PS : All images credit and content copyright : KBS
So Bong
turun dari mobil, Tuan Kang berkomentar kalau
Penyelamat Shin sudah datang. Shin tersenyum bahagia melihat So Bong yang
datang. So Bong menyuruh Shin yang menyetir mobilnya lebih dulu. Shin berani melawan kalau sekarang bukan
kacung Shin lagi.
“Dasar
Kau ini. Lihatlah sikapmu... Aku pinjam dia sebentar, Jangan telepon dia, kecuali
ada hal darurat.”kata So Bong lalu menyuruh Shin masuk ke dalam mobil.
Shin
mengemudikan mobilnya dan langsung berhenti di lampu merah. So Bong mengeluh
dengan Shin, Padahal tidak ada yang menyeberang, jadi lebih baik jalan saja,
menurutnya kalau manusia itu suka melanggar aturan. Shin menegaskan kalau
dirinya bukan manusia.
“Dan
keselamatan itu lebih penting dari apapun. Kenapa kau datang? Kau bilang ingin
meminjamku.” Kata Shin.
So Bong
terdiam mengingat ucapan Nyonya Oh “Kembalikan sikap lama dia. Kalau tidak, aku
harus pakai cara lain.” Lalu bertanya pada Shin apakah penasaran lalu meminta
agar Shin menepi karena ada yang ingin dikatakan. Shin langsung menolaknya. So
Bong kaget mendengarnya.
“Mulai hari
in aku akan bertindak menurut penilaian dan keputusanku. Itu juga 'kan yang kau
katakan padaku.” Ucap Shin
“Ya.
Terserah kau sajalah. Jadi kita mau kemana?” kata So Bong. Shin dengan
bersemangat langsung mengemudikan mobilnya.
So Bong
melihat sebuah sepeda dengan wajah binggung, Shin menceritakan kalau terbiasa
berlari bersama So Bong tiap pagi sambil memasang helm. So Bong bertanya
bagaiaman bisa. Shin memberitahu kalau ada error, jadi melihat So Bong setiap
hari.
“Kulihat
kau tak suka berlar jadi aku memutuskan membelikan sepeda buatmu jika aku
bertemu kau lagi. Karena itu aku membeli sepeda listrik biar kau tak usah
keluar banyak tenaga.” Ucap Shin
“Apa membelikanku
sepeda dan membuatku berolahraga itu keinginanmu?” kata So Bong
“Aku 'kan
pewaris perusahaan yang kaya. Jadi Ayo kita naik sepeda sampai baterainya
habis.” Ucap Shin
“Baiklah.
Bicaranya nanti saja habis naik sepeda.” Kata So Bong
Keduanya
terlihat bahagia mengayuh sepeda listrik, So Bong menyuruh Shin agar Jangan
pelan-pelan hanya gara-gara dirinya. Shin mengaku tak seperti itu.
“Apa kau
itu punya masalah kepercayaan diri?” ejek Shin sampai akhirnya mereka terlihat
bahagia mengayuh sepeda.
Mereka
harus menaiki tangga, Shin menawarkan untuk membawa sepeda. So Bong menolak
karena bisa sendiri. Shin merasa kalau dirinya robot dan So Bong itu manusia
jadi lebih kuat.
“Kau
sepertinya lupa kalau manusia yang menciptakanmu. Kalau begitu suit cina saja. Yang
kalah, bawa sepedanya.” Kata So Bong tak kuat mengangkat sepeda. Shin
menyetujuinya.
“Ini
permainan peluang. Kau tidak bisa mengalahkanku.” Kata Shin setelah menang dari
So Bong
“Kiat Suitnya
harus tiga kali.” Ucap So Bong dan akhirnya menang.
“Manusialah
satu hal yang tidak bisa kau prediksi.” Ejek So Bong lalu kembali mengajak
suit.
“Tapi aku
sengaja kalah tadi. Aku tahu kau nanti mau keluarkan apa. Gunting, 'kan?” kata
Shin. So Bong dengan wajah panik menyangkal.
“Pasti
sekarang kau lagi berpikir "batu".” Kata Shin. So Bong hanya bisa
mengomel dan ingin mengangkat sepeda sendiri.
“Kau
pura-pura sok kuat, jadi Aku saja yang bawa.” Kata Shin akhirnya mengangkat
sepeda. So Bong pun bisa tersenyum.
So Bong
sampai diatas terpesona melihat pemandangan dari atas, saat itu Shin datang
memberikan es di pipi So Bong dengan
senyuman pasti merasa Segar. So Bong sempat terkejut, Shin pun membantu So Bong
membuka bungkus es krimnya.
“Kau beruntung.
Kau tidak keringatan atau kepanasan” keluh So Bong. Shin membenarkan.
“Tapi aku
tidak bisa memberi tahu siapa pun. Semua orang menyuruhku jangan melakukan
apapun dan menyuruhku menyembunyikan diri. Tapi aku bisa memberitahumu semuanya
padamu. Itu Karena kau kenal diriku, aku bisa menunjukkan semuanya padamu.
Karena itu kurasa aku mengalami error terus tentangmu.” Cerita Shin
“Jika aku
menghiburmu padahal aku tidak ada, bayarlah pakai uang. Kau 'kan pewaris
perusahaan kaya.” Ucap So Bong
“Kalau
kukasih juga, maka kau pasti tidak menerimanya. Aku bisa tahu tanpa memegang tanganmu
sekarang.” Kata Shin. So Bong mengaku kalau sudah ketahuan.
“Bahkan
manusia pun tidak menunjukkan jati diri mereka. Jadi Semangatlah, Kacung.” Ucap
So Bong mengangkat tanganya. Shin pun high five
Shin
kembali mengangkat tangan dan So Bong menyentuhnya, tapi Shin langsung
memasukan ke sela-sela jari So Bong seperti mengenggamnya. So Bong heran dengan
sikap Shin.
“Sekarang,
katakan apa yang ingin kau katakan. Kau daritadi mengulur waktu.” Ucap Shin. So
Bong kembali menahanya.
“Tak apa,
jadi katakanlah... Karena aku tidak punya emosi. Aku tidak akan tersinggung
atau marah jadi apapun itu, katakanlah... Kang So Bong” kata Shin
So Bong
kembali mengulurnya dengan berpura-pura makan es krim tapi rasanya yang dibeli
Shin tak enak. Ia mengeluh kalau haus, Shin pun membelikan sebotol minuman
untuk Shin.
Shin
menerima telp dari So Bong karena sudah lampu hijau akan menyeberang jalan. So
Bong meminta agar Shin Jangan datang karena merasa tak bisa mengatakannya di
depan wajahnya, jadi meminta agar tetap ada diseberang jalan. Shin pun terdiam
sambil memegang telpnya.
“Aku
tahu sudah berkata padamu untuk
bertindak menurut keputusanmu sendiri tapi sekarang kutarik perkataan itu. Aku
juga awalnya tidak berencana selalu di sisimu. Tindakanku memang tak bertanggung
jawab, pengecut dan kelewatan.” Ucap So Bong dengan nada bergetar.
“Hei...
Kacung... Kembalilah menjadi kacung. Jangan lakukan semuanya sesuai keinginanmu.
Turutilah perkataan Manajer Tim Ji dan DR. Oh. Itulah yang terbaik demi kau dan
aku.” Ucap So Bong
“Kenapa
itu yang terbaik?” tanya Shin. So Bong tahu kalau Shin ingin tahu alasannya
pergi.
“Direktur
Eksekutif Seo mengancamku. Jika kau terus bertindak seperti itu maka aku juga
akan berada dalam bahaya. Aku manusia yang egois jadi dirikulah yang lebih
penting bagiku. Hari ini aku bersenang-senang. Kita janganlah pernah bertemu
lagi.” Kata So Bong lalu menutup telpnya dan pergi.
Saat itu
terdengar bunyi klakson mobil, ternyata Shin menyeberang jalan tanpa menunggu
lampu hijau. So Bong melihat Shin langsung berteriak kalau sudah gila yang
tidak lihat lampu merah. Shin tiba-tiba langsung memasang kalung di leher Shin.
“Aku akan
kembali menjadi kacung lagi. Dan Sungguh selamat tinggal.. Kang So Bong” kata
Shin lalu berjalan pergi. So Bong hanya bisa terdiam melihatnya.
Shin
datang menemui Nyonya Oh kalau meminta untuk memasangkan mode manual-nya dan
akan menuruti Ibunya. Nyonya Oh tak percaya menatap So Bong dan langsung
mengucapkan Terima kasih sambil memeluknya.
[Champion
Gym]
So Bong
tak bisa tidur, matanya terus terbuka teringat kembali yang dikatakan Shin “Aku
akan kembali menjadi kacung lagi. Sungguh selamat tinggal Kang So Bong” Reporter
Jo masuk kamar melihat So Bong yang sudah bangun.
“Ada
paket aneh datang.” Ucap Reporter Jo, So Bong pun akhirnya turun dari tempat
tidurnya.
“Tidak
ada nama pengirim atau penerimanya. Apa kalian mencurinya?” kata Tuan Kang,
Keduanya mengelengkan kepala. So Bong menatap sedih kalau itu sepeda listrik
yang dipakai dengan Shin sebelumnya.
“Apa
Kalian sungguh tidak tahu siapa yang mengirim ini?” ucap Tuan Kang, keduanya
tetap mengeleng.
“Ini
kelihatannya sangat mahal. Mungkin ini hadiah dari pria jutawan. Semacam hadiah
perpisahan karena dia akan menikah?” kata Robocop.
In Tae
heran melihat pandangan So Bong seperti menangis, Tuan Kang pikir anaknya tak
perlu menangis karena Pernikahannya tidak ada hubungannya dengan anaknya. Ia
pikir karena tidak tega menghajar orang yang ingin dihajar jadi menyerahkan
semuanya pada kedua anak buahnya. So Bong tetap diam melihat sepeda listrik.
Persiapan
pesta pun dimulai, Tuan Seo berkomentar kalau mereka resmi menjadi besan hari
ini jadi Demi anak-anak, harus akur. Nyonya Oh mengejek kalau menurut Tuan Seo pernikahan
akan mengubah hubungan mereka. Tuan Seo tak mengerti maksudnya.
“Kau masih
ingin menyingkirkan Shin, kan? Sama seperti yang kau lakukan pada ayahnya. Kau
selalu ingin merampas dari orang lain. Aku akan mengawasi apa rencanamu
terhadap Shin. Lalu Akan kuungkapkan semua perbuatanmu terhadap suamiku dan
terhadap Shin di belakangku.” Tegas Nyonya Oh yakin
“Yang
masih hidup aku, bukan Jung Woo... Shin dan aku berbeda. Karena putriku ada di
antara kita.” Kata Tuan Seo mengancam
“Jika kau
menyentuh putraku, maka aku tidak peduli entah dia menikahi putraku atau tidak.
Aku juga takkan membiarkan putrimu.”balas Nyonya Oh
“Berarti
kau akan menjadi ibu mertua yang menakutkan.” Komentar Tuan Seo.
Nyonya Oh
memilih untuk pergi, Tuan Seo memerintahkan Tuan Park untuk melanjutkan seperti
rencana kalau harus membuat So Bong bicara hari ini. Tuan Park menganguk mengerti kalau akan
mengurusnya sebelum pernikahan selesai.
Shin
mengayuh sepeda di depan kolam renang, Nyonya Oh menatap anaknya lalu menaruh
battery baru kalau sudah membuatnya lagi sebagai cadangan Karena menambahkan mode manual jadi lebih sulit
dibuat. Tuan Ji melihat battery baru Shin yang digunakan.
“Aku akan
mengendalikannya kapan pun diperlukan jadi kalian tidak perlu khawatir lagi.”
Ucap Nyonya Oh
“Kau
Sapalah tamu di luar dengan Yang ramah” kata Nyonya Oh pada Shin. Shin pun
keluar dari ruangan.
“Setelah
bertemu dengan Kang So Bong, dia penurut seperti yang Anda lihat. Menurutku
kita tidak butuh mode manual.” Ucap Tuan Ji. Nyonya Oh pun bisa mengucap
syukur.
Ye Na
sedang di make up dengan gaun pengantin, Ho Yeon melihat Tuan Seo yang menangis
langsung mengejek karena mengeluarkan air mata. Tuan Seo tak bisa menahan rasa
haru karena anaknya akan menikah.
“Aku
tidak suka kau bergabung dengan keluarga kami tapi kau harus mengucapkan
selamat tinggal sama ayahmu. Jadi Silakan bicaralah.” Kata Ho Yeon dengan
menyindir keduanya yang tidak keluar
“Apaan
Ayah ini?... Norak sekali...” keluh Ye Na melihat ayahnya. Tuan Seo meminta
maaf dan langsung berjalan keluar ruangan.
“Ayah...
Kau Salah pasang dasinya.” Ucap Ye Na, Tuan Seo membiarkan Ye Na memperbaiki
dasi ayahnya.
“Maaf,
Ayah.” Kata Ye Na dengan menahan tangis, Tuan Seo balik bertanya meminta maaf
karena apa.
“Ya..
karena semuanya.” Ucap Ye Na lalu selesai memperbaiki dasi ayahnya dan
mempersilahkan pergi. Tuan Seo dengan senyuman mengucapkan terimakasih.
Semua
tamu memberikan selamat pada Tuan Nam, saat itu Chang Joo memberitahu Nyonya Oh
kalau seseorang ingin bertemu. Tuan Seo memberikan kode agar Sek Park bergerak.
Tuan Park langsung mengambil ponsel Nyonya Oh dang langsung meretasnya.
So Bong
menerima pesan dari Nyonya Oh “Maaf karena mengirim pesan mendadak. Direktur
Eksekutif Seo tahu tentang Shin. Tolong singkirkan berkas itu di meja
kantorku.” Ia kaget membacanya menelp Nyonya Oh, tapi tak diangkat.
“Aku di
pesta pernikahan, jadi aku tidak bisa bicara. Demi Shin, kumohon.” Tulis Nyonya
Oh
Sek Park
membaca pesan yang dikirimkan So Bong kalau akan datang kesana sekarang dan
langsung menghapus pesan, setelah itu mengembalikan ponsel dalam tas Nyonya Oh.
Tuan Seo pun tersenyum lalu mengajak semua tamu agar duduk dan bersiap-siap.
So Bong
bergegas masuk ke ruangan, panik mencari sesuatu dalam meja. Tapi saat itu Sang
Guk duduk dalam kegelapan, bertanya apakah mencari berkas ditanganya. So
Bong terlihat kaget. Sang Guk mengaku kalau tidak ada apa pun.
“Dokumen
ini oleh kau, Kebenaran tentang Dirut Nam. Direktur Eksekutif Seo tahu tentang
Shin. Itu sebabnya kau berlari kesini. “ kata Sang Guk, So Bong berusaha untuk
kabur tapi Sang Guk bisa menariknya.
“Apa itu?
Apa yang kau tahu?” ucap Sang Guk penasaran mencegah So Bong
“Entahlah...
Apa aku tahu sesuatu?” komentar So Bong, tiba-tiba lampu mobil otonom menyala.
Dari sensor,
Mobil bisa melihat kalau So Bong dalam zona hijau dan Sang Guk masuk ke zona
merah. So Bong akhirnya berusaha untuk kabur, Sang Guk tak melepaskan begitu
saja langsung menarik rambut So Bong dan
mengancam dengan pistol.
Sang Guk
langsung memasukan So Bong ke dalam bagasi mobil, lalu mengemudikan mobilnya
tapi mobil otonom sudah menghalangi jalanya. Tiba-tiba lampu dalam parkiran
mati, Sang Guk melihat seseorang keluar
dari kegelapan, Shin berjalan mendekati mobil.
Sang Guk
tak peduli ingin menabrak Shin, tapi Shin dengan kekuatanya menahan mobil Sang
Guk dan sengaja memecahkan ban mobilnya.
Bersambung
ke episode 19
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Terima kasih buat sinopsis y
BalasHapus