PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 11 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 18

PS : All images credit and content copyright : KBS

So Bong turun dari mobil, Tuan Kang berkomentar kalau  Penyelamat Shin sudah datang. Shin tersenyum bahagia melihat So Bong yang datang. So Bong menyuruh Shin yang menyetir mobilnya lebih dulu.  Shin berani melawan kalau sekarang bukan kacung Shin lagi.
“Dasar Kau ini. Lihatlah sikapmu... Aku pinjam dia sebentar, Jangan telepon dia, kecuali ada hal darurat.”kata So Bong lalu menyuruh Shin masuk ke dalam mobil. 



Shin mengemudikan mobilnya dan langsung berhenti di lampu merah. So Bong mengeluh dengan Shin, Padahal tidak ada yang menyeberang, jadi lebih baik jalan saja, menurutnya kalau manusia itu suka melanggar aturan. Shin menegaskan kalau dirinya bukan manusia.
“Dan keselamatan itu lebih penting dari apapun. Kenapa kau datang? Kau bilang ingin meminjamku.” Kata Shin.
So Bong terdiam mengingat ucapan Nyonya Oh “Kembalikan sikap lama dia. Kalau tidak, aku harus pakai cara lain.” Lalu bertanya pada Shin apakah penasaran lalu meminta agar Shin menepi karena ada yang ingin dikatakan. Shin langsung menolaknya. So Bong kaget mendengarnya.
“Mulai hari in aku akan bertindak menurut penilaian dan keputusanku. Itu juga 'kan yang kau katakan padaku.” Ucap Shin
“Ya. Terserah kau sajalah. Jadi kita mau kemana?” kata So Bong. Shin dengan bersemangat langsung mengemudikan mobilnya. 


So Bong melihat sebuah sepeda dengan wajah binggung, Shin menceritakan kalau terbiasa berlari bersama So Bong tiap pagi sambil memasang helm. So Bong bertanya bagaiaman bisa. Shin memberitahu kalau ada error, jadi melihat So Bong setiap hari.
“Kulihat kau tak suka berlar jadi aku memutuskan membelikan sepeda buatmu jika aku bertemu kau lagi. Karena itu aku membeli sepeda listrik biar kau tak usah keluar banyak tenaga.” Ucap Shin
“Apa membelikanku sepeda dan membuatku berolahraga itu keinginanmu?” kata So Bong
“Aku 'kan pewaris perusahaan yang kaya. Jadi Ayo kita naik sepeda sampai baterainya habis.” Ucap Shin
“Baiklah. Bicaranya nanti saja habis naik sepeda.” Kata So Bong

Keduanya terlihat bahagia mengayuh sepeda listrik, So Bong menyuruh Shin agar Jangan pelan-pelan hanya gara-gara dirinya. Shin mengaku tak seperti itu.
“Apa kau itu punya masalah kepercayaan diri?” ejek Shin sampai akhirnya mereka terlihat bahagia mengayuh sepeda. 

Mereka harus menaiki tangga, Shin menawarkan untuk membawa sepeda. So Bong menolak karena bisa sendiri. Shin merasa kalau dirinya robot dan So Bong itu manusia jadi lebih kuat.
“Kau sepertinya lupa kalau manusia yang menciptakanmu. Kalau begitu suit cina saja. Yang kalah, bawa sepedanya.” Kata So Bong tak kuat mengangkat sepeda. Shin menyetujuinya.
“Ini permainan peluang. Kau tidak bisa mengalahkanku.” Kata Shin setelah menang dari So Bong
“Kiat Suitnya harus tiga kali.” Ucap So Bong dan akhirnya menang.
“Manusialah satu hal yang tidak bisa kau prediksi.” Ejek So Bong lalu kembali mengajak suit.
“Tapi aku sengaja kalah tadi. Aku tahu kau nanti mau keluarkan apa. Gunting, 'kan?” kata Shin. So Bong dengan wajah panik menyangkal.
“Pasti sekarang kau lagi berpikir "batu".” Kata Shin. So Bong hanya bisa mengomel dan ingin mengangkat sepeda sendiri.
“Kau pura-pura sok kuat, jadi Aku saja yang bawa.” Kata Shin akhirnya mengangkat sepeda. So Bong pun bisa tersenyum. 

So Bong sampai diatas terpesona melihat pemandangan dari atas, saat itu Shin datang memberikan es di pipi  So Bong dengan senyuman pasti merasa Segar. So Bong sempat terkejut, Shin pun membantu So Bong membuka bungkus es krimnya.
“Kau beruntung. Kau tidak keringatan atau kepanasan” keluh So Bong. Shin membenarkan.
“Tapi aku tidak bisa memberi tahu siapa pun. Semua orang menyuruhku jangan melakukan apapun dan menyuruhku menyembunyikan diri. Tapi aku bisa memberitahumu semuanya padamu. Itu Karena kau kenal diriku, aku bisa menunjukkan semuanya padamu. Karena itu kurasa aku mengalami error terus tentangmu.” Cerita Shin
“Jika aku menghiburmu padahal aku tidak ada, bayarlah pakai uang. Kau 'kan pewaris perusahaan kaya.” Ucap So Bong
“Kalau kukasih juga, maka kau pasti tidak menerimanya. Aku bisa tahu tanpa memegang tanganmu sekarang.” Kata Shin. So Bong mengaku kalau sudah ketahuan.
“Bahkan manusia pun tidak menunjukkan jati diri mereka. Jadi Semangatlah, Kacung.” Ucap So Bong mengangkat tanganya. Shin pun high five
Shin kembali mengangkat tangan dan So Bong menyentuhnya, tapi Shin langsung memasukan ke sela-sela jari So Bong seperti mengenggamnya. So Bong heran dengan sikap Shin. 
“Sekarang, katakan apa yang ingin kau katakan. Kau daritadi mengulur waktu.” Ucap Shin. So Bong kembali menahanya.
“Tak apa, jadi katakanlah... Karena aku tidak punya emosi. Aku tidak akan tersinggung atau marah jadi apapun itu, katakanlah... Kang So Bong” kata Shin
So Bong kembali mengulurnya dengan berpura-pura makan es krim tapi rasanya yang dibeli Shin tak enak. Ia mengeluh kalau haus, Shin pun membelikan sebotol minuman untuk Shin.

Shin menerima telp dari So Bong karena sudah lampu hijau akan menyeberang jalan. So Bong meminta agar Shin Jangan datang karena merasa tak bisa mengatakannya di depan wajahnya, jadi meminta agar tetap ada diseberang jalan. Shin pun terdiam sambil memegang telpnya.
“Aku tahu  sudah berkata padamu untuk bertindak menurut keputusanmu sendiri tapi sekarang kutarik perkataan itu. Aku juga awalnya tidak berencana selalu di sisimu. Tindakanku memang tak bertanggung jawab, pengecut dan kelewatan.” Ucap So Bong dengan nada bergetar.
“Hei... Kacung... Kembalilah menjadi kacung. Jangan lakukan semuanya sesuai keinginanmu. Turutilah perkataan Manajer Tim Ji dan DR. Oh. Itulah yang terbaik demi kau dan aku.” Ucap So Bong
“Kenapa itu yang terbaik?” tanya Shin. So Bong tahu kalau Shin ingin tahu alasannya pergi.
“Direktur Eksekutif Seo mengancamku. Jika kau terus bertindak seperti itu maka aku juga akan berada dalam bahaya. Aku manusia yang egois jadi dirikulah yang lebih penting bagiku. Hari ini aku bersenang-senang. Kita janganlah pernah bertemu lagi.” Kata So Bong lalu menutup telpnya dan pergi.
Saat itu terdengar bunyi klakson mobil, ternyata Shin menyeberang jalan tanpa menunggu lampu hijau. So Bong melihat Shin langsung berteriak kalau sudah gila yang tidak lihat lampu merah. Shin tiba-tiba langsung memasang kalung di leher Shin.
“Aku akan kembali menjadi kacung lagi. Dan Sungguh selamat tinggal.. Kang So Bong” kata Shin lalu berjalan pergi. So Bong hanya bisa terdiam melihatnya.


Shin datang menemui Nyonya Oh kalau meminta untuk memasangkan mode manual-nya dan akan menuruti Ibunya. Nyonya Oh tak percaya menatap So Bong dan langsung mengucapkan Terima kasih sambil memeluknya. 

[Champion Gym]
So Bong tak bisa tidur, matanya terus terbuka teringat kembali yang dikatakan Shin “Aku akan kembali menjadi kacung lagi. Sungguh selamat tinggal Kang So Bong” Reporter Jo masuk kamar melihat So Bong yang sudah bangun.
“Ada paket aneh datang.” Ucap Reporter Jo, So Bong pun akhirnya turun dari tempat tidurnya.
“Tidak ada nama pengirim atau penerimanya. Apa kalian mencurinya?” kata Tuan Kang, Keduanya mengelengkan kepala. So Bong menatap sedih kalau itu sepeda listrik yang dipakai dengan Shin sebelumnya.
“Apa Kalian sungguh tidak tahu siapa yang mengirim ini?” ucap Tuan Kang, keduanya tetap mengeleng.
“Ini kelihatannya sangat mahal. Mungkin ini hadiah dari pria jutawan. Semacam hadiah perpisahan karena dia akan menikah?” kata Robocop.
In Tae heran melihat pandangan So Bong seperti menangis, Tuan Kang pikir anaknya tak perlu menangis karena Pernikahannya tidak ada hubungannya dengan anaknya. Ia pikir karena tidak tega menghajar orang yang ingin dihajar jadi menyerahkan semuanya pada kedua anak buahnya. So Bong tetap diam melihat sepeda listrik. 


Persiapan pesta pun dimulai, Tuan Seo berkomentar kalau mereka resmi menjadi besan hari ini jadi Demi anak-anak, harus akur. Nyonya Oh mengejek kalau menurut Tuan Seo pernikahan akan mengubah hubungan mereka. Tuan Seo tak mengerti maksudnya.
“Kau masih ingin menyingkirkan Shin, kan? Sama seperti yang kau lakukan pada ayahnya. Kau selalu ingin merampas dari orang lain. Aku akan mengawasi apa rencanamu terhadap Shin. Lalu Akan kuungkapkan semua perbuatanmu terhadap suamiku dan terhadap Shin di belakangku.” Tegas Nyonya Oh yakin
“Yang masih hidup aku, bukan Jung Woo... Shin dan aku berbeda. Karena putriku ada di antara kita.” Kata Tuan Seo mengancam
“Jika kau menyentuh putraku, maka aku tidak peduli entah dia menikahi putraku atau tidak. Aku juga takkan membiarkan putrimu.”balas Nyonya Oh
“Berarti kau akan menjadi ibu mertua yang menakutkan.” Komentar Tuan Seo.
Nyonya Oh memilih untuk pergi, Tuan Seo memerintahkan Tuan Park untuk melanjutkan seperti rencana kalau harus membuat So Bong bicara hari ini.  Tuan Park menganguk mengerti kalau akan mengurusnya sebelum pernikahan selesai.


Shin mengayuh sepeda di depan kolam renang, Nyonya Oh menatap anaknya lalu menaruh battery baru kalau sudah membuatnya lagi sebagai cadangan Karena  menambahkan mode manual jadi lebih sulit dibuat. Tuan Ji melihat battery baru Shin yang digunakan.
“Aku akan mengendalikannya kapan pun diperlukan jadi kalian tidak perlu khawatir lagi.” Ucap Nyonya Oh
“Kau Sapalah tamu di luar dengan Yang ramah” kata Nyonya Oh pada Shin. Shin pun keluar dari ruangan.
“Setelah bertemu dengan Kang So Bong, dia penurut seperti yang Anda lihat. Menurutku kita tidak butuh mode manual.” Ucap Tuan Ji. Nyonya Oh pun bisa mengucap syukur. 

Ye Na sedang di make up dengan gaun pengantin, Ho Yeon melihat Tuan Seo yang menangis langsung mengejek karena mengeluarkan air mata. Tuan Seo tak bisa menahan rasa haru karena anaknya akan menikah.
“Aku tidak suka kau bergabung dengan keluarga kami tapi kau harus mengucapkan selamat tinggal sama ayahmu. Jadi Silakan bicaralah.” Kata Ho Yeon dengan menyindir keduanya yang tidak keluar
“Apaan Ayah ini?... Norak sekali...” keluh Ye Na melihat ayahnya. Tuan Seo meminta maaf dan langsung berjalan keluar ruangan.
“Ayah... Kau Salah pasang dasinya.” Ucap Ye Na, Tuan Seo membiarkan Ye Na memperbaiki dasi ayahnya.
“Maaf, Ayah.” Kata Ye Na dengan menahan tangis, Tuan Seo balik bertanya meminta maaf karena apa.
“Ya.. karena semuanya.” Ucap Ye Na lalu selesai memperbaiki dasi ayahnya dan mempersilahkan pergi. Tuan Seo dengan senyuman mengucapkan terimakasih. 


Semua tamu memberikan selamat pada Tuan Nam, saat itu Chang Joo memberitahu Nyonya Oh kalau seseorang ingin bertemu. Tuan Seo memberikan kode agar Sek Park bergerak. Tuan Park langsung mengambil ponsel Nyonya Oh dang langsung meretasnya.
So Bong menerima pesan dari Nyonya Oh “Maaf karena mengirim pesan mendadak. Direktur Eksekutif Seo tahu tentang Shin. Tolong singkirkan berkas itu di meja kantorku.” Ia kaget membacanya menelp Nyonya Oh, tapi tak diangkat.
“Aku di pesta pernikahan, jadi aku tidak bisa bicara. Demi Shin, kumohon.” Tulis Nyonya Oh
Sek Park membaca pesan yang dikirimkan So Bong kalau akan datang kesana sekarang dan langsung menghapus pesan, setelah itu mengembalikan ponsel dalam tas Nyonya Oh. Tuan Seo pun tersenyum lalu mengajak semua tamu agar duduk dan bersiap-siap.

So Bong bergegas masuk ke ruangan, panik mencari sesuatu dalam meja. Tapi saat itu Sang Guk duduk dalam kegelapan, bertanya apakah mencari berkas ditanganya.  So  Bong terlihat kaget. Sang Guk mengaku kalau tidak ada apa pun.
“Dokumen ini oleh kau, Kebenaran tentang Dirut Nam. Direktur Eksekutif Seo tahu tentang Shin. Itu sebabnya kau berlari kesini. “ kata Sang Guk, So Bong berusaha untuk kabur tapi Sang Guk bisa menariknya.
“Apa itu? Apa yang kau tahu?” ucap Sang Guk penasaran mencegah So Bong
“Entahlah... Apa aku tahu sesuatu?” komentar So Bong, tiba-tiba lampu mobil otonom menyala.
Dari sensor, Mobil bisa melihat kalau So Bong dalam zona hijau dan Sang Guk masuk ke zona merah. So Bong akhirnya berusaha untuk kabur, Sang Guk tak melepaskan begitu saja langsung menarik rambut So Bong dan  mengancam dengan pistol.
Sang Guk langsung memasukan So Bong ke dalam bagasi mobil, lalu mengemudikan mobilnya tapi mobil otonom sudah menghalangi jalanya. Tiba-tiba lampu dalam parkiran mati,  Sang Guk melihat seseorang keluar dari kegelapan, Shin berjalan mendekati mobil.
Sang Guk tak peduli ingin menabrak Shin, tapi Shin dengan kekuatanya menahan mobil Sang Guk dan sengaja memecahkan ban mobilnya.
Bersambung ke episode 19

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: