PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 23 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 24

PS : All images credit and content copyright : KBS
Shin melihat kembaran dirinya, seperti tak percaya kalau robot itu sangat mirip. Ia lalu meminta agar Robot Shin memutar tubuhnya, Robot Shin mengikutinya. Shin meminta agar Robot Shin tersenyum dan Robot Shin bisa tersenyum.
“Tirulah aku.” Kata Shin, Robot Shin pun berubah jadi sinis. Shin seperti percaya kalau itu memang tiruanya yang sempurna.
“Aku tidak suka mendongak melihatmu. Jadi Duduklah.” Kata Shin, Robot Shin pun duduk disamping Shin

“Bicaralah...” kata Shin. Robot Shin terdiam. Shin menyindir Shin yang tak bisa melakukanya.
“Senang bertemu denganmu. Aku robot AI, Nam Shin III. Banyak data tentangmu yang tersimpan dalam memoriku. Jadi aku sangat mengenalmu.” Ucap Robot Shin ramah.
“Tapi ini tidak adil. Aku saja tak tahu apapun tentangmu.” Balas Shin sinis
“Kalau kau penasaran, tanyakan saja apapun padaku.” Kata Robot Shin
“Pertama...,buktikan kalau kau itu robot. Kau mirip manusia sekali. Penampilanmu, kulit, dan segalanya.” Ucap Shin
“Tapi rasanya agak berbeda. Apa Kau mau pegang?” kaat Robot Shin mengulurkan tanganya.
Shin dengan sombong menghempaskan tangan Robot Shin tak ingin memegangnya. Robot Shin pikir akan membuktikan dengan cara lain dengan memperlihatkan dilayar, Shin melihat video dirinya dilayar. Robot Shin memberitahu kalau Mereka itu Nam Shin I dan II jadi punya ingatan mereka berdua.
“Kau menayangkan apa yang ada di otakmu?” ucap Shin tak percaya
“Inilah pribadi Ibu yang belum pernah kau lihat selama ini. Dia tersenyum padamu dan  Ada juga saat dia sedih melihatmu.” Kata Robot Shin. Shin seperti tak suka menyuruh agar mematikanya saja.
“Aku robot, jadi tidak perlu  merasa terancam. Karena aku datang ke sini  untuk membantumu.” Jelas Robot Shin
“Apa itu berarti ke depannya, kau tetap akan membantuku?” tanya Shin. Robot Shin ingin tahu Apa yang bisa dibantu.
“Nanti kupertimbangkan dulu. Jadi kau akan membantuku atau tidak?” tanya Shin
“Aku akan membantumu sebisa mungkin.” Kata Robot Shin 
Robot Shin keluar dari rumah, So Bong memastikan kalau Robot Shin baik-baik saja dan ingin tahu apa yang dikatakan Shin tadi. Robot Shin memberitahu kalau Shiin meminta agar terus membantunya. So Bong mengeluh karena Selama ini sudah banyak membantunya.
“Jadi buat apa kau membantunya lagi?!! Lalu Dr. Oh?” tanya So Bong
“Aku tidak bertemu Ibu tadi. Sepertinya dia tak ingin melihatku.” Ucap Shin

“Bukan begitu... Lain kali, kau pasti bisa bertemu dia. Pokoknya terima kasih sudah menurutiku tanpa bertanya apapun.” Ucap So Bong
“Kalau begitu bawa aku ke rumahmu daripada ke rumah sakit.” Kata Shin, So Bong binggung ingin pergi ke rumahnya
“Aku mau tahu tempat tinggalmu seperti apa karena aku perlu tahu  lebih banyak tentangmu.” Jelas Shin
“Reporter Jo sudah tahu tentangmu.” Kata So Bong, Shin pikir tak masalah dengan hal itu.

“Karena dia sudah tahu, berarti aku  bisa menunjukkan seperti apa diriku 'kan. Jadi Baiklah. Ayo... “ kata Shin.

David menemui Tuan Nam di ruangan rahasia, Tuan Nam melihat David membawa benda yang kejam itu, Kill Swicth. David meminta izin agar bisa menginap karena harus cari solusi untuk menghancurkan bendaitu jadi membutuhkan sumber daya.
“Bagaimana kalau kau tak kunjung menemukan solusi?” tanya Tuan Nam tak yakin
“Maka aku akan menyerahkan benda ini pada Anda karena Anda tidak ingin dia terluka.” Ucap David
“Kau 'kan juga tak ingin dia terluka.” Sindir Tuan Nam
“Bagiku, itu karena rasa sayangku padanya. Tapi bagi Anda, itu karena keserakahan. Tapi tak masalah. Semakin keserakahan Anda membesar, maka semakin aman dia.” Komentar David 


 [Champion Gym]
Tuan Kang dkk kaget karena So Bong datang bersama dengan Shin dan ingin menginap. So Bong menegaskan kalau Shin cuma menginap di sini  selama beberapa hari. Tuan Kang mengumpat So Bong sudah gila.
“Apa ini?.. Kenapa dia memakai kalung itu?” ucap Tuan Kang melihat dileher Shin.
“Hyungnim. Apa karena Noonim, kau ingin menginap disini?” tanya In Tae
“Ya. Aku harus tahu semuanya tentang Kang So Bong.” Kata Shin, In Tae tak percaya kalau Shin sangat agresif.
“Berarti sekarang cinta Noona bukan cinta bertepuk sebelah tangan lagi.” Kata In Tae
“Tidak,  Jangan ikut campur kalian.” Kata Tuan Kang, Reporter Jo terus menatap Shin meminta izin agar berbicara sebentar.
“Suruh dia temui aku, selagi aku bersikap baik.” Kata Reporter Jo, So Bong pun membiarkan Shin mengikuti temanya. 


Reporter Jo gelisah melihat Shin yang ada didekatnya, seperti tak percaya. Shin akhirnya bicara lebih dulu kalau ia sudah mengetahui kalau Reporter Jo sudah tahu tentang dirinya, jadi tak masalah dan membiarkaan agar melihat sesukanya.
“Banyak yang membuatku penasaran jadi sekarang aku mau memuaskan rasa penasaranku dulu.” Kata Reporter Jo meminta agar membuka celananya. Shin terlihat binggung.
“Katanya kau itu robot, tapi  aku masih tidak percaya. Kalau kau tidak punya emosi, kau seharusnya tidak merasa malu atau terhina. Jadi... Telanjanglah... Aku mau lihat.” Jelas Reporter Jo, Shin siap membuka celananya, tapi Reporter Jo malah yang malu langsung menutup wajahnya.
“Hentikan!  Kancingkan lagi itu!” ucap Reporter Jo panik, Shin pun menutup kembali.
“Kenapa pula kau buka itu duluan? Apa Sungguh kau tidak punya emosi?” tanya Reporter Jo masih tak  yakin.
“Ya. Aku memahami emosi, tapi  tidak bisa merasakannya.” Kata Shin, Reporter Jo  masih binggung dengan sikap So Bong pada Shin.
“Tapi...Kulitmu seperti kulit sungguhan. Apa ini kulit sintetis? Ah.. Sudah dua kali aku ditanyakan seperti itu hari ini.” Kata Reporter Jo.
Shin mempersilahkan agar bisa memegangnya, Reporter Jo seperti ragu. Shin pikir kalau reporter Jo merasa jijik maka tak perlu pegang. Reporter Jo pikir dengan Penampilan seperti  Shin yang tampan mana mungkin membuatnya jijik.
“Aku penasaran setengah mati... Kalau begitu...” kata Reporter Jo memulai memegang bagian tubuh Shin.
“Kalau kupegang, memang agak keras juga.” Komentar Reporter Jo terus meraba bagian tubuh Shin.
Saat itu Tuan Kang tiba-tiba masuk melihat Reporter Jo seperti sedang melakukan sesuatu yang cabul.  Reporter Jo mencoba menjelaskan yang terjadi. Tuan Kang sangat marah karena Reporter Jo sudah memperbolehkan tingggal dirumah bahkan diberi maka tapi malah meraba-raba kekasih anaknya
“Tidak, Ayah. Bukan begitu.” Kata Reporter Jo, Tuan Kang menyuruh Reporter Jo agar diam saja.
“Hei... Kau... Apa orang kaya memang seperti ini? Apa Kau memberikan tubuh dan hatimu sembarangan pada semua wanita? Dirimu sendiri saja, tak bisa kau urus. Jadi mana bisa kau mengurusi perusahaan?” ucap Tuan Kang marah, Shin hanya bisa diam saja.
“Tunggulah di luar. Aku mau menjelaskan kesalahpahaman ini.” Kata Reporter Jo,Shin menurut keluar dari ruangan. 




Tuan Kang tak ingin mendengar menyuruh Repoter Jo agar keluar saja, dan memperingatkan Jangan pernah menginjakkan kaki di rumahnya lagi. Reporter Jo mengatakan kalauingin tutup mulut demi So Bong tapi akan mengatakan yang sebenarnya.
“Dirut Nam Shin itu bukan manusia Makanya tadi aku harus memastikannya.” Ucap Reporter Jo
“Yang bukan manusia itu kau! Beraninya kau...” kata Tuan Kang tak percaya
“Bukan begitu. Dia sungguh bukan manusia!” tegas Reporter Jo
“Ya makanya! Kau itu yang bukan manusia! Kau itu binatang!” teriak Tuan Kang
“Aku bukan binatang. Dia itu...robot. Robot yang mirip manusia.” ucap Reporter Jo.
Tuan Kang seperti mulai percaya ingin Reporter Jo menanyakan apa yang dikatakan. Reporter  Jo menyebutkan kembali kalau Shin itu Robot, Robot yang menembakkan peluru dari tangan. Tuan Kang ternyata tak percaya, karena menganggap itu hanya alasan saja.
“Pantas saja kau cuma jurnalis kelas rendah. Besok pagi, keluarlah dari sini.” Tegas Tuan Kang 

Shin sudah siap tidur di dalam ring, So Bong meminta Shin tak perlu khawatir karena yang akan menjelaskan kesalahpahaman untuk Reporter Jo dan berpikir kalau  mereka pergi ke rumah sakit saja, karena tak tega melihat Shin harus tidur diatas ring.
“Lagipula aku 'kan tak tidur dan Aku juga tidak kedinginan.” Ucap Shin tak masalah
“Entah apa yang dilakukan mereka, kau pura-puralah tidur. Paham?” kata So Bong, Shin menganguk mengerti.
“Kau Duduklah disini...” ucap Shin, So Bong pun duduk disamping Shin lalu Shin bertanya apakah So Bong terasa mengantuk.
“Matamu tak fokus, dan kelopak matamu lelah.” Kata Shin. So bong mengaku kalau memang agak mengantuk karena Hari ini cukup berat...
“Manusia Nam Shin sepertinya  tidak senang dia sudah siuman.” ucap Shin, So Bong ingin tahu kenapa Shin berkata seperti itu.
“Bibirnya menaik, tapi matanya  tidak tersenyum. Dia berbicara dingin tentang Ibu juga.” Cerita Shin sedih
“Enaknya jadi kau, punya banyak waktu memikirkan yang lain. Sedangkan aku, aku khawatir dengan diriku sendiri.”ungkap So Bong
Shin bertanya So Bong mengkhawatirkan apa, So Bong mengaku ada, menurutnya Dirinya tak bisa diandalkan agar sanggup bertanggung jawab untuk seseorang Padahal dirinya sendiri adalah  orang yang selalu kabur, pada saat kesusahan.
“Kau harus bertanggung jawab untuk siapa?” tanya Shin, saat itu So Bong sudah tertidur bersadar di pundak Shin.
“Mata Kang So Bong... Hidung Kang So Bong... Mulut Kang So Bong... Aku harus melihatnya baik-baik... Aku harus melihatnya sampai waktu yang cukup lama.” Ucap Shin.
Tiba-tiba So Bong terbangun dari tidurnya,  keduanya saling menatap. Shin bisa mengetahui kalau tekanan darah dan denyut nadinya menaik, karena Pipi So Bong memerah dan bertanya apakah itu karena dirinya. So Bong mengaku cuma kaget saja.
“Aku masuk ke kamar, dan Kau pura-puralah tidur.” Kata So Bong bergegas pergi, saat itu menatap Shin seperti merasa kasihan. 

Shin terbangun melihat Tuan Ji datang, Ye Na yang menjaga Shin meminta izin agar minum lebih dulu. Tuan Ji bertanya apakah gara-gara ia terbangun. Shin mengaku ingin tetap terjaga, tapi malah terus tertidur bahkan tidak tahu apa tertidur atau mati.
“Kau bilang Mati? Padahal kau baru bangun, jadi  kenapa kau bilang begitu?” keluh Tuan Ji
“Aku tadi melihat benda itu hari ini. Kang So Bong ada di sini, jadi aku memohon sama dia.” Cerita Shin. Tuan Ji mengaku kalau Nyonya Oh sudah memberitahukanya.
“Sebelum kecelakaan, aku Cuma melihat sebentar jadi aku tidak tahu sejelas apa itu, tapi dia memang mirip denganku. Semua orang pasti tertipu.” Ucap Shin
“Kau jadi modelnya saat Ibumu membuat robot itu.” Jelas Tuan Ji
“Apa kau tak pernah bingung? Kau 'kan paling mengenalku.” Tanya Shin
“Tentu saja tidak. Sekarang Istirahatlah. Aku akan kembali.” ucap Tuan Ji berjalan pergi.
“Kau dan dia sama-sama diusik oleh manusia. Mungkin karena itu aku  kasihan sama dia. Padahal dia cuma robot.” Gumam Shin masih mengingat yang dikatakan Tuan Ji.


Tuan Kang melihat Shin seperti tak percaya karena dibesarkan di istana, tapi sekarang tidur di tempat seperti ini. Ia yakin kalau Shin pasti sangat menyukai So Bong, lalu merasakan udara yang dingin jadi memakai selimut yang lebih tebal. Ia melihat jam tangan yang dipakai oleh Shin.  
Esok hari,So Bong terbangun dengan teriakan In Tae dan Robocop, karena Shin tidak bernafas jadi berpikir sudah mati. Tuan Kang pikir kalau semalam, baik-baik saja, lalu memeriksa kalau tidak bernapas, dan denyut nadinya tak ada.
“Bagaimana ini? Dia pasti sudah mati. Apa seorang Konglomerat meninggal di gym kita?” kata In Tae panik.
“Bagaimana kalau kita dituduh melakukan pembunuhan?” kata Robocop ikut panik memanggil So Bong agar segera datang.
“Apa ini karena dia tidur di cuaca dingin?” ucap In Tae, Tuan Kang mengaku tak tahu berusaha menekan dada Shin. So Bong memeriksa bagian tangan Shin 

“Siapa yang melepas jam tangannya?!” teriak So Bong marah
“Memangnya jam tangan bodoh itu yang penting sekarang?” keluh Tuan Kang. Shin terus bertanya Siapa yang melepasnya?
“Ayah melepasnya! Tak enak melihat orang tidur pakai jam jadi Ayah melepasnya.” Tuan Kang
So Bong meminta agar segera mengambil jam tangan, Tuan Kang mengeluh karena Shin itu mau mati tapi malaha marah-marah soal jam tangan, dan menyuruh agar menelp 119.  In Tae sudah siap mengeluarkan ponselnya.
“Jangan ada yang telepon! Kalau tidak, kubunuh kalian!” tegas So Bong, Tuan Kang menyuruh So Bong agar segera menelp.
“Cepat ambil saja jamnya!” teriak So Bong, saat itu Reporter Jo datang dengan membawakan jam tangan milik Shin. 
So Bong mulai reda meminta agar ayah dan dua anak muridnya keluar lebih dulu karena sebentar lagi akan bangun. In Tae pikir tak masuk akal karena Shin mau mati jadi mana mungkin keluar. Reporter Jo meminta mereka percaya saja menunggu diluar, tapi Tuan Kang agar tetap bersamanya.
Akhirnya In Tae dan Robocop keluar dari rumah, Reporter Jo memegang tangan Tuan Kang meminta agar memegangnya kuat-kuatdan tak boleh terlalu kaget. Tuan Kang mengeluh dengan sikap Reporter Jo yang aneh. So Bong memakaikan jam tangan pada Shin
“Halo.... Aku robot AI, Nam Shin III... Kalian semuanya ada disini rupanya.” Ucap Shin akhirnya bangun melihat semuanya.
“Ro... Robot... Dia ini apaan?” kata Tuan Shin kaget dan akhirnya jatuh pingsan. So Bong dan Reporter Jo pun berteriak panik. 


Tuan Kang terbaring dikamar lalu perlahan tersadar, So Bong melihat ayahnya memastikan kalau baik-baik saja.  Tuan Kang marah melampiaskan amarahnya, Reporter Jo menahan Tuan Kang agar tak memukul So Bong karena tahu pasti berat menghadapi ini dan menyuruh So Bong keluar saja.
“Belikan Ayah obat penenang.”kata Reporter Jo, So Bong meminta maaf dan berjanji akan cepat pulang.

“Hei... Jangan kemana-mana kau!” teriak Tuan Kang, So Bong memilih untuk pergi.
“Itu Makanya... Aku 'kan sudah bilang ke Ayah semalam...” ucap Tuan Kang mengingat kembali yang sebelumnya pernah dikatakan Shin
“Maaf aku tidak bisa mengatakan  sebenarnya padamu. Hubungan pria wanita hanya bisa berhasil di antara sesama manusia. Ini Mustahil.” Ucap Shin. Tuan Kang masih tak percaya kalau Shin yang dikenalnya adalah robot. 


Shin tahu kalau Ayah So Bong  pasti kaget, lalu meminta maaf. So bong meminta agar Shin Jangan merasa bersalah lagi  mulai sekarang menurutnya Bukan salah Shin kalau bukan manusia, dan bukan salah Shin juga kalau ia menyukai So Bong.
“Walau nanti ada masalah buruk lagi janganlah merasa bersalah. Tapi kalau tiap hal itu terjadi lagi, maka kabulkanlah keinginanku.” Ucap So Bong
“Apa keinginanmu sekarang?” tanya Shin, So Bong mengatakan ingin berpegangan tangan. Shin memegang tangan So Bong
“Aku ingin berpegangan tangan dan jalan-jalan.Jadi Ayo kita beli obat penenang untuk Ayah.” Kata So Bong, Shin pun memegang tangan So Bong untuk pergi jalan-jalan. 


Shin menatap wanita-wanita cantik sedang mempromosikan restoran baru,  So Bong melihat Shin menatap para wanita yang cantik dan sexy, Shin melihat So Bong bertanya apakah Obat penenangnya sudah dibeli. So Bong menyindir kalau Shin melirik wanita lain saat ia membeli obat.
“Apaan itu? Matamu saja hampir keluar?” keluh So Bong sinis.
“Aku 'kan cuma melakukan apa katamu. Kau 'kan pernah bilang jangan mengabaikan wanita yang cantik dan seksi. Jadi bukankah seharusnya aku  memperhatikan mereka?” ucap Shin.
“Itu 'kan waktu itu! Bisa-bisanya kau tak mengerti sama sekali?” keluh So Bong marah
“Wajahmu merah seperti orang mau marah. Kenapa begitu?” tanya Shin tak mengerti.
“Bukan apa-apa. Ini karena aku kegerahan” kata So Bong menyangkal.
“Sepertinya bukan. Apa itu caramu mengekspresikan  rasa cemburu?” ejek Shin, So Bong mengelak.
“Benar, Itu Cemburu. Apa yang kau inginkan sekarang? Aku akan melakukannya daripada  meminta maaf.” Ucap Shin
So Bong hanya terdiam, Shin pikir So Bong ingin memegang tanganya. So Bong yang marah melepaskan tanganya. Shin berusaha memeluk So Bong, So Bong langsung mendorng Shin karena orang-orang melihatnya. Shin tahu kalau itu adalah ciuman di kening, So Bong langsung terdiam kaku.
“Kau sudah gila” ucap So Bong marah dan bergegas pergi. Saat itu Shin menerima telp dari manusia Shin yang mengaku sebagai Si versi orisinal dari Shin.
“Kau tak lupa janjimu membantuku, 'kan?” ucap Manusia Shin. 

So Bong yang malu berjalan sendiri, lalu tersadar kalau Shin tak mengikutinya, lalu bertanya kemana si robot kacungnya. Pesan dari Shin masuk “Aku setuju membantu manusia Nam Shin. Aku akan segera kembali.” 


Shin bertemu dengan Nyonya O disebuah cafe, senyuman masih terlihat. Ia mengaku Aku tidak lihat Ibunya  sebelum pulang dari rumah kemarin. Nyonya Oh mengaku sedang ada urusan kemarin dan bertanya Tapi kenapa ingin bertemu di cafe.
“Padahal Ibu harus buru-buru pulang  karena Shin.” Ucap Nyonya Oh
“Ibu... Tidak bisakah aku tetap di sini walau manusia Nam Shin sudah pulih?” tanya Shin
“Kita 'kan sudah membahas itu... Tidak boleh...” tegas Nyonya Oh
“Tapi aku ingin tetap  bersama Ibu.” Kata Shin. Nyonya Oh memperingatkan Jika memang seperti itu,  maka hentikanlah.
Terlihat ditelinga Shin ada earphone, Manusia Shin meminta agar Robot Shin ebrtanya apakah cuma yang penting bagi Nyonya Oh dan apakah Robot Shin itu tak penting.
“Apa cuma manusia Nam Shin  yang penting bagi Ibu? Apa aku tak penting bagi Ibu?” tanya Shin
“Pasti dia ragu, 'kan?” kata Shin yakin, Ye Na yang ada disampingnya bertanya siapa yang ditelp Shin.
“Orang yang kejujurannya ingin kuketahui.” Ucap Shin. 


Nyonya Oh yang menerima pertanyaan dari Shin malah marah karena bertingkah terus seperti ini.  Ia mengaku menyesal membuat robot Shin dan apakah memang ingin mendengar perasaan sesungguhnya. Shin terus mendengar apa yang akan diucapkan oleh ibunya.
“Setiap saat Ibu melihatmu, aku memikirkan anak Ibu, Shin. Ibu tidak akan pergi bersamamu, jadi pergilah, dan jangan pernah kembali. Kalau tidak, Ibu lebih baik mati saja.” Ucap Nyonya Oh dengan nada tinggi.
Shin teringat saat ibunya datang ingin mengajaknya pergi, Ia berteriak kalau  tidak akan ikut dan meminta jadi jangan kembali lagi ke rumahnya, dan memperingatkan kalau lebih baik mati saja.
“Aku sudah menuruti Kakek. Kakek tidak akan berbuat apa pun pada ibuku, 'kan?” kata Shin yang melakukan semuanya demi ibunya.
“Dia rupanya benar-benar peduli sama robot bodoh itu.” Ucap Shin marah dan menutup telpnya.

Nyonya Oh pikir Robot Shin sudah paham sekarang, jadi meminta pergi menemui So Bong kalau memang terus mengeluh.Shin mengaku mengerti kalau ibunya berbohong. Nyonya Oh makin marah dengan sikap Shin.  Shin mengaku Selama 20 tahun, membaca ekspresi dan mendengar suara Nyonya Oh.
“Tapi yang barusan Ibu katakan, bukanlah diri Ibu sesungguhnya. Suara dan emosi Ibu semuanya palsu.” Ucap Shin, Nyonya Oh tak percaya mendengarnya.
“Aku mengerti garis keturunan  memang penting bagi manusia. Aku juga yakin manusia Nam Shin  lebih penting bagi Ibu. Jadi janganlah merasa  tak enak terhadapku. Terima kasih atas semuanya selama ini, Ibu. Karena telah menciptakanku dan  membimbingku, Akan kuingat itu.” Ucap Shin beranjak pergi.
“Shin... Kau...jauh lebih bijaksana dan lebih baik dari Ibu, yang menciptakanmu. Jadi sekarang, lindungilah Kang So Bong, bukannya Ibu. Ibu juga berterima kasih.” Kata Nyonya Oh berpesan pada Shin dengan menahan air matanya. 


Shin menelp So Bong tapi tak diangkat, So Bong ternyata menemui manusia Shin di rumah Nyonya Oh. Shin dengan sinis menyuruh So Bong untuk duduk dan berlutut karena tak suka mendongak melihatnya. So Bong ingin tahu keberadaan Robot Shin sekarang.
“Kau suruh dia melakukan apa?” ucap So Bong marah, Shin menyuruh Ye Na keluar. Tapi Ye Na enggan melakukanya. Shin tetap menyuruh Ye Na untuk cepat keluar.
“Bukankah kalian berdua berkomunikasi?” kata So Bong setelah Ye Na keluar
“Kau bilang kau menyukainya.  Kau mengatakannya padaku, ingat 'kan?” ucap Shin.
“Memang... Tapi aku menyukai dia, lalu apa hubungannya itu denganmu?” kata So Bong sinis
“Kau bilang "Denganmu?" Rupanya aku kurang kuat menamparmu di bandara. Kau mulai menyukainya saat mengawalnya. Jadi Kau harusnya melindungiku juga. Kenapa? Karena aku manusia, apa kau membenciku?” kata Shin
“Tidak... Aku malah membencimu karena kau bukan manusia.” tegas So Bong, Shin sangat marah langsung memegang tangan So Bong dengan keras, saat itu Robot Shin datang langsung menarik tangan So Bong, Shin binggung melihat kembaranya datang.
“Aku harus menyingkirkanmu dari orang itu.” Kata Robot Shin dan bertanya apakah ini yang dimaksud rasa cemburu. So Bong terdiam mendengarnya. Seperti suasana sangat tegang.
Bersambung ke Episode 25

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


3 komentar:

  1. makin seru cerita nyak.ttp semangat y min nulis sinop nyak..

    BalasHapus
  2. Boleh saya tanya . Actually saya tak tengok cite nie , tapi bru nak tngok . Boleh saya tau shin yg mane satu yg jahat. Yang robot ke atau yang human ?

    BalasHapus