Shin
melihat kembaran dirinya, seperti tak percaya kalau robot itu sangat mirip. Ia
lalu meminta agar Robot Shin memutar tubuhnya, Robot Shin mengikutinya. Shin
meminta agar Robot Shin tersenyum dan Robot Shin bisa tersenyum.
“Tirulah
aku.” Kata Shin, Robot Shin pun berubah jadi sinis. Shin seperti percaya kalau
itu memang tiruanya yang sempurna.
“Aku
tidak suka mendongak melihatmu. Jadi Duduklah.” Kata Shin, Robot Shin pun duduk
disamping Shin
“Bicaralah...”
kata Shin. Robot Shin terdiam. Shin menyindir Shin yang tak bisa melakukanya.
“Senang
bertemu denganmu. Aku robot AI, Nam Shin III. Banyak data tentangmu yang tersimpan
dalam memoriku. Jadi aku sangat mengenalmu.” Ucap Robot Shin ramah.
“Tapi ini
tidak adil. Aku saja tak tahu apapun tentangmu.” Balas Shin sinis
“Kalau
kau penasaran, tanyakan saja apapun padaku.” Kata Robot Shin
“Pertama...,buktikan
kalau kau itu robot. Kau mirip manusia sekali. Penampilanmu, kulit, dan
segalanya.” Ucap Shin
“Tapi
rasanya agak berbeda. Apa Kau mau pegang?” kaat Robot Shin mengulurkan
tanganya.
Shin
dengan sombong menghempaskan tangan Robot Shin tak ingin memegangnya. Robot
Shin pikir akan membuktikan dengan cara lain dengan memperlihatkan dilayar,
Shin melihat video dirinya dilayar. Robot Shin memberitahu kalau Mereka itu Nam
Shin I dan II jadi punya ingatan mereka berdua.
“Kau
menayangkan apa yang ada di otakmu?” ucap Shin tak percaya
“Inilah
pribadi Ibu yang belum pernah kau lihat selama ini. Dia tersenyum padamu
dan Ada juga saat dia sedih melihatmu.”
Kata Robot Shin. Shin seperti tak suka menyuruh agar mematikanya saja.
“Aku
robot, jadi tidak perlu merasa terancam.
Karena aku datang ke sini untuk
membantumu.” Jelas Robot Shin
“Apa itu
berarti ke depannya, kau tetap akan membantuku?” tanya Shin. Robot Shin ingin
tahu Apa yang bisa dibantu.
“Nanti
kupertimbangkan dulu. Jadi kau akan membantuku atau tidak?” tanya Shin
“Aku akan
membantumu sebisa mungkin.” Kata Robot Shin
Robot
Shin keluar dari rumah, So Bong memastikan kalau Robot Shin baik-baik saja dan
ingin tahu apa yang dikatakan Shin tadi. Robot Shin memberitahu kalau Shiin meminta
agar terus membantunya. So Bong mengeluh karena Selama ini sudah banyak
membantunya.
“Jadi
buat apa kau membantunya lagi?!! Lalu Dr. Oh?” tanya So Bong
“Aku
tidak bertemu Ibu tadi. Sepertinya dia tak ingin melihatku.” Ucap Shin
“Bukan
begitu... Lain kali, kau pasti bisa bertemu dia. Pokoknya terima kasih sudah
menurutiku tanpa bertanya apapun.” Ucap So Bong
“Kalau
begitu bawa aku ke rumahmu daripada ke rumah sakit.” Kata Shin, So Bong
binggung ingin pergi ke rumahnya
“Aku mau
tahu tempat tinggalmu seperti apa karena aku perlu tahu lebih banyak tentangmu.” Jelas Shin
“Reporter
Jo sudah tahu tentangmu.” Kata So Bong, Shin pikir tak masalah dengan hal itu.
“Karena
dia sudah tahu, berarti aku bisa menunjukkan
seperti apa diriku 'kan. Jadi Baiklah. Ayo... “ kata Shin.
David
menemui Tuan Nam di ruangan rahasia, Tuan Nam melihat David membawa benda yang
kejam itu, Kill Swicth. David meminta izin agar bisa menginap karena harus cari
solusi untuk menghancurkan bendaitu jadi membutuhkan sumber daya.
“Bagaimana
kalau kau tak kunjung menemukan solusi?” tanya Tuan Nam tak yakin
“Maka aku
akan menyerahkan benda ini pada Anda karena Anda tidak ingin dia terluka.” Ucap
David
“Kau 'kan
juga tak ingin dia terluka.” Sindir Tuan Nam
“Bagiku,
itu karena rasa sayangku padanya. Tapi bagi Anda, itu karena keserakahan. Tapi
tak masalah. Semakin keserakahan Anda membesar, maka semakin aman dia.”
Komentar David
[Champion Gym]
Tuan Kang
dkk kaget karena So Bong datang bersama dengan Shin dan ingin menginap. So Bong
menegaskan kalau Shin cuma menginap di sini
selama beberapa hari. Tuan Kang mengumpat So Bong sudah gila.
“Apa
ini?.. Kenapa dia memakai kalung itu?” ucap Tuan Kang melihat dileher Shin.
“Hyungnim.
Apa karena Noonim, kau ingin menginap disini?” tanya In Tae
“Ya. Aku
harus tahu semuanya tentang Kang So Bong.” Kata Shin, In Tae tak percaya kalau
Shin sangat agresif.
“Berarti
sekarang cinta Noona bukan cinta bertepuk sebelah tangan lagi.” Kata In Tae
“Tidak, Jangan ikut campur kalian.” Kata Tuan Kang,
Reporter Jo terus menatap Shin meminta izin agar berbicara sebentar.
“Suruh
dia temui aku, selagi aku bersikap baik.” Kata Reporter Jo, So Bong pun
membiarkan Shin mengikuti temanya.
Reporter
Jo gelisah melihat Shin yang ada didekatnya, seperti tak percaya. Shin akhirnya
bicara lebih dulu kalau ia sudah mengetahui kalau Reporter Jo sudah tahu
tentang dirinya, jadi tak masalah dan membiarkaan agar melihat sesukanya.
“Banyak
yang membuatku penasaran jadi sekarang aku mau memuaskan rasa penasaranku dulu.”
Kata Reporter Jo meminta agar membuka celananya. Shin terlihat binggung.
“Katanya
kau itu robot, tapi aku masih tidak
percaya. Kalau kau tidak punya emosi, kau seharusnya tidak merasa malu atau
terhina. Jadi... Telanjanglah... Aku mau lihat.” Jelas Reporter Jo, Shin siap
membuka celananya, tapi Reporter Jo malah yang malu langsung menutup wajahnya.
“Hentikan! Kancingkan lagi itu!” ucap Reporter Jo panik,
Shin pun menutup kembali.
“Kenapa
pula kau buka itu duluan? Apa Sungguh kau tidak punya emosi?” tanya Reporter Jo
masih tak yakin.
“Ya. Aku
memahami emosi, tapi tidak bisa
merasakannya.” Kata Shin, Reporter Jo
masih binggung dengan sikap So Bong pada Shin.
“Tapi...Kulitmu
seperti kulit sungguhan. Apa ini kulit sintetis? Ah.. Sudah dua kali aku
ditanyakan seperti itu hari ini.” Kata Reporter Jo.
Shin
mempersilahkan agar bisa memegangnya, Reporter Jo seperti ragu. Shin pikir
kalau reporter Jo merasa jijik maka tak perlu pegang. Reporter Jo pikir dengan
Penampilan seperti Shin yang tampan mana
mungkin membuatnya jijik.
“Aku
penasaran setengah mati... Kalau begitu...” kata Reporter Jo memulai memegang
bagian tubuh Shin.
“Kalau
kupegang, memang agak keras juga.” Komentar Reporter Jo terus meraba bagian
tubuh Shin.
Saat itu
Tuan Kang tiba-tiba masuk melihat Reporter Jo seperti sedang melakukan sesuatu
yang cabul. Reporter Jo mencoba
menjelaskan yang terjadi. Tuan Kang sangat marah karena Reporter Jo sudah memperbolehkan
tingggal dirumah bahkan diberi maka tapi malah meraba-raba kekasih anaknya
“Tidak,
Ayah. Bukan begitu.” Kata Reporter Jo, Tuan Kang menyuruh Reporter Jo agar diam
saja.
“Hei...
Kau... Apa orang kaya memang seperti ini? Apa Kau memberikan tubuh dan hatimu
sembarangan pada semua wanita? Dirimu sendiri saja, tak bisa kau urus. Jadi
mana bisa kau mengurusi perusahaan?” ucap Tuan Kang marah, Shin hanya bisa diam
saja.
“Tunggulah
di luar. Aku mau menjelaskan kesalahpahaman ini.” Kata Reporter Jo,Shin menurut
keluar dari ruangan.
Tuan Kang
tak ingin mendengar menyuruh Repoter Jo agar keluar saja, dan memperingatkan Jangan
pernah menginjakkan kaki di rumahnya lagi. Reporter Jo mengatakan kalauingin
tutup mulut demi So Bong tapi akan mengatakan yang sebenarnya.
“Dirut
Nam Shin itu bukan manusia Makanya tadi aku harus memastikannya.” Ucap Reporter
Jo
“Yang
bukan manusia itu kau! Beraninya kau...” kata Tuan Kang tak percaya
“Bukan
begitu. Dia sungguh bukan manusia!” tegas Reporter Jo
“Ya makanya!
Kau itu yang bukan manusia! Kau itu binatang!” teriak Tuan Kang
“Aku
bukan binatang. Dia itu...robot. Robot yang mirip manusia.” ucap Reporter Jo.
Tuan Kang
seperti mulai percaya ingin Reporter Jo menanyakan apa yang dikatakan.
Reporter Jo menyebutkan kembali kalau
Shin itu Robot, Robot yang menembakkan peluru dari tangan. Tuan Kang ternyata
tak percaya, karena menganggap itu hanya alasan saja.
“Pantas
saja kau cuma jurnalis kelas rendah. Besok pagi, keluarlah dari sini.” Tegas
Tuan Kang
Shin
sudah siap tidur di dalam ring, So Bong meminta Shin tak perlu khawatir karena yang
akan menjelaskan kesalahpahaman untuk Reporter Jo dan berpikir kalau mereka pergi ke rumah sakit saja, karena tak
tega melihat Shin harus tidur diatas ring.
“Lagipula
aku 'kan tak tidur dan Aku juga tidak kedinginan.” Ucap Shin tak masalah
“Entah
apa yang dilakukan mereka, kau pura-puralah tidur. Paham?” kata So Bong, Shin
menganguk mengerti.
“Kau
Duduklah disini...” ucap Shin, So Bong pun duduk disamping Shin lalu Shin
bertanya apakah So Bong terasa mengantuk.
“Matamu
tak fokus, dan kelopak matamu lelah.” Kata Shin. So bong mengaku kalau memang
agak mengantuk karena Hari ini cukup berat...
“Manusia
Nam Shin sepertinya tidak senang dia
sudah siuman.” ucap Shin, So Bong ingin tahu kenapa Shin berkata seperti itu.
“Bibirnya
menaik, tapi matanya tidak tersenyum. Dia
berbicara dingin tentang Ibu juga.” Cerita Shin sedih
“Enaknya
jadi kau, punya banyak waktu memikirkan yang lain. Sedangkan aku, aku khawatir
dengan diriku sendiri.”ungkap So Bong
Shin
bertanya So Bong mengkhawatirkan apa, So Bong mengaku ada, menurutnya Dirinya
tak bisa diandalkan agar sanggup bertanggung jawab untuk seseorang Padahal
dirinya sendiri adalah orang yang selalu
kabur, pada saat kesusahan.
“Kau
harus bertanggung jawab untuk siapa?” tanya Shin, saat itu So Bong sudah
tertidur bersadar di pundak Shin.
“Mata
Kang So Bong... Hidung Kang So Bong... Mulut Kang So Bong... Aku harus melihatnya
baik-baik... Aku harus melihatnya sampai waktu yang cukup lama.” Ucap Shin.
Tiba-tiba
So Bong terbangun dari tidurnya,
keduanya saling menatap. Shin bisa mengetahui kalau tekanan darah dan
denyut nadinya menaik, karena Pipi So Bong memerah dan bertanya apakah itu
karena dirinya. So Bong mengaku cuma kaget saja.
“Aku
masuk ke kamar, dan Kau pura-puralah tidur.” Kata So Bong bergegas pergi, saat
itu menatap Shin seperti merasa kasihan.
Shin
terbangun melihat Tuan Ji datang, Ye Na yang menjaga Shin meminta izin agar
minum lebih dulu. Tuan Ji bertanya apakah gara-gara ia terbangun. Shin mengaku
ingin tetap terjaga, tapi malah terus tertidur bahkan tidak tahu apa tertidur
atau mati.
“Kau
bilang Mati? Padahal kau baru bangun, jadi
kenapa kau bilang begitu?” keluh Tuan Ji
“Aku tadi
melihat benda itu hari ini. Kang So Bong ada di sini, jadi aku memohon sama
dia.” Cerita Shin. Tuan Ji mengaku kalau Nyonya Oh sudah memberitahukanya.
“Sebelum
kecelakaan, aku Cuma melihat sebentar jadi aku tidak tahu sejelas apa itu, tapi
dia memang mirip denganku. Semua orang pasti tertipu.” Ucap Shin
“Kau jadi
modelnya saat Ibumu membuat robot itu.” Jelas Tuan Ji
“Apa kau
tak pernah bingung? Kau 'kan paling mengenalku.” Tanya Shin
“Tentu
saja tidak. Sekarang Istirahatlah. Aku akan kembali.” ucap Tuan Ji berjalan
pergi.
“Kau dan
dia sama-sama diusik oleh manusia. Mungkin karena itu aku kasihan sama dia. Padahal dia cuma robot.”
Gumam Shin masih mengingat yang dikatakan Tuan Ji.
Tuan Kang
melihat Shin seperti tak percaya karena dibesarkan di istana, tapi sekarang
tidur di tempat seperti ini. Ia yakin kalau Shin pasti sangat menyukai So Bong,
lalu merasakan udara yang dingin jadi memakai selimut yang lebih tebal. Ia
melihat jam tangan yang dipakai oleh Shin.
Esok hari,So Bong
terbangun dengan teriakan In Tae dan Robocop, karena Shin tidak bernafas jadi
berpikir sudah mati. Tuan Kang pikir kalau semalam, baik-baik saja, lalu
memeriksa kalau tidak bernapas, dan denyut nadinya tak ada.
“Bagaimana
ini? Dia pasti sudah mati. Apa seorang Konglomerat meninggal di gym kita?” kata
In Tae panik.
“Bagaimana
kalau kita dituduh melakukan pembunuhan?” kata Robocop ikut panik memanggil So
Bong agar segera datang.
“Apa ini
karena dia tidur di cuaca dingin?” ucap In Tae, Tuan Kang mengaku tak tahu
berusaha menekan dada Shin. So Bong memeriksa bagian tangan Shin
“Siapa
yang melepas jam tangannya?!” teriak So Bong marah
“Memangnya
jam tangan bodoh itu yang penting sekarang?” keluh Tuan Kang. Shin terus
bertanya Siapa yang melepasnya?
“Ayah
melepasnya! Tak enak melihat orang tidur pakai jam jadi Ayah melepasnya.” Tuan
Kang
So Bong
meminta agar segera mengambil jam tangan, Tuan Kang mengeluh karena Shin itu
mau mati tapi malaha marah-marah soal jam tangan, dan menyuruh agar menelp
119. In Tae sudah siap mengeluarkan
ponselnya.
“Jangan
ada yang telepon! Kalau tidak, kubunuh kalian!” tegas So Bong, Tuan Kang
menyuruh So Bong agar segera menelp.
“Cepat
ambil saja jamnya!” teriak So Bong, saat itu Reporter Jo datang dengan
membawakan jam tangan milik Shin.
So Bong
mulai reda meminta agar ayah dan dua anak muridnya keluar lebih dulu karena sebentar
lagi akan bangun. In Tae pikir tak masuk akal karena Shin mau mati jadi mana
mungkin keluar. Reporter Jo meminta mereka percaya saja menunggu diluar, tapi Tuan
Kang agar tetap bersamanya.
Akhirnya
In Tae dan Robocop keluar dari rumah, Reporter Jo memegang tangan Tuan Kang
meminta agar memegangnya kuat-kuatdan tak boleh terlalu kaget. Tuan Kang
mengeluh dengan sikap Reporter Jo yang aneh. So Bong memakaikan jam tangan pada
Shin
“Halo....
Aku robot AI, Nam Shin III... Kalian semuanya ada disini rupanya.” Ucap Shin
akhirnya bangun melihat semuanya.
“Ro...
Robot... Dia ini apaan?” kata Tuan Shin kaget dan akhirnya jatuh pingsan. So
Bong dan Reporter Jo pun berteriak panik.
Tuan Kang
terbaring dikamar lalu perlahan tersadar, So Bong melihat ayahnya memastikan
kalau baik-baik saja. Tuan Kang marah
melampiaskan amarahnya, Reporter Jo menahan Tuan Kang agar tak memukul So Bong
karena tahu pasti berat menghadapi ini dan menyuruh So Bong keluar saja.
“Belikan
Ayah obat penenang.”kata Reporter Jo, So Bong meminta maaf dan berjanji akan cepat
pulang.
“Hei...
Jangan kemana-mana kau!” teriak Tuan Kang, So Bong memilih untuk pergi.
“Itu
Makanya... Aku 'kan sudah bilang ke Ayah semalam...” ucap Tuan Kang mengingat
kembali yang sebelumnya pernah dikatakan Shin
“Maaf aku
tidak bisa mengatakan sebenarnya padamu.
Hubungan pria wanita hanya bisa berhasil di antara sesama manusia. Ini Mustahil.”
Ucap Shin. Tuan Kang masih tak percaya kalau Shin yang dikenalnya adalah robot.
Shin tahu
kalau Ayah So Bong pasti kaget, lalu
meminta maaf. So bong meminta agar Shin Jangan merasa bersalah lagi mulai sekarang menurutnya Bukan salah Shin
kalau bukan manusia, dan bukan salah Shin juga kalau ia menyukai So Bong.
“Walau
nanti ada masalah buruk lagi janganlah merasa bersalah. Tapi kalau tiap hal itu
terjadi lagi, maka kabulkanlah keinginanku.” Ucap So Bong
“Apa
keinginanmu sekarang?” tanya Shin, So Bong mengatakan ingin berpegangan tangan.
Shin memegang tangan So Bong
“Aku
ingin berpegangan tangan dan jalan-jalan.Jadi Ayo kita beli obat penenang untuk
Ayah.” Kata So Bong, Shin pun memegang tangan So Bong untuk pergi jalan-jalan.
Shin
menatap wanita-wanita cantik sedang mempromosikan restoran baru, So Bong melihat Shin menatap para wanita yang
cantik dan sexy, Shin melihat So Bong bertanya apakah Obat penenangnya sudah
dibeli. So Bong menyindir kalau Shin melirik wanita lain saat ia membeli obat.
“Apaan
itu? Matamu saja hampir keluar?” keluh So Bong sinis.
“Aku 'kan
cuma melakukan apa katamu. Kau 'kan pernah bilang jangan mengabaikan wanita
yang cantik dan seksi. Jadi bukankah seharusnya aku memperhatikan mereka?” ucap Shin.
“Itu 'kan
waktu itu! Bisa-bisanya kau tak mengerti sama sekali?” keluh So Bong marah
“Wajahmu
merah seperti orang mau marah. Kenapa begitu?” tanya Shin tak mengerti.
“Bukan
apa-apa. Ini karena aku kegerahan” kata So Bong menyangkal.
“Sepertinya
bukan. Apa itu caramu mengekspresikan rasa
cemburu?” ejek Shin, So Bong mengelak.
“Benar,
Itu Cemburu. Apa yang kau inginkan sekarang? Aku akan melakukannya
daripada meminta maaf.” Ucap Shin
So Bong
hanya terdiam, Shin pikir So Bong ingin memegang tanganya. So Bong yang marah
melepaskan tanganya. Shin berusaha memeluk So Bong, So Bong langsung mendorng
Shin karena orang-orang melihatnya. Shin tahu kalau itu adalah ciuman di
kening, So Bong langsung terdiam kaku.
“Kau
sudah gila” ucap So Bong marah dan bergegas pergi. Saat itu Shin menerima telp
dari manusia Shin yang mengaku sebagai Si versi orisinal dari Shin.
“Kau tak
lupa janjimu membantuku, 'kan?” ucap Manusia Shin.
So Bong
yang malu berjalan sendiri, lalu tersadar kalau Shin tak mengikutinya, lalu
bertanya kemana si robot kacungnya. Pesan dari Shin masuk “Aku setuju membantu
manusia Nam Shin. Aku akan segera kembali.”
Shin
bertemu dengan Nyonya O disebuah cafe, senyuman masih terlihat. Ia mengaku Aku
tidak lihat Ibunya sebelum pulang dari
rumah kemarin. Nyonya Oh mengaku sedang ada urusan kemarin dan bertanya Tapi
kenapa ingin bertemu di cafe.
“Padahal
Ibu harus buru-buru pulang karena Shin.”
Ucap Nyonya Oh
“Ibu... Tidak
bisakah aku tetap di sini walau manusia Nam Shin sudah pulih?” tanya Shin
“Kita
'kan sudah membahas itu... Tidak boleh...” tegas Nyonya Oh
“Tapi aku
ingin tetap bersama Ibu.” Kata Shin.
Nyonya Oh memperingatkan Jika memang seperti itu, maka hentikanlah.
Terlihat
ditelinga Shin ada earphone, Manusia Shin meminta agar Robot Shin ebrtanya
apakah cuma yang penting bagi Nyonya Oh dan apakah Robot Shin itu tak penting.
“Apa cuma
manusia Nam Shin yang penting bagi Ibu?
Apa aku tak penting bagi Ibu?” tanya Shin
“Pasti
dia ragu, 'kan?” kata Shin yakin, Ye Na yang ada disampingnya bertanya siapa
yang ditelp Shin.
“Orang
yang kejujurannya ingin kuketahui.” Ucap Shin.
Nyonya Oh
yang menerima pertanyaan dari Shin malah marah karena bertingkah terus seperti
ini. Ia mengaku menyesal membuat robot
Shin dan apakah memang ingin mendengar perasaan sesungguhnya. Shin terus
mendengar apa yang akan diucapkan oleh ibunya.
“Setiap
saat Ibu melihatmu, aku memikirkan anak Ibu, Shin. Ibu tidak akan pergi
bersamamu, jadi pergilah, dan jangan pernah kembali. Kalau tidak, Ibu lebih
baik mati saja.” Ucap Nyonya Oh dengan nada tinggi.
Shin
teringat saat ibunya datang ingin mengajaknya pergi, Ia berteriak kalau tidak akan ikut dan meminta jadi jangan
kembali lagi ke rumahnya, dan memperingatkan kalau lebih baik mati saja.
“Aku
sudah menuruti Kakek. Kakek tidak akan berbuat apa pun pada ibuku, 'kan?” kata
Shin yang melakukan semuanya demi ibunya.
“Dia
rupanya benar-benar peduli sama robot bodoh itu.” Ucap Shin marah dan menutup
telpnya.
Nyonya Oh
pikir Robot Shin sudah paham sekarang, jadi meminta pergi menemui So Bong kalau
memang terus mengeluh.Shin mengaku mengerti kalau ibunya berbohong. Nyonya Oh
makin marah dengan sikap Shin. Shin
mengaku Selama 20 tahun, membaca ekspresi dan mendengar suara Nyonya Oh.
“Tapi
yang barusan Ibu katakan, bukanlah diri Ibu sesungguhnya. Suara dan emosi Ibu
semuanya palsu.” Ucap Shin, Nyonya Oh tak percaya mendengarnya.
“Aku
mengerti garis keturunan memang penting
bagi manusia. Aku juga yakin manusia Nam Shin
lebih penting bagi Ibu. Jadi janganlah merasa tak enak terhadapku. Terima kasih atas
semuanya selama ini, Ibu. Karena telah menciptakanku dan membimbingku, Akan kuingat itu.” Ucap Shin
beranjak pergi.
“Shin...
Kau...jauh lebih bijaksana dan lebih baik dari Ibu, yang menciptakanmu. Jadi
sekarang, lindungilah Kang So Bong, bukannya Ibu. Ibu juga berterima kasih.” Kata
Nyonya Oh berpesan pada Shin dengan menahan air matanya.
Shin
menelp So Bong tapi tak diangkat, So Bong ternyata menemui manusia Shin di
rumah Nyonya Oh. Shin dengan sinis menyuruh So Bong untuk duduk dan berlutut
karena tak suka mendongak melihatnya. So Bong ingin tahu keberadaan Robot Shin
sekarang.
“Kau
suruh dia melakukan apa?” ucap So Bong marah, Shin menyuruh Ye Na keluar. Tapi
Ye Na enggan melakukanya. Shin tetap menyuruh Ye Na untuk cepat keluar.
“Bukankah
kalian berdua berkomunikasi?” kata So Bong setelah Ye Na keluar
“Kau
bilang kau menyukainya. Kau mengatakannya
padaku, ingat 'kan?” ucap Shin.
“Memang...
Tapi aku menyukai dia, lalu apa hubungannya itu denganmu?” kata So Bong sinis
“Kau
bilang "Denganmu?" Rupanya aku kurang kuat menamparmu di bandara. Kau
mulai menyukainya saat mengawalnya. Jadi Kau harusnya melindungiku juga.
Kenapa? Karena aku manusia, apa kau membenciku?” kata Shin
“Tidak...
Aku malah membencimu karena kau bukan manusia.” tegas So Bong, Shin sangat
marah langsung memegang tangan So Bong dengan keras, saat itu Robot Shin datang
langsung menarik tangan So Bong, Shin binggung melihat kembaranya datang.
“Aku
harus menyingkirkanmu dari orang itu.” Kata Robot Shin dan bertanya apakah ini
yang dimaksud rasa cemburu. So Bong terdiam mendengarnya. Seperti suasana
sangat tegang.
Bersambung
ke Episode 25
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Terima kasih
BalasHapusmakin seru cerita nyak.ttp semangat y min nulis sinop nyak..
BalasHapusBoleh saya tanya . Actually saya tak tengok cite nie , tapi bru nak tngok . Boleh saya tau shin yg mane satu yg jahat. Yang robot ke atau yang human ?
BalasHapus