PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Sung Yeon
berjalan sendirian dengan tatapan kosong seperti merasa hampa dalam keramaian,
pikiran melayang dengan kenangan masa lalunya.
Flash Back
Sung Yeon
datang dengan sopirnya ke rumah yang sudah diberi label “Bahaya” lalu masuk ke
dalam rumah seperti tak percaya kalau
Sung Hyu n memang disekap di rumah yang sangat menakutkan. Ia merasa
bersalah karena dirinya, meninggalkan adiknya maka diculik ditempat itu.
“Apa
Karena aku? Tidak... Tidak, tidak mungkin.” Kata Sung Yeon tak percaya lalu
berlari dengan wajah ketakutan.
Sung Yeon
yang panik langsung menyeberang jalan tanpa melihat lampu hijau, pengemudi
langsung mengumpat karena berhenti supaya tak tertabrak.
Esok pagi
Pelayan
datang meminta agar Nyonya Lee untuk melihat putranya. Nyonya Lee terlihat
binggung apa yang terjadi pada anaknya. Di kamar Sung Yeon sudah berantakan,
dengan barang di sekeliling kamar. Sung Yeon sangat marah pada ibunya yang
memberitahu kebenarannya
“Kenapa
memberitahuku kebenarannya sekarang setelah bertahun-tahun?” kata Sung Yeon.
Ibunya terlihat kebingungan.
“Dulu
mungkin saja salahku, Tapi tak lagi sekarang... Kenapa... Kenapa kau tak memberitahuku
lebih awal bahwa ingatanku salah?” kata Sung Yeon marah
“Maafkan
aku... Aku sungguh minta maaf.” Kata Nyonya Lee merasa bersalah.
“Aku
pasti tampak seperti bahan candaan untuknya. Aku pasti tampak menyedihkan bagi
Young Joon.” kata Sung Yeon, Nyonya Lee yakin tak akan seperti itu.
“Dia
belum mengetahuinya karena dia kehilangan ingatannya waktu itu.” Ucap Nyonya
Lee
“Tidak,
dia tak kehilangan ingatannya... Dia mengingat semuanya.” Ucap Sung Yeon.
Nyonya Oh kaget mendengarnya.
Dokter
memberitahu Young Joon kalau Tekanan darah dan denyut nadi Mi So sudah normal hanya menderita anemia
sementara, jadi tak perlu banyak khawatir. Young Joon tersenyum mendengarnya
lalu mengucapkan terima kasih, lalu melihat seorang pasien anak memainkan
boneka.
“Bukankah
kau keluar untuk menemui dokter? Kenapa bisa lama sekali?” ucap Mi So saat
melihat Young Joon datang
“Seorang
tamu penting mampir, jadi aku membawanya kemari.” Kata Young Joon. Mi So
binggung siapa tamunya.
“Seorang
wanita yang melakukan perjalanan waktu kemasa kini, 2018 dari tahun 1994.” Ucap
Young Joon, Mi So binggung.
“Kau
mungkin akan segera mengenalinya. karena dia tidak berubah sama sekali.” Kata
Young Joon lalu memberikan tasnya.
Mi So
melihat mainan “Na Na Sweet Home” lalu melonggo tak percaya. Young Joon
menceritakan kalau Pabrik yang memproduksi boneka itu bangkrut jadi Cuma bisa
dapatkan satu dan menyimpannya sampai sekarang untuk berjaga-jaga. Mi So tak
bisa menutupi rasa senyumanya.
“Ini
membuatku pantas menjadi suamimu, kan?” kata Young Joon bangga dan Mi So
kembali dibuat melonggo.
“Apa Kau
tak ingat? Kau memintaku menikahimu kalau aku membelikanmu Na Na Sweet Home.
Kau bertanya apa aku kay dan meminta aku menikah denganmu, yang membuatku
kebingungan.” Ucap Young Joon.
Mi So seperti
tak percaya kalau ia yang melakukanya lalu mengaku tak ingat. Young Joon merasa
tak masalah dan bisa mengerti karena menurutnya orangnya juga panik saat berusia
9 tahun meminta mereka membelikan boneka Na Na Sweet Home.
“Mereka
berkata "Apa trauma membuatmu kembali menjadi anak bayi? Atau kau
mengalami sakit mental?" Aku begitu mengkhawatirkan pendapat orang tuaku hanya
karena ingin mendapatkan boneka itu. Tapi, tak apa-apa. Mau kau ingat atau
tidak, itu tetap hadiah untukmu.” Ucap Young Joo.
“Terima
kasih. Aku begitu menginginkan boneka ini sejak kecil. Dulu, aku mengira
wajahnya sangat cantik Dan pakaiannya dengan pita ini juga sangat bagus.” Ucap
Mi So bahagia.
“Bukankah
pakaian seperti itu sekarang tampak kuno?” ejek Young Joon. Mi So pikir memang
sedikit kuno.
“Apa Kau
tahu ini, Bos? Kebanyakan kunyahan anjing terbuat dari kulit sapi. Jika kau
mengubur kunyahan itu di halaman, mereka akan membusuk dan lenyap sepenuhnya.
Kurasa... Kunyahan Bigbang pasti sudah menghilang sekarang. Dan seperti kunyahan
Big Bang. Ingatan juga bisa lenyap.” Ucap Mi So menyakinkan Young Joon. Saat Mi
So membalikan badan, Young Joon langsung memeluknya.
“Apa kita
perlu mengubur semua kenangan pahit di halaman bersama-sama?” ucap Young Joon
“Aku
senang kalau kau bocah pria yang kucari.” Ungkap Mi So, Young Joon terus
mendekap Mi So mengaku juga sangat senang, karena bertemu lagi seperti ini dan
Sudah lama ingin mengatakannya.
Pagi hari
di Rumah sakit Yumyung
Mi So
mengaku kalau baik-baik saja dan sudah pulih total. Young Jooon tetap meminta
Mi So untuk dirumah sakit. Mi So mengeluh kalau tak ada pasien yang mendapatkan
perawatan seperti ini karena pingsan sebentar. Young Joon menegaskan kalau Mi
So untuk pingsan karena tak sehat dan meminta agar menuruti ucapanya.
“Aku tak
bisa melakukannya, aku harus bekerja.” Tegas Mi So
“Kau
Cukup libur sehari saja.” Balas Young Joon. Mi So menolak kaena hari ini banyak
pekerjaan.
“Tanggung
jawab dan semangatmu soal pekerjaan memang luar biasa Dan aku akui itu selama 9
tahun. Tapi, aku tak mengizinkamu melakukan itu lagi karena kau sekarang adalah
wanitaku.” Tegas Young Joon.
Mi So
terkesima mendengar Young Joon yang mengaku sebagai Wanitanya, Young Joon pun
memegang tangan Mi So.
“Apa kau
tak lihat jariku yang keriting? Apa yang akan kau lakukan?” keluh Mi So ingin
agar tetap berkerja.
“Itu bagus,
sudah dipastikan kau tak bisa bekerja dengan tangan seperti itu. Jadi kau harus
libur sehari. Aku akan kembali kemari setelah
rapat selesai dan Hubungi aku kapanpin kalau terjadi sesuatu.” Ucap Young Joon
lalu ralat ucapanya.
“Tidak...
Kau bisa menghubungiku meski tak terjadi apa-apa.” Kata Young Joon lalu keluar
dari ruangan.
Tuan Park
memimpin rapat memberitahu Pusat Perbelanjaan Yumyung. Dongseong-ro berlokasi
di Daegu, akan dibuka minggu depan. Young Joon langsung menyela kalau Rencana
acara pembukaannya tampak hebat dan mereka mengenalkan merk yang belum di
perkenalkan di Korea Jadi, itu akan menarik minat pelanggan.
“Kita
juga harus gunakan kafe anak-anak terbesar di Daegu untuk memasarkan Pusat
Perbelanjaan ini Kurasa pembukaan Pusat Perbelanjaan ini akan berjalan lancar.”
Kata Young Joon, Tuan Park membenarkan dan ingin memberikan pendapat tapi Young
Joon malah menyela.
“Kalau
begitu, sampai disini rapatnya.” Kata Young Joon lalu bergegas pergi.
Dua
petinggi heran karena Rapatnya sudah selesai begitu saja padahal menduga akan
memakan waktu lama karena Young Joon begitu terperinci dengan segala hal. Tuan
Park pun bergegas pergi mengikuti Young Joon yang keluar ruang rapat.
“Hei, apa
kau sedang punya keperluan mendesak atau apa?” tanya Tuan Park. Young Joon
mengaku tak ada.
“Kenapa
kau mengakhiri rapatnya dengan cepat? Kau melakukannya karena aku, kan? Karena
aku lagi bersedih. Aku bersikap seolah baik-baik saja, tapi sepertinya kau bisa
merasakannya.” Ucap Tuan Park. Young Joon hanya diam saja.
“Jujur
saja, aku sedang mengalami kesulitan. Pandangan akan mantan istriku berjalan dengan
kekasihnya selalu membuatku... Tapi aku akan melupakannya. Aku harus perbaiki perasaanku.
Young Joon, cuma kau yang peduli padaku...” kata Tuan Park menatap ke arah
dinding tersadar kalau Young Joon sudah pergi.
“Sejak
kapan dia sudah berjalan sejauh itu? Dia pembalap atau apa?” keluh Tuan park.
Young
Joon berjalan dengan cepat meminta Ji Ah agar membatalkan semuanya karena sudah
selesai bekerja, lalu dikagetkan dengan Mi So sudah ada didepanya, mengaku
kalau tak bisa memikirkan apapun selain merindukan Mi So, tapi ternyata kalau
itu memang nyata didpanya.
“Sudah
kubilang untuk libur.” Keluh Young Joon, Mi So mengaku kalau baik-baik saja.
“Mendapat
hari libur demi perawatan mendalam disaat aku baik-baik saja dianggap sebagai
perlakuan khusus.” Ucap Mi So
“Dan apa
salahnya dengan itu? Kenapa kau begitu tak menyukainya?Apa keluargamu bangkrut
karena perlakuan khusus ini atau apa?” keluh Young Joon kesal
“Keluargaku
tak pernah cukup kaya untuk mengalami bangkrut.” Kata Mi So dengan senyuman
bahagia.
“Jangan
tersenyum. Aku tak menyukainya, Sekretaris Kim.” Kata Young Joon cemberut lalu
masuk ruangan.
Ji Ah
baru datang melihat Young Joon cemberut bertanya apa yang dikeluhkan bos
mereka. Mi So pikir Ji Ah tak perlu menghiraukan. Ji Ah mengejek Mi So itu bahkan tak tahu apa yang dikeluhkan Young
Joon.
“Yah, bos
orangnya memang sensitif. Kita bisa katakan dia perfeksionis karena dia atasan
kita. Tapi aku tak suka kekasih sepertinya. Mungkin itu alasan dia masih
melajang?” ucap Ji Ah, Mi So menatap Ji Ah dengan sinis.
“Kudengar
dia tak pernah benar-benar menjalani hubungan. Itu Pantas saja, siapa yang akan
tahan dengan sikapnya? Dia sensitif dan begitu mengagumi diri sendiri. Aku tak
suka priayang suka pamer... “ kata Ji Ah lalu tersadar dengan tatapan sinis Mi
So sangat menakut. Mi So mencoba untuk tersenyum,
“Oh, apa
kau sudah selesaikan laporan mingguannya?” ucap Mi So, Ji Ah mengaku belum.
“Bagaimana
dengan jadwal dan rencana untuk paruh tahun?” tanya Mi So, Ji Ah mengatakan baru
akan mengerjakannya.
“Bagus,
cepat selesaikan.Aku juga tak suka pria yang suka pamertapi aku juga tak suka
wanita yang lamban.” Ucap Mi So menyindir, Ji Ah pun bergegas kembali berkerja.
Di ruangan
Young
Joon merasa hanya memikirkan Mi So pingsan lagi bisa-bisa membuatnya hampir
mati dan dengan gaya narsisnya merasa kalau mati maka akan jadi kerugian besar untuk Korea dan
dunia. Ia lalu melihat Mi So yang mengelengkan kepalanya merasa kalau sedang kelelahan.
“Apa ada
sesuatu yang bisa kulakukan agar dia bisa istirahat? Ayolah... Otakku, yang
mana se-seksi tubuhku, apa kau dengar?” ucap Young Joon dengan memegang
kepalanya
“Ternyata
dia mendengar Aku tahu kau sudah bekerja 3x lipat lebih keras dari otak
lainnya. Tapi bisakah kau buat permainan dan memberiku ide bagus?” kata Young
Joon.
Seol
sedang asik membaca komik sambil makan snack, terdengar suara Tuan Park
bertanya “Apa itu enak?” Seol langsung memasukan semuanya ke dalam laci, dan bertanya Apa rapat dengan dewan direksi
sudah selesai. Tuan Park pikir itu pasti selesai karena sudah kembali ke
ruanganya.
“Oh, bisa
tolong hangatkan obat herbal yang kubawa pagi ini?” pinta Tuan Park
“Baiklah,
aku akan panaskan tepat 2 menit 30 detik.” Kata Seol, Tuan Park pun mengucapkan
terimakasih.
“Oh, ya.
Itu sangat bagus untuk meningkatkan stamina dan... Maksudku, harganya mahal,
jadi pastikan tak menumpahkan setetespun.” Tegas Tuan Park. Seol pun meminta
agar Tuan Park tak perlu mengkhawatir.
Tuan Park
menghabiskan semua minumanya, lalu merasa kalau obat herbal yang mahal jadi
sudah bisa rasakan khasiatnya. Ia menyemangati dirinya karena akan melupakan
semuanya dan memulai lembaran baru. Tiba-tiba Seol masuk ruangan dengan wajah
panik.
“Kenapa?
Ada apa? Masalah apa yang kau sebabkan kali ini?” tanya Tuan Park
“Aku
meminum...obat herbalmu.” Kata Seol, Tuan Park kaget dan bertanya apa yang
diminumnya tadi.
“Itu obat
herbal dietku.” Kata Seol dan Tuan Park melihat dalam kemasan "Membantu menghilangkan
berat badan dan menekan nafsu makan".
“Aku
ingin tahu apa ada obat herbal yang mengurangi kekesalan dan menekan
kemarahan.” Ucap Tuan Park meremas bungkusnya. Seol pikir kalau itu tak ada.
“Benarkah?
Saat ini, aku butuh sekali obat itu.” Kata Tuan Park menahan amarahnya dan Seol
hanya tersenyum.
Saat itu
ponsel Seol berbunyi tertulis “Kenalan Presdir, Ulang tahun Choi Seo Jin” lalu
bertanya siapa Choi Seo Jin tapi menurutnya Namanya tak asing. Tuan Park
terkejut balik bertanya kenapa Seol menanyakan hal itu. Seol memberitahu kalau
Muncul notifikasi mengenai ulang tahunnya hari ini
“Disini
tertulis kenalanmu. Aku perlu mengiriminya bunga, kan?” kata Seol , Tuan Park
mengatakan Tak perlu kirimkan apapun.
“Sungguh?
Aku menandainya di kalender, pasti seseorang yang penting.” Ucap Seol
“ Dia
adalah orang penting bagiku dulu... Dia mantan istriku.” Kata Tuan Park. Seol
membungkuk meminta maaf
“Tak
perlu meminta maaf. Jangan khawatirkan soal itu, Tak apa.” Ucap Tuan Park
berusaha santai.
“Jika kau
masih menyimpan perasaan padanya, kau harus kirimkan bunga...” kata Seol. Tuan
Park mengeluh yang dikatakan Seol.
“Kau juga
sudah melihatnya, Mantan istriku sudah punya kekasih. Aku yakin dia sedang
lakukan hal istimewa untuknya.” Kata Seol. Tuan Park menyuruh Seol harus
kembali bekerja. Seol pun keluar dari ruangan, Tuan Park kembali terlihat
sedih.
Tuan Jung
kaget kalau Young Joon menyuruh pergi Spa di hotel. Young Joon menegaskan kalau
agar mereka pergilah ke spa sekarang bersama semuanya dan nikmati pelayanannya.
Tuan Jung tersenyum menganguk mengerti.
“Tapi
sekarang masih jam kerja.” Kata Tuan Jung, Young Joon mengaku kalau itu juga
bagian pekerjaan kalian.
“Aku
butuh penilaian kalian mengenai spa di hotel Illusion. Silakan nikmati
layanannya dan berikan aku penilaian kalian.” Jelas Young Joon, Tuan Jung
menganguk mengerti.
“ Kalau
begitu aku akan pergi bersama seluruh anggota tim kecuali Nn. Kim Miso, yang
seharusnya membantumu.” Kata Tuan Jung
“Bukankah
aku berkata semua tim dari kantor Wakil Ketua? Termasuk Sekretaris Kim,” tegas
Young Joon. Tuan Jung mengaku sudah paham.
“Kalau
begitu kami akan langsung kesana termasuk Sekretaris Kim.” Tegas Tuan Jung.
Young Joon pun bisa tersenyum mendengarnya.
Pegawai
spa memberitahu Perawatan sirkulasi
darahnya sudah selesai jadi akan siapkan masker gipsum. Ji Ah mengaku kala Ini
pertama kalinya mengunjungi spa hotel
jadi merasa kalau Kulit akan menjadi sangat mulus. Mi So hanya tersenyum disisi
tempat tidur lainya.
“Kulitku
sudah sehalus madu, jadi aku tak perlu menghaluskannya lagi. Saat gebetanku
melihatku, matanya semanis madu.” Kata Se Ra.
“Kau
bilang Gebetan? Apa kau sudah punya calon pacar?” tanya Ji Ah, Se Ra
membenarkan.
“Dia pria
seperti pahlawan yang selalu menyelamatkanku. Kapanpun aku berada dalam
kesulitan.” Ucap Se Ra
“Ngomong-ngomong,
aku tak suka pria membantuku karena aku merasa diperlakukan seperti anak kecil.
Lalu Apa tipe pria idamanmu, Sekretaris Kim?” kata Ji Ah.
“Aku... Aku
suka pria yang perhatian dan berhati hangat.” Kata Mi So
“ Bos....
sungguh pria yang bertentangan dengan karakter bos.” Komentar Ji Ah.
“Kenapa?
Bos juga perhatian dan berhati hangat.” Komentar Mi So membela. Ji Ah mengeluh
kalau Mi So menganggap Young Joon Berhati hangat, lalu saat pesan untuk Mi So
masuk ke dalam ponselnya.
Mi So
tersenyum membaca pesan dari Young Joon “Sekretaris Kim, apa kau bersenang-senang?”
lalu dibalas “Ya, berkat kau. Aku akan mengecek secara merinci jadi kami bisa
beri penilaian sempurna.”
“Jangan
lakukan, tinggalkan pekerjaan itu dan istirahat saja. Aku mengirimmu kesana
untuk istirahat dengan baik. Itu hak khususmu untuk dapatkan istirahat yang
baik. Tapi bonus untuk sisa tim.”tulis Young Joon.
“Terima
kasih” tulis MiSo dengan tanda love. Young Joon tersipu malu merasa kalau diserang
lagi.
“Dia bisa
saja mengirimiku simbol hati kosong. Tapi, dia justru mengirimu simbol hati
yang terisi penuh. Bukankah itu artinya dia begitu dipenuhi cinta padaku?”kata
Young Joon.
Mi So
membaca pesan Young Joon “Aku pria berjiwa besar, jadi aku kirimkan kau 2 hati.”
Wajahnya langsung tersenyum. Se Ra ingin tahu dengan siapa Mi So bertukar
pesan. Mi So mengaku Bukan siapa-siapa.
“Apa
maksudmu bukan siapa-siapa. Aku melihat matamu. Sepertinya dari bos.” Kata Ji
Ah. Mi So hanya tersenyum
“Apa dia
menyuruhmu bekerja lagi?” kata Se Ra marah merasa kalau Young Joon memang
seperti itu.
“Kenapa
tak biarkan kau istirahat? Coba Lihat. kan? Katamu dia perhatian dan berhati
hangat, tapi nyatanya tidak.” Kata Ji Ah. Mi So hanya bisa menahan amarahnya
dengan wajah cemberut.
Tuan Park
makan steak sendirian merasa kalau rasanya enak, menurutnya Steak enak juga dimakan sendirian.
Lalu tiba-tiba matanya melihat mantan istrinya ada didepanya.
Flash Back
Tuan Park
memberikan steak layaknya kue ulang tahun lengkap dengan lilin, Nyonya Choi tak percaya melihatnya. Tuan Park
tahu kalau istrinya suka Steak di restoran ini jadi selalu datang kemari pada ulang
tahun pernikahan dan ulang tahun istrinya.
“Aku
membuatkanmu kue steak supaya kau bisa memakannya sebanyak mungkin. Jadi Buat permohonan
dan tiup lilinnya.” Kata Tuan Park, Nyonya Choi pun meniup dengan bahagia.
“Apa
karena aku makan suplemen diet punya Sekretaris Seol? Aku jadi tidak nafsu
makan. Lalu Kenapa aku datang kemari sendirian seperti orang yang menyedihkan?”
keluh Tuan Park menyadarkan diri dari lamunanya.
Tiba-tiba
Tuan Park dikejutkan dengan mantan istrinya yang datang, keduanya saling
tersenyum. Tuan Park terlihat bahagia karena menurutnya Kebetulan sekali. Ia mengaku kalau sebenarnya
mengira bisa bertemu denganmu jika datang ke restoran steak, saat itu seorang
pria datang berdiri disamping Nyonya Choi.
“Kau wanita
jahat.” Ucap Tuan Park tak bisa menahan emosinya melihat mantan istrinya
berdiri disamping pria. Nyonya Choi hanya bisa kebingungan.
“Aku
paham kalau kau berkencan dengan pria lain setelah kita cerai. Tapi kau tak
perlu juga membawanya kemari, Kita dulu kemari bersama setiap tahun. Tidakkah
menurutmu kau kejam padaku membawa kekasihmu kemari?” kata Tuan Park. Nyonya
Choi bingung
“Apa Dia
bukan kekasihku? Kalau begitu dia... Apa dia suamimu? Apa Kau sudah menikah
lagi tanpa memberitahuku?” kata Tuan Park tak bisa menahan amarah
“Dia
kakak sepupuku. “ kata Nyonya Choi. Tuan Park melonggo kaget dan langsung
tersadar lalu membungkukmemberikan hormat. Si kakak sepupu pamit untuk ke
toilet. Tuan Park terlihat malu.
“Kenapa
kau selalu menyudutkanku padahal kau tak tahu apapun? Kenapa kau begitu tak
pemikir?” kata Nyonya Choi akhirnya marah.
Tuan Park dibuat binggung.
“Aku
yakin kau tidak tahu hari ini ulang tahunku. Terima kasih karena mambuat ulang
tahun bahagia untukku.” Kata Nyonya Choi lalu bergegas pergi. Tuan Park hanya
bisa memanggil mantan istrinya dan merasa bersalah.
“Aku tahu
hari ini ulang tahunmu. Itulah kenapa aku datang kemari.” Ucap Tuan Park sdih.
Young
Joon sibuk melihat lembaran Panduan Peta Lahan Yumyung, Tuan Park mengeluh
Young Joon yang terus mengamati panduan peta lahan Yumung. Young Joon terus
menatapnya, Tuan Park yakin Young Joon melihatnya karena suatu alasan.
“Apa aku
tak pemikir? Maaf karena itu.” Ucap Tuan Park. Young Joon pikir Tuan Park tak
perlu meminta maaf.
“Benar,
sebenarnya aku tak perlu minta maaf juga. Aku sungguh tak pemikir.” Kata Tuan
Park
“Kenapa
kau selalu berkata tak pemikir?” tanya Young Joon heran
“Aku
kebetulan bertemu dengan mantan istriku belum lama tadi. Dan dia bilang aku tak
pemikir. Sebenarnya, memang aku tak pemikir.” Cerita Tuan Park
“Apa yang
kau bicarakan? Katamu kau akan melupakannya?”keluh Young Joon. Tuan Park
mengaku memang ingin melupakannya.
“Tapi aku
kebetulan bertemu dia lagi disana. Ahh... Sudahlah. Itu juga karena aku tak
pemikir makanya aku pergi kesana.” Keluh Tuan Park.
“Hei
Bos.... Jangan berpisah dengan Nn. Kim... Berpisah itu menyakitkan.Aku baru
saja memberimu 2 saran. Wahh.. Sungguh aku yang tak pemikir, dasar tak pemikir.”
Ucap Tuan Park
Young
Joon hanya diam saja, Tuan Park mengajak Young Joon untuk minum. Young Joon menolak kalau harus kesuatu
tempat. Tuan Park tahu kalau itu pasti dengan Mi So dan ingin Young Joon
memilih Mi So atau dirinya. Young Joon
hanya diam. Tuan Park merengek agar Young Joon minum denganya.
“Aku tak
mau sendirian, aku kesepian.” Rengek Tuan Park. Young Joon setuju karena tak
akan membiarkan kesepian.
“Apa kau
baru saja memilihku dibanding Nn. Kim? Tidak mungkin.” Ucap Tuan Park terlihat
bahagia.
“Kau tak
punya proyek lain setelah mengakuisisi maskapai penerbangan. Kenapa kau tak
mengunjungi rapat dan dapatkan berita terkini soal bisnis itu?” saran Young
Joon
“Apa kau
menyuruhku bekerja ditengah situasi seperti ini?” keluh Tuan Park
Young
Joon mengulang kalau Tuan Park yang tak mau sendirian. Tuan Park mengeluh kalau
lebih tak suka lagi bekerja dan seharusnya tak curhat pada bosnya dan terus
mengeluh kalau sungguh tak pemikir, dengan meminta agar Mulai sekarang
memanggilnya Tuan Tak Pemikir. Young Joon mengikutinya dan menyuruhnya pergi. Tuan Park dengan wajah
keluar dari ruangan.
Semua
akhirnya kembali merasa begitu segar sepulang spa dan segala ketegangan hilang.
Se Ra mengaku kalau stess sampai-sampai tak bisa kerja dengan baik dan
menurutnya kalau bisa langsung pulang bahkan bisa minum bersama.
“Kalian
boleh pulang.” Kata Young Joon, Se Ra
kaget langsung meminta maaf karena sudah lakukan kesalahan.
“Tak
perlu minta maaf atau malu. Sebelum kau katakan itu, aku sudah merencanakannya.
Kalian bisa pulang dan istirahat.” Ucap Young Joon.
“Tidak...
Kami sudah membuang separuh hari di spa. Karena kau sudah membuat kami lebih
baik, Kami akan bekerja keras.” Ucap Tuan Jung
“Tak apa,
kalian pulanglah... Kalian butuh hari seperti ini untuk meningkatkan efisiensi
kinerja kalian.” Ucap Tuan Jung
“Aku akan
meningkatkan efisiensi kinerjaku sekarang juga.”ucap Tuan Jung, Young Joon
menyuruh mereka agar tingkatkan besok saja. Semua terlihat binggung
“Kalau begitu
untuk Bos yang sudah bekerja keras memberi perhatian pada karyawannya...” kata
Tuan Jung, Young Joon langsung menghentikanya.
“Kalau
kalian tepuk tangan tiap apa saja kebaikan yang kulakukan tangan kalian bisa
lepas. Jadi Kalian silakan pulang. Sekretaris Kim tetap disini dan bicara
denganku sebentar.” Ucap Young Joon, Mi So hanya tersenyum mendengarnya. Semua
pun bergegas pulang dan mengucapkan terimakasih.
“Jangan
salah paham, Sekretaris Kim, Ini bukan perlakuan khusus. Aku membiarkan semua
karyawan pulang lebih awal.” Kata Young Joon memastikan
“Hari ini
tak apa, tapi jangan lakukan lagi besok. Aku sungguh tak apa-apa” ucap Mi So.
Young Joon tetap mengkhawatirkan keadaan Mi So.
“Aku
sudah tak apa-apa, berkat kau.” Kata Mi So, Young Joon pikir kalau Mi So bisa
ikut ke suatu tempat. Mi So ingin tahu kemana mereka akan pergi.
Di depan
gedung, Young Joon menyuruh Sek Yang pulang saja karena harus kesuatu tempat
bersama Sekretaris Kim. Sek Yang melonggo binggung, mi So memberitahu kala
Semuanya sudah pulang lebih awal juga. Sek Yang menganguk mengerti membiarkan
Young Joon mengemudikan sendiri mobilnya.
“Semuanya
pasti sudah pulang... Nn. Bong pasti sudah pulang juga.” Kata Sek Yang sedih.
Young
Joon mengenggam tangan Mi So berjalan ke sebuah tempat. Mi So heran kenapa
mereka harus pergi ke tempat ini. Young Joon mengatakana kalau ingin
menunjukkan sesuatu pada Mi So lalu berhenti tepat di depan komidi puter.
“Tepat
disini... Rumah itu... Maksudku lokasi kita disekap.” Ucap Young Joon, Mi So
heran Young Joon bisa mengetahuinya
“Aku
hanya Ingin sajamencaritahu, jadi aku menelusuri peta foto, data kadaster lawas
dan bahkan peta lawas lahan Yumyung. Lalu ternyata tepat disini di Komidi putar
ini.” Kata Young Joon
“Bisa kau
tebak apa pertama kali terlintas dipikiranku? 'Syukurlah' Aku mengira kenangan
mengerikan itu bisa tertutupi dengan kenangan bahagia dari orang-orang yang
menaiki komidi putar ini.” Kata Mi So
“Benar.
Sekarang tempat ini hanya dipenuhi kenangan bahagia dibanding kenangan mengerikan. Dan disana ada
lagi tempat yang ingin kutunjukkan.” Ucap
Young Joon, keduanya menatap komidi putar dengan wajah bahagia.
Mi So
heran Young Joon yang mengajak ke depan air mancur, berpikir kalau ingin
melempar koin dan membuat permohonan. Young Joon pikir Permohonan Mi So sudah
terkabul kalau sudah menemukan bocah pria yang ingin sekali ditemui, Mi So
pikir benar juga.
“Kau
ingin tahu soal ini... Dimana rumah lamamu berada.” Ucap Young Joon. Mi So
kaget kalau maksudnya rumahnya dulu sudah jadi air mancur.
“Tak
kuduga ternyata disini adalah rumahku dulu. Seperti katamu, Aku lega kalau
rumahku dulu jadi toilet atau rumah berhantu seperti katamu.” Ucap Mi So
tersenyum bahagia.
“Kau
tidak tahu, Kau tidak tahu seberapa berarti banyak bagiku bisa membicarakan soal
waktu itu seperti ini.” Kata Young Joon melihat Mi So tersenyum
“Kita
akan selalu bahagia... Kita akan selalu bersama “Ucap Mi So sambil mengenggam
tangan Young Joon.
Young
Joon mengantar Mi So pulang, Mi So melepaskan tangan Young Joon mengaku sangat
menikmatinya hari ini. Young Joon dengan gaya bangga mengaku sudah tahu.
“Kalau
bersamaku, kau pasti akan menikmatinya. Jadi berhenti berkata kata-kata
gamblang seperti itu. Itu hanya akan melelahkan mulutmu.” Ejek Young Joon.
“Terima
kasih... Kalau begitu aku masuk kedalam dulu.” Kata Mi So, Young Joon memanggil
Mi So kembali.
“Udara
cukup bagus, dan kau pasti ingin jalan-jalan denganku. Apa Kau ingin aku
mengabulkan keinginanmu sekarang?” ucap Young Joon, Mi So menganguk setuju.
Keduanya
makan es krim dalam cuaca panas ditaman, Mi So ingin tahu pendapat Young Joon
yang menikmati minum es untuk pertama kali. Mi So pikir kalau es itu cuma
minuman yang diberi pewarna dan gula Tapi memang cukup enak.
“Kekurangannya
adalah, kadang aku merasakan rasa karet.” Komentar Young Joon, Mi So hanya diam
saja.
“Sekretaris
Kim... Ayo kerumahku malam ini.” Ucap Young Joon, Mi So kaget mendengarnya
seperti tak mengerti maksud ucapanya.
“Aku tak
ingin sendirian. Aku menderita efek samping cukup parah setelah kasus itu.
Setiap malam, aku teringat wanita itu Jadi aku tak bisa tidur. Meski aku
tertidur, aku akan bermimpi buruk. Aku khawatir kalau kau mungkin saja akan
mimpi buruk sepertiku. Itulah kenapa aku tak ingin kau tidur sendirian.” Cerita
Young Joon.
“Terima
kasih... Tapi, aku baik-baik saja. Sebenarnya, aku tak begitu mengingat kejadian
waktu itu dengan jelas. Saat itu aku masih sangat kecil. Aku baru tahu bahwa
mayat wanita itu adalah laba-laba besar. Aku masih bisa menahannya.” Cerita Mi
So
“Jadi,,,
Aku akan memberitahumu kalau aku tak sanggup menahannya. Saat itu terjadi, Kau
akan melindungiku seperti saat itu, kan?” ucap Mi So
“Tentu
saja, aku akan melindungimu. Kalau kau mendadak ketakutan, maka kau harus
segera menghubungiku. Aku akan menunggu panggilanmu semalaman.” Kata Young
Joon.
Young
Joon pulang ke rumah membaca buku
"Setiap Momen Adalah Kau" sambil mengingat semua kenangan
dengan Mi So, Saat membantu memasangkan dasi lalu menatap Mi So tersenyum
bahagia saat membaca buku. Mereka juga melihat kembang api bersama, dirumah
sakit setelah Mi So mengetahui semua cerita yang sebenarnya.
“Setiap momenku adalah kau...
Disaat aku mencintai, dan juga disaat aku terluka. Bahkan disaat momen
perpisahan, Kau adalah seluruh isi dunia bagiku. Dan setiap momen adalah kau...
Tanpamu, Aku tak bisa menjelaskan bagaimana kelanjutan kisah hidupku.”
Mi So
selesai memakai cream wajah, lalu menaiki tempat tidur. Tiba-tiba ia merasakan
ketakutan dengan bunyi langkah sepatu dan menyalakan lampu kamarnya. Tiba-tiba
terdengar suara ketukan pintu, Mi So yang ketakutan bertanya Siapa itu.
“Ini
aku.” Ucap Young Joon, Mi So membuka pintu heran melihat Young Joon yang datang
ke rumahnya lagi.
“Karena
kau menolak... Kau menolak tidur di rumahku. Jadi aku akan tidur dirumahmu,
Izinkan aku tidur disampingmu malam ini.” Ucap Young Joon, Mi So hanya bisa
melonggo.
Bersambung
ke episode 12
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar