In Ho pura-pura batuk untuk menutupi wajah bersemu
merahnya, Hong Sul merasa In Ho sedang sakit tapi terus saja latihan, lalu bertanya apakah ia sudah minum obat. In Ho pikir
tak butuh obat karena Sakitnya akan sembuh dengan
sendirinya .
“Kau memang selalu membanggakan daya tahan tubuhmu itu.” Ejek Hong Sul, In Ho terus menatap Hong Sul yang
berjalan disampingnya.
“Apa Kau tak mau pulang? Kenapa kau terus mengikutiku?” keluh In Ho
“Siapa bilang aku mengikutimu? Restoran akan tutup sebentar lagi, Jadi aku mau membantu membersihkan.” Jelas Hong Sul
“Mereka tak butuh bantuanmu dan Kau hanya bisa merepotkan saja , Pulang sana, biar aku saja yang pergi” ucap In Ho
“Kau lah yang akan mengganggu jika sakit begini. Mungkin Orang bisa berpikir bahwa restoran itu adalah milikmu.”kata Hong Sul membuang mukanya, In Ho heran tiba-tiba
Hong Sul membuang muka padanya dan masuk ke dalam restoran
Hong Sul masuk ke dalam restoran tapi tak melihat ibunya
ada didalam, In Ho masuk mengenal seorang wanita yang berpakaian aneh duduk
dalam restoran, lalu menarik Hong Sul untuk pulang saja dan mendorongnya keluar
dari restoran.
“Omo! Kau sudah dating dan ke mana saja dan bukannya bekerja?” sapa In Ha sambil memakan mienya. In Ho menahan amarah
menanyakan alasan kakaknya datang ke tempat kerjanya.
“Kau buta, ya? Aku sedang makan mie. Adikku kerja di sini, tapi aku tak pernah berkunjung. Selain itu Aku juga penasaran dengan apa yang selalu kau sembunyikan.” Ungkap In Ha sambil memuji mie direstoran itu sangat
enak. In Ho menarik kakaknya untuk segera pulang saja daripada membuat masalah.
In Ha terhenti saat didepan pintu karena merasa pernah
melihat wajah Hong Sul sebelumnya, lalu teringat Hong Sul adalah pacar adiknya
di tempat les. In Ho langsung mendorong Hong Sul untuk segera pulang saja, tapi
Ibu Hong Sul sudah didepan pintu untuk masuk dengan membawa nampan bekas
mangkuk mie.
Hong Sul binggung melihat ibunya yang berkerja sendirian,
Ibunya memberitahu sang ayah sudah pulang dan adiknya itu kabur jadi meminta
Hong Sul membereskan meja karena harus mengantar pesanan mie lagi. Hong Sul
mengerti sambil membantu ibunya membukakan pintu.
In Ha mendengar nama Hong Sul disebut, dan bisa tahu
kalau wanita itu adalah bukan pacar adiknya tapi pacar dari Yoo Jung, Hong Sul
pun membenarkan dengan menatap In Ha terlihat sinis. In Ho hanya bisa menatap
kakaknya menunggu apa yang akan dilakukanya.
“Ahh... Bagaimana ini? Kau membuatku Shock kemarin. Mengenai pembicaraan kita yang di
telepon, aku hanya
mengerjai pria yang selalu meneleponku. Aku berbohong tentang yang kemarin, Kau tak marah
padaku, 'kan? Jung dan
aku adalah teman sejak kecil,
jangan salah paham, mengerti?” kata In Ha berusaha menjelaskan, In Ho penasaran
pembicaran apa antara kakaknya dan juga Hong Sul
“Apa kau bisa diam dan bekerja saja? Ini adalah pembicaraan antar
wanita.” Ucap In Ha menarik Hong Sul untuk berbicara menjauh.
In Ho tak peduli menarik kakaknya untuk pulang saja, In
Ha tahu karena ada yang ingin ditanyakan juga pada sang adik, lalu berbicara
dulu pada Hong Sul untuk bertemu lagi nanti. In Ho cepat menarik kakaknya agar
tak bercanda lagi. Hong Sul melonggo melihat dua kakak beradik yang sama-sama
aneh dan buru-buru menutup pintu.
In Ho mendorong kakaknya masuk, lalu bertanya bagaimana
bisa In Ha tahu tempatnya berkerja, bahkan bisa bersikap ramah dan bertanya
kembali pertanyaan apa yang dilakukan kakaknya dengan Hong Sul. In Ha merasa
adiknya yang harus menjelaskan padanya, bagaimana bisa mengenal Hong Sul,
bahkan tak memberitahu bahwa cewe aneh itu adalah Hong Sul, pacar dari Yoo Jung
bahkan sekarang jadi anak dari bosnya.
“Kau tak perlu tahu itu, dan jangan mengalihkan
pembicaraan. Untuk apa
kau dating ke sini dan Apa rencanamu?” kata In Ho
“Apa kau sengaja mendekatinya untuk membuat Yoo Jung marah?” ucap In Ha, sang adik pun membenarkan kalau hanya itu
saja sambil mengambil bir dalam kulkasnya.
“Kau sepertinya harus lebih belajar lagi caranya berbohong.” Ejek In Ha
In Ho menegaskan dirinya tak berbohong dan terbata-bata
mengatakan ucapannya sangat serius. In Ho mengejek dengan ucapan sang adik yang
terbata-bata lalu menembak kalau In Ho menyukai Hong Sul. In Ho berteriak
memperingati adiknya untuk tak bercanda.
“Dia adalah pacar Yoo Jung. Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau menyakitinya, 'kan?” tegas In Ho memperingatinya.
“Ya, sudahlah. Aku juga tak punya urusan dengannya. Sekarang, aku harus merebut
kembali milikku,
dan selanjutnya lihat nanti
saja.” Kata In Ha, In Ho binggung apa maksud dari merebut
kembali
“Tapi, apa yang kau suka darinya? Dia tak punya apa-apa, 'kan? Apa dia anak CEO kaya Ataukah karena Jung menyukainya
juga?” ucap In Ha masih penasaran, In Ho menegaska tak
menyukai Hong Sul.
In Ha mengoda adiknya akan membereskan buku milik Si
Rambut Merah Hong Sul. In Ho langsung mengambil buku
Hong Sul dari tangan kakaknya, In Ha mendengus kesal dan kembali mengodanya
dengan memberikan semangat pada sang adik. In Ho ingin menyiram kakaknya dan
menyuruhnya agar cepat masuk kamar saja.
Diperpustakaan
Hong Sul memberikan tumpukan sebagai mata pelajaran yang
akan ada di ujian GED. In Ho melihat buku yang ada didepanya, Hong Sul bertanya
mana yang akan dipelajari In Ho lebih dulu, karena harus
tahu batas kemampuannya jadi bisa dimulai dengan
memberikan soal. In Ho binggung melihat tumpukan buku didepanya karen ia lulusan
SMP.
“Nah, kau pasti bias menyelesaikan soal itu, Karena pelajaran dasar adalah bahasa Korea, lebih baik kita akan mulai dengan itu.” Ucap Hong Sul dan membereskan tumpukan buku lainya.
“Kenapa kau selalu meremehkanku?” keluh In Ho membuka buku soal yang diberikan Hong Sul
Hong Sul menyuruh In Ho diam saja dan mengerjakan
soalnya, In Ho tiba-tiba bersin sebelum mengerjakan soal, Hong Sul melihat
sakit In Ho makin parah, In Ho menegaskan orang yang bersin itu sangat wajar.
Hong Sul bertanya apakah In Ho yakin kuat untuk mengerjakan soalnya, In Ho
yakin bisa menyelasaikan semua soalnya. Hong Sul pun mengambil ponselnya
memberikan waktu 60 menit untuk In Ho menyelesaikan soalnya.
“Sekarang jam 2:20, jadi kau harus selesai jam 03:20. Cepat. Kerjakan sekarang.” Ucap Hong Sul, In Ho mengerti, sebelum mengerjakanya
melihat Hong Sul sudah sibuk dengan laptopnya.
“Ya,
hatiku tak berdetak
kencang, jadi
aku tidak menyukainya. Baguslah.”
Gumam In Ho lalu berkata kalau semalam mungkin sedang sakit. Hong Sul mendengar
In Ho sedang berbicara, tapi In Ho berpura-pura sedang menyemangati dirinya.
In Ho memulai membaca soal "Apa
yang dicoba sampaikan oleh
narator dalam puisi ini?" lalu bertanya pada Hong
Sul apa itu yang sebut "narator" Hong Sul
mengelengkan kepala karena ingin In Ho mengerjakan sendiri soalnya. In Ho yakin
Hong Sul pasti tahu, tapi Hong Sul tetap mengelengkan kepala. Akhirya dengan
menjatuhkan pensil diatas soalnya, In Ho memilih jawaban C, Hong Sul hanya
melirik heran dengan cara In Ho menjawab soal.
Bo Ra dan Eun Taek sudah berdiri diatas rak buku dengan
memakai kamera siap merekam. Young Gon dan Da Young sedang berdebat, menentukan
tempat kencan. Da Young heran untuk apa mereka pergi ke perpus padahal ujian
sudah selesai. Young Gon berdalih bisa berkencan juga di dalam perpus. Da Young
heran melihat Young Gon tiba-tiba terlihat rajin dan memilih untuk
meninggalkanya.
Young Gon pun masuk mencari-cari orang yang akan
digangunya, Eun Taek meminta Bo Ra memberitahu Hong Sul kalau target mereka
sudah datang. Hong Sul membaca pesan Bo
Ra “Musangnya sudah datang.” Lalu menyuruh In Ho menjawab sebisanya dan akan kembali
berkerja dulu. Young Gon mencari-cari Hong Sul dilorong rak buku tempat biasa
Hong Sul berada.
Hong Sul sedang menyusun buku, Young Gon berpura-pura
sedang mencari-cari buku dan meminta agar Hong Sul berbicara padanya. Hong Sul
menyuruh Young Gon diam karena ia sedang berkerja. Eun Taek dan Bo Ra dengan
sikap berpindah tempat untuk merekamnya.
“Apa Yoo Jung itu adalah tipemu? Apa kau pernah selingkuh? Ahhh... Kalian adalah pasangan yang
serasi. Aku
merasa hidup ini tak adil.” Ungkap Young Gon mulai
menganggu dengan menatap Hong Sul tapi Hong Sul tak mengubrisnya.
“Kenapa kau selalu menganggapku preman? Kau pikir siapa yang brengsek di sini? Kau hanya selalu berpura-pura baik dan kuat saja Dan menginjak-injak orang yang sepertiku ini. Apa kau suka membodohi orang
lain? Apa itu
menyenangkan?” sindir Young Gon
Hong Sul menyuruh Young Gon minggir karena mau lewat,
Young Gon mulai kesal karena Hong Sul terus saja mengabaikanya. Hong Sul hanya
bisa bergumam dengan helaan nafas “Jangan berbalik dan menanggapinya, karena Aku memerlukan bukti.” Young Gon makin marah karena Hong Sul tak nanggapi
ucapanya, lalu mulai mengamuk dengan menjatuhkan semua buku karena Hong Sul
mengabaikan.
In Ho datang dilorong melihat tingkah Young Gon naik
pitam, lalu keduanya kejar-kejaran didalam perpus, Hong Sul dkk pun tak bisa
tinggal diam agar mengikuti In Ho tak membuat sesuatu tambah kacau. In Ho sudah
bisa menarik Young Gon depan perpus dan membuat Young Gon terjatuh.
Hong Sul berteriak meminta In Ho tak memukulnya, Young
Gon pun bisa kabur dan sempat menendang In Ho. Hong Sul memegang In Ho sebelum
mengejarnya kembali, Da Young berdiri melihat kejadian dan langsung menjatuhkan
minuma yang dibawanya.
In Ho kesal Hong Sul malah melarangnya untuk memukul pada
orang yang brengsek, Hong Sul menunjuk kearah kaca. Eun Taek memperlihatkan
kamera yang ada ditanganya untuk merekam dan memukul kesal kembali masuk ke
dalam perpus. In Ho heran mengapa Hong Sul harus membuat rekaman itu lagi.
Da Young berteriak kesal, Young Gon kaget melihat Da
Young sudah ada dibelakangnya. Da Young menyindir syuting drama yang dilakukan
Young Gon tadi benar-benar hebat dan bisa langsung tahu alasan pacarnya datang
ke perpus itu karena Hong Sul.
“Tidak, bukan begitu Da Young. Aku
hanya suka berkencan di perpustakaan.” Kata Young Gon mencari alasan, Da Youn meminta pacarnya
Tak
usah berbohong lagi.
“Kau tahu kan aku sangat menyukaimu? Jangan marah.” Ucap Young Gon sambil memegang tangan pacarnya, Da
Young langsung menarik tanganya. Young Gon kesal karena Da Young jual mahal,
lalu dengan lembut mendekati pacarnya.
“Da Young, aku tak tahu harus bagaimana memberitahumu. Tapi Hong Sul masih berpikir aku menyukainya, Dia tak ada henti-hentinya
mengikutiku.” Cerita Young Gon sangat menyakinkan
Da Young menanyakan alasan Young Gon tak menceritakan hal
itu, Young Gon pikir apabila menceritakan akan membuat pacarnya khawatir, lalu
berbohong tadi hanya ingin mencari buku tapi Hong Sul malah langsung
melemparinya dengan buku. Da Young percaya dan mulai mengumpat
Hong Sul sudah gila, Young Gon pun makin meyakinkan bahwa Hong Sul memang gila.
Yoo Jung sedang ada dikantor menerima pesan dari Eun Taek
“Sunbae, lihatlah ini.” dengan
memberikan rekaman video. Ia melihat rekaman Young Gon kembali mengoda Hong Sul
dan marah-marah karena terus mengabaikannya, lalu melihat seorang pria yang mengejar Young Gon.
Mata Yoo Jung langsung serius melihat video rekaman Eun Taek.
Ia bisa melihat In Ho yang menarik Young Gon didepan
perpus dan Hong Sul pun mengejarnya. Mata dinginya terlihat karena ternyata In
Ho yang menolong Hong Sul dari gangguan Young Gon dikampus.
In Ho duduk dengan wajah kesal, menurutnya Hong Sul tak
perlu bukti dan hanya perlu membunuh Young Gon saja dan bisa berlatih untuk
berkelahi saja. Hong Sul memberitahu nanti pasti In Ho akan dihukum dan
mengingat saat ditempat les terpaksa keluar karena ulah Young Gon.
“Apa kau khawatir padaku?” goda In Ho, Hong Sul hanya tersenyum.
Tiba-tiba wanita bertubuh tambun duduk disampingan dan
kaki yang terbuka lebar, In Ho terdesak dan kakinya bersentuhan dengan kaki
Hong Sul, wajahnya langsung tegang seperti merasakan sesuatu dalam dadanya,
tatapan melihat Hong Sul masih santai dengan membaca buku, tapi wajahnya mulai
gugup, akhirnya memilih untuk berdiri saja.
“Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba berdiri?”tanya Hong Sul heran
“Tempatnya Terlalu sempit, kau Baca bukumu saja dan Tak usah hiraukan aku.” Ucap In Ho lalu melihat judul buku yang dibaca Hong
Sul "Menjadi
Pebisnis Sukses"
“Untuk apa kau membaca itu? Apa buku itu bisa membantumu
sukses?” tanya In Ho tak yakin, Hong Sul mengangguk dengan
serius membaca.
“Kau rajin sekali. Apa kau tak lelah?” ucap In Ho, Hong Sul mengelengkan kepala
In Ho tak yakin,Hong Sul pikir In Ho lebih banyak
melakukan pekerjaanya, bermain piano, bekerja, dan belajar untuk ujian GED dan menurutnya In Ho itu lebih rajin. In Ho tersenyum
menurutnya Hidup yang
dilaluinya memang
tak menyenangkan dan mengakui Hong Sul sudah
mempengaruhinya.
Hong Sul mengaku kalau memang dirinya yang salah lalu
menyuruh In Ho terus lanjutkan kerja kerasnya, lalu teringat sesuatu dalam tasnya dan memberikan
pada In Ho, beralasan tak suka terkena flu, jadi memberikannya. In Ho tersinggung merasa In Ho takut terkena virusnya. Hong Sul menegaskan dirinya harus
tetap sehat begitu juga In Ho harus tetap sehat jadi
Tak usah keras kepala. In Ho
tersenyum menerima obat dari Hong Sul, seperti mendapatkan perhatian dari
seorang pacar.
Tuan Yoo makan bersama dengan anaknya, lalu bertanya
bagaimana dengan pekerjaan dikantor. Yoo Jung mengaku lancar-lancar saja. Tuan
Kim menanyakan pendapat Yoo Jung dengan tim
pemasaran, Yoo Jung merasa Masih
banyak pekerjaan yang
harus dilakukan tapi belum terjadi masalah
dan membuatnya banyak belajar.
“Apa kau sudah semakin dekat dengan timmu?” tanya Tuan Kim, Yoo Jung terlihat binggung ayahnya
menanyakan hal itu
“Aku memang setuju tak memberitahu pegawai yang ada dikantor siapa
kau ini. Tapi, aku
agak khawatir, Semua
sikapmu yang sekarang akan mempengaruhi
reputasimu di masa depan. Jadi,
kau harus menjaga sikapmu. Kau
mungkin akan semakin akrab dengan
rekan kerjamu tapi banyak
pasang mata di kantor kita.” Pesan Tuan Yoo
memperingati ayahnya.
“Apa ayah mendengar sesuatu dari seseorang?” tanya Yoo Jung seperti tak nafsu makan dan menaruh
sendoknya
“Apa memang telah terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?” kata Tuan Kim bertanya balik
“Entah apa yang akan ayah dengar dan siapa yang memberitahu ayah.” tanya Yoo Jung dengan tatapan dingin
Tuan Kim heran melihat anaknya jadi sensitif, Yoo Jung menatap
kosong ke arah bawah, mengaku rasanya aneh, lalu mengatakan selama ini selalu
melakukan apa yang ayahnya perintahkan tapi
ayahnya selalu merasa anaknya itu telah berbuat sebuah
kesalahan.
“Apa ayah juga menganggapku aneh? Apa itu yang ayah khawatirkan? Apa sebenarnya maksud ayah?” tanya Yoo Jung mata dingin menatap sang ayah, Tuan Yoo
tak bisa menjawab, Yoo Jung pun mengaku masih
punya banyak kerjaan jadi pamit pergi.
Yoo Jung mengendarari mobilnya dengan wajah kesal
melonggarkan dasinya, lalu mengambil ponsel dan melihat foto wallpapernya
dengan Hong Sul, teringat dengan percakapan mereka terakhir kalinya.
“Jadi Kau tetap di sana, dan aku yang akan mendekat ke arahmu?”
Ibu Hong Sul sedang membereskan meja, mendengar bunyi
telp meminta suaminya yang terdekat mengangkatnya, Tuan Hong yang malas enggan
menganggkatnya malah berterikan menyuruh Hong Sul mengangkat telpnya. Hong Sul
keluar dari kamar merasa heran ada orang yang menelp ke rumha.
“Oh, kau masih belum tidur? Kau sedang apa sekarang?” suara Young Gon terdengar, Hong Sul kaget bertanya
untuk apa Young Gon menelp kerumahnya.
“Aku tahu kau tinggal di mana dan semuanya. Kau pikir aku ini
apa? Jika kau
mau mengangkat teleponku di
ponselmu, aku tak akan begini. Kenapa
kau keras kepala sekali?” kata Young Gon, Hong Sul
merasa Young Gon itu sudah gila
“Hong Sul, aku
sedang memikirkan sesuatu. Dan Aku
ini orangnya baik dan akan memaafkan
sikapmu yang diperpus, Tadi Kau
pasti sengaja memanggil preman
itu untuk membuatku cemburu. Apa
karena Da Young? Aku
akan memutuskannya karena Aku
juga tak suka dia dan Aku tak
akan mengkhianatimu.” Ucap Young Gon percaya diri
Hong Sul mengumpat lalu menutup telpnya, Young Gon merasa
Hong Sul itu belum sadar juga, Ibu Hong Sul bertanya siapa yang menelp karena
sang anak terlihat marah. Hong Sul menutupi hanya orang gila yang menelp
ditengah malam.
Young Gon sibuk dengan komputernya kembali untuk
memberikan pengumuman, “Aku sedang mendekati seorang wanita sekarang.....” setelah membacanya merasa kurang pas karena Hong
Sul itu harus melihat bukti bahwa Yoo Jung sudah selingkuh dan akhirnya mencari bukti dalam ponselnya, teringat
dengan wanita yang mengaku sebagai pacar Yoo Jung dan pernah menghubunginya.
“Jika aku bisa mendapatkan satu saja foto dia dan wanita itu. Aku memang pintar.” Ucap Young Gon membanggakan dirinya.
Di sebuah cafe, beberapa pria terkesima dengan kecantikan
In Ha yang sedang duduk sendirian menikmati kopi. Young Gon mengirimkan pesan “Aku mau
tahu detailnya!
Kalau begitu buktikan bahwa
kau adalah pacar Yoo Jung.” In Ha membawa pesan Young Gon merasa pria itu tak
sebodoh yang dipikirkan dan apabila tak memberikan yang pria brengsuk itu
inginkan maka rencananya jadi kacau.
Ia melihat foto-fotoa dengan Yoo Jung, teringat tahun
lalu hubungan mereka masih baik-baik saja, tapi semuanya sekarang sangat
berubah. Young Gon kembali memuja dirinya dengan rambut dan baju yang keren
serta kulit yang mulus, pesan masuk ke dalam ponselnya. Ia langsung menjerit
bahagia melihat foto In Ha yang terlihat sangat dekat dengan Yoo Jung layaknya
orang berpacaran menurutnya Hong Sul harus melihat dan Yoo Jung akan kalah
darinya.
Tak sampai situ saja, In Ha mengirimkan foto bonus karen
menganggap Young Gon sudah menang jackpot hari ini. Yoo Jung menjerit bahagia melihat foto In Ha dengan
belahan dada yang terlihat dan sangat sexy, bahkan ia menaruh ponselnya di pipi
seperti bisa merasakan belahan dada In Ha.
“Kau pasti sedang menyentuhnya sekarang, 'kan? Jika iya, kirimkan aku fotomu juga.” Tulis In Ha, Young Gon setuju dengan mengirimkan
fotonya yang super sexy
In Ha menjerit histeris melihat foto Young Gon bertelanjang
dada, dengan menahan mual dan menutupi ponselnya membalas pesanya dengan
mengodanya “Aku sangat kesepian dan sedih sekarang. Mungkin karena sekarang musim
gugur.” Young Gon pun semangat membalasnya “Apa Kau
mau ku hibur?” In Ha membalas mengajak bertemu.
Young Gon tertawa puas karena menurutnya jika In Ha
bertemu dengan Hong Sul di depan Yoo Jung, pasti semuanya akan sempurna dan membalas
pesannya untuk setuju bertemu. In Ha dengan wajah liciknya akan menuruti mau Young Gon sekarang
Terdengar teriakan di lorong lainya, Sang Chul memaksa
untuk meminjam laptop Jae Woo. In Ha awalnya tak peduli tapi melihat Jae Woo
mendapatkan tindakan semena-semena dan berani menganggunya, Jae Woo mengatakan
tak bisa meminjakan karena sedang dipakai, tapi Sang Chul memaksa.
“Apa kau semiskin itu hingga tak bisa beli laptop? Ini kan hanya laptop. Kenapa kalian ribut sekali? Jangan mengganggu Jae Woo-ku yang baik dan kaya ini.” sindir In Ha sambil menarik Jae Woo didekatnya.
“Siapa wanita ini?” ucap Sang Chul heran, In Ha langsung mengusir Jae Woo
dengan mata melototnya.
Sang Chul pun ketakutan memilih untuk pergi dan tak bisa
mendapatkan pinjaman laptop, In Ha bersikap baik pada Jae Woo dengan melihat
yang dikerjakanya, lalu melihat ada lukisan Kandinsky. Jae Woo tak percaya In Ha bisa tahu tentang Kandinsky dan merasa pasti tahu banyak tentang
seni. In Ha menutupinya dengan mengaku hanya tahu sedikit
saja.
Sang Chul masih tak percaya Ha Jae
Woo punya pacar, lalu melihat Do
Hyun duduk disofa minta rokok, Do Hyun meminta Sang Chul
berhenti merokok karena Gusinya akan menghitam Dan wanita tak suka dengan pria perokok.
Akhirnya Sang Chul berjalan kesini lain melihat junior
yang yang sedang duduk bersama, dua juniornya langsung pergi berpura-puramasih
punya banyak tugas dan sibuk. Sang Chul merasa
dirinya seperti penyakit menular yang membuat orang menjauhinya. Young Gon
sedang asik dengan foto belahan dada In Ha dan akan menganti nama panggilannya
jadi "Si Montok", Montok-ku!
“Young Gon!!!! Juniorku yang baik hati!” jerit Sang Chul bahagia
“Seniorku yang kucintai. “ balas Young Gon, Sang Chul mengajak untuk pergi
minum kopi. Young Gon langsung setuju, Sang Chul
memeluknya merasa hanya Young Gon yang sangat mengerti dirinya.
Sang Chul duduk didepan gedung sambil bercerita
tak bisa dapat kerjaan dan
semuanya jadi kacau sekarang Bahkan
Jae Woo mulai melawan
padanya, lalu berpikir, hidup ini lucu sekali. Young Gon seperti tak begitu peduli karena masih
terkesima dengan foto In ha dengan mengelus belahan dadanya dengan batang daun.
“Banyak anak yang dilahirkan kaya, dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan orang tua mereka. Orang seperti kita harus kerja banting-tulang untuk mencari uang Bahkan cari lamaran kerjaanpun
susah. Jika kita
pergi melamar dan tak memakai
jas, mereka akan menolak kita begitu juga dengan
wanita Semua
wanita cantik hanya mau
dengan pria kaya saja. Aku
tahu banyak pria kaya begitu, tapi
bahkan Jae Woo juga? Semuanya
hanya tentang uang. Semua
masalah akan terselesaikan
dengan uang!” ungkap Sang Chul mengeluhkan tentang
kehidupanya.
“Aku tak mengerti maksudmu, karena aku selalu punya uang. Dan juga, wanita selalu mendekatiku, dan itulah
masalahku. Maaf,
tapi kita ini tidak sama.” Kata Young Gon dengan nada
sombong berdiri dari tempat duduknya, Sang Chul binggung mendengar komentar
Young Gon
“Oh Ya. Sunbae...Akan kuberi satu saran dan Kau harus sadarkan dirimu itu. Sampai kapan kau mau menjadi sok berkuasa? Karena itulah Jae Woo sekarang menghindarimu juga. Dan Sunbae, kau lah orang yang memang paling rendah di dunia
ini.” tegas Young Gon ingin membuat Seniornya sadar, Sang
Chul heran mendengar Young Gon berani menasehatinya.
“Dan mengenai kopi itu ... Bayarlah dengan uangmu sendiri! Kau pikir aku akan menteraktirmu karena aku punya banyak uang?” ejek Young Gon lalu meninggalkanya. Sang Chul hanya
bisa melonggo harus membayar kopi yang diminumnya.
Hong Sul masuk ke dalam perpus menyapa penjaga perpus,
dengan wajah serius si penjaga perpus memperlihatkan tulisan yang ada
dikomputernya [Apa seorang karyawan bisa bertindak seperti itu?]
memberitau kalau
website mereka jadi ramai karena pengaduan itu.
“Ini pertama kalinya aku
melihatnya sejak aku
bekerja di sini. Kau
meneriaki, melemparnya buku
dan mengejar orang itu.” Ucap Si Pegawai, Hong Sul
tertunduk meminta maaf.
“Mereka ingin kau berhenti besok.” Ucap Si pegawai, Hong Sul benar-benar kaget karena
harus keluar dari pekerjaan paruh waktunya.
Bo Ra menyadarkan Hong Sul seperti tertidur bahkanbelum
menyentuh makanannya, lalu mengumpat kesal
karena semuanya ulah Oh Young Gon. Eun Taek menyarankan untuk mencari dukun agar bisa
membalas dendam. Hong Sul hanya bisa diam tanpa nafsu makan sama sekali. Bo Ra
meminta Hong Sul tak perlu khawatir karena pasti
akan segera
mendapat kerjaan lain.
“Bagaimana caranya? Sekarang kan sudah tengah semester. Semuanya pasti sudah terisi.” Ucap Hong Sul sedih, Bo Ra pun mengerti dengan
kegundahan Hong Sul
“Tapi, kenapa kau tak cari kerjaan yang bisa membantu karirmu nanti?” saran Eun Taek, Bo Ra memuji saran Eun Taek yang
berguna dengan nada mengejek dan itu sudah pasti tak mudah
mencarinya lalu memukul kepalanya dengan sendok
“Hei... Sendok itu kan kotor! Apa kau tak khawatir setelah
lulus nanti?” ucap Eun Taek
“Ayahku akan mendirikan sebuah toko untukku setelah lulus.” Cerita Bo Ra, Hong Sul melirik seperti merasa iri
dengan hidup Bo Ra
Eun Taek bertanya toko apa yang akan dibuka, Bo Ra juga
belum tahu yang jelas setelah lulus akan membuka sebuah toko. Eun Taek mengejek
Bo Ra yang memiliki pikiran yang pendek, Bo Ra membalas Eun Taek juga akan
mengikuti Wamil setelah lulus kuliah dan bertanya tentang mimpinya. Eun Taek
tersenyum, mengatakan akan bekerja di industri fashion dan mungkin akan mulai dengan menjadi model.
Bo Ra merasa Eun Taek sudah gila, sambil mengumpat Eun
Taek adalah kacung, menurutnya mengatakan itu setelah benar-benar jadi model.
Eun Taek kesal terus dipanggil Kacung, lalu bertanya Sampai
kapan terus memanggilnya seperti itu. Bo Ra dan Hong Sul
bersama langsung menjawab “Selamanya.” Eun Taek pun hanya bisa pasrah.
“Oh ya, Hong. Akan kucarikan pekerjaan tutor untukmu. Jadi, semangatlah.” Janji Bo Ra lalu menyuruh Hong Sul untuk makan dengan
lahap, Hong Sul pun mengucapkan terimakasih
Hong Sul berjalan dengan wajah sedih, tapi dalam hatinya
berpikir mungkin dengan keadaan ini lebih baik membuatnya bisa
fokus belajar saja, karena sebenarnya sudah
lelah. Young Gon mengirimkan pesan pada Hong Sul dengan foto In
Ha dengan Yoo Jung. Wajah Hong Sul langsung sedih dan melihat sekeliling
seperti kebinggungan setelah melihat foto Yoo Jung dengan In Ha saling
berdekatan.
In Ho datang ke perpus melihat Hong Sul sedang melamun
dengan memegang ponselnya, lalu menyentuh lenganya. Hong Sul pun tersadar dan melihat
In Ho datang terlambat, lalu kembali tertunduk diam. In Ho bertanya mereka akan
belajar apa hari ini sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
“Maaf, apa lebih baik jika kita lanjutkan belajarnya besok
saja?” kata Hong Sul benar-benar tidak mood
“Tidak, kita harus belajar hari
ini.” tegas In Ho menyuruh Hong Sul memilihkan soal untuknya.
Hong
Sul akhirnya memilih soal yang dikerjakan, In Ho melihat wajah Hong Sul
terlihat kebingungan akhirnya memutuskan untuk libur belajar hari ini, dengan
membereskan semua bukunya dan mengajak Hong Sul pulang saja.
Dalam perjalanan pulang, Hong Sul berjalan dengan wajah
tertunduk sambil bergumam “Sunbae bukanlah seseorang yang akan berbohong
padaku. Aku percaya padanya dan Aku hanya terlalu berpikiran negatif saja. Tapi, foto itu
sangat...”
In Ho yang berjalan disampingnya sampai menghalangi
kepala Hong Sul yang akan tertabrak tiang listrik, Hong Sul terus saja berjalan
dengan wajah binggung. In Ho menyadarkan Hong Sul dengan tepukan didepan
wajahnya. Hong Sul sadar mereka sudah sampai dekat rumah, In Ho penasaran apa
yang dipikirkan Hong Sul dari tadi.
Hong Sul melihat In Ho mengikutinya lalu menduga
sengaja mengantarnya, In Ho berdalih hanya ingin lewat jalan itu saja, Hong Sul
tahu In Ho berbohong karena arah rumahnya berlawanan. In Ho pun tak ingin
membahasnya dan memberikan tas yang sedari tadi dibawanya. Hong Sul
mengeluarkan salah satu isinya, In Ho memberitahu itu adalah Spray
Pedas jadi bisa menyemprotkan pada matanya.
Lalu Hong Sul mengeluarkan seperti senter, In Ho
memberitahu itu adalah Senjata listrik,karena Hong Sul harus jaga diri. Hong Sul binggung melihat sebuah benda bentuk hitam, In
Ho memberitahu itu adalah tongkat pemukul lalu meminta diayunkan. Hong Sul
menuruti dan melihat berubah jadi tongkat yangg cukup panjang. In Ho
memberitahu dengan benda itu Hong Sul bisa menyerang musuh bukan dengan buku-bukunya.
Hong Sul binggung melihat barang yang lainya, In Ho
memberitahu itu Senter, tapi
menekan tombol
merahnya akan
mengeluarkan suara. Hong Sul sempat menekanya
dan mendengar bunyi nyaring seperti tanda meminta pertolongan dan mematikanya
kembali, setelah itu mengucapkan terimakasih atas pemberianya.
“Tapi...apa yang dikhawatirkan
guruku ini hingga
dia bolos mengajar?” tanya In Ho penasaran, Hong
Sul mengaku bukan masalah yang besar.
“ Lagi dan lagi... Kau sudah bisa melawanku dan bahkan berkelahi. Jadi, kupikir kau sudah semakin kuat saja. Tapi, sepertinya penyakit lamamu kembali kau kembali
mengatakan "Bukan masalah besar "” keluh In Ho tak suka dengan sikap Hong Sul
“Terkadang menyimpannya sendiri akan membuatmu merasa lebih baik dan Kau juga sudah sering membantuku.” Kata Hong Sul lalu mengucapkan terimakasih kembali atas
pemberian semua alat yang diberikanya.
In Ho melihat Hong Sul berjalan lebih dulu lalu berteriak
untuk membuka matanya, Hong Sul berusaha melotot dengan mata yang sipit agar In
Ho yakin, In Ho sempat menatap sedih Hong Sul yang tak bisa dimilikinya lalu
berjalan berbalik arah.
bersambung ke episode 11
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Hahahah in ha bener" deh yah
BalasHapusMkasih mba dee sinopsisnya
huft Minggu depan gk tayang. Yah :(
Nunggu 1minggu aja dah lama skarang mesti nunggu 2 minggu hahahah *lamanyeee
Tetap sabar menanti prkembangan hbungan hongsul ma yoo jung :D