PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon duduk diam di luar rumah merasa kalau terlalu banyak makan dan perutnya
jadi penuh dengan kepiting. Mi So membawakan segelas air, dengan wajah khawatir
bertanya Apa perutnya sakit. Young Joon mengaku sempurna dalam segala aspek.
“Bahkan
kemampuan pencernaanku juga luar biasa.” Tegas Young Joon bangga
“Karena
kau sudah makan siang, bagaimana kalau kau pulang sekarang?” ucap Mi So tapi
saat itu keduanya dikejutkan dengan dua kakak Mi So keluar rumah.
“Pakaian
itu...” bisik Young Joon binggung. Pil Nam memberitahu kalau mereka akan
menangkap kerang.
“Kami
menangkap kerang dan memasaknya saat berkunjung kemari tiap tahun.” Jelas Won
Hee.
“Kenapa
mereka melakukan pekerjaan berat selagi liburan?” tanya Young Joon heran.
“Ah Benar
juga, kau mungkin tak akan bisa memahaminya. Aku yakin kau punya chef pribadi
yang memasakkanmu makanan laut musiman. Kau pasti tak mengerti kenapa kami harus
bersusah payah menangkap kerang, Demi membuat kalguksu dengan seafood segar.
Inilah yang kami maksud kita hidup di dunia yang berbeda.” Komentar Pil Nam
sinis
“Aku akan
ikut dengan kalian menangkap kerang.” Kata Mi So, Ketiganya kembali kaget.
“Tak
perlu... Aku yakin kau tak pernah melakukan itu seumur hidupmu. Kau tak akan
bisa menggali dataran lumpur untuk mengambil kerang.” Ucap Pil Nam
Young
Joon mengaku bisa melakukanya, sambil memeluk Mi So menurutnya Jika bersama dengan
Mi So akan bisa pergi kemanapun, baik
dataran lumpur atau semak duri. Won Hee merasa bahagia meliahta keduanya
tapi Pil Nam tetap sinis, Young Joon melepaskan tangan Mi So mengajak mereka
segera ke Pantai.
Tuan Ko
mulai kelelahan dibawah meja, Semua mulai kekenyangan dan merasa kalau semua
makanannya enak-enak. Mereka kembali bersulang, untuk hidup bahagia Nn. Jiah.
Se Ra tak sengaja menjatuhkan tasnya, Ji Ah panik dan langsung mengambil dompet
yang jatuh dan akan mengambil tissue.
“Terima
kasih, Nn. Jiah, kau sangat pengertian sekali.” Kata Se Ra akhirnya tak melihat
Tuan Ko.
“Tapi Aku mengira disini akan sejuk, ternyata
mataharinya sangat terik. Apa kita perlu pindah kesana?” kata Se Ra
“ Benar,
sinar UV buruk untuk kulit. Jadi Ayo pindah sekarang juga.” Kata Tuan Jung.
Tuan Ko
yang mendengarnya panik, mereka pun bergotong royong mengangkat bangun dan saat
itu melihat Tuan Ko sedang berbaring dilantai layaknya sedang berjemur. Tuan Ko
berkata “Kejutan.” Tuan Jung heran melihat Tuan Ko yang ada dilantai.
“Sudah
kubilang... Aku ingin membuat kejutan pada kalian.” Ucap Tuan Ko berusaha untuk
santai. Semua terlihat binggung, Mi So pun kaget karena Tuan Ko akhirnya
ketahuan.
“Benar...
Ji Ah juga mengundangku pada pesta menempati rumah barunya. Tapi, aku orang
yang memiliki kreativitas tinggi, punya ide cemerlang meski disaat sedang
nongkrong. Jadi, aku ingin melakukan sesuatu yang seru.” Jelas Tuan Ko
“Itulah
kenapa, Nn. Kim disana dan aku merencanakan ini sama-sama. Aku bersembunyi
seperti ini dan menunggu momen terbaik untuk memaksimalkan keseruan. Dan saat
kalian memutuskan untuk memindah meja, maka Itulah saat yang pas.” Kata Tuan Ko
“Bagus! Kau
benar-benar mengejutkan kami. Jadi Ayo habiskan makanannya.” Kata Tuan Jung,
Tuan Ko pun akhirnya ikut makan dan Ji Ah yang melihatnya terlihat sedikit
gugup.
Tuan Jung
menawarkan bir, tapi ternyata sudah habis. Ji Ah pikir akan membelinya lagi. Se
Ra menolak karena melihat supermarket besar jadi akan membeli sendiri
saja. Tuan Jung heran dengan Se Ra yang
mengajukan diri. Se Ra mengaku karena masih ingin minum.
“Aku
perlu berjalan dan mencerna apa yang sudah kumakan.” Kata Se Ra. Mereka pun
memberikan Se Ra pergi.
Se Ra
mendorong trolly melihat counter menjual sosis lalu mencobanya, karena sedang promosi
beli 1 gratis 1. Si bibi mengeluh dengan
Se Ra yang makan 3 potong padahal tak membelinya.
“Kami
akan membelinya.” Ucap Sek Yang datang langsung mengambil sosis. Se Ra tak
percaya melihat Sek Yang datang membelikan sosis.
“Kami
beli 3... Jadi, jangan membuat nona ini malu.” Kata Sek Yang lalu mengajak Se
Ra pergi.
Semua
sudah berada di pantai, Won Hee bertanya Apa Young Joon itu jadi datang atau
tidak. Pil Nam mengeluh Young Joon itu
harus berbohong kalau tak sanggup. Mi So kesal kakaknya terus saja
menyindir, Pil Nam heran adiknya yang menatap sinis.
“Bukankah
kau keterlaluan padanya? Aku tahu kau kebingungan karena ini terlalu mendadak.
Tapi, tidakkah menurutmu, kau sudah keteraluan padanya?” ucap Mi So
“Miso,
aku khawatir padamu.” Ucap Pil Nam, Mi So menyakinkan kakaknya kalau jangan
khawatir.
“Dia
bukan tipe orang yang seperti kalian berdua pikirkan. Dia melindungiku disaat aku ketakutan. Dan
dia selalu perhatian padaku. Kalian bahkan tak tahu apa-apa.” Kata Mi So
Lalu
ketiganya dibuat kaget dengan kedatangan Young Joon yang lengkap dengan semua
pakaian dan stylist. Young Joon meminta
maaf karena datang terlambat, Mi So bertanya dimana mendapat semua perlengkapan
itu.
“Aku
harus melakukan segalanya dengan sempurna. Itulah motto hidupku.” Tegas Young
Joon
“Punya peralatan
lengkap tak berarti kau bisa mengerjakan pekerjaan dengan sempurna. Kau
membutuhkan pengetahuan dari pengalaman bertahun-tahun, itulah yang kami
miliki.” Tegas Pil Nam
“Kak.. Kalau
begitu, bagaimana kalau kita bersaing? Kalian bisa berpasangan. Dan kami akan
satu tim. Yang kalah harus mengabulkan keinginan pemenang. Bagaimana?” kata Mi
So, Pil Nam langsung setuju.
Young
Joon tersenyum bahagia mendengarnya, lalu berbicara pada Mi So kalau akan
melakukan yang terbaik selagi ini persaingan, tapi ingin tahu apa yang akan
jadi harapannya. Mi So mengaku ingin
meminta mereka untuk tak membencinya.
“Rasa
lelahku tiba-tiba saja menghilang.” Kata Young Joon dan langsung dengan penuh
semangat langsung mencari semua kerang dan dikumpulkan dalam satu ember.
Mi So
mendapatkan dua kali kerang dari kakaknya jadi mereka sudah menang. Won Hee pun
mengucapkan selamat, dan ingin tahu keinginannya. Mi So mengatakan kalau hanya ingin meminta
mereka untuk tidak membenci Wakil Ketua Lee. Pil Nam melirik sinis.
“Tak
apa-apa. Kalian boleh membenciku... Tapi... kumohon tunggulah. Aku akan terus
menunjukkan perasaan tulusku pada Miso.” Ucap Young Joon.
Pil Nam
mengajak mereka untuk bubar tapi kakinya terpeleset dan hampir jatuh. Young
Joon langsung bisa menahan, Pil Nam pun berdiri kembali tapi merasa heran
karena tangan Young Joon yang dingin sekali. Mi So langsung panik bertanya
apakah perutnya sakit.
“Kau tadi
makan kebanyakan, makan banyak kepiting saus. Jadi Ikut aku, ayo kita obati dulu
sakit perutmu.” Kata Mi So dengan wajah panik langsung menarik Young Joon
pergi.
Won Hee
merasa kasihan karena Young Joon mengalami sakit perut karena kebanyakan makan
untuk membuat terkesan, Pil Nam pikir
tak menyuruhnya untuk terlalu banyak makan. Won Hee mengaku kalau cukup
terkejut.
“Dia
tampak sombong saat kulihat di pemberitaan. Tapi, dia jauh-jauh kemari dan
melakukan yang terbaik untuk mengesankan kita meski kau keterlaluan padanya.
Dia pastilah sangat peduli pada Miso. Bukankah begitu?”komentar Won Hee tapi
Pil Nam hanya diam saja.
“Aku
khawatir mengenai kelainan seksualnya, Tapi selebihnya, sepertinya dia pria
baik. Dan soal masalah kelainan itu, bisa diatasi selagi kakak iparnya adalah
pakarnya. Jadi pasti akan sembuh.” Kata Won Hee
“Apa? Kau
bilang Kakak ipar?” keluh Pil Nam, Won Hee mengaku kalau menyukai Young Joon.
“Jadi,
kau juga perlu membuka hatimu.” Kata Won Hee. Pil Nam tak banyak bicara.
Semua
akhirnya berkumpul di halaman, Pil Nam meminta Young Joon memberikan tanganya,
Young Joon menolak karena merasa baik-baik saja. Pil Nam ingin Menusuk jari itu
karena pasti ampuh. Young Joon menolak,
Mi So langsung berteriak Ada UFO, semua langsung mengangkat kepala.
“Darah!
Astaga, aku berdarah.” Teriak Young Joon panik lalu berpura-pura tenang kalau
hanya mengeluarkan darah sedikit.
“Masuklah
dan istirahat, Kau kurang sehat.” Kata Pil Nam. Young Joon mengaku sudah lebih
baikan.
“Izinkan
aku membantu.” Kata Young Joon. Pil Nam pikir mereka bertiga bisa mengurusnya.
“Kalau
begitu, bisa kau uleni adonan ini? Ayah kami yang biasanya melakukannya, tapi dia
berhalangan hadir karena suatu acara.” Kata Won Hee merasa lenganya terasa
lelah.
Young
Joon mencoba menguleni sekuat tenaga, Mi So memintaa agar Young Joon
pelan-pelan. Young Joon mengaku kalau perutnya sudah baikan. Won Hee mengatakan
kalau Lain kali akan menusuk Jari Young
Joon lagi kalau perutnya sakit.
“Kau
bilang 'Lain kali?' kata Mi So mengartikan kakaknya sudah bisa menerima, Young
Joon tersenyum bahagia dan langsung melupakan rasa bahagia mengeluni adonan,
Semua hanya bisa tertawa melihatnya.
Won Hee
bertanya apakah mereka perlu minumm bir lagi, karena ada bar di seberang jalan.
Semua pun setuju termasuk Tuan Ko dengan celana traningnya. Se Ra baru datang
bertanya mau kemana mereka semua. JI Ah
pikir Sepertinya mulai gerimis, Jadi mau pindah ke bar.
“Kalau
begitu, seharusnya kalian memberitahuku.
Kenapa aku harus habiskan uang untuk...” kata Mi So dengan nada tinggi
lalu teringat disampingnya ada Sek Yang.
“Maksudku,
Aku seharusnya memberimu ini sebagai hadiah menyambut rumah barumu.” Kata Se Ra
dengan nada suara rendah. Tuan Jung mengajak semua untuk segera pergi saja.
Semua
mulai minum, Tuan Jung merasa karena tak ada pelanggan yang lain jadi terasa
sepi dan bertanya Apa tak ada yang bersedia berbagi cerita yang menyenangkan,
Young Ok pikir mana mungkin yang bisa diceritakan, karena mereka bertemu setiap
hari. Saat itu Bibi pemilik rumah datang.
“Kau tahu
di dekat persimpangan akan di bangun taman, kan? Kalau kau mendukung, silakan
tanda tangan disini.” Ucap bibi pada pemilik Bar dan melihat Mi So pemilik
kamar 301 ingin minta tanda tangan.
Tuan Ko
sedari tadi melihat bibi langsung
menutupi wajahnya dengan cumi panggang, karena ia juga harus memberika tanda
tangan. Tuan Jung heran melihat Tuan Ko yang menutupi wajahnya, Tuan Ko
beralasan sedang terinspirasi acara "King of Mask Singer". Semua
hanya bisa tertawa.
“Tn. Jung
meminta kita untuk berbagi keseruan, Jadi aku ingin menghibur kalian dengan
menyanyikan lagu. Kalau begitu, aku akan mulai menyanyi.” Kata Tuan Ko mulai
menyanyikan lagu 2PM dengan nada sumbang.
“Hentikan,
hentikan... Aku paham kalau kau ingin naik tingkatan, tapi apa kau sungguh
perlu lakukan ini?” ejek Tuan Jung, Tuan Ko terlihat binggung
“Aku
yakin kau sudah dengar bahwa bekerja di departemen kami seperti tiket gratis
untuk naik jabatan. Itulah kemungkinan kenapa kau ingin dipindahkan ke departemen
kami. Dalam pikiranmu 'Siapa yang harus kumintai” kau akhirnya memutuskan bahwa
kau perlu memenangkan hatiku karena aku orang yang paling berpengaruh, Benar,
kan?” kata Tuan Jung yakin
Tuan Ko
mengelak kalau itu tak mungkin, Tuan
Jung pikir tak ada yang tak mungkin karena ia lulusan kampus Kori jadi yakin
Tuan Ko juga ingin perlihatkan bahwa mereka
satu kampus jadi sengaja bernyanyi untuk membuat suasana hatinya senang.
“Kau
melakukan semua itu untuk mengambil hatiku, kan? Tn. Ko Gui Nam, benar, kan?”
ejek Tuan Jung. Tuan Ko akhirnya tak
bisa berkata-kata, membenarkan saja. Sek Yang tiba-tiba mengangkat tanganya.
“Apa kau
akan menyanyi juga, Sekretaris Yang?” tanya Tuan Jung
“Kalau
begitu, izinkan aku menyumbang lagu musikal sedikit.” Kata Sek Yang berdiri.
Se Ra
tersima dengan suara Sek Yang yang menyanyikan “Inilah saatnya...” Semua
langsung memberikan tepuk tangan untuk Sek Yang. Se Ra yang paling bersemangat
memberikan tepuk tangan.
Se Ra
sudah mulai mabuk dan hampir jatuh, untuk Sek Yang bisa menahanya. Se Ra
menatap Sek Yang langsung memperingatkan kalau
sebaiknya waspada. Sek Yang tak mengerti maksudnya.
“Jaga
sikapmu... Jangan berani menggodaku dengan memungut bantalan braku. Jangan
tiba-tiba muncul dan membelikanku 3 karung sosis. Kau nyanyi “Inilah
saatnya...”Jangan berani berusaha menggodaku dengan menyanyi seperti itu.” Ucap
Se Ra. Sek Yang hanya tersenyum melihat Se Ra berjalan.
“Kenapa
kau membuntutiku?” kata Se Ra marah, Sek Yang terus tersenyum.
“Kau sepertinya
sudah mabuk, aku khawatir kau tersandung dan jatuh.” Kata Sek Yang
“Wahh...
kau lagi menggodaku lagi. Kalau begitu, bagaimana kalau kau melindungiku?”kata
Se Ra lalu berjalan kembali.
“ Ini Aneh
sekali... Entah kenapa, aku sedikit menyukai Sekretaris Yang, berada dibawah
standarku. Apa aku perlu mengajaknya kencan? Ahh Tidak, tidak, Itu memalukan, jangan
aku duluan yang mengajaknya. Aku juga punya harga diri, aku tak bisa memintanya
kencan duluan. Aku harus melindungi harga diriku.” Kata Se Ra. Sek Yang hanya
bisa tersenyum mendengarnya.
Se Ra berjalan sempoyongan dan hampir jatuh, Sek Yang langsung menangkapnya sebelum jatuh. Keduanya saling menatap, sama seperti adegan dalam drama, jatuh cinta disaat saling menatap.
Young
Joon mencoba masakan keluarga Kim, Won Hee ingin tahu pendapat Young Joon
karena membuat kalguksu dan pancake daun bawang dari kerang yang ditangkap.
Young Joon mengaku enak dan menegaskan akan pastikan ikut acara ini lagi tahun
depan..
“Masih
terlalu dini untuk berkata itu.” Komentar Pil Nam, Mi So juga merasakan hal
yang sama.
“Ngomong-ngomong,
apa kalian selalu menangkap kerang disini tiap liburan musim panas?” tanya
Young Joon
“Ya, ayah
kami biasanya ikut juga, kami menangkap kerang dan nongkrong bareng.” Cerita Mi
So, Young Joon pikir Tradisi keluarga yang cukup unik.
“Kami
sudah berjanji pada ibu kami... Saat itu Miso berusia 4 tahun. Ayah kami ingin
ikut Festival Musik Pantai. Jadi, kami meminjam mobil tetangga. Dan semua
keluarga pergi kesana.” Cerita Pil Nam
Flash Back
Tuan Kim
mengemudikan mobil, menyanyi dengan percaya diri dan penuh pengkhayatan. Mi So
menutup kupingnya mengeluh suara ayahnya buruk sekali, istrinya membela kalau suara suaminya itu
bagus, Tuan Kim tersenyum mendengarnya.
“Aku akan
pastikan menang hari ini dan memberikan piala pada ibu kalian sebagai hadiah
ulang tahunnya. Dan selama pidato penerimaan penghargaan, Aku akan meneriakkan
namamu.” Ucap Tuan Kim
“Aku
menantikannya.” Kata Nyonya Kim. Mi So melihat pantai ada seberang jalan.
“Keren
dan indah... Kita masih punya waktu. Bagaimana kalau kita mampir ke pantai
dulu?” ucap Nyonya Kim. Tuan Kim pun setuju mereka mampir ke pantai.
Semua
bermain di pantai, Tuan Kim sibuk dengan gitarnya lalu tiba-tiba meraba saku
celananya. Nyonya Kim binggung bertanya apakah kehilangan sesuatu.Tuan Kim
mengaku Kunci mobilnya hilang. Mi So kaget mendengarnya.
“Aku
suami yang buruk. Aku ingin memberimu piala sebagai hadiah ulang tahunmu, Tapi
aku malah mencemaskanmu. Ini ulang tahun terburukmu, kan?” kata Tuan Kim
“Tidak,
kau pasti kecewa melewatkan kontes menyanyi itu.” Ucap Nyonya Kim
Mi So
berteriak kalau sudah menemukannya, Tuan Kim dan istrinya terlihat bahagia. Mi
So ternyata tak menemukan kunci mobilnya, tapi menemukan kerang. Mi So dengan
polosnya mengaku kalau pertama kalinya melihat
kerang.
“Ayo
masak sesuatu yang enak memakai kerang ini.” Kata Mi So, Nyonya Kim mengatakan
butuh kerang yang lebih banyak.
“Anak-anak,
bagaimana kalau kita menangkap kerang dan bersenang-senang?” kata Nyonya Kim,
Semua langsung setuju.
“Maafkan
aku..” ucap Tuan Lee merasa bersalah dan ingin mencari kerang.
“Kau
seharusnya tetap mencari kunci mobilnya, biar aku saja yang menemani
anak-anak.” Ucap Nyonya Kim
“Tidak...
Michael J. Fox mengatakan ini, "Keluarga bukan hanya penting, tapi
segala-galanya." Aku bisa hubungi perusahaan asuransi untuk mengurus
mobilnya. Aku bisa ikut kontes menyanyi tahun depan. Hari ini, aku akan fokus
pada keluargaku.” Kata Tuan Kim
“Apa Kau
sungguh bisa begitu?” kata Nyonya Kim tak percaya, Tuan Kim yakin.
“Selama
ini aku selalu sibuk, dan aku tak bisa bersenang-senang dengan anak-anak.
Mungkin saja ini terjadi agar keluarga kita bisa punya waktu luang bersama.”
Ucap Tuan Kim
“Kau
bukan suami yang buruk Dan ini bukan ulang tahun terburukku. Berkat kau,
keluarga kita punya waktu luang bersama. “ kata Nyonya Kim
“Vokalis
musik heavy metal ... Rob Halford berkata...” ucap Tuan Kim ingin mencium
istrinya
Tapi saat
itu Mi So datang berteriak kalau ingin buang air kecil, Tuan Kim pun langsung
mengendong Mi So untuk ke toilet. Mereka pun berpikir kalau selalu datang ke
pantai setiap ulang tahun ibunya tiap tahun.
Pil Nam
menceritakan kalau Ibunya menepati janji
tahun berikutnya dan meninggal dunia. Young Joon pun mengartikan kalau hari ini
ulang tahu ibu Mi So, Pil Nam membenarkan dengan menceritakan kalau mereka
mengingat ibu dengan jelas.
“Miso
masih kecil saat ibu meninggal. Jadi, kuyakin dia tak banyak kenangan dengan
ibu. Itu yang membuatku sedih. Maafkan aku sudah membuatmu bersedih. Setelah
menghabiskan waktu bersama, aku tahu kau pria baik Dan kau sangat menyukai Mi So.”
Cerita Pil Nam
“Tapi...
Karena Miso kehilangan ibunya di usia belia. Aku ingin dia punya keluarga yang
bisa menyayanginya. Itulah kenapa, aku khawatir mengenai pasangannya yang bukan
dari kalangan biasa.” Kata Pil Nam
“Aku akan
pastikan tak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku ingin membuat dia bahagia
seperti kalian.” Ucap Young Joon menyakinkan.
Sung Yeon
duduk di meja mengingat kembali yang dikatakan Mi So “ Apa Kau tak ingat
ciri-ciri wanita yang menculik kita? Apa Kau tak mengingat apapun soal
bagaimana kita lolos juga, Sama sekali?” lalu bertanya Dari dua foto ini, yang
mana kau, oppa?”
Sementara
Nyonya Choi gelisah mengingat yang dikatakan Mi So “Aku tak tahu bagaimana kau
akan menyikapinya. Kurasa, bocah pria yang kau sebut 'Hyun' itu adalah Wakil
Ketua Lee.” Saat itu suami datang heran melihat
Nyonya Choi duduk sendirian.
“Ada apa
dengan raut wajahmu? Ada apa? Apa ada sesuatu yang tak beres?” tanya Tuan Lee
khawatir.
“Sayang...
Kurasa...sudah saatnya memberitahu anak-anak yang sebenarnya. Aku merasa tak
bisa menyembunyikannya lebih lama lagi. “ kata Nyonya Choi. Tuan Lee pun
terlihat gelisah.
Young
Jooon berdiri di pantai, berkomentar kalau ia sudah mendapatkan restu kakak
iparnya. Mi So juga berpikir seperti itu. Young Joon mengaku kalau ia lebih
bahagia sekarang dibanding terpilih sebagai CEO paling berpengaruh pada usia
30-an.
“Tapi aku
sedikit sedih... Kalau aku tahu lebih awal, bahwa hari ini hari penting untuk
keluargamu. Aku tidak akan datang. Kau seharusnya menghabiskan waktumu dengan
keluarga.” Kata Young Joon
“Tidak...
Aku sangat senang kau datang dan bekerja keras untukku. Kakakku menyadari bahwa
kau orang yang baik. Jadi, kurasa mereka senang juga. Keluargaku mengalami
momen paling menyedihkan pada saat ibu meninggal dunia. Pada hari kelahirannya,
saat itu menjadi momen paling bahagia bagi kami. “ cerita Mi So
“Aku rasa
keluargamu sungguh penuh kasih sayang. Tentu saja, aku yakin ibumu juga orang
yang baik.” Komentar Young Joon.
“Benar,
dia adalah orang baik. Singkatnya, setelah kami mengunjungi pantai. Ibuku, yang
biasanya sehat, mendadak pingsan. Lalu Ayahku senantiasa merawatnya di rumah
sakit. Jadi, aku selalu sendirian.” Cerita Mi So mengingat hanya bermain
sendirian di taman
“Melihat
anak lain bermain bersama ibu mereka. Itu Membuatku iri. Dan suatu hari...”
cerita Mi So
Flash Back
Mi So
sedih melihat semua temanya bermain dengan ibunya, saat itu terdengar seseorang
memanggil namanya. Mi So langsung tersenyum sumringah karena ibunya yang
datang, lalu berlari memeluk ibunya. Nyonya Kim pun mengajak anaknya bermain
kejar-kejaran
“Aku
sangat senang ibu datang... Aku sangat senang... Sesudahnya aku baru tahu bahwa
saat itu ibu baru saja perjalanan pulang kerumah setelah mendengar rumah sakit
tak bisa berbuat banyak untuk kesembuhannya. Pasti sulit untuknya berlarian
bersamaku dengan kondisinya yang sedang sakit.” Cerita Mi So
“Tapi...
Tanpa ingatan itu... Aku mungkin sudah melupakan ibu. Saat itu aku sangat kecil
Dan kami tak berbagi banyak kenangan.” Ungkap Mi So. Young Joon mengaku bisa
mengerti.
“Jadi... Jika
ada ingatan menyakitkan yang tak bisa kau ungkapkan dengan mudah. Aku harap
suatu hari kau bersedia mengatakannya padaku. Kapanpun hari itu, aku akan
menunggunya. Aku akan disana untukmu.” Kata Mi So. Young Joon langsung memeluk Mi So dengan erat.
Pil Nam
pikir Mi So bisa lebih lama tinggal dengan mereka. Mi So sudah memberitahu
kakaknya kalau nanti siang harus menghadiri showcase. Young Joon berjanji akan
mengenalkan dirinya secara resmi dan mempersilahkan mereka untuk menikmati
waktu.
“Hati
hati di perjalanan... Kumohon jaga Miso baik-baik.” Pesan Pil Nam, Young Joon menganguk dan pamit pergi.
Di rumah
Sung Yeon
melihat ibunya pucat dan bertanya Ada apa, Nyonya Choi meminta anaknya agar
Jangan bingung dan Jangan menderita karena rasa bersalah..
“Sekarang,
dengar ibu baik-baik... 24 tahun lalu.... Hari itu...” ucap Nyonya Choi seperti
menceritkan semuanya.
Sung Yeon
sudah berjalan dengan wajah terlihat shock, tatapanya kosong mengingat ucapan
ibunya “24 tahun lalu... Hari itu... Orang yang diculik hari itu...bukan kau.”
Tapi Sung Yeon yakin kalau dirinya.
“Aku
yakin sekali....Aku yakin sekali kalau aku yang diculik.” Ucap Sung Yeon.
Di
ballroom
MC
memberitahu perangkat lunak
revolusioner, dengan MI analysis tool, Mengenalkan B Data. Mi So sedang sibuk
makan buah tomat cherry, Young Joon melihat Mi So seperti tak percaya karena
makan dengan lahap. Mi So meminta maaf karena sedikit lapar.
“Apa pemotretannya
sudah selesai?” tanya Mi So, Young Joon menganguk.
“Disini
memusingkan dan berisik. Aku ingin pulang, mandi lalu istirahat.” Ucap Young
Joon.
“Semuanya
akan selesai setelah pertunjukan. Jadi, bertahanlah sebentar lagi.” Kata Mi
So
“Tak ada
jadwal lagi setelah ini, kan?” tanya Young Joon.
“Aku rasa
kau mungkin akan kelelahan dengan pekerjaan luar seperti ini. Jadi, aku
mengosongkan jadwalmu siang ini, jangan khawatir.” Ucap Mi So. Young Joon
memuji Mi So yang memang bisa diandalkan.
Young
Joon akan bertemu tamu lain menyuruh Mi So duduk saja lebih dulu. Akhirnya penampilan istimewa memperingati showcase
perangkat lunak terbaru dimulai dan MC memanggil Pesulap tampan Tn. Choi, Mi So duduk dengan
wajah penuh bahagia memberikan tepuk tangan, lalu dikagetkan dengan Sung Yeon
yang tiba-tiba duduk disampingnya.
“Bagaimana
kau bisa kemari?” tanya Mi So kaget. Sung Yeon menceritakan apa yang dikatakan
ibunya.
“Ibuku
bilang ingatanku salah.. Apa kau setuju?” kata Sung Yeon. Mi So terlihat kaget.
“Apa itu
pertanyaan sulit... untuk dijawab?” tanya Sung Yeon. Acara dimulai dengan
seorang wanita yang turun dari ayunan yang tergantung.
Mi So
seperti merasakan ingatan buruknya kembali datang, sementara Sung Yeon terus
bertanya “Apa itu artinya Ingatanku salah?” tanpa sadar Mi So mulai ketakutan.
Sung Yeon mengaku terkadang memimpikan
masa kecilnya yang tak mengerti maknanya.
Saat itu
Mi So teringat dengan seorang wanita yang menyeramkan menculiknya mengataan
kalau Ayahnya sedang bekerja. Ia dengan polos merasa kalau Bibinya jadi aneh.
Sung Yeon memberitahu kalau wanita itu bukan bibinya dan Mi So mulai ketakutan
karena ada laba-laba.
“Miso,
tetap disana... Jangan kemari.” Teriak Sung Yeon seperti melihat si bibi yang
gantung diri.
“Tidak,
jangan pergi... Jangan tinggalkan aku.” Kata MiSo menangis. Sung Yeon berteriak
agar Mi So jangan mendekat.
“Aku
mengingatnya.” Kata Mi So yang berdiri dan akhirnya langsung jatuh pingsan.
Sung Yeon binggung langsung mencoba membangukanya. Young Joon berlari mendorong
adiknya agar menjauh, lalu memeluk Mi So dangen wajah panik.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Bukannya sung yeon itu kakaknya?
BalasHapushadechhh mkin pnsaran lnjut lg dunk mbaaaa
BalasHapusSebentar sebentar...
BalasHapusAq gak salah liat kan....
Ortunya mi so itu lee min ki & jung so min????
Itu benar mereka????
😞😞😞😞
Jd flashback drama because its my first life....
Dan berpikir ngaco kalo setelah menikah lgi mereka punya 3 anak perempuan 😁😁😁😁😁😅😅😅😅😅
Mian mian.....
✌✌✌✌✌
Ih.. sama massaaa... 😂😄 Aku kangen bat sama Jung so min tapi, ngakaknya suaminya yg tadinya kaku jadi romantis (udh gitu jadi anak band lagi) 😊
HapusDitunggu ya kak trusan nya.. ����
BalasHapusSuka suka
BalasHapusSemangat mba buat kelanjutan y.
BalasHapus