PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 05 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 14


PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Nam yakin kalau Tuan Seo sepertinya tadi sangat kaget. Tuan Seo mencoba menyangkalnya, Tuan Nam mengaku bisa mengakhirinya tapi mengurungkan niatnya karena punya masa lalu bersama. Tuan Seo tetap diam.
“Aku ini menyimpan rekaman suaramu yang ingin memasukkanku ke panti jompo jadi mulai sekarang jangan bertingkah lagi.  Mari kita saling bersikap baik-baik...” kata Tuan Seo
“Itu semua demi kepentingan perusahaan. Jangan salah paham dengan niatku. Perusahaan juga prioritas bagi Anda. Karena itulah Anda merahasiakan apa yang terjadi dengan Jung Woo.” Ucap Tuan Seo juga mengancam.
“Kalau kau membahas soal itu, apa itu akan menguntungkanmu?” balas Tuan Nam. Tuan Nam hanya terdiam. 


Ye Na akhirnya melihat Shin seperti tak percaya,  Tuan Seo menceritkan aklau mengalami kecelakaan hebat di Ceko. Ye Na memarahi kalau Shin yang datang ke sana dan seharusnya tetap bersamanya. Shin mendekat melihat Ye Na yang menangis.
“Kalau kau menangis, sudah aturannya memelukmu.” Kata Shin. Ye Na langsung mendorong Shin.
“Memangnya kau Shin Oppa? Apa Kau pikir bisa menjadi dia jika kau memakai baju dan parfumnya? Apa? Robot? Kau saja bukan manusia, tapi beraninya kau membodohiku? Kau saja palsu, tapi beraninya kasar padaku? Kau itu menjijikkan... Aku muak...” ucap Ye Na sinis. Tuan Ji memperingatkan ucapan Ye Na.
“Kalianlah yang lebih parah... Padahal Shin Oppa lagi sekarat. Tapi lelucon apa ini?” ucap Ye Na sangat marah
“Kau bilang Dia sekarat? Apa Menurutmu ini lelucon? Semua orang di sini mengorbankan hidup mereka demi Shin. Kami percaya dia akan sadar dan kami ini melindungi dia dari ayahmu! Kata siapa dia sekarat?!!!” teriak Tuan Shin marah
Semua hanya bisa diam, Tuan Seo akhirnya meminta maaf karena terlalu emosi. Ye Na pun meminta agar bisa bersama dengan Shin saja. So Bong pun mengajak Shin agar pergi keluar dari ruangan.


So Bong menatap Shin seperti merasa kasihan di ejek oleh Ye Na. Shin heran melihat tatapan So Bong, karena Tatapannya tatapan saat manusia sedang khawatir. So Bong mengelak, lalu memperingatkan Shin.
“Jangan memeluk orang seperti itu... Kalau orangnya mau, barulah hibur mereka.” Ucap So Bong.
Shin mengulang kalimat So Bong "Hibur seseorang hanya jika mereka menginginkannya." Saat itu Tuan Ji keluar dari rumah lalu mengajak mereka pergi. Shin memanggilnya lebih dulu.
“Manager Ji, Apa mungkin kau ingin dihibur? Kau langsung marah saat Seo Ye Na berkata Nam Shin lagi sekarat.” Kata Shin. Tuan Ji tak menjawab menyuruh Shin masuk saja ke dalam mobil. 


Di dalam mobil, Semua hanya terdiam. Shin pun membahan yang dikatakan Tuan Ji yang merasa binggung apakah menyukai Shin atau apa yang dimiliki oleh Shin, tapi Hari ini barulah aku mengerti.
“Kau marah ketika seseorang berkata Nam Shin sedang sekarat. Kau bisa memiliki semua kepunyaan Shin dengan mengandalkanku karena aku mirip dengannya tapi kau hanya peduli dengan kesembuhannya. Itu berarti kau menyukai manusia Nam Shin. Analisisku benar, 'kan?” ucap Shin.
“Kau bicara omong kosong lagi.” Keluh Tuan Ji mencoba tak mengubrisnya. 

Nyonya Oh memberitahu saat Shin mengalami kecelakaan itu ada seseorang mengikutinya dan yakin Seo Jong Gil yang mengutus orang itu. Ye Na meminta bukti,  Nyonya Oh mengaku tidak butuh bukti.
“Aku boleh saja seorang ilmuwan tapi aku yakin dengan naluri keibuanku. Inilah naluriku sebagai seorang anak.” Kata Nyonya Oh
“Ayahku tidak sejahat itu.” Tegas Ye Na. Nyonya Oh pun berharap kalau nalurinya itu benar.
“Apa yang ada di kepalanya Oppa?” tanya Ye Na.
“Perangkat ultrasound khusus, dan Pernah ada pasien koma siuman dengan memakai itu. Shin... pasti akan siuman. Karena dia anakku, jadi aku tahu. Aku yakin pasti lebih mengenalnya dibandingkan ibunya yang menelantarkannya.” Kata Nyonya Oh
“Apa Anda tidak malu bertingkah seperti ibu yang baik sekarang? “ sindir Ye Na
“Syukurlah kalau kau lebih peduli padanya daripada aku. Tolong buatlah keputusan terbaik demi Shin.” Kata Nyonya Oh 

Saat itu Tuan Seo menelp, Ye Na mengangkat telpnya. Tuan Seo ingin tahu keberadaan anaknya.  Ye Na yang malu mengaku tidak bisa memberitahu Ayah. Tuan Seo mengeluh dengan sikap anaknya berpikir kalau mengetahui Tuan Nam yang tidak demensia.
“Kau tahu, tapi kau berbohong pada Ayah!” ucap Tuan Seo marah
“Entah demensia atau bukan.keserakahan Ayah sudah diketahui semua orang. Aku mau sama Shin Oppa malam ini.” Tegas Ye Na.
“Apa Kau sudah gila?” teriak Tuan Seo dan melihat Ye Na sudah menutup telp. Ye Na terus menangis menatap Shin yang belum sadarkan diri. 

So Bong terbangun dengan gedoran pintu yang menyuruh agar bangun. Saat membuka pintu Tuan Ji dan Shin sudah ada di depan pintu. Tuan Ji memberitahu kalau Ye Na tak ada. So Bong pikir mereka harus mengecek apa dia pergi mendatangi Direktur Eksekutif Seo dan ingin menelp.
“Itu dari Direktur Eksekutif Seo.” Ucap Shin melihat ponselnya, Tuan Ji meminta agar Speakerphone.
“Maaf menelepon sepagi ini. Aku lagi di jalan mau menemui Ketua. Mari kita bertemu di kamarnya.” Kata Tuan Seo
Tuan Ji menegaskan kalau mereka tidak boleh membiarkan Tuan Seo menemui Ketua. Mereka pun berlari mencari Tuan Seo tapi ternyata Tuan Seo sudah bertemu dengan Tuan Nam didalam kamarnya. 

“Kenapa kau tidak memberitahuku?” ucap Tuan Seo . Tuan Ji dan Shin terlihat binggung.
“Kapan kau berencana memberi tahu kami?” tanya Tuan Nam
“Aku sudah bilang semuanya ke mereka... Rahasia Oppa...” kata Ye Na.
Tuan Ji terlihat makin panik. Ye Na pikir  tak ada yang salah menentukan tanggal pernikahan. Shin dan yang lainya terlihat terkejut. Ye Na mengaku kalau Shin semalam minta maaf karena membuatnya menunggu sambil merangkul tangan calon suaminya.
“Kau bilang kita harus memberi tahu orang-orang dan mulai merencanakannya. Aku sudah beritahu pada orang tua. Kakek dan Ayah sama-sama senang. Dan Aku juga senang.” Ungkap Ye Na dan menyuruh agar Shin bisa tersenyum.  Shin pun terlihat bingung. 


So Bong menunggu di depan rumah terlihat gugup lalu binggung karena Ye Na keluar merangkul tangan Shin. Setelah tak ada orang, Ye Na langsung menghempaskan begitu saja. Tuan Ji mengeluh dengan apa yang dilakukan Ye Na.
“Kalau tidak begitu, kau pasti tidak akan percaya aku memihak Oppa. Lagipula Oppa akhirnya akan menjadi kekasihku. Jadi menurutku ini tak masalah.” Kata Ye Na lalu memberikan sebuah kotak. Shin melihat isinya cincin.
“Kau punya cincin. Tapi apa kau tak punya ponsel? Satu panggilan telepon saja sudah bisa membantu. Kau pergi tak bilang-bilang, membuat mereka panik. Seo Ye Na, apa mungkin kau itu orang yang suka cari perhatian?” ejek Shin. Tuan Ji dan So Bong tak bisa menahan tawa.
“Beraninya kau?!! Aku mengundang wartawan ke perusahaan, jadi pakailah cincin itu. Aktingmu harus bagus di depan mereka.” Tegas Ye Na lalu masuk ke dalam mobil.
“Jadi dia akan menikah karena menjaga rahasianya?” tanya So Bong tak percaya
“Ya, kurasa kita harus menuruti Seo Ye Na sementara ini.” Kata Tuan Ji
“Yang barusan kau katakan cukup lucu juga. Ini Sangat memuaskan.” Puji So Bong mengacungkan jempol, Tuan Ji pun setuju.
“Tapi jangan terlalu mengecewakan Manajer Tim Seo. Aku harus mengantar Ketua ke suatu tempat. Jadi, jagalah dia.” Pesan Tuan Ji. So Bong menganguk mengerti dan menyuruh Shin segera memakai cincinya.
“Kau harus berpura-pura kau mau menikah.” Kata So Bong. Shin pun segera memakai cincin dijari manisnya. 



Tuan Nam membahas tentang Ye Na akan menikah dan mengartikan kalau Tuan Seo itu akan mematuhi keinginannya. Tuan Nam membenarkan, karena akan menjadi ayah mertua Shin dan janji tidak akan membuat masalah. Tuan Nam langsung mengucapkan Terima kasih.
“Kita lagipula sepihak entah dalam artian baik atau buruk.” Kata Tuan Nam sedikit menyindir.
“Aku pasti terlalu gegabah, Aku berjanji tidak akan pernah membahas Jung Woo lagi.” Kata Tuan Seo lalu keluar dari ruangan.
“Apa Anda hanya membiarkan Direktur Eksekutif Seo begitu saja? Kenapa Anda menyuruhku menghilangkan suaranya dari rekaman itu? Padahal tanpa diedit, kita bisa mudah menyingkirkannya.” Tanya Tuan Ji heran
“Dia tidak akan menyerah jika aku melakukannya. Jika seseorang seperti dia sangat ingin melakukan sesuatu, maka tak ada yang bisa menghentikannya. Dunia tidak sesederhana itu. Daripada menyingkirkannya Sekarang, lebih untung bagiku menunjukkan padanya aku bisa menyingkirkannya kapan saja.” Tegas Tuan Nam 


Semua wartawan sudah menunggu, Shin turun dari mobil lebih dulu lalu membuka pintu mobil Ye Na yang dinaiki bersama dengan ayahnya. Tuan Seo terlihat menahan amarah melihat Ye Na yang terlihat sangat menyukai Shin bahkan memberikan ciuman di pipi. Para wartawan terus meminta pernyataan.
“Kapan hari pernikahannya? Apa yang akan terjadi pada PK Group setelah pernikahan nanti? Apa Anda berencana untuk punya keturunan? Apa rencana Anda?”
Reporter Lee dalam kerumunan seperti merasakan sesuatu lalu mendekati So Bong ingin tahu alasan mereka yang tiba-tiba mau menikah. So Bong pikir kalau pasangan yang sudah tunangan wajar kalau memang ingin menikah. Reporter Lee seperti masih tetap curiga. 


Keduanya masuk ruangan, Ye Na langsung bersikap kasar menyuruh Shin Berdiri di pojok, Jangan bicara, dan jangan bergerak. Shin mengikuti perintah Ye Na berjalan ke pojok ruangan. Ye Na  Bahkan meminta agar jangan menatapnya dan ke dinding.
“Karena mukamu mirip dia, aku jadi jijik.” Ucap Ye Na lalu merasa baikan setelah Shin membalikan badannya sambil mengeluh Sampai kapan aku harus begini.
“Apa kau harus seperti ini? Ini kelewatan.” Ucap So Bong yang melihat sikap Ye Na.
“Apanya yang kelewatan? Haruskah aku peduli dengan perasaannya juga? Apalagi setelah semua yang dia lakukan padaku?” kata Ye Na sinis.
“Dia tidak salah apa pun. Jadi bersikap baiklah padanya.” Tegas So Bong lalu melihat Tuan Seo yang menelp dan meminta izin untuk pergi ke Toilet.
“Aku mau ke ruanganku.... Kau tak boleh bergerak darisitu.” Tegas Ye Na pada Robot Shin. Saat itu terdengar bunyi telp berdering, Shin hanya menatapnya. 

So Bong menemui Tuan Seo membahas tentang Ruang UGD. Tuan Seo mengingat So Bong yang melihat ada orang yang mirip Direktur Nam di ruang UGD. So Bong dengan gugup berkata kalau Tuan Seo yang bilangpasti salah lihat.
“Apa ada hal lain yang kau ingat?” tanya Tuan Seo. So Bong mengaku kalau sudah lama sekali jadi tak ingat.
“Tapi kenapa Anda menanyakannya?” tanya So Bong. Tuan Seo menjawab kalau itu bukan urusan So Bong.
“Kenapa Shin mendadak berubah pikiran ingin menikah?” tanya Tuan Seo
“Dia tidak cerita hal semacam itu padaku dan Anda tahu sendiri dia bagaimana. Kalau tak ada yang  penting, maka dia tak bicara padaku.” Kata So Bong. Tuan Seo mengeluh karena So Bong tak tahu menahu. 

Saat itu terdengar suara Ye Na melihat So Bong , Tuan Seo langsung bergegas pergi dan akan menghubunginya nanti. Ye Ha heran melihat So Bong yang pamit ke toilet malah berada dibalik dinding. So Bong hanya bisa terdiam, lalu Ye Na memberitahu kalau Shin tidak ada di ruangan.

Keduanya berlari ke lobby dan melihat Shin sedang dimarahi oleh Tuan Kang. So Bong hanya bisa menghela nafas melihat tingkah ayahnya. TUan Park tak terima karena Shin yang mempermainkan perasaan putrinya. Ye Na bertanya-tanya Siapa orang itu merasa harus bicara dengannya. So Bong pikir akan mengurusnya karena mengenalnya.
“Apa Ayah sudah gila? Ayah mau apa sama Direktur Nam?” ucap So Bong menarik tangan ayahnya yang terus mencengkram Shin.
“Kau tak usah ikut campur. Kau ini kenapa? Kau mencium anakku... tapi menikah dengan wanita lain? Beraninya kau!” ucap Tuan Nam
“Jika seorang pria mencium seorang wanita, dia harus menikahinya. Apalagi itu ciuman pertamanya... Kau seharusnya tidak menyakitinya.” Ucap Ji Tae.
“Sayang, Apa serius itu ciuman pertamamu?” kata Reporter Lee kaget. So Bong menyangkalnya menyuruh dua anak buahnya diam.
“Biarkan saja mereka mendengarnya! Kau punya telinga, untuk  mendengar... Semuanya!.. Orang ini mencium putriku!” ucap Tuan Park
“Itu cuma terjadi begitu saja dan Tak disengaja. Kami berdua tidak saling menyukai.” Akui So Bong
“Sejak kapan kau jadi sekeren ini? Kau mencium pria yang bahkan tidak kau cintai...” tegas Tuan Park. So Bong meminta agar Shin membawa Tuan Par pergi.
Akhirnya Shin mengendong Tuan Park seperti memanggul beras. Tuan pafk menjerit ketakutan karena takut ketinggian. So Bong terlihat marah dengan Reporter Lee karena sengaja membawa ayahnya ke kantor. 


Tuan Kang meminta agar diturunkan, Shin pun menurunkan Tuan Kang dengan dua anak buah yang menahanya agar tak jatuh. Tuan Kang tak percaya Shin yang sangat kuat, bahkan selain punya uang, koneksi, dan otot juga jadi ingin tahu olahraga dimana. Tiba-tiba Shin berlutut didepan Tuan Kang.
“Ciuman itu tak disengaja, tapi aku maklum kalau Bapak marah. Tolong hajar aku sampai Bapak merasa tenang.” Ucap Shin
“Aku saja yang menghajarmu. Jangan pikir kau bisa membela diri.” Kata Robocop
“Jangan. Menghajar orang kaya bisa membuatmu kena masalah.” Ucap Ji Tae.
“Apa kau sungguh tidak ada perasaan sama sekali padanya?” tanya Tuan Kang akhirnya menahan keduanya.
“Aku memang tidak punya perasaan.” Kata Shin yang sadar dirinya robot.
“Kau bisa bilang tidak menyukainya, kalau memang tidak menyukainya. Tapi Mana ada manusia tidak punya perasaan? Aku tahu anakku tidak akan menjadi Cinderella hanya karena dia mencium pria kaya. Walaupun bisa, aku pasti akan menghentikannya. Tapi mana mungkin manusia tidak punya perasaan? Kau memang orang yang dingin. Putriku akan berhenti jadi pengawalmu, jadi ingatlah itu.” Tegas Tuan Kang.
“Jangan... Aku minta maaf karena aku tidak bisa memberitahu semuanya pada Bapak. Tapi Kang So Bong itu sungguh manusia yang baik. Dia tahu semua tentangku, tapi dia tidak kabur. Dia juga tidak akan menceritakan rahasiaku. Sama seperti Kang So Bong melindungiku maka aku juga harus melindunginya.” Kata Shin, So Bong terdiam mendengar ucapan Shin,

“Kalian berdua ini ada apa? Dari perkataannya, dia sepertinya menyatakan cinta padamu.” Komentar Reporter Lee. So Bong mengelak.
“Aku tidak mengerti kau itu benar-benarbrengsek atau terlalu jujur. Pokoknya tepati janjimu. Jika kau menyakiti putriku, aku akan kembali lagi.” Tegas Tuan Lee lalu mengajak dua anak buahnya untuk pergi.

“Aku sudah menelepon sopir, jadi Pulanglah.” Kata Shin. Tuan Kang menolak karena ingin naik taksi, tapi Ji Tae melihat mobil sedan mewah, langsung masuk mobil bahkan Robocop mengendong Tuan Kang agar masuk mobil. Reporter Lee pun bergegas pamit dan ingin ikut naik mobil mewah.  So Bong mendekati Shin menyuruh pergi karena Ye Na sudah menunggunya.


Nyonya Oh datang ke Kolumbarium dengan menatap foto Nam Jung Woo lalu melihat ada foto Tuan Nam bersama dengan suaminya.
“Orang-orang pasti akan salah mengira kalau pria tua itu ayah yang penyayang.” Komentar Nyonya Nam sebelum menuruh bunga.
Saat itu Tuan Ji datang dan dibelakangnya sudah ada Tuan Nam. Nyonya Oh kaget sampai bunga ditanganya terjatuh. Tuan Nam dengan santai menyapa Nyonya Oh yang sudah lama tak bertemu.

So Bong mengemudikan mobil teringat dengan ucapan Shin “Tapi Kang So Bong itu sungguh manusia yang baik. Dia tahu semua tentangku, tapi dia tidak kabur. Dia juga tidak akan menceritakan rahasiaku. Sama seperti Kang So Bong melindungiku maka aku juga harus melindunginya.” Saat itu tatapanya mengarah pada Shin dan Shin memberikan senyuman. Ye Na pun melihat dengan sinis.
“Manajer Tim Seo, apa kau tidak nyaman? Haruskah kubuka jendelanya?” ucap So Bong
“Jangan hiraukan aku, dan nyetir saja kau. Dan Kau... Jangan buka jendelanya. Jika orang-orang melihat, aku harus berakting lagi. Shin Oppa padahal terbaring di tempat tidur. Aku tidak ingin tertawa bersamamu.” Ucpa Ye Na sinis pada Shin yang membuka jendela.
“Direktur Nam, tutuplah jendelanya.” Perintah So Bong, Ye Na  terlihat kesal karena Shin yang mematuhi perintah So Bong.
“Tenanglah, Ye Na.” Kata Shin. Ye Na kesal karena Shin mengunakan bahasa banmal lalu menyuruh agar lepaskan cincinya.
Shin menolak, tapi Ye Na tetap menyuruh agar Shin melepaskan dengan sangat yakin kalau Shin Oppa pasti akan segera siuman jadi  saat siuman. maka akan melelehkannya dalam tungku. So Bong terlihat sangat marah mendengarnya.
“Sudah kubilang jangan dipakai. Kenapa kau tidak mau menurutiku?” kata Ye Na melihat Shin memakai kembali cincin di jari manisnya.
“Akulah manusia Nam Shin sekarang.” Tegas Shin. Ye Na yang kesal akhirnya menarik battery dari tangan Shin.  So Bong akhirnya menghentikan mobil.
“Kau ini kenapa??? Pertama, kau membuatnya menghadap dinding. Sekarang, kau melepas baterainya? Kau sudah kelewatan!” ucap So Bong marah
“Memang apa masalahnya? Kalau sudah sampai juga, akan kukembalikan jamnya.” Ucap Ye Na sinis
“Dia bukan sekedar objek. Dia itu punya otak dan dia mengerti emosi manusia!” tegas So Bong
“Jika dia bukan objek, lalu apa? Orang? Kang So Bong, kau aneh sekali. Setelah menciumnya, apa kau punya perasaan sama robot? Apa kau merasa  bersama dengan pewaris jika kau seperti itu?” Ucap Ye Na menyindir.
“Hei... Kaleng. Kau... Kalau kau membiarkan sembarang orang menyentuh bateraimu, mati kau.” Ucap So Bong memasang kembali battery ditangan Shin. Anak buah Tuan Seo melihat dari kejauhan. 

Akhirnya Ye Na marah mengajak So Bong keluar dari mobil. Keduanya pergi ke taman, Ye Na  langsung memberikan tamparan, Ia tak bisa terima karena So Bong memperingatkan agar jangan sembarang orang menyentuh baterainya. Ia tak bisa terima So Bong yang tidak menghormatinya.
“Kau boleh tidak menghormati orang lain, tapi aku tidak boleh?” tegas Ye Na
“Wahh... Lucu sekali kau. Tanpa Ayah dan Oppa-mu, kau itu tak berguna.” Balas So Bong. Ye Na ingin menamparnya tapi tangan So Bong lebih dulu menahanya.  Ye Na meminta agar melepasnay.
“Kalau kulepas... Apa kau mau menamparku lagi? Kau pikir aku menahan diri karena aku tak punya kekuatan?” ucap So Bong
“Kau bilang Kuat? Memang kau mau apa, kalau kau punya kekuatan?” ucap Ye Na akhirnya menendang kaki So Bong. Akhirnya So Bong terjatuh, saat itu Shin datang menahan tangan Ye Na.

“Jangan seenaknya pada Kang So Bong.” Tegas Shin yang terlihat marah. Ye Na tak peduli menyuruh Shin minggir tapi Shin sudah lebih dulu mendorong Ye Na sampai terjatuh.
“Apa Kau sudah gila?” ucap Ye Na tak percaya. So Bong pun binggung dengan sikap Shin.
“Mulai sekarang, Kang So Bong menjadi prioritas utama.” Kata Shin mendekati So Bong.
Bersambung ke episode 15

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



3 komentar: