PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 18 Juli 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Daging sapi dipanggang di atas pengorengan, seorang tangan terampil mulai memasak spaghetti dengan kerang. Terlihat seorang wanita memeluk suaminya bertanya, sedang membuat apa. Ternyata iklan sebuah artis di televisi, Koo Dae Young berbaring dengan wajah tanpa gairah lalu terdengar suara mengetuk pintu.
“Siapa?”teriak Dae Young, Suara wanita memberitahu kalau Pemilik kontrakan. Akhirnya Dae Young membuka pintu.
“Ada apa kemari?”tanya Dae Young.  Si bibi mengaku penasaran kapan Dae Young akan pindah.
“Kemarin ada orang yang datang melihat-lihat rumah.Apa Kau sudah mencari rumah baru?” tanya Bibi
“Aku akan mencarinya dan menelepon Anda.”kata Dae Young dengan wajah lesu.
“Kenapa kau masih menyeret kakimu saat kau harus pindah akhir bulan ini Asal tahu saja aku akan membiarkan penyewa baru pindah saat keputusan sepakat.” Jelas Si bibi. Dae Young menganguk mengerti. 
Dae Young seperti sedang kehilangan gairah lalu membaringkan tubuhnya kembali di sofa. 


Dae Young menopang dagunya, dan tanganya sibuk mencari situs “Real Estate di Sinsa-dong”.  Seniornya datang menyindir Dae Young seharusnya melakukan penandatanganan klien baru daripada harus melakukan urusan pribadi. Dae Young langsung menutup layar dan meminta maaf.
“Goo Dae Young.. kenapa denganmu akhir-akhir ini? Kau menghabiskan sebagian hari-harimu di dalam rumah dan tidak menemui klien. Aku berpegang teguh padamu setelah mendengar kau konsultan asuransi utama, tapi tahun ini malah jadi yang terburuk. Jadi Bekerjalah lebih baik.” Ucap seniornya.
Dae Young pun hanya bisa terdiam, Saat itu Chan Soo mantan tetangganya di tempat yang dulu datang menyapa Dae Young. Keduanya pun akhirnya bertemu di lorong gedung. 

Dae Young bertanya tujuan Chan Soo datang ke tempatnya  Chan Soo mengaku kalau datang ke tempat itu dan ingat Dae Young akan mentraktirnya. Dae Young tersenyum bahagia karena Chan Soo datang tepat waktu.
“Coba Lihatlah kau. Kehidupan kampusmu pasti menyenangkan. Mungkin karena kau tidak perlu khawatir.” Komentar Dae Young
“Tentu. Anak sekolahan juga punya banyak urusan. Ngomong-ngomong, aku lapar. Apa ada restoran bagus di sekitar sini?” ucap Chan Soo
“Ada, tentu ada.” Kata Dae Young dengan wajah bersemangat. 

Chan Soo sudah duduk di restoran mengeluh Dae Young yang mengajaknya pergi ke restoran itu padahal hanya makan ikan saja. Dae Young kembali gayaynya sebagai yang ahli makananan, tak setuju kalau makan ikan sama saja.
“Lalu kau kenapa repot-repot keramas ketika tidak berbuat apa pun untuk membuatmu tampan? Croaker bukanlah ikan yang bisa dibuang begitu saja. Menurut "The Sejong Chronicles", makanan itu dimasak untuk meredakan musim panas bagi raja dan rakyat jelata.” Jelas Dae Young dengan chef memotong ikan
“Croacker bertelur mulai bulan Juli, jadi di sinilah mereka merasakan yang terbaik dan bergizi. Dan Juga, tidak ada yang perlu dibuang. Isi perutnya acar, telurnya disisihkan untuk membuatnya atau direbus, lalu Untuk tulang sama saja.” Jelas Dae Young
“Tulang ikan lainnya cuma menambahkan sentuhan rasa lebih baik untuk kaldunya, tapi tulang-tulang croaker membuat kaldu yang kaya akan zat gizi seperti kaldu daging sapi.” Kata Dae Young dengan memperlihatkan chef yang memasukan daging ikan ke lemari es.
“Kenapa harus didinginkan? Bukankah seharusnya ikan mentah disajikan tepat setelah diolah?” kata Chan Soo
“Kau tak paham, ya? Itu harus didiamkan dulu. Proses itu akan menyebarkan asam amino dalam ikan fillet. Dengan begitu, rasanya akan tambah enak.” Jelas Dae Young
Sepiring sashimi pun ditaruh diatas meja, Dae Young menyuruh Chan Soo agar mencoba dagingnya lebih dulu, karena Lemak dan lembut dalam daging akan mencairkan semua kekhawatirannya. Chan Soo mulai mencoba wajahnya terlihat bahagia karena langsung Meleleh di mulutnya.
“Cobalah makan sashimi dan kimchi. Pasti rasanya enak... Kau akan terkejut.” Kata Dae Young mulai memakan bersamaan dengan kimchi. Chan Soo pun mulai merasakan nikmatnya potongan ikan dan kimchi.
“Ini Sangat  Enak parah... Apa Kau sering memakan ini?” ucap Chan Soo sangat terlena dengan makanan sashimi.

“Dimakan dengan chojang... Kau bisa Coba makan bersama kulit croaker.” Kata Dae Young. Keduanya merasakan makanan yang sangat enak.
“Kenapa tak makan bola-bola ini? Orang bilang harga croaker ini berasal dari bola-bola mereka. Jadi maksudnya kau bisa makan croaker hanya setelah makan bola-bola ini.” Kata Dae Young
“Tapi bentuknya terlihat aneh.” Ucap Chan Soo melihat bentuk isi ikan.
“Apa? Kau bilang Bentuknya terlihat aneh? Bola-bola ini...” kata Dae Young ingin mulai menganalisi. Chan Soo mengeluh kalau mulai lagi.

“Satu kalimat sudah cukup, Pokoknya itu baik untuk pria.” Jelas Dae Young. Chan Soo langsung memakannya.
“Ngomong-ngomong, aku penasaran dengan ini. Sejak kapan kau mulai  bercerita selama waktu makan? Kau bilang, "Apa, kau mau aku makan makanan apa yang kau traktirkan padaku,” sejak kau belajar bicara banyak begini?” tanya Chan Soo bisa mengikuti cara bicara Dae Young.
“Tidak mungkin... Aku mulai melakukan ini...” kata Dae Young lalu terdengar suara benturan dan rem mobil di luar restoran.
Semua bertanya apa yang terjadi diluar, semua berpikir terjadi kecelakaan hebat. Chan Soo melihat ke arah luar, sementara Dae Young hanya bisa terdiam mengingat kejadian yang lalu.

Flash Back
Dae Young mengemudikan mobilnya, sambil menelp kalau hampir sampai, lalu tiba-tiba lampu mobil menyilaukan wajahnya yang membuatnya terkejut.
Semua orang yang melihat kecelakan di luar kalau keadaanya cukup serius. Chan Soo mengajak Dae Young agar keluar dan melihatnya. Dae Young sempat terdiam  tapi akhirnya mengikuti Chan Soo. 

Tabrakan beruntun terjadi di jalan raya, Semua orang hanya melihat kala ada beberapa yang terluka parah dan mereka berpikir kalau harus memanggil ambulans. Chan Soo tak percaya melihat kecelakaan didepanya,
Lee Ji Woo baru mengajak jalan-jalan anjingnya, lalu melihat kecelakan langsung mengikat anjingnya dan berlari membantu pria dengan luka di tanganya dan langsung menghentikan darah lebih dulu dan tak bergerak sampai ambulance datang.
Terdengar suara jeritan anak perempuan, memanggil ayahnya.  Ji Woo melihat pengemudi yang belum juga sadar dan meminta agar segera mengeluarkan dari mobil. Ia langsung membuka baju pria dan terlihat alat pacu jantung.
“Apa dia mendapat operasi aritmia?” tanya Ji Woo, si anak membenarkan. Akhirnya Ji Woo memberikan CPR dengan menekan bagian dada, saat itu ambulance datang.
“Pasien ini menderita aritmia dan Alat pacu jantungnya rusak. Jantungnya berhenti selama sekitar tiga menit. Anda harus cepat membawa pasien ini ke rumah sakit terlebih dahulu.” Jelas Ji Woo
“Apa Anda dokter?” tanya petugas, Ji Woo mengatakan kalau ia perawat lalu ikut ke dalam ambulance. 


Dae Young hanya terdiam, sampai akhirnya disadarkan oleh Chan Soo yang terus memanggilnya.  Chan Soo bertanya apakah Dae Young masih belum selesai dengan kecelakaan itu. Dae Young hanya diam, Chan Soo mengaku kalau tadi melihat Dae Young yang tampaknya bertingkah aneh di kantor.
Tiba-tiba Chan Soo melihat anjing yang menyebrang jalan,lalu berlari ke arah Dae Young. Dae Young pun tak bisa kabur saat anjing datang menyerangnya. Chan Soo langsung berteriak panik meminta pertolongan.
“Tolong kami. Anjing ini menyerang temanku. Polisi!” teriak Chan Soo.
“Hei... Aku tidak apa-apa... Kenapa dengan anjing ini?”kata Dae Young melihat anjing yang terus menjilat wajahnya.
“Siapa orang bodoh yang membiarkan anjingnya lepas?” keluh Chan Soo
“Pemilik anjing masuk ambulans dan menuju ke rumah sakit.” Kata Seorang wanita yang baru menyeberang jalan

Di rumah sakit
Dokter memberitahu Berkat pertolongan pertama Ji Woo maka ayahnya itu bisa selamat. Si anak mengucapkan Terima kasih. Ji Woo pikir tak masalah karena memang sedang jalan-jalan saat itu lalu teringat dengan anjingnya yang di tinggal dipinggir jalan.
“Pemiliknya belum datang. Aku tak bisa minggat begitu saja.” Kata Dae Young menelp Chan Soo dengan tangan yang masih memegang tali anjing.
“Hei.. Di mana rumahmu? Apa Dekat dari sini?” tanya Dae Young, Anjingnya seperti mengerti dan langsung berlari, menarik Dae Young. 

Saat itu Ji Woo berlari melihat anjingnya dan langsung memeluk lalu meminta maaf karena pasti terkejut. Ia melihat Dae Young langsung mengucapkan Terima kasih. Dae Young melihat wajah si wanita, menyebut nama Lee Ji Woo, begitupun juga sebaliknya.
“Woah, sudah lama sekali. Bukankah ini pertama kalinya sejak masih kuliah?” kata Dae Young. Ji Woo berpikir seperti itu.
“Aku tak tahu kita akan saling bertemu begini... Senang sekali melihatmu.” Kata Dae Young mengulurkan tanganya.
“Apa Itu anjingmu?” tanya Dae Young,Ji Woo menganguk lalu bertanya apakah Dae Young yang menjaga anjingnya. Dae Young membenarkan, lalu Ji Wo meminta agar memegang tali anjingnya.
“Ini Kebetulan sekali.” Komentar Ji Woo seperti senang melihat Dae Young
“Kau sudah banyak berubah dan tak bicara pakai logat lagi.  Kau sekarang jadi orang Seoul. “ komentar Dae Young melihat Ji Woo
“Kau memang banyak berubah. Kau selalu mengenakan pakaian berkeringat, jadi aku tak membayangkan kau akan memakai jas semacam ini. Apa itu nyata?” kata Ji Woo
“Aku tak pernah memakai pakaian itu.” Kata Dae Young mengelak.
“Pernah,  Bahkan saat kita pertama kali bertemu, kau malah memakai baju olahraga biru itu. Baju di bahumu kusut dan ada noda kimchi juga. Bahkan Kau setiap hari memakainya.” Kata Ji Woo masih mengingatnya.
“Ini sudah 14 tahun, tapi jangan mengada-ada. Ayo kita minum teh. Tapi, apa ada kafe yang bisa membawa anjing?” ucap Dae Young. Ji Woo memikirkanya. 


Anjing Ji Woo sudah duduk diam dalam sebuah restoran, Ji Woo duduk dimeja cafe dan menatap Dae Young sedang mesan kopi, seperti senyumanya tak bisa menahanya. Ia menatap ke arah cermin dan panik karena tidak make-up hari ini lalu ingin mengikat rambutnya, Dae Young melihat Ji Woo sedang merapihkan rambut. Ji Woo dengan malu-malu langsung menurutkan tanganya.
“Jadi kau tinggal di lantai atas?” tanya Dae Young, Ji Woo membenarkan.
“Dia anjing besar.Aku tak bisa menjaganya di apartemen.” Jelas Ji Woo
“Berkat dia, kau bisa tinggal di rumah yang bagus. Ada halaman dan kafe yang manis di bawah sini. Jadi kau mengerjakan apa belakangan ini?” tanya Dae Young
“Aku bekerja di divisi pulmonologi.” Ucap Ji Woo. Dae Young mengingat kalau Ji Woo belajar keperawatan.
“Aku tak kepikiran bahwa itu bisa mempertimbangkan kesabaranmu.” Komentar Dae Young
“Memang Kesabaranku kenapa? Aku ini perawat yang baik. Lalu, kau mengerjakan apa selama ini?” tanya Ji Woo
Dae Young memberikan kartu namanya, Ji Woo membacanya “Koo Dae Young, Konsultan Asuransi Keuangan” lalu menatap heran karena Dae Young belajar teknik mesin, tapi pekerjaannya adalah konsultan asuransi. Dae Young juga masih tak yakin.
“Apa Kau sudah menikah?” tanya Dae Young, Ji Woo mengelengkan kepal dan bertanya balik.
“Ahh... Ternyata sudah.” Komentar Ji Woo melihat cincin yang dipakai Dae Young
“Sebenarnya belum.” Akui Dae Young, Ji Woo seperti senang mengetahui Dae Young yang masih sendiri. Dae Young pikir seperti itu.
“Aku bekerja malam, jadi harus pergi. Kita kapan-kapan makan bersama.” Kata Ji Woo.
Dae Young naik mobil meminta agar Ji Woo menelpnya, anjingnya terus mengonggong melihat Dae Young pergi. Ji Woo meminta berhenti karena Dae Young yang tidak mengenali anjingnya dan membuat malu. 
Dae Young mengemudikan mobil melihat iklan dalam sebuah bus,  ("Untuk Pria Tua" - Pembawa Acara oleh Ahn Jung Hwan dengan wajah tambunnya) Pikiran melayang mengingat sesuatu.

Flash Back
Pertandingan sepak bola di TV, Ahn Jung Hwan. bermain baik dengan timnya di liga Jepang. Dae Young dengan kamarnya yang sempit sedang asik menonton TV,   memberitahu kalau Ahn Jung Hwan Mencetak Skor pada Pertandingan Pembukaan Musiman.
Dae Young lalu melihat jam di kamarnya, panik karena akan terlambar dan langsung mengambil jaketnya lalu keluar dari rumah. Terlihat kalender di kamarnya, bulan Maret 2004. 

Suasana kampus terlihat sangat bahagia, banyak yang menari ditaman dan bermain gitar. Dae Young berjalan melewati banyak stand club, wajahnya tersenyum bahagia suasana kampus, lalu pesan masuk ke dalam ponselnya.
 “Jurusan Teknik Mesin, Pesta Penyambutan Mahasiswa Baru, Bertempat: Drunk or Die Pub” 

Semua anak berkumpul dalam restoran yang menyediakan pancake gurih, sup kue ikan, Soju. Ketua Jurusan Teknik mesin mengajak semua angota untuk mengangkat gelas mereka, semnya mengikuti dan mengajak untuk bersulang Jurusan Teknik Mesin!
“Perhatian, semuanya. Mahasiswa baru akan bergantian memperkenalkan diri dan kosongkan gelas setelah itu, oke?” ucap Ketua Jurusan dan menyuruh Dae Young memulainya.
“Halo semua, aku mahasiswa baru Goo Dae Young. Senang bertemu kalian!” ucap Dae Young
“Apa Kau ada saudara perempuan?” tanya seniornya. Dae Young menjawab tidak ada. Semua langsung mengeluh dan Dae Young pun meminum bir dan kembali duduk.
“Halo semuanya. Aku mahasiswa baru Bae Byeong Sam... Untuk negara kita... Kemajuan teknologi...” ucap Byung Sam, seniornya seperti tak peduli hanya ingin tahu apakah mereka punya adik atau kakak perempuan.
Byung Sam mengelengkan kepala, Semua seniornya hanya bisa mengeluh dan menyuruh duduk saja. Kim Jin Seok berdiri dan memperkenalkan namanya, seniornya menanyakan hal yang sama, apakah memiliki  saudara perempuan.
“Aku punya tiga saudara laki-laki. Aku lahir di antara para lelaki, menghadiri sekolah hanya untuk anak laki-laki. Di kampus juga sama, jadi jika kalian kasihan padaku...” ucap Jin Seok, semua seperti tak peduli mengajak mereka minum saja. Jin Seok akhirnya kembali duduk.
“Halo, namaku Lee Sung Joo. Aku tidak punya saudara perempuan, tapi aku kenal banyak perempuan.” Ucap Sung Joo memperlihatkan ponselnya dan semua pria langsung mengerbungi Sung Joo.
“Lee Sung Joo.. Kau sekarang adikku.” Teriak para senior ingin dekat juniornya agar bisa mendapatkan seorang wanita. 


Akhirnya 3 pria lainya memilih untuk minum, Jin Seok bertanya pada Dae Young,lulusan SMA mana. Dae Young menjawab dari SMA Namyangju. Byung Sam tak percaya karena jaraknya jauh dan terasa lelah sampai di kampus. Dae Young mengaku kalau sengaja menyewa rumah didekat kampus.
“Apa Kami boleh datang ke rumahmu?” tanya Jin Seok
“Tentu saja. Aku secara resmi mengundang kalian.” Kata Dae Young penuh semangat. Mereka pun mulai bersulang. 

Dae Young tertidur dan terbangun dengan tendangan diwajahnya, lalu tersadar kalau semua temanya sudah tertidur karena mabuk. Lalu saat turun dari tempat tidur, Dae Young dikagetkan dengan Ji Seok yang berbaring hanya mengunakan boxer. Byung Man pun terbangun bertanya ada apa.
“Aku bertanya. Kalian sedang apa di sini?” tanya Dae Young heran.
“Sekarang aku terbangun dan Aku akan menemuimu di kampus nanti. Terima kasih sudah mengizinkanku menginap.” Ucap teman Dae Young lalu keluar dari kamar.
“Hei... Kenapa kau telanjang dada?” keluh Dae Young, Ji Seok mengatakan merasakan panas.
“Aku mau muntah. Apa Kau punya sup pereda mabuk?” ucap Ji Seok, Byung Man pun bertanya apakah punya ramyeon
“Ya, tapi...bukankah seharusnya kau masuk kelas fisika?” ucap Dae Young, Ji Seok meminta agar titip absen begitu juga Byung Man, Akhirnya Dae Young berangkat ke kampus sendiri. 

Dae Young pulang kerumah melihat kalau semua temanya sudah pulang. Ji Seok keluar dari kamar mandi menyapa Dae Young yang baru pulang, Byung Man pun terbangun setelah menutupi wajahnya dengan selimut, menyapa Dae Young yang cepat pulangnya.
“Kenapa kalian masih di sini?” keluh Dae Young, Ji Seok mengatakan mereka harus habiskan soju yang dibeli kemarin.
“Tapi tidak ada camilan. Apa Kau membelinya?” ucap Byung Man, Sung Joo datang dengan memberikan cemilan. Dae Young mengeluh teman lainya yang datang lagi. Semua bersemangat untuk kembali minum.

Saat itu terdengar suara dari luar jendela, Dae Young mengeluh pada paman yang mabuk dan buang air kecil di dinding. Tapi Ji Seok melihat milik paman itu besar sekali. Byung Man mengeluh kalau dianggap milik paman itu besar.
“Apakah milikmu juga besar?” kata Sung Joo ingin melihat, tiba-tiba si paman yang mabuk mulai muntah.
Dae Young tak bisa menahan rasa mualnya langsung bergegas masuk ke dalam toilet. Semua berteriak agar menyuruh untuk menutup jendelanya.

[Bulan Juli, 2004]
Semua akhirnya menonton TV, memberitahu Peringkat pertama pada pekan pertama bulan Juli yaitu "Passion" oleh SE7EN. Semua langsung siap menyanyinkan lagu yang familiar, dan suara lantang penuh semangat.
“Kenapa tidak ada grup wanita belakangan ini?” ucap Dae Young
“Benar. Aku suka grup wanita seperti Sugar.” Kata Ji Seok, Byung Man mengaku suka BoA.
“Kenapa kau suka wanita muda itu?” ejek Sung Joo, lalu Byung Man meminta agar melihat BoA di saluran mana pun.
Semua langsung terkesima melihat wajah “Kim Tae Hee.” Seperti pria yang melihat Kim Tae Hee layaknya bidadari sambil melonggo. Dae Young mengeluh kalau paman karena buang air kecil banyak sekali, tapi ternyata diluar sedang hujan deras.
“Sekarang, aku tahu kenapa aku ingin soju.” Ucap Byung Man, semua pun setuju mereka minum soju bersama. 

Pagi hari
Dae Young terbangun dengan seluruh kamarnya yang terendam air, Semua langsung naik ke atas tempat tidur karena ternyata Banjir. Ji Woo berteriak kalau Dae Young harus selamatkan mereka sebelum bola yang ada ditanganya.
“Hei, ini bukan bola biasa... Ini ada tanda tangan Park Ji Sung.” Ucap dae Young
“Itu tak penting lagi... Rumah banjir.. Bukankah kita harus pindah ke rumah lain?” kata Sung Joo. 

Akhirnya mereka berempat pindah ke lantai atap, Ji Seok merasa Beruntung mereka tidak punya banyak barang untuk naik ke atap karena Kalau banyak, maka bisa mati. Sung Joo merasa paham alasan  rumah atap adalah romansa anak muda.
“Ini sebagus rumah pedesaan mewah.” Kata Sung Joo
“Benar. Kita hanya perlu membuat pesta makan perut babi di sini. “ ucap Byung Man
“Haruskah kita menanam selada di sini?” saran Ji Seok, Sung Joo menyetujuinya.
“Kenapa tidak memelihara babi di sini saja? Hei.. Ini bukan rumah kalian. Tapi rumahku dan kalian Makan ini.” Ucap Dae Young, mereka pikir kalau Dae Young membawa Telur rebus.
“Aku pergi untuk memberikan uang sewa pada pemilik, dan dia memberikannya padaku. Telur-telur ini berasal dari pedesaan peternak ayam-ayamnya sendiri.” Kata Dae Young lalu mengajak mereka mask karena sangat panas. 


Dalam rumah, semua berbaring kepanasan. Ji Soo sudah membuka bajunya bertanya-tanya apa perut babi ini terasa terbakar. Byung Man mengeluh karena berbicara tentang pesta makan perut babi, tapi malah dipanggang.  Sung Joo merasa kalau Rumah mereka sebelumnya lebih baik dan seperti lubang api didalam rumah. Byung Man memeluk Sung Joo.
“Hei, minggir. Kau bau karena cuaca panas.... Mandi sana.” Keluh Sung Joo.
“Seperti kau tidak berkeringat saja... Kau lebih lengket.” Ejek Byung Man, Sung Joo menyuruh Byung Man menjauh darinya.
“Ahh... Itu tidak akan berhasil.” Kata Ji Seok sudah tak kuat akhirnya duduk didepan kipas.
“Hei.. Sedang apa? Biarkan kipasnya berputar.” Teriak Dae Young
“Kita main batu gunting kertas dan yang menang dapat kipas angin. Jangan lupa, pria harus mengeluarkan batu.” Kata Ji Seok
“Apa Kau mau dipukuli pakai batu?” ucap Dae Young akhirnya menendang Ji Seok agar menjauh.
“Apa Kau barusan menendangku?” kata Ji Seok akhirnya mereka saling tarik-tarikan kipas angin.
Sampai akhirnya kipas anginya lepas dari gagangnya, semua saling mengomel dan merasakan ada suara anak ayam itu. Ji Seok mengeluh dengan pendengaran teman-temanya, sampai akhirnya tersadar kalau telur yang diberikan pemilik kost sudah berubah jadi anak ayam.
“Hei, bola itu mengembang karena panas.. Itu akan meledak.” Teriak  Byung Man, Dae Young langsung berlari membawa bola kesayanganya. 


Semua minum kopi di depan mesin minuman, Ji Seok heran karena di gedung jurusan ada juga mesin minuman tapi mereka malah minum kopi. Dae Young mengatakan kalau Kopi ditempat paling enak dari yang lain. Sung Joo mengaku kalau mesin kopi sama saja.
“Apa? Kau bilang sama saja? Mesin kopi yang ada di kampus ini... Ah... Pokoknya, rasanya enak dan Juga, ada banyak cewek-cewek yang melintas.” Kata Dae Young yang belum ahli bicara tentang makanan.
“Di sini tak ada yang cantik-cantik. Bagaimana aku mengatakannya? Ini agak mengintimidasi.” Komentar Ji Seok
“Ini mengintimidasi kita, jadi pikirkan bagaimana perasaan Byeong Sam” kata Sung Joo
“Kenapa dia jadi bodoh setiap kali berada di sekitar cewek?” keluh Ji Seok
“Bukan yang dia inginkan...Hei... Tidak apa....Coba Lihatlah ke sana.” Kata Dae Young melihat Byung Sam yang terus gemetar dan menyuruh menatap papan. 


“Oh, ya. Kudengar kau pindah lagi.” Kata Sung Joo, Dae Young tak percaya kalau Rumor menyebar cepat.
“Ada di lantai dua. Jadi Aku tidak perlu khawatir tentang banjir atau mati karena kepanasan. Tapi sewanya sama saja.” Ucap Dae Young bangga, semua tak percaya dan bertanya dimana itu.
“Persimpangan setelah turunan di sana,kau akan melihat rumah berbentuk kayu.” Kata Dae Young, mereka menebak kalau namanya Villa Myungsin
“Apa Kau tahu tempat itu?” tanya Dae Young, Ji Seok mengetahui tempat itu ada hantu.
“Aku mendengar ini dari salah satu seniorku. Wakil Jurusan pernah ke sana dan melihat hantu tahun lalu. Itu sebabnya harganya sangat murah.” Jelas Ji Seok
“Jangan konyol, Tidak ada hantu di sana.” Kata Dae Young mengeluh Ji Seok itu aneh. 
Sepasang kakek dan nenek mengantar Dae Young ke rumah yang ingin disewa. Nenek memberitahu rumahnya itu sanga lapang dan bagus. Dae Young bertanya apakah mereka akan menempel wallpaper di dinding.  Dae Si nenek menyakinkan kalau mereka akan menyelesaikannya pada hari Sabtu sebelum Dae Young pindah.
“Apa kau dengar?” teriak Si nenek, Kakek yang tak mendengar ingin istrinya mengulang. Si nenek meminta agar suaminya menempel dinding.
“Suamiku sudah tua dan memiliki masalah pendengaran.” Jelas Nenek pada Dae Young.
“Ngomong-ngomong, Apa Anda juga punya usaha sauna?” tanya Dae Young
“Tidak.Memangnya Kenapa?” tanya Nenek, Dae Young mengaku tak ada tapi heran karena keduanya mengunakan baju untuk sauna. 


Saat keluar dari rumah, nenek memperkenalkan seorang wanita yaitu Ji Woo kalau Dae Young penyewa baru yang akan pindah ke unit 202. Dan memperkenalkan pada Dae Young kalau Ji Woo tinggal di unit 201 dan hanya tinggal sendiri.
“Kau bilang kau mahasiswa baru di dekat sini, kan? Itu artinya kalian berdua seumuran.” Kata Nenek.
“Benarkah? Senang bertemu.” Kata Dae Young, Ji Woo sedikit tersenyum menayapnya.
“Perkenalkan dirimu dan masuklah.” Kata Nenek membiarkan keduanya bicara.
 “Aku harap kita bisa saling akrab satu sama lain sebagai tetangga.” Kata Dae Young mengulurkan tanganya. Ji Woo seperti senang bertemu dengan tetangga baru. 

Dae Young pindah dengan dibantu temanya dengan mobil. Si nenek melihat apakah Semua itu barang milik Dae Young. Dae Young mengaku tidak punya banyak barang karena tinggal sendiri. Si nenek pikir kalau Dae Young harus mendapatkan apa yang seharusnya.
“Dengan begitu, aku mendapatkan kotak-kotak kosong ketika kau pindah.” Ucap si nenek, Semua terlihat binggung
“Kotak itu. jangan dibuang di tempat lain,  dan bawa saja padaku, mengerti?” ucap si nenek
“Lalu Untuk apa?” tanya Dae Young, Si nenek meminta agar melakukan saja. Mereka pun menganguk mengerti lau pamit pergi. 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar