Hye Rim melihat amplop yang berisi blue print project
Madame Antoine, dengan Male Subject C: Won Ji Ho, lalu Male Subject B: Choi Seung Chan dan Male Subject A: Choi Soo Hyun, sementara Main Subject: Go Hye Rim,
wajahnya sangat marah karena ternyata Soo Hyun masih melakukan eksperiment
padanya.
Pesan dari Soo Hyun masuk “Aku rasa kau sangat sibuk, Aku sudah ada cafe menunggumu” mata Hye Rim sinis karena Soo Hyun kembali
mempermainkanya.
Hye Rim masuk ke cafe, melihat Soo Hyun berdiri
menyapanya langsung menendangnya dan memukulnya sambil mengumpat kalau Soo Hyun
bukan manusia.
“Semua yang keluar dari mulutmu
adalah kebohongan, kau brengsek! Berapa
banyak kau menipuku, Dasar sialan!!!” teriak Hye Rim membabi buta sampai hidung Soo Hyun
berdarah.
Soo Hyun melambaikan tangan melihat Hye Rim masuk ke
dalam cafe, Hye Rim yang tadinya berwajah sinis memberikan senyuman manisnya,
lalu menghampirinya. Soo Hyun bertanya apakah terjadi sesuatua karena wajah Hye
Rim terlihat tak senang.
“Siapa, aku? Apa maksudmu? Aku merasa sangat baik!” kata Hye Rim dengan senyuman sumringah, Soo Hyun
melotot binggung dan berusaha ikut tersenyum.
“Um... Aku tiba-tiba mendapat
banyak rombongan di cafe. Pelanggan terlalu banyak tapi hanya ada satu pegawai, aku pikir harus pergi membantunya.”
Kata Hye Rim akan pergi
Soo Hyun ikut berdiri akan mengantarnya, Hye Rim menolak
karena Hanya 5 menit kalau jalan kak dan juga harus mampir ke supermarket nanti, jadi lebih baik pergi
sendiri. Soo Hyun khawatir karena diluar dingin. Hye Rim merasa tak masalah karena jaraknya yang tak jauh
bisa lari. Soo Hyun menahan Hye Rim sebelum pergi dengan memberikan permen
kapas.
Hye Rim menatapnya karena Soo Hyun mau membelikanya, Soo
Hyun sengaja membelikanya, teringat sebelumnya ingin memakannya. Hye Rim pun
mengambilnya dan langsung pergi keluar cafe. Soo Hyun pun tersenyum karena Hye
Rim menerima hadiahnya.
Hye Rim keluar dari cafe dengan wajah sinis, mengirimkan
pesan pada Seung Chan dan Ji Ho bersamaan “Won Ji Ho. Choi Seung Chan. Temui aku di cafe 5 menit lagi!” dan langsung membuang permen kapas ke tong sampah.
Di rumah, Hye Rim dengan mengebu-gebu mencari baju
perangnya didalam lemari, Yoo Rim datang dengan nafas terengah-engah
memberitahu kalau r pria yang dikencani
tidak sungguh-sungguh. Hye Rim mengatakan sudah
tahu,Yoo Rim merasa kakaknya itu belum tahu, menarik baju dari tangan Hye Rim
untuk mendengarnya.
“Choi Soo Hyun, Choi Seung Chan, dan Won Ji Ho, sengaja mendekatimu
dan berpura-pura menyukai dirimu...”
Kata Yoo Rim, Hye Rim mengatakan sudah mengetahuinya.
“Coba Bersihkan telingamu dan dengarlan
aku! Pria itu,
Choi Soo Hyun, yang kau kencani sekarang hanya pura-pura...” ucap Yoo Rim memegang lengan kakaknya, Hye Rim
mengumpat kalau ia sudah tahu dan menyuruh adiknya keluar daripada membuatnya makin
kesal.
“Mengapa kau berteriak pada orang
yang khawatir padamu? Aku
berlari ke sini hanya untuk memberitahumu....” teriak
Yoo Rim kesal
“Kau Berlari ke sini? Yah, benar. Aku pikir kau senang sekarang. Kau sangat senang karena Ji Ho
yang kau sukai, hanya pura-pura
menyukaiku..” kata Hye Rim sinis
“Apa yang kau bicarakan? Bagaimana bisa aku senang, tidak peduli seberapa banyak aku menyukai Ji Ho...” teriak Yoo Rim yang langsung disela oleh kakaknya.
“Kau selalu iri padaku! Kau mengatakan omong kosong seperti
ibu dan ayah yang hanya mencintaiku dan
betapa pria hanya tertarik padaku! Kau
begitu senang karena perasaan Ji Ho padaku hanya pura-pura? Kau bahkan tidak memikirkan
berapa banyak kakakmu telah dibohongi. Dan
kau sangat senang karena bisa memiliki Ji Ho, jadi...” Teriak Hye Rim dengan nada tinggi,
Yoo Rim sempat melonggo dan kembali berteriak tentang
kakaknya yang membahas tentang omong kosong, lalu memberitau baru
pulang dari menyiram bir ke wajah Won
Ji Ho, Hye Rim merasa kalau adiknya itu hanya berpura-pura,
karena adiknya seharusnya
bertingkah sedikit kesal. Yoo Rim kesal karena
kakanya itu lebih parah dibanding yang dipikirkan.
“Baiklah, aku pikir paham sekarang. Kau sedang dihukum. Wanita sialan sepertimu pantas
menerima sesuatu seperti ini!” teriak Yoo Rim
“Apa yang kau katakan? Kau pikir sopan berbicara seperti itu padaku?” ucap Hye Rim dengan nada tinggi
“Kau dulu sangat senang karena
para pria suka padamu... Tapi
kau malah berakhir sangat menyedihkan. Cukup
hidup seperti apapun yang kau pikirkan!” teriak Yoo
Rim lalu pergi meninggalkan rumah. Hye Rim berteriak memanggil adiknya, karena
sudah membuatnya sangat kesal. Yoo Rim dengan cepat meninggalkan rumah.
Telp Hye Rim berdering, Pegawai cafe menelp memberitahu dua
orang yan berkerja di klinik lantai dua datang, Hye Rim memastikan yang datang
itu Won Ji Ho dan Choi Seung Chan, pegawai cafe membenarkan, Hye Rim memerintahkan untuk
menutup cafe segera dan juga mengunci pintunya jadi dua brengsek itu tidak bisa kabur.
Pegawai pun menutup cafe dan mengunci semua pintu keluar
sesuai yang diperintahkan Hye Rim dan keluar dari pintu depan. Seung Chan dan
Ji Ho saling berhadapan terlihat binggung karena cafe ditutup dengan pintu
semua dikunci.
Hye Rim turun ke lantai satu, dengan wajah sinis
memberitahu sudah tahu semuanya sekarang. Ji Ho bertanya apa yang dimaksud, Hye
Rim sengaja memangil Ji Ho dengan panggilan sayang untuk menebaknya, Seung Chan
pikir Hye Rim sudah membuka brangkas. Hye Rim berteriak menurutnya Seung Chan tak ada hak
untuk mengatakan itu, lalu mengambil kain pel menyuruh keduanya untuk berlutut.
Ji Ho pun berlutut, Seung Chan langsung meminta maaf tapi
Hye Rim makin marah karena Seung Chan berani bicara informal padanya. Seung
Chan menghela nafas mengaku memang awalnya kakaknya itu yang menyuruh untuk
mendekatinya tapi ia mengaku mulai menyukainya
seiring berjalannya waktu.
“Aku tidak ingin dengar hal itu, Aku ingin tahu semua detailnya. Won Ji Ho... Kau jenius jadi kau
pasti mengingatnya, kan? Cepat Jelaskan.” Perintah Hye Rim
“Pada 30 Agustus 2014, Dr. Choi menyelesaikan blueprint
eksperimen. Dan 1
April 2015, eksperimen pendahuluan pada Lee Kyung Joo dimulai...” kata Ji Ho, Hye Rim menyuruh Ji Ho melewatkan hal yang
sudah diketahuinya.
“Pada 10 Desember 2015, sudah dikonfirmasi pendahuluan percobaan kedua akan dimulai. Lalu tanggl 16 Desember, Male Subject
C Won Ji Ho bergabung, tanggal 23
Desember, Seung Chan bergabung sebagai Male Subject B.” Ucap Ji Ho, Seung Chan menyela kalau bukan bergabung
tapi dipaksa oleh kakaknya.
“Tapi kau yang memutuskan untuk
ikut, Kau bilang kau butuh uang.” Kata Ji Ho, Seung Chan membela diri kalau itu tak benar
dan tidak
ingin melakukannya, Hye Rim seperti tak peduli
meminta Ji Ho memberitahu selanjutnya.
“Tanggal 26 Desember, Dr. Choi bergabung sebagai Male Subject A. Itu hari dimana kita memulai
eksperimen. Pada tanggal 17
Desember, kita menjalankan fMRI pada Subjek Utama Go Hye Rim sebagai bagian dari penilaian
pertengahan eksperimen, Tujuanya Untuk melihat siapa diantara ketiga pria yang
paling disukai.” Jelas Ji Ho dengan detail
“Apa maksudnya evaluasi
pertengahan eksperimen?” tanya Hye Rim binggung
“Pada Dasarnya, semua ini apa yang Seung Chan dan aku
laporkan ke Dr. Choi. Detailnya
seperti berapa banyak kita bertemu denganmu, dan melakukan apa serta dimana, dan...” jelas Ji Ho yang langsung mendapatkan teriakan dari Hye
Rim
Hye Rim merasa mereka bertiga sudah memainkan
hidupnya, Ji Ho mengaku mereka tidak
benar2 "memainkan" itu. Hye Rim
melotot karena masih mengingat sebelumnya mengakui perasaanya, kalau
menyukainya dan tidak memberitahu tentang eksperimen
sebelumnya. Ji Ho mengaku sangat
ingin, tapi eksperimen kali ini yang
sangat penting bagi Dr. Choi, menurutnya ini dalam
posisi tak enak.
Akhirnya Hye Rim bertanya pada alasan Seung Chan
melakukan ini padanya, Seung Chan meminta maaf tidak
memberitahunya lebih
dulu. Karena takut nanti Hye Rim membencinya, Hye Rim menegaskan kalau semua
terjadi sekarang kalau ia sangat membencinya
dan juga dengan Ji Ho, keduanya hanya bisa tertunduk. Hye Rim memberikan satu kesempatan
terakhir.
“Apa yang terjadi sekarang adalah
rahasia buat Choi Soo Hyun. Saat
kau beritahu mengenai hal ini
padanya, maka kalian berdua akan mati Yang kedua... Kalian berdua akan
melakukan apapun itu perintahku,
Kapanpun
aku menghubungi, tinggalkan semuanya dan kerjakan apa yang aku minta. Mengerti?” tegas Hye Rim, Ji Ho mengerti.
Hye Rim bertanya kenapa Seung Chan tak menjawabnya, Seung
Chan bertanya sikap yang diberikan Hye Rim pada kakaknya, Hye Rim mengatakan
akan membuat Soo Hyun mengakui semuanya. Seung Chan menanyakan caranya, Hye Rim
mengatakan akan melakukan sendiri, sesuatu masuk akal.
Ponselnya berdering, nama Soo Hyun terlihat dilayar.
Wajahnya langsung berubah tersenyum dengan nada mesra. Soo Hyun masuk ke dalam
rumah bertanya apakah Hye Rim sudah sampai rumah. Hye Rim mengaku sudah sampai
rumah dengan selamat, lalu merasa bahagia Soo Hyun menelpnya karena
mengkhawatirkanya.
Seung Chan dan Ji Ho saling berpandangan karena Hye Rim
bisa berakting manis didepan Soo Hyun. Hye Rim pun menutup telp Soo Hyun dengan
senyuman tapi setelah itu mengumpat. Seung Chan tak percaya Hye Rim yang lembut
bisa berkata kasar. Ji Ho yang masih berlutut terlihat makin ketakutan.
Hye Rim duduk dibangku belakang mobil, berpikir bisa
pergi sendiri menemui Tuan Kim jadi tidak perlu menjemputnya. Sekertaris memberitahu Tuan Kim yang sangat
menghormati Hye Rim
karena menyelamatkan hidupnya ketika terkena stroke. Hye Rim merasa semua orang bisa masuk ke
ambulance bersamanya.
“Dia ingin keberuntungannya
diberitahu, kan?” kata Hye Rim, Sekertaris
membenarkan.
Hye Rim teringat terakhir kali Tuan Kim meminta untuk
meramal tentang anaknya, Tuan Kim mengaku anaknya tidak
terlihat baik. Dan Hye Rim mengingat saat melihat
seorang wanita yang terlihat pucat menaiki tangga.
“Tapi... Aku terus melihat wanita
yang ada di villa Ketua, Dalam mimpiku belakangan ini.” ucap Hye Rim, Sekertaris bertanya wanita yang
seperti apa.
“Dia terlihat sangat lemah dan dibantu naik ke atas oleh pelayan” kata Hye Rim, Seketaris bertanya apakah yang
dimaksud anak kedua dari Tuan Kim. Hye
Rim bergumam dalam hati kalau memang benar itu adalah anak dari Tuan Kim.
“Pada
kenyataanya ia terkejut pasti ada sesuatu mengenai anak perempuanya” gumam Hye Rim yakin.
“Ya. Tapi aku terus melihat aura
gelap di sekitarnya Jadi
sedikit membuatku cemas.” Kata Hye Rim,
Seketaris mengaku sudah menyiapkan persembahan untuk ritual
arwah karena itu. Hye Rim kembali bergumam
dengan melakukan persembahan ritual arwah, menduga ada yang meninggal, lalu
teringat selama ini tidak pernah melihat istri tuan Kim.
Hye Rim pun menyetujuinya supapa bisa memastikan
mengirimkan doa pada arwah
dengan benar. Seketaris mengangguk, lalu memberitahu
mereka melakukan sebanyak 3 kali, Hye Rim kembali bergumam kalau tiga kali
berarti ada 3 orang.
Tuan Kim masuk ke dalam ruangan meminta maaf datang
terlambat karena rapat lebih lama dan menyuruh Hye Rim kembali duduk. Hye Rim
dengan senyuman manis bertanya apakah putri Tuan Kim sehat, Tuan Kim
mengaku tidak dan anaknya tetap seperti
biasanya, berada dirumah setiap hari.
‘”Kapanpun aku memikirkan dia,
kepalaku sakit.” Ungkap Tuan Kim
“Tentu saja . Kau banyak kehilangan, dengan orang
yang meninggal di sekitarmu, Jadi bagaimana
bisa semuanya baik-baik saja?” kata Hye Rim
“Apa? Bagaimana kau tahu tentang keluargaku?” ucap Tuan Kim kaget, Hye Rim bergumam Tuan Kim yang
menyebut kalau itu tentang keluarganya.
“Apa itu bagian dari kemampuanmu? Apa Marie Antoinette memberitahumu?” tanya Tuan Kim penasaran
Hye Rim mengaku hanya sedikit saja, lalu bertanya apa ada yang bisa dibantu
olehanya,karena ia selalu menerima bantuan dari Tuan Kim dan belum bisa
membalasnya, lalu bertanya apakah boleh untuk bertemu sekali saja dengan anaknya.
Tuan Kim menepuk kursinya dengan tanganya, Hye Rim melihat gerak gerik Tuan Kim
apabila sedang ragu.
Hye Rim masuk ke cafe langsung cemberut melihat orang
yang duduk dimeja kasir, lalu bertanya pada Ji Ho tentang Choi
Soo Hyun semalam. Ji Ho dengan wajah
ketakutan memberitahu Soo Hyun tidur nyenyak. Hye Rim bertanya bagaimana dengan hari ini.
Ji Ho menceritakan Soo Hyun yang bangun jam 7 pagi lalu Mencuci wajahnya dan menyikat gigi, setela itu membaca sekilas 9 halaman
koran sambil minum kopi, Hye Rim menegaskan bukan
itu yang ingin diketahuinya tapi perasaan Soo Hyun sekarang.
“Apa Dia tidak terlihat menderita atau
sesuatu karena hati nuraninya?” tanya Hye Rim, Ji Ho
mengaku tak begitu tahu karena melihat Soo Hyun memiliki mood yang baik.
“Bagaimana jadwal Choi Soo Hyun
hari ini?” tanya Hye Rim dengan helaan nafas.
“Dia punya jadwal konsultasi jam 1 siang Dan
wawancara dengan BBC.” Kata Ji
Ho,
Hye Rim terlihat kaget Soo Hyun bisa mendapatkan
wawancara dengan BBC lalu bertanya mengenai apa. Ji Ho pikir itu
kelanjutan dari yang dilakukan 3 bulan lalu, Hye Rim
ingin tahu mereka ingin mewawancarai sepert apa. Ji Ho menceritakan acara
itu mewawancarai
semua psikolog di dunia dan Soo Hyun berbicara
tentang ekseperimen Madame Antoine dan
sekarang tim BBC ingin menindak lanjutinya.
Disebuah panggung, Soo Hyun melakukan wawancara, Si
pembawa acara menanyakan “Bagaimana jalannya eksperimen awal kedua?” Soo Hyun
mengatakan Masih dalam proses dan menceritakan
Tahap satu sudah berakhir, tapi mereka
masih harus melakukan tahap dua.
“Kau bilang tadi, Tahap kedua dari eksperimen?” ucap Si
pria bule binggung.
“Dengan kata lain, aku mencoba untuk mengetahui seberapa
kuat perasaan cinta wanita yang diperoleh dari tahap satu.” Jelas Soo Hyun
“Bisakah kau menjelaskan lebih lanjut tentang tahap kedua
eksperimen?” tanya si pria bule
Terdengar ketukan sepatu masuk ke dalam ruangan, Soo Hyun
melihat Hye Rim datang dan memberikan senyuman padanya. Soo Hyun terlihat gugup
dan memberikan senyuman walaupun terpaksa, lalu kembali menjawab pertanyaan
kalau itu masih rahasia karena takut nanti bukan seperti itu hasilnya.
“Aku mengerti. Lalu bagaimana jalannya tahap pertama?”
tanya Si pria bule
“Kami mengakhirinya dengan mengkonfirmasi hasil melalui
scan fMRI.” Jelas Soo Hyun, Hye Rim menatap sinis kearah Soo Hyun yang sedang
diwawancara, Pria bule bertanya siapa yang dipilih oleh Subjek wanita.
“Dia memilih pria yang berusia di pertengahan tiga puluh
tahun.” Jelas Soo Hyun terlihat gugup
Hye Rim terus menatap sinis, Si pria bule mengerti type pria tua pemarah dan memiliki uang serta
kekuasaan. Soo Hyun membenarkan, Si pria bule mengartikan kalau begitu
hipotesisnya sudah terbukti benar dan meminta untuk menjelaskan lagi
tentang hipotesisnya itu. Soo Hyun makin
gugup karena ada Hye Rim yang menjadi objek penelitianya, tapi berusaha untuk
tetap profesional.
“Wanita lajang di usia tiga puluhan lebih mudah untuk
jatuh cinta dengan pria yang lebih tua dengan keadaan finansial dan pekerjaan
yang aman serta berhasil dalam hidupnya daripada pria yang lebih muda. Oleh
karena itu, tidak ada hal seperti "Cinta sejati" bagi perempuan.”
Tegas Soo Hyun, Hye Rim meremas ujung tasnya dan mencoba tetap tersenyum pada
paacarnya, Si pria bule pun mengakhiri wawancaranya dengan mengucapkan
terimakasih dengan saling berjabat tangan.
Soo Hyun mendatangi Hye Rim yang duduk dibangku penonton,
bertanya bagaiamana bisa tahu ia sedang ada wawancara. Hye Rim mengaku ingin
menemuinya dan pergi ke lantai dua tapi tak ada disana, dan Ji Ho yang
memberitahu sedang ada ditempat itu. Lalu Melihat para bule diatas panggung Hye
Rim memuji Soo Hyun cukup menakjubkan, karena bisa Diwawancarai oleh BBC.
“Sebenarnya itu bukan apa-apa. Apa kau mengerti apa yang
sedang dibicarakan?” tanya Soo Hyun gugup karena wawancara itu mengunakan
bahasa inggris dalam pertanyanya.
“Inti dari itu ‘kan dan Ternyata kau berbicara dalam
bahasa Korea. Itu tentang eksperimen, kan?”kata Hye Rim, Soo Hyun mengangguk
dan tak bisa menatap Hye Rim
“Kukira tahap kedua dari eksperimen berakhir dengan baik.”
Kata Hye Rim memancing, Soo Hyun pikir kira-kira seperti itulah.
“Apa kau membiarkan subjek tahu bahwa itu semua hanya
eksperimen?” tanya Hye Rim kembali memancing, Soo Hyun mengaku belum dengan
wajah tertunduk
“Aku merasa kasihan sekali pada wanita itu! Aku yakin
kalau dia bahkan tidak tahu bahwa dia sudah ditipu. Apa yang terjadi kalau
wanita itu tahu kalau semuanya hanya eksperimen? Dia akan mengacaukan semuanya dan
menolak untuk berpartisipasi lebih lanjut.” Cerita Hye Rim sengaja menyindir
“Tapi... kenapa kau sangat tertarik membahas tentang eksperimen ini? Aku menyingkirkan eksperimen yang
aku lakukan kepadamu.” tanya Soo Hyun heran
“Aku tahu, tapi orang yang aku suka sudah menempatkan
hidupnya dalam resiko untuk eksperimennya. Bagaimana mungkin aku tidak
tertarik?” kata Hye Rim memberikan alasan
“Meskipun begitu... aku lebih suka kalau kau tidak
membahas tentang eksperimen itu mulai
sekarang. Lagipula ini adalah sesuatu yang tidak ada hubungannya denganmu.” Ucap
Soo Hyun gugup.
Hye Rim menatap dengan menjerit dalam hati “Kau bilang "Tidak
ada hubungannya denganku?" Bagaimana
mungkin aku bisa tidak tertarik kalau aku subjek utamanya?” Lalu ia
ingin mengajukan pertanyaan,
“Apa yang terjadi dengan pria yang dipilih oleh subjek
utama dalam eksperimen ini? Apa Tidak ada yang terjadi antara dia dan subjek
utama?” tanya Hye Rim ingin menguji, Soo Hyun terdiam sejenak sebelum
menjawabnya.
“Dia... akhirnya benar-benar memiliki perasaan kepada
subjek utama.” Akui Soo Hyun tanpa mau menatap Hye Rim.
“Bagaimana mungkin sesuatu seperti itu terjadi? Padahal Dia
hanya berpura-pura menyukainya.” Kata Hye Rim
“Kukira banyak hal yang terjadi. Memang, awalnya pria itu
hanya memasukan subjek utama dalam eksperimennya untuk membuatnya sengsara.”
Cerita Soo Hyun, Hye Rim sempat terkejut dan kembali bertanya Apa yang wanita
itu lakukan pada pria itu
“Aku pikir pada awalnya mereka berdua tidak rukun dan Mereka
tidak sepaham dalam banyak hal. Tapi... ketika eksperimen berlangsung, dia
menjadi lebih dekat dengan wanita itu dan melihat sisi yang berbeda dari wanita
itu. Sisi seorang wanita yang mencoba untuk tetap kuat meskipun dia sebenarnya
cukup rapuh dalam hatinya. Dia mencoba mengatasi semua kekurangannya sendiri
sebaik-baiknya yang dia bisa. Mencoba yang terbaik untuk bertahan hidup, terlepas
dari apa yang dunia lempar kepadanya. Akhirnya, Subjek Pria A benar-benar mulai
mencintainya.” Cerita Soo Hyun yang menceritakan sendiri tentang dirinya.
“Apa pria itu akan memberitahu wanita itu kalau semua ini
adalah eksperimen?” tanya Hye Rim kembali memancing
“Dia ingin mengatakan kepada wanita itu, tapi kupikir
pria itu belum menemukan waktu yang tepat.” Kata Soo Hyun,
Hye Rim meminta Soo Hyun menyampaikan pesan untuk segera
mengatakan pada wanita itu, karena yakin wanita itu bisa memaafkanya apabila si
pria mau berkata jujur. Soo Hyun mengerti dan memberitahu kalau mungkin pria
itu terlihat khawatir untuk mengatakan hal itu pada si subjek wanita. Hye Rim
meminta Soo Hyun melakukan sekarang juga. Soo Hyun kaget tiba-tiba Hye Rim
meminta melakukanya.
“Kalau aku adalah subjek tes dan kamu Subjek Pria A, apa
yang akan kau katakan?” kata Hye Rim, Soo Hyun makin gugup berusaha menutupi
kebohongan, merasa tak mungkin melakukannya. Hye Rim meminta Soo Hyun melakukan
saja. Soo Hyun akhirnya berlutut di depan Hye Rim,
“Aku minta maaf, Hye Rim. Pada awalnya, aku tidak terlalu
menyukaimu, jadi aku memasukanmu dalam eksperimen untuk membuatmu marah. Tapi
sekarang perasaanku kepadamu adalah yang sebenarnya.” Akui Soo Hyun, Hye Rim
menatap merasa itu memang dari dalam hati pacarnya.
“Aku minta maaf karena berpura-pura menyukaimu. Tapi,
kupikir... mungkin aku sudah tertarik kepadamu sejak awal. Dan karena itulah
aku berpikir tentang memasukanmu dalam eksperimen sejak awal.” Cerita Soo Hyun
dengan wajah tertunduk
“Hye Rim.... Bisakah kau memaafkanku?” ucap Soo Hyun
menatap Hye Rim
Hye Rim bertanya kalau ini semua yang akan dikatakan Soo
Hyun pada wanita itu, Soo Hyun mengangguk lalu berdiri. Hye Rim ikut berdiri
dari bangkunya, meminta agar Soo Hyun mengatakan pada pria itu untuk mengakui
segala sesuatun pada wanita itu secepatnya, karena menurutnya Semakin cepat, semakin baik dan
mengatakan akan keluar lebih dulu dan menunggunya. Soo Hyun sempat terdiam dan
duduk lemas karena merasa bersalah dengan Hye Rim.
Hye Rim naik
kelantai dua, Seung Chan langsung menyapa Hye Rim yang baru pulang lalu
mengajaknya untuk makan diluar. Hye Rim sinis merasa tak ada alasan untuk makan
bersama Seung Chan sekarang.
Seung Chan merasa sangat bersalah jadi akan membuatkan
sesuatu yang lezat untuk makan malam. Hye Rim pun setuju untuk membuat makan
malam selama seminggu lalu berjalan ke dapur.
Seung Chan membuatkan ramyun, menanyakan apa yang
dikatakan kakaknya, Hye Rim menceritakan Soo Hyun melakukan sesuatu yang lebih tak
disangka olehnya. Seung Chan pikir Hye Rim itu harus mengatakan semuanya saja
pada sang kakak.
“Aku ingin mendengar dia mengatakan secara jujur padaku”
kata Hye Rim penuh keyakinan
“Apa Kau masih percaya kepadanya?” keluh Seung Chan sambil
memberikan mangkuk yang berisi mie, Hye Rim mulai memakanya bertanya-tanya apa
yang dimasukan Seung Chan ke dalam mie karena rasanya sangat enak, seperti
berusaha mengalihkan pembicaran .
“Dia tidak akan pernah mengatakannya dengan kedua
bibirnya sendiri. Karena Dia orang yang benar-benar menakutkan, kau tahu itu.
Apa kau tahu kenapa aku mulai bermain baseball? Ketika aku masih kecil ,
kakakku...” cerita Seung Chan sambil menerawang.
Flash Back
Soo Hyun memainkan bola kasti, menyuruh Seung Chan yang
masih kecil agar memukul dengan baik, dengan sinis mengatakan sengaja
membiarkan adiknya bermain karena buruk sekali dalam beberapa hal. Seung Chan terlihat
masih sangat kecil bahkan tak pemukul baseball lebih tinggi darinya meminta
sang kakak untuk melemparkan bola padanya, karena pasti akan melakukan Home
Run.
Dengan sekuat tenaga Soo Hyun melempar bola dan sengaja
mengenai kepala adiknya, Seung Chan melepaskan tongkat baseballnya dan menjerit
kesakitan, teman-teman Soo Hyun langsung mengerubungi Seung Chan menanyakan
keadaanya. Seung Chan melirik sang kakak yang menatap dingin dan hanya diam
saja.
“Kadang-kadang aku masih melihatnya dengan sifat yang
seperti itu. Dan itu membuatku
bertanya-tanya kenapa dia sangat membenciku.” Ucap Seung Chan binggung
“Apa kau sudah mencoba berbicara dengan kakakmu tentang
hal itu?” tanya Hye Rim
“Tidak. Dia bahkan tidak memperlakukanku sebagai
seseorang yang seharusnya diperlakukan sebagai adiknya yang lebih muda” cerita
Seung Chan
Hye Rim teringat cerita Soo Hyun yang merasa ada perasaan
licik yang didapatkan ketika mereka bertiga maka, adik dan ibunya akan bekerjasama
melawanya. Akhirnya Hye Rim memberanikan diri bertanya seperti apa ibu Seung
Chan, Apa ibu bersikap baik kepada Soo Hyun. Seung Chan menyakin bahwa ibunya
sangat baik dan merasa Hye Rim seperti meragukan ibunya.
“Kau pikir Karena dia memihak kepadaku sepanjang waktu atau
semacamnya? Dia tidak melakukan itu sama sekali. Dia merawat kakakku jauh lebih
baik daripada dia merawatku.” Tegas Seung Chan
“Ya. Aku berpikir tidak memiliki hak untuk mengatakan
apapun tentang hal itu.” Kata Hye Rim mencoba untuk menenangkan Seung Chan yang
terlihat emosi
“Bagaimanapun, dia benar-benar seseorang yang dengki dan
dingin. Jadi jangan memiliki harapan yang tinggi kepadanya. Kalau dia harus
memilih antara kau atau eksperimen maka dia pasti akan memilih pilihan kedua.” Ucap
Seung Chan, Hye Rim merasa akan mengurusnya
lalu kembali makan mie.
Seung Chan baru pulang, melihat sang kakak yang sedang
menuang kopi. Soo Hyun melihat adiknya baru pulang langsung bertanya apakah
Seung Chan mengatakan sesuatu pada Hye Rim, dengan mata curiga. Seung Chan
berpura-pura menanyakan alasan Soo Hyun bisa mengatakan hal itu
“Hye Rim bertingkah agak aneh akhir-akhir ini. Apa kau
memberinya petunjuk apapun tentang eksperimen?” tanya Soo Hyun
“Haruskah aku
membodohinya? Ahh... Tidak... meskipun
demikian, dia kakakku.” Gumam Seung Chan masih baik terhadap
kakaknya.
“Aku sudah memperingatkanmu, untuk Cepat dan akui pada Go
Hye Rim tentang eksperimen lalu minta maaf kepadanya Itulah satu-satunya cara
yang bisa membuatmu bertahan.” Tegas Seung Chan, Soo Hyun tertawa mendengarnya.
“Kau pikir kau ada pada tingkat dimana bisa memberiku
peringatan? Kenapa tidak mencoba menimbang, melihat bagaimana keadaanmu
sekarang ini? Apa kau tidak malu memohon kepadaku, pada usiamu sekarang?” ejek
Soo Hyun dan berjalan ke dalam kamarnya.
“Dan Juga... Hye Rim memilihku. Jadi kau jangan berani
mengganggunya lagi.” Tegas Soo Hyun masuk ke kamarnya, Seung Chan merasa
dirinya sudah bodoh harus mengkhawatirkan sang kakak.
Prof Bae melihat Pekerjaan orangtua Soo Bam tidak ditulis
dan bertanya apa yang dilakukan keduanya. Soo Hyun tahu Tuan Park seorang
penyanyi trot di klub malam dan istrinya seorang ibu rumah tangga, tapi perntan
menjadi seorang ratu kontes kecantikan dan keduanya hanya lulus dari SMA.
“Kalau begitu... Aku yakin orang tuanya benar-benar
mencintai So Dam. Lagipula dia benar-benar baik dalam belajar.” Pikir Ji Ho
“Tidak seperti itu, ibuku mencintaiku karena menurutnya
aku mirip dia. Aku banyak bermain-main ketika aku masih muda, begitu juga
ibuku.” Cerita Hye Rim, Soo Hyun menahan tawa mendengarnya.
“Yah, kita tidak bisa mengatakan dengan pasti kalau
memang itu yang terjadi. Banyak orang tua yang tidak terlalu baik dalam belajar,
sangat senang saat anak-anak mereka pandai.” Komentar Prof Bae,
“Tapi Kenapa dia suka menarik-narik rambutnya?” tanya Hye
Rim binggung
“Ada banyak alasan yang mungkin bisa menjadi penyebabnya.
Bisa jadi dia benar-benar stres atau gelisah.” Kata Prof Bae yang dilanjutkan
oleh Soo Hyun
“Ada banyak gejala, tapi kita belum memberikan diagnosis.
Kupikir kita harus menemuinya sekali lagi.” Kata Soo Hyun, Prof Bae setuju jadi
meminta mereka bertemu lagi dan membahasnya kembali, setelah itu pergi keruangan.
Soo Hyun berdiri mengajak Hye Rim untuk pergi mengunjungi
Soo Dam, Hye Rim merasa sudah terlalu banyak mengulur-ulur waktu beberapa hari
terakhir ini, jadi menolak untuk ikut dan menyarankan untuk mengajak Ji Ho
saja. Soo Hyun binggung melihat sikap Hye Rim berubah ketika diajak jalan
bersama.
Ji Ho mendekati Soo Hyun ingin memberitahu sesuatu, Hye
Rim langsung melonggo dari balik dinding, meminta untuk bicara sebentar. Ji Ho
terlihat ketakutan, Soo Hyun makin heran melihat suasana yang terlihat tak
seperti biasanya.
Beberapa saat kemudian Ji Ho mencari-cari Hye Rim dilorong, tangan langsung ditarik dan disandarkan pada dinding,
tangan Hye Rim mencekik untuk mengacamnya matanya melotot, menanyakan Apa yang coba
beritahu Ji Ho pada Soo Hyun. Ji Ho dengan leher terkecik mencoba mengatakan tentang Hye Rim yang sibuk
“Jangan berani-berani mengoceh tentang hal itu, kau tahu
apa yang akan terjadi, kan? Aku akan menguburmu hidup-hidup tanpa ada yang tahu
tentang hal itu.” Ancam Hye Rim lalu melepaskan tanganya, Ji Ho mengerti lalu
terbatuk-batuk setelah dicekik.
Soo Hyun menelp Ibu Soo Dam karena ingin menemui anaknya
hari ini, Nyonya Park dengan wajah sedih menceritakan So Dam adalah di rumah sakit sekarang. Soo
Hyun kaget menanyakan kenapa Soo Dam
bisa ada dirumah sakit. Beberapa saat kemudian Soo Hyun dan Ji Ho sudah
ada dirumah sakit melihat So Dam sedang ditangani oleh dokter diruang IGD.
“Tadi malam, dia sedang tidur tetapi ada suara yang
keluar dari hidungnya. Setelah aku memeriksanya, kami melihat kalau hidungnya
penuh kacang dan hidungnya membengkak,
sehingga kacangnya tumbuh sebesar lubang hidungnya.” Cerita Nyonya Park sedih
melihat banyak kacang yang dikeluarkan dari hidung anaknha.
“Apa Dia memasukannya di hidungnya sendiri?” tanya Soo
Hyun yang merasa kasihan melihat Soo Dam menangis
“Tentu saja... siapa lagi yang bisa melakukan itu? Ya
Ampun... bagaimana mungkin dia menyebabkan masalah setiap hari?”keluh Nyonya
Park
“Tapi tetap saja, itu cukup luar biasa. Aku yakin itu
sangat menyakitkan, tapi dia bertahan dengan baik. Kau memang Anak yang baik.
Bertahanlah sedikit lebih lama lagi, oke?” kata Dokter memuji So Dam
Flash Back
Soo Hyun menyapa Soo Dam dengan canggung, lalu mengelus
rambutnya dengan memujinya sangat cantik. Soo Dam menatap Soo Hyun, bertanya
apakah ia memang benar-benar cantik, Soo Hyun mengangguk untuk menyakinkan. Soo
Dam bertanya, seberapa cantiknya dirinya. Soo Hyun mengatakan Soo Dam itu
sangat... sangat... cantik. Soo Dam langsung tersenyum merangkul kaki Soo Hyun.
Hye Rim keluar dari kamar mandi bertanya apa yang sedang
dilakukan Soo Dam sekarang. Soo Dam mengaku sangat menyukai Soo Hyun jadi ingin
menikah denganya.
Nyonya Park pun selesai dari IGD, dan meminta Ji Ho serta
Soo Hyun menjaga Soo Dam karena ingin mengurus pembayaran. Soo Hyun pun meminta
Ji Ho untuk menyiapkan mobil untuknya. Dengan wajah bersahabat, Soo Hyun
berjongkok bertanya kenapa Soo Dam memasukan kacang ke dalam hidungnya.
“Aku penasaran untuk melihat berapa banyak yang bisa
masuk ke dalam hidungku” ucap Soo Dam tanpa mau menatap Soo Hyun,
“Kenapa kau ingin tahu tentang itu?” tanya Soo Hyun, Soo
Dam mengaku hanya ingin memasukan yang banyak ke dalam hidungnya. Soo Hyun
tetap ingin tahu kenapa Soo Dam melakukan itu.
“Kalau banyak kacang yang bisa masuk ke dalam hidungmu,
itu bagus. Nanti menjadi penuh.” Cerita Soo Dam, Soo Hyun kembali bertanya
kenapa Soo Dam menyukai itu.
“Kalau hidungku menjadi lebih besar, maka ibu dan ayahku
akan berpikir kalau itu aneh.” Akui Soo Dam, Soo Hyun bertanya kenapa Soo Dam
ingin orang tuanya berpikir seperti itu.
“Karena mereka akan mengatakan "itu aneh" dan
memperhatikanku.” Akui Soo Dam, Soo Hyun terdiam dengan mata terkejut mendengar
jawaban Soo Dam.
Flash Back
Ibu Tiri Soo Hyun kaget melihat lembaran nilai
ditangannya, Soo Hyun menceritakan mendapatkan nilai seratus di semua mata
pelajaran. Ibu Tiri Soo Hyun pun memuji Soo Hyun yang sudah berkerja keras, Soo
Hyun pun tersenyum lebar.
Ketika menuruni tangga, ibu tirinya menanyakan apa yang
sedang dilakukan Soo Hyun. Soo Hyun sibuk mencuci piring, ibu tirinya merasa
tak enak hati karena itu adalah pekerjaanya. Soo Hyun pikir harus harus mencucinya
setelah makan.
Soo Hyun pun mengepel lantai walaupun tanganya terasa
pegal, ketika keluar kamar untuk memberitahu ibunya sudah menyelesaikan
tugasnya. Tapi sang ibu sedang asik membacakan dongeng untuk Seung Chan. Wajah Soo
Hyun langsung cemberut karena ibunya seperti lebih memperdulikan adiknya.
Soo Hyun menatap Soo Dam seperti merasakan yang
dirasakannya untuk mencari perhatian agar orang tuanya bisa memberikan kasih
sayang lebih padanya, tapi yang diterima malah omelan bahkan ungkapan kekesalan orang tua. Akhirnya ia memeluk Soo Dam dengan wajah sedih mengingat
kenangan masa kecil yang tidak mengenakan untuknya.
Yoo Rim membanting Ji Ho, sambil mengumpat karena Ji Ho
berani melakukan eksperiment itu pada kakaknya. Ji Ho berusaha berdiri merasa
sudah meminta maaf ketika berada cafe, Yoo Rim menarik tangan Ji Ho dan
memelintirnya, menurutnya semua ini bukan sesuatu hal yan diselesaikan dengan
permintaan maaf.
“Bagaimana kau bisa melakukan itu dan menyebut dirimu
seorang manusia? Jawab aku!” teriak Yoo Rim
“Tidak, bukan itu... Aku hanya melakukan apa yang
diminta...” kata Ji Ho dan Yoo Rim kembali membantingnya dan langsung
memintingnya.
“Jadi kau mengatakan kalau kau mendekati kakakku karena eksperimen?” tanya Yoo Rim dengan
posisi Ji Ho ada dibawahnya.
“Ya, tapi aku jadi benar-benar menyukainya sebelum aku
menyadarinya...” akui Ji Ho dengan merintih kesakitan.
Yoo Rim pun menyuruh Ji Ho melakukan eksperimen juga
padanya, untuk mendekati dan jatuh cinta padanya. Ji Ho menanyakan kenapa harus
melakukan itu, Yoo Rim mengaku karena ia menyukai Ji Ho. Dengan blak-blakan Ji
Ho menolaknya, Yoo Rim menanyakan alasanya, Ji Ho mengaku tak tertarik pada Yoo
Rim. Akhirnya Yoo Rim melepaskan pitingnya dan memilih untuk pergi.
Yoo Rim duduk dihalte bus menahan tangisnya, mengingat Ji
Ho yang tak tertarik padanya, padahal selama ini melakukan begitu banyak hal untuk Ji Ho.
Hye Rim baru pulang, melihat pakaian yang berceceran
dilantai dan langsung mengumpat pada adiknya yang tertidur dengan menutup semua
tubuhnya. Dengan mengunakan kaki, Hye Rim membangunkan adiknya, mengomel karena
adiknya mencuci pakaian dua kali seminggu, bukan ia yang harus mencuci pakaian
adiknya, karena ia bukan ibunya bahkan seorang pembantu.
“Tidak bisakah kau lihat kalau aku sedang dalam suasana
hati yang buruk sekarang? Kalau seseorang membuat sprei mereka berantakan, bukankah
normal untuk menanyakan. apa mereka baik-baik saja?” teriak Yoo Rim kesal
“Kau pikir aku ingin menanyakan omong kosong seperti itu?
Aku baru saja menjadi subjek eksperimen. Kau pikir aku dalam suasana hati yang
baik sekarang?” teriak Hye Rim tak terima
“Apa itu kesalahan aku? Itu kesalahanmu sendiri.” Tegas Yoo
Rim, Hye Rim merasa adiknya itu baru saja bertengkar dengan Ji Ho
“Ya, aku memang baru saja bertengkar! Lalu kenapa!”
teriak Yoo Rim makin tinggi suaranya.
“Kenapa kau selalu melampiaskan kemarahanmu kepadaku saat
kalian berdua bertengkar? Kalau begitu kamu harus berperilaku lebih feminin. Siapa
yang akan menyukaimu, berpakaian seperti itu?” ucap Hye Rim dengan nada
mengejek
“Kau pikir pantas untuk mengatakan itu kepadaku sekarang?
Aku baru saja ditolak oleh Ji Ho hari ini!” ucap Yoo Rim
Hye Rim terdiam dan ingin membalikan kata-kata yang
diucapan adiknya, apakah itu semua kesalahanya, menurutnya Yoo Rim itu menyadarinya, tapi ia
sendiri tidak melawannya sedikitpun dan Ji Ho mengatakan kalau ia menyukainya dengan sendirinya. Yoo Rim berteriak kalau memang semua itu salahnya dan
merasa kakaknya akan puas mendengarnya.
“Pada kenyataanya bahwa Ibu dan Ayah hanya menyukaimu
adalah salahku dan kau mencuri Joo Sung dariku ketika kita masih remaja adalah
salahku...” jerit Yoo Rim, Hye Rim binggung kenapa adiknya mengangap mencuri
Joo Sung.
“Siapa orang yang berusaha keras untuk menjodohkan kami? Itu
Kau!” kata Hye Rim dengan mata melotot
“Itu satu-satunya cara aku bisa menemuinya! Karena itulah
satu-satunya cara dia benar-benar tahu aku ada didekatnya. Dia membelikanku makanan dan memperlakukanku dengan
baik karena aku adikmu, dasar bodoh! Itu semua juga salahku. Kenyataan bahwa
aku lahir sebagai adik dari seseorang secantik kau adalah salahku dan
berpakaian seperti laki-laki agar terlihat sedikit berbeda darimu adalah
salahku lalu belajar Hap Ki Do untuk melampiaskan rasa frustrasiku adalah
salahku juga! Kau puas?” jerit Yoo Rim melampiskan semua amarah yang
dipendamnya, lalu menangis dibalik selimut.
Hye Rim terdiam karena adiknya ternyata selama ini menyimpan
amarahnya, lalu mengoyangkan tubuh adiknya dengan merayu untuk mencuci pakaianya.
Yoo Rim berteriak menyuruh pergi saja dan kembali menangis.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar