PS : All images credit and content copyright : TVN
Ji Woo
berlari menyebrang jalan, Dae Young menarik tangan Ji Woo yang hampir tertabrak
dan langsung memarahinya karena berbahaya. Ji Woo dengan wajah ketakutan hanya
bisa menangis. Dae Young binggung
melihat Ji Woo yang menangis.
“Ada apa?
Apa terjadi sesuatu?” tanya Dae Young
“Ibuku...
Ibuku mengalami kecelakaan dan sedang dibawa ke rumah sakit.” Kata Ji Woo
Keduanya
naik taksi, Dae Young meminta supir pergi ke
Stasiun Seoul. Ji Woo meminta agar mengantar ke Rumah Sakit Myungjin.
Dae Young tahu kalau itu lokasinya di Busan. Ji Woo mengatakan bukan disana.
“Kecelakaan
apa yang dialami? Apa Dia terluka parah?” tanya Dae Young
“Tubuhnya
berguling saat menuruni tangga. Kurasa keadaannya parah.” Ucap Ji Woo yang
terus masih terlihat panik. Dae Young menatap Ji Woo yang mengunakan sepatu
berbeda, lalu akhirnya memegang tangan Ji Woo agar bisa tenang.
Flash Back
(2004)
Ji Seok
masih mengemudikan mobil murahnya, sementara Dae Young bersama Byung Sam sibuk
bermain games online di warnet. Sementara Sung Joo sibuk selfie didepan
komputer. Dae Young yang kesal memilih Sung Joo berada dalam timnya untuk games
selanjutnya.
“Hei.. Sudah
cukup dengan webcam-mu.” Keluh Dae Young melihta Sung Joo terus mengambl
selfie.
“Terserah
saja. Cuma anak-anak yang main Starcraft.” Komentar Sung Joo kesal
“Ini
Menyedihkan... Dari tempatku berdiri, kalian semua sama menyedihkannya. Kapan
kalian akan berhenti menyia-nyiakan masa muda kalian dengan menghirup udara
busuk? Ayo kita jalan.” Ucap Jin Seok datang melihat teman-temanya.
Sung Joo
bertanya kemana mereka akan pergi, Jin Seok mengajak mereka ke pantai.
Dae Young
melihat Jin Seok mengambil jalan, Gyeongbu Expressway, lalu berpikir kalau
mereka akan pergi ke Pulau Wolmido atau Pulau Ganghwado. Jin Seok mengatakan
mereka tak pergi sana dan hanya bilang akan ke pantai.
“Tidak
ada tempat yang lebih baik daripada Busan.” Ucap Jin Seok, Dae Young mengumpat
Jin Seok itu gila.
“Besok
aku harus kerja partime” ucap Dae Young, Jin Seok menyakinkan kalau mereka akan
kembali ke Seoul sebelum Dae Young berkerja.
“Perjalanan
balik butuh waktu empat jam pada saat pagi hari”kata Jin Seok
“Berarti
naik KTX saja yang baru dibuka itu. Naik kereta hanya tiga jam.” Keluh Byung
Sam
“Kenapa
buang-buang uang kalau kita ada mobil? Tiket kereta saja menghabiskan uang
180,000 Won.” Ucap Jin Seok
“Kalau
kau suruh kami cepat, kami bisa luangkan waktu untuk menginap 1 atau 2 malam di
sana. Sia-sia saja kita habiskan satu hari di sana. Kenapa kita harus pergi
seperti ini?” keluh Sung Joo.
Saat itu
suara ponsel berdering, Jin Seok meminta Dae Young agar mengangkatnya dan
menekan speaker. Dea Young kesal
akhirnya mengangkat telp, terdengar suara wanita bertanya keberadaan Jin Seok.
Jin Seok mengatakan baru sampai di jalan tol.
“Lee Seo
Yeon? Bukannya kau dan Ji Woo pergi ke rumahmu di Busan?” ucap Dae Young
“Goo Dae
Young, kau juga datang? Baguslah. Kau bisa menelp Ji Woo saat kau sudah
sampai.” Kata Seo Yeon lalu menutup telp
“Apa? Apa
Kita akan pergi ke rumah Ji Woo?” ucap Sung Joo. Byung Sam mengemel karena belum
siap sama sekali.
“Aku
belum pernah diundang ke rumah seorang gadis sebelumnya.” Ucap Byung Sam. Jin
Seok mengaku kalau ini bukan undangan.
Flash Back
Jin Seok
sedang berjalan sampai menyanyi lalu melihat nomor tak dikenalnya, dan berpikir
kalau Telepon spam. Ia langsung mengatakan tak mau beli. Suara wanita
terdengar, kalau Seo Yeon yang menelp dari telp umum. Jin Seok tersenyum karena
berpikir ini telepon spam.
“Jin
Seok, apa bisa minta tolong untukku?” tanya Seo Yeon. Jin Seok ingin tahu apa
itu.
“Ponselku
ketinggalan di rumahku. Bisa kau ambilkan untukku?” ucap Seo Yeon
“Bagiku
itu gampang sekali. Aku harus bawa ke mana? Kampusmu? Kafe?” tanya Jin Seok
terlihat bersemangat.
“Busan.”
Ucap Seo Yon, Jin Seok kaget mendengar ingin memastikan kemana akan membawanya.
“Busan...
Aku berkunjung ke rumah orang tuaku. Kenapa? Apa Kau tidak mau? Apa Kau lupa
sekarang jadi pesuruhku? Kalau begitu Aku keluar dari klub sepakbola ini.” Ucap
Seo Yeon. Jin Seok pun akhirnya menganguk setuju.
Sung Joon
mengartikan kalau melakukan tugas Jin Seok untuk Soo Yeon,dan membuat mereka
semua datang ke sana bersama-sama. Jin Seok membenarkan. Dae Young mengumpat kesal menyuruh putar
balik. Jin Seok mengatakan Ini bukan cuma demi dirinya.
“Aku
mencoba mempertahankan Seo Yeon di klub bola kita.” Ucap Jin Seok
“Benar,
ayo pergi... Kita juga tidak bisa putar balik karena sudah ada di jalan raya.
Kalau sudah begini, kita pergi saja bersenang-senang. Kita juga tidak mendapat
liburan yang layak selama liburan musim panas.” Ucap Byung Sam.
Dae Young
mengumpat kesal, Jin Seok memutar lagu Untuk Dae Young yang menyerah seperti
pria keren, sebagai rasa terima kasih. "Beach Girl" oleh Cool. Dae
Young akhirnya ikut menyanyi dengan teman-temanya, dengan suara lantang.
Ibu Ji
Woo memasak makanan di dapur mengeluh karena membawa Seo Yeon. Ji Woo
menceritakan kalau Seo Yeon yang bilang rindu jadi menawarkan diri untuk
datang, lalu bertanya apakah ibunya tidak suka. Ibu Ji Woo mengatakn bukan
seperti itu.
“Dia
pasti tahu Ibu memanggilmu ke sini untuk upacara pemakaman ayahmu.” Ucap Ibu Ji
Woo
“Lupakanlah...
Ibu tak perlu peduli padanya... Ahjussi (ayahnya Seo Yeon) juga bilang tak apa.”
Kata Ji Woo
“Kenapa
memanggilnya, "ahjussi"? Ibumu saja kupanggil "Ibu".”
Komentar Seo Yeon masuk ke dalam rumah.
“Kenapa
kau keluar rumah?” tanya Ibu Ji Woo, Seo Yeon memberikan lembaran kertas untuk
toko milik ibunya.
“Aigoo,
cantiknya.. Kapan kau menyiapkan ini?” ucap Ibu Ji Woo memuji anak tirinya.
“Ibu tahu
jurusanku ini pemasaran. Hal-hal sepele seperti itu sangat penting untuk penjualan Ibu. Aku akan
membantu Ibu mendapat lebih banyak pelanggan dan menjadi kaya.” Ucap Seo Yeon
“Aku Senang
punya anak perempuan sepertimu.” Komentar Ibu Ji Woo
“Itu
cukup untuk bantuanmu, jadi ayo bersenang-senang.... ayo pergi ke pantai.” Kata
Seo Yeon menarik Ji Woo.
Ji Woo
menolak, tapi Seo Yeon tetap menariknya untuk pergi dan bergegas pamit pada Ibu
Ji Woo.
Ji Woo
kesal karena tak ingin pergi ke pantai, jadi menyuruh Seo Yeon pergi sendiri
saja. Seo Yeon mengatakan tak bisa, Ji Woo harus ikut juga. Ia menceritakan Jin
Seok bilang akan membawakan ponselnya
jadi menyuruhnya menelepon Ji Woo kalau sudah sampai.
“Apa Kau
gila? Bagaimana kau bisa membuatnya datang jauh-jauh ke sini? Apa Kau mau aku
membantumu melakukan tindakan konyolmu? Tidak mau.” Ucap Ji Woo kesal
“Baiklah,
kalau begitu aku pergi sendiri saja. Dae Young juga datang, jadi kurasa aku akan
pergi sendiri dan menyapanya.” Kata Seo Yeon, Ji Woo terlihat tersenyum
“Apa Kau
bilang dia akan meneleponku? Kurasa aku tidak punya pilihan selain pergi kesana bersamamu.” Ucap Ji Woo
akhirnya ikut pergi. Seo Yeon hanya bisa tersenyum karena triknya membuat Ji
Woo pergi berhasil.
Di dalam
mobil, semua terlihat sangat berkeringat karena kepanasan, bahkan Jin Seok
menyetir mobil dengan membuka bajunya. Sung Joo mengeluh dengan Byung Sam itu lebih
bau dari semua keringat. Byung sam mengaku sangat panas jadi tak tahan.
“Sudah
kubilang naikkan jendela dan nyalakan AC. Kita bisa mati karena kepanasan dalam
perjalanan ke Busan.” Ucap Dae Young kesal
“Tidak, Apa
kau tidak ingat? Aku mencoba mendaki bukit di kota dan saat itu terjadi saat menyalakan AC. Apakah kau tidak tahu membuka
jendela memperlambat kecepatan mobil ini karena hambatan udara?” ucap Jin Seok
“Koefisien
hambatan dikalikan dengan luas dan
kecepatan. Balapan mungkin lebih cepat dengan cara ini.” Kata Dae Young.
Akhirnya
mereka menutup jendala dan memasang AC, tapi yang terjadi malah banyak klakson
mobil dibelakang karena mobil Jin Seok berjalan lambat. Dae Young menyuruh Jin
Seok agar menginjak gasnya, Jin Seok mengaku sudah menginjak dalam-dalam.
“Asap apa
ini?” ucap Byung Sam melihat dibagian depan mobil. Sung Joon meminta agar Jin
Seok pelan-pelan saja.
“Mobil
ini melawan kita! Putuskan apakah akan menyalakan AC dan membuat mobil ini
meledak atau mematikannya dan pergi ke Busan dengan aman?” kata Jin Seok Dae
Young dkk akhirnya membuka kembali jendela dan mematikan AC.
Ji Woo
sudah ada di pantai, Seo Yeon dengan santai memakai binikinya. Jin Seok menelp
Ji Woo kalau sudah di Pantai Gwangalli. Ji Woo bertanya keberadaan Jin Seok
lalu melihat mereka berada di depan pintu pantai. Keduanya pun saling melambikan
tangan, Jin Seok mendekati Seo Yeon memberikan ponselnya. Seo Yeon mengucapkanTerima
kasih.
“Dengan
senang hati. Aku bisa melihat Pantai Gwangalli berkatmu Kami bersyukur.” Ucap Jin Seok
“Lagipula,
kau tidak akan bisa melihat Jembatan
Berlian kalau bukan karenaku. Selamat bersenang senang.” Kata Seo Yeon sinis
lalu memilih untuk duduk berjemur dengan bikininya. Ji Woo mengeluh dengan
sikap Seo Yeon.
“Apa Kau
sudah makan?” tanya Ji Woo pada semuanya. Dae Young mengaku sangat lapar.
“Makanan
apa yang enak di Busan? Kami mau untuk memenuhi energi, Tadi kami mengeluarkan berkeringat.
“Ada
satu. Ayo. Akan kubawa kalian ke tempat yang paling enak.” Ucap Ji Woo
Semua
berjalan pergi. Jin Seok melihat Seo Yeon duduk dipantai seperti ingin
menemaninya. Dae Young memanggil bertanya apakah Jin Seok tak ingin ikut. Jin
Seok mengaku tak berselera, jadi menyuruh mereka makan saja. Seo Yeon masih
tetap berjemur, Jin Seok langsung berbaring disampingnya mengaku ingin mendapat
kulit cokelat. Seo Yeon dengan kasar langsung menendang Jin Seok.
Ji Woo
mengajak Dae Young dkk ke sebuah restoran bernama “The Original”. Dae
Young mengaku Aku pernah makan belut, tapi
ikan pasuk (ikan yang bentuknya seperti belut) belum pernah makan. Dua pria pun
mengaku juga belum pernah.
“Itu
sebabnya orang-orang Seoul dijuluki benjolan.” Ejek Ji Woo, lalu mereka pun
duduk di meja dan melihat bibi pelayan membawa ikan diatas meja yang terlihat
gosong.
“Apa itu?
Apa mereka terbakar?” tanya Dae Young binggung melihat ikan bentuk hitam.
“Bukan
terbakar. Makanannya hitam karena mereka dipanggang dengan sedotan.” Jelas Ji
Woo, Semua terlihat binggung maksud sedotan.
“Ya...
Sedotan cepat terbakar dalam hitungan detik. Dengan begitu, kulitnya terkelupas
karena kesegerannya berada dalam daging. Aroma sedotan ditambahkan juga dalam
daging.” Jelas Ji Woo yang memperlihatkan bagian daging ikan terlihat setelah
dibuka.
“Ini
menarik.” Ucap Byung Sam berbisik, Sung Joo mengejek agar Byung Sam Bicaralah
lebih lantang.
“Apa ini?
Apakah itu Tulang?” tanya Dae Young melihat ada warna putih yang menonjol.
“Tidak,
itu sumsum tulang belakang. Ini bergizi dan membawa tekstur yang bagus.” Jelas
Ji Woo. Si bibi pun selesai membuka semua bungkus ikan.
“Saat
kalian berpikir teman makan yang cocok untuk ikan pasuk, kalian coba makan
dengan selada. Jika kalian merasakan sisi selada yang lebih lembut dan
mengunyah dagingnya, ini rasanya lebih harmonis.” Ucap Ji Woo memperlihatkan
cara makannya.
Semua
mencoba yang dilakukan Ji Woo, mencelupkan pada minyak lalu memakan dengan
seleda. Semua terlihat sangat bahagia bisa makan ikan yang tak ada di Seoul.
Dae Young piki dengan Mendengar perkataan Lee Ji Woo adalah yang terbaik kalau soal
makan makanan.
“Haruskah
aku melakukan cara yang sama untuk daun wijen ini?” ucap Dae Young ingin makan
seperti selada.
“Tidak,
makan saja seperti biasa. Bagian belakangnya memiliki aroma yang lebih kuat
untuk daun wijen, jadi ini bagus untuk mulut kalian saat memakan bagian
belakangnya lebih dulu. Sebaliknya, coba
dengan cara ini ketika kalian berpikir ini sedikit berminyak karena aromanya
kuat.” Jelas Ji Woo
Dae Young
pun mulai mencoba makan ikan dengan daun wijen, Sung Joon mengeluh pada Byung
Sam untuk makan satu-satu, karena harganya mahal. Byung Man seperti tak peduli
dan mereka mulai makan ikan dengan bumbu pedas dari atas kompor.
Pengorengan
bekas ikan pun berganti dengan nasi goreng, Ji Woo menekan bagian atas nasi
goreng karena rasanya paling enak bila diratakan sampai matang. Dae Young
mematikan kompor, lalu semua makan nasi goreng dari bekas minyak ikan berbumbu.
Semua terlihat sangat menikmati makan menu ikan sampai kenyang.
Sung Joo
dan Byung Sam berjalan sambil memegang perut karena terlalu kenyang. Ji Woo
berjalan dengan Dae Young bertanya Kapan kembalike Seoul, berpikir kalau itu
besok atau lusa. Dae Young mengatakan
Setelah makan malam, karena Besok harus kerja. Ji Woo seperti sedih karena Dae
Young akan langsung pulang nanti malam.
“Hei.. Bagaimana
kalau kita coba itu dan yang kalah beli es kopi?” kata Sung Joo
“Oke,
baiklah. Ji Woo merekomendasikan restoran yang bagus jadi jangan masukkan dia.”
Ucap Dae Young
Mereka
bermain tentang “Tile Smash”, ketiga pria bersiap dengan handuk yang ada
ditangan. Terlihat ada pecahan genteng yang berhasil mereka pukul, Dae Young
melihat hasilnya, Bae Byeong Sam, satu ubin, Lee Sung Joo menghancurkan 7 ubin,
sementara ia dengan banggas udah menghancurkan semuanya.
“Aku
menang!” ucap Dae Young, Ji Woo pun ikut tersenyum mendengarnya, Sung Joo pikir
kalau genteng itu rusak, tapi ternyata bisa dipecahkan dengan tangan.
“Aku akan
memanggilmu dua gadis mulai sekarang.” Ejek Dae Young, Sung Joo kesal
mendengarnya.
“Dae
Young, Apa kau belajar taekwondo? Kau sangat bagus.” Kata Ji Woo, Dae Young
mengaku permainan ini tak masalah untuknya.
“Anda
memecahkan 10 ubin.. Ini hadiahnya.” Kata Paman dan memberikan hadiah.
Dae Young
menerima hadiah lalu memberikan Ji Woo. Ji Woo kaget karena Dae Young
memberikan hadiah. Ji Woo tersenyum bahagia melihat gantungan kunci ditanganya.
Sung Joo dan Dae Young pun mengajak Byung Sam untuk mentraktir kopi.
Di pantai
Jin Seok
terlihat kebingungan melihat teman-temanya yang belum datang, dengan tatapan
kesal karena Seo Yeon sedang di pantai di dekati banyak pria yang mengodanya,
bahkan memuji kecantikan Seo Yeon. Dae Young dkk akhirny datang, Jin Seok
senang melihatnya.
“Baguslah
kalian kembali.. Coba Lihat yang kulakukan.” Ucap Jin Seok membuka bajunya dan
berlari ke panti.
Ia
mengusir semua pria yang mendekati Seo Yeon dengan menyiram air. Seo Yeon pun
berteriak kesal karena bajunya jadi basah. Dae Young dkk hanya bisa menghela
nafas meliha tingkah Jin Seok.
Dae Young
dkk akhirnya main bola dipantai, Jin Seok menarik Seo yeon untuk bermaian pertempuran
kavaleri tiruan di dalam air, karena kurang orang jadi mengajak kakak tirinya
untuk ikut bermain. Seo Yeon ingin
mengelak, tapi Ji Woo terus menariknya.
“Tim
pertama yang menang akan dapat makan malam dua kali gratis. .. Yang pertama
mengambil topi, dia yang menang!” ucap Sung Joo sudah mengendong Ji Woo bersama
Dae Young.
“Hei...
Kau sedang apa? Jika kita kalah, aku harus kelaparan selama seminggu!
Bermainlah!” kata Dae Young. Ji Woo mengangguk mengerti berusaha mengambil topi
Seo Yeon.
Akhirnya
Ji Woo bisa mengambil topi dari tangan Seo Yeon, Dae Young dan Seo Yeon
berteriak bahagia karena mereka menang. Seo Yeon terlihat marah karena Ji Woo
menggoreskan wajahnya dan itu pasti sengaja. Ji Woo merasa kalau itu tak
sengaja.
“Aku
menggores wajahmu saat bermain.” Ucap Ji Woo mengembalikan topi Seo Yeon.
“Ini
pertandingan terakhir.” Kata Seo Yeon, mereka pun kembali membawa keduanya
ketengah.
Tiba-tiba
kaki Seo Yeon langsung menendang kepala Ji Woo dan membuatnya jatuh ke pantai.
Dae Young dan Sung Joo menolong Ji Woo dengan wajah kaget begitu juga yang
lainya. Ji Woo mengomel kalau Seo Yeon
itu melakukannya dengan sengaja.
“Kenapa?
Itu cuma kesalahan... Kami melakukannya saat bermain.” Kata Seo Yeon berkata
seperti yang diucapkan Ji Woo dan mengejek kalau rambut kakaknya yang basah
seperti rumput laut.
Ji Woo
tak bisa menahan amarahnya langsung menyarang Seo Yeon, pertempuran adik kakak
kembali terjadi. Ji Woo pun tak sadar kalau gantungan yang diberikan Dae Young
terjatuh.
“Hei..
Kau ini kakaknya... Sudah Biarkan saja.” Ucap Sung Joo merelai. Seo Yeon
mengumpat kesal kalau Ji Woo itu bukan kakaknya.
“Aku tak
punya kakak yang suka marahan.” Teriak Seo Yeon akhirnya memilih pergi.
“Seo Yeon,
masih ada satu babak lagi... Jangan pergi, Seo Yeon!” kata Jin Seok
“Nenek
moyang kita pasti kasar. Warna sejati seseorang akan selalu terlihat. Kenapa
kalian bertengkar sepanjang di Busan?” keluh Dae Young mengajak mereka istirahat.
“Apa yang
terjadi pada makan malam?” bisik Byung Sam pada Sung Joo.
“Aku Tak
tahu. Haruskah kita memecahkan banyak ubin lagi?” kata Sung Joo.
Ji Woo
tersadar kalau gantungan kunci dari Dae Young hilang dan berusaha mencarinya.
Dae Young bertanya apakah Ji Woo tak ikut, Dae Young mengaku mau main lebih
dulu dan menyuruh Dae Young pergi lebih dulu saja.
Dae Young
dkk bermain lempar bola di tepi pantai, Ji Woo masih tetap mencari gantungan.
Byung Sam tiba-tiba berjongkok dan memperlihatkan wajah tak bersalah. Dae Young
mengeluh kalau tadi Byung Man pasti buang air kecil.
Byung Man
menyangkal, tapi Sung Joo yakin tadi temanya buang air kecil karena Airnya jadi
hangat. Keduanya langsung menyiram air kearah Byung Sam, Byung Sam mengeluh
kalau airnya jadi masuk dalam mulut. Jin Seok berteriak memanggilnya kalau akan
makan malam lalu pulang.
“Lee Ji
Woo, berhenti main dan kita makan malam!” ucap Dae Young
“Aku mau
bermain lagi.” Kata Ji Woo terus menyelam. Dae Young binggung berpikir kalau Ji
Woo lumba-lumba
“Dia bisa
berenang... Dia bertahan hidup di pulau terpencil.” Komentar Dae Young lalu
berjalan pergi.
Empat
pria keluar dari toilet, Sung Joo ingin tahu apa yang harus mereka untuk makan
malam. Jin Seok pikir karena ada di Busan jadi harus makan sashimi. Byung Man
ingin tahu sashimi seperti apa, Sejenis ikan pecak, Ikan batu.
“Kita
harus bertanya pada Ji Woo, Aku akan membawanya jadi Kalian pergi saja.” Ucap
Dae Young yakin.
Dae Young
mencoba menelp Ji Woo tapi tak diangkat lalu melihat Ji Woo yang masih di
pantai lalu berteriak memanggilnya agar segera keluar. Ji Woo melihat dari
kejauhan Dae Young lalu berjalan mendekatinya, dengan tubuh bergetar.
“Aku
tidak percaya... Bibirmu membiru. Kau bisa masuk angin... Ayo kita ke tempat yang
hangat.” Kata Dae Young memberikan jaketnya.
Ji Woo melihat kakinya yang terluka,
“Apa Kau
baik-baik saja? Apa Kau menyakiti dirimu?” ucap Dae Young melihat luka di
bagian kaki Ji Woo. Ji Woo pikir kalau tak sengaja menginjak batu. Tiba-tiba
Dae Young langsung mengendong Ji Woo
“Badanku
berat, jadi turunkan aku.“ kata Ji Woo panik. Tapi Dae Young tetap
mengendongnya.
Dae Young
akhirnya membawa Ji Woo ke dokter memberikan obat, dan berbicara pada temanya
kalau bersama Ji Woo jadi mereka bisa makan saja tanpa dirinya dan akan
bergabung setelah mengantar Ji Woo pulang. Ji Woo mengaku bisa pulang sendiri.
“Aku tidak
keberatan berjalan denganmu. Lagipula apa yang kau lakukan di laut? Apa Kau
tidak sadar itu akan menyakiti kakimu?” kata Dae Young
“Sebenarnya...
Itu... Maafkan aku, Dae Young. Aku menghilangkan hadiah pemberianmu.” Ucap Ji
Woo sedih
“Apa Kau
menghilangkan hadiah yang kuberikan padamu?” tanya Dae Young binggung
“Ya,
gantungan kunci yang kau berikan padaku sebelumnya. Aku menghilangkannya.” Kata
Ji Woo
“Kenapa
harus menghabiskan seluruh harimu demi mencari hal yang tidak berarti?” keluh
Dae Young, tapi Ji Woo terlihat sedih karena dianggap tak berarti.
Ji Woo
sudah berganti pakain lalu meminta maaf pada Dae Young karena terlalu lama
menunggu. Dae Young mengaku tidak lama, lalu memberikan sesuatu pada Ji Woo
yaitu gantungan kunci. Ji Woo pikir kalau Dae Young menemukannya.
“Aku
tidak bisa menyelam seperti dirimu. Aku melihat barang ini saat menunggu, jadi
membelinya.” Kata Dae Young
“Kau
tidak perlu melakukannya.” Pikir Ji Woo merasa tak enak hati.
“Setidaknya
ini yang bisa kulakukan untuk keramahanmu hari ini...Kacang...” ucap Dae Young
sambil mengelus kepala Ji Woo. Ji Woo bisa tersipu malu, Dae Young mengajak Ji
Woo segera naik taksi.
Sung Joo
mengajak mereka kembali ke Seoul setelah Dae Young kembali. Jin Seok mengelu
kalau mereka sudah mau pergi, karean tidak datang jauh-jauh untuk pergi begitu
saja dan meihat ada sekelompok wanita cantik di tepi pantai.
“Kau
tidak akan dapat karena sebelumnya kau sudah berkencan. Akan sangat menyedihkan
untuk pergi begitu saja tanpa mencoba berbicara dengan para wanita. “ ucap
Byung Sam
“Kau
tidak bisa bicara dengan wanita.” Ejek Sung Joon, Byung Sam langsung menangis
dipundak Jin Seok.
“Kau ini.
Kau juga tahu itu rasa tidak amannya.” Ucap Jin Seok mengomel pada Sung Joon.
“Baiklah,
baiklah. Para wanita mungkin akan menolakmu, jadi aku akan membantu. Kalian
Tunggu di sini.” Kata Sung Joon berjalan pergi.
Sung Joon
mendekati dua wanita ingin menanyakan sesuatu. Si wanita tahu kalau Sung Joon
datang dari Seoul. Sung Joon membenarkan. Si wanita mengaku belum pernah
mendengar dialeg Seoul yang nyata sebelumnya dengan memuji Nada suara Sung Joon
lembut sekali.
“Kami
lahir dan dibesarkan di Seoul, dan kami juga satu kampus. Kami orang-orang
murni dari Seoul. Apa Kalian mau bergabung minum bersama kami?” ucap Jin Seok
dan Byung Sam akhirnya datang mendekati Sung Joon.
“Maaf,
tapi kami tidak minum.” Ucap Si wanita. Jin Seok melihat kalau ada botol soju.
Si Wanita mengaku kalau itu soda dengan memulai minum dari botol.
“Bagaimana
kalau kalian bergabung dengan kami untuk minum soda?” ucap Jin Seok terus
mencari cara.
“Sebenarnya
aku lebih suka cola.” Ucap Si wanita. Sung Joon hanya bisa menghela nafas
karena Jin Seok tak sadar kalau sebenarnya itu artinya sudah menolak. Jin Seok
igin bicara pada dua wanita.
“Enyahlah!
Apa lelaki Seoul itu bodoh?” ucap si wanita menyela ucapan Jin Seok. Ketiganya
pun akhirnya berjalan pergi.
Dae Young
menuntun Ji Woo pulang kerumah. Ji Woo berjalan dengan merangkul lengan Dae
Young karena kakinya terasa sakit, senyumanya tak bisa ditutupi sampai akhirnya
mereka didepan rumah Ji Woo. Keduanya melihat Seo Yeon sedang berbaring di
halaman dengan Ibu Ji Woo.
“Kuharap
itu tidak meninggalkan bekas luka.” Ucap Ibu Ji Woo seperti sangat sayang pada
anak tirinya. Ji Woo seperti sedih melihat ibunya lebih perhatian pada anak
tirinya. Seo Yeon dan ibunya bahkan saling menyuapi buah semangka, lalu masuk
ke dalam rumah. Ibu Ji Woo melihat Ji Woo di depan rumah langsung
menghampirinya.
“Kau Dari
mana saja dan kenapa tidak menelepon? Apa yang kau lakukan pada wajah Seo
Yeon?” ucap Ibu Ji Woo langsung memarahi anaknya.
“Itu cuma
goresan kecil... Aku juga menyakiti diriku.” Ucap Ji Woo menunjukan kakinya.
“Bekas
luka di kakimu tidak sama dengan bekas luka di wajahmu.” Kata Ibu Ji Woo
“Ibu
selalu marah padaku.” Keluh Ji Woo lalu mengucapkan terimakasih pada Dae Young
yang sudah mengantarnya pulang dan masuk ke dalam rumah.
Ibu Ji
Woo mengeluh dengan anaknya yang penuh amarah. Dae Young menyapa Ibu Ji Woo
yang sebelumnya pernah ketemu yaitu tetangga Ji Woo. Ibu Ji Woo mengingat wajah
Dae Young dengan sinis berpikirkalau Dae Young yang membuat anaknya terluka
“Tidak...
Dia keluar dari pantai tanpa mengunakan alas kaki” jelas Dae Young.
“Gadis
canggung itu! Terima kasih sudah
membawanya pulang. Kau Ambil ini
dan belilah camilan untukmu.” Ucap Ibu Ji Woo memberikan uang untuk Dae Young.
“Aku
tidak akan diam jika kau menyakiti Ji Woo.” Tegas Ibu Ji Woo. Dae Young menganguk mengerti menatap uang
ditanganya.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar