PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Sung
Hyun oppa?” ucap Mi So. Young Joon yang tertidur langsung menyahut. Mi So kaget
mendengarnya. Young Joon pun terbangun terlihat kebingungan.
“Aku
jelas memanggilmu 'Sung Hyun' Kenapa kau menjawab? Apa mungkin, Kau mengubah
namamu? Apa mungkin namamu sebelumnya adalah Lee Sung Hyun?” kata Mi So
“Aku tak
paham yang kau bicarakan.” Ucap Young Joon terlihat gugup.
“Saat aku
bercerita pada ibumu mengenai kasus penculikan. Aku dengan jelas mendengarnya.
Ibumu menyebut 'Hyun' Aku ingin mengetahui yang sebenarnya terjadi.” Jelas Mi
So
“Sekretaris
Kim... Jangan mengartikan lebih bicaraku saat tidur. Itu cuma spontan jawaban
saat kudengar suaramu. Ayo kita pulang, aku akan mengantarmu.” Kata Young Joon
bergegas mengemudikan mobilnya.
Mi So
kembali kerumah sambil bergumam kalau Young Joon begitu wajar menyaut saat menyebut nama Sung
Hyun. Sementara Young Joon di rumah duduk sambil mengingat yang dikatakan Mi So
“Saat aku
bercerita pada ibumu mengenai kasus penculikan. Aku dengan jelas mendengarnya.
Ibumu menyebut 'Hyun' Aku ingin mengetahui yang terjadi sebenarnya.”
Young
Joon kembali mengingat kenangan buruknya, Seorang wanita dengan kuku panjang
meminta agar ikut denganya, karena tak mau pergi sendirian, ada tali yang
mengikat tubuhnya. Saat itu Young Joon berteriak histeris sambil menangis.
“Kau tak
perlu tahu..” kata Young Joon lalu melihat foto dirinya dengan Mi So, ingatanya
kembali saat diculik.
Mi So
menangis meminta agar Jangan tinggalkan disendirian. Young Joon menegaskan
kalau tak ingin Mi So menangis lagi.
Mi So
bertemu dengan Nyonya Lee di rumah. Nyonya Lee ingin tahu alsan pagi-pagi
mengajak bertemu, karena cepat datang
dan merasa kalau pasti keperluan serius.
Mi So mengaku kalau ada yang ingin ditanyakan. Nyonya Lee mempersilahkan tanya
saja.
“Apa
mungkin, Wakil Ketua Lee...mengubah namanya?” kata Mi So. Nyonya Lee terlihat
kaget.
“Sebelumnya,
kau menyebut 'Hyun' Aku mengira mungkin saja yang kau maksud adalah Wakil Ketua
Lee. “ kata Mi So
“Mungkin
saja kau salah dengar.” Ucap Nyonya Lee. Mi So yakin kalau Nyonya Lee mengatakan dengan jelas.
“Kau
bertanya padaku, 'Bagaimana keadaan Hyun saat itu?' Saat kita membicarakan
kasus penculikan. Ini mungkin akan berbeda dengan pendapatmu. Namun kurasa
bocah bernama 'Hyun' itu adalah Wakil Ketua. “Kata Mi So yakin
“Bagaimana
kau bisa punya ide konyol seperti itu?” keluh Nyonya Lee
“Aku tahu
ini pertanyaan yang cukup sulit. Tapi bisakah kau memberitahuku sesuatu yang
tidak aku ketahui?” kata Mi So
“Bocah
yang bersamamu saat kalian kecil...adalah Sung Yeon. Aku tak mengenal siapa itu
'Hyun', Kau salah dengar Sekretaris Kim.” Ucap Nyonya Lee menyakinkan.
Mi So
ingin menyela tapi Nyonya Lee lebih dulu bicara, Nyonya Lee mengaku sangat lelah jadi meminta
agar berhenti membahasnya. Mi So pun memilih untuk pamit pergi saja.
Sung Yeon
melihat Mi So bertanya alasan datang ke rumahnya pagi hari, Mi So mengaku kalau
cuma ingin bertemu dengan Ibu Young Joon. Sung Yeon mengaku kalau ingin
menghubunginya jadi waktunya saat Mi So tepat sekali. Mi So ingin tahu ada apa
menelp.
“Ada sesuatu
yang harus kukembalikan padamu, catatan harianmu. Tunggu disini, aku akan
mengambilnya.” Kata Young Joon.
Mi So
ingin tahu Apakah ada sesuatu yang diingat setelah membaca catatan hariannya.
Sung Yeon pun merasa belum tahu.
“Maaf...
Apa Kau tak ingat apapun ciri-ciri wanita yang menculik kita? Contohnya,
bagaimana rupanya, Seberapa panjang rambutnya, atau seperti apa fisiknya.” Kata
Mi So penasaran
“Aku tak
mengingatnya.” Ucap Sung Yeon santai
“Apa Kau
tak ingat apapun, kapan kita diculik atau bagaimana kita lolos? Apakah tak sama
sekali?” tanya Mi So. Sung Yeon heran karena Mi So mendadak menanyakan itu.
“Karena
sepertinya catatan harianku sama sekali tak membantumu Dan tak memicumu
menemukan ingatanmu juga.” Jelas Mi So
“Ah, Mungkin
saja bukan karena aku tak ingat, tapi aku tak ingin mengingatnya. Mungkin ini
karena mekanisme alam bawah sadarku karena pengalaman saat itu begitu
menyulitkanku. Kalau begitu, tunggulah di ruang tamu. Aku akan segera mengambilnya.”
Ucap Sung Yeon.
Mi So
menunggu di ruang tengah dan melihat foto anak laki-laki diatas meja, dan
pikiranya masih mengingat anak laki-laki yang menemaninya. Ia merasa kalau ingatan Sung Yeon terdengar
seperti ingatan yang didengar dari orang lain. Sung Yeon pun kembali membawakan
buku harian,
“Diantara
kedua foto ini, kau yang mana?” tanya Mi So. Sung Yeon menunjuk ke arah bingkai
kiri.
“Yang
sebelah kiri itu aku. Apa Kau tak ingat?”kata Sung Yeon. Mi So terdiam karena
anak laki-laki yang bersamanya memang Young Joon.
“Aku
sudah memikirkannya Miso, dan kurasa alasan aku menyukaimu bukan karena
kebersamaan kita waktu kecil dulu. Aku tidak memintamu untuk segera
menjawabnya... Aku hanya ingin kau tahu bagaimana perasaanku, itu saja.” Jelas
Sung Yeon. Mi So hanya bisa terdiam karena yakin Young Joon adalah anak
laki-laki yang dicarinya.
Ji Ah
datang ke kantor, Tuan Jung bertanya Apakah pindahannya lancar, Ji Ah menganguk
karena cuma butuh 5 menit saja pergi ke kantor dengan senyuman bahagia kalau
Rumah barunya sangat enak dan nyaman.
“Jadi,
kapan kau akan mengundang kami ke rumahmu yang enak dan nyaman itu? Pesta rumah
baru.” Kata Se Ra. Ji Ah mulai panik
“Rumahku
jenis apartemen studi, jadi tempatnya kecil. Dan aku juga tak bisa masak.” Ucap
Ji Ah memberikan alasan.
“Hei,
ayolah... Kami bukan orang yang akan
menekan junior seperti itu. Kau cuma perlu persiapkan beberapa hal seperti nasi
goreng, jokbal, Tangsuyuk, dan Galbi Jjim. Dan minta diantar ke rumahmu. Kami
tak butuh yang lain.” Kata Tuan Jung
tersenyum bahagia.
“Bukankah
terdengar lebih baik? Kau sungguh dikaruniai rekan kerja yang pengertian.” Kata
Se Ra dan mengusulkan besok akhir pekan.
Semua
langsung setuju besok datang ke tempat Ji Ah, Sementara Ji Ah tak bisa
berkata-kata hanya bisa menyetujuinya saja. Mi So datang, Tuan Jung langsung
mengajak ikut pesta rumah baru Nn. Ji Ah, Mi So menolak karena harus menghadiri
acara keluarga lalu bergegas ke ruangan.
“Jadi,
kita harus kumpulkan berapa banyak uang dari tiap orang untuk hadiah pesta
rumah barunya..” Kata Tuan Jung
“Termasuk
Sekretaris Yang.. Jadi lima orang, bagaimana kalau masing-masing dipungut $20?”
ucap Young Ok
“Sekretaris
Yang harus selalu siaga jadi dia tidak bisa ikut. Dan juga, kenapa Cuma
dipungut masing-masing $20? Jumlahnya bahkan tak cukup untuk membeli hadiah
yang layak.” Keluh Tuan Jung
“Tn. Park
yang cerdas... Kita harus memungut...$24.9 dari masing-masing orang, bagaimana?”
kata Tuan Jung, Tuan Park setuju dan yang lainya hanya bisa menghela nafas
karena tak beda jauh.
“Mari
kita pergi pesta penyambutan rumah baru besok!” teriak Tuan Jung, Semua
terlihat bahagia hanya Ji Ah kebingungan karena mereka akan bertemu Tuan Ko.
Mi So
menatap ruangan Young Joon, sambil bergumam kalau sudah menduga Young Joon adalah bocah pria yang dicari.
Tapi Ia heran karena keluarga Young Joon selalu mmemberitahuku kalau itu Sung
Yeon.
“Apa Bos
kehilangan ingatannya? Aku sebaiknya pura-pura tidak tahu juga.” Gumam Mi So
lalu Young Joon datang menyapa Young Joon dengan senyuman.
“Kau akan
mengunjungi pihak afiliasi dimulai pukul 3:00 sore. Setelah itu, kau harus
makan malam bersama Presdir Park. Dan Ji Ah yang akan mendampingimu hari ini.”kata
Mi So masuk ke dalam ruangan.
“Kalau begitu,
itu artinya kita tak akan bertemu sampai waktu makan malam hari ini?” ucap
Young Joon. Mi So membenarkan.
“Ahh..Sayang
sekali. Kalau begitu, datanglah kerumahku nanti malam.” Kata Young Joon. Mi So
panik mendengar kalimat Nanti malam.
“Apa yang
kau bayangkan? Ya Aku tahu , kata 'Rumahku' dan 'Pada malam hari' Itu Paduan
kata khusus dan seksi, cukup untuk membangkitkan imajinasi liar seseorang.”
Komentar Young Joon mengoda. Mi So
mengaku tak mengerti soal itu.
“Aku tak
mengikuti sekolah les saat kecil sepertimu. Jadi, imajinasiku terbelakang..”
komentar Mi So
“Sayang
sekali... Aku ingin merapikan beberapa berkas pribadi di perpustakaanku. Apa Kau
bisa membantuku?” kata Young Joon.
“Tentu
saja, jangan khawatir... Oppa...” kata Mi So. Young Joon kaget
mendengarnya.
Ia tak
percaya dan meminta Mi So agar memanggilnya seperti itu sekali saja Dengan panggilan
'oppa' bahkan boleh terus memanggilnya karena akan mengizinkannya. Mi So
menolak karena sekali saja sudah cukup lalu bergegas keluar dari ruangan.
“Kubilang
kau boleh terus memanggilku.... Aku seharusnya merekamnya atau apalah itu”
keluh Young Joon merasa kesempatanya hilang.
Mi So
masuk ke rumah Young Joon tapi tak ada yang menyahuti panggilanya. Saat itu
Young Joon keluar ruangan melihat Mi So yang datang lebih awal dengan jubah
mandinya. Mi So panik langsung memalingkan wajahnya.
“Aku yakin
akan lebih membahayakan untuk jantungmu jika kau melihat otot yang tersembunyi
dibalik jubah ini. Jadi, aku akan segera memakai pakaian.” Kata Young Joon lalu
masuk ke dalam kamar.
“Apa itu
bekas luka karena terikat saat diculik? Pasti sangat menyakitkan.” Gumam Mi So
melihat bekas luka di kaki Young Joon.
Tiba-tiba
air mata Mi So menangis, seperti smerasa kasihan dengan Young Joon. Ponselnya
berdering, Pil Nam menelp menanyakan keberadaan adiknya. Mi So memberitahu
kalau sedang ada di rumah Young Joon, Pil Nam berteriak marah.
“Kenapa
kau disana jam segini? Apa kau sungguh berkencan dengannya, Dengan pria egois
yang Cuma mementingkan diri sendiri?” kata Pil Nam marah
“Kak...
Dia tidak egois... Dia lebih baik dari dugaanku. Jadi...Aku harap kau tak khawatir
mengenai hubungan kami lagi.” Ucap Mi So sambil menangis, saat itu Young Joon
mendengar dan melihat Mi So berbicara samil menangis.
“Pokoknya,
jangan lupa datang besok pukul 12:00. Jangan terlambat.” Kata Pil Nam. Mi So
mengerti dan saat itu Young Joon memilih untuk pergi meninggalkan
sekertarisnya.
Young
Joon kebingungan berpikir kalau keluarga Mi So
menentang hubungan mereka sampai membuatnya menangis. Ia pikir Seharusnya mereka membuat plakat
untuk menyambutnya.
“Apa
mungkin mereka keberatan karena aku terlalu sempurna? Dasar kau, Young Joon...
Bisakah, kau kurangi kesempurnaanmu sedikit? Aku jadi kesal pada diriku
sendiri.” Komentar Young Joon yang narsis menatap ke arah cermin.
Keduanya
duduk di meja makan, Young Joon tiba-tiba berkata pada Mi So kalau semuanya
akan baik-baik saja. Mi So memberitahu kalau Selain dokumen penting, dan akan
menyingkirkan dokumen yang lewat dari 10 tahun. Young Joon mengatakan bukan itu
maksudnya.
“Kekhawatiranmu...
Semuanya akan baik-baik saja.” Kata Young Joon. Mi So tak mengerti maksudnya.
“Aku
dengar kau bicara di telepon tadi. Kakakkmu sepertinya mencemaskan kita. Aku
akan pastikan mereka segera terbebas dari kecemasan. Kau tahu, aura mematikanku
yang ampuh meluluhkan hati siapa saja. Aku akan berusaha menyakinkan mereka, Jadi,
jangan menangis lagi.” Kata Young Joon dengan percaya diri. Mi So pun hanya
bisa tersenyum.
Mi So
pikir Young Joon tak perlu mengantarnya. Young Joon merasa harus mengantarkan
agar bisa bersama Mi So lebih lama dan Sayang sekali kalau harus berpisah jika dari
rumahnya. Mi So hanya bisa tersenyum, Young Joon menegaskan kalau yang dimaksud
itu Mi So yang merasakan itu.
“Besok
aku tak punya jadwal, Apa kau mau kencan denganku?” tanya Young Joon.
“Jangan
besok, besok aku harus datang ke acara keluarga.” Ucap Mi So
“Apa itu
libur akhir pekan satu-satunya yang kau pilih selama setahun?” tanya Young
Joon. Mi So membenarkan.
“Apa kali
ini di pulau Jebu, juga?” kata Young Joon. Mi So mengangguk da akhirnya pamit
pergi.
Tiba-tiba
Mi So merasakan ada sesuatu yang tertinggal, lalu memberikan tanda cinta dengan
jarinya. Young Joon pura-pura tak tahu tapi dari wajahnya terlihat sangat
sumringah menerimnya, Mi So pun bergegas langsung masuk rumah karena malu.
Young Joon
melihat wajah Tuan Park dan ingin tahu Apa ada sesuatu yang mengganggunya
karena dari Wajah Tuan Park tampak kalau ingin ditanyakan sesuatu. Tuan Park
membenarkan, menunggu Young Joon bertanya karena ingin menceritakan sesuatu.
Young Joon pun mempersilahkan.
“Aku
melihat mantan istriku beberapa hari lalu. Aku melihatnya bersama pria lain. Dia
tampak begitu gembira.” Cerita Tuan Park sedih
“Dan kau
tampak tak gembira.” Kata Young Joon, Tuan Park membenarkan.
“Aku yakin
akan masuk 3 besar manusia paling sengsara di bulan ini. Maksudku, bagaimana
dia sudah punya pacar? Bagaimana secepat ini?” kelh Tuan Park
“Kau
sebaiknya memperlakukannya dengan baik selagi bersamanya.” Komentar Young Joon.
“Aku...
Aku sangat memperlakukannya dengan baik. Aku membelikannya tas dan perhiasan
kapanpun dia inginkan. Aku membuatkan sarapan dan selalu memuji wajahnya yang
cantik tanpa riasan. Aku sangat baik pada mantan istriku dan keluarganya juga.”
Cerita Tuan Park
Young
Joon tertarik dengan kata “Keluarganya”. Tuan Park menjelaskan kalau Ada
perkataan yang mengatakan, 'Mencintaiku artinya mencintai anjingku juga' dan
Seperti itulah kasusnya, jadi Ia mencintai orang tua mantan istrinya dan bahkan
saudara-saudaranya.
“Aku
selalu berkata 'Wah, mertuaku tercinta.. 'Bagus, bagus'.. Kemudian mereka
menyukaiku juga.” Cerita Tuan Park. Mi So seperti tak percaya mendengarnya.
“Apa yang
kau lakukan?” tanya Young Joon. Tuan Park berpikir kalau Young Joon itu tak
percaya ucapanya.
“Bukan itu... Maksudku, aku bertanya bagaimana
teknikmu mengambil hati mereka. Jadi, keluarga...” jelas Young Joon
“Kau
ingin mengambil hati keluarga Sekretaris Kim, kan?” ucap Tuan Park kebingungan
untuk menjelaskan agar Young Joon bisa langsung paham.
“Kau
tahu, subkontraktor bekerja dengan tekun agar bisa dapatkan kontrak kerja
dengan kita, kan? Mereka terus berusaha untuk membuktikan diri. Mereka
perlihatkan sisi baik mereka sebagai sebuah perusahaan.” Jelas Tuan Park
Young
Joon membenarkan, Tuan Park menegaskan kalau itu yang dimaksud. Young Joo seperti subkontraktor yang perlu
menarik perhatian keluarga konglomerat, keluarga Kim dan sekarang Young Joon
hanya punya 0% kepercayaan karena baru saja membuka bisnis.
“Mulai
sekarang, kau harus perlihatkan dan buktikan kemampuanmu.” Jelas Tuan Park
“Sekarang,
jadi masuk akal...lalu , apa yang kau lakukan?” tanya Young Joon. Tuan Park
mulai berdiri
“Kau
memBungkukkan pinggangmu 45 derajat, lalu Tempelkan kedua tanganmu dan mulai
mengosokkan” ucap Tuan Park sambil mengucapkan pujian dan anggukan kepala.
“Aku
melakukan semua yang disuruh.” Jelas Tuan Park. Young Joon kaget mendengarnya.
“Saat aku
pergi mengunjungi keluarga istriku, Aku tinggalkan harga diriku dirumah.” Tegas
Tuan Park
Young
Joon tak percaya kalau harus melakukan seperti itu, Tuan Park menegaskan kalau Young Joon harus
melakukan itu untuk bisa diakui oleh keluarganya. Young Joon seperti merasa tak
yakin, sementara Tuan Park mengeluh karena seharusnya cerita mengenai masalahnya
dan kali ini malah kebalikanya. Young
Joon mulai memikirkan tentang Pengakuan dari keluarganya.
Seorang
bibi memberitahu kalau sudah bersihkan tempatnya, jadi mereka bisa langsung
menempati rumahnya. Ketiganya mengucapkan terimakasih lalu duduk di halaman
rumah dengan nyaman. Won Hee merasa seperti mengunjungi kerabat tiap tahun dan
heran melihat wajah Mi So yang lesu.
“Kau tak
tampak bersemangat saat perjalanan kemari juga. Ada apa?” tanya Won Hee. Mi So
mengaku Bukan apa-apa.
“Apa
karena perkataanku semalam? Karena aku melarangmu berhubungan dengan bosmu?”
ucap Pil Nam, Mi So mengaku bukan itu.
“Miso,
aku ini pengganti ibu... Aku tak bisa diam saja saat adik paling kecilku mengalami
percintaan yang sulit. Mau berulangkali aku memikirkannya, dia tak baik
untukmu.” Tegas Pil Nam
“Itu
karena kau belum pernah bertemu dengannya. Kau tak tahu saja, betapa baiknya atasanku
itu... “ kata Mi So dengan nada tinggi dan tiba-tiba disela oleh kakaknya.
“Apa
berat badanmu turun? Lama tak jumpa, kau makin langsing saja.” Komentar Pil
Nam. Won Hee tak percaya dengan memutar badanya mengaku kalau beratnya naik 2kg
tapi karena mengunakan hitam jadi terlihat kurus.
“Pokoknya,
meski kami tak paham secara rinci, kami hanya tak ingin kau bersedih. Kita
perlu bersenang-senang sepenuhnya hari ini.” Komentar Won Hee. Mi So pun setuju
kalau mereka akan bersenang-senang.
Tuan Jung
dkk bersemangat untuk bersenang-senang dirumah Ji Ah, tapi Ji Ah terlihat
panik. Se Ra bertanya apakah mereka sudah sampai, Ji Ah menganguk dengan rumah
yang ada di depanya. Bibi pemilik rumah
melihat Ji Ah dengan temanya dan yakin kalau itu tamunya.
“Hari ini
aku mengadakan pesta menyambut rumah baru.” Kata Ji Ah.
“Rumahmu
'kan kecil, jadi sebaiknya kalian berpesta di atap saja. Selamat berkunjung.”
Ucap Bibi lalu beranjak pergi.
“Dia
bilang Atap? Itu Bagus.. Kalau kita minum-minum di atap dengan pemandangan
luar. Kita pasti akan sangat menikmati minumannya.” Kata Tuan Jung bersemangat.
“Tidak
bisa, atapnya terlalu panas. Kita lakukan saja di rumahku.” Komentar Ji Ah
panik
“Ayolah,
cuacanya juga lumayan bagus, jadi berpesta di atap pasti luar biasa.” Kata Tuan
Jung, semua pun setuju unuk pergi ke atap.
“Tetap
saja, kita bisa mengganggu pemilik yang tinggal di apartemen studio di atap
sana.” Ucap Ji Ah berusaha melarang
“Tapi
kita tak kemari setiap hari, mereka akan memaklumi.” Ucap Tuan Jung.
Ji Ah
menahan semua pergi menyuruh mereka masuk ke rumahnya lebih dulu lalu
membawakan makanannya ke atap, karena ia akan membereskan semua yang ada diatap
dengan merapihkan meja. Semua mengerti
dengan berkomentar kalau Ji Ah itu sangat baik dan banyak mempersiapkan makanan
untuk pestanya.
Di atap
Tuan Ko
sedang asik menyiram tanaman tomatnya, dengan wajah bahagia. Ji Ah datang
dengan wajah panik karena keadaan Gawat. Tuan Ko mengejek kalau maksudnya
karyawan kantor akan datang. Ji Ah kaget karena Tuan Ko sudah mengetahuinya.
“Mereka
semua sedang menuju atap sekarang. Mereka kemari untuk berpesta menyambut rumah
baruku Dan mereka ingin berpesta disini. Tak ada waktu lagi, sembunyi”.Jelas Ji
Ah.
“Kenapa
aku harus sembunyi Kau harus mencegah mereka kemari...” komentar Tuan Ko
Tapi saat
itu terdengar suara Tuan Jung sedang menaiki tangga, Tuan Ko ingin masuk rumah
sudah terlihat batang hidungnya. Ji Ah makin panik, akhirnya Tuan Ko
bersembunyi dibawah tempat duduk. Tuan Jung mengeluh punggungnya terasa sakit.
“Kalian
sudah datang? Sudah kubilang untuk mampir kerumahku dulu mengambil makanan.”
Kata Ji Ah
“Aku
tinggal menyuruh para junior saja.” Ucap Tuan Jung dan Se Ra mengaku tak bisa
membawa barang-barang berat.
“Tulangku
itu terlalu tipis, kau tahulah aku sangat feminim.” Kata Se Ra yang merasa
kelelahan menaiki tangga
“Ngomong-ngomong,
aku suka meja kayu ini... Pemandangan yang indah sekali. Pasti pada malam hari
akan luar biasa indahnya. Mari minum dan menikmati sampai semalaman.” Kata Tuan
Jung
Ji Ah
yang mendengarnya makin panik, Sementara Se Ra mengeluh harus sampai malam
lagi. Tuan Ko yang ada dibawah pun terlihat kebingungan bertahan dibawah kursi
sampai malam. Tuan Park dan Young Ok
datang membawakan makanan dan juga minuman.
Tuan Jung
tak percaya Ji Ah pesan banyak sekali makanan. Mereka pun mulai makan dan minum
bersama, Ji Ah minum bir tapi perasaanya cemas karena ada Tuan Ko dibawah
kursi.
Mi So
mulai mengaduk semangka dengan sendok sayurk, Won Hee menuangkan sprite dan Pil
Nam mencampur es batu. Semuanya terlihat bahagia memakan es semangka, tapi Mi
So melonggo melihat Young Joon datang. Semua langsung berdiri menyambutnya.
“Kenapa
kau kemari?” tanya Mi So. Young Joon dengan barang bawaanya menyapa dua kakak
iparnya dengan sopan. Mi So makin binggung dan ingin tahu apa sebenernya ini.
“Katamu
kau menginap di penginapan yang sama di Pulau Jebu tiap tahun. Kau bermain bulu
tangkis di taman bermain sekolah dasar dekat penginapan dan membuat kakimu
terkilir 2 tahun yang lalu. Aku mencari penginapan yang berada di dekat sekolah
dasar.” Jelas Young Joon.
“Bukan
itu yang kutanyakan. Kenapa kau kemari? Aku sedang bersama kedua kakakku.”
Jelas Mi So
“Itulah
alasan aku kemari. Mereka khawatir dengan hubungan kita. Jadi Aku ingin
menyingkirkan kekhawatiran mereka. Aku akan lakukan yang terbaik untuk...” kata
Young Joon dan terdengar suara Pil Nam memanggil adiknya.
Pil Nam
memastikan alau Young Joon datang bukan
untuk menyuruh adiknya bekerja dan ingin tahu alasan. Won Hee menduga kalau Young Joon berkencan
dengan adiknya, Mi So terlihat binggung. Tapi Young Joon mengaku kalau mereka
berkencan.
“Aku tahu
kalian khawatir dengan hubungan kami. Tapi, kalian tak perlu banyak khawatir.
Ini Lebih dari dugaan kalian, Kami begitu saling menyukai.” Kata Young Joon, Mi
So malu-malu mendengarnya.
“Maksudku,
dia sangat menyukaiku.”komentar Mi So, Young Joon mulai menatap sinis
“Tentu
saja, aku juga sangat menyukainya. Apa kita bisa pindah ke penginapanku dan mengobrol
lebih lanjut mengenai hal ini? Aku sudah menyiapkan kamar khusus. “ kata Young
Joon
“Tidak,
terima kasih. Kalian menyuruhku untuk tidak khawatir. Tapi, aku tak bisa
berhenti khawatir. Karena kehidupanmu sangat bertolak belakang dengan kami. Dan
juga sangat tak nyaman bertemu denganmu mendadak seperti ini.” Ucap Pil Nam, Mi
So mengeluh kakaknya yang bersikap sinis.
“Katanya
kalian lapar, ayo pergi makan. Kalau begitu, kita bisa makan sama-sama. Aku akan
pesan tempat di restoran terbaik... “ kata Young Joon mencari perhatian.
“Tidak,
terima kasih... Kami sudah punya rumah makan tujuan kami sendiri.” Ucap Pil Nam
“Kalau
begitu, kita bisa kesana sama-sama.” Kata Young Joon, Semua terlihat kaget
Young
Joon datang ke restoran “Kepiting saus” yang bisa makan sepuasnya. Pil Nam
mengejek Young Joon yang tampak terkejut karena bisa makan sepuasnya. hanya
dengan membayar $19,99 per orang. Young Joon mengaku kaget ingin tahu cara
mereka bisa mengambil untung dengan sistem penjualan seperti itu.
“Itu bisa
saja karena mereka membuat hidangan dengan bahan yang murah.” Jelas Mi So
“Aku tak
yakin kalau kau bisa makan kepiting murahan. Kau pasti makan kepiting saus dari
chef handal. Kau bisa pulang kalau merasa tak nyaman.” Ucap Pil Nam sinis
“Tidak,
aku sama seperti kalian. Aku sama sekali tak merasa kurang nyaman.” Kata Young
Joon, Akhirnya dua kakak Young Joon memilih meja.
“Bos,
belum terlambat untuk menyerah.” Bisik Mi So. Tapi Young Joon tetap akan makan
kepiting saus.
Won Hee
sibuk makan sementara Pil Nam terus menatap keduanya dengan sinis. Mi So ingin
menuangkan minuman tapi Young Joon melarang karena bisa melakukanya sendiri.
Pil Nam mengeluh keduanya yang mengaku pacaran tapi panggilan mereka itu 'Sekretaris Kim dan 'Bos'.
“Pertanyaan
bagus. Aku berniat untuk mengganti panggilan kami. Kau bisa memanggilku,
oppa... Miso.” Kata Young Joon santai.
“Kak,
biar kami saja yang pikirkan bagaimana kami saling memanggil.” Kata Mi So
merasa masih belum nyaman.
“Wahh...
Aku kenyang sekali. Aku merasa perutku terisi dengan kepiting saus sampai ke
dada, Aku akan mengisi bagian atas sekarang.”
Kata Won Hee yang terus makan.
“Kenapa
dia terus makan padahal sudah kenyang?” bisik Young Joon heran.
“Ini Agar
tak membuang-buang uang.” Jawab Mi So, Young Joon terlihat binggung.
“Lagipula,
kami membayar harga yang sama, jadi lebih baik makan sebanyak mungkin. Kau
asing dengan pemikiran seperti ini, kan?? Pikiran yang memaksa diri untuk makan
banyak agar tak membuang-buang uang.” Sindir Pil Nam
Young
Joon mengaku kalau mengerti dari orang kaya jadi menurutnya Seperti itulah
pemahamannya. Ia menegakasn kalau Hari ini akan makan sebanyak mungkin dari
uang yang dikeluarkan. Mi So khawatir melihat Young Joon yang terus makan
kepiting tanpa henti.
“Aku akan
tambah sepiring lagi.” Kata Young Joon yang sudah kenyang tapi berusaha untuk
nambah
“Hai,
anak muda... Apa kau akan terus makan kepiting saus seharian? Jangan
mempertaruhkan nyawamu seperti itu.” Komentar Si bibi. Young Joon pun bisa
tersenyum.
“Ini Sudah
cukup.” Kata Pil Nam, Young Jon pikir akan menyudahi saja jadi merasa tak
membuang-buang uang.
Bersambung part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Epsd 10 part 2 kok nggak bisa dibuka ya,,,
BalasHapusMau tanya donk, soundtrack yang pas ngasih tanda cinta itu lagu nya siapa ya kaa?
BalasHapus