PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon berpikia untuk berkata jujur mengenai perasaannya sekarang yaitu tak ingin
menyia-nyiakan malam ini, lalu mulai mencium Mi So sampai membuat sekertarisnya
terbaring di sofa. Young Joon sudah menarik bagian tali di baju Mi So, Keduanya
saling menatap lalu terdengar bunyi deringan ponsel.
Young
Joon melihat nama Park Yoo Shik, seperti tak peduli memilih untuk kembali
mencium Mi So. Tapi Ponsel Young Joon kembali berdering, Mi So akhirnya kembali
duduk menyuruh Young Joon agar mengangkat telpnya karena mungkin saja penting.
“Kalau
ini bukan hal penting... Aku akan pecat dia dari perusahaan mulai besok.” Kata
Young Joon dengan wajah kesal mengangkat telp dari Tuan Park.
Tuan Park
memberitahu keadaan gawat yaitu tentang brand baru Perancis yang menandatangi kontrak
dengan mereka. Ia menduga UK Group juga mengincarnya. Young Joon pikir kalau
pihak dari Prancis sudah tanda tagan dengan mereka jadi merasa tak mungkin
terjadi.
“Apa yang
akan terjadi kalau kita meminta pertanggungjawaban mereka karena pembatalan
kontrak, dan membuang semua produk mereka dari Departemen Store kita?” ucap
Young Joon dengan wajah serius
“Aku
sudah merundingkannya dengan tim hukum, dan hasilnya kita bisa saja mengalami
dampak buruk, Secara mereka adalah brand besar.” Jelas Tuan Park
“Kirimkan
email laporan mengenai proyeksi kerugiannya. Dan Juga, kirimkan laporan terkait
keuntungan yang mereka peroleh dari penjualan di toko kita. Dibandingkan dengan
berapa banyak hasil yang mereka peroleh lewat pesaing kita.” Kata Young Joon.
Mi So
yang menunggu di ruang tengah penasaran apa yang terjadi, lalu ingin mengikat
kembali tali dibajunya. Tapi ia merasa kalau aneh karena mengikatnya lagi, dan
mengingat saat Young Joon yang mulai menarik pita dibajunya.
“Tapi,
kalau tak kukancingkan aku merasa tak nyaman juga.” Kata Mi So dan merasakan
sangat malu, sambil menutup wajahnya dan memilih untuk minum wine.
Young
Joon membaca Laporan Pendapatan, dan kembali berbicara pada Tuan Park mengaku tak
tahu apa yang ditawarkan UK Group pada pihak Prancri, tapi menurutnya mereka
juga tak mampu menarik semua produk mereka dari toko. Tuan Park hanya bisa
menghela nafas.
“Kurasa
kita harus menemui mereka dan menegosiasikan kontraknya kembali, Karena kurasa
mereka punya motif tersembunyi melakukan itu”kata Young Joon.
“Berarti
kita harus ke Perancis, ya?” tanya Tuan Park, Young Joon membenarkan kalau Besok
pagi mereka akan berangkat.
Young
Joon keluar dari ruangan kerjanya, seperti baru tersadar kalau besok ke Paris artinya tak akan bertemu
dengan Sekretaris Kim setidaknya seminggu jadi harus mewujudkan malam ini
dengan wajah penuh semangat.
Tapi saat
Young Joon masuk ke ruang tengah melihat Mi So sudah tertidur pulas dengan
minum semua wine yang ada di dalam gelas. Ia mengeluh karena seharusnya Mi So
dimabuk suasana tapi malah mabuk karena alkohol dan tertidur.
“Aku
harus pergi perjalanan bisnis besok, sayang sekali.” Bisik Young Joon ingin
membangunkan Mi So, tapi tetap saja Mi So tak bangun.
“Saat aku
meninggalkan negara besok kita tak bisa bertemu setidaknya seminggu. Jika kita
tak mewujudkannya malam ini kau pasti akan menyesal.” “ucap Young Joon dengan
suara lantang. Mi So tetap tak bangun.
Young
Joon akhirnya berdeham beberapa kali agar Mi So terbangun, tapi tetap saja Mi
So terlalap dalam tidurnya. Young Joon merasa Mi So pasti kelelahan lalu akhirnya mengendong
sekertarisnya pindah ke kamar.
Young
Joon membaringkan Mi So di atas tempat tidur, lalu mencium keningnya. Ia
menatap Mi So sambil bertanya-tanya “Sampai kapan aku akan terpaku hanya dengan
mencium keningnya saja?” dan berpikir kalu seperti ini terus maka ia menjadi pakar
mencium kening.
Mi So
terbangun dari tidurnya, seperti sangat nyenyak lalu meraba ke bagian sisi
sampingnya, tak merasakan ada Young Joon. Lalu dibuat kebingungan karena sudah
ada di tempat tidur. Ia teringat kalau semalam karena terlalu malu menghabiskan
wine diatas meja.
“Apa aku
ambruk setelah mabuk dan tertidur disini?” ucap Mi So kebingungan.
“Apa Kau
sudah bangun?” kata Young Joon sinis yang sudah duduk didepan tempat tidur. Mi
So kaget melihatnya.
“Apa Kau
sudah bangun lebih awal? Apa tidurnya nyenyak?” ucap Mi So merasa tak enak
“Tidak,
aku tak bisa tidur nyenyak karena kau tertidur duluan.” Sindir Young Joon.
“Ngomong-ngomong,
apa yang terjadi semalam? Kau mengobrol cukup lama di telepon” kata Mi So
“Aku
harus lakukan perjalanan bisnis.” Kata Young Joon, Mi So terlihat kaget karena
Young Joon harus melakukan Perjalanan bisnis.
Mi So
memilih pakaian Young Joon dalam koper, mulai dari dasi kemeja dan juga jas.
Young Joon seperti tak ingin berpisah memeluk Mi So dengan erat. Mi So
tersenyum sambil mengatakan Young Joon tak punya waktu banyak sebelum penerbangan,
jadi harus bergegas.
“Kita tak
bisa bertemu setidaknya seminggu setelah aku berangkat hari ini. Jadi, aku
ingin memelukmu lebih lama. Apa aku perlu membawamu? Aku harap bisa
memasukkanmu ke dalam koper.” Ucap Young Joon mengoda Mi So
“Apa Kau
memakai penerbangan kelas utama, tapi malah memasukkanku ke dalam koper?” ejek
Mi So, Young Joon hanya bisa tersenyum
“Aku
ingin ikut denganmu juga. Tapi, aku banyak kerjaan selagi kau tak berada
ditempat.” Jelas Mi So.
Young
Joon bisa mengerti lalu mengambil ponsel dan selfie dengan gaya yang terlihat
sangat narsis. Mi So hanya bisa dibuat binggung, Young Joon mengatakan kalau Mi
So bisa melihat fotonya kalau merindukannya. Mi So hanya bisa tersenyum
mengucapkan terimakasih pada bosnya.
“Ayo...
Senyumlah, Sekretaris Kim.” Kata Young Joon mengambil ponselnya jadi bisa
melihat wajah Mi So didalam ponselnya. Setelah itu Young Joon mengajak agar
bisa foto bersama.
“Pastikan
kau sering menghubungiku. Aku akan menghukummu jika kau tak begitu.” Kata Young
Joon
“Lalu
tepatnya kau bagaimana kau akan menghukumku?” tanya Mi So, Young Joon langsung mencium
Mi So sebagai hukumanya, Mi So pun hanya bisa tersenyum mendengarnya.
Young
Joon mengirimkan pesan pada Mi So “Untuk Mi So, aku dalam perjalanan menuju bandara.” Saat
masih ada dimobil. Mi So sudah sampai kantor membaca pesan dari Young Joon, wajahnya
terus tersenyum sumringah.
“Aku
sudah merindukanmu.” Balas Mi So dengan gambar love, Young Joon yang membacanya
tersenyum bahagia.
Mi So pun
tak bisa menutupi rasa bahagia membaca kembali pesan yang dikiriman Young Joon
dengan tanda cinta yang banyak. Ji Ah sempat melihatnya dan Mi So berpura-pura
tak terjadi apapun.
Young
Joon berkomentar kalau Mi So itu sangat menggemaskan sekali. Tuan Yang
mengemudikan mobilnya berpikir Young Joon sedang memujinya dan mengucapkan
terimakasih.
“Tubuhku
mungkin saja kekar, tapi aku sering mendengar orang menyebutku begitu.” Kata
Tuan Yang malu-malu.
“Oh,
selamat kalau begitu.” Ucap Young Joon tanpa bisa berkata-kata lagi.
Mi So
sedikit tertidur di kamarnya, tanganya memegang ponselnya, saat berdering matanya
langsung terbuka lalu memastikan wajahnya terlihat cantik setelah itu baru
mengangat ponselnya. Young Joon dengan video call bertanya “Apa aku
membangunkanmu?”
“Tidak,
aku tidak tidur.” Ucap Mi So berbohong. Young Joon bertanya Apa hari ini
menyenangkan.
“Ya, aku
memikirkanmu 100 kali.” Kata Mi So bangga, Young Joon dengan bangga kalau
memikirkan Mi So sebanayk 101 kali.
“Lain
kali kau harus berusaha lebih giat.” Ejek Young Joon, Mi So hanya bisa
tersenyum mengangguk mengerti.
“Aku iri.”
Kata Young Joon, Mi So bertanya iri seperti apa.
“Aku iri
pada boneka sapi yang terbaring disebelahmu. Seharusnya aku yang disana. Boneka
yang tak tahu terima kasih.” Keluh Young Joon, Mi So langsung menjatuhkan
boneka sapi disampingnya.
“Aku
sudah mengosongkan tempatmu.” Kata Mi So.
Esok
paginya, Young Joon membuka koper dalam melihat sebuah berkas yang aneh,
tertulis pesan “Aku menyiapkan semuanya seolah aku bersamamu.” Wajah Young Joon
tersenyum memeluk berkas milik Mi So.
Young
Joon bertemu dengan pihak Prancis mengatakan brand yang dipakai oleh Yumyung
Group ingin strategi bisnis baru. karena tahun lalu hasilnya dibawah harapan
dengan Tujuannya adalah untuk menaikkan jumlahnya hingga lebih dari 10%
dibanding tahun lalu. Tuan Park membenarkan.
“Baiklah,
kami akan lakukan itu.” Kata Tuan Pihak Prancis. Keduanya pun melakukan
kesepakatan.
Young
Joon sedikit keluar dari ruangan mencoba menelp Mi So, tapi Mi So sedang sibuk
merapat tak melihat Ponselnya. Ia mengeluh kalau ingin mendengar suara Mi So
yang berada di Seoul.
Malam
Harinya, Mi So hanya menatap foto Young Joon karena sangat merindukannya.
Tuan Jung
berdiri dengan Tuan Ko didepan ruangan. Tuan Ko memperkenalkan diri kalau mulai
sekarang akan bekerja dengan Tim Tuan Jung. Semua memberikan tepuk tangan yang
meriah kecuali Tuan Park. Tuan Jung menegaskan kalau ada banyak pelamar. yang
ingin pindah ke tim mereka.
“Tapi
agar kau bisa ditempatkan disini,maka Aku, pemegang kekuasaan atas tim ini,
mengerahkan segala kekuatanku, mengerti?” kata Tuan Jung bangga
“Ya, aku
akan bekerja keras. Aku tak butuh hal besar. Aku cuma ingin menjadi garam pada
sup tulang sapi. Aku mungkin tak menonjol seperti bahan utama. Tapi aku lebih
suka menjadi seseorang yang menangani pekerjaan dengan baik.” Kata Tuan Ko yakin,
Ji Ah melihat Tuan Ko seperti sangat terkesima dengan tetangga diatap.
“Aku suka
pemikiran itu.” Kata Tuan Jung bangga.
“Kudengar
kau memang ditunjuk masuk ke tim kami, Tapi aku tak menyangka kau bisa kemari
secepat ini.” Komentar Tuan Park sinis
“Lagipula
dia tetap akan kemari, jadi lebih baik jika dia membiasakan diri dengan
pekerjaan barunya. Bos sendiri yang sudah memutuskannya.” Kata Tuan Jung
Tuan Jung
ingin tahu kapan Young Joon pulang. Mi
So mengatakan kalau Dalam 2 hari lagi, Se Ra berkomentar kalau lebih enak
bekerja tanpa kehadirannya menurutnya Hari yang menyenangkan sebentar lagi akan
hilang. Semua terlihat setuju mendengarnya.
“Kuharap
penerbangannya ditunda sehari lagi saja. Aku harap dia bisa berada disana lebih
lama.” Kata Se Ra. Tiba-tiba Mi So mengebrak meja dengan sangat keras, semua
binggung melihatnya.
“Wahh...
Baunya enak... Aroma kopi itu enak” kata Mi So mencoba bersikap santai seperti
tak terjadi apapun.
Semua
masih tetap mengeluh karena Young Joon akan segera pulang dan keadaan mereka
sangat tak nyaman. Sementara Mi So yang sangat rindu ingin sekali bertemu
dengan Young Joon.
Tuan Park
terlihat kelelahan karena Young Joon berjalan dengan cepat tanpa menarik
koper. Ia mengeluh kalau Young Joon
berjalan cepat sekali karena punya kaki panjang. Young Joon mengaku kalau harus
segera menemui Sekretaris Kim. Tuan Park mengangguk mengerti.
“Kau
mengencangkan jadwalmu agar bisa memajukan kepulangan. Dan sekarang, kau
berjalan begitu cepat supaya bisa lekas menemuinya.” Keluh Tuan Park
“Bukan,
itu karena aku ingin lebih cepat berpisah denganmu.” Kata Young Joon
“Apa kau
Pikir, aku akan senang?” keluh Tuan Park dan langsung mengubah jawabanya
setelah melihat tatapan Young Joon.
“Tentu
saja aku senang... Pokoknya, Nn. Kim pasti sudah lama menunggumu. Bayangkan
betapa dia merindukanmu.” Kata Tuan Park
“Tentu
saja.... Dia tak bisa melihat wajah yang membuat orang kecanduan ini selama
seminggu. Aku merasa ini hukuman yang berat baginya.” Kata Young Joon bangga
“Tapi dia
tak kemari menjemputmu.” Ejek Tuan Park. Young Joon mengatakan kalau Mi So yana
tak tahu kalau pulang lebih awal dan sengaja tak memberitahunya karena ingin
mengejutkannya.
“Aku bisa
bayangkan senyumannya yang lebar karena melihat wajahku secara tak terduga.”
Kata Young Joon sudah bisa membayangkanya.
Mi So
tersenyum manis dengan Tuan Ko dan anak magang di depanya, Ia tak percaya kalau
Tuan Ko sudah menyelesaikan tugas
menyusun datanya? Tuan Ko mengaku dengan bangga kalau itu karena dua
kegemaran dan keahliannya adalah bekerja.
“Apa AC
disini terlalu dingin atau karena apa? Kenapa aku merinding?” ucap Tuan Ko lalu
dikagetkan dengan Young Joon sudah menatap sinis dari luar jendela.
“Kupikir
kau pulang tanggal 20. Apa yang terjadi?” ucap Mi So kaget melihat Young Joon
sudah ada dikantor.
“Halo.
Aku sudah dipindahkan kemari dari tim perencanaan.” Sapa Tuan Ko, Young Joon
dengan sinis kalau sudah mengetahuinya.
“Aku anak
magang... “kata Pria yang satunya, Young Joon mengaku sudah tahu namanya Bae Hyun
Seung dan sangat mengandalkannya.
“Aku akan
bekerja keras. Aku tak butuh hal lain. Aku hanya ingin jadi garam pada sup tulang
sapi. Aku mungkin tak menonjol seperti bahan utama. Tapi aku suka dianggap
sebagai pekerja yang melakukan tugasnya dengan baik.” Kata Tuan Ko seperti
slogan untuk dirinya menarik perhatian.
“Sup
tulang sapi bahannya cuma daging dan garam, apa kau mau jadi garamnya? Kurasa
kau terlalu serakah. Aku akan menantikan hasilmu sebagai garam.” Kata Young
Joon sinis.
Tuan Ko
pun tak bisa berkata apa-apa, Young Joon meminta Sek Kim untuk masuk ruangan
karena ada yang perlu dibicarakan. Mi So pun mengikuti Young Joon masuk
ruangan.
Mi So
ingin tahu apa yang terjadi karena akan pergi menjempu ket bandara kalau
memberitahu Young Joon akan pulang. Young Joon langsung memperingatkan Mi So
agar Jangan tersenyum. Mi So binggung karena Young Joon tiba-tiba
memperingatkanya.
“Jangan
tunjukkan senyuman manismu pada pria lain. Aku bahkan melewatkan makan siang demi
bisa melihatmu secepat mungkin. Aku terbang selama 12 jam, Memikirkan kau akan
tersenyum lebar saat melihatku secara tak terduga. Tapi kau malah memberikan
senyum itu pada pria garam dan anak magang polos itu. Aku sangat kesal.” Ucap
Young Joon meluapkan amarahnya.
Mi So
melihat Young Joon yang cemburu hanya bisa tersenyum lebar, Young Joon akhirnya
mencium Mi So yang sudah lama tak ditemuinya, Mi So mendorong Young Joon karena
sedang ada di kantor. Young Joon piki kalau memang di kantor tak nyaman maka
lebih baik mereka keluar saja.
“Bukan
itu maksudku.” Kata Mi So yang akhirnya memeluk Young Joon dengan erat karena
merindukanya.
“Mari
kita habiskan waktu bersama sebanyak waktu kita berjauhan.” Kata Young Joon
lalu menarik Mi So pergi, Mi So bertanya kemana mereka akan pergi.
Young
Joon mengajak Mi So ke cafe yang cukup sepi dengan terus menatap wanita yang
ada didepanya. Mi So pikir karena Young
Joon pergi selama 5 hari, jadi punya banyak kerjaan menumpuk jadi merasa tak
tahu apa baik-baik saja kalau mereka keluar seperti ini.
“Sekretaris
Kim... Saat aku masih seorang pelajar,aku tak pernah melewatkan kelas. Aku
sangat rajin... Tapi aku melewatkan pekerjaan untuk pertama kali dalam hidupku
karena aku ingin habiskan waktu denganmu.” Cerita Young Joon.
“Melihat
pasangan berjalan di jalanan saat di Paris, aku kepikiran harus secepatnya
pulang ke Korea agar bisa kencan denganmu. Aku menahan itu semua, jadi hari ini
tolong kau biarkan.” Rengek Young Joon.
“Kalau
begitu sehari ini saja kubiarkan. Karena aku juga sangat merindukanmu.” Ucap Mi
So, Young Joon pun mencium tangan Mi So dengan lembut.
Di rumah
Sung Yeon
menatap ke arah jendela, teringat kembali kenangan masa lalunya.
Flash Back
Nyonya
Choi memanggil Sung Hyun, Sung Yeon berlari dengan wajah sumringah menatap
ibunya. Tapi Nyonya Choi hanya terpaku pada Sung Hyun yang menghampiriya
menyapa guru bahasa inggrismu yang
baru.
"Dia Seperti
yang pernah kuberitahu, dia belajar dengan cepat dibanding teman sebayanya.
Jadi Tolong mengajarinya dengan baik.” Ucap Nyonya Chi bangga. Si guru tak
percaya kalau Sung Hyun sepintar itu.
Sung Yeon
yang cemburu mengajak adiknya pergi menyuruh agar menunggu karena akan belikan
minuman. Young Joon ingin ikut juga, Sung Yeon mengejek kalau adiknya itu takut
sendirian. Young Joon menegaskan kalau tidak takut dan menyuruh pergi saja.
“Kau
harus tetap disini... Jangan sampai tersesat.” Kata Sung Yeon, tapi malah
meninggalkan adiknya.
Sung Yeon
masuk ke dalam rumah kosong, sambil menangis tak percaya adiknya yang terkurung
dirumah yang menyeramkan Karena meninggalkan sendirian dan semua itu karena
dirinya.
Nyonya
Choi dan Tuan Lee menemui anaknya, bertanya sedang merenungkan apa. Sung Yeon
mengaku sedang merenungkan masa kecilnya Saat Young Joon dan dirinya masih
kecil jadi menurutnya tak sebaiknya melarikan diri lagi seperti dulu. Nyonya
Choi merasa sedih mendengar keputusan anaknya.
“Aku
sadar setelah memikirkan kembali bahwa aku tak pernah membencinya sekalipun.
Sebenarnya aku membenci ketidakmampuanku. Aku iri pada Young Joon karena
sempurna di segala hal. Aku selalu ingin jadi dirinya.” Kata Sung Yeon
“Maafkan
aku, Sung Yeon, karena sudah mengabaikanmu. Jika kami sudah melukai perasaanmu,
Ini mungkin sudah terlambar, Tapi apa kau bersedia memaafkan kami?” kata Nyonya
Choi merasa bersalah.
“Benar...
Secara tak sengaja kami membandingkanmu dengan Young Joon. Kami sangat menyesal
soal itu.” Ungkap Tuan Lee
“Kami
menyesal bahwa kami tak bisa memahami perasaanmu dengan lebih baik, Kami
sungguh menyesal. Sekarang belum terlambat untuk membuka awalan yang baru, kan?”
kata Nyonya Choi menyakinkan.
Mi So
datang dengan wajah tersenyum bahagia, lalu memastikan pada Ji Ah kalau Tak ada
hal penting, Ji Ah mengatakan kala Sesuatu yang istimewa tengah terjadi. Mi So
ingin tahu apa itu, Ji Ah memikirkanlebih
dulu harus beritahu atau tidak. Mi So semakin penasaran ingin Ji Ah
memberitahu.
“Bos
punya kekasih. Dia baru saja kembali setelah menemui kekasihnya.” Ucap Ji Ah
yang membuat Mi So kaget. Ji Ah memperlihatkan foto saat Young Joon mencium
tangan seorang wanita.
“Siapa
yang mengambil gambar ini?” tanya Mi So panik, Ji Ah mengatakan kalau itu Teman
kuliahnya.
“Dia
kenal wajah bos karena dia bekerja sebagai pekerja magang disini. Katanya dia
melihat bos mencium tangan kekasihnya dari belakang seperti ini.” Jelas Ji Ah.
“Apa cuma
ini saja? Bagaimana dengan gambar kekasihnya itu?” tanya Mi So. Ji Ah
mengatakan kalau hanya itu saja, Mi So bisa bernafas lega.
“Ini Sungguh
sulit dipercaya.. Bos memintaku untuk tak menerima janji apapun hari ini. Jadi,
aku kira mungkin saja dia kelelahan. Aku tak tahu dia ternyata langsung menemui
kekasihnya. Dia bersikap keras pada kita. Tapi kurasa dia begitu lembut pada
kekasihnya.” Komentar Ji Ah iri.
Mi So
pikir seperti itu dengan senyuman, Ji Ah ingin tahu apakah Mi So tak
mengetahuinya karena keluar dengan Young Joon, Mi So mengaku kalau hanya
menunggunya di mobil, jadi aku tak tahu siapa yang ditemui Young Joon.
Saat itu
Ponsel Mi So menerima pesan “Aku menikmati bolos kerjanya.” Dengan tanda
hati. Ji Ah melihat kalau itu pesan dari
Young Joon tapi heran karena menaruh simbol hati pada pesannya. Mi So mulai
panik mendengarnya.
“Tidak
mungkin, jangan bilang kau kekasihnya.” Kata Ji Ah menduga-duga.
“Ada
banyak pemimpin di negara ini. Dia adalah pemimpin kumpulan pemuda-pemudi
gereja tempatku berdoa. Dia selalu penuh kasih sayang sehingga sering
mengirimiku simbol hati.” Kata Mi So langsung mengucapk amien seperti sedang
berdoa dan bergegas pergi. Ji Ah lalu melihat gelang yang dipakai oleh Mi So.
Mi So
masuk pantry merasa bodoh karena nyaris ketahuan tapi bisa meloloskan diri
dengan baik dan menurutnya aktingnya sangat alami. Saat itu Ji Ah masuk ke
dalam Pantry, langsung meminta maaf kalau berbicara menjelek mengenai bos, Mi
So binggung Ji Ah yang mendadak berkata seperti itu.
“Tak ada
yang suka saat mendengar orang lain bicara buruk pada kekasih mereka.” Kata Ji
Ah, Mi So langsung kaget mendengarnya.
“Kalian
berdua pacaran. Wanita yang dicium tangannya dari belakang foto itu adalah kau,
kan?” kata Ji Ah yakin, Mi So mengelak kalau bukan dia.
“Aku
sungguh membenci diriku yang cerdas pada saat seperti ini. Coba lihat Gelang
ini. adalah gelang yang sama dengan yang kau pakai sekarang.” Kata Ji Ah
menunjukan fotonya kembali.
“Astaga,
ini bukan apa-apa. Gelang ini sangat populer tahun lalu.. Nn. Bong juga punya gelang
yang sama.” Kata Mi So kembali mengelak.
“Sekretaris
Kim, Akui saja, sudah kubilang aku cukup cerdas.” Kata Ji Ah memperlihatkan
foto lebih dalam terlihat bayangan wajah Mi So.
“Apa kau
sudah mau mengaku sekarang? Aku tahu kau pacaran dengan bos, tapi...” kata Ji
Ah.
“Benar,
kami pacaran tapi kumohon kau merahasiakannya. Kumohon jagalah rahasia ini”
pinta Mi So
“Tentu
saja. Aku bukan cuma cerdas tapi juga setia, jadi jangan khawatir. Aku akan mendukung
percintaanmu.” Ungkap Ji Ah dan mengucapkan
Selamat.
Keduanya
kembali ke meja kerja, Ji Ah melihat ke dalam ruangan melihat Young Joon
tersenyum, lalu berbisik kalau Young
Joon baru saja senyum pada Mi So. Mi So terlihat malu. Ji Ah memuji keduanya
itu sungguh manis sekali. Lalu terlihat tanda panggilan dari Young Joon.
“Apa Kau
tak masuk kedalam? Pacarmu sedang manggil” goda Ji Ah, Mi So mengeluh agar Mi
So tak mengatakan hal itu.
“Bel ini
sebelumnya tak terdengar istimewa. Namun kali ini setelah aku tahu hubungan
kalian, jadi terdengar mesra. Ini adalah sinyal cinta.” Kata Ji Ah terus
mengoda.
“Ini
adalah sinyal kerja. Sekarang tenanglah dan kembali bekerja, Ji Ah.” Tegas Mi
So
“Tapi aku
tak bisa tenang karena sangat penasaran. Kapan kalian mulai kencan? Apa dia
memperlakukanmu dengan baik? Bagaimana dia memanggilmu? Dia tak mungkin
memanggimu Sekretaris Kim kan? Apa Mi So? Sayangku Mi So? Cintaku? Sayang? Kekasihku?”
tanya Ji Ah, Mi So tak menjawab memilih bergegas masuk.
Mi So
masuk ruangan bertanya apakah ada yang bisa dibantu, Young Joon langsung
menutup tirai ruangan, Mi So heran dengan Young Joon yang menutup tirainya.
Young Joon pikir Mi So harus duduk disebelahny dan bekerja bersama.
“Tidak
bisa, Ji Ah akan berpikiran yang tidak-tidak. Dia baru saja mengetahui hubungan
kita.” Kata Mi So
“Benarkah?
Terus kenapa?” ucap Young Joon, Mi So binggung dengan tanggapan Young Joon.
“Ya, aku
yakin dia tak akan memberitahu siapapun. Tapi ini hanya soal waktu saja semuanya
akan mengetahuinya” jelas Mi So
“Aku
lebih suka mengumumkannya. Sehingga segala hal jadi lebih mudah dan nyaman. Dan
pria keparat yang menganggap dirinya garam pada sup tulang sapi, Tak akan
menggodamu lagi, Tak ada pria yang berusaha menggodaku.” Ucap Young Joon
“Pokoknya,
kita tak bisa mengumumkannya. Kita tak sebaiknya menunjukkan kemesraan di
tempat kerja atau dimanapun yang dekat dengan kantor.” Tegas Mi So
“Aku tak
bisa mengumumkannya, dan kau tak memperbelahkanku menyentuhmu. Kenapa aku tak
boleh melakukan apapun yang kuinginkan? Menjalin hubungan itu mengenai
kompromi. Tapi kenapa aku saja yang harus mengikutimu?” keluh Young Joon
berdiri. Mi So mengaku bukan seperti itu.
“Aku
ingin sekali memberitahu seisi dunia bahwa kau milikku. Aku kecewa karena
sepertinya kau ingin menyembunyikanku” kata Young Joon
“Aku
bukan ingin menyembunyikanmu... Aku hanya ingin melindungimu.” Ucap Mi So,
Young Joon ingin tahu alasanya.
“Karena
kau bukan orang biasa sepertiku. Aku tak bisa mengabaikan Kekuatanmu dan
pengaruh sosialmu.” Jelas Mi So
“Terserahlah.
Aku akan lakukan yang terbaik untuk mengikutimu, Tapi aku tak tahu sampai kapan
kesabaranku akan habis.” Tegas Young Joon seperti menahan amarah.
Se Ra
datang menemui Sek Kim bertanya apakah Young Joon akan sibuk sementara waktu, Ji
Ah mengatakan kalau Young Joon penuh
dengan tumpukan pekerjaan. Se Ra mengaku kalau pasti akan kelelahan dengan
melirik ke arah Tuan Yang.
“Kenapa
kau mendadak mencemaskan bos? Jika kau menyukainya, kau akan sangat patah
hati...” ucap Ji Ah sempat keceplosan sampai menerima lirikan dari Mi So.
“Apa? Apa
katamu? “ tanya Se Ra. Ji Ah tak ingin membahasnya, lalu bergegas pergi untuk
fotocopy.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar