PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mi So
kaget melihat Young Joon kembali datang ke rumahnya, Young Joon mengaku kalau
ini Karena Mi So menolak ke rumahnya dan itu artinya akan tidur dirumah Mi So,
Mi So melonggo mendengarnya. Young Joon menegaskan kalau akan tinggal dirumah
Mi So.
“Ayo kita
tidur bersama malam ini.” Ucap Young Joon, Mi So melonggo.
“Omong
kosong apa yang kau maksud? Tak masuk akal, kau ingin... Kau ingin pindah
kemari.” Kata Mi So, Young Joon pikir tak ada yang omong kosong.
“Aku akan
tinggal disini selama beberapa hari, jadi aku bukannya pindah kemari. Anggap
saja pindah sementara.” Jelas Young Joon
“Kau
bilang Pindah sementara? Dan rumahku ini jenis apartemen studio, jadi cuma
punya satu kamar. Kita tak bisa tidur bersama.” Ucap Mi So
“Itulah
kenapa kuminta kau kerumahku karena punya banyak kamar, tapi kau menolak.” Kata
Young Joon, Mi So pikir benar juga.
“Kalau
begitu bisa minggir? Akan memakan waktu untuk membongkar barang bawaanku.” Ucap
Young Joon, Mi So mengeluh Young Jooon yang menerobos masuk begitu saja dengan
kopernya.
Young
Joon membuka lemari sepatu, berkomentar kalau Mi So tak punya banyak sepatu. Mi
So hanya terdiam, Young Joon pikir itu bagus jadi punya banyak ruang lalu
mengeser sepatu Mi So dan memasukan semua sepatunya didalam lemari. Ia pindah
membuka lemari Mi So dan mengeser bajunya.
“Aku
paling tahu ruang lemari ini. Ruang dalam lemarinya sudah cukup terisi.” Kata
Young Joon lalu memasukan bajunya, Mi So hanya terdiam melihatnya.
“Meja
riasnya juga banyak area yang masih kosong. Ngomong-ngomong, apa kau suka hidup
minimalis? Apa kau hidup dengan cukup dengan perlengkapan minim?” komentar
Young Joon melihat meja rias Mi So.
“Bisa kukatakan
aku tak mampu membeli banyak barang karena harus membayar hutang.” Kata Mi So
Young
Joon menaruh semua perawatan wajahnya dan membuat meja rias Mi So semakin
sempit. Tak sengaja memberikan salah satu cream Young Joon terjatuh, keduanya
sama-sama mengambil cream dan saling menatap dengan wajah gugup.
“Apa kau
gugup? Apa Karena kita akan menghabiskan
malam bersama?” ucap Young Joon melihat Mi So memalingkan wajah. Mi So mengaku
tak seperti itu.
“Benar,
jangan gugup. Tujuanku kemari malam ini adalah untuk melindungimu dengan berada
di sampingmu agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Ucap Young Joon sambil
mengelus kepala Mi So, Mi So pun tersenyum bahagia.
“Aku
menyiapkan sesuatu yang bisa membantumu mendapatkan tidur yang nyenyak.
Yakni... sabun kaki terbaik yang mengandung garam dari laut mati.” Ucap Young
Joon memperlihatkan kotak hadiah. Mi So seperti binggung dengan sabun kaki.
“Saat kau
membasuh kakimu dengan sabun ini, kakimu akan menjadi hangat dan memudahkan
sirkulasi energi dan darahmu. Ini juga berkhasiat membuang racun dalam tubuhmu dan
membantumu mendapatkan tidur yang nyenyak. Bagaimana kalau kita pakai sekarang?”
ucap Young Joon. Mi So setuju.
Keduanya
terlihat kebingungan karena merendam kaki didalam baskom. Mi So merasa tak enak
hati, Young Joon mengaku kalau sangat berbeda dari bayangannya. Mi So meminta
maaf karena tak punya bak mandi dan melihat
Young Joon tampak begitu tak nyaman.
“Bukan
aku tak nyaman, aku hanya tak terbiasa. Yang membuatku tak nyaman adalah melihatmu
bisa saja ketakutan tanpa kehadiranku. Jadi jangan khawatirkan aku dan usahakan
menikmati pemakaian sabun kakinya. Kau mau pakai ember atau bak mandi,
khasiatnya sama saja.” Kata Young Joon, Mi So menganguk mengerti dengan
senyuman.
Young
Joon ingin menyandarkan tanganya, tapi jatuh begitu saja. Mi So merasa tak enak
hati karena tak sengaja Young Joon menekan flush. Young Joon kebingungan lalu
berkomentar kalau Tekanan airnya begitu hebat dan bertanya Apa toilet ini
sering tersumbat. Mi So mengaku tidak.
Keduanya
keluar dari toilet, Young Joon igin tahu perasaan Mi So sekarang Apa merasakan perubahan pada tekanan dan sirkulasi
darahnya, atau sependapat terbuangnya racun dalam tubuh akan membantunya tidur
nyenyak, Mi So menganguk.
“Rasanya
luar biasa. Kurasa aku bisa tidur nyenyak seperti bayi malam ini.” Kata Mi So,
Young Joon pikir itu bagus
“Kalau
begitu, apa bisa kita tidur sekarang?” ucap Young Joon, Mi So terlihat gugup,
Young Joon langsung mematikan lampu.
Mi So
gugup mengucapkan Selamat malam dan bergegas naik ke tempat tidur. Tiba-tiba Young Joon naik keatas tempat tidr,
Mi So hanya bisa menatap binggung. Young Joon heran dengan tatapan Mi So, Mi So
haran dengan Young Joon yang berbaring disebelahnya.
“Kalau
begitu... aku harus tidur dimana?” ucap Young Joon, Mi So gugup kalau itu
artinya mereka akan tidur bersebelahan.
“Tentu
saja... Hanya ini ranjang yang kau punya.” Kata Young Joon bahagia,
“Memang
benar, tapi... Karena kau menyediakan ranjang yang nyaman, Aku akan
menyediakanmu bantal.” Ucap Young Joon, Mi So pikir sudah punya bantal.
“Bukan
bantal seperti itu, Aku menyiapkan
bantal khusus yang akan membantumu tidur nyenyak. Yaitu lenganku.”kata Young
Joon dan mengangkat kepala Mi So.
Mi So
makin gugup karena lengan Young Joon ada di atas kepalanya, akhirnya mencari remote dibawah bantalnya,
Young Joon binggung tiba-tiba tempat tidurnya perlahan bergerak jadi tegak. Mi
So mengaku tak mengantuk jadi menonton TV saja.
“Dan
Memang ini sudut terbaik untuk menonton.”kata Mi So, Young Joon ingin tahu apa
yang ingin ditonton Mi So di malam hari
“Saluran
film nomor berapa ya? Tunggu.” Ucap Mi So memegang remote TV. Keduanya
tiba-tiba melonggo melihat adegan kiss dalam drama Another Miss Oh.
Keduanya
malah makin gugup dan saling memalingkan wajah,
Akhirnya Mi So mencari Channel lain yaitu Sepak bola, dengan tawanya
berpikir itu tayangan Liga Premier. Young Joon menatap Mi So yang tertawa
menutupi rasa gugupnya.
“Sekretaris
Kim, apa kau tak nyaman seranjang denganku?” tanya Young Joon.
“Bukan
aku tak nyaman, Cuma sedikit canggung. Anehnya aku merasa gugup, jadi aku tak
bisa tidur.” Kata Mi So
“Kalau
begitu kita minum wine saja.” Kata Young Joon, Mi So terlihat gugup mendengar
Wine
Young
Joon yakin kalau Wine menurunkan suhu tubuh dan memicu hormon tidur sehingga
membantu tidur nyenyak. Mi So menganguk mengerti Tapi, dirumahnya tak ada wine.
Young Joon merasa sudah menduga jadi sudah membawanya sendiri.
Keduanya
duduk diatap dengan banyak bangku, Young Joon pikir kalau tempatnya itu seperti
bar atap wine jadi mereka minum segelas wine sambil menghirup udara malam,
kemudian pergi tidur dan Itu rencana yang sempurna. Mi So mengangguk setuju.
“Tapi,
dimana alat pembuka wine?” tanya Young Joon, Mi So mengaku tak punya.
“Apa itu
artinya kita tak bisa meminumnya?” keluh Young Joon
“Tidak,
aku punya cara lain untuk membukanya. Aku pernah melihat tips untuk membuka
botol wine tanpa alat pembukanya di TV.” Ucap Mi So tersenyum bahagia.
“Kau
semakin pintar melucu, Kim Mi So. Bagaimana bisa orang membukanya tanpa alat?
Apa Dengan sulap? ” Komentar Young Joon,
“Bukan,
tapi dengan trik. Bisa pinjam sepatumu?” kata Mi So, Young Joon hanya bisa
dibuat binggung tapi memberikan sepatunya.
Mi So
dengan bangga memasukan wine ke dalam sepatu Young Joon lau berjalan ke arah
dinding. Young Joon kaget melihat Mi So
yang memukul botol wine pada dinding yang dilindungi sepatunya, Mi So
memberitahu kalau Gabus anggurnya akan mencuat keluar kalau terus melakukanya
itu.
“Tunggu
sebentar.. Maafkan aku... Sekretaris Kim, Apa kau tahu? Itu wine seharga $20,000.” Ucap Young Joon
“Aku
sungguh minta maaf.” Kata Mi So bergegas kembali duduk. Young Joon hanya bisa
memuji Mi So agar tak merasa bersalah.
Saat itu
terdengar suara dari pengeras suara apartement, “Siapa yang punya mobil dengan
nomor plat "1757"?. “ Young Joon mengeluh para tetangga Mi SO yang
lancang karena berterk teriak ditengah malam dengan memanggil orang yang punya nomor
plat "1757".
“Tunggu...
Bukankah "1757"... nomor plat-mu?” kata Mi So, Young Joon pun terkejut
mendengarnya.
Keduanya
pun keluar dari rumah, Seorang ibu bertanya apakah Young Joon yang yang punya
mobil. Young Joon membenarkan, Ibu itu memberitahu kalau itu area parkir
kepemilikan jadi tak bisa parkir pada area milik orang lain. Young Joon
mengerti dan Akan segera dipindahkan.
“Kau punya
kendaraan yang mewah tapi tinggal di apartemen studio? Konyol sekali.” Sindir
si ibu, Young Joon terlihat ingin marah
“Bos,
lebih baik kau segera pindahkan mobilmu.” Kata Mi So berusaha agar Young Joon
tak naik pitam.
“Aku
katakan ini karena mengingat anakku, dan mencemaskanmu. Orang harus hidup
sesuai kemampuan mereka. Kau tak boleh terobsesi dengan gaya hidup seperti ini.”
Komentar si ibu
“Kau
bilang "Gaya hidup"? "Terobsesi"?” ucap Young Joon kesal
“Putraku
tak peduli dengan gaya hidup sepertimu Dan hanya memikirkan belajar dengan
giat. Sehingga dia baru-baru ini dapat pekerjaan di Yumyung Group.” Kata Si ibu
bangga
“Orang
yang mengelola Yumyung Group adalah aku.” Ucap Young Joon, Si ibu malah tertawa
mendengarnya.
“Hei...
Jangan menyetir kalau lagi mabuk dan Kau saja yang menyetir, nona.” Kata si ibu
Mi So
kebingungan tak bisa menanggapi, saat itu Ibu itu mengangkat telp dari anaknya,
mengetahui kalau harus kerja lembur. Ia mengeluh kalau perusahaan itu membuatmu harus bekerja keras
dan berharap bisa menemui pemiliknya agar bisa menceramahinya.
“Dia
bilang "Pemiliknya"?” ucap Young Joon ingin mengumpat marah tapi si
ibu sudah berjalan pergi.
“Kau
masuk kedalam dulu saja dan istirahat, Sekretaris Kim. Aku akan pindahkan
mobilnya ke pelataran parkir. Lalu membeli pembuka wine.” Kata Young Joon
menahan emosi.
“Tidak,
kau tampak tak nyaman disini. Kau harus pulang kerumah... “ kata Mi So dan
Young Joon menyela kalau akan menolaknya.
“Aku tak
nyaman kalau meninggalkanmu sendirian dirumah.” Tegas Young Joon
“Itulah
kenapa aku mengusulkan agar kita bisa kerumahmu sama-sama. Ayo kita kerumahmu.”
Kata Mi So
Young
Joon tersadar kalau Mi So setuju akan kerumahnya, Mi So menyakinkan kalau
memang mengajak tinggal dirumah Young Joon. Young Joon pun dengan wajah bahagia
kalau itu memang Ide bagus.
Young
Joon mengemudikan mobilnya berpikir kalau mereka bisa tinggal dirumah Mi So saja.
Mi So tak masalah karena rumahnya sempit dan tak punya banyak perlengkapan. Ia
merasa dengan memikirkan Young Joonn akan merasa kurang nyaman dan bisa-bisa
membuatnya terjaga sepanjang malam.
“Apa kau
kira aku ini orang yang rewel? Tapi Kalau kau berpikir demikian, apa boleh
buat.” Ungkap Young Joon, Mi So hanya bisa tersenyum
“Segalanya
menjadi sangat berat bagiku sejak kasus itu. Tapi membayangkan kau mengalami
ketakutan yang sama denganku membuatku sangat cemas sampai tak dapat berbuat
apa-apa.” Akui Young Joon
“Aku
mengerti yang kau rasakan. Itulah kenapa aku mengusulkan untuk kerumahmu saja.”
Kata Mi So, Young Joon pun bisa tersenyum mendengarnya.
Keduanya
sama-sama membawa koper, Mi So pamit akan tidur di kamar tamu malam ini. Young
Joon hanya bisa melonggo tapi akhirnya mengucapkan selamat malam. Mi So sudah
siap tidur, tapi merasakan kalau kamarnya lumayan menyeramkan.
Saat
menyalakan lampu, Mi So dikejutkan dengan sosok seseorang didepanya. Young Joon
panik melihat Mi So dan menanyakan keadaanya. Mi So mengaku kalau Young Joon
yang membuat kaget.
“Tidak
bisa begini, aku begitu tak tenang... Karena rumahmu sempit. Aku bisa melihat
semua yang kau lakukan dimanapun kau berada. Tapi aku tak bisa begitu disaat
rumahku begitu besar. Tapi Ini pertama kalinya aku merasa tak tenang di rumah
besar ini.” Ucap Young Joon, Mi So binggung apa maksudnya.
“Aku
ingin memastikan kau tidur dengan baik dengan menemanimu.” Kata Young Joon r,
Mi So makin gugup karena Young Joon akan menemaninya.
“Disini
tak ada sofa Dan kau akan mencemaskanku kalau aku tidur dilantai. Jadi, aku
akan tidur diranjang bersamamu.” Kata Young Joon lalu naik ke atas tempat tidur
Mi So hanya menatap binggung
“Aku tahu
betul yang kau pikirkan. Tapi di kepalaku hanya dipenuhi kekhawatiran
terhadapmu. Jadi tak ada ruang bagiku untuk memikirkan hal yang lain. Dan ,
jangan pikirkan apa-apa, dan istirahatlah.” Ucap Young Joon, Mi So hanya
menatap Young Joon
“Karena
dia sudah berkata seperti itu, menolaknya tidur bersama hanya akan membuatnya
sedih, kan?” gumam Mi So lalu mulai berbaring.
Keduanya
berada dalam tempat tidur tapi terasa canggung. Mi So berharap Young Joon bisa
mengatakan sesuatu. Young Joon pun berpikir apa yang harus dikataka untuk
menyingkirkan kecanggungan ini dan menyuruh otaknya agar bisa berkerja.
“Sekretaris
Kim. Apa Kau ingin kunyanyikan lagu
pengantar tidur?” ucap Young Joon
“Ini
Kurang nyaman tapi daripada tak ada yang dilakukan.” Gumam Mi So akhirnya mempersilahkan
Young Joon menyanyi.
“Ini memalukan, tapi lebih baik daripada tak
lakukan apapun.” Gumam Young Joon dan
akan nyanyikan lagu khusus untuk Mi So
Young
Joon menyanyikan lagi dengan suara merdunya, Mi So mendenagrkan suara Young
Joon. Saat itu Young Joon mengingat kembali kenangan dengan Mi So selama 9
tahun jadi Sekertarisnya dan beberapa saat kemudian Mi So sudah tertidur pulas.
Young
Joon melihat Mi So tertidur pulas mengelus kepalanya lalu memberikan kecupan
dikeningnya. Mi So sedikit bergerak lalu memeluk Young Joon dengan sangat
nyaman. Sementara Young Joon panik tiba-tiba Mi So memeluknya dengan erat.
Mi So
terbangun dari tidurnya, melihat Young Joon yang sudah bangun. Young Joon
sambil menopang wajahnya mengaku tidak tidur. Mi So binggung Kenapa Young Joon
tak tidur. Young Joon mengaku berusaha untuk
tidak mengganggu tidur pulas Mi So.
“Sekretaris
Kim... Malam ini aku tak bisa jamin.” Kata Young Joonm Mi So dibuat binggung
melihat Young Joon keluar dari kamar.
Young
Joon berjalan dengan gambar devil yang mengikuti dibelakang bertuliskan “Young
Joon, keparat” lalu mengeluh kalau devil
itu cabul dan menyuruhnya pergi.
Devil
menuliskan memikirkan “Ada apa dengan malam ini?” dan wajahnya langsung tersipu
malu saat devil kembali datang lalu bergegas menyuruhnya pergi ke Sekretaris
Kim. Mi So pun sudah berganti pakaian mengambil kopi dalam kulkas.
“Kenapa
dia tak bisa tidur tadi malam ? Apa yang dikatakan tak bisa jamin nanti malam?”
ucap Mi So lalu tiba-tiba tersipu malu memikirkan sesuatu.
“Tidak
mungkin.” Kata Mi So dan dikagetkan oleh Devil yang kembali datang.
“Aku tak
pernah kepikiran hal semacam itu. Kau anggap aku apa?” ucap Mi So dengan rona
merah di pipinya menyuruh si devil pergi.
Mi So
sibuk didapur, memecahkan telur lalu mengocoknya dan menuangkan dalam wajan. Di
sampingnya terlihat video “Resep Omelet Untuk Pasanganmu” tanganya terlihat
pandai diatas wajan, tapi ketika membalikan omelet diatas piring semua hancur
berantakan.
“Dalam
video tampak mudah.” Keluh Mi So melihat hasil omeletnya. Young Joon baru
selesai mandi bertanya apa yang sedang dilakukan Mi So.
“Kenapa
kau masak sendiri?” tanya Young Joon, Mi So mengaku sangat berterimakasih sudah
merawatnya kemarin.
“Jadi aku
ingin membalasnya dengan membuatkanmu omelet.” Kata Mi So
“Apa
seperti ini balasanmu?” keluh Young Joon melihat omelet diatas piring, Mi So
pikir akan membuangnya saja.
“Ini
milikku... Kau membuatnya untukku, jadi ini punyaku.” Kata Young Joon menahan
piringnya.
“Kalau
begitu biarkan aku menatanya sedikit.” Ucap Mi So, Young Joon pikir tak perlu..
Keduanya
duduk di meja makan, Mi So memberikan secangkir kopi untuk Young Joon karena
pasti lelah karena tak tidur tadi malam. Young Joon mengucapkan Terimakasih
lalu terdiam setelah menatap bagian cangkir yang retak.
“Apa aku
perlu mengganti cangkirnya?” kata Mi So, Young Joon menolaknya.
“Kurasa
aku harus waspada hari ini.” Ucap Young Joon, Mi So berpikiran yang sama.
“Itu
penyebab hal buruk terjadi saat cangkirmu retak.” Kata Mi So.
Keduanya
berjalan keluar dari rumah, Mi So mengaku senang bisa berangkat bekerja
bersama-sama,lalu tiba-tiba kakinya seperti terjatuh. Young Joon langsung panik
berpikir kalau kaki Mi So terkilir dan harus pergi ke RS dulu sebelum ke
kantor.
“Pergelangan
kakiku baik-baik saja, Hanya Heel-ku saja yang tergores. Suatu hal yang butuk
terjadi saat heel-ku tergores dipagi hari.” Kata Mi So, Young Joon langsung
terdiam memikirkanya.
Di dalam
mobil
Young
Joon mengajak Tuan Park untuk berangkat bersama, Tuan Park heran dengan mereka
yang menganggap kesialan. Mi So pikir Sesuatu hal yang buruk terjadi saat
cangkir mendadak retak, kalau mendapat kesialan saat heelnya tergores dipagi
hari.
“Entahlah...
Aku tak percaya dengan hal seperti itu. Sebenarnya, aku melihat gagak dalam
perjalanan ke kantor. Dan aku merusak cangkirku saat minum air putih setelah
sampai kantor. Kemudian sepatuku tergores pintu. Tapi tak terjadi apa-apa. Tapi
Malah, terjadi sesuatu yang baik.” Komentar Tuan Park
“Kau
bilang Sesuatu yang baik?” ucap Young Joon, Tuan Park membenarkan.
“Aku baru
menerima konfirmasi produksi obat baru Bio Yumyung sukses.” Kata Tuan Park
“Itu
karena aku yang kompeten.” Keluh Young Joon, Tuan Park yakin kalau Nasib sial itu hanya takhayul.
“Mari
jangan begitu dipedulikan. Lagipila kita sudah hidup di negara maju. “ kata
Tuan Park
Young
Joon meminta Mi So agar membatalkan rapat makan malam hari ini begitu juga Tuan
Park batalkan. Tuan Park menanyakan alasanya, Young Joon menceritakan kalau Kim
Sung Ki akhirnya dirawat karena kanker paru-paru dan akan segera menjalani
operasi. Tuan Park kaget mendengarnya.
“Bukankah
dia junior dari kampus kalian saat di luar negeri, kan?” kata Mi So. Young Joon
membenarkan.
“Berungtungnya
kankernya ditemukan dalam tahap awal, jadi kondisinya tak begitu serius.” Kata
Young Joon
“Aku
sudah tahu ini akan terjadi karena dia begitu banyak merokok. Kalian juga harus
merawat baik-baik kesehatan sepertiku.” Kata Tuan Park yang suka minum obat
herbal.
“Kau yang
terlalu berlebihan merawat tubuhmu...” ejek Young Joon, Tuan Park pikir Lebih
baik berlebihan...
“Coba
Lihat orang sekelilingmu, Ada banyak orang yang mati karena kesehatan buruk. Orang
cenderung sadar ketika ditinggal dibanding saat masih didepan mata. Setelah
istriku meninggalkanku, Apa Kau tahu betapa aku kesepian?”kata Tuan Park sedih
Young
Joon mengeluh Tuan Park yang ceritanya Kselalu diakhiri dengan membicarakan
mantan istrinya dengan memberitahu Mi So kala Tuan Prk membicarakan mantan istrinya
hampir setiap hari. Tuan Park kesal karena Young Joon tak tahu apa-apa mengenai yang dirasakan.
“Maaf,
bicaraku terlalu keras. Maksudku, aku sudah ceroboh menuduhnya punya kekasih
baru tanpa mengetahui kenyataan bahwa pria itu adalah sepupunya. Aku bahkan
kehilangan kesempatan untuk berbaikan dengannya, Apa kau tahu yang kurasakan?
Ah.. Benar, aku sudah putus, jangan hiraukan aku.” Kata Tuan Park sedih.
Ia
merasakan getaran dari ponselnya berpikir kalau Sekretaris Seol. Mi So heran
melihat Tuan Park hanya diam menatap
ponselna bukan mengangkatnya. Tuan Park memberitahu kalau itu telp dari mantan
istrinya, lalu dengan menahan senyuman mengangkatnya.
“Aku
menghubungimu karena merasa tak enak kita harus berpisah seperti itu kemarin.
Ngomong-ngomong, apa kau ke restoran itu karena merindukanku?” ucap Nyonya Choi
“Kupikir
aku bisa bertemu denganmu jika kesana.” Akui Tuan Park
“Yoo
Shik... Apa kau punya waktu sore ini? Apa Kau ingin minum cocktail denganku?”
ucap Nyonya Choi.
Tuan Park
terlihat salah tingkah dan sangat bahagia sampai memukul Young Joon yang duduk
disampingnya. Ia akhirnya menyetujui ajakan mantan istrinya.
“Maaf,
tapi Apa bisa kita bertemu larut malam? Aku harus menemui dokter.” Ucap Tuan
Park, Nyonya Choi panik berpikir kalau Tuan Park sakit.
“Sebenarnya...
Aku harus ke RS karena kondisi 'Sung Ki' yang gawat... Oh, tidak, bukan
maksudku penis. “ ucap Tuan Park kebingungan. Nyonya Choi hanya diam diseberang
telp.
“Tentu
saja 'Sung Ki' artinya penis dalam bahasa Korea. Tapi, yang kumaksud adalah Kim
Sung Ki... Juniorku satu kampus saat kuliah di luar negeri,” kata Tuan Park
berusaha menjelaskan tapi Nyonya Choi sudah menutup telpnya.
“Gagak,
Gelah retak, dan sepatu tergores, Yang mana yang membuatku sial?” keluh Tuan
Park, keduanya langsung menjawab kalau itu keduanya.
“Kalian
harus bersikap baik satu sama lain selagi bersama. Jangan sampai menyesal setelah
kehilangan pasangan sepertiku.” Ucap Tuan Parkm Mi So dan Young Joon hanya bisa
tersenyum.
Mi So
datang bersama Young Joon lalu duduk di meja kerjanya bertanya pada Ji Ah
apakah Semuanya sudah beres, Ji Ah mengatakan kalau sudah menyusun jadwal Young
Joon untuk minggu depan. Mi So pun mengucapkan Terimakasih dan memberikan
laporan pada Young Joon.
“Aku akan
pergi rapat bersama tim perencanaan dulu kalau begitu.” Kata Ji Ah. Mi So
menganguk mengerti.
“Ini
daftar kegiatanmu untuk minggu depan.” Kata Mi So memberikan berkas.
“Ini
tidak penting untuk sekarang. Apa kau ingat yang dikatakan Tn. Park tadi?” ucap
Young Joon, Mi So bertanya yang mana yang dimaksud.
“Mengenai
kita harus memperlakukan pasangan kita dengan baik agar tak menyesal saat
kehilangan mereka. Banyak hal terlintas dalam pikiranku setelah dia mengatakan
itu. Bagaimana kalau kau meninggalkanku?” kata Young Joon
“Maka,
kau akan sangat menyesal. Jadi, kau harus memperlakukanku dengan baik selagi
masih bersamaku. Kita harus saling menjaga sikap satu sama lain. Saat ini
sikapku sudah sangat baik, dan tentu saja kedepannya juga begitu.” Kata Young
Joon kembali membangkan diri.
“Ya, aku
akui itu.” Ucap Mi So, Young Joon ingin tahu Apa jadwal makan Siangnya hari ini
“Jadwal
makan siangmu bersama Tn. Han dari Jungyoung Group ditunda. Jadi, makan siangmu
kosong.” Kata Mi So
“Kalau
begitu, ayo makan siang sama-sama. Aku harus berbuat baik padamu selagi bersama.
Jadi aku akan mentraktirmu sesuatu yang enak.” Kata Young Joon, Mi So hanya
bisa tersenyum melihat sikap Young Jon.
Ketua tim
meyudahi rapat, memberitahu Ji Ah kalau Berkas yang diserahkan tadi merupakan
berkas rahasia jadi harus dihancurkan berkas itu saat keluar dari sini. Ji Ah
berkata kalau akan langsung melakukannya. Mereka pun keluar dari ruang rapat.
Ji Ah
berbicara dengan Eun Jung dengan
ponselnya kalau memiliki waktu luang diakhir pekan dan setuju untuk menyantap
eggs benedict. Lalu wajahnya panik karena melihat kertas yang dimasukan ke
mesin penghancur dan buru-buru menutup ponselnya.
“Apa ada
yang salah?” tanya Tuan Ko melihat Ji Ah berlutut di depan mesin penghancur.
“Aku berniat
ingin memasukkan berkas rahasia ke mesin penghancur kertas. Tapi aku malah
memasukkan notulen. Aku harus melaporkannya segera pada atasan, bagaimana ini?”
kata Ji Ah berusaha agar bisa mengeluarkan kertasnya.
“Hentikan
dan Minggir... Coba kulihat.” Kata Tuan Ko melihat dibagian sampah, Ji Ah panik
karena kertasnya Benar-benar sudah hancur total.
“Tenanglah.
Aku melihatmu mencatatmenggunakan pena selama rapat. “ kata Tuan Ko
“Aku dengar
Manajer Umum tak suka mendengar suara ketikkan. Jadi, aku menulisnya.” Jelas Ji
Ah
“Kau
sangat cermat, tapi bagaimana kau membuat kesalahan semacam ini? Pokoknya, kita
hanya perlu temukan potongan yang ada tulisan tangannya. Mungkin saja akan
mudah dari dugaanmu. Ayo temukan potongan itu” kata Tuan Ko dan mereka mulai
mencarinya.
Akhirnya
lemabaran tulisan tangan dibisa dirangkai, Ji Ah menyusun lembaran terakhir
agar sempurna. Tuan Ko pikir bukan seperti itu susunanya, dengan membaca
tulisan "Proyek perencanaan
strategi dan pemicu kemajuan." Dan menurutnya itu masuk akal.
“Ini semua
berkat perhatian penuhku akan rapatnya.” Kata Tuan Ko bangga, Ji Ah memuji Tuan
Ko yang sungguh luar biasa.
“Tak
perlu kau ungkit dan semua sudah selesai.” Ucap Tuan Ko, Ji Ah langsung
mengucapkan Terima kasih.
“Sebenarnya,
aku sangat stress bekerja dibawah seniorku yang sempurna. Aku ingin melakukan
pekerjaan dengan baik namun tak selalu berjalan sesuai keinginanku. Dan aku
selalu berakhir dengan membuat kesalahan konyol. Aku sangat khawatir bagaimana
harus melaporkan kejadian ini. Terimakasih karena kau sudah membantuku seperti
ini.” Ungkap Ji Ah merasa tak enak hati menilai buruk pada Tuan Ko
“Kita
harus saling membantu sesama tetangga.” Komentar Tuan Ko tersenyum lebar.
Ji Ah
tiba-tiba panik karena melihat tulisan yang tak jelas, memikirkan Berapa banyak
yang harus diputuskan untuk meningkatkan anggaran riset dan pembangunan, Tuan
Ko dengan cepat menjawaban 5.8%. Ji Ah
tak percaya kalau Tuan Ko bisa mengingat hal sedetail itu
“Itu
mudah bagiku dan aku harus kembali bekerja.” Ucap Tuan Ko pamit pergi. Ji Ah
kembali mengucapkan Terima kasih.
“Jadi itu
alasan kenapa dia pria paling diInginkan.” Komentar Ji Ah melihat sosok Tuan Ko
seperti terkesima.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar