So Bong
berusaha ingin keluar dari bagasi mobil, tapi Sang Guk sudah menguncinya dan
mengancam dengan pistol. Ia mengeluh kalau semua ini karena Shin, lalu teringat
saat terakhir kali Shin mengatakan akan kembali menjadi kacung lagi.
“Sungguh
selamat tinggal, Kang So Bong” ucap Shin setelah memasangkan kalung milik ibu
So Bong
“Padahal
kau hanyalah robot. Kenapa kau harus menatapku seperti itu? Tapi kenapa
sekarang aku memikirkanmu?” gumam So Bong sambil memegang kalungnya.
Shin
melihat Sek Park memasukan ponsel ke dalam tas ibunya, lalu Tuan Seo menyuruh
semua tamu duduk dengan senyuman licik. Saat itu juga Shin melihat ponsel
ibunya dan bisa melihat pesan yang sudah dihapus oleh Sek Park untuk So Bong.
Shin pun langsung melihat dari tatapanya keberadaan Shin.
“Aku ada
dimana, kau pasti tak tahu, 'kan? Aku juga yakin kau tidak bisa datang.” Gumam
So Bong ketakutan berada dalam bagasi.
“Akulah
yang gila karena berharap kau akan datang.” Gumam So Bong yang mengalami
guncangan di dalam mobil.
Shin
berhasil membuat mobil Sang Guk berhenti, So Bong ketakutan saat pintu bagasi
terbuka. Shin memberitahu kalau ia yang datang, So Bong langsung memeluk Shin
sambil menangis ketakutan.
“Aku
sudah datang... Maaf karena datang terlambat.” Ucap Shin membiarkan So Bong
memeluk erat tubuhnya.
Sang Guk
tersadar setelah mengalami guncangan dan melihat Shin ada dibagasi. Ia pun
menatap black box dan langsung berusaha kabur. So Bong panik melihat Sang Guk
kabur membawa black box, lalu tersadar dengan kedaaan mobil.
“Mobil
itu kenapa? Apa mungkin kau... Kau bisa saja terekam kamera dasbornya Sebelum
dia memberikannya ke Direktur Eksekutif Seo..., maka kita harus ambil kamera
dasbor itu.” Ucap So Bong mengajak pergi, tapi kakinya terasa sakit. Shin panik
melihat So Bong.
“Aku
baik-baik saja. Kau harus cepat pergi.” Kata So Bong, Shin menyuruh So Bong
agar naik ke pundaknya.
“Kau
harus ke RS.” Ucap Shin. So Bong pikir
Tidak ada waktu ke RS.
“Aku akan
tetap di sini, jadi pergilah. Nanti kau kehilangan jejak dia! Kumohon.” Ucap So
Bong. Shin berjanji akan segera kembali.
Sang Guk
bergegas menaiki taksi meminta agar taksi segera jalan, Shin bisa mengejak Sang
Guk dengan motornya. Sang Guk segera menelp Sek Par memberitahu kalau Shin
datang menurutnya Shin bukan manusia dan mustahil kalau Shin adalah manusia.
Shin dengan kekuatan program miliknya berusaha
lebih mendekatkan jaraknya, Sang Guk melihat Shin langsung menyuruh sopir untuk
segera menginjak gas kalau tak ingin mati. Shin terus mengikuti taksi Sang Guk
walaupun harus belok kiri.
“Berhenti...
Berhenti di penyeberangan sana.” Kata Sang Guk lalu berusaha menyebrang jalan
setelah melihat Sek Park.
Shin
melihat Sang Guk yang menyeberang jalan, tiba-tiba sebuah mobil menabrak Sang Guk yang membawa black
box. Shin turun dari motor melihat Sang Guk tergeletak di jalan dan langsung
menelp 119 untuk mengirim ambulance karena ada kecelakaan.
Tuan Park
melihat Shin datang dan langsung menyembunyikan wajahnya lalu meninggalkan
TKP. Shin tak melihat Mobil Tuan Park
diseberang jalan Sang Guk menatap mobil Tuan Park yang pergi dan menatap Shin
ingin tahu siapa sebenarnya. Shin hanya mengambil kamera dari tangan Sang Guk.
Di tempat
pesta pernikahan
Tuan Nam
berbicara dengan para tamu kalau Cucunya berontak lagi jadi Acara hari ini
takkan terlaksana dan meraka akan segera mengundang semua lagi. Nyonya Oh hanya
bisa tertunduk malu. Tuan Nam menyakinkan kalau mereka takkan lama menundanya.
Semua
mengeluh kalau acara kacau dan hanya Buang-buang
waktu saja. Tuan Seo kaget melihat Ye Na sudah berganti pakaian menjadi warna
hitam.
“Aku
berhutang padamu selamanya. Salahkan aku karena membesarkan dia seperti itu.”
Kata Tuan Nam sopan
“Tidak,
Kakek... Lagipula aku sudah dari dulu menunggu Oppa. Jadi Siapa yang peduli
tentang tanggal pernikahan?” kata Ye Na terlihat menahan rasa malu
“Ayah,
ayo. Semua orang akan merasa tidak nyaman kalau aku di sini.” Kata Ye Na lalu
melihat Nyonya Oh yang terus menatapnya.
“Aku tidak
akan mengatakan hal bodoh pada ayahku, jadi jangan khawatir. Karena aku akan
selalu memihak Shin Oppa.” Tegas Ye Na.
Tuan Seo
penasaran apa maksudnya mengatakan hal bodoh. Ye na mengaku kalau itu Maksudnya
mengatakan takkan menikah dengannya, semacam itu. Tuan Seo seperti
mempercayainya, Nyonya Oh tetap hanya diam saja.
Shin
kembali ke parkiran tak melihat So Bong lalu memanggilnya dengan wajah panik.
So Bong menyahut kalau ada disisi lain. Shin kaget melihat So Bong duduk
bersandar di tepi dinding. So Bong meminta maaf karena mencoba ke rumah sakit
sendirian, tapi malah terjatuh.
“Biar
kutelepon 119.” Kata Shin. So Bong langsung melarangnya.
“Jangan.
Yang ada malah memperumit masalah... Kita naik itu saja ke RS.” Kata So Bong
menunjuk ke arah lain.
Keduanya
akhirnya naik motor, So Bong ingin tahu Orang tadi, apakah tak bilang apa-apa
waktu Shin mengambil kamera dasbornya, menurutnya Sang Guk bisa saja
memberitahu padah orang-orang apa yang dilihat.
“Orang
itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.” Kata Shin
“Apa yang
kau lakukan padanya? Apa Kau mengancamnya?” ucap So Bong panik. Shin hanya diam
saja.
Nyonya Oh
panik karena Kang So Bong juga tidak angkat telepon, menurutnya keduanya pasti
sedang bersama. Ia tak menyangka kalau Shin bahkan melepas remote control
manualnya, menurutnya robot itu benar-benar di luar kendali.
“Dia 'kan
tidak bisa mengembangkan keinginan. Kau tahu betul itu.” Kata David santai
“Kurasa ini
mungkin demi yang terbaik, karena kita bisa menghindari pernikahan ini. Ketua
tidak akan bisa memaksakannya lagi.” Komentar Tuan Ji.
Shin akhirnya
datang, David bertanya darimana Shin karena ibunya sangat khawatir. Nyonya Oh marah pada Shin
yang melepaskan manualnya dan melakukan hal itu. Ia tak percaya kalau Shin yang
tak mau menuruti Ibunya lagi.
“Maaf aku
tak menuruti Ibu.” Ucap Shin. Tuan Ji bertanya apakah Shin tadi bersama dengan
So Bong. Shin menganguk.
“Gara-gara
aku, dia diserang.” Jelas Shin. Nyonya Oh tak percaya kalau Shin kabur dari
pernikahan karena So Bong
“Kenapa
tingkahmu ini beda sekali? Apa benar kau itu buatan Ibu? Apa kau itu memang
anak Ibu?” ucap Nyonya Oh dengan nada tinggi. David meminta Nyonya Oh agar bisa
tenang.
“Kalau
aku tidak bertindak seperti manusia Nam Shin, apa itu berarti aku bukan anak
Ibu? Apa robot tidak bisa menjadi anak kandung Ibu?” ucap Shin. Nyonya Oh
benar-benar tak habis pikir dengan sikap Shin.
“Orang
yang menyerang Kang So Bong adalah pria yang mengikuti manusia Nam Shin di
Ceko. Dia pasti orangnya Direktur Eksekutif Seo tapi dia tiba-tiba tewas dalam
kecelakaan. Aku rasa aku harus memberitahu ini pada Ibu.” Kata Shin
memperlihatkan wajah Sang Guk.
“Seo Jong
Gil... Dia rupanya memang mencoba membunuh Shin.” Ucap Nyonya Oh tak percaya.
“Dugaan
kita benar. Tapi Ini tidak cukup bukti, jadi mari kita awasi Direktur Eksekutif
Seo sampai kita punya bukti kuat.” Ucap Tuan Ji
“Kerja
bagus. Kau berhasil memperoleh informasi penting.” Puji Tuan Ji pada Shin
“Ada yang
perlu kuberitahu dan Masuklah ke dalam.” Kata Tuan Cha. Semua masuk kecuali
Shin dan David.
Shin
memberitahu kalau Kang So Bong ada di
rumah sakit jadi akan pamit sekarang. David menyuruh Shin pergi saja dan Jangan
menunggu Ibunya.
Dokter
Cha pikir Sebelum terlambat, ada yang harus disampaikan. Ia meminta maaf lebih
dulu karena menurut pemikiranya mereka harus menghentikan pengobatan
ultrasound. Nyonya Oh terlihat kaget mendengarnya dan meminta agar menjelaskan
dengan rinci.
“Karena
ini tidak ada harapan. Belum lama ini aku sudah Memutuskannya, tapi kupikir
kalian nanti kecewa.” Ucap Dokter Cha.
“Tak
mungkin... Ini masih ada waktu Kita belum boleh menyerah dan perlu berusaha
lagi.” Kata Nyonya Oh
“ Jika
kita terus melanjutkannya, risikonya juga akan bertambah. Stroke yang dia alami
baru-baru ini...” kata Dokter Cha. Nyonya Oh hanya bisa menangis menatap
anaknya.
Sek Park
memberitahu yang dikatakan Sang Guk bahwa kamera dasbor itu isinya merekam Nam
Shin dan Shin itu bukan manusia. Ia yakin Sang Guk mengatakan kalau mustahil
Shin itu manusia.
“Tapi Apa
polisi tidak menemukan kamera dasbor itu?” tanya Tuan Seo. Sek Park yakin kalau
Nam Shin yang mengambilnya.
“Apa
mungkin Dirut Nam menyadari dia orang yang mencoba membunuhnya di Ceko?” tanya
Tuan Seo
“Jika dia
mengambil kamera dasbornya untuk mencaritahu keterlibatan Anda...” kata Sek
Park dan Tuan Seo menyuruh Sek Park untuk menutup mulutnya.
Sek Park
akhirnya memilih pergi ke sisi ruangan, Tuan Seo menyuruh agar menutup
pintunya. Ye Na mendengar pembicaran ayahnya terlihat kaget dan menutup
mulutnya agar tak bersuara.
Sek Park
menerima telp memberitahu kalau Pengemudi tabrak lari sudah ditangkap. Tuan Seo ingin memastikan
apakah itu memang benar tabrak lari. Sek Park menjelaskan Polisi harus
menyelidiki lebih lanjut tapi mereka sudah lebih dari 90 persen yakin.
“Tabrak
lari... Kenapa harus terjadi pada saat itu? Lalu apa yang terjadi pada Kang So
Bong?” kata Tuan Seo
“Itulah
anehnya... Semua CCTV mati... Ketika aku bicara dengannya lewat telepon, dia
bilang ada mobil mendadak ke arahnya. Aku sudah memeriksanya mobilnya tapi
mobilnya baik-baik saja.”cerita Sek Park
Flash Back
Sek Park
masuk ke dalam Parkiran, tapi tak melihat mobil milik Sang Guk padahal Sang Guk
mengatakan mobilnya dihancurkan di parkiran tapi rupanya tidak ada apa-apa,
bahkan Mobilnya tak kenapa-kenapa.
“Berarti
itu bukan tabrak lari dan Pasti ada dalangnya.” Ucap Tuan Seo yakin.
David
menonton berita di TV “Pengemudi tabrak lari kecelakaan di jalan Yeoksam-dong,
ditangkap karena menabrak seorang pria berusia 40-an dan melarikan diri. Dia melarikan
diri setelah kecelakaan tersebut namun dia ke kantor polisi pukul 6 sore dan
menyerahkan diri. Korban meninggal di tempat kejadian. Saksi mengatakan...”
Akhirnya
Ia masuk ke sebuah ruangan dengan melakukan scan wajah dan sidik jarinya. Di
dalam ruangan Tuan Nam sudah menunggu. David tak percaya kalau Tuan Nam
membunuh orang.
“Jika aku
tidak melakukannya, nanti semuanya ketahuan. Aku tidak bisa membiarkan siapa
pun tahu kalau pusat data Nam Shin III terletak di gedung perusahaanku. Kalau
begitu, bahkan Dr. Oh, yang kau lindungi, juga akan mengetahuinya.” Kata Tuan
Nam
“Dia
hanya menciptakan robot karena dia merindukan putranya.” Tegas David
“Jika dia
tahu aku sponsornya, dia pasti bakal pingsan karena shock. Lalu Bagaimana
dengan Shin?” tanya Tuan Nam
“Sepertinya
dia takkan bangun segera. “ kata David. Tuan Nam mengetahui Shin robot itu kabur dari pernikahan karena Kang So Bong.
David
hanya terdiam, Tuan Nam meminta agar tetap awasi karena Shin pasti sebuah
produk. Ia merasa tidak butuh kecacatan yang menyebabkan masalah. David
menegaskan kalau tidak menerima dana
dari Tuan Nam untuk menciptakan apa-apa
selain produk.
“ApaKau ingin
menciptakan AI yang sangat hebat sebagai ilmuwan?” tanya Tuan Nam
“Dia
menyesuaikan diri dengan dunia manusia layaknya manusia. jadi Nantikan saja.
Dia akan berkembang lebih dari bayangan kita.”tegas David yakin
“Baguslah.
Semua Ini bagian dalam otaknya, 'kan? Masa depan perusahaanku bersemayam di
dalam otak benda itu.” Kata Tuan Nam
So Bong
berbicara di telp meminta agar percaya kalau sedang menjaga temannya di rumah
sakit selama beberapa hari. Shin datang menemui So Bong di rumah. Tuan Kang
ingin tahu siapa naman temanya, So Bong pikir kalau Tuan Kang tak kenal semua
temanya.
“Nanti
kutelepon lagi. Sudah yah” kata So Bong buru-buru menutup telpnya.
“Hasilnya
sudah keluar. Otot-ototmu mengalami shock, jadi kau hanya perlu istirahat.”
Jelas Shin.
“Lalu
Ibumu bilang apa? Bukankah dia marah karena kau kabur dari pernikahan? Jadi
Pulanglah, dan minta maaf sama Manajer Tim Ji. Lalu Bilanglah kalau aku yang
menyuruhmu menemuiku. Karena kau tidak boleh lepas kendali.” Kata So Bong
panik.
“Kenapa
tidak boleh?” tanya Shin. So Bong menyuruh Shin agar melakukan saja seperti
yang diperintahkan jadi tak usah bertanya.
“Cepatlah
pergi...” kata So Bong dan Shin langsung melesat pergi keluar dari ruangan.
“Wah..
Dia cepat juga... Setidaknya matikan lampunya.” Keluh So Bong, Shin kembali
masuk melonggokan kepala dan lansung mematikan lampu. So Bong bisa tersenyum
melihatnya.
“Ini
rumah sakit atau hotel? Memang enak kalau punya banyak uang.” Kata So Bong
melihat sekeliling ruangan lalu memilih untuk segera tidur.
So Bong
tertidur tapi kembali mimpi buru saat diculik oleh Sang Guk untuk masuk ke
dalam bagasi. Sentuhan tangan Shin
memegang pipi So Bong karena sudah menduganya pasti mimpi buruk. So Bong
akhirnya terbangun melihat Shin disampinya. Shin mengeluh So Bong yang berpura-pura tegar.
“Aku
tidak berpura-pura. Tapi Aku memang tegar. Lalu Kau sendiri kenapa kesini lagi,
padahal sudah kusuruh pergi?” ucap Shin. So Bong akan pergi dan Shin langsung
menahan agar tak pergi.
“Bisa-bisanya
kau pergi sungguhan hanya karena aku bilang begitu?” keluh So Bong
“Hal
buruk menimpamu saat kau membantuku. Jika aku manusia, aku pasti akan merasa
berterima kasih. Maaf karena aku hanya bisa mengatakannya tanpa merasakannya.”
Ucap Shin.
“Tak apa.
Itu 'kan bukan salahmu.” Kata So Bong. Shin berjanji kalau Malam ini takkan
pergi.
“Aku akan
menemanimu di sini semalaman. Aku akan membangunkanmu setiap kali kau bermimpi
buruk jadi jangan khawatir, dan tidurlah.” Ucap Shin
“Tapi
bukan berarti kau harus menginap semalaman, Aku 'kan bukan siapa-siapa.” Tegas
So Bong. Shin pikir itu So Bong malah
orang yang luar biasa.
“Karena
kau, aku mengabaikan lampu lalu lintas dan menghancurkan mobil. Kau membuatku
melanggar aturan yang ada dan membuat aturan baru yang tidak ada..” Jelas Shin.
“Itu
alasan yang aneh sekali” komentar So Bong lalu terdengar suara perutnya. Shin
tak percaya So Bong mendengar suaranya lagi.
So Bong
makan dengan lahap semua makanan diatas meja, Shin melihat So Bong berkomentar
kalau memang orang yang luar biasa. So Bong menghentikan makanya dengan
mengeluh Shin itu orang kaya tapi hanya membeli makanan murah di minimarket.
“Aku
harusnya pesan semua makanan yang dijual.”kata So Bong. Shin pikir So Bong
ingin semua Makanan yang di toko ini
“Wahh..
Kau makin hebat bercanda, ya? Sekarang Bawakan aku kamera dasbor dari orang
yang meninggal itu. Lalu Ayo kita cek apa ada orang yang melihatmu.” Kata So
Bong. Shin menganguk mengerti.
“Rasanya
tidak enak makan sendirian, Nafsu makanku hilang.” Keluh So Bong. Shin pikir So
Bong sudah menghabiskan semua makannya.
“Kau sudah
mengkonsumsi 1.537 kalori...” kata Shin. So Bong beralasan kalau hanya
memakannya karena mubazir kalau tak dimakan.
“Tunggu
apa lagi kau? Aku harus mencerna makanan.” Ucap So Bong.
Shin
mendorong kursi roda ditaman, So Bong terlihat bahagia lalu tiba-tiba Shin
sudah ada di depannya dan berpikir kalau itu seru. So Bong menatap Shin seperti
mengingat saat menyelamatkanya lalu memeluknya.
“Aku
sudah datang... Maaf karena datang terlambat.” Kata Shin saat itu
“Kau
bilang Seru? Memangnya aku temanmu?” kata So Bong sinis. Shin binggung dianggap
Teman.
“Aku
tidak pernah punya teman... Aku memang punya Ibu dan David tapi aku tidak
pernah punya teman sungguhan.” Ucap Shin
“Apa kau
ingin berteman denganku?” tanya So Bong, Shin hanya terdiam. So Bong pikir tak
mau berteman denganya.
“Baiklah,
mari kita berteman, Kang So Bong.” Ucap Shin. So Bong tak percaya Shin yang
bicara banmal padanya.
“Bukannya
teman itu seharusnya saling merasa nyaman? Haruskah aku tidak bicara santai?”
kata Shin
“Aku akan
berlaku baik karena kita berteman. Jadi Bicara santailah.” Ucap So Bong. Shin
pun mulai bicara banmal.
“Kita
manusia dan robot pertama yang menjadi teman. Bagaimana? Sangat keren, 'kan?”kata
So Bong, Shin mengaku sangat keren menjadikan So Bong sebagai Teman
pertamaknya.
“Terimakasih
sudah menjadi temanku. Beritahulah temanmu. Apa rencanamu sekarang? Apa kau
akan terus berpura-pura menjadi Nam Shin atau tidak?” kata So Bong
“Menurutmu
aku harus bagaimana?” ucap Shin. So Bong heran Shin yang menanyakan hal itu.
“Aku
tidak akan menyuruhmu kau harus bagaimana lagi. Karena apapun keputusanmu, aku
akan mendukungmu. Jadi Teman, ayo balik ke kamar.” Kata So Bong. Shin langsung mendorong
kursi roda.
So Bong
terbangun dari tidurnya lalu membaca pesan yang dituliskan Shin “Aku akan
menjawab pertanyaanmu. Aku akan segera kembali.”
Pagi
hari, Tuan Seo masuk ke dalam kamar anaknya. Pelayan sedang membereskan tempat
tidur. Tuan Seo bertanya kemana Ye Na.
Pelayan memberitahu kalau Ye Na mengaku sedang berlibur.
Ye Na
datang ke rumah persembunyian, Nyonya Oh heran melihat Ye Na yang datang
pagi-pagi sekali bahkan membawa koper.
Ye Na megaku ingin bersama Shin Oppa jadi pura-pura sedang berlibur.
Nyonya Oh ingin tahu apakah Ye Na masih mengira sudah mengenal ayahnya. Ye Na
hanya terdiam.
“Kau
sebelumnya yakin sekali.. Kau bilang ayahmu bukan orang seperti itu. Ketika aku
memikirkan perbuatan bajingan itu...” ucap Nyonya Oh marah. David meminta
Nyonya Oh agar tetap tenang.
“Kenapa
kau menyalahkan Direktur Eksekutif Seo atas kecelakaan Shin?” kata David lalu
menyuruh Ye Na masuk karena Nyonya Oh yang sensitif. Ye Na akhirnya berjalan
masuk ruangan.
“Aku
tidak ingin dia melihat Shin dan sangat Muak aku melihatnya.” Kata Nyonya Oh
sinis.
“Memusuhi
dia tidak akan ada gunanya. Kita masih perlu merahasiakan keadaan Shin.” Kata
David.
“Jangan
katakan padanya kita menghentikan pengobatan ultrasound. Karena tanpa
ultrasound pun, Shin pasti akan bangun.” Kata Nyonya Oh.
Ye Na
menangis menatap Shin bertanya apa yang harus dilakukan, karena Tak menyangka
ayahnya berbuat begitu. Ia tak habis pikir kala ayahnya bisa sejahat itu berniat
membunuh seseorang.
“Akulah
anak dari orang seperti itu. Aku memang tidak berhak minta maaf tapi aku
sungguh minta maaf... Maafkan aku... Sungguh maafkan aku, Oppa.” Kata Ye Na
terus menangis.
Tuan Seo
baru saja masuk ruangan melihat Nyonya Oh sudah ada diruangan. Ia langsung
duduk dan menanyakan alasan Nyonya Oh datang ke kantornya menurutnya Nyonya Oh
pasti merasa tak enak soal pernikahan. Nyonya Oh pikir tak ada gunanya.
“Karena
itu pasti takkan terlaksana dan Karena hanya satu orang yang menginginkan pernikahannya.
Aku pikir Malah lebih baik seperti ini.”Ucap Nyonya Oh sinis
“Aku
sudah bertemu dengan Manajer Tim Seo dan matanya bengkak. Sebagai ayahnya, kau pasti
sedih.” Komentar Nyonya Oh
“Putramulah
yang melakukan itu pada putriku. Jadi Sudah sepantasnya aku mendengar
permintaan maaf.” Balas Tuan Shin
“Maaf...,
tapi aku tidak punya niat minta maaf. Jadi Dengar baik-baik, Jong Gil... Jika
kau membuat anakku menangis maka aku akan membuat anakmu menangis darah. Jika
kau menyentuh putraku lagi, maka aku akan melakukan hal serupa pada putrimu.”
Tegas Nyonya Oh lalu keluar dari ruangan.
Tuan Seo
terlihat tegang merasa kalau Nyonya Oh
pasti tahu tentang kecelakaan di Ceko.
Di
ruangan
Shin
sibuk melihat semua berkas, Tuan Ji pikir Shin yang masuk kantor jadi seharusnya
ganti baju. Shin menceritkan kalau Kang So Bong terluka parah, jadi harus
menjaganya jadi berpikir lebih baik ganti bajunya nanti saja. Saat itu Nyonya
Oh masuk ruangan.
“Kenapa
kau datang? Kau harusnya di rumah sakit saja.” Sindir Nyonya Oh.
“Kang So
Bong itu temanku. Aku harus memastikan dia tidak terluka lagi karena aku.” Kata
Shin
“Kau
bilang "Teman"?” ucap Nyonya Oh kaget, Shin membenarkan kalau So Bong
temanya.
“Tapi Ibu
juga penting bagiku. Karena aku sudah janji pada Ibu jadi aku akan melindungi
posisi ini.” Kata Shin. Nyonya Oh mempersilahkan
“Namun,
aku akan menentukan keputusanku sendiri dan melakukannya dengan caraku. Aku
pasti bisa, jadi tolong bimbing aku Karena Ibu-lah yang membuatku. Dan jika aku
berhasil, maka itu juga bisa membantu manusia Nam Shin.” Kata Shin yakin
“Ibu
tidak membutuhkan Shin yang selalu berhasil tapi Ibu membutuhkan Shin yang
sesungguhnya.Jadi Terserah kau. Terserah kau mau bagaimana.” Kata Nyonya Oh
seperti sudah sangat marah lalu keluar dari ruangan.
Bersambung ke episode 20
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar