Nam Shin
1 akhirnya dibuat oleh Nyonya Oh, dari matanya melihat Nyonya Oh dan
memanggilnya “Ibu”. Shin yakin kalau Ibu adalah manusia pertama yang pernah
dilihat. Nyonya Oh menatap robot buatanya yang mirip dengan Shin mengaku sangat
merindukannya.
“Aturan
pertama. Jika ada yang menangis, peluklah mereka.” Ucap Shin kecil lalu memeluk
ibunya.
“Aturan
pertama adalah untuk Ibu. Wanita ini saat ini terdeteksi oleh sensor visualku.” Gumam Shin pada So
Bong
“Hei..
Kaleng.. Jika kau membiarkan sembarang orang menyentuh bateraimu, mati kau.”
Ucap So Bong
Saat itu
Shin memasukan dengan manual untuk menambakan aturan untuk Kang So Bong jadi ia
menegaskan kalau mulai sekarang, Kang So Bong menjadi prioritas utama.
“Prioritas
utama? Kenapa aturan ini tiba-tiba ditambahkan?” gumam Shin binggung setelah
menolong So Bong.
So Bong
pertama kali datang di acara peluncuran berani mengumpat Shin, lalu
mendorongnya setelah tahu kalau dirinya robot dan tak ingin didekati
“Alasan
pertama.. Apa Karena aku terlatih oleh pola
tindakan ekstrimnya?” gumam Shin
Ditengah
hujan, So Bong menegaskan kalau Shin mulai hari ini, jadi robot kacungnya dan
selalu menyuruh Shin saat sedang berdua. So Bong menyuruh memegang payung,
membawa koper, mengambil mobil bahkan menyetir mobil.
“Alasan
kedua.. Apa Karena algoritma yang sudah terbiasa menjadi kacung? Alasan
terakhir...”gumam Shin
Shin
mengingat saat di korea memberikan pelukan pada So Bong, lalu membantu
menemukan kalung ibu So Bong dan terakhir kali menciumnya untuk mengagalkan
pernikahan dan So Bong juga sempat menciumnya
“Apakah
ini akibat dari kontak fisik yang berlebihan? Aku tidak bisa menentukan
alasannya. Bagaimana bisa wanita ini mengubahku?” gumam Shin seperti binggung.
So Bong
yang kebingungan mencoba menyadarkan diri menyuruh Shin agar membantu Ye Na
bangun. Ye Na mengumpat kesal merasa kalau sedang mempermaikanya, saat itu
banyak orang yang berkumpul melihat ketiganya.
“Orang-orang
pada melihat... Jadi Pura-puralah kalian sedang bertengkar sepasang kekasih. Cepat.”
Bisik So Bong pada Ye Na
Semua
berbisik kalau ketiganya sedang terlibat cinta segitiga, bahkan ada yang
berpikir Ye Na terkena pukulan sampai terjatuh, bahkan dianggap selingkuh. So Bong akhirnya menyuruh Shin untuk
mengantar Ye Na ke mobil. Shin pun mengikuti perintah So Bong.
“Tidak
ada yang dilihat di sini... Jadi Silakan pergi. Jika kalian memposting yang
aneh-aneh..., maka kalian akan terima akibatnya.” Ucap So Bong memperingati
semuanya sebelum pergi.
So Bong
masuk ke dalam mobilmengajak mereka agar saling
minta maaf, Ye Na mendengus kesal mendengarnya. So Bong menyalahkan Ye
Yan yang menggunakan kekuasaan yang
berlebihan pada tunangannya jadi harus minta maaf.
“Siapa
yang mau permintaan maaf dari robot?” keluh Ye Na sinis.
“Lalu Kau
ini kenapa? Kau bilang, Jangan sembarangan pada Kang So Bong? Kau tadi seolah mau
membunuhku. “ kata Ye Na kesal pada Shin
“Kau
bilang Membunuhmu? Tak usah berlebihan kau ini. Tadi Kau sendiri yang
menendangku duluan. Direktur Nam melihatnya,
makanya dia membantuku.” Tegas So Bong, Ye Na tetap merasa kesal
“Lalu apa
kita punya cara lain? Kalau dia tak ada, siapa nanti yang jadi Direktur Nam?
Kau membutuhkan dia sampai Direktur Nam
siuman. Jadi kau harus bekerja bersama, jangan menghina dan menolaknya. Dia
juga punya otak. Kalau dia kesal, nanti dia tak mau jadi Direktur Nam.benar,
'kan?” jelas So Bong
Ye Na
akhirnya terdiam, So Bong meminta agar mengangap tidak ada yang terjadi hari ini, dan mereka akan
kembali ke situasi dimana tunangan pria
mengantar pasangannya pulang. Ia lalu menyuruh Shin untuk Pasanglah sabuk pengaman di kursi belakang.
Shin pun menurutinya.
Mobil So
Bong akhirnya pergi, di sisi lain Sang Guk memegang ponselnya sudah berhasil
mengambil ketiganya yang sedang bertengkar.
Nyonya Oh
terlihat marah melihat Tuan Nam yang datang, Tuan Ji menahan agar Nyonya Oh tak
pergi. Nyonya Oh menegasakn kalau datang untuk menemui Tuan Ji bukan lelaki tua
itu. Saat itu Tuan Nam sengaja memutar suara Tuan Seo dari pulpenya.
“Nam Gun
Ho tidak lagi memenuhi syarat menjadi pemilik PK Group. Tua bangka yang sakit
itu seharusnya berada di panti jompo yang nyaman. Dia harus mengakhiri hidupnya
di sana agar kita punya kesempatan.”
“Putramu
tidak termasuk dalam "kita" yang dimaksud Seo Jong Gil. Aku
membencimu sama seperti kau
membenciku..., tapi kita punya musuh yang sama, bukan?” kata Tuan Nam, Nyonya
Oh hanya bisa terdiam.
Keduanya
duduk bersama, Tuan Nam ingin tahu perasaan Nyonya Oh bertemu anaknya lagi,
pasti terasa senang. Nyonya Oh mengingat saat Shin tertabrak dengan luka
dibagian kepalanya dan mengeluarkan banyak darah
“Beraninya
kau menanyakan itu? Kaulah orang yang memisahkanku dengan anakku.” Ucap Nyonya
Shin sinis
“Aku sudah
lama ingin menyangkalnya tapi Shin memang benar-benar putramu.” Kata Tuan Nam,
Nyonya Shin terlihat kesal mendengarnya.
“Dia
tidak kompeten dan apatis tapi dia tiba-tiba menunjukkan gairah. Aku pun sangat
tercengang. Aku telah mengawasinya selama 20 tahuntapi tiba-tiba dia seperti orang yang berbeda. Ternyata itu
setelah dia bertemu denganmu. Berkat darah kuatmu, dibanding darah anakku yang
lemah..., Shin pun berubah.” Ucap Tuan Nam
“Jangan
menghina Jung Woo. Dia memang dicap lemah. tapi dia sebenarnya tidak lemah.”
Tegas Nyonya Oh membela
“Putraku
meninggal karena dia lemah jadi aku mencoba melindungi putramu. Jangan
mengeluh, dan datanglah ke perusahaan.
Sebelum Jong Gil merampas apa yang seharusnya menjadi milik anakmu.” Tegas Tuan
Nam
Nyonya Oh
ingin tahu alasanya dengan menyindir Tuan Nam-tiba merindukannya setelah
dikhianati oleh Jong Gil, orang yang disayangi lebih dari anaknya sendiri
menurutnya Sungguh pemandangan yang bagus. Tuan Nam tersenyum berpikir kalau
Waktu memang mengubah orang dan keadaan.
“Tidak.
Baik aku maupun keadaanku telah berubah. Aku tidak akan pernah melakukan keinginanmu. Malah sebaiknya berikan saja
posisi itu ke Manajer Tim Ji.” Ucap Nyonya Oh
“Aku
mungkin sudah membuatmu jijik. Tapi, putramu membutuhkan posisiku. Jangan
biarkan emosimu Mengendalikanmu dan gunakanlah otakmu. Maka kau akan menuruti apa
kataku.” Kata Tuan Nam lalu menyuruh Tuan Ji agar bisa membujuk Nyonya Oh
“Aku
takkan pernah mau... Kau tidak bisa mengendalikanku juga!” tegas Nyonya Oh,
Tuan Nam tak peduli berjalan keluar dari ruangan.
“Tolong
tenanglah, Dr. Oh... “ kata Tuan Ji berjalan mendekati Nyonya Oh.
“Pak tua
itu mungkin mencari tahu tentang Shin.
Dia harus lebih berhati-hati.” Jelas Nyonya Oh
“Dia menganggapnya
sebagai perubahan yang bagus untuk saat ini. Aku akan terus mengawasinya.” Ucap
Tuan Ji. Nyonya Oh menghela nafas tak percaya.
Shin
mengantar Ye Na bahkan membuka pintu mobil. Ye Na memberitahu Tanggal pernikahan mereka akan segera
ditetapkan jadi besok harus belanja gaun pernikahan. Ia pun memperingatkan agar
jangan bertingkah. So Bong pun memberikan hormat pada Ye Na, walaupun menerima
tatapan sinis.
“Hei.
Tadi kenapa kau begitu?” tanya So Bong heran. Shin tak menjawabnya, memilih
untuk bergegas untuk menyetir mobilnya.
Shin
melihat So Bong yang terus menatapnya dari kaca spion. So Bong menegaskan tidak akan membiarkannya
begitu saja dan ingin tahu alasan Shin tadi melakukanya. Shin mengaku kalau tak tahu bisa seperti itu.
“Aku
tidak mengerti setiap proses dan perkembangan
di otakku.” Ucap Shin.
“Jangan
mencoba membingungkanku dengan hal-hal teknis. Aku ini pengawalmu. Jadi kenapa
kau malah melindungiku? Itu tidak ada gunanya. Coba bayangkan kalau Manajer Tim
Ji atau ibumu tahu, Aku pasti yang disalahkan.”kata So Bong. Shin hanya bisa
mengucapkan permintaan Maaf.
“Makanya,
jangan melakukan hal yang membuatmu malah nantinya minta maaf. Tapi soal yang
tadi, terima kasih” ucap So Bong. Shin terlihat kaget.
“Aku bilang,
"Terima kasih." Kenapa kau kaget? Dan juga, aku mau minta maaf
mewakili Seo Ye Na. Menjadi manusia itu bukan hal hebat. Dia terus berkata kau
itu bukan manusia. Ayahku saja selalu menasihatiku jangan menganiaya kucing dan anjing sekalipun.
Sebagai manusia, aku sungguh minta maaf, Robot Kaleng.” Kata So Bong
Shin
tersenyum mendengarnya, So Bong bertanya pendapat Shin kalau dirinyaitu manusia
yang cukup keren dibanding Ye Na. Shin menganguk lalu menerima telp dari
kakeknya dan memberitahu kalau lagi jalan pulang sekarang. So Bong panik
bertanya apakah Tuan Nam ingin Shin cepat pulang dan Apa ada yang terjadi.
Sang Guk
memperlihatkan foto ketiganya yang ada ditaman, merasa yakin kalau Ada yang tidak
beres dengan mereka berdua. Ia merasa Nam Shin sepertinya lebih dekat dengan
pengawalnya daripada putri Tuan Seo. Sementara Sek Park yakin kalau pengawal
itu salah satu mata-mata mereka jadi tak mungkin
“Dia juga
melihat pasien yang mirip dengan Nam Shin. Apa Anda percaya padanya kalau dia salah lihat? Jika yang dia katakan
itu bohong, dugaanku mungkin benar. Kemungkinan ada Nam Shin yang lain.” Kata Sang Guk
“Aku juga
ingin percaya pada kemungkinan itu jug
tapi kita belum ada bukti pasti! Lain kali, jangan beri aku dugaanmu saja, Berikan aku jawaban.” Tegas Tuan Seo
Tuan Nam
ingin menanyakan dengan wajah serius, apakah Shin sungguh menginginkan
perusahaan. Shin balik bertanya kalau memang benar apakah kakeknya itu akan memberikannya. Tuan Nam meminta Shin Jangan balik bertanya tapi jawab saja aku.
“Jika
memang diperlukan untuk melindungi posisiku,
maka jawabanya ya.” Ucap Shin
“Apa itu
keserakahanmu atau keserakahan orang
lain? Aku bertanya karena kau berubah setelah bertemu ibumu.” Kata Tuan Nam
“Apa Aku
berubah karena keserakahan ibuku?” tanya Shin. Tuan Nam pikir seperti itu.
“Aku
lebih suka dengan dirimu akhir-akhir ini daripada dirimu selama 20 tahun
terakhir. Tapi jika perubahan itu bukan
karena kehendakmu sendiri, bukankah itu artinya kau palsu?” ucap Tuan
Nam sinis
“Aku
bukan Shin dari masa lalu, tapi dari
masa sekarang. Dan aku sendiri yang memutuskan untuk berubah, bukan Ibu.” Ucap
Shin menyakinkan. Tuan Nam pun bisa mengerti.
“Aku akan
memulai proses kau menggantikanku. Kau harus membuat ibumu dan Young Hoon
membantumu. Kau tidak bisa membiarkan mereka menikmati keserakahannya sendiri.
Aku tadi menemui ibumu dan menyuruhnya membantumu tapi dia malah menyarankan memberikan
posisiku pada Young Hoon.” Kata Tuan Nam
Di layar
TV, Shin sengaja memutar apa yang dikatakan Tuan Nam dengan So Bong dan Tuan Ji
yang ikut menonton.
“Menurutmu
kenapa aku memilih Young Hoon? Dunia dipenuhi generasi muda yang tidak tahu
diri dan bertingkah tapi dia berbeda. Dia sadar berasal dari mana dan tidak
melewati batas. Kau tidak boleh memberinya tempat lain, selain di sisimu. Itulah
sifat manusia, selalu menginginkan yang lebih dari posisinya. Tetaplah awasi
dia agar dia jangan menjadi seperti Jong
Gil.”
So Bong
merasa tak enak hati meminta Shin agar segera mematikan TVnya, Tuan Ji pikir Melihat
Ketua ingin Shin menggantikannya jadi pasti Tuan Nam sangat menyukainya. Ini
perubahan yang bagus, tapi mereka harus
ekstra hati-hati.
“Atur kembali
Tim Mobil Otonom besok dan Akan kuatur jadwal rapat besok pagi.” Ucap Tuan Ji
lalu keluar dari ruangan.
“Dia
keren sekali... Pastikan dia jangan menjadi seperti Jong Gil. Kalau aku jadi
Manajer Tim Ji, aku pasti sudah hancur saat itu juga.” Kata So Bong melihat
sikap Tuan Ji
So Bong
mulai mengantuk karena besok akan pergi jadi harus berangkat pagi-pagi sendiri.
Ia mengeluh dengan Shin yang enak karena tidak perlu tidur.
Shin
mendatangi Tuan Ji diruanganya. Tuan Ji bertanya ada apa. Shin tahu kalau Ketua
Nam mencurigai Tuan Ji, menurutnya Kebanyakan manusia seharusnya marah tapi
Tuan Ji malah tidak marah. Tuan Ji menegaskan kalau Emosinya biar menangani
sendiri jadi menyuruh agar keluar saja.
“Kenapa orang
tidak menyadari kau tidak tertarik dengan posisi manusia Shin? Robot sepertiku
saja menyadarinya.” Ucap Shin
“Kuperingatkan
kau. Jangan melewati batas. Tugasmu bukan untuk mengawasiku tapi melindungi
posisi Shin. Jadi Fokus saja ke tugasmu.” Tegas Tuan Ji
“Banyak
hal yang bisa kulakukan. Karena kau manusia,maka kau marah dan kesal. Aku tidak
punya emosi yang rumit seperti manusia dan aku tidak menilai benar atau salah. Aku
hanya akan mendengarkan apa katamu jadi
kapanpun kau butuh aku, katakan saja.” Kata Shin yang bisa menjadi teman curhat
Tuan Ji lalu keluar dari ruangan.
Chang Jo
menjabat tangan Sin mengaku Senang sekali bertemu dengan direkturnya. Shin
mengedipkan matanya, langsung bertanya apakah memang sungguh senang menemuinya.
Chang Jo terlihat binggung.
“Mana
mungkin kau senang bertemu aku padahal jabatanmu diturunkan karena menyebabkan
masalah? Ke depannya, aku akan berusahamemastikan kalian senang bertemu
denganku.” Ucap Shin lalu menyuruh mereka semua duduk.
“Bukankah
ini artikel Yangjangho Telecom?” Ini rupanya teknologi terbaru.” Kata Shin
“Ya.
Perusahaan lain menggunakan teknologi ini untuk mencegah peretasan.” Kata Ji
Yong
Perkerja
yang lain mengobrol melalui Chat “Si Nam Shin Brengsek. Kenapa dia bertingkah
sok tahu segalanya?” tulis si Wanita.
Pria itu berkomentar kalau “Dia
pasti tahu itu dari suatu tempat.”
Dengan menahan tawa.
“Kalau
ada peretasan terdeteksi, pasti ada suara alarm. Ini bisa menguntungkan juga
jika dipasang ke M Car kita. “ kata Shin
“Kami
juga sebenarnya sudah bertemu dengan pihak mereka. Ini catatan rapatnya.” Ucap
Chang Jo memberikan berkas. Shin pun membaca berkas disisi lain.
Semua
mulai membicarakan Shin dalam chat “Apa ini Dia pasti pura-pura biar kelihatan
dia kerja.”
“Mungkin
karena kakeknya mengambil black card-nya (kartu kredit khusus orang elit).”
“Dia
kabur ke luar negeri sebelum presentasi dan saat test drive. Apa dia juga akan
kabur dari pernikahan?”
Shin
memanggil Chang Jo, Chang Jo langsung bertanya apakah sudah selesai membacanya. Shin mengaskan
kalau tidak akan kabur dari pernikahan. Chang Jo kaget karena Shin bisa tahu
bahasan pada grup. Shin juga menegaskan kalau Kakeknya juga tidak pernah
memberi black card pada si pegawai pria dan mengaku kalau serius bekerja serta tidak
berpura-pura. Si wanita binggung karena tahu ucapanya dalam grup chat.
“Aku
sungguh penasaran. Bagaimana Anda bisa tahu?” tanya Chang Jo kaget.
“Aku
lebih terampil dari yang kalian duga. Aku bukan Nam Shin dari masa lalu jadi
kalian harus jaga sikap.” Tegas Shin. Semua seperti tak percaya melihatnya. So
Bong mengintip bisa tersenyum dengan sikap Shin.
Tuan Seo
bertemu dengan Tuan Ji di lorong, membahas Direktur Nam datang untuk bekerja
dengan berpikir pasti sangat termotivasi. Tuan Ji menegaskan kalau Itu juga
diperintahkan oleh Ketua jadi Shin hanya berusaha semampunya.
“Kau
pasti senang karena semuanya berjalan lancar. Semua orang harus tahu kalau kau
berdiri di belakang Direktur Nam.” Ucap Tuan Seo.
“Aku
hanya melakukan tugasku. Jadi Permisi.” Kata Tuan Ji berjalan pergi.
“Bukankah
Ketua pernah bilang dia ingin kau menjadi cucunya? "Panggil aku
"Kakek. Aku akan pura-pura memiliki dua cucu." Hal-hal seperti itu.”
Ucap Tuan Seo
“Ketua
tidak pernah mengatakan hal-hal seperti itu.” Komentar Tuan Ji
“Tapi tak
lama lagi, dia pasti akan mengatakannya. Begitulah cara dia memenangkan hatiku juga. Tapi kau tah, janganlah tertipu.
Dia kadang dingin, kadang hangat. Dia akan tarik ulur untuk melatihmu menjadi
anjing yang setia.” kata Tuan Seo dengan nada menyindir
“Bukankah
kau juga seperti itu? Kau mungkin menganggap dirimu seekor anjing tapi
setidaknya aku tidak menganggap diriku binatang.” Tegas Tuan Ji lalu berjalan
pergi.
“Latar
belakang kita sama! Dari panti asuhan dan
penerima beasiswa PK. Aku ini punya rasa persaudaraan terhadapmu.
Marilah berteman.” Teriak Tuan Seo. Tuan Ji tetap terus berjalan.
Tuan Ji
memberitahu Tuan Nam kalau Shin tadi datang bekerja, memimpin rapat Tim Mobil
Otonom untuk beroperasi lagi dan juga pergi ke toko gaun pernikahan. Tuan Nam pikir kalau Wajar
direktur utama melakukan kerja perusahaan.
“Apa kau
datang untuk melaporkan seolah itu masalah besar?” ucap Tuan Nam
“Aku
datang untuk memberi tahu, Anda tidak perlu khawatir.” Kata Tuan Ji. Tuan Nam
ingin tahu khawatir tentang apa.
“Pak
Ketua., aku tidak akan menjadi seperti
Seo Jong Gil.” Kata Tuan Ji. Tuan Nam yakin kalau Shin rupanya memberitahu
perkataannya.
“Kenapa
Anda menganggap aku sama dengan dia, hanya karena latar belakang kami sama? Apa seorang yatim piatu penerima
beasiswa harus menjadi serakah dan licik seperti Direktur Eksekutif Seo? Anda sendiri
bilang aku tahu diri dan tidak melewati batas, 'kan?” kata Tuan Ji
“Aku
tidak membutuhkan tempat lain selain
berada di samping Shin. Aku akan membuktikan Anda memang benar sampai akhir
jadi tolong jangan membuat perbandingan yang menyinggung seperti itu. Ketika
Anda menyuruhku memanggil Anda "Kakek", Anda sungguh orang yang
hangat. Namun, Anda akan selalu kuanggap sebagai Ketua.” Tegas Tuan Ji lalu
pamit pergi
“Anak
itu... sudah menusukku beberapa kali dengan matanya.” Kata Tuan Nam melihat
Tuan Ji pergi.
So Bong
mengantar Ye Na dan Shin yang masuk tempat gaun pengantin. Ye Na melihat
beberapa gaun, So Bong melihat sebuah gaun dan ingin mengambil gambar. Pegawai
langsung melarang mengambil foto Karena takut ada banyak peniruan desain. So
Bong terlihat malu langsung memastikan ponselnya ke dalam saku bajunya.
“Maaf.
Soalnya dia tidak pernah pergi ke tempat
seperti ini.” Ucap Ye Na dan memarahi So Bong dengan gaya angkuhnya. So Bong
pun hanya bisa meminta maaf.
“Memang
kadang ada orang seperti itu. Karena
mereka tidak bisa membayar ketika mereka
menikah. Jadi kami harus memakluminya. Kau Pilih saja gaunnya, dan aku akan menyiapkan
gaunnya buat dicoba.” Ucap pegawai
“Oppa,
aku ingin memakai pilihanmu saja.”kata
Ye Na. Shin menunjuk gaun yang tadi dilihat oleh So Bong karena menyukainya.
Ye Na
akhirnya menganti gaunya, So Bong memastikan Shin itu tahu caranya harus bereaksi, Seperti Ye Na yang terlihat
super cantik, imut, seksi dan sejenisnya. Shin mengaku kalau sudah tahu standar
cantik, imut, seksinya seorang manusia.
“Aku hanya
tidak tahu bagaimana rasanya.” Ucap Shin, So Bong tak peduli dengan itu.
“Kau tahu
atau tidak, pokoknya pura-pura saja kau bereaksi.” Kata So Bong. Shin menganguk
mengerti.
Saat itu
tirai dibuka, Ye Na sudah mengunakan gaun pengantin. Shin berpura-pura
terkesima. Pegawai berkomentar kalau Pengantin
pria sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Ye Na lalu meminta agar meninggalkan sebentar karena ingin sendirian. Pegawai
menganguk mengerti.
“Kau Foto
aku... Aku ingin menunjukkan fotoku ke Shin Oppa jadi fotolah aku.” Kata Ye Na
pada So Bong
“Dilarang
foto itu aturannya.” Ucap So Bong binggung. Ye Na mengatakan kalau Melakukan
apapun yang dinginkan adalah aturannya. Akhirnya Ye Na mematuhi perintah Ye Na.
“Padahal
sudah kuberitahu tadi dilarang foto.” Ucap Pegawai memarahi Ye Na.
“Sudah
kubilang aku tidak mau foto. Kenapa kau tidak mau menurutiku?” kata Ye Na
sengaja menyalahkan So Bong. So Bong terlihat binggung.
“Apa
memalukan atasanmu itu tugasmu, Agasshi? Kau harusnya bertindak sopan seperti
bosmu. Aku akan membiarkan hal ini karena mereka. Jadi mulai sekarang, jaga
sikapmu.” Ucap Pegawai sinis.
So Bong
hanya bisa meminta maaf, Shin sedari
tadi hanya menatap mengeluh karena harus meminta maaf padahal ia yang menyuruh
karena ingin foto pengantin wanita yang cantik. Pegawai terlihat panik
mendengarnya.
“Memangnya
salah? Kau bilang "Jaga sikapmu"? Berarti itu maksudnya ditujukan
padaku?” kata Shin menyindir.
“Apa?
Mana berani saya... Saya mohon maaf, Direktur... Anda boleh berfoto sesukamu
Tolong jangan marah.” Ucap Si pegawai
“Tadi kau
bilang itu aturannya disini.” Komentar Shin membela So Bong
“Siapa
yang peduli dengan aturan bodoh? Suatu kehormatan bagi kami melayani Klien VVIP
seperti Anda.” Ucap Si pegawai.
Shin pun
dengan sengaja mendekati Ye Na dengan mengajak foto bersama layaknya pasangan.
Si pegawai pun buru-buru mengambil ponsel untuk mengambil fotonya, Ye Na
terlihat jengah dengan Shin yang memeluk tubuhnya.
“Apa Kau
sudah gila? Kau tak mau lepas?” bisik Ye Na marah
“Kalau
kau mau berakting, aktinglah yang benar. Karena akulah manusia Nam Shin
sekarang.” Ucap Shin, Ye Na seperti tak peduli
“Sudah
kuperingatkan 'kan jangan seenaknya pada Kang So Bong.” Tegas Shin lalu mereka
berusaha berpose. Ye Na segera meminta izin untuk pergi ke kamar kecil sebentar.So
Bong bisa tersenyum karena Shin kembali membelanya.
Shin dan
So Bong menunggu didepan mobil, Sang Guk mengintip dibalik pohon. Ye Na keluar
dari toko dengan wajah sinis tak suka dengan perkatan Shin "Jangan
seenaknya pada Kang So Bong?" lalu menduga So Bong pasti yang menyuruh
Shin.
“Aku
tidak akan melupakan bagaimana kalian berdua cari masalah denganku. Kau pulang
sendiri saja.” Kata Ye Na lalu pergi dengan mobilnya.
So Bong
mengeluh dengan sikap Shin yang harus membuatnya ingin berterima kasih. So Bong menyuruh Shin
agar pagi taksi karena harus mengejar Ye Na. Shin langsung menolaknya dan
berjalan pergi, So Bong bertanya kemana Shin akan pergi.
“Kita
tidak punya waktu seperti ini, Bagaimana
kalau nanti Manajer Tim Seo mengadu?” ucap So Bong melihat Shin yang
mengajaknya berjalan-jalan.
“Wah,
banyak sekali orang... Aku tidak pernah berjalan seperti ini sejak aku datang ke Korea.” Kata Shin. So
Bong pun membiarkan mereka bisa jalan-jalan Lima menit saja.
“Hei.. Mereka
sangat cantik dari ujung kepala sampai
ujung kaki. Aku padahal perempuan, tapi sangat tertarik pada mereka. Kenapa kau
bisa berjalan begitu saja berpapasan
dengan mereka? Wah.. Kau itu emosi tidak punya, gairah juga tidak punya.
Begitulah kau.” Komentar So Bong melihat Shin yang tak melirik wanita cantik.
“Kau 'kan
cantik dari ujung kepala sampai ujung kaki juga.” Ucap Shin. So Bong terlihat
gugup mendengarnya.
Tiba-tiba
layar didepan mereka berubah jadi foto So Bong dengan baju pengantin. So Bong
binggung apa itu. Shin tahu kalau So
Bong terus menatap gaun itu Jadi menggabungkan foto So Bong dengan gaun yang
dipakai oleh Ye Na.
“Aku
membuat kakimu lebih panjang, menambahkan
volume payudaramu, dan menyesuaikan ukurannya sedikit.” Ucap Shin bangga
“Jangan
melakukan hal seperti itu. Cepat Hapus
itu sekarang!” kata So Bong panik takut banyak ada yang melihat
“Coba
Lihatlah dulu secara obyektif. Ketika kau melihat rasiomu, kau cantik dari
ujung kepala sampai kaki menurut standar manusia.” komentar Shin. So Bong
mendengus kesal dengan melihat ponselnya.
“Sudah
kuduga. Manajer Tim Ji menyuruh kita
datang.” Kata So Bong melihat ponselnya lalu menyuruh Shin agar segera menghapus
itu sebelum mengadukan pada ibunya. Sang Guk melihat dari kejauhan tak percaya
Shin bisa menganti layar.
Nyonya Oh
tak percaya memastikan pada So Bong kalau Shin benar-benar menyerang Ye Na. So
Bong membela Shin kalau Ye Na yang lebih dulu salah karena membuat Shin
menghadap dinding dan melepas baterainya. David terlihat menahan amarah.
“Padahal
kau tahu dia melindungiku karena kau menyerangku saat aku mencoba
menghentikanmu.”kata So Bong. Tuan Ji juga tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau
pikir dia ini mainan? Kau membuatnya menghadap dinding lalu melepas baterainya?”
kata David terlihat kesal
“Kenapa
kalian ini? Jadi haruskah aku memperlakukannya seperti Shin Oppa disaat tidak ada orang lain?” kata
Ye Na sinis
“Walau
tak ada orang pun, perlakukanlah dia
seperti Direktur Nam. Aku takut sikapmu ini ketahuan tanpa kau sadari” jelas
Tuan Ji
“Apa aku
masalahnya di sini? Dia tidak mau menuruti karena yang dia pedulikan cuma Kang So Bong.” Kata
Ye Na kesal
“Kau
tidak boleh sembarangan sama dia atau
siapa pun.” Tegas Shin. Ye Na kesal melihat sikap Shin.
“Jadi Urusilah
masalah ini.” Kata Ye Na lalu bergegas pergi.
Nyonya Oh
pun bertanya pada So Bong apa yang sudah dilakukan pada Shin, So Bong binggung karena tidak melakukan
apa-apa. Shin membela So Bong kalau tidak salah. Nyonya Oh binggung dengan So
Bong tak percaya mendengarnya.
“Ada
masalah apa?” tanya Nyonya Oh panik karena Shin yang membela So Bong
“Bukan
salahnya kalau ada peraturan baru ditambahkan.”kata
David menahan Nyonya Oh agar tenang.
“Ibu
membuatmu sempurna. Kenapa tingkahmu malah bertingkah aneh? Kau biasanya
menuruti Ibu. Kenapa kau menjadi seperti
ini?” kata Nyonya Oh. Tuan Ji meminta agar Nyonya Oh tenang.
Saat itu
terdengar teriakan Ye Na memanggil Shin, semua langsung berlari ke ruang rawat.
Mereka bertanya apa yang terjadi, Dokter Cha memberitahu Tekanan darahnya turun
tapi sekarang sudah naik lagi jadi keadaan sudah stabil dan mereka tidak perlu
khawatir.
“Kukira
kau akan mati... Janganlah mati.”ucap Ye Na terus menangis.
“Siapa
yang akan mati? Keluarlah jika kau Cuma berkata yang tidak-tidak.” Kata Nyonya
Oh marah.
Semua
terlihat khawatir melihat Shin, dari kejauhan So Bong dan Shin melihat dari
kejauhan lalu So Bong mengajak keluar saja seperti tak tega karena Shin robot
seperti diabaikan begitu saja. Lalu memberitahu Tuan Ji kalau mereka akan
keluar.
“Hari ini
aku saja yang nyetir.” Ucap So Bong membuka pintu mobil. Shin binggung kenapa
harus melakukan.
“Tak
kenapa-kenapa.. Masuklah, Direktur Nam.” Kata So Bong. Shin pun masuk ke dalam
mobil
Bersambung ke episode 16
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar