Gyu Man duduk didalam kamarnya, tersenyum mengingat
rencana Jaksa Hong untuk menyelamataknya.
Flash Back
Gyu Man marah karena Jaksa Hong menyuruhnya untuk “mati”.
Jaksa Hong meminta Gyu man tenang, karena yang dimaksud adalah
pencucian identitas, pertama-tama adalah pergi
ke cina,
“Apa kau menyuruhku untuk
menyelundup ke Cina?” kata Gyu Man
“ Anda akan menjadi seseorang yang sudah mati di atas kertas. Dan anda bisa mencuci identitas dengan menjadi
orang lain. Setelah
beberapa waktu kemudian, Kau bisa
kembali sebagai orang baru dan memulai kembali semua bisnis
anda. ” Jelas Jaksa Hong
“Tapi, ada satu hal lagi. Aku harap proses ini tak berlangsung
lama, karena Aku tak suka tinggal di luar
negeri.” Ungkap Gyu Man
“Anda sendiri pasti sudah tahu. Masyarakat pasti akan melupakan
semuanya. Tentang Anda,
Ketua Nam Dan juga Oh Jung Ah... akan segera dilupakan.” Kata Jaksa Hong menyakinkan.
Gyu Man menatap kearah depan dengan senyuman liciknya.
Jin Woo melihat dirinya dicermin mengenakan pakaian rapih
sebagai pengacara,
Flash Back
Jin Woo yang masih remaja meminta maaf pada ayahnya
sambil menangis, karena tak
bisa tidur dengan nyenyak mengingat
ayah harus tidur di penjara. Tuan Seo meminta Jin
Woo tak seperi itu karena ia akan lebih bangga jika anaknya bisa
hidup dengan baik di luar sana.
“Aku ingin membebaskan ayah, tapi semuanya jadi seperti ini.” ucap Jin Woo
“Apa kau tahu... apa yang paling membuatku menderita untuk tinggal di sini? Yang membuatku menderita adalah aku tak bisa melihatmu tumbuh
besar. Itulah
yang membuatku sedih. Aku
hanya bisa membayangkan semuanya.” Cerita
Tuan Seo
“Aku sungguh ingin membuat banyak kenangan indah bersamamu. Dan aku sedih karena tak bisa melakukan itu, Jin Woo. Maafkan aku... karena aku tak bisa menemanimu.” Kata Tuan Seo menangis.
“Jangan khawatir, aku sudah memiliki banyak kenangan indah bersama
ayah. Kenangan
itu sudah cukup bagiku. Ayah
telah melakukan banyak hal saat
aku masih kecil dulu.” Ucap Jin Woo
Tuan Seo khawatir kalau nanti semua kenangan menghilang juga, Jin Woo mengatakan akan
mengingatkan pada ayahnya dan tetap mengingat selamanya, karena Semua
kenangan itu akan
hidup bersamanya.
“Ayah... Aku
pasti akan berhasil.” Kata Jin Woo menyakinkan
diri didepan cermin
Jin Woo bertemu dengan In Ah dilorong pengadilan,
senyuman keduanya sangat lebar. Jin Woo menghela nafas karena untuk kesekian
kalinya akan sendirian di
kursi persidangan ulang ini. In Ah yakin Jin Woo itu
bisa melakukan tanpa dirinya, Jin Woo tersenyum lalu mengakui kalau semua itu
tak bisa dilakukan tanpa bantuan dari In Ah.
In Ah memeluk Jin Woo seperti memberikan kekuatan, Dong Ho melihat bisa
tersenyum karena melihat keduanya bisa bahagia. In Ah melepaskan pelukanya.
“Pengacara Seo Jin Woo, ayahmu akan selalu mendampingimu. Beritahu semua orang tentang kebenaran yang harus mereka ketahui.” Kata In Ah, Jin Woo mengangguk dengan memberikan
senyuman lebar.
Di dalam ruang sidang, Jin Woo duduk disamping kursi
terdakwa, terlihat sedih karena kursi disampingnya kosong. Lalu melihat Dong Ho
dibangku penonton dengan mengangkat tanganya memberikan semangat. Jin Woo pun
tersenyum menerimanya.
[Persidangan Ulang Kasus Pembunuhan Mahasiswa Seochon]
Hakim memerintahkan agar saksi dari pihak pembela masuk
keruang sidang, Detektif Gwak dibawa polisi untuk duduk di ruang sidang. Jin
Woo meminta Detektif Gwak memperkenalakan dirinya, Detektif Gwak memberitahu
yang bertugas untuk
menyelidiki kasus
pembunuhan Seochon Mahasiswi
5 tahun yang lalu dan
meminta Seo Jae Hyuk menulis
surat pengakuan lalu memperkenalakan
namanya. Jin Woo menanyakan isi pengakuan
itu?
“Isinya menyatakan bahwa Seo Jae Hyuk yang membunuh Oh Jung Ah.” Kata Detektif Gwak
“Dalam proses penulisan surat pengakuan terdakwa itu Apakah anda mengancam dia?” tanya Jin Woo, Detektif Gwak sempat terdiam, lalu
menatap Jin Woo dan mengakuinya. Didalam ruangan pun langsung bergemuruh.
“Seo Hyuk Jae bahkan tak mengetahui apa-apa tentang
insiden ini. Saya
memaksa dia membuat pengakuan
yang palsu.” Ucap Detektif Gwak masih mengingat
mengancam Tuan Seo dengan pistol dikepalanya.
“Keberatan.... Apa yang saksi katakan sangat berlawanan dengan sidang
sebelumnya.” Kata Jaksa, Hakim meminta Jin Woo untuk
melanjutkan pertanyaan.
“Saksi.... Apa anda tahu hukuman berat apa setelah anda melontarkan sumpah palsu?” kata Jin Woo, Detektif Gwak mengatakan sudah tahu
itu.
“Saya akan bertanya pada jaksa. Untuk apa saya di sini? Saya di sini untuk mendapat
hukuman dan untuk... meminta pengampunan pada Seo Jae Hyuk dan Pengacara Seo.” Ucap Detektif Gwak pada Jaksa, Hakim menegur Detektif
Gwak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan saja.
“Apa ada... bukti penting yang membuat Seo Jae Hyuk menjadi tersangka?” tanya Jin Woo
“Ada sebuah pembuka botol wine yang merupakan senjata
pembunuhan. Tapi,
senjata itu tak memiliki
sidik jari Seo Jae Hyuk.” Kata Detektif Gwak, Jaksa
kembali mengakukan keberatan karena saksi mengatakan hanya sebagai pendapatnya
sendiri.
“Saksi.. Apa ada alasan atas pernyataan
anda itu?” tanya hakim, Jin Woo akhirnya yang
menjawab pertanyaan hakim
“Ya..... Pembuka botol wine yang digunakan sebagai bukti di persidangan 5 tahun yang lalu adalah palsu. Saya akan menyerahkan pembuka botol wine sebenarnya yang digunakan saat pembunuhan sebagai
bukti.” Kata Jin Woo membawakan pisau lipat pada hakim.
Jaksa kembali mengajukan keberatan, karena menurutny Bukti
Pihak Pembela itu adalah palsu. Jin Woo juga
akan menyerahkan hasil dari
Layanan Forensik Nasional dan Hasil
forensik menunjukkan bahwa darah
dan daging Oh Jung Ah ditemukan.
“Senjata pembunuhan yang
dihadirkan sebelumnya
tak menunjukkan sidik jari pembunuh. Tapi,
pembuka botol yang ada sekarang
terdapat sidik jari pembunuh.” Kata Jin Woo, Jaksa
kembali berdiri karena Jin Woo menyebut pembunuh.
“Pembunuhnya adalah... Presdir Il Ho Grup, Nam Gyu Man.” Ucap Jin Woo membuka mulutnya. Jaksa terlihat panik,
Hakim menanyakan darimana Jin Woo mendapatkan bukti itu
“Saya menerimanya dari seorang
informan.” Kata Jin Woo, Jaksa mengatakan kalau asal
bukti ini tak diketahui, jadi Senjata ini tak bisa diterima sebagai bukti.
Hakim bertanya siapa orang yang memberikan bukti itu, Jin
Woo menjelaskan alasanya Karena pertimbangan
keselamatannya, jadi tak bisa
memberitahunya. Hakim menegaskan apabila Jin Woo tak
memberitahukan asalnya maka buktinya akan ditolak. Jaksa mendelik sinis karena
merasa bukti itu akan ditolak.
Pintu ruang sidang terbuka, Sek Ahn melangkah masuk dan
sempat melirik Dong Ho duduk dibangku penonton. Jin Woo mengatakan akan
memanggil saksi, Jaksa kembali mengajukan keberatan, karena saksi belum
terdaftar. Jin Woo memberitahu bahwa saksi yang dibawanya adalah orang yang
memberikan bukti padanya.
“Apa yang dikatakan Pihak Pembela
itu benar?” tanya hakim, Sek Ahn membenarkan sudah
memberikan bukti itu pada Jin Woo. Hakim pun memutuskan untu membiarkan Sek Ahn
sebagai saksi persidangan.
Sek Ahn memulai dengan memperkenalakan diri sebagai sekretaris Nam Gyu Man. Jin Woo meminta agar Sek Ahn menjelaskan kenapa bukti
it bisa ada padanya.
“Pada tanggal 2 November, 2011 saat pesta Presdir Nam Gyu Man yang diadakan di Seochon Villa. Oh Jung Ah juga ada di sana untuk bernyanyi.” Cerita Sek Ahn mengingat Gyu Man meminum wine menatap
Jung Ah menyanyi untuk menghibur semua teman-temanya.
“Saat pagi setelah pesta itu
selesai, Saya
pergi ke hutan setelah mendapat
telepon dari Presdir Nam. Oh Jung Ah sudah meninggal saat saya sampai di sana dan Presedir Nam sedang mabuk akibat
narkoba. Dia
memintaku untuk menyingkirkan senjata untuk membunuh itu Lalu, dia meninggalkan TKP. Jadi,
saya bisa... menyembunyikan
senjata pembunuh
yang sebenarnya ini.” Jelas Sek Ahn teringat saat
Gyu Man menyuruhnya untuk membuang alat bukti yang digunakan untuk membunuh,
lalu dia pergi ke dapur mencari pisau yang sama.
“Jadi... senjata yang dihadirkan 5 tahun
yang lalu, Apakah
itu palsu?” tanya Jin Woo, Sek Ahn membenarkan.
Jaksa menutup matanya karena membuat Gyu Man tak bisa lagi dibela.
“Kenapa anda... menyembunyikan senjata yang asli
ini?” tanya Jin Woo
“Saya takut.” Kata Sek Ahn, Jin Woo menanyakan alasan Sek Ahn takut.
“Presdir Nam... bisa saja menjebakku sebagai pembunuh dalam kasus ini. Saya ingin melindungi diriku
sendiri.” Ucap Sek Ahn
“Jadi...anda menyembunyikan senjata... untuk berjaga-jaga jika dia menjebak anda?” kata Jin Woo, Sek Ahn membenarkan. Suasana didalam
ruang sidang terasa hening sejenak.
Gyu Man sedang ada didalam mobil, Jaksa Hong
memberitahu Ahn Soo Beom hadir di persidangan. Gyu Man mengumpat karena mantan seketaris dan temanya
itu benar-benar mengkhianatinya. Jaksa Hong mengatakan Polisi
akan segera menemuinya jadi mereka harus
cepat bergerak. Gyu Man memerintahkan Jaksa
Hong untuk memastikan tak terjadi kesalahan apapun.
Hakim meminta Jin Woo memberikan pernyataan
penutupnya. Jin Woo berdiri ditengah-tengah mengatakan sebagai
pengacara dan juga anak
dari terdakwa Seo Jae Hyuk.
“Seo Jae Hyuk adalah seorang ayah yang biasa saja. 5 tahun lalu, dia dijebak atas kejahatan yang tak dilakukannya. Dia meninggal beberapa waktu yang lalu Tanpa bisa... membersihkan namanya.” Jelas Jin Woo yang mengingat saat ayahnya meninggal
“Tujuan persidangan ulang ini, untuk membuktikan dia tak
bersalah, Saya
harus selalu
bertahan. Selama
ini...saat Il Ho Grup menghancurkan kehidupan
Seo Jae Hyuk Dan Nam
Gyu Man terus
melanjutkan perbuatan
jahatnya, Saya
menyadari bahwa kebenaran
tak akan bisa keluar
dengan sendirinya.”
“Selama 5 tahun ini, saya berusaha sangat keras untuk tak melupakan kenangan yang ayahku telah dilupakannya. Karena... saya percaya hanya dengan cara
itu saya bisa
membersihkan nama ayah saya yang
tak bersalah atas apapun.”
“Yang Mulia, Tolong berikan putusan tak
bersalah pada Seo Jae
Hyuk. Terdakwa
tak lagi di sini, tapi
tolong berikan keadilan untuk
menunjukkan bahwa Dia
tak bersalah...Tolong berikan putusan anda. Sekian... pernyataan penutup saya.” Ucap Jin Woo dengan mata berkaca-kaca
Hakim membuka berkas lembaran putusan dan akan mengumumkan putusan sidang.
“Karena bukti yang menunjukkan bahwa Seo Jae Hyuk adalah pembunuh
adalah palsu. Karena
itu, saya akan menarik hukuman
mati dalam sidang sebelumnya, Dan
menyatakan bahwa Seo
Jae Hyuk tidak bersalah.” Ucap Hakim dengan mengetuk
palu tanda disahkan.
“Dan juga, atas nama pengadilan, saya mengungkapkan penyesalan yang terdalam... Untuk mendiang Seo Jae Hyuk.”
Tiga Hakim pun memberikan tundukan kepala sebagai tanpa permintaan
maaf. Sang jaksa tak bisa berbuat apa-apa dan memilih keluar ruang sidang, Dong
Ho melihat Jin Woo menangis setelah menerima putusan sidang yang membatalkan
hukuman mati dan ayahnya tidak bersalah. Jin Woo menatap Dong Ho, anggukan Dong
Ho seperti menandakan Jin Woo sudah berhasil melalui semuanya.
Dong Ho bersandar di meja saksi, mengungkapkan Jin Woo
sudah berhasil dan Seluruh
sudah dunia tahu bahwa
ayahnya tak bersalah, lalu mengatakan Jin Woo tak akan
pernah tahu siapa teman
dan lawan jika belum akhirnya.
“Kau dan aku... Aku tak tahu harus berkata apa
lagi.” Ucap Jin Woo
“Apa kau masih ragu? Aku tak memintamu memaafkanku,
tapi sekarang
aku merasa lebih baik, sekarang
nama ayahmu telah bersih.” Kata Dong Ho
“Kau juga harus menjalani hidupmu sendiri sekarang.” Ucap Jin Woo berdiri dari tempat duduknya.
“Jin Woo.... inilah hidupku. Aku akan membayar semua kesalahan yang telah aku lakukan.” Tegas Dong Ho, Jin Woo memberikan sedikit senyuman lalu
keluar dari ruang sidang. Dong Ho melihat seluruh ruang sidang yang siap ditinggalkanya.
Jin Woo kembali ke rumah lamanya, lalu berbicara dengan
menyapa keadaan ayahnya. Setelah itu mengambil kotak yang ada dibawah rak, ia
membaca kembali surat yang ditulisakan ayahnya sebelum meninggal dan didalam
penjara.
“Jin Woo.... Walaupun jika semua kenanganku hilang, kau akan tetap... berada hatiku selamanya.”
“Maaf, karena telah membuat ayah menunggu lama.” Kata Jin Woo dengan air mata tergenang, lalu melihat
fotonya saat masih SMA dan foto dengan ayahnya dengan senyuman bahagia. Jin Woo
memberitahu ayahnya kalau namanya sudah bersih dan bukan sebagai pembunuh.
Yeo Kyung masuk ke dalam kamar kakaknya, mencari-cari
sesuatu didalam laci lalu pindah ke meja dekat tempat tidur, melihat ada sebuah
paspor china dengan foto kakaknya tapi namanya berbeda karena ditulis dengan
hurup china.
Gyu Man masuk ke dalam kamarnya, melihat sang adik
menyembunyikan sesuatu dibalik badanya dan laci mejanya terbuka. Setelah itu
mendekati adiknya bertanya apakah sedang mencari sesuatu. Yeo Kyung bertanya
balik apa yang dilakukan kakaknya, karena apabila ayah mereka tahu....
“Aku harus menyelamatkan diriku
sekarang. Dan
sisanya, bisa aku urus nantinya. Yeo
Kyung..... Aku tak akan mungkin masuk penjara. Memikirkannya saja membuatku sakit kepala.”kata Gyu Man lalu mengambil paspornya dari tangan
adiknya.
Yeo Kyung terdiam seperti patung, Gyu Man pikir adiknya
sebaiknya menganggap tak tahu apa-apa. Yeo Kyung tak bisa berkata-kata karena kakaknya
keluar dengan membaca paspor palsunya.
In Ah masuk ke dalam ruang Gyu Man tapi kosong, ia pun
memeritahkan anggotanya untuk bersiaga
dan melacak mobil Nam
Gyu Man. Setelah itu menepl Jin Woo kalau Gyu Man sudah
menghilang. Jin Woo melotot kaget.
Gyu Man sudah ada didalam mobil untuk segera kabur dari
Korea, Polisi datang ke rumah dengan memperlihatkan surat perintah penangkapan Nam Gyu Man, jadi meminta kerjasamanya. Yeo Kyung yang bertemu
polisi menanyakan keberadaan In Ah sekarang.
In Ah sudah ada didalam mobil polisi sambil menelp Jin
Woo, mengatakan sudah melacak mobil Nam Gyu Man, kalau sedang menuju ke dermaga. Jin Woo yang sedang menyetir mengerti dan akan segara
pergi kesana. Polisi memblokir jalan dengan memeriksa setiap penumpang agar
bisa menemukan Gyu Man.
Tuan Nam di ruanganya berbicara di telp, mengatakan
sangat mengerti dan akan mengurusnya segera.
Tuan Nam tahu ada yang membawa
surat perintah penangkapan
Gyu Man dan yakin anaknya pasti
mencoba melarikan
diri ke China, lalu bertanya apakah Jaksa Hong
mengetahui tentang ini. Jaksa Hong berbohong tak mengetahuinya.
“Aku hanya memberitahunya, jika dia menyerahkan diri, kita bisa membebaskannya dengan persyaratan khusus.” Jelas Jaksa Hong berbohong, Tuan Nam mulai mengumpat
dan berteriak
“Jadi Dia mau menyelamatkan dirinya
sendiri? Aku rela
menerima penghinaan Dan
menundukkan kepala hanya
untuk menyelamatkan dia!” teriak Tuan Nam
Jaksa Hong terlihat ketakutan meminta agar tetap tenang, Tuan
Nam mengumpat kalau anaknya sungguh tak berguna dan tak akan memaafkannya. Jaksa Hong mencoba menenangaknya, tapi Tuan Nam seperti
sudah tak bisa menahan amarahnya terus berteriak dan mengumpat.
Sebuah mobil sengaja menabrak pembatas yang sudah dibuat
polisi saat pemeriksaan, polisi pun langsung mengejarnya karena pasti didalam
ada Gyu Man. Mobil dibelakang lewat dengan cepat, Gyu Man ada didalamnya dengan
mudah bisa mengelabuhi polisi dengan membuat mobil depan sebagai umpan, Gyu Man
tertawa bahagia bisa kabur dari pengejaran.
Yeo Kyung langsung berdiri ketika In Ah datang
kerumahnya. In Ah bertanya apa yang terjadi . Yeo Kyung memberitahu dugaanya
kalau kakaknya itu mencoba melarikan diri ke China. In Ah kaget mendengarnya.
“Dia telah membuat paspor dan ID
Cina. Aku
sangat yakin.” Kata Yeo Kyung
“Kenapa kau memberitahuku?” tanya In Ah heran
“Ini adalah terakhir kalinya... aku menjalankan tugas sebagai
jaksa. Dan... sebagai permintaan maaf atas
semua kesalahan
keluargaku selama 5 tahun ini.” kata Yeo Kyung, In Ah
pun mengucapakan terimakasih
In Ah sudah kembali ke mobil, memberitahu Jin Woo dengan
telp kalau Nam Gyu
Man sedang mencoba melarikan
diri ke China. Jin Woo mengingat saat terakhir melihat
anak buah Joo il yang kabur dengan mengunakan perahu karet menuju china dan
langsung mengambil jalur cepat.
Dong Ho ada dibelakang sebuah mobil dan memeritahkan agar
mengejarnya, Sang Ho pun menginjak gas dalam-dalam untuk mengejarnya. In Ah didalam mobil polisi
meminta untuk melajukan mobilnya lebih cepat lagi. Jin Woo menatap lurus
kedepan agar bisa dengan cepat mengejar gyu Man.
Mobil Gyu Man sampai didermaga, Sang Ho bisa menghalangi
jalanya dengan berhenti didepan mobil. Dong Ho turun dari mobil dan langsung
membuka pintu, yang terlihat hanya sopir tapi tak ada Gyu Man didalam mobil.
Beberapa mobil polisi datang dan siap menangkap Gyu Man,
Dong Ho binggung kemana perginya Gyu Man sekarang kalau bukan ke dermaga.
Gyu Man menyetir sendiri mobil lainya, sebuah helikopter
sudah menunggu. Mobil Jin Woo datang tepat waktu dan Jin Woo turun dengan
memanggil sangat sopan “Presdir Nam Gyu Man” lalu bertanya apakah ia ingin
melakukan perjalanan bisnis. Gyu Man mengeluh si penganggu datang lagi.
Jin Woo menegaskan kalau Gyu Man sudah tamat, Gyu Man
malah menantang Jin Woo untuk menankapnya saja sekarang, ketika akan naik
helikopter, tiba-tiba helikopternya malah sudah pergi meninggalkanya. Gyu Man berteriak histeris mengumpat kalau ia belum
naik dan harus mengantarnya lalu menyuruh untuk kembali.
Mobil polisi datang dan In Ah pun turun tersenyum
mendekati Jin Woo. Gyu Man masih berteriak menyuruh helikopter untuk putar
balik, sampai akhirnya sadar dibelakanganya sudah banyak polisi.
bersambung ke episode 20
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lanjut mbakkk episode terakhir
BalasHapus