PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Sung Yeon
kaget melihat Mi So yang pingsan, Young Joon langsung mendorong Sung Yeon dan
merangkul Mi So meminta agar bisa sadar tapi Mi So tetap tak bergeming.
Flash Back
Mi So
tidur dengan dua kakaknya, lalu terbangun memanggil ibunya. Akhirnya keluar
rumah melihat sosok wanita lewat dan memanggilnya Ibu, tapi saat membalikan
badan Mi So tersadar kalau wanita itu bukan ibunya. Si wanita dengan dandanan
sedikit menyeramkan mendekati Mi So.
“Hei, Apa
kau mencari ibumu?” tanya Si wanita. Mi So menganguk dengan penuh semangat.
“Apa kau
ingin aku mengantarmu pada ibumu?” tanya Si wanita dengan senyuman. Mi So makin
tersenyum mendengarnya.
“Ibuku
berada di rumah sakit. Bisakah kau temukan dia?” tanya Mi So
“Tentu
saja, aku akan mengantarmu kesana.” Ucap si wanita lalu mengajak Mi So pergi
dengan mengandeng tanganya.
Wanita
itu mengajak Mi So ke rumah dengan tanda “Berbahaya” seperti rumah yang sudah
lama tak ada penghuninya. Mi So polos sangat senang wanita mau mengantar
menemui ibunya, dengan syarat harus
tidur di tempat itu. Saat Young Joon sudah duduk dengan tangan dikiat.
“Aku mau
gelang yang sama dengan dia, Bi!” kata Mi So menunjuk ke arah Young Joon.
Di rumah
sakit, Young Joon memegang tangan Mi So yang masih terbaring. Seperti semua
ingatanya kembali terulang dan berharap Mi So kembali tersadar.
Flash Back
“Aku Sung
Hyun... Lee Sung Hyun.” Ucap Young Joon yang dulu bernam Sung Hyun. Mi So
mendengar kalau namanya Sung Yeon.
“Bukan,
Sung Hyun.” Kata Young Joon, tapi Mi So yang masih kecil tetap melafalkan Sung
Yeon.
“Apa kau
bodoh?” keluh Young Joon karena Mi So ta bisa membeda kan Sung Hyun dan Sung
Yeon.
“Aku
tidak bodoh... Aku berusia 5 tahun tapi aku membaca lebih baik dari kakakku,
Mal Hee... Ngomong-ngomong, 'sekarat' itu apa? Ayah memberitahuku kalau ibu
mungkin saja akan meninggal karena sakit. Apa yang terjadi kalau dia meninggal?”
kata Mi So
“Aku juga
tidak tahu.” Ucap Young Joon, Mi So mengejak Young Joon itu bodoh.
“Kakakku,
Pil Nam memberitahuku bahwa 'sekarat' artinya aku tak bisa melihat ibu lagi.
Apa Kau sudah berusia 9 tahun, tapi kau tak tahu soal itu? Kau sungguh bodoh.”
Keluh Mi So
“Siapa menyebut
siapa bodoh? Sudah jelas kalau kau tak akan melihatnya lagi kalau dia mati.”
Ucap Young Joon.
“Apa itu
artinya aku tak akan bisa melihat ibu lagi?” kata Mi So lalu menangis histeris.
Young
Joon panik berusaha untuk menjelaskan, meminta agar diam. Si wanita datang
dengan tatapan sinis menyuruh keduanya diam karena Ayahnya akan segera pulang.
Young Joon meminta maaf dan berjanji mereka akan diam.
“Kau
bilang Ayah? Ayahku sedang di Rumah Sakit.”kata Mi So
“Ayahmu
sedang di kantor! Dia akan segera pulang, jadi kalian harus menunggunya bersama
ibu dan jangan berisik.” Kata Si wanita
“Ibuku
juga sedang dirumah sakit... “ kata Mi So, Young Joon menyurh Mi So agar diam
dengan menutup mulutnya.
“Kenapa
kau selalu saja bicara omong kosong?” keluh Young Joon
“ Kurasa
karena dia masih mengantuk, Bu... Aku akan menenangkannya, jadi jangan
khawatir. Kami tidak akan berisik.” Kata Young Joon menyakinkan si wanita
Mi So
merasa si Bibi tadi bersikap aneh dan merengek ingin pulang dan kembali
menangis. Young Joon meminta agar Mi So Berhenti menangis dengan memberikan
imbalan akan memberikan sesuatu yang enak. Mi So langsung berhenti
mendengarnya.
“Ini
karamel... Kalau kuberikan ini, berjanjilah tidak akan menangis.” Kata Young
Joon mengeluarkan dari saku celananya.
Mi So pun makan permen dan berhenti menangis.
Saat itu si bibi menatap dari jauh dengan membawa gunting dan tali, Young Joon memanggilnya ibu. Si wanita menyuruh Young Joon jangan berisik karena adiknya sedang tidur, Young Joon menurut akan diam sampai ayah pulang.
“Tidak,
ayah tidak akan pulang...Karena... Aku bukan ibumu.” Ucap si wanita. Young Joon
kaget mendengarnya.
“Aku
memberi segalanya pada pria itu tapi dia tak merasakan hal yang sama. Aku bahkan
membunuh bayi dalam janinku untuk pria itu. Aku yakin pria itu kemungkinan
sedang tidur pulas bersama putra dan putrinya seperti kalian.” Ucap si wanita
marah
“Kenapa
hanya aku yang tersiksa? Kenapa? Kejahatanku hanyalah mencintai pria itu. Jika
aku mati, akankah dia merasakan sedikit saja rasa bersalah, kan? Jadi Ayo mati
sama-sama... Aku tak mau mati sendirian. Kalian akan ikut denganku...” kata
Wanita ingin mengikat leher Mi So
“Kalau begitu,
kau hanya harus melupakan pria kejam dan pengecut itu dan memulai kehidupan
baru! Hentikan yang akan kau lakukan, sekarang! Lepaskan kami. Aku pastikan tak
akan melaporkanmu, kumohon?” ucap Young Joon memohon
“Sudah
terlambat... Aku sudah sejauh ini... Terima kasih sudah menghiburku, Nak.” Kata
Si wanita.
Young
Joon meminta agar si wanita tak melakukan bunuh diri, Tapi si wanita tetap
berdiri diatas bangku dengan tali, sambil berkata kalau harus pergi tanpa
membalas kebaikan anak yang diculiknya.
“Sebagai
gantinya... tolong saksikan momen terakhirku” ucap si wanita.
Young
Joon berteriak sambil menangis meminta agar wanita itu tak bunuh diri, tapi
hanya terlihat sepatu dan kursi yang terjatuh. Ia langsung berteriak meminta
tolong, tapi tak ada yang menyahut.
Young
Joon merangkak ingin melihat si bibi. Mi So terbangun bertanya apa yang sedang
dilakukan Young Joon. Young Joon langsung melarang Mi So agar jangan mendekat
dan tetap disana, Mi So ingin tahu apa yang terjadi melihat bibi yang terlihat
aneh jadi merasa takut.
“Aku tak
bisa biarkan Miso mengetahui kematian ini disaat ibunya bisa saja meninggal.”
Kata Young Joon berbisik
“Tidak,
Miso... Itu bukan bibi... Itu... Laba-laba, Laba-Laba besar.” Kata Young Joon
“Laba-laba
itu menakutkan!”ucap Mi So sambil menangis ketakutan. Saat itu Young Joon pun
menutup pintu agar tak melihat si bibi yang tergantung.
“Tak
apa-apa, Miso. Laba-laba tak bisa kemari, jadi jangan menangis.” Kata Young
Joon, Mi So mengeluh kalau kakinya sakit sekali.
“Aku akan
ambilkan gunting diluar untuk melepas ikatanmu...Dia harus menunggu disini.”
Kata Young Joon. Mi So kembali menurut.
Young
Joon kembali merangkak mencari gunting tapi pikiran kembali terbayang wanita
yang bunuh diri. Wajahnya ketakutan karena Jasad wanita itu berada tepat
diatasnya.
“Miso...Miso,
kau masih disana, kan?” ucap Young Joon. Mi So binggung melihat Young Joon
malah menangis dengan memastikan kalau Young Joon tak digigit oleh laba-laba
“Aku
baik-baik saja, Yang sedang bersamaku sekarang adalah Miso. Bukan wanita itu, Miso
yang bersamaku.” Kata Young Joon menyakinkan diri melawan rasa takutnya.
Akhirnya
Young Joon mengunting tali yang mengikat tangan Mi So, lalu meminta agar
mendengarkan baik-baik, kalau Di Afrika, ada laba-laba sebesar manusia dewasa
Dan sangat berbahaya. Jadi kalau kau menatapnya dan akan menggigitnya. Mi So
seperti tak percaya mendengarnya.
“Kurasa
di depan adalah laba-laba itu. Pastikan kau menutup matamu supaya tak menatap
binatang itu. Mengerti? “ ucap Young Joon, Mi So menganguk mengerti
“Sekarang,
ayo kita pulang... Pegang erat tanganku dan ikut aku.” Kata Young Joon lalu
keduanya bergandengan tangan keluar dari rumah hantu.
Mi So
akhirnya sampai depan rumah memberitahu kalau itu rumahnya. Young Joon pikir
jaraknya Benar-benar dekat sekali, lalu berpesan agar Jangan keluar rumah
sendirian lagi mulai sekarang. Mi So menganguk mengerti.
“Ngomong-ngomong,
aku ingin menikah denganmu.” Kata Mi So, Young Joon kaget mendengarnya.
“Ya,
soalnya kau seperti pangeran. Apa kau juga kaya?” ucap Mi So, Young Joon makin
heran dengan pertanyaan Mi So
“Ayahku
memberitahuku untuk menikah dengan pria kaya.” Kata Mi So,
“Yah,
ayahku memang kaya. Jadi kurasa aku kaya juga.” Jawab Young Joon.
“Seberapa
kaya kau? Apa Kau bisa membelikanku boneka Nana?” ucap Mi So.
Young
Joon sempat binggung apa maksudnya “Boneka Nana” lalu memberitahu kalau
Perusahaan Yoonbong memproduksi boneka itu dan Perusahaan itu adalah
subkontraktor perusahaan ayahnya. Mi So binggung apa itu Subkontraktor dan
berpikir kalau itu semacam jenis makanan.
“Semua
pabrik produksi boneka Nana adalah milik ayahku.” Jelas Young Joon singkat.
“Berjanjilah
kalau kau akan menikah denganku.” Kata Mi So. Young Joon langsung menolak, Mi
So langsung merengek layaknya anak kecil yang tak dibelikan boneka.
“Kau
harus menikah dengan seseorang yang kau cintai kelak setelah dewasa.” Ucap
Young Joon
“Kalau
begitu, kau bisa mencintaiku kelak saat dewasa.” Kata Mi So, Young Joon pun
setuju. Keduanya berjanji dengan melingkarkan jari manisnya.
“Aku akan
datang menemuimu lagi.” Ucap Young Joon.
Young
Joon masih ingat caranya bisa pulang dengan selamat, tapi ketika berjalan
pulang ingatan kembali si wanita yang menyeramkan. Dan langkahnya menuju ke
Kantor Polisi, lalu tubuhnya langsung jatuh pingsan.
Young
Joon sudah terbaring di rumah sakit, ibu dan ayahnya menatap anaknya yang masih
bernama Sung Hyun. Beberapa saat kemudian Young Joon terbangun, ayah dan ibunya
terlihat bisa bernafas lega.
Saat itu
Young Joon kembali merasakan kedatangan si wanita yang menyeramkan, lalu bunuh
diri didepanya. Ia langsung menjerit ketakutan dan menangis histeris. Nyonya
Lee panik memeluk anaknya sementara tuan Lee memanggil dokter. Ibunya
menyakinakan anaknya kalau akan baik-baik saja.
“Tapi aku
tak bisa hidup seolah tak terjadi apa-apa. Setiapkali aku kesulitan, aku ingin
tahu bagaimana kabarmu.” Gumam Mi So
Young
Joon menatap sedih ke luar jendela mobil meminta pada ibunya agar mengantar ke
perumahaan itu lagi, karena ingin
menepati janji pada bahwa akan menemuinya lagi. Keduanya pun sampai di Area
Lahan Kontruksi Yumyung, perumahan yang sudah berubah.
“Sudah
kubilang, kalau sudah tak ada apa-apa lagi.” Kata ibunya.
“Aku
berjanji padanya untuk menemuinya lagi.” Ucap Young Joon merasa sedih.
Young
Joon akhirnya dewasa, beberapa orang menyapanya saat menjadi direktur tapi
merasa kala keadaanya sangat sulit untuk berhadapan dengan wanita muda yang mirip
dengan penculik. Ia pun mengalami truma dengan tali yang mengikat apapun.
“Aku
menderita trauma saat melihat pengikat kabel dan itu bisa kutahan. Tapi dari
waktu ke waktu, Aku ingin tahu bagaimana kabarmu. Lalu suatu hari...” ucap
Young Joon melihat Mi So sedang berkumpul dengan teman-temannya, senyuman
terkembang.
“Aku bisa
bertemu lagi denganmu seperti mimpi.” Gumam Young Joon bahagia lalu duduk
disamping Mi So.
Young
Joon langsung bertanya siapa namanya. Mi So langsung menjawab dengan cepat.
Young Joon langsng bertanya apakah tahu siapa dirinya. Mi So menjawab kalau
Young Joon anak Ketua Perusahaan. Young Joon sedih karena Mi So tak mengenali
dirinya.
“Apa
bukan?” kata Mi So, Young Joon menganguk kalau jawaban Mi So benar. Semua pun
bersulang karen Mi So akhirnya berkerja di perusahaan.
“Entah
kenapa aku merasa kecewa, Tapi, disaat bersamaan aku merasa bersyukur karena
lebih baik aku sendirian yang mengemban derita hari itu selamanya.” Gumam Young
Joon melihat Mi So.
Esok
harinya, Mi So dengan senyuman sumringah mengatakan kalau mulai hari ini
menjadi sekretaris Young Joon dan akan bekerja keras. Young Joon menatap Mi So
sambil bergumam seperti tak yakin dengan yang dipikirkanya.
“Kuingin menahanmu
didekatku...” ucap Young Joon tak ingin berpisah dengan Mi So.
Mi So
menaruh berkas di meja, terdengar bunyi telp diatas meja tapi tak ada orang di
ruangan. Akhirnya Ia mengangkat telp, tapi orang yang menelp mengunakan bahasa
Jepang, dari Hiyoshi dari perusahaan Nassan Motor. Mi So terlihat kebingungan.
“Maaf,
apa bisa bicara memakai bahasa inggris?” ucap Mi So, Salah satu pegawai
akhirnya datang bertanya ada apa.
“Tak ada
orang disini, jadi aku angkat teleponnya, dan dia bicara bahasa Jepang. Aku tak
bisa bahasa Jepang.” Ucap Mi So
Si
pegawai meminta agar memberikan ponselnya, dengan fasih bahasa Jepang
memberitahu kala Orang yang anda hubungi sedang tak berada dikantor dan meminta
maaf atas ketidaknyamannya.
“Kau 'kan
Sekretaris *CFO. (Chief Financial Officer 'direktur keuangan dan operasional')
Jadi kenapa kau sampai tak paham dengan bahasa? Apa karena kau tak kuliah?”
sindir Si pegawai. Mi So pun hanya diam saja.
Mi So
berdiri diatap gedung, menelp kakaknya
mengaku kalau Kabarnya baik-baik saja. Ia menceritakan kalau Ada banyak
sekali orang pintar kantornya dan banyak berurusan dengan klien asing Tapi
hanya ia saja yang selalu tak paham bahasa mereka. Diam-diam Young Joon tak
sengaja mendengarnya.
“Tidak,
aku baik-baik saja. Kau tahu aku mahir menyesuaikan diri. Aku bisa bekerja
dengan baik.” Ucap Mi So menahan air matanya lalu meminta izin untuk menutup
telpnya lebih dulu karena harus pergi.
Young
Joon memberikan buku berjudul "Belajar Bahasa Jepang dengan Cepat"
menyuruh Mi So untuk menguasai 30 halaman buku ini per-harinya dan akan
mengeceknya setiap hari. Mi So kaget mengetahui kalau akan mengecek tiap hari.
Esok
harinya
Young
Joon mengecek dengan bahasa Jepang bertanya “Bagaimana cuaca hari ini?” Mi So
terlihat kebingungan menjawabnya lalu meminta maaf dengan menatap dengan sinis.
Akhirnya
keesokan harinya, Young Joon kembali mengetes, “Bisa kau beritahu aku mengenai
ambisi masa depanmu?” Mi So menjawab
kalau ingin membantu Tn. CFO tanpa
lakukan kesalahan dan kembali membungkuk meminta maaf.
“Apa
hanya itu yang kau tahu? Hafalkan, dan ingat. Kenapa kau tak bisa
melakukannya?” sindir Young Joon.
Mi So
kembali ke meja kerjanya, lalu melihat pesan yang ditulis Young Joon “ Ini PR
yang harus kau pertaruhkan untuk menghafalnya.” Ia pun menyakinakan kalau akan p menguasai bahasa Jepang dan lepas dari
penghinaan ini dan menulis diatas note umpatan “CFO Lee keparat.”
Esoknya,
Mi So kembali dites dengan pertanyaan “Apa jadwal hari ini?” dari Bosnya. Mi So
menjawab dengan fasih kalau Young Joon harus mengikuti rapat direksi pagi ini
dan menghadiri Forum Bisnis siangnya. Young Joon tersenyum bahagia
mendengarnya.
“Ini
hadiah untukmu.” Ucap Young Joon sebuah tas, Mi So tak percaya Young Jooon
mendengarkan Hadiah.
“Aku memberimu
hadiah karena kemajuanmu cukup banyak dalam waktu singkat. Kerja keras akan
membawa hasil... Kau karyawan pertama yang menerima hadiah dariku. Jadi
Pastikan kau selalu mengingatnya.” Kata Young Joon dengan bangga.
Mi So
dengan senang hati menerimanya, tapi ternyata isinya "Belajar Bahasa Cina
Dengan Cepat" wajahnya langsung cemberut. Young Joon menyakinkan kalau Mi
So pasti bisa melakukanya.
Malam
hari, Young Joon masih kerja lalu memanggil Mi So beberapa kali tapi tak ada
yang menyahutnya. Akhirnya ia keluar dari ruangan melihat Mi So tertidur pulas
diatas buku, lalu mengetuk meja untuk membangunkanya. Mi So langsung terbangun
dan terkejut melihat Young Joon sudah ada didepanya.
“Aku
minta maaf, Aku terjaga selama 3 hari, jadi kau pasti lelah.” Ucap Mi So, Young
Joon menyuruh Mi So agar pulang.
“Tidak,
aku harus menyusun data dan mengirimnya hari ini.” Kata Mi So
“Jadwal
itu ditunda.” Kata Young Joon, Mi So merasa belum menerima kabarnya.
“Aku baru
dapat pesan, jadi Pulanglah.” Ucap Young Joon. Mi So pun akhirnya bergegas
pulang.
Young
Joon bisa tersenyum melihatnya, lalu menelp Tuan Park meminta agar mengundur
pertemuan proyek pembelian pusat perbelanjaan.
Mi So
memberikan hadiah pada Young Joon atas kenaikan jabatannya dan meminta agar
membukanya dengan gugup memanggil “Presdir” bukan direktur lagi. Young Joon melihat hadiah buatan tangan
gantungan ponsel bertuliskan “Presiden Direktur Lee Young Joon”
“Kau
sepertinya tak butuh apapun. Meski kau membutuhkan sesuatu, pasti mahal
harganya. Jadi, aku membuat hadiah itu untuk mengungkapkan ketulusanku.” Ucap
Mi So
“Hadiahnya
tak sesuai dengan seleraku.” Komentar Young Joon, Mi So meminta agar Young Joon
mengembalikan saja.
“Tapi aku
orang yang menghargai pentingnya suatu usaha. Aku senang menerima ketulusanmu.
Jadi Terima kasih.” Kata Young Joon. Mi So pun pamit pergi lebih dulu.
Young
Joon tersenyum melihat hadiah dari Mi So mengatakan kalau akan gunakan selama
seminggu karena ketulusannya.
Mi So
tersenyum sumringah melihat kue yang dibawakan Young Joon karena belum pernah
menerima kue indah semacam ini. Young Joon mengaku Bukan kue istimewa tapi
tetap menyuruh patissier terkenal untuk membuat kue itu dan tak begitu mahal.
“Apa Aku
boleh memotretnya?” kata Mi So bersemangat, Young Joon mempersilahkan.
Tangan Mi
So memegang kue tak seimbang akhirnya menjatuhkan kue. Keduanya terkejut
melihatnya, Mi So akhirnya meminta maaf dengan wajah sedih. Young Joon pikir
kalau bukan persoalan besar dan meminta agar jangan memasang raut wajah seperti
itu pada ulang tahunnya
“Kau
menjatuhkannya dengan cara indah.” Komentar Young Joon, padahal hanya melihat
bagian belakang kue saja.
“Kurasa.....kami
senantiasa bersama seperti itu.” Gumam Young Joon mengingat kalau selama ini
bersama Mi So.
Setelah 9
tahun, Mi So berbicara pada Young Joon kalau perlu mencari sekretaris baru
karena ingin mengundurkan diri. Young Joon terdiam mendengarnya.
“Waktu
itu kusadari untuk pertama kalinya kalau aku tak pernah bisa lepas darimu. Kau
adalah wanita yang kubutuhkan sejak awal. Jadi bangunlah, Miso.” Ucap Mi So
memegang tangan Mi So, saat itu melihat Sung Yeon ada di depan pintu.
Sung Yeon
langsung diserang oleh adiknya, Young Joon ingin tahu apa yang dikatakan
kakaknya pada Mi So sampai mendadak pingsan. Sung Yeon hanya terdiam. Young
Joon pikir Sung Yeon bicara mengenai kisah itu lagi
“Sampai
kapan kau akan menyiksa orang lain di sekelilingmu dengan ceritamu itu?” keluh
Young Joon dengan nada tinggi
“Itu
bukan aku yang terkurung disana... Itu kau, kan?” kata Sung Yeon, Young Joon
terkejut mendengarnya.
“Kau
ingat semuanya hari itu, kan? Kurasa dugaanku benar dengan Melihatmu tampak
kebingungan.” Komentar Sung Yeon, Young Joon tetap diam
“Ah Benar
juga... Aku selalu merasa aneh karena aku tak mengerti, Kau melihatku
menderita, tapi kau tak merasa bersalah sama sekali. Itu karena kau yang
diculik, bukan aku.” Ucap Sung Yeon. Young Joon memilih untuk pergi.
Young
Joon masuk ke ruangan melihat Mi So yang sudah sadar dan menanyakan keadaanya.
Mi So hanya terdiam dengan menahan tangisnya, Young Joon akan mengambil minum
di kulkas, memberitahu kalau akan alihkan pekerjaan pada Sekretaris Ji Ah
karena Mi So terlalu banyak bekerja.
“Kau...tak
hilang ingatan, kan? Tapi Kau cuma pura-pura hilang ingatan, kan?” ucap Mi So
“Aku tak
tahu apa yang kau bicarakan.” Kata Young Joon, Mi So memanggil nama “Sung Hyun
oppa.” Young Joon terdiam mendengarnya
“Aku
mengingat semuanya sekarang.. Apa yang terjadi hari itu dan wanita itu juga.
Sekarang, aku tahu alasan kenapa aku begitu ingin menemukanmu. Aku ingin berterimakasih.
Kau pasti ketakutan dan tersiksa waktu itu Jadi, aku ingin berterimakasih
padamu karena sudah melindungiku diatas ketakutanmu..” ucap Mi So sambil
menangis
“Siapa
lagi yang akan melindungimu kalau bukan aku? Itu bisa terwujud karena aku adalah
Lee Young Joon. Aku ingin menyembunyikannya sampai akhir. Tapi sepertinya aku
gagal.” Akui Young Joon lalu berjalan mendekat.
“Jangan
menangis, kau butuh istirahat.” Kata Young Joon, Mi So pikir mana mungkin bisa
istirahat sekarang dan Young Joon tega bisa lakukan itu
“Kenapa
kau begitu lama menyembunyikannya?” ucap Mi So sambil menangis
“Aku tak
bisa melepasnya dari ingatanku bahkan sehari saja. Apa yang terjadi dulu, Apa
yang kulihat, Dan bahkan apa yang kudengar. Setiap kali aku menutup mata,
ingatan itu datang memenuhi pikiranku seakan baru terjadi kemarin. Ingatan
mengerikan itu. Itulah kenapa aku bersyukur kau tak mengingatnya.” Ucap Young
Joon
“Rahasia
tak bisa selamanya disembunyikan.” Ungkap Mi So masih menangis
“Aku
tahu. Tapi, aku ingin kau mengetahuinya selambat mungkin, Aku tak ingin berbagi
kenangan menyakitkan. Lebih baik jika kau tak pernah mengingatnya lagi.” Kata
Young Joon
“Jangan
berkata seperti itu. Kalau saja aku merasakan luka yang sama dan pengalaman
yang sama dengan yang kau alami, perasaanku tak akan seburuk ini.” Kata Mi So
“Kau
sekarang begitu perhatian padaku. Tapi itu sama sekali tak sesuai dengan
karaktermu. Kau seharusnya egois dan mementingkan diri sendiri seperti
biasanya.” Keluh Mi So
Young
Joon hanya bisa tersenyum bertanya-tanya apakah itu sebagai pujian atau celaan.
Mi So meminta agar Young Joon Berjanji
kalau tak akan menyembunyikan apapun darinya lagi mulai sekarang. Young
Joon berjanji tak akan melakukan.
“Aku akan
menemanimu malam ini. Seperti hari itu.” Kata Young Joon memegang tangan Mi So,
Mi So pun bisa tersenyum.
Bersambung
ke part 2
So sweet.....
BalasHapusSukaaaa bgt drama ini....smangat terus nulis sinopsisnya kak...
BalasHapus