Tuan Nam
yakin kalau Tuan Seo sepertinya tadi sangat kaget. Tuan Seo mencoba
menyangkalnya, Tuan Nam mengaku bisa mengakhirinya tapi mengurungkan niatnya
karena punya masa lalu bersama. Tuan Seo tetap diam.
“Aku ini
menyimpan rekaman suaramu yang ingin memasukkanku ke panti jompo jadi mulai
sekarang jangan bertingkah lagi. Mari
kita saling bersikap baik-baik...” kata Tuan Seo
“Itu semua
demi kepentingan perusahaan. Jangan salah paham dengan niatku. Perusahaan juga
prioritas bagi Anda. Karena itulah Anda merahasiakan apa yang terjadi dengan
Jung Woo.” Ucap Tuan Seo juga mengancam.
“Kalau
kau membahas soal itu, apa itu akan menguntungkanmu?” balas Tuan Nam. Tuan Nam
hanya terdiam.
Ye Na
akhirnya melihat Shin seperti tak percaya,
Tuan Seo menceritkan aklau mengalami kecelakaan hebat di Ceko. Ye Na
memarahi kalau Shin yang datang ke sana dan seharusnya tetap bersamanya. Shin
mendekat melihat Ye Na yang menangis.
“Kalau
kau menangis, sudah aturannya memelukmu.” Kata Shin. Ye Na langsung mendorong
Shin.
“Memangnya
kau Shin Oppa? Apa Kau pikir bisa menjadi dia jika kau memakai baju dan
parfumnya? Apa? Robot? Kau saja bukan manusia, tapi beraninya kau membodohiku?
Kau saja palsu, tapi beraninya kasar padaku? Kau itu menjijikkan... Aku muak...”
ucap Ye Na sinis. Tuan Ji memperingatkan ucapan Ye Na.
“Kalianlah
yang lebih parah... Padahal Shin Oppa lagi sekarat. Tapi lelucon apa ini?” ucap
Ye Na sangat marah
“Kau
bilang Dia sekarat? Apa Menurutmu ini lelucon? Semua orang di sini mengorbankan
hidup mereka demi Shin. Kami percaya dia akan sadar dan kami ini melindungi dia
dari ayahmu! Kata siapa dia sekarat?!!!” teriak Tuan Shin marah
Semua
hanya bisa diam, Tuan Seo akhirnya meminta maaf karena terlalu emosi. Ye Na pun
meminta agar bisa bersama dengan Shin saja. So Bong pun mengajak Shin agar
pergi keluar dari ruangan.
So Bong
menatap Shin seperti merasa kasihan di ejek oleh Ye Na. Shin heran melihat
tatapan So Bong, karena Tatapannya tatapan saat manusia sedang khawatir. So
Bong mengelak, lalu memperingatkan Shin.
“Jangan
memeluk orang seperti itu... Kalau orangnya mau, barulah hibur mereka.” Ucap So
Bong.
Shin
mengulang kalimat So Bong "Hibur seseorang hanya jika mereka
menginginkannya." Saat itu Tuan Ji keluar dari rumah lalu mengajak mereka
pergi. Shin memanggilnya lebih dulu.
“Manager
Ji, Apa mungkin kau ingin dihibur? Kau langsung marah saat Seo Ye Na berkata Nam
Shin lagi sekarat.” Kata Shin. Tuan Ji tak menjawab menyuruh Shin masuk saja ke
dalam mobil.
Di dalam
mobil, Semua hanya terdiam. Shin pun membahan yang dikatakan Tuan Ji yang
merasa binggung apakah menyukai Shin atau apa yang dimiliki oleh Shin, tapi Hari
ini barulah aku mengerti.
“Kau
marah ketika seseorang berkata Nam Shin sedang sekarat. Kau bisa memiliki semua
kepunyaan Shin dengan mengandalkanku karena aku mirip dengannya tapi kau hanya
peduli dengan kesembuhannya. Itu berarti kau menyukai manusia Nam Shin. Analisisku
benar, 'kan?” ucap Shin.
“Kau
bicara omong kosong lagi.” Keluh Tuan Ji mencoba tak mengubrisnya.
Nyonya Oh
memberitahu saat Shin mengalami kecelakaan itu ada seseorang mengikutinya dan
yakin Seo Jong Gil yang mengutus orang itu. Ye Na meminta bukti, Nyonya Oh mengaku tidak butuh bukti.
“Aku boleh
saja seorang ilmuwan tapi aku yakin dengan naluri keibuanku. Inilah naluriku sebagai
seorang anak.” Kata Nyonya Oh
“Ayahku
tidak sejahat itu.” Tegas Ye Na. Nyonya Oh pun berharap kalau nalurinya itu benar.
“Apa yang
ada di kepalanya Oppa?” tanya Ye Na.
“Perangkat
ultrasound khusus, dan Pernah ada pasien koma siuman dengan memakai itu.
Shin... pasti akan siuman. Karena dia anakku, jadi aku tahu. Aku yakin pasti
lebih mengenalnya dibandingkan ibunya yang menelantarkannya.” Kata Nyonya Oh
“Apa Anda
tidak malu bertingkah seperti ibu yang baik sekarang? “ sindir Ye Na
“Syukurlah
kalau kau lebih peduli padanya daripada aku. Tolong buatlah keputusan terbaik
demi Shin.” Kata Nyonya Oh
Saat itu
Tuan Seo menelp, Ye Na mengangkat telpnya. Tuan Seo ingin tahu keberadaan
anaknya. Ye Na yang malu mengaku tidak
bisa memberitahu Ayah. Tuan Seo mengeluh dengan sikap anaknya berpikir kalau
mengetahui Tuan Nam yang tidak demensia.
“Kau
tahu, tapi kau berbohong pada Ayah!” ucap Tuan Seo marah
“Entah
demensia atau bukan.keserakahan Ayah sudah diketahui semua orang. Aku mau sama
Shin Oppa malam ini.” Tegas Ye Na.
“Apa Kau
sudah gila?” teriak Tuan Seo dan melihat Ye Na sudah menutup telp. Ye Na terus
menangis menatap Shin yang belum sadarkan diri.
So Bong
terbangun dengan gedoran pintu yang menyuruh agar bangun. Saat membuka pintu
Tuan Ji dan Shin sudah ada di depan pintu. Tuan Ji memberitahu kalau Ye Na tak
ada. So Bong pikir mereka harus mengecek apa dia pergi mendatangi Direktur
Eksekutif Seo dan ingin menelp.
“Itu dari
Direktur Eksekutif Seo.” Ucap Shin melihat ponselnya, Tuan Ji meminta agar Speakerphone.
“Maaf
menelepon sepagi ini. Aku lagi di jalan mau menemui Ketua. Mari kita bertemu di
kamarnya.” Kata Tuan Seo
Tuan Ji
menegaskan kalau mereka tidak boleh membiarkan Tuan Seo menemui Ketua. Mereka
pun berlari mencari Tuan Seo tapi ternyata Tuan Seo sudah bertemu dengan Tuan
Nam didalam kamarnya.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku?” ucap Tuan Seo . Tuan Ji dan Shin terlihat binggung.
“Kapan kau
berencana memberi tahu kami?” tanya Tuan Nam
“Aku
sudah bilang semuanya ke mereka... Rahasia Oppa...” kata Ye Na.
Tuan Ji
terlihat makin panik. Ye Na pikir tak
ada yang salah menentukan tanggal pernikahan. Shin dan yang lainya terlihat
terkejut. Ye Na mengaku kalau Shin semalam minta maaf karena membuatnya
menunggu sambil merangkul tangan calon suaminya.
“Kau
bilang kita harus memberi tahu orang-orang dan mulai merencanakannya. Aku sudah
beritahu pada orang tua. Kakek dan Ayah sama-sama senang. Dan Aku juga senang.”
Ungkap Ye Na dan menyuruh agar Shin bisa tersenyum. Shin pun terlihat bingung.
So Bong
menunggu di depan rumah terlihat gugup lalu binggung karena Ye Na keluar
merangkul tangan Shin. Setelah tak ada orang, Ye Na langsung menghempaskan
begitu saja. Tuan Ji mengeluh dengan apa yang dilakukan Ye Na.
“Kalau
tidak begitu, kau pasti tidak akan percaya aku memihak Oppa. Lagipula Oppa
akhirnya akan menjadi kekasihku. Jadi menurutku ini tak masalah.” Kata Ye Na
lalu memberikan sebuah kotak. Shin melihat isinya cincin.
“Kau
punya cincin. Tapi apa kau tak punya ponsel? Satu panggilan telepon saja sudah
bisa membantu. Kau pergi tak bilang-bilang, membuat mereka panik. Seo Ye Na,
apa mungkin kau itu orang yang suka cari perhatian?” ejek Shin. Tuan Ji dan So
Bong tak bisa menahan tawa.
“Beraninya
kau?!! Aku mengundang wartawan ke perusahaan, jadi pakailah cincin itu.
Aktingmu harus bagus di depan mereka.” Tegas Ye Na lalu masuk ke dalam mobil.
“Jadi dia
akan menikah karena menjaga rahasianya?” tanya So Bong tak percaya
“Ya,
kurasa kita harus menuruti Seo Ye Na sementara ini.” Kata Tuan Ji
“Yang
barusan kau katakan cukup lucu juga. Ini Sangat memuaskan.” Puji So Bong
mengacungkan jempol, Tuan Ji pun setuju.
“Tapi
jangan terlalu mengecewakan Manajer Tim Seo. Aku harus mengantar Ketua ke suatu
tempat. Jadi, jagalah dia.” Pesan Tuan Ji. So Bong menganguk mengerti dan
menyuruh Shin segera memakai cincinya.
“Kau
harus berpura-pura kau mau menikah.” Kata So Bong. Shin pun segera memakai
cincin dijari manisnya.
Tuan Nam
membahas tentang Ye Na akan menikah dan mengartikan kalau Tuan Seo itu akan
mematuhi keinginannya. Tuan Nam membenarkan, karena akan menjadi ayah mertua
Shin dan janji tidak akan membuat masalah. Tuan Nam langsung mengucapkan Terima
kasih.
“Kita lagipula
sepihak entah dalam artian baik atau buruk.” Kata Tuan Nam sedikit menyindir.
“Aku pasti
terlalu gegabah, Aku berjanji tidak akan pernah membahas Jung Woo lagi.” Kata
Tuan Seo lalu keluar dari ruangan.
“Apa Anda
hanya membiarkan Direktur Eksekutif Seo begitu saja? Kenapa Anda menyuruhku menghilangkan
suaranya dari rekaman itu? Padahal tanpa diedit, kita bisa mudah
menyingkirkannya.” Tanya Tuan Ji heran
“Dia
tidak akan menyerah jika aku melakukannya. Jika seseorang seperti dia sangat
ingin melakukan sesuatu, maka tak ada yang bisa menghentikannya. Dunia tidak
sesederhana itu. Daripada menyingkirkannya Sekarang, lebih untung bagiku
menunjukkan padanya aku bisa menyingkirkannya kapan saja.” Tegas Tuan Nam
Semua
wartawan sudah menunggu, Shin turun dari mobil lebih dulu lalu membuka pintu
mobil Ye Na yang dinaiki bersama dengan ayahnya. Tuan Seo terlihat menahan
amarah melihat Ye Na yang terlihat sangat menyukai Shin bahkan memberikan
ciuman di pipi. Para wartawan terus meminta pernyataan.
“Kapan hari
pernikahannya? Apa yang akan terjadi pada PK Group setelah pernikahan nanti?
Apa Anda berencana untuk punya keturunan? Apa rencana Anda?”
Reporter
Lee dalam kerumunan seperti merasakan sesuatu lalu mendekati So Bong ingin tahu
alasan mereka yang tiba-tiba mau menikah. So Bong pikir kalau pasangan yang
sudah tunangan wajar kalau memang ingin menikah. Reporter Lee seperti masih
tetap curiga.
Keduanya
masuk ruangan, Ye Na langsung bersikap kasar menyuruh Shin Berdiri di pojok,
Jangan bicara, dan jangan bergerak. Shin mengikuti perintah Ye Na berjalan ke
pojok ruangan. Ye Na Bahkan meminta agar
jangan menatapnya dan ke dinding.
“Karena
mukamu mirip dia, aku jadi jijik.” Ucap Ye Na lalu merasa baikan setelah Shin
membalikan badannya sambil mengeluh Sampai kapan aku harus begini.
“Apa kau
harus seperti ini? Ini kelewatan.” Ucap So Bong yang melihat sikap Ye Na.
“Apanya
yang kelewatan? Haruskah aku peduli dengan perasaannya juga? Apalagi setelah semua
yang dia lakukan padaku?” kata Ye Na sinis.
“Dia
tidak salah apa pun. Jadi bersikap baiklah padanya.” Tegas So Bong lalu melihat
Tuan Seo yang menelp dan meminta izin untuk pergi ke Toilet.
“Aku mau
ke ruanganku.... Kau tak boleh bergerak darisitu.” Tegas Ye Na pada Robot Shin.
Saat itu terdengar bunyi telp berdering, Shin hanya menatapnya.
So Bong
menemui Tuan Seo membahas tentang Ruang UGD. Tuan Seo mengingat So Bong yang
melihat ada orang yang mirip Direktur Nam di ruang UGD. So Bong dengan gugup
berkata kalau Tuan Seo yang bilangpasti salah lihat.
“Apa ada
hal lain yang kau ingat?” tanya Tuan Seo. So Bong mengaku kalau sudah lama
sekali jadi tak ingat.
“Tapi
kenapa Anda menanyakannya?” tanya So Bong. Tuan Seo menjawab kalau itu bukan
urusan So Bong.
“Kenapa
Shin mendadak berubah pikiran ingin menikah?” tanya Tuan Seo
“Dia
tidak cerita hal semacam itu padaku dan Anda tahu sendiri dia bagaimana. Kalau
tak ada yang penting, maka dia tak bicara
padaku.” Kata So Bong. Tuan Seo mengeluh karena So Bong tak tahu menahu.
Saat itu
terdengar suara Ye Na melihat So Bong , Tuan Seo langsung bergegas pergi dan
akan menghubunginya nanti. Ye Ha heran melihat So Bong yang pamit ke toilet
malah berada dibalik dinding. So Bong hanya bisa terdiam, lalu Ye Na
memberitahu kalau Shin tidak ada di ruangan.
Keduanya
berlari ke lobby dan melihat Shin sedang dimarahi oleh Tuan Kang. So Bong hanya
bisa menghela nafas melihat tingkah ayahnya. TUan Park tak terima karena Shin
yang mempermainkan perasaan putrinya. Ye Na bertanya-tanya Siapa orang itu
merasa harus bicara dengannya. So Bong pikir akan mengurusnya karena
mengenalnya.
“Apa Ayah
sudah gila? Ayah mau apa sama Direktur Nam?” ucap So Bong menarik tangan
ayahnya yang terus mencengkram Shin.
“Kau tak
usah ikut campur. Kau ini kenapa? Kau mencium anakku... tapi menikah dengan wanita
lain? Beraninya kau!” ucap Tuan Nam
“Jika seorang
pria mencium seorang wanita, dia harus menikahinya. Apalagi itu ciuman
pertamanya... Kau seharusnya tidak menyakitinya.” Ucap Ji Tae.
“Sayang,
Apa serius itu ciuman pertamamu?” kata Reporter Lee kaget. So Bong
menyangkalnya menyuruh dua anak buahnya diam.
“Biarkan
saja mereka mendengarnya! Kau punya telinga, untuk mendengar... Semuanya!.. Orang ini mencium
putriku!” ucap Tuan Park
“Itu cuma
terjadi begitu saja dan Tak disengaja. Kami berdua tidak saling menyukai.” Akui
So Bong
“Sejak
kapan kau jadi sekeren ini? Kau mencium pria yang bahkan tidak kau cintai...”
tegas Tuan Park. So Bong meminta agar Shin membawa Tuan Par pergi.
Akhirnya
Shin mengendong Tuan Park seperti memanggul beras. Tuan pafk menjerit ketakutan
karena takut ketinggian. So Bong terlihat marah dengan Reporter Lee karena
sengaja membawa ayahnya ke kantor.
Tuan Kang
meminta agar diturunkan, Shin pun menurunkan Tuan Kang dengan dua anak buah
yang menahanya agar tak jatuh. Tuan Kang tak percaya Shin yang sangat kuat,
bahkan selain punya uang, koneksi, dan otot juga jadi ingin tahu olahraga
dimana. Tiba-tiba Shin berlutut didepan Tuan Kang.
“Ciuman
itu tak disengaja, tapi aku maklum kalau Bapak marah. Tolong hajar aku sampai Bapak
merasa tenang.” Ucap Shin
“Aku saja
yang menghajarmu. Jangan pikir kau bisa membela diri.” Kata Robocop
“Jangan.
Menghajar orang kaya bisa membuatmu kena masalah.” Ucap Ji Tae.
“Apa kau
sungguh tidak ada perasaan sama sekali padanya?” tanya Tuan Kang akhirnya
menahan keduanya.
“Aku memang
tidak punya perasaan.” Kata Shin yang sadar dirinya robot.
“Kau bisa
bilang tidak menyukainya, kalau memang tidak menyukainya. Tapi Mana ada manusia
tidak punya perasaan? Aku tahu anakku tidak akan menjadi Cinderella hanya
karena dia mencium pria kaya. Walaupun bisa, aku pasti akan menghentikannya.
Tapi mana mungkin manusia tidak punya perasaan? Kau memang orang yang dingin. Putriku
akan berhenti jadi pengawalmu, jadi ingatlah itu.” Tegas Tuan Kang.
“Jangan...
Aku minta maaf karena aku tidak bisa memberitahu semuanya pada Bapak. Tapi Kang
So Bong itu sungguh manusia yang baik. Dia tahu semua tentangku, tapi dia tidak
kabur. Dia juga tidak akan menceritakan rahasiaku. Sama seperti Kang So Bong
melindungiku maka aku juga harus melindunginya.” Kata Shin, So Bong terdiam
mendengar ucapan Shin,
“Kalian
berdua ini ada apa? Dari perkataannya, dia sepertinya menyatakan cinta padamu.”
Komentar Reporter Lee. So Bong mengelak.
“Aku tidak
mengerti kau itu benar-benarbrengsek atau terlalu jujur. Pokoknya tepati janjimu.
Jika kau menyakiti putriku, aku akan kembali lagi.” Tegas Tuan Lee lalu
mengajak dua anak buahnya untuk pergi.
“Aku
sudah menelepon sopir, jadi Pulanglah.” Kata Shin. Tuan Kang menolak karena
ingin naik taksi, tapi Ji Tae melihat mobil sedan mewah, langsung masuk mobil
bahkan Robocop mengendong Tuan Kang agar masuk mobil. Reporter Lee pun bergegas
pamit dan ingin ikut naik mobil mewah.
So Bong mendekati Shin menyuruh pergi karena Ye Na sudah menunggunya.
Nyonya Oh
datang ke Kolumbarium dengan menatap foto Nam Jung Woo lalu melihat ada foto
Tuan Nam bersama dengan suaminya.
“Orang-orang
pasti akan salah mengira kalau pria tua itu ayah yang penyayang.” Komentar
Nyonya Nam sebelum menuruh bunga.
Saat itu
Tuan Ji datang dan dibelakangnya sudah ada Tuan Nam. Nyonya Oh kaget sampai
bunga ditanganya terjatuh. Tuan Nam dengan santai menyapa Nyonya Oh yang sudah
lama tak bertemu.
So Bong
mengemudikan mobil teringat dengan ucapan Shin “Tapi Kang So Bong itu sungguh
manusia yang baik. Dia tahu semua tentangku, tapi dia tidak kabur. Dia juga
tidak akan menceritakan rahasiaku. Sama seperti Kang So Bong melindungiku maka
aku juga harus melindunginya.” Saat itu tatapanya mengarah pada Shin dan Shin
memberikan senyuman. Ye Na pun melihat dengan sinis.
“Manajer
Tim Seo, apa kau tidak nyaman? Haruskah kubuka jendelanya?” ucap So Bong
“Jangan
hiraukan aku, dan nyetir saja kau. Dan Kau... Jangan buka jendelanya. Jika
orang-orang melihat, aku harus berakting lagi. Shin Oppa padahal terbaring di
tempat tidur. Aku tidak ingin tertawa bersamamu.” Ucpa Ye Na sinis pada Shin
yang membuka jendela.
“Direktur
Nam, tutuplah jendelanya.” Perintah So Bong, Ye Na terlihat kesal karena Shin yang mematuhi
perintah So Bong.
“Tenanglah,
Ye Na.” Kata Shin. Ye Na kesal karena Shin mengunakan bahasa banmal lalu
menyuruh agar lepaskan cincinya.
Shin
menolak, tapi Ye Na tetap menyuruh agar Shin melepaskan dengan sangat yakin
kalau Shin Oppa pasti akan segera siuman jadi
saat siuman. maka akan melelehkannya dalam tungku. So Bong terlihat
sangat marah mendengarnya.
“Sudah
kubilang jangan dipakai. Kenapa kau tidak mau menurutiku?” kata Ye Na melihat
Shin memakai kembali cincin di jari manisnya.
“Akulah
manusia Nam Shin sekarang.” Tegas Shin. Ye Na yang kesal akhirnya menarik
battery dari tangan Shin. So Bong
akhirnya menghentikan mobil.
“Kau ini
kenapa??? Pertama, kau membuatnya menghadap dinding. Sekarang, kau melepas
baterainya? Kau sudah kelewatan!” ucap So Bong marah
“Memang
apa masalahnya? Kalau sudah sampai juga, akan kukembalikan jamnya.” Ucap Ye Na
sinis
“Dia
bukan sekedar objek. Dia itu punya otak dan dia mengerti emosi manusia!” tegas
So Bong
“Jika dia
bukan objek, lalu apa? Orang? Kang So Bong, kau aneh sekali. Setelah
menciumnya, apa kau punya perasaan sama robot? Apa kau merasa bersama dengan pewaris jika kau seperti itu?”
Ucap Ye Na menyindir.
“Hei...
Kaleng. Kau... Kalau kau membiarkan sembarang orang menyentuh bateraimu, mati
kau.” Ucap So Bong memasang kembali battery ditangan Shin. Anak buah Tuan Seo
melihat dari kejauhan.
Akhirnya
Ye Na marah mengajak So Bong keluar dari mobil. Keduanya pergi ke taman, Ye
Na langsung memberikan tamparan, Ia tak
bisa terima karena So Bong memperingatkan agar jangan sembarang orang menyentuh
baterainya. Ia tak bisa terima So Bong yang tidak menghormatinya.
“Kau boleh
tidak menghormati orang lain, tapi aku tidak boleh?” tegas Ye Na
“Wahh... Lucu
sekali kau. Tanpa Ayah dan Oppa-mu, kau itu tak berguna.” Balas So Bong. Ye Na
ingin menamparnya tapi tangan So Bong lebih dulu menahanya. Ye Na meminta agar melepasnay.
“Kalau
kulepas... Apa kau mau menamparku lagi? Kau pikir aku menahan diri karena aku
tak punya kekuatan?” ucap So Bong
“Kau
bilang Kuat? Memang kau mau apa, kalau kau punya kekuatan?” ucap Ye Na akhirnya
menendang kaki So Bong. Akhirnya So Bong terjatuh, saat itu Shin datang menahan
tangan Ye Na.
“Jangan
seenaknya pada Kang So Bong.” Tegas Shin yang terlihat marah. Ye Na tak peduli
menyuruh Shin minggir tapi Shin sudah lebih dulu mendorong Ye Na sampai
terjatuh.
“Apa Kau
sudah gila?” ucap Ye Na tak percaya. So Bong pun binggung dengan sikap Shin.
“Mulai
sekarang, Kang So Bong menjadi prioritas utama.” Kata Shin mendekati So Bong.
Bersambung
ke episode 15
Terima kasih buat sinopsis y mba
BalasHapusGa sabar kelanjutannya.. Semangat kakak
BalasHapusThanks youu kkk sinopsisnya seru
BalasHapus