PS : All images credit and content copyright : KBS
Nyonya Oh
menerobos masuk rumah Tuan Nam mencari Shin, sampai akhirnya Shin keluar dari
rumah. Nyonya Oh mengajak Shin untuk pulang saja. Shin menolak untuk ibunya dan
meminta agar tak datang lagi menemuinya dan mengancam akan mati kalau ibunya
tak menurutinya.
“Itu pertama
kalinya aku berbohong.” Gumam Shin.
Akhirnya
Shin pergi menemui kakeknya menegaskan sudah menepati janji, jadi memastikan
kalau takkan berbuat apa pun pada ibunya. Tuan Nam menganguk setuju.
“Karena
itu demi Ibu, jadi tak apa.” Gumam Shin, lalu di malam hari Shin menangis
ketakutan dikamarnya sendirian.
“Entah semenakutkan apa, aku bisa menahannya.” Gumam Shin
Shin
melakukan kesalahan, tapi Tuan Ji yang terkena pukulan. Tuan Nam mengatakan
kalau menampar orang yang pribadinya 100 kali lebih baik dari pada Shin dan
semua gara-gara cucunya. Shin tak tega melihat kalau Tuan Ji malah yang terkena
pukulan.
“Dan ke
depannya, aku juga akan terus melakukannya. Sama seperti hari ini, jika kau
tidak bisa menahan amarahmu dan malah
terlibat perkelahian atau berjudi dan mengonsumsi narkoba seperti anak brandal
lainnya, bukan kau yang menanggungnya, tapi Young Hoon.” Ucap Tuan Nam marah
lalu keluar dari ruangan.
“Dia cuma
marah saja.” Keluh Shin marah, Tuan Ji mengaku baik-baik saja.
“Hidupku
lancar, Ibu.” Gumam Shin menahan amrahnya.
Shin
berusaha kabur dari rumah, tapi saat itu juga banyak pengawal yang
mengepungnya. Ia memerintahkan agar mereka minggir, Tuan Nam menyuruh agar
membiarkan cucunya. Shin pikir tetap
harus berterimakasih atas semuanya selama ini lalu berjalan pergi.
“Kau
sendiri orang yang tak menepati janjimu. Aku sudah bilang 'kan, ibumu akan aman
kalau kau di sini saja. Walau kau akhirnya menemukan dan mau mendatangi ibumu,
ibumu tidak akan ada karena aku akan menemukan dia duluan sebelum kau. Jadi Pergilah.
Terserah kau saja.” Kata Tuan Nam
“Rumahku
di sini... Setidaknya sampai Kakek mati.” Tegas Shin. Tua Nam pun memujinya.
“Sekarang
walau tak ada Ibu, aku tak apa.” Gumam
Shin seperti menahan dirinya agar tak pergi dari rumah.
Shin
pergi dengan seorang wanita ke hotel, keduanya masuk ke dalam hotel dan si
wanita langsung memeluk Shin dengan mesra. Shin berubah sinis menyuruh agar
pulang saja. Si wanita terlihat kaget.
“Aku
tidak tertarik padamu, jadi pergilah.”
Ucap Shin sinis, Si Wanita langsung mengumpat marah dan langsung beranjak
pergi.
“Hidup
cukup menyenangkan.” Gumam Shin.
Tuan Seo
mengatakan kalau banyak resikonya jika ingin membungkam perawat sambil mengeluh
karena perawat itu harus mengenali wajahnya, menurutnya perawat itu pasti tahu
kalau Jung Woo tidak bunuh diri. Tuan
Nam meminta agar Tuan Seo menutup mulutnya.
“Shin ada
di rumah ini.” Tegas Tuan Ji, Tuan Seo meminta maaf karena agak ceroboh. Saat
itu Shin mendengar dari luar ruangan.
“Sudah
saatnya berhenti berbohong.” Gumam Shin.
Shin
akhirnya menemui kakeknya meminta agar menunggu saja, Karena hal yang menarik akan
terjadi.
“Aku akan
menemui Ibu dan memastikan
kebenarannya.” Gumam So Bong
Shin
akhirnya sampai di ceko meminta agar mencari nama “Oh Laura” dan nama korenya
“Oh Ro Ra” pada orang suruhanya.
“Sebenarnya,
aku juga ingin menemukan Ibu... Tapi, Ibu apa Ibu meninggalkanku dan malah
membuat robot itu? Tanpa tahu apapun bagaimana aku melewati hidupku?” gumam
Shin melihat kembaran dirinya lalu tertabrak mobil.
So Bong
berteriak histeris saat Shin melempar kunci inggris, Nyonya Oh pun datang
memanggil Shin. Keduanya langsung menengok, Shin marah karena Robot Shin ikut
menengok padahal hanya Ia Shin yang
asli.
“Akulah
Shin yang sesungguhnya!” teriak Shin marah mencengkram baju Robot Shin.
Tuan Ji
membahas Robot yang mirip Shin dengan wajah pura-pura tak tahu. Tuan Nam
mengaku kalau sudah mengetahui tentang Ibu Shin selama ini dan apa yang
dilakukanya serta tempat tinggalnya.
“Waktu
kutahu dia ternyata membuat robot yang
mirip Shin..., maka aku mendirikan yayasan dan mensponsori penelitian dia. Yayasan
HR, yang mensponsori pembaharuan adalah aku. Dan ibunya Shin tidak tahu apapun.”
Akui Tuan Nam, Tuan Ji kaget mendengarnya.
“Pak
Ketua... Aku meminta maaf... Semuanya salahku... Aku membawa robot itu untuk
menggantikan Shin karena kecelakaan yang menimpanya. Shin tidak ada hubungannya
dengan itu, Dia tidak tahu apa-apa.” Ucap Tuan Ji tertunduk
“Tak apa,
Young Hoon... Kau tadi sendiri bilang 'kan, aku selalu takut kalau seseorang akan mengakaliku duluan. Jika aku
bisa mengubah robot yang mirip manusia menjadi
produk yang bisa kupasarkan, kupikir tidak ada perusahaan yang bisa menyaingi
PK Group. Tapi begitu aku melihat robot itu, aku mulai berpikir aneh.” Ucap
Tuan Nam, Tuan Ji binggung apa maksudnya.
“Siapa
yang pantas menggantikanku.” Kata Tuan Nam, Tuan Ji tak percaya kalau Tuan Nam
tega mengatakan hal itu.
“Shin
'kan sudah sadar... Dia sudah sembuh total... Teganya Anda membandingkan
Shin dengan robot itu?” kata Tuan Ji
“Apa tak
pernah terbesit di pikiranmu kalau robot itu lebih baik dari manusia?” ucap
Tuan Nam, Tuan Ji hanya bisa terdiam.
Nyonya Oh
memperbaiki luka diwajah Robot Shin, So Bong menangis melihat Robot Shin yang
terluka. Shin meminta agar SO Bong
Jangan menangis karena baik-baik saja. So Bong tak bisa menatap Shin memilih
untuk pergi ke luar ruangan.
Ye Na
mendekati Shin terlihat ketakutan. Shin bertanya apakah ketakutan yang
dilakukan tadi. Ye Na mengaku tidak, menurutnya Apapun yang dilakukan Shin tak
membuatnya takut menurutnya Shin pasti begitu karena sangat tertekan.
“Aku jadi
sedih...Tak usah mengasihaniku.. Berikan saja ponselku.” Kata Shin. Ye Na pun
memberikan ponselnya.
Shin
menelp Tuan Ji mengeluh tidak tahan dengan Robot Shin lagi, jadi akan kembali
tidak peduli jika Tuan Ji marah. Tuan Ji langsung menyetujui agar Shin Kembal
bekerja besok. Shin kaget karena Tuan Ji bisan menyetujui usulnya.
“Tapi kau
tidak bisa sepenuhnya terus bekerja. Karena
kau belum pulih total, maka kau harus bergantian dengan dia. Besok pagi, kujemput kau.” Ucap
Tuan Ji
“Manajer
Tim Ji bilang apa? Apa Dia membolehkanmu kerja lagi?” tanya Ye Na. Shin terdiam
seperti merasakan sesuatu.
Robot Shin
datang menemui So Bong, So Bong tak percaya kalau Lukanya tak kelihatan sama
sekali sambil memegang wajahnya. Shin memuji Ibunya yang memang terampil memperbaiki dirinya. So Bong menunjuk mobil yang dinaiki Shin
tadi, Shin membenarkan.
“Apa kita
harus kembalikan mobil ini ke Nam Shin dan jalan kaki saja?” ucap So Bong. Shin
menganguk setuju, keduanya pun berjalan dengan bergandengan tangan. Nyonya Oh
keluar dari ruangan menatap keduanya terlihat sedih membiarkan anaknya pergi.
Nyonya Oh
akhirnya datang menemui anak kandungnya. Shin melihat tatapan Nyonya Oh
berpikir ibunya marah karena merusak anaknya. Nyonya Oh menyuruh Shin agar
merusaknya saja lagi kalau itu bisa membuat anaknya tenang.
“Ibu
membuat dia karena merindukanmu. Kau berhak tersinggung karenanya. Ibu akan
melakukan apa pun agar kau merasa lebih baik.” Ucap Nyonya Oh
“Tak usah
pura-pura... Aku tahu Ibu begini demi dia.” Ucap Shin sinis
“Ibu
harus bagaimana agar aku bisa dekat denganmu?” tanya Nyonya Oh sedih
“Ibu muncul
setelah 20 tahun lamanya dan langsung menganggap diri Ibu itu ibuku? Apa Ibu
pikir aku akan senang?” kata Shin sinis
“Shin...
Ibu mohon... Ibu akan melakukan apa pun untukku?” kata Nyonya Oh
“Jika Ibu
ingin membuatku merasa lebih baik, maka
tunggulah 20 tahun lagi. Sama seperti aku menunggu Ibu.” Kata Shin lalu
memanggil Ye Na. Ye Na akhirnya mendorong kursi roda Shin untuk pergi. Nyonya
Oh pun tak bisa berkata apa-apa.
Robot
Shin merasa kalau karean dirinya jadi manusia Nam Shin membenciny, menurutnya
kalau namanya beda, apakah Nam Shin takkan begitu. So Bong pikir kenapa karena
Nam Shin harus mengganti nama Robot Shin.
“Ibumu
mungkin saja membuatmu karena ingin
menggantikan dia tapi dari awal, kau memang Nam Shin dan sekarangpun,
kautetaplah Nam Shin. Lalu Kalau wajahmu?” ucap So Bong
“Apa Kau
juga mau ganti wajahmu? Walau wajah dan namamu sama seperti dia., kau tidak
seperti orang itu. Jadi jangan berkecil hati.
Percaya dirilah. Hiduplah sesuai namamu... Nam Shin...” ucap So Bong,
Shin menganguk setuju
“Nam
Shin. Percaya diri... Oh, ya. Nama kalian itu 'kan beda. Aku hampir lupa... Kau
itu cuma Nam Shin... Kalau dia, si Brengsek Nam Shin.” Kata So Bong.
Shin
tersenyum mendengarnya. So Bong meminta Shin pulang dengan hati-hati dan ia
akan masuk lebih dulu. Shin pun
melambaikan tangan untuk So Bong.
So Bong
akan masuk dikagetkan dengan Tuan Ji datang ke tempatnya, Keduanya pun bicara
di cafe, So Bong kaget karena Tuan Nam
mengetahuinya dan berpikir kalau mereka itu sudah ketahuan. Tuan Ji
menegaskan kalau Tuan Nam selama ini tahu segalanya tapi pura-pura tidak tahu.
“Walau
begitu, dia takkan terluka. Jadi jangan khawatir.” Kata Tuan Ji
“Tapi kenapa
kau memberitahuku hal ini?” tanya So Bong. Tuan Ji mengaku Karena dirinya cemas.
“Aku tak
bisa menebak apa yang direncanakan Ketua
dan walaupun Shin sudah kembali, menurutku Ketua takkan rela membiarkan dia (NSIII) pergi. Itu
Mustahil... Aku juga begitu.” Jelas Tuan Ji
“Kita harus
membuat Shin kembali bekerja secepat mungkin. Mereka berdua harus bergantian
sampai Shin sudah bisa menyesuaikan
diri. Karena itu aku butuh bantuanmu. Jadi kalau si Manusia Shin muncul, kau
harus tetap selalu di sisinya.” Pinta Tuan Ji
“Kenapa
aku? Aku benci si brengsek itu.” Keluh So Bong
“Kita
berdua punya tujuan yang sama. Aku harus melindungi Shin dan kau harus
melindungi robot itu. Jika kau
membantuku, maka aku juga akan membantumu.” Kata Tuan Ji
Esok
hari, Shin sudah mengunakan pakaian lalu menemui Tuan Jin bertanya Apa hari ini
akan berangkat kerja bersama. Tuan Ji menjawab tidak karena Hari ini Shin yang
akan ke kantor. Robot Shin brtanya apakah yang dimaksud Manusia Nam Shin.
“Apa Dia
sudah kembali?” tanya Robot Shin. Tuan
Ji mengatakan akan menyuruhnya bergantian dengan Robot Shin.
“Tapi
manusia Nam Shin membenciku. Bagaimana kalau dia membenci apa yang kulakukan
saat aku menggantikannya?” kata Robot Shin.
“Itulah
risiko yang harus dia hadapi. Kita sudah bisa sejauh ini pun berkat kau. Untuk
ke depannya, mungkin akan lebih suli tapi bagaimanapun juga, terima kasih
banyak. “ ucap Tuan Ji
“Syukurlah
kalau ini berakhir sesuai harapanmu...Selamat...”
kata Robot Shin, Tuan Ji pun tersenyum mendengarnya.
“Hari
ini, kau di gym-nya Kang So Bong saja... Sampai nanti.” kata Tuan Ji lalu
keluar dari ruangan. Shin melihat robot yang ada dikamarnya seperti teringat
sesuatu.
Hee Dong
masuk ruangan menemui tuan Nam, menyapa Kakeknya. Tuan Nam pikir Hee Dong
datang karena ibunya yang menyuruh. Hee Dong mengelengkan kepala kalau
harini ingin datang sendiri. Tuan Nam ingin
tahu alasanya.
“Karena
menurutku walau aku takut, aku harus menyapa Kakek.” Ucap Hee Dong
“Kenapa
Kakek? Apa Kau menangis lagi karena rindu Ibu?” kata Tuan Nam mencengkram
tangan Hee Dong
“Shin,
kau! Sampai kapan kau harus menangis karena Ibu? Sudah Kakek peringatkan,
jangan lemah!! Kenapa kau tidak mau dengar
kata Kakek?” ucap Tuan Nam
“Kakek!
Aku bukan Shin Hyung! Aku Hee Dong! Hee Dong!” kata Hee Dong menangis. Tuan Nam
seperti tersadar seperti meraskan sesuatu.
Akhirnya
Hee Dong keluar dari kamar sambil menangis, Shin yang melihatnya bertanya
apakah kakeknya menakutinya lagi. Hee Dong menceritakan kalau Tuan Nam,
memanggilnya "Shin" dan memarahinya. Shin melihat Hee Dong pasti
panik.
“Hyung
bawa hadiah buatmu, jadi semangatlah.” Ucap Shin, Hee Dong binggung apa itu
hadiah.
“Datanglah
ke kamarku sore nanti. Karena tiap kali kau takut, hadiah itu akan
melindungimu.” Kata Shin .
Shin
masuk ruangan kakeknya, Tuan Nam sinis bertanya kenapa Shin datang. Shin bertanya apakah Kakeknya pura-pura pikun
lagi dan Kenapa Tuan Nam memanggil Hee Dong dengan namanya. Tuan Nam mengaku
berpura-pura pikun lagi.
“Bohong...
Apa Kakek ternyata memang mengalami gejala demensia?” ucap Shin memegang tangan
kakeknya. Tuan Nam langsung menghempaskan tangan Shin.
“Kau tahu
apa? Keluar sekarang juga! Jika kau terus bicara omong kosong, aku takkan
membiarkanmu!” ucap Tuan Nam dengan nada tinggi.
“Tenanglah...
Tekanan darah dan nadi Kakek tinggi...”
kata Shin menahan tangan Tuan Nam, Tapi Tuan Nam marah menyuruh Shin melepaskan
tanganya
“Jika
Kakek tidak ingin ketahuan, tenanglah... Aku mengerti Kakek panik tapi marah
itu tak baik untuk kesehatan Kakek jadi ambil napas dalam-dalam. Aku tidak akan
memberi tahu siapa pun, jadi jangan khawatir..” Kata Shin.
“Tapi Kakek
juga harus janji Walaupun Kakek takut dan tidak
mau mengakuinya, Kakek harus ke rumah sakit.” Ucap Shin. Tuan Nam setuju
lalu menyuruh Shin agar keluar.
Shin
turun dari mobil, So Bong menyapa Manusia Shin. Shin mengeluh melihat So Bong
yang ada didepanya. Tuan Ji berpikir sudah mengatakanya, kalau Shin harus
bergantian untuk sementara waktu jadi So Bong harus mengawal agar tak ada
kecurigaan dari orang lain.
“Berarti
sekarang, mereka berdua bakal berpura-pura baik membantuku. Dia ini suka uang,
jadi kasih saja uang buat membungkamnya agar dia tak bertingkah.” Ucap Shin
sinis.
So Bong
menahan amarah melihat sikap Shin, Tuan Ji mendekati So Bong mengucapkan
terimakasih.
Robot
Shin menelp So Bong memberitahu kalau ada di Gym tapi tak melihatnya. So Bong
memberitahu sekarang lagi di kantor, karena Tuan Ji menyuruhnya mengawal
manusia Nam Shin, menurutnya Dia harus menyesuaikan diri lebih cepat biar Robot Shin bebas.
“Aku
sudah mengabari Ayah, jadi kau senang-senanglah
disana dulu, Nanti aku kesana.” Ucap So Bong.
Tuan Kang
melihat Shin berkomentar Hari ini tumben penampilannya tak mewah dan mendengar
pewaris yang sungguhan sudah kembali. Robot Shin membenarkan kalau tak punya
tempat tujuan.
Shin
melihat ruanganya dengan papan namanya, wajahnya masih dingin, lalu menyuruh So
Bong keluar daripada terus menatapnya. So Bong pun masih dengan sopan
mengatakan akan datang Kalau sudah waktunya rapat. Saat itu juga Shin mencari
sesuatu di rak bukunya dengan tirai
tertutup.
“Sedang
apa kau? Tirainya tertutup. Apa ada yang
kau cari?” tanya Tuan Ji masuk ruangan.
“Aku cuma
ingin sendirian saja.” Kata Shin menutupi sesuatu.
“Inilah
pembaruan M-Car. Pelajari ini dulu sebelum rapat.” Ucap Tuan Ji, Shin menganguk
mengerti lalu meminta agar Tuan Ji keluar dan kembali mencari dalam rak buku.
Robot
Shin menganti pakaian dengan baju training. In Ta melonggo tak percaya kala
baju olahraganya Pelatih Kang semewah
itu setelah dipakai oleh Shin. Robocop
pikir Walaupun Shin hanya memakai baju itu seperti model baju olahraga.
“Itu
karena dia bukan manusia.” kata Tuan Kang sambil menjemur pakaian, Keduanya
terlihat binggung. Shin menatap Tuan Kang.
“Begini...Itu
karena kaki dia panjang... Makanya begitu... Intinya mulai hari ini dia
bukan ahli waris lagi. Jadi kau harus
kerja disini.” Kata Tuan Kang
“Apa Dia
bukan ahli waris lagi? Hyungnim, apa kau kalah bersaing dengan kerabatmu? Bagaimana ini? Padahal kau orang paling
berkualitas yang pernah kukenal.” Ucap In Tae dan Robocop.
Tuan Nam
memberikan ember dengan lap agar Shin berkerja, membersihkan debu dan di
langit-langit, pokoknya semuanya.
In Tae
masuk ruangan dengan Tuan Kang merasa salah menganggapnya yang selama ini,
ternyata suka uang. Robocop pikir karena Shin bukan lagi seorang pewaris jadi
bersikap jahat padanya. In Tae pun menyetujuinya. Tuan Kang mengeluh keduanya
berisik.
“Tak baik
bersikap seperti itu. Mana bisa orang
seperti dia harus bersih-bersih?” ucap In Tae
“Kami
memang jarang mengeluh, tapi punggung kami saja sakit setelah bersih-bersih.
Apalagi dia.” Kata Robocop
“Kalian
nanti keluarlah dan bantulah dia.” perintahTuan Kang, tapi saat itu Shin masuk
ruangan memberitahu kalau sudah selesai.
“Aku
sudah selesai bersih-bersih.” Ucap Shin, semua merasa tak percaya sambil
berjalan ke arah jendela.
Ketiganya
pun melonggo, In Tae pikir kalau Shin diam-diam menelepon tukang bersih. Tuan
Kang berkomentar Setidaknya Shin tidak akan kelaparan. Shin mengaku memang
tidak perlu makan, jadi menyuruh apa saja karena pasti bisa melakukanya.
“Aku bisa
masak, cuci piring, dan bahkan cuci
pakaian.” Ucap Shin
“Berarti
nanti pelatih kita bakal ditangkap karena melanggar hak asasi manusia. Karena
memperlakukanmu seperti budak.” Kata In
Tae
“Kau
bilang HAM?” keluh Tuan Kang, In Tae menjelaskan kalau ini karena Tuan Kang
tidak memperlakukan Shin seperti manusia.
“Itu hanya
karena dia bukan lagi seorang pewaris.” Kata
In Tae. Tuan Kang mengataan kalau Yang benar itu hak asasi robot lalu berjalan
pergi dan menyuruh agar membawa ember pada dua anak buahnya.
Shin
menerima telp dari Dokter Lee kalau perlu membahas soal Ketua dengannya.
Di dalam
ruangan, semua terlihat santai. Shin menyuruh semua pegawainya berhenti makan
dan bertanya apakah tak akan mulai rapat. Chang Joo meminta Maaf karena Proyek
Medical Car berjalan lancar jadi Para pemegang saham sangat mendukungnya dan
industri juga sangat tertarik.
“Proyek
kita juga sangat menjanjikan karena banyak. pesaing yang ingin mencari cela di
Medical Car. Setelah kita memastikan Medical Car itu aman kurasa izin sementara akan
disetujui.” Kata Ji Yong penuh semangat.
“Bagaimana
dengan masalah peretasan? Apa tidak akan ditolak jika ada masalah keamanan?” tanya Shin
“Jika uji
protokol pencegahan cyberattack sudah lolos
seharusnya tidak ada masalah. Anda sangat membantu karena Anda menganalisa
situasi peretasan M-Car.” Kata Ji Yong
“Apa Aku
melakukan itu?” kata Shin binggung, So Bong terlihat gugup takut kalau ketahuan
ada perbedaan dengan robot.
“Dirut
Nam, Anda akan memberikan materi lagi ke kami, 'kan? Dengan abstrak dan
terjemahannya juga” kata pegawai wanita.
“Ayo kita
makan siang bersama. Ada restoran baru dibuka di lantai bawah. Katanya, sangat
mewah. Kita tidak akan pernah makan disana kalau tanpa kartu kredit perusahaan
Dirut Nam?” ucap pegawai pria lainya.
“Apa kalian
disini untuk main-main?Apa Kalian mau materi dariku dan kartu kredit
perusahaanku? Kalian anggap aku apa memangnya?” ucap Shin marah. Chang Joo dkk
kaget melihat Karakter Shin yang berbeda lagi.
“Dirut
Nam... Apa Anda berkepribadian ganda?” kata Chang Joo, Shin terlihat marah dan
tiba-tiba merasakan kepalanya sakit.
So Bong langsung
memegangnya, tapi Shin dengan sinis menyuruh agar melepaskanya lalu berjalan
pergi. Semua dibuat binggung dengan sikap Shin yang rambah berbanding terbalik
dengan hari ini.
Bersambung ke episode 28
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Kasian banget kak liat manusia Shin...
BalasHapus