PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 07 Juli 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 10 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
“Sung Hyun oppa?” ucap Mi So. Young Joon yang tertidur langsung menyahut. Mi So kaget mendengarnya. Young Joon pun terbangun terlihat kebingungan.
“Aku jelas memanggilmu 'Sung Hyun' Kenapa kau menjawab? Apa mungkin, Kau mengubah namamu? Apa mungkin namamu sebelumnya adalah Lee Sung Hyun?” kata Mi So
“Aku tak paham yang kau bicarakan.” Ucap Young Joon terlihat gugup.
“Saat aku bercerita pada ibumu mengenai kasus penculikan. Aku dengan jelas mendengarnya. Ibumu menyebut 'Hyun' Aku ingin mengetahui yang sebenarnya terjadi.” Jelas Mi So
“Sekretaris Kim... Jangan mengartikan lebih bicaraku saat tidur. Itu cuma spontan jawaban saat kudengar suaramu. Ayo kita pulang, aku akan mengantarmu.” Kata Young Joon bergegas mengemudikan mobilnya. 


Mi So kembali kerumah sambil bergumam kalau Young Joon  begitu wajar menyaut saat menyebut nama Sung Hyun. Sementara Young Joon di rumah duduk sambil mengingat yang dikatakan Mi So “Saat aku bercerita pada ibumu mengenai kasus penculikan. Aku dengan jelas mendengarnya. Ibumu menyebut 'Hyun' Aku ingin mengetahui yang terjadi sebenarnya.”

Young Joon kembali mengingat kenangan buruknya, Seorang wanita dengan kuku panjang meminta agar ikut denganya, karena tak mau pergi sendirian, ada tali yang mengikat tubuhnya. Saat itu Young Joon berteriak histeris sambil menangis.
“Kau tak perlu tahu..” kata Young Joon lalu melihat foto dirinya dengan Mi So, ingatanya kembali saat diculik.
Mi So menangis meminta agar Jangan tinggalkan disendirian. Young Joon menegaskan kalau tak ingin Mi So menangis lagi.


Mi So bertemu dengan Nyonya Lee di rumah. Nyonya Lee ingin tahu alsan pagi-pagi mengajak bertemu, karena cepat  datang dan merasa kalau pasti  keperluan serius. Mi So mengaku kalau ada yang ingin ditanyakan. Nyonya Lee mempersilahkan tanya saja.
“Apa mungkin, Wakil Ketua Lee...mengubah namanya?” kata Mi So. Nyonya Lee terlihat kaget.
“Sebelumnya, kau menyebut 'Hyun' Aku mengira mungkin saja yang kau maksud adalah Wakil Ketua Lee. “ kata Mi So
“Mungkin saja kau salah dengar.” Ucap Nyonya Lee. Mi So yakin kalau  Nyonya Lee mengatakan dengan jelas.
“Kau bertanya padaku, 'Bagaimana keadaan Hyun saat itu?' Saat kita membicarakan kasus penculikan. Ini mungkin akan berbeda dengan pendapatmu. Namun kurasa bocah bernama 'Hyun' itu adalah Wakil Ketua. “Kata Mi So yakin
“Bagaimana kau bisa punya ide konyol seperti itu?” keluh Nyonya Lee
“Aku tahu ini pertanyaan yang cukup sulit. Tapi bisakah kau memberitahuku sesuatu yang tidak aku ketahui?” kata Mi So
“Bocah yang bersamamu saat kalian kecil...adalah Sung Yeon. Aku tak mengenal siapa itu 'Hyun', Kau salah dengar Sekretaris Kim.” Ucap Nyonya Lee menyakinkan.
Mi So ingin menyela tapi Nyonya Lee lebih dulu bicara,  Nyonya Lee mengaku sangat lelah jadi meminta agar berhenti membahasnya. Mi So pun memilih untuk pamit pergi saja. 




Sung Yeon melihat Mi So bertanya alasan datang ke rumahnya pagi hari, Mi So mengaku kalau cuma ingin bertemu dengan Ibu Young Joon. Sung Yeon mengaku kalau ingin menghubunginya jadi waktunya saat Mi So tepat sekali. Mi So ingin tahu ada apa menelp.
“Ada sesuatu yang harus kukembalikan padamu, catatan harianmu. Tunggu disini, aku akan mengambilnya.” Kata Young Joon.
Mi So ingin tahu Apakah ada sesuatu yang diingat setelah membaca catatan hariannya. Sung Yeon pun merasa belum tahu.
“Maaf... Apa Kau tak ingat apapun ciri-ciri wanita yang menculik kita? Contohnya, bagaimana rupanya, Seberapa panjang rambutnya, atau seperti apa fisiknya.” Kata Mi So penasaran
“Aku tak mengingatnya.” Ucap Sung Yeon santai
“Apa Kau tak ingat apapun, kapan kita diculik atau bagaimana kita lolos? Apakah tak sama sekali?” tanya Mi So. Sung Yeon heran karena Mi So mendadak menanyakan itu.
“Karena sepertinya catatan harianku sama sekali tak membantumu Dan tak memicumu menemukan ingatanmu juga.” Jelas Mi So
“Ah, Mungkin saja bukan karena aku tak ingat, tapi aku tak ingin mengingatnya. Mungkin ini karena mekanisme alam bawah sadarku karena pengalaman saat itu begitu menyulitkanku. Kalau begitu, tunggulah di ruang tamu. Aku akan segera mengambilnya.” Ucap Sung Yeon. 


Mi So menunggu di ruang tengah dan melihat foto anak laki-laki diatas meja, dan pikiranya masih mengingat anak laki-laki yang menemaninya.  Ia merasa kalau ingatan Sung Yeon terdengar seperti ingatan yang didengar dari orang lain. Sung Yeon pun kembali membawakan buku harian,
“Diantara kedua foto ini, kau yang mana?” tanya Mi So. Sung Yeon menunjuk ke arah bingkai kiri.
“Yang sebelah kiri itu aku. Apa Kau tak ingat?”kata Sung Yeon. Mi So terdiam karena anak laki-laki yang bersamanya memang Young Joon.
“Aku sudah memikirkannya Miso, dan kurasa alasan aku menyukaimu bukan karena kebersamaan kita waktu kecil dulu. Aku tidak memintamu untuk segera menjawabnya... Aku hanya ingin kau tahu bagaimana perasaanku, itu saja.” Jelas Sung Yeon. Mi So hanya bisa terdiam karena yakin Young Joon adalah anak laki-laki yang dicarinya. 


Ji Ah datang ke kantor, Tuan Jung bertanya Apakah pindahannya lancar, Ji Ah menganguk karena cuma butuh 5 menit saja pergi ke kantor dengan senyuman bahagia kalau Rumah barunya sangat enak dan nyaman.
“Jadi, kapan kau akan mengundang kami ke rumahmu yang enak dan nyaman itu? Pesta rumah baru.” Kata Se Ra. Ji Ah mulai panik
“Rumahku jenis apartemen studi, jadi tempatnya kecil. Dan aku juga tak bisa masak.” Ucap Ji Ah memberikan alasan.
“Hei, ayolah...  Kami bukan orang yang akan menekan junior seperti itu. Kau cuma perlu persiapkan beberapa hal seperti nasi goreng, jokbal, Tangsuyuk, dan Galbi Jjim. Dan minta diantar ke rumahmu. Kami tak butuh yang lain.” Kata  Tuan Jung tersenyum bahagia.
“Bukankah terdengar lebih baik? Kau sungguh dikaruniai rekan kerja yang pengertian.” Kata Se Ra dan mengusulkan besok akhir pekan.
Semua langsung setuju besok datang ke tempat Ji Ah, Sementara Ji Ah tak bisa berkata-kata hanya bisa menyetujuinya saja. Mi So datang, Tuan Jung langsung mengajak ikut pesta rumah baru Nn. Ji Ah, Mi So menolak karena harus menghadiri acara keluarga lalu bergegas ke ruangan.
“Jadi, kita harus kumpulkan berapa banyak uang dari tiap orang untuk hadiah pesta rumah barunya..” Kata Tuan Jung
“Termasuk Sekretaris Yang.. Jadi lima orang, bagaimana kalau masing-masing dipungut $20?” ucap Young Ok
“Sekretaris Yang harus selalu siaga jadi dia tidak bisa ikut. Dan juga, kenapa Cuma dipungut masing-masing $20? Jumlahnya bahkan tak cukup untuk membeli hadiah yang layak.” Keluh Tuan Jung
“Tn. Park yang cerdas... Kita harus memungut...$24.9 dari masing-masing orang, bagaimana?” kata Tuan Jung, Tuan Park setuju dan yang lainya hanya bisa menghela nafas karena tak beda jauh.
“Mari kita pergi pesta penyambutan rumah baru besok!” teriak Tuan Jung, Semua terlihat bahagia hanya Ji Ah kebingungan karena mereka akan bertemu Tuan Ko. 



Mi So menatap ruangan Young Joon, sambil bergumam kalau sudah menduga  Young Joon adalah bocah pria yang dicari. Tapi Ia heran karena keluarga Young Joon selalu mmemberitahuku kalau itu Sung Yeon.
“Apa Bos kehilangan ingatannya? Aku sebaiknya pura-pura tidak tahu juga.” Gumam Mi So lalu Young Joon datang menyapa Young Joon dengan senyuman.
“Kau akan mengunjungi pihak afiliasi dimulai pukul 3:00 sore. Setelah itu, kau harus makan malam bersama Presdir Park. Dan Ji Ah yang akan mendampingimu hari ini.”kata Mi So masuk ke dalam ruangan.
“Kalau begitu, itu artinya kita tak akan bertemu sampai waktu makan malam hari ini?” ucap Young Joon. Mi So membenarkan.
“Ahh..Sayang sekali. Kalau begitu, datanglah kerumahku nanti malam.” Kata Young Joon. Mi So panik mendengar kalimat Nanti malam.
“Apa yang kau bayangkan? Ya Aku tahu , kata 'Rumahku' dan 'Pada malam hari' Itu Paduan kata khusus dan seksi, cukup untuk membangkitkan imajinasi liar seseorang.” Komentar Young Joon mengoda.  Mi So mengaku tak mengerti soal itu.
“Aku tak mengikuti sekolah les saat kecil sepertimu. Jadi, imajinasiku terbelakang..” komentar Mi So
“Sayang sekali... Aku ingin merapikan beberapa berkas pribadi di perpustakaanku. Apa Kau bisa membantuku?” kata Young Joon.

“Tentu saja, jangan khawatir... Oppa...” kata Mi So. Young Joon kaget mendengarnya. 
Ia tak percaya dan meminta Mi So agar memanggilnya seperti itu sekali saja Dengan panggilan 'oppa' bahkan boleh terus memanggilnya karena akan mengizinkannya. Mi So menolak karena sekali saja sudah cukup lalu bergegas keluar dari ruangan.
“Kubilang kau boleh terus memanggilku.... Aku seharusnya merekamnya atau apalah itu” keluh Young Joon merasa kesempatanya hilang. 


Mi So masuk ke rumah Young Joon tapi tak ada yang menyahuti panggilanya. Saat itu Young Joon keluar ruangan melihat Mi So yang datang lebih awal dengan jubah mandinya. Mi So panik langsung memalingkan wajahnya.
“Aku yakin akan lebih membahayakan untuk jantungmu jika kau melihat otot yang tersembunyi dibalik jubah ini. Jadi, aku akan segera memakai pakaian.” Kata Young Joon lalu masuk ke dalam kamar.
“Apa itu bekas luka karena terikat saat diculik? Pasti sangat menyakitkan.” Gumam Mi So melihat bekas luka di kaki Young Joon.
Tiba-tiba air mata Mi So menangis, seperti smerasa kasihan dengan Young Joon. Ponselnya berdering, Pil Nam menelp menanyakan keberadaan adiknya. Mi So memberitahu kalau sedang ada di rumah Young Joon, Pil Nam berteriak marah.
“Kenapa kau disana jam segini? Apa kau sungguh berkencan dengannya, Dengan pria egois yang Cuma mementingkan diri sendiri?” kata Pil Nam marah
“Kak... Dia tidak egois... Dia lebih baik dari dugaanku. Jadi...Aku harap kau tak khawatir mengenai hubungan kami lagi.” Ucap Mi So sambil menangis, saat itu Young Joon mendengar dan melihat Mi So berbicara samil menangis.
“Pokoknya, jangan lupa datang besok pukul 12:00. Jangan terlambat.” Kata Pil Nam. Mi So mengerti dan saat itu Young Joon memilih untuk pergi meninggalkan sekertarisnya. 
Young Joon kebingungan berpikir kalau keluarga Mi So  menentang hubungan mereka sampai membuatnya menangis.  Ia pikir Seharusnya mereka membuat plakat untuk menyambutnya.
“Apa mungkin mereka keberatan karena aku terlalu sempurna? Dasar kau, Young Joon... Bisakah, kau kurangi kesempurnaanmu sedikit? Aku jadi kesal pada diriku sendiri.” Komentar Young Joon yang narsis menatap ke arah cermin.

Keduanya duduk di meja makan, Young Joon tiba-tiba berkata pada Mi So kalau semuanya akan baik-baik saja. Mi So memberitahu kalau Selain dokumen penting, dan akan menyingkirkan dokumen yang lewat dari 10 tahun. Young Joon mengatakan bukan itu maksudnya.
“Kekhawatiranmu... Semuanya akan baik-baik saja.” Kata Young Joon. Mi So tak mengerti maksudnya.
“Aku dengar kau bicara di telepon tadi. Kakakkmu sepertinya mencemaskan kita. Aku akan pastikan mereka segera terbebas dari kecemasan. Kau tahu, aura mematikanku yang ampuh meluluhkan hati siapa saja. Aku akan berusaha menyakinkan mereka, Jadi, jangan menangis lagi.” Kata Young Joon dengan percaya diri. Mi So pun hanya bisa tersenyum. 

Mi So pikir Young Joon tak perlu mengantarnya. Young Joon merasa harus mengantarkan agar bisa bersama Mi So  lebih lama dan  Sayang sekali kalau harus berpisah jika dari rumahnya. Mi So hanya bisa tersenyum, Young Joon menegaskan kalau yang dimaksud itu Mi So yang merasakan itu.
“Besok aku tak punya jadwal, Apa kau mau kencan denganku?” tanya Young Joon.
“Jangan besok, besok aku harus datang ke acara keluarga.” Ucap Mi So
“Apa itu libur akhir pekan satu-satunya yang kau pilih selama setahun?” tanya Young Joon. Mi So membenarkan.
“Apa kali ini di pulau Jebu, juga?” kata Young Joon. Mi So mengangguk da akhirnya pamit pergi.
Tiba-tiba Mi So merasakan ada sesuatu yang tertinggal, lalu memberikan tanda cinta dengan jarinya. Young Joon pura-pura tak tahu tapi dari wajahnya terlihat sangat sumringah menerimnya, Mi So pun bergegas langsung masuk rumah karena malu. 


Young Joon melihat wajah Tuan Park dan ingin tahu Apa ada sesuatu yang mengganggunya karena dari Wajah Tuan Park tampak kalau ingin ditanyakan sesuatu. Tuan Park membenarkan, menunggu Young Joon bertanya karena ingin menceritakan sesuatu. Young Joon pun mempersilahkan.
“Aku melihat mantan istriku beberapa hari lalu. Aku melihatnya bersama pria lain. Dia tampak begitu gembira.” Cerita Tuan Park sedih
“Dan kau tampak tak gembira.” Kata Young Joon, Tuan Park membenarkan.
“Aku yakin akan masuk 3 besar manusia paling sengsara di bulan ini. Maksudku, bagaimana dia sudah punya pacar? Bagaimana secepat ini?” kelh Tuan Park
“Kau sebaiknya memperlakukannya dengan baik selagi bersamanya.” Komentar Young Joon.
“Aku... Aku sangat memperlakukannya dengan baik. Aku membelikannya tas dan perhiasan kapanpun dia inginkan. Aku membuatkan sarapan dan selalu memuji wajahnya yang cantik tanpa riasan. Aku sangat baik pada mantan istriku dan keluarganya juga.” Cerita Tuan Park
Young Joon tertarik dengan kata “Keluarganya”. Tuan Park menjelaskan kalau Ada perkataan yang mengatakan, 'Mencintaiku artinya mencintai anjingku juga' dan Seperti itulah kasusnya, jadi Ia mencintai orang tua mantan istrinya dan bahkan saudara-saudaranya.
“Aku selalu berkata 'Wah, mertuaku tercinta.. 'Bagus, bagus'.. Kemudian mereka menyukaiku juga.” Cerita Tuan Park. Mi So seperti tak percaya mendengarnya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Young Joon. Tuan Park berpikir kalau Young Joon itu tak percaya ucapanya.
 “Bukan itu... Maksudku, aku bertanya bagaimana teknikmu mengambil hati mereka. Jadi, keluarga...” jelas Young Joon
“Kau ingin mengambil hati keluarga Sekretaris Kim, kan?” ucap Tuan Park kebingungan untuk menjelaskan agar Young Joon bisa langsung paham.
“Kau tahu, subkontraktor bekerja dengan tekun agar bisa dapatkan kontrak kerja dengan kita, kan? Mereka terus berusaha untuk membuktikan diri. Mereka perlihatkan sisi baik mereka sebagai sebuah perusahaan.” Jelas Tuan Park 



Young Joon membenarkan, Tuan Park menegaskan kalau itu yang dimaksud.  Young Joo seperti subkontraktor yang perlu menarik perhatian keluarga konglomerat, keluarga Kim dan sekarang Young Joon hanya punya 0% kepercayaan karena baru saja membuka bisnis.
“Mulai sekarang, kau harus perlihatkan dan buktikan kemampuanmu.” Jelas Tuan Park
“Sekarang, jadi masuk akal...lalu , apa yang kau lakukan?” tanya Young Joon. Tuan Park mulai  berdiri
“Kau memBungkukkan pinggangmu 45 derajat, lalu Tempelkan kedua tanganmu dan mulai mengosokkan” ucap Tuan Park sambil mengucapkan pujian dan anggukan kepala.
“Aku melakukan semua yang disuruh.” Jelas Tuan Park. Young Joon kaget mendengarnya.
“Saat aku pergi mengunjungi keluarga istriku, Aku tinggalkan harga diriku dirumah.” Tegas Tuan Park
Young Joon tak percaya kalau harus melakukan seperti itu,  Tuan Park menegaskan kalau Young Joon harus melakukan itu untuk bisa diakui oleh keluarganya. Young Joon seperti merasa tak yakin, sementara Tuan Park mengeluh karena seharusnya cerita mengenai masalahnya dan kali ini malah kebalikanya.  Young Joon mulai memikirkan tentang Pengakuan dari keluarganya.



Seorang bibi memberitahu kalau sudah bersihkan tempatnya, jadi mereka bisa langsung menempati rumahnya. Ketiganya mengucapkan terimakasih lalu duduk di halaman rumah dengan nyaman. Won Hee merasa seperti mengunjungi kerabat tiap tahun dan heran melihat wajah Mi So  yang lesu.
“Kau tak tampak bersemangat saat perjalanan kemari juga. Ada apa?” tanya Won Hee. Mi So mengaku Bukan apa-apa.
“Apa karena perkataanku semalam? Karena aku melarangmu berhubungan dengan bosmu?” ucap Pil Nam, Mi So mengaku bukan itu.
“Miso, aku ini pengganti ibu... Aku tak bisa diam saja saat adik paling kecilku mengalami percintaan yang sulit. Mau berulangkali aku memikirkannya, dia tak baik untukmu.” Tegas Pil Nam
“Itu karena kau belum pernah bertemu dengannya. Kau tak tahu saja, betapa baiknya atasanku itu... “ kata Mi So dengan nada tinggi dan tiba-tiba disela oleh kakaknya.
“Apa berat badanmu turun? Lama tak jumpa, kau makin langsing saja.” Komentar Pil Nam. Won Hee tak percaya dengan memutar badanya mengaku kalau beratnya naik 2kg tapi karena mengunakan hitam jadi terlihat kurus.
“Pokoknya, meski kami tak paham secara rinci, kami hanya tak ingin kau bersedih. Kita perlu bersenang-senang sepenuhnya hari ini.” Komentar Won Hee. Mi So pun setuju kalau mereka akan bersenang-senang.


Tuan Jung dkk bersemangat untuk bersenang-senang dirumah Ji Ah, tapi Ji Ah terlihat panik. Se Ra bertanya apakah mereka sudah sampai, Ji Ah menganguk dengan rumah yang ada di depanya.  Bibi pemilik rumah melihat Ji Ah dengan temanya dan yakin kalau itu tamunya.
“Hari ini aku mengadakan pesta menyambut rumah baru.” Kata Ji Ah.
“Rumahmu 'kan kecil, jadi sebaiknya kalian berpesta di atap saja. Selamat berkunjung.” Ucap Bibi lalu beranjak pergi.
“Dia bilang Atap? Itu Bagus.. Kalau kita minum-minum di atap dengan pemandangan luar. Kita pasti akan sangat menikmati minumannya.” Kata Tuan Jung bersemangat.
“Tidak bisa, atapnya terlalu panas. Kita lakukan saja di rumahku.” Komentar Ji Ah panik
“Ayolah, cuacanya juga lumayan bagus, jadi berpesta di atap pasti luar biasa.” Kata Tuan Jung, semua pun setuju unuk pergi ke atap.
“Tetap saja, kita bisa mengganggu pemilik yang tinggal di apartemen studio di atap sana.” Ucap Ji Ah berusaha melarang
“Tapi kita tak kemari setiap hari, mereka akan memaklumi.” Ucap Tuan Jung.
Ji Ah menahan semua pergi menyuruh mereka masuk ke rumahnya lebih dulu lalu membawakan makanannya ke atap, karena ia akan membereskan semua yang ada diatap dengan merapihkan meja.  Semua mengerti dengan berkomentar kalau Ji Ah itu sangat baik dan banyak mempersiapkan makanan untuk pestanya.



Di atap
Tuan Ko sedang asik menyiram tanaman tomatnya, dengan wajah bahagia. Ji Ah datang dengan wajah panik karena keadaan Gawat. Tuan Ko mengejek kalau maksudnya karyawan kantor akan datang. Ji Ah kaget karena Tuan Ko sudah mengetahuinya.
“Mereka semua sedang menuju atap sekarang. Mereka kemari untuk berpesta menyambut rumah baruku Dan mereka ingin berpesta disini. Tak ada waktu lagi, sembunyi”.Jelas Ji Ah.
“Kenapa aku harus sembunyi Kau harus mencegah mereka kemari...” komentar Tuan Ko 

Tapi saat itu terdengar suara Tuan Jung sedang menaiki tangga, Tuan Ko ingin masuk rumah sudah terlihat batang hidungnya. Ji Ah makin panik, akhirnya Tuan Ko bersembunyi dibawah tempat duduk. Tuan Jung mengeluh punggungnya terasa sakit.
“Kalian sudah datang? Sudah kubilang untuk mampir kerumahku dulu mengambil makanan.” Kata Ji Ah
“Aku tinggal menyuruh para junior saja.” Ucap Tuan Jung dan Se Ra mengaku tak bisa membawa barang-barang berat.
“Tulangku itu terlalu tipis, kau tahulah aku sangat feminim.” Kata Se Ra yang merasa kelelahan menaiki tangga
“Ngomong-ngomong, aku suka meja kayu ini... Pemandangan yang indah sekali. Pasti pada malam hari akan luar biasa indahnya. Mari minum dan menikmati sampai semalaman.” Kata Tuan Jung
Ji Ah yang mendengarnya makin panik, Sementara Se Ra mengeluh harus sampai malam lagi. Tuan Ko yang ada dibawah pun terlihat kebingungan bertahan dibawah kursi sampai malam.  Tuan Park dan Young Ok datang membawakan makanan dan juga minuman.
Tuan Jung tak percaya Ji Ah pesan banyak sekali makanan. Mereka pun mulai makan dan minum bersama, Ji Ah minum bir tapi perasaanya cemas karena ada Tuan Ko dibawah kursi. 

Mi So mulai mengaduk semangka dengan sendok sayurk, Won Hee menuangkan sprite dan Pil Nam mencampur es batu. Semuanya terlihat bahagia memakan es semangka, tapi Mi So melonggo melihat Young Joon datang. Semua langsung berdiri menyambutnya.
“Kenapa kau kemari?” tanya Mi So. Young Joon dengan barang bawaanya menyapa dua kakak iparnya dengan sopan. Mi So makin binggung dan ingin tahu apa sebenernya ini.
“Katamu kau menginap di penginapan yang sama di Pulau Jebu tiap tahun. Kau bermain bulu tangkis di taman bermain sekolah dasar dekat penginapan dan membuat kakimu terkilir 2 tahun yang lalu. Aku mencari penginapan yang berada di dekat sekolah dasar.” Jelas Young Joon.
“Bukan itu yang kutanyakan. Kenapa kau kemari? Aku sedang bersama kedua kakakku.” Jelas Mi So
“Itulah alasan aku kemari. Mereka khawatir dengan hubungan kita. Jadi Aku ingin menyingkirkan kekhawatiran mereka. Aku akan lakukan yang terbaik untuk...” kata Young Joon dan terdengar suara Pil Nam memanggil adiknya. 


Pil Nam memastikan  alau Young Joon datang bukan untuk menyuruh adiknya bekerja dan ingin tahu alasan.  Won Hee menduga kalau Young Joon berkencan dengan adiknya, Mi So terlihat binggung. Tapi Young Joon mengaku kalau mereka berkencan.
“Aku tahu kalian khawatir dengan hubungan kami. Tapi, kalian tak perlu banyak khawatir. Ini Lebih dari dugaan kalian, Kami begitu saling menyukai.” Kata Young Joon, Mi So malu-malu mendengarnya.
“Maksudku, dia sangat menyukaiku.”komentar Mi So, Young Joon mulai menatap sinis
“Tentu saja, aku juga sangat menyukainya. Apa kita bisa pindah ke penginapanku dan mengobrol lebih lanjut mengenai hal ini? Aku sudah menyiapkan kamar khusus. “ kata Young Joon
“Tidak, terima kasih. Kalian menyuruhku untuk tidak khawatir. Tapi, aku tak bisa berhenti khawatir. Karena kehidupanmu sangat bertolak belakang dengan kami. Dan juga sangat tak nyaman bertemu denganmu mendadak seperti ini.” Ucap Pil Nam, Mi So mengeluh kakaknya yang bersikap sinis.
“Katanya kalian lapar, ayo pergi makan. Kalau begitu, kita bisa makan sama-sama. Aku akan pesan tempat di restoran terbaik... “ kata Young Joon mencari perhatian.
“Tidak, terima kasih... Kami sudah punya rumah makan tujuan kami sendiri.” Ucap Pil Nam
“Kalau begitu, kita bisa kesana sama-sama.” Kata Young Joon, Semua terlihat kaget 


Young Joon datang ke restoran “Kepiting saus” yang bisa makan sepuasnya. Pil Nam mengejek Young Joon yang tampak terkejut karena bisa makan sepuasnya. hanya dengan membayar $19,99 per orang. Young Joon mengaku kaget ingin tahu cara mereka bisa mengambil untung dengan sistem penjualan seperti itu.
“Itu bisa saja karena mereka membuat hidangan dengan bahan yang murah.” Jelas Mi So
“Aku tak yakin kalau kau bisa makan kepiting murahan. Kau pasti makan kepiting saus dari chef handal. Kau bisa pulang kalau merasa tak nyaman.” Ucap Pil Nam sinis
“Tidak, aku sama seperti kalian. Aku sama sekali tak merasa kurang nyaman.” Kata Young Joon, Akhirnya dua kakak Young Joon memilih meja.
“Bos, belum terlambat untuk menyerah.” Bisik Mi So. Tapi Young Joon tetap akan makan kepiting saus. 
Won Hee sibuk makan sementara Pil Nam terus menatap keduanya dengan sinis. Mi So ingin menuangkan minuman tapi Young Joon melarang karena bisa melakukanya sendiri. Pil Nam mengeluh keduanya yang mengaku pacaran tapi panggilan mereka itu  'Sekretaris Kim dan 'Bos'.
“Pertanyaan bagus. Aku berniat untuk mengganti panggilan kami. Kau bisa memanggilku, oppa... Miso.” Kata Young Joon santai.
“Kak, biar kami saja yang pikirkan bagaimana kami saling memanggil.” Kata Mi So merasa masih belum nyaman.
“Wahh... Aku kenyang sekali. Aku merasa perutku terisi dengan kepiting saus sampai ke dada,  Aku akan mengisi bagian atas sekarang.” Kata Won Hee yang terus makan.
“Kenapa dia terus makan padahal sudah kenyang?” bisik Young Joon heran.
“Ini Agar tak membuang-buang uang.” Jawab Mi So, Young Joon terlihat binggung.
“Lagipula, kami membayar harga yang sama, jadi lebih baik makan sebanyak mungkin. Kau asing dengan pemikiran seperti ini, kan?? Pikiran yang memaksa diri untuk makan banyak agar tak membuang-buang uang.” Sindir Pil Nam
Young Joon mengaku kalau mengerti dari orang kaya jadi menurutnya Seperti itulah pemahamannya. Ia menegakasn kalau Hari ini akan makan sebanyak mungkin dari uang yang dikeluarkan. Mi So khawatir melihat Young Joon yang terus makan kepiting tanpa henti.
“Aku akan tambah sepiring lagi.” Kata Young Joon yang sudah kenyang tapi berusaha untuk nambah
“Hai, anak muda... Apa kau akan terus makan kepiting saus seharian? Jangan mempertaruhkan nyawamu seperti itu.” Komentar Si bibi. Young Joon pun bisa tersenyum.
“Ini Sudah cukup.” Kata Pil Nam, Young Jon pikir akan menyudahi saja jadi merasa tak membuang-buang uang.

Bersambung part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. Epsd 10 part 2 kok nggak bisa dibuka ya,,,

    BalasHapus
  2. Mau tanya donk, soundtrack yang pas ngasih tanda cinta itu lagu nya siapa ya kaa?

    BalasHapus