PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 31 Juli 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Ji Woo berlari menyebrang jalan, Dae Young menarik tangan Ji Woo yang hampir tertabrak dan langsung memarahinya karena berbahaya. Ji Woo dengan wajah ketakutan hanya bisa menangis.  Dae Young binggung melihat Ji Woo yang menangis.
“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Dae Young
“Ibuku... Ibuku mengalami kecelakaan dan sedang dibawa ke rumah sakit.” Kata Ji Woo

Keduanya naik taksi, Dae Young meminta supir pergi ke  Stasiun Seoul. Ji Woo meminta agar mengantar ke Rumah Sakit Myungjin. Dae Young tahu kalau itu lokasinya di Busan. Ji Woo mengatakan bukan disana.
“Kecelakaan apa yang dialami? Apa Dia terluka parah?” tanya Dae Young
“Tubuhnya berguling saat menuruni tangga. Kurasa keadaannya parah.” Ucap Ji Woo yang terus masih terlihat panik. Dae Young menatap Ji Woo yang mengunakan sepatu berbeda, lalu akhirnya memegang tangan Ji Woo agar bisa tenang. 

Flash Back
(2004)
Ji Seok masih mengemudikan mobil murahnya, sementara Dae Young bersama Byung Sam sibuk bermain games online di warnet. Sementara Sung Joo sibuk selfie didepan komputer. Dae Young yang kesal memilih Sung Joo berada dalam timnya untuk games selanjutnya.
“Hei.. Sudah cukup dengan webcam-mu.” Keluh Dae Young melihta Sung Joo terus mengambl selfie.
“Terserah saja. Cuma anak-anak yang main Starcraft.” Komentar Sung Joo kesal
“Ini Menyedihkan... Dari tempatku berdiri, kalian semua sama menyedihkannya. Kapan kalian akan berhenti menyia-nyiakan masa muda kalian dengan menghirup udara busuk? Ayo kita jalan.” Ucap Jin Seok datang melihat teman-temanya.
Sung Joo bertanya kemana mereka akan pergi, Jin Seok mengajak mereka ke pantai. 


Dae Young melihat Jin Seok mengambil jalan, Gyeongbu Expressway, lalu berpikir kalau mereka akan pergi ke Pulau Wolmido atau Pulau Ganghwado. Jin Seok mengatakan mereka tak pergi sana dan hanya bilang akan ke pantai.
“Tidak ada tempat yang lebih baik daripada Busan.” Ucap Jin Seok, Dae Young mengumpat Jin Seok itu gila.
“Besok aku harus kerja partime” ucap Dae Young, Jin Seok menyakinkan kalau mereka akan kembali ke Seoul sebelum Dae Young berkerja.
“Perjalanan balik butuh waktu empat jam pada saat pagi hari”kata Jin Seok
“Berarti naik KTX saja yang baru dibuka itu. Naik kereta hanya tiga jam.” Keluh Byung Sam
“Kenapa buang-buang uang kalau kita ada mobil? Tiket kereta saja menghabiskan uang 180,000 Won.” Ucap Jin Seok
“Kalau kau suruh kami cepat, kami bisa luangkan waktu untuk menginap 1 atau 2 malam di sana. Sia-sia saja kita habiskan satu hari di sana. Kenapa kita harus pergi seperti ini?” keluh Sung Joo. 


Saat itu suara ponsel berdering, Jin Seok meminta Dae Young agar mengangkatnya dan menekan speaker.  Dea Young kesal akhirnya mengangkat telp, terdengar suara wanita bertanya keberadaan Jin Seok. Jin Seok mengatakan baru sampai di jalan tol.
“Lee Seo Yeon? Bukannya kau dan Ji Woo pergi ke rumahmu di Busan?” ucap Dae Young
“Goo Dae Young, kau juga datang? Baguslah. Kau bisa menelp Ji Woo saat kau sudah sampai.” Kata Seo Yeon lalu menutup telp
“Apa? Apa Kita akan pergi ke rumah Ji Woo?” ucap Sung Joo. Byung Sam mengemel karena belum siap sama sekali.
“Aku belum pernah diundang ke rumah seorang gadis sebelumnya.” Ucap Byung Sam. Jin Seok mengaku kalau ini bukan undangan.

Flash Back
Jin Seok sedang berjalan sampai menyanyi lalu melihat nomor tak dikenalnya, dan berpikir kalau Telepon spam. Ia langsung mengatakan tak mau beli. Suara wanita terdengar, kalau Seo Yeon yang menelp dari telp umum. Jin Seok tersenyum karena berpikir ini telepon spam.
“Jin Seok, apa bisa minta tolong untukku?” tanya Seo Yeon. Jin Seok ingin tahu apa itu.
“Ponselku ketinggalan di rumahku. Bisa kau ambilkan untukku?” ucap Seo Yeon
“Bagiku itu gampang sekali. Aku harus bawa ke mana? Kampusmu? Kafe?” tanya Jin Seok terlihat bersemangat.
“Busan.” Ucap Seo Yon, Jin Seok kaget mendengar ingin memastikan kemana akan membawanya.
“Busan... Aku berkunjung ke rumah orang tuaku. Kenapa? Apa Kau tidak mau? Apa Kau lupa sekarang jadi pesuruhku? Kalau begitu Aku keluar dari klub sepakbola ini.” Ucap Seo Yeon. Jin Seok pun akhirnya menganguk setuju. 

Sung Joon mengartikan kalau melakukan tugas Jin Seok untuk Soo Yeon,dan membuat mereka semua datang ke sana bersama-sama. Jin Seok membenarkan.  Dae Young mengumpat kesal menyuruh putar balik. Jin Seok mengatakan Ini bukan cuma demi dirinya.
“Aku mencoba mempertahankan Seo Yeon di klub bola kita.” Ucap Jin Seok
“Benar, ayo pergi... Kita juga tidak bisa putar balik karena sudah ada di jalan raya. Kalau sudah begini, kita pergi saja bersenang-senang. Kita juga tidak mendapat liburan yang layak selama liburan musim panas.” Ucap Byung Sam.
Dae Young mengumpat kesal, Jin Seok memutar lagu Untuk Dae Young yang menyerah seperti pria keren, sebagai rasa terima kasih. "Beach Girl" oleh Cool. Dae Young akhirnya ikut menyanyi dengan teman-temanya, dengan suara lantang. 


Ibu Ji Woo memasak makanan di dapur mengeluh karena membawa Seo Yeon. Ji Woo menceritakan kalau Seo Yeon yang bilang rindu jadi menawarkan diri untuk datang, lalu bertanya apakah ibunya tidak suka. Ibu Ji Woo mengatakn bukan seperti itu.
“Dia pasti tahu Ibu memanggilmu ke sini untuk upacara pemakaman ayahmu.” Ucap Ibu Ji Woo
“Lupakanlah... Ibu tak perlu peduli padanya... Ahjussi (ayahnya Seo Yeon) juga bilang tak apa.” Kata Ji Woo
“Kenapa memanggilnya, "ahjussi"? Ibumu saja kupanggil "Ibu".” Komentar Seo Yeon masuk ke dalam rumah.
“Kenapa kau keluar rumah?” tanya Ibu Ji Woo, Seo Yeon memberikan lembaran kertas untuk toko milik ibunya.
“Aigoo, cantiknya.. Kapan kau menyiapkan ini?” ucap Ibu Ji Woo memuji anak tirinya.
“Ibu tahu jurusanku ini pemasaran. Hal-hal sepele seperti itu  sangat penting untuk penjualan Ibu. Aku akan membantu Ibu mendapat lebih banyak pelanggan dan menjadi kaya.” Ucap Seo Yeon
“Aku Senang punya anak perempuan sepertimu.” Komentar Ibu Ji Woo
“Itu cukup untuk bantuanmu, jadi ayo bersenang-senang.... ayo pergi ke pantai.” Kata Seo Yeon menarik Ji Woo.
Ji Woo menolak, tapi Seo Yeon tetap menariknya untuk pergi dan bergegas pamit pada Ibu Ji Woo. 


Ji Woo kesal karena tak ingin pergi ke pantai, jadi menyuruh Seo Yeon pergi sendiri saja. Seo Yeon mengatakan tak bisa, Ji Woo harus ikut juga. Ia menceritakan Jin Seok bilang  akan membawakan ponselnya jadi menyuruhnya menelepon Ji Woo kalau sudah sampai.
“Apa Kau gila? Bagaimana kau bisa membuatnya datang jauh-jauh ke sini? Apa Kau mau aku membantumu melakukan tindakan konyolmu? Tidak mau.” Ucap Ji Woo kesal
“Baiklah, kalau begitu aku pergi sendiri saja. Dae Young juga datang, jadi kurasa aku akan pergi sendiri dan menyapanya.” Kata Seo Yeon, Ji Woo terlihat tersenyum
“Apa Kau bilang dia akan meneleponku? Kurasa aku tidak punya pilihan  selain pergi kesana bersamamu.” Ucap Ji Woo akhirnya ikut pergi. Seo Yeon hanya bisa tersenyum karena triknya membuat Ji Woo pergi berhasil. 

Di dalam mobil, semua terlihat sangat berkeringat karena kepanasan, bahkan Jin Seok menyetir mobil dengan membuka bajunya. Sung Joo mengeluh dengan Byung Sam itu lebih bau dari semua keringat. Byung sam mengaku sangat panas jadi tak tahan.
“Sudah kubilang naikkan jendela dan nyalakan AC. Kita bisa mati karena kepanasan dalam perjalanan ke Busan.” Ucap Dae Young kesal
“Tidak, Apa kau tidak ingat? Aku mencoba mendaki bukit di kota dan saat itu terjadi  saat menyalakan AC. Apakah kau tidak tahu membuka jendela memperlambat kecepatan mobil ini karena hambatan udara?” ucap Jin Seok
“Koefisien hambatan dikalikan  dengan luas dan kecepatan. Balapan mungkin lebih cepat dengan cara ini.” Kata Dae Young.
Akhirnya mereka menutup jendala dan memasang AC, tapi yang terjadi malah banyak klakson mobil dibelakang karena mobil Jin Seok berjalan lambat. Dae Young menyuruh Jin Seok agar menginjak gasnya, Jin Seok mengaku sudah menginjak dalam-dalam.
“Asap apa ini?” ucap Byung Sam melihat dibagian depan mobil. Sung Joon meminta agar Jin Seok pelan-pelan saja.
“Mobil ini melawan kita! Putuskan apakah akan menyalakan AC dan membuat mobil ini meledak atau mematikannya dan pergi ke Busan dengan aman?” kata Jin Seok Dae Young dkk akhirnya membuka kembali jendela dan mematikan AC. 


Ji Woo sudah ada di pantai, Seo Yeon dengan santai memakai binikinya. Jin Seok menelp Ji Woo kalau sudah di Pantai Gwangalli. Ji Woo bertanya keberadaan Jin Seok lalu melihat mereka berada di depan  pintu pantai. Keduanya pun saling melambikan tangan, Jin Seok mendekati Seo Yeon memberikan ponselnya. Seo Yeon mengucapkanTerima kasih.
“Dengan senang hati. Aku bisa melihat Pantai Gwangalli berkatmu  Kami bersyukur.” Ucap Jin Seok
“Lagipula, kau tidak akan bisa  melihat Jembatan Berlian kalau bukan karenaku. Selamat bersenang senang.” Kata Seo Yeon sinis lalu memilih untuk duduk berjemur dengan bikininya. Ji Woo mengeluh dengan sikap Seo Yeon. 

“Apa Kau sudah makan?” tanya Ji Woo pada semuanya. Dae Young mengaku sangat lapar.
“Makanan apa yang enak di Busan? Kami mau untuk memenuhi energi, Tadi kami mengeluarkan berkeringat.
“Ada satu. Ayo. Akan kubawa kalian ke tempat yang paling enak.” Ucap Ji Woo
Semua berjalan pergi. Jin Seok melihat Seo Yeon duduk dipantai seperti ingin menemaninya. Dae Young memanggil bertanya apakah Jin Seok tak ingin ikut. Jin Seok mengaku tak berselera, jadi menyuruh mereka makan saja. Seo Yeon masih tetap berjemur, Jin Seok langsung berbaring disampingnya mengaku ingin mendapat kulit cokelat. Seo Yeon dengan kasar langsung menendang Jin Seok. 

Ji Woo mengajak Dae Young dkk ke sebuah restoran bernama “The Original”. Dae Young  mengaku Aku pernah makan belut, tapi ikan pasuk (ikan yang bentuknya seperti belut) belum pernah makan. Dua pria pun mengaku juga belum pernah.
“Itu sebabnya orang-orang Seoul dijuluki benjolan.” Ejek Ji Woo, lalu mereka pun duduk di meja dan melihat bibi pelayan membawa ikan diatas meja yang terlihat gosong.
“Apa itu? Apa mereka terbakar?” tanya Dae Young binggung melihat ikan bentuk hitam.
“Bukan terbakar. Makanannya hitam karena mereka dipanggang dengan sedotan.” Jelas Ji Woo, Semua terlihat binggung maksud sedotan.
“Ya... Sedotan cepat terbakar dalam hitungan detik. Dengan begitu, kulitnya terkelupas karena kesegerannya berada dalam daging. Aroma sedotan ditambahkan juga dalam daging.” Jelas Ji Woo yang memperlihatkan bagian daging ikan terlihat setelah dibuka.
“Ini menarik.” Ucap Byung Sam berbisik, Sung Joo mengejek agar Byung Sam Bicaralah lebih lantang.
“Apa ini? Apakah itu Tulang?” tanya Dae Young melihat ada warna putih yang menonjol.
“Tidak, itu sumsum tulang belakang. Ini bergizi dan membawa tekstur yang bagus.” Jelas Ji Woo. Si bibi pun selesai membuka semua bungkus ikan. 
“Saat kalian berpikir teman makan yang cocok untuk ikan pasuk, kalian coba makan dengan selada. Jika kalian merasakan sisi selada yang lebih lembut dan mengunyah dagingnya, ini rasanya lebih harmonis.” Ucap Ji Woo memperlihatkan cara makannya. 


Semua mencoba yang dilakukan Ji Woo, mencelupkan pada minyak lalu memakan dengan seleda. Semua terlihat sangat bahagia bisa makan ikan yang tak ada di Seoul. Dae Young piki dengan Mendengar perkataan  Lee Ji Woo adalah yang terbaik kalau soal makan makanan.
“Haruskah aku melakukan cara yang sama untuk daun wijen ini?” ucap Dae Young ingin makan seperti selada.
“Tidak, makan saja seperti biasa. Bagian belakangnya memiliki aroma yang lebih kuat untuk daun wijen, jadi ini bagus untuk mulut kalian saat memakan bagian belakangnya lebih dulu.  Sebaliknya, coba dengan cara ini ketika kalian berpikir ini sedikit berminyak karena aromanya kuat.” Jelas Ji Woo
Dae Young pun mulai mencoba makan ikan dengan daun wijen, Sung Joon mengeluh pada Byung Sam untuk makan satu-satu, karena harganya mahal. Byung Man seperti tak peduli dan mereka mulai makan ikan dengan bumbu pedas dari atas kompor.
Pengorengan bekas ikan pun berganti dengan nasi goreng, Ji Woo menekan bagian atas nasi goreng karena rasanya paling enak bila diratakan sampai matang. Dae Young mematikan kompor, lalu semua makan nasi goreng dari bekas minyak ikan berbumbu. Semua terlihat sangat menikmati makan menu ikan sampai kenyang. 


Sung Joo dan Byung Sam berjalan sambil memegang perut karena terlalu kenyang. Ji Woo berjalan dengan Dae Young bertanya Kapan kembalike Seoul, berpikir kalau itu besok atau lusa.  Dae Young mengatakan Setelah makan malam, karena Besok harus kerja. Ji Woo seperti sedih karena Dae Young akan langsung pulang nanti malam.
“Hei.. Bagaimana kalau kita coba itu dan yang kalah beli es kopi?” kata Sung Joo
“Oke, baiklah. Ji Woo merekomendasikan restoran yang bagus jadi jangan masukkan dia.” Ucap Dae Young 

Mereka bermain tentang “Tile Smash”, ketiga pria bersiap dengan handuk yang ada ditangan. Terlihat ada pecahan genteng yang berhasil mereka pukul, Dae Young melihat hasilnya, Bae Byeong Sam, satu ubin, Lee Sung Joo menghancurkan 7 ubin, sementara ia dengan banggas udah menghancurkan semuanya.
“Aku menang!” ucap Dae Young, Ji Woo pun ikut tersenyum mendengarnya, Sung Joo pikir kalau genteng itu rusak, tapi ternyata bisa dipecahkan dengan tangan.
“Aku akan memanggilmu dua gadis mulai sekarang.” Ejek Dae Young, Sung Joo kesal mendengarnya.
“Dae Young, Apa kau belajar taekwondo? Kau sangat bagus.” Kata Ji Woo, Dae Young mengaku permainan ini tak masalah untuknya.
“Anda memecahkan 10 ubin.. Ini hadiahnya.” Kata Paman dan memberikan hadiah.
Dae Young menerima hadiah lalu memberikan Ji Woo. Ji Woo kaget karena Dae Young memberikan hadiah. Ji Woo tersenyum bahagia melihat gantungan kunci ditanganya. Sung Joo dan Dae Young pun mengajak Byung Sam untuk mentraktir kopi. 

Di pantai
Jin Seok terlihat kebingungan melihat teman-temanya yang belum datang, dengan tatapan kesal karena Seo Yeon sedang di pantai di dekati banyak pria yang mengodanya, bahkan memuji kecantikan Seo Yeon. Dae Young dkk akhirny datang, Jin Seok senang melihatnya.
“Baguslah kalian kembali.. Coba Lihat yang kulakukan.” Ucap Jin Seok membuka bajunya dan berlari ke panti.
Ia mengusir semua pria yang mendekati Seo Yeon dengan menyiram air. Seo Yeon pun berteriak kesal karena bajunya jadi basah. Dae Young dkk hanya bisa menghela nafas meliha tingkah Jin Seok. 

Dae Young dkk akhirnya main bola dipantai, Jin Seok menarik Seo yeon untuk bermaian pertempuran kavaleri tiruan di dalam air, karena kurang orang jadi mengajak kakak tirinya untuk ikut bermain.  Seo Yeon ingin mengelak, tapi Ji Woo terus menariknya.
“Tim pertama yang menang akan dapat makan malam dua kali gratis. .. Yang pertama mengambil topi, dia yang menang!” ucap Sung Joo sudah mengendong Ji Woo bersama Dae Young.
 Mereka akhirnya mulai bertempur, Seo Yeon berusaha mengambil topi kakaknya. Ji Woo melindungi dengan tanganya, tapi pandanganya terlihat gugup karena Dae Young memegang pahanya. Seo Yeon beberapa kali ingin mengambil topi Ji Woo.
“Hei... Kau sedang apa? Jika kita kalah, aku harus kelaparan selama seminggu! Bermainlah!” kata Dae Young. Ji Woo mengangguk mengerti berusaha mengambil topi Seo Yeon.
Akhirnya Ji Woo bisa mengambil topi dari tangan Seo Yeon, Dae Young dan Seo Yeon berteriak bahagia karena mereka menang. Seo Yeon terlihat marah karena Ji Woo menggoreskan wajahnya dan itu pasti sengaja. Ji Woo merasa kalau itu tak sengaja.
“Aku menggores wajahmu saat bermain.” Ucap Ji Woo mengembalikan topi Seo Yeon.
“Ini pertandingan terakhir.” Kata Seo Yeon, mereka pun kembali membawa keduanya ketengah.
Tiba-tiba kaki Seo Yeon langsung menendang kepala Ji Woo dan membuatnya jatuh ke pantai. Dae Young dan Sung Joo menolong Ji Woo dengan wajah kaget begitu juga yang lainya.  Ji Woo mengomel kalau Seo Yeon itu melakukannya dengan sengaja.
“Kenapa? Itu cuma kesalahan... Kami melakukannya saat bermain.” Kata Seo Yeon berkata seperti yang diucapkan Ji Woo dan mengejek kalau rambut kakaknya yang basah seperti rumput laut.
Ji Woo tak bisa menahan amarahnya langsung menyarang Seo Yeon, pertempuran adik kakak kembali terjadi. Ji Woo pun tak sadar kalau gantungan yang diberikan Dae Young terjatuh.
“Hei.. Kau ini kakaknya... Sudah Biarkan saja.” Ucap Sung Joo merelai. Seo Yeon mengumpat kesal kalau Ji Woo itu bukan kakaknya.
“Aku tak punya kakak yang suka marahan.” Teriak Seo Yeon akhirnya memilih pergi.
“Seo Yeon, masih ada satu babak lagi... Jangan pergi, Seo Yeon!” kata Jin Seok
“Nenek moyang kita pasti kasar. Warna sejati seseorang akan selalu terlihat. Kenapa kalian bertengkar sepanjang di Busan?” keluh Dae Young mengajak mereka istirahat.
“Apa yang terjadi pada makan malam?” bisik Byung Sam pada Sung Joo.
“Aku Tak tahu. Haruskah kita memecahkan banyak ubin lagi?” kata Sung Joo.
Ji Woo tersadar kalau gantungan kunci dari Dae Young hilang dan berusaha mencarinya. Dae Young bertanya apakah Ji Woo tak ikut, Dae Young mengaku mau main lebih dulu dan menyuruh Dae Young pergi lebih dulu saja. 


Dae Young dkk bermain lempar bola di tepi pantai, Ji Woo masih tetap mencari gantungan. Byung Sam tiba-tiba berjongkok dan memperlihatkan wajah tak bersalah. Dae Young mengeluh kalau tadi Byung Man pasti buang air kecil.
Byung Man menyangkal, tapi Sung Joo yakin tadi temanya buang air kecil karena Airnya jadi hangat. Keduanya langsung menyiram air kearah Byung Sam, Byung Sam mengeluh kalau airnya jadi masuk dalam mulut. Jin Seok berteriak memanggilnya kalau akan makan malam lalu pulang.

“Lee Ji Woo, berhenti main dan kita makan malam!” ucap Dae Young
“Aku mau bermain lagi.” Kata Ji Woo terus menyelam. Dae Young binggung berpikir kalau Ji Woo lumba-lumba
“Dia bisa berenang... Dia bertahan hidup di pulau terpencil.” Komentar Dae Young lalu berjalan pergi. 


Empat pria keluar dari toilet, Sung Joo ingin tahu apa yang harus mereka untuk makan malam. Jin Seok pikir karena ada di Busan jadi harus makan sashimi. Byung Man ingin tahu sashimi seperti apa, Sejenis ikan pecak, Ikan batu.
“Kita harus bertanya pada Ji Woo, Aku akan membawanya jadi Kalian pergi saja.” Ucap Dae Young yakin.
Dae Young mencoba menelp Ji Woo tapi tak diangkat lalu melihat Ji Woo yang masih di pantai lalu berteriak memanggilnya agar segera keluar. Ji Woo melihat dari kejauhan Dae Young lalu berjalan mendekatinya, dengan tubuh bergetar.
“Aku tidak percaya... Bibirmu membiru. Kau bisa masuk angin... Ayo kita ke tempat yang hangat.” Kata Dae Young memberikan jaketnya.  Ji Woo melihat kakinya yang terluka,
“Apa Kau baik-baik saja? Apa Kau menyakiti dirimu?” ucap Dae Young melihat luka di bagian kaki Ji Woo. Ji Woo pikir kalau tak sengaja menginjak batu. Tiba-tiba Dae Young langsung mengendong Ji Woo
“Badanku berat, jadi turunkan aku.“ kata Ji Woo panik. Tapi Dae Young tetap mengendongnya. 
Dae Young akhirnya membawa Ji Woo ke dokter memberikan obat, dan berbicara pada temanya kalau bersama Ji Woo jadi mereka bisa makan saja tanpa dirinya dan akan bergabung setelah mengantar Ji Woo pulang. Ji Woo mengaku bisa pulang sendiri.
“Aku tidak keberatan berjalan denganmu. Lagipula apa yang kau lakukan di laut? Apa Kau tidak sadar itu akan menyakiti kakimu?” kata Dae Young
“Sebenarnya... Itu... Maafkan aku, Dae Young. Aku menghilangkan hadiah pemberianmu.” Ucap Ji Woo sedih
“Apa Kau menghilangkan hadiah yang kuberikan padamu?” tanya Dae Young binggung
“Ya, gantungan kunci yang kau berikan padaku sebelumnya. Aku menghilangkannya.” Kata Ji Woo
“Kenapa harus menghabiskan seluruh harimu demi mencari hal yang tidak berarti?” keluh Dae Young, tapi Ji Woo terlihat sedih karena dianggap tak berarti. 

Ji Woo sudah berganti pakain lalu meminta maaf pada Dae Young karena terlalu lama menunggu. Dae Young mengaku tidak lama, lalu memberikan sesuatu pada Ji Woo yaitu gantungan kunci. Ji Woo pikir kalau Dae Young menemukannya.
“Aku tidak bisa menyelam seperti dirimu. Aku melihat barang ini saat menunggu, jadi membelinya.” Kata Dae Young
“Kau tidak perlu melakukannya.” Pikir Ji Woo merasa tak enak hati.
“Setidaknya ini yang bisa kulakukan untuk keramahanmu hari ini...Kacang...” ucap Dae Young sambil mengelus kepala Ji Woo. Ji Woo bisa tersipu malu, Dae Young mengajak Ji Woo segera naik taksi. 

Sung Joo mengajak mereka kembali ke Seoul setelah Dae Young kembali. Jin Seok mengelu kalau mereka sudah mau pergi, karean tidak datang jauh-jauh untuk pergi begitu saja dan meihat ada sekelompok wanita cantik di tepi pantai.
“Kau tidak akan dapat karena sebelumnya kau sudah berkencan. Akan sangat menyedihkan untuk pergi begitu saja tanpa mencoba berbicara dengan para wanita. “ ucap Byung Sam
“Kau tidak bisa bicara dengan wanita.” Ejek Sung Joon, Byung Sam langsung menangis dipundak Jin Seok.
“Kau ini. Kau juga tahu itu rasa tidak amannya.” Ucap Jin Seok mengomel pada Sung Joon.
“Baiklah, baiklah. Para wanita mungkin akan menolakmu, jadi aku akan membantu. Kalian Tunggu di sini.” Kata Sung Joon berjalan pergi. 


Sung Joon mendekati dua wanita ingin menanyakan sesuatu. Si wanita tahu kalau Sung Joon datang dari Seoul. Sung Joon membenarkan. Si wanita mengaku belum pernah mendengar dialeg Seoul yang nyata sebelumnya dengan memuji Nada suara Sung Joon lembut sekali.
“Kami lahir dan dibesarkan di Seoul, dan kami juga satu kampus. Kami orang-orang murni dari Seoul. Apa Kalian mau bergabung minum bersama kami?” ucap Jin Seok dan Byung Sam akhirnya datang mendekati Sung Joon.
“Maaf, tapi kami tidak minum.” Ucap Si wanita. Jin Seok melihat kalau ada botol soju. Si Wanita mengaku kalau itu soda dengan memulai minum dari botol.
“Bagaimana kalau kalian bergabung dengan kami untuk minum soda?” ucap Jin Seok terus mencari cara.
“Sebenarnya aku lebih suka cola.” Ucap Si wanita. Sung Joon hanya bisa menghela nafas karena Jin Seok tak sadar kalau sebenarnya itu artinya sudah menolak. Jin Seok igin bicara pada dua wanita.
“Enyahlah! Apa lelaki Seoul itu bodoh?” ucap si wanita menyela ucapan Jin Seok. Ketiganya pun akhirnya berjalan pergi. 


Dae Young menuntun Ji Woo pulang kerumah. Ji Woo berjalan dengan merangkul lengan Dae Young karena kakinya terasa sakit, senyumanya tak bisa ditutupi sampai akhirnya mereka didepan rumah Ji Woo. Keduanya melihat Seo Yeon sedang berbaring di halaman dengan Ibu Ji Woo.
“Kuharap itu tidak meninggalkan bekas luka.” Ucap Ibu Ji Woo seperti sangat sayang pada anak tirinya. Ji Woo seperti sedih melihat ibunya lebih perhatian pada anak tirinya. Seo Yeon dan ibunya bahkan saling menyuapi buah semangka, lalu masuk ke dalam rumah. Ibu Ji Woo melihat Ji Woo di depan rumah langsung menghampirinya.
“Kau Dari mana saja dan kenapa tidak menelepon? Apa yang kau lakukan pada wajah Seo Yeon?” ucap Ibu Ji Woo langsung memarahi anaknya.
“Itu cuma goresan kecil... Aku juga menyakiti diriku.” Ucap Ji Woo menunjukan kakinya.
“Bekas luka di kakimu tidak sama dengan bekas luka di wajahmu.” Kata Ibu Ji Woo
“Ibu selalu marah padaku.” Keluh Ji Woo lalu mengucapkan terimakasih pada Dae Young yang sudah mengantarnya pulang dan masuk ke dalam rumah. 

Ibu Ji Woo mengeluh dengan anaknya yang penuh amarah. Dae Young menyapa Ibu Ji Woo yang sebelumnya pernah ketemu yaitu tetangga Ji Woo. Ibu Ji Woo mengingat wajah Dae Young dengan sinis berpikirkalau Dae Young yang membuat anaknya terluka
“Tidak... Dia keluar dari pantai tanpa mengunakan alas kaki” jelas Dae Young.
“Gadis canggung itu! Terima kasih sudah  membawanya pulang. Kau  Ambil ini dan belilah camilan untukmu.” Ucap Ibu Ji Woo memberikan uang untuk Dae Young.
“Aku tidak akan diam jika kau menyakiti Ji Woo.” Tegas Ibu Ji Woo.  Dae Young menganguk mengerti menatap uang ditanganya.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar