertemu
dengan keluar Young Joon bersama ayah dan kakaknya.
“Aku.....tidak
bisa menikah seperti ini.” Ucap Mi So sinis.
Bersambung
ke episode 16
Ini kenapa jadi tambah bikin dag dig dug dhuer yak cerita nya.. >,<. makasih mba dee untuk recap sinopsis nya😘😘 teuteup sumangat syelaluh!!
BalasHapus