Hye Rim menyuruh Soo Hyun makan yang banyak karena kali
ini ia yang akan mentraktirnya. Soo Hyun memberikan senyuman manisnya dan
bergumam dengan wajah sedih “Maaf, Hye Rim. Aku akan membohongi untuk yang
terakhir kalinya.” Lalu
menaruh sumpitnya diatas meja. Hye Rim binggung berpikir Soo Hyun kehilangan
nafsu makanya.
“Apa gunanya aku makan kalau aku
hanya dapat nilai 6% dari tes fMRI?” keluh Soo Hyun dengan wajah cemberut
“Kau masih bicara soal itu? Aku sudah bilang, ini karena aku
sedang memikirkan yang lain.” Kata Hye Rim mencoba
menjelaskan
“Aku ini ilmuwan. Aku percaya perasaan orang yang
paling akurat saat ditampilkan numerik. Bahkan jika kau berpikir sesuatu
yang lain, maka aku tidak
akan mendapat persentase rendah, apabila kau
punya sedikit perasaanmu itu.” Kata Soo Hyun, Hye Rim merasa itu tak begitu penting
karena mereka sekarang sudah berkencan.
“Aku orang yang percaya bahwa
perasaan orang terletak di otak Dan
kau tidak bisa membohongi otak, tidak peduli seberapa keras kau berusaha. Tapi tetap, hanya 6 persen... apakah ini kenyataannya?” keluh Soo Hyun
“Soo Hyun. Kau tahu aku lulusan
teater kan? Jika aku memberikan perasaanku, sesuatu seperti itu mudah diatur olehku....” kata Hye Rim
“Jika memang seperti itu, kenapa
aku harus melakukan fMRIs.... Sudah...Lupakan
soal 6 persen itu karena aku kalah.” Kata Soo Hyun dengan wajah kesal
Hye Rim merasa Soo Hyun memang aneh, karena hanya membuat
suatu masalah yang kecil jadi besar. Soo Hyun pikir memang benar kalau hasil dari
tesnya itu hanya 6% sambil makan dengan wajah cemberut. Hye Rim menghela nafas
panjang, lalu memutuskan akan melakukan tes itu lagi.
Soo Hyun berusaha jual mahal mengatakan tak perlu karena
sebelumnya Hye Rim sudah menolaknya, Hye Rim yakin itu semua akan jadi gangguan
banyaknya, karena Soo Hyun menganggap akan tetap menunggu sap sampai datang
kerumah. Soo Hyun pikir tak perlu menunggu sapi yang akan datang kerumahnya.
Hye
Rim menjelaskan tes itu memang sedikit mengganggu tapi tetap ingin melakukanya untuk kali ini
saja dan menegaskan akan menunjukan perasan yang sebenarnya. Soo Hyun pikir
kalau memang Hye Rim merasa seperti itu maka tak bisa menolaknya lalu meminta
pelayan membawakan toppoki lagi.
Hye Rim sudah masuk ruangan, Soo Hyun pun akan memulai
dari foto Ji Ho lebih dulu. Ji Ho sedih karena hasilnya hanya 21 % saja, Soo
Hyun memberikan semangat kalau hasilnya itu naik 1 persen dibandin sebelumnya lalu melanjutkan pada Seung Chan.
Foto Seung Chan bermain baseball dipasang, Ji Ho
berteriak tak percaya karena hasilnya 77 persen. Seung Chan berteriak bahagia karena hasilnya Dua kali lebih tinggi
sekarang, lalu mengoda kakaknya untuk memberikan komentar dengan
hasilnya itu. Soo Hyun menepis tangan adiknya dengan wajah kesal.
Ji Ho melihat foto yang ditampilkan Soo Hyun berbeda dari
sebelumnya, Seung Chan mengejek kakaknya yang bergaya seperti model, bahkan
distudio serta memilik sedikit kepercayaan diri yang tinggi. Soo
Hyun menyuruh Ji Ho memberikan foto selanjutnya. Hye Rim menatap foto Soo Hyun
dilayar, Soo Hyun terlihat tegang menunggu hasilnya.
Mata Ji Ho seperti ingin keluar melihat hasilnya 98%, Soo
Hyun tersenyum dipaksa karena bisa menang dan Seung Chan tak percaya hasilnya
berbeda dengan tes sebelumnya, Soo Hyun pun mengedipkan matanya mengoda adiknya
karena bisa menang.
Soo Hyun melihat hasil FMRI, dengan balik kedudukan
dirinya teratas, Seung Chan dan Ji Ho. Dengan bangga memberitahu kesimpulan
dengan Subjek : Go Hye Rim memilih Male Subject A, Choi Soo Hyun dengan jumlah menakjubkan 98 persen.
“Aku sebagai pengawas eksperimen dengan resmi mengumumkan akhir
dari eksperimen "Madame Antoine."” Kata Soo
Hyun memberikan tepuk tangan, Ji Ho dan Seung Chan hanya diam, Soo Hyun heran
melihat keduanya tak tepuk tangan, Ji Ho pun akhirnya tepuk tangan walaupun
terpaksa.
Soo Hyun pun memilih untuk pergi karena semuanya sudah
selesai, Ji Ho berdiri memberitahu Soo Hyun masih
harus melakukan bagian dua dari eksperimen. Soo Hyun
mengertakan giginya karena harus membahas didepan adiknya, Seung Chan kaget
karena ada bagian kedua. Ji Ho menjelaskan tujuanya adalah untuk mengetahui berapa jauh
subjek mencintai pria yang dipilihnya dan ingin
menjelaskan tugas pertamanya.
“Jadi sudah ada tugas? Hei....
Berapa jauh kau akan menyiksa dia?” kata Seung
Chan dengan nada tinggi mendekati kakkanya.
“Tenang dulu..... Bagian dua sangat mudah.” Ucap Soo Hyun
“Walaupun begitu, kau masih menipunya!” teriak Seung Chan, Ji Ho juga setuju dengan hal itu.
“Ini hal sama yang biasa pasangan
kekasih lakukan. Kau
beri pacarmu tugas, dan kau akan lihat berapa banyak mereka.....” jelas Soo Hyun yang langsung diberi umpatan pada dari
adiknya dan ingin memukulnya, Soo Hyun bisa menghindar dengan cepat.
“Aku akan memberitahu Go Hye Rim. Aku akan beritahu sekarang!” teriak Seung Chan ingin keluar dari ruangan, Soo Hyun
menahanya.
“Aku bilang padamu, ini bahkan
tidak pantas disebut eksperimen! Ini
hal kecil, seperti mengirim pesan video, dan...”
ucap Soo Hyun tapi Seung Chan ingin pergi.
Soo Hyun bertanya kemana adiknya akan pergi, Seung Chan
menyuruh Soo Hyun minggir karena sudah tahu apa yang akan dilakukanya. Soo Hyun
meminta waktu untuk memikirkanya, Seung Chan menghitung satu sampai tiga,
menurutnya itu sudah cukup. Soo Hyun menahannya kembali meminta waktu satu
minggu, dengan begitu sudah cukup untuk memikirkan lanjut atau tidak.
“Kenapa kau butuh 1 minggu? Lebih baik berhentilah
sekarang!” kata Seung Chan
“Tidak bisa! Ini eksperimen
penting bagiku. Aku
butuh paling tidak seminggu untuk memikirkannya. SeJujur,
jika kau membuatku bicara tanpa berpikir, aku bisa berakhir dengan bohong
padamu. Aku bisa
bohong dan menghentikan eksperimen, sementara dibalik
itu aku bisa bersekongkol dengan Ji Ho. Tapi, karena kita bekerja sama,
aku tidak ingin melakukannya. Mengerti?” ucap Soo
Hyun menyakinkan. Seung Chan memalingkan wajahnya.
“Aku beri waktu 3 hari, Pikirkan dalam 3 hari.” Tegas Seung Chan lalu keluar dari ruangan, Soo Hyun
meluapkan amarahnya ingin memukul Ji Ho yang membuka mulut.
Seung Chan menarik Ji Ho ke bagian dapur, bertanya apakah
Ji Ho mempercayai kakaknya. Ji Ho juga tak tahu lalu bertanya balik alasan
Seung Chan menanyakan hal itu. Seung Chan menegaskan sangat tidak mempercayai
kakaknya.
“Seminggu? Dia akan tetap seperti itu bahkan jika aku beri
waktu sebulan. Pria yang
terobsesi dengan eksperimen dan akan melakukannya sampai mati.” Kata Seung Chan yakin, Ji Ho setuju.
“Kau ingin menemui Go Hye Rim dan melanjutkan
untuk menipunya seperti ini?” tanya Seung Chan, Ji
Ho mengelengkan kepalanya.
“Jadi kita harus lakukan sesuatu! Kita harus menghentikan
langkahnya dalam eksperimen!” tegas Seung Chan, Ji
Ho menanyakan caranya.
“Pertama, masukan virus di komputernya. Buatlah segalanya hilang saat dia
menekan "menu." Lalu Hancurkan
semua USB dan hard disk eskternalnya” jelas Seung Chan
Ji Ho menyimpulkan Seung Chan ingin menghancurkan
semua rekaman. Seung Chan membenarkan, Ji Ho
memberitahu bahwa Soo Hyun sudah
menyimpannya di cloud, dan Server
dengan password, hanya Soo Hyun yang
bisa mengaksesnya. Seung Chan mengumpat
kakaknya itu memang benar-benar cepat melakukanya. Ji Ho pun memberitahu Soo
Hyun yang meminta untuk meningkatkan keamanan setelah
fMRI. Seung Chan pikir masih ada yang bisa mereka hancurkan.
Ji Ho tahu Soo Hyun masih menyimpan blue print dan yang
lainya di tempat terpisah, Seung Chan pikir mereka masih bisa menyingkirkan hal
itu. Ji Ho tahu Soo Hyun menaruhnya dibrangkas kantor tapi hanya Soo Hyun
sendiri yang tahu passwordnya. Seung Chan hanya bisa menghela nafas karena
gagal menemukan kelemahan kakaknya.
Hye Rim menyetir mobil, Soo Hyun memberikan aba-aba untuk
pindah jalur dan menyalakan lampu sen tanda untuk pindah ke jalur kiri, Hye Rim
yang gugup sempat salah dengan menyalakan wiper. Soo Hyun dengan tenang meminta
mematikan dan menyalakan lampu sen ke sebelah kiri, Hye Rim berhasil menyalakanya,
Soo Hyun melihat kebelakang dan meminta Hye Rim pindah jalur sekarang, dengan
mulus Hye Rim pun bisa pindah jalur.
Soo Hyun melihat Hye Rim sudah pindah dan meminta agar tetap
jalan lurus saja sekarang, dengan melemaskan punggungnya dan bisa melihat kearah
luar, karena sekarang sudah aman. Hye Rim terlihat agak tegang melirik keluar
lalu sadar sudah cukup jauh mereka pergi lalu bertanya kemana mereka akan
pergi.
“Ke Villla milik temanku. Aku ingin santai di tempat yang
nyaman, jadi...” ucap Soo Hyun
“Lalu, apakah kita... menginap
semalaman di sini?” tanya Hye Rim
“Well, emm.... bisa seperti itu, atau kita bisa balik malam ini.” kata Soo Hyun gugup, Hye Rim binggung karena tidak
bawa apapun.
Soo Hyun pikir mereka bisa pulang malam hari saja, Hye
Rim pikir tak perlu lalu dikagetkan dengan bunyi klakson truk, buru-buru ia
memingir pindah ke ke jalur kiri.
Seung Chan bertanya kemana kakaknya pergi hari ini, Ji Ho
dengan wajah lemas tak tahu tapi Soo Hyun dari tadi pagi hanya bersiul saja,
Seung Chan bertanya kemana Hye Rim, Ji Ho memberitahu ikut pergi dengan Soo
Hyun bahkan melihat ada banyak barang yang dimasukan ke dalam mobil. Seung Chan
penasaran kemana kakaknya akan pergi dengan membawa banyak barang.
Ji Ho mengelengkan kepala tak tahu, tapi menurutnya
mereka akan menghabiskan waktu semalam diluar lalu meninggalkan Seung Chan
dengan wajah lesu. Seung Chan menghela nafas panjang memikirkan tentang
kakaknya yang akan membuat sesuatu pada Hye Rim.
Hye Rim melihat tempat milik Soo Hyun dengan bahagia
karena ruangan sangat bagus, Soo Hyun dengan helaan nafas melihat adiknya
menelp. Seung Chan menegaskan tak akan bertanya kemana kakaknya pergi tapi
ingin mengingatkan kalau ini adalah hari ketiga jadi Soo Hyun harus memutuskan
untuk menyerah dan berkata jujur pada Hye Rim dan mengancamnya. Soo Hyun
mengatakan akan mengurusnya lalu menutup telpnya.
Seung Chan akhirnya mengirimkan pesan pada Hye Rim “ Go Hye
Rim. Kau telah ditipu. Pria di sebelahmu
adalah Male Subject A!”
Hye Rim dan Seung Chan pergi ke supermarket, Hye Rim
pergi ke counter daging karena mereka akan makan daging panggang, lalu melihat
Seung Chan yang mengirimkan pesan padanya. Soo Hyun tahu Hye Rim sudah
menolaknya jadi tak ingin membacanya karena semuanya akan lebih baik ketika Hye
Rim memutuskan
komunikasi dan bertingkahlah dingin dengan adiknya,
Hye Rim merasa tak enak hati.
Tiba-tiba terdengar dari sisi lain, seorang paman akan
memberikan diskon pada semua bahan makanan. Naluri ibu-ibu Hye Rim langsung
keluar karena banyak diskon jadi mengajak Soo Hyun mengantri bersama untuk
mendapatkan bahan makanan.
Hye Rim sudah menyiapkan salad di meja makan, Soo Hyun
sibuk memasak didapur. Hye Rim sumringah melihat makanan yang dibuat pacarnya,
Soo Hyun mengatakan itu belum matang, tapi Hye Rim tak peduli karena yang
diambil itu sosis, lalu mulai mencobanya dan menyuapi Soo Hyun.
“Tapi, um... Kenapa kau bersikap
buruk pada Seung Chan?” tanya Hye Rim, Soo Hyun
menegaskan mereka memang saling bertolak belakang.
“Meski begitu, dia sangat ramah. Dia bahkan memanggilmu "Hyung" dan memelukmu.” Kata Hye Rim,
“ Itu Bukan berarti dia ramah, tapi Dia hanya tidak punya takut, bahkan Dia belum pernah bermasalah
dengan orang, jadi dia
pikir bisa bertingkah semaunya” tegas Soo Hyun
dengan nada tinggi
“Tapi tetap, bukankah menyenangkan
didekati adikmu dengan ramah?” pikir Hye Rim
Soo Hyun menolak karena seperti merasakan sesuatu yang
sangat asam dimulutnya, bahkan ingin sekali memukul adiknya dan menyadarkan
adiknya kalau ada orang di dunia ini yang membencinya. Hye Rim bertanya Soo Hyun itu dibesarkan oleh ibu
tirinya. Soo Hyun membenarkan. Hye Rim pikir semua karena itu.
“Apa ibu tirimu hanya memperlakukan
Seung Chan dengan baik?” tanya Hye Rim,
“Tidak. Dia baik padaku juga. Tapi ada perasaan licik yang aku dapatkan, karena ada kita bertiga, dan mereka berdua akan berkelompok
dan melawanku.” Cerita Soo Hyun
Hye Rim menatap sedih pada Soo Hyun, lalu bertanya apakah
Soo Hyun berpikir tentang ibu kandungnya, selain insiden
di taman rekreasi. Soo Hyun mengelengkan
kepalanya lalu mengalihkan pembicaraanya dengan mengajak Hye Rim makan karena
dagingnya sudah matang. Ponsel Hye Rim berdering, Soo Hyun melihat Hye Rim
sibuk didapur dan langsung merejectnya.
Seung Chan berlari bersama Prof Bae ke arah gunung, Prof
Bae merasa tak enak hati karena mengajak Seung Chan disore hari dan berjanji
akan mengatur waktu nanti. Seung Chan pikir ini waktu yang baik karena apabila
melewati olahraga sehari saja maka akan sulit
untuk memulainya lagi.
Prof Bae pikir mereka bisa menghirup udara dalam yang
segar, Seung Chan malah sibuk melihat ponselnya. Prof Bae bertanya apakah Seung
Chan sedang menunggu telp dari seseorang. Seung Chan membenarkan kalau ia sudah
beritahu Hye Rim soal
eksperimen lewat pesan. Prof Bae bertanya apa yang
dikatakan Hye Rim. Seung Chan menceritakan belum mendapatkan balasan dan tak tahu
Hye Rim sudah membaca pesannya atau tidak.
“Jika dia tahu soal eksperimen, dia mungkin akan membencimu. Apa kau akan baik-baik saja?” tanya Prof Bae khawatir.
“Ini
memang tidak bisa membantu. Aku lebih khawatir dia akan cemas dan merasakan sakit yang mendalam” kata Seung Chan, Prof
Bae merasa Seung Chan pasti bisa menghiburnya.
“Aku memang merencanakan itu, dengan tiket ice skating. Tapi aku Rasanya
seperti akan memakainya sebagai cara untuk menemui Hye Rim kembali. Jadi Aku akan membuangnya.” Kata Seung Chan
Prof Bae menahanya, berpikir lebih baik mengunakanya
saja. Seung Chan bertanya apakah Prof Bae pintar bermain ice skating. Prof Bae
mengaku lumayan bisa tapi mungkin akan belajar agar bisa melakukanya. Seung
Chan pikir semua orang pasti sibuk lalu mengajak Prof Bae untuk pergi denganya
saja. Prof Bae merasa memang menyenangkan pergi bersama, tapi kalau memang
Seung Chan sibuk, pergi sendiri juga tak masalah untuknya. Seung Chan pikir
lebih baik pergi bersama saja dan akan mengirimkan pesan lagi pada Hye Rim.
Soo Hyun mencuci piring sementara Hye Rim merapihkan
makanan sisa didalam kulkas. Ponsel Hye Rim berbunyi, Hye Rim teringat
sebelumnya belum sempat membaca pesan dari Seung Chan. Soo Hyun meminta Hye Rim
untuk membiarkan saja.
Hye Rim pikir mungkin saja pesan itu penting, Soo Hyun
marah karena Hye Rim terus memberikan peluang jadi membuat adiknya berbuat
seenaknya, jadi meminta agar menempatkan sang adik diposisi yang sebenarnya dan
ingin menghapusnya. Hye Rim tetap ingin melihat isi pesan Seung Chan. Soo Hyun
berteriak memanggilnya, Hye Rim melihat ponselnya tiba-tiba mati karena habis
battery.
Soo Hyun dengan wajah cemberut kembali ke tempat cuci
piring, mengosok pengorengan dengan kasar, Hye Rim mendekat merasa Soo Hyun
marah karena ia tetap ingin membaca pesanya. Soo Hyun tak menjawab, tetap
dengan kasar mengosok pengorengan dengan wajah cemberut, Hye Rim mengejek Soo
Hyun itu kekanankan lalu memberika ciuman di pipinya. Soo Hyun pun tersenyum, Hye
Rim akhirnya membantu Soo Hyun untuk membersihkan semua cucian piring.
Seung Chan memegang kedua tangan Prof Bae untuk
mengajarkan ice skating, Prof Bae merasa cukup sulit juga berjalan dengan
diatas es, Seung Chan pikir Prof Bae sudah bagus melakukanya, lalu sambil
bertanya bagaimana cara mengatasi apabila cinta bertepuk sebelah tangan.
“Hatimu itu sangat polos, Ini
pertama kalinya aku mendapatkan pertanyaan itu, daripada "Bagaimana aku
memutuskan dengan mereka?"” pikir Prof Bae
“Aku pikir ini terlalu awal untuk
menyerah begitu saja. Tapi
aku tidak bisa melakukan sesuatu,
Inilah masalah.” Jelas Seung Chan yang terus menuntun Prof Bae
“Tentu. Itu hal bagus untuk
ditanyakan. Aku adalah dokter dari cinta yang tak
terbalas, jadi aku tahu banyak soal itu.” Kata Prof
Bae, Seung Chan tersenyum bertanya bagaimana bisa Prof Bae menjadi dokter
seperti itu.
“Aku... menyukai
seseorang juga.” Akui Prof Bae
Seung Chan tak percaya karena orang setua Prof Bae masih
bisa merasakan hal seperti itu. Prof Bae mengatakan itu sudah pasti karena
mereka perasaan itu tak akan berhenti saat menua. Seung Chan bertanya apa yang dilakukan Prof Bae dengan
hal itu.
“Aku hanya menguras energiku
menyukainya. Saat aku
melihat orang itu, otomatis aku tersenyum. Menurutku
ini Berkah yang besar. Dan saat kau punya perasaan tak
terbalas, maka yang satu
akan terkejut dan satu lagi
terbengkalai. Itu juga bisa menjadi kuat tergantung orang itu
merefleksikan dirinya. Jadi... Nikmati saja perasaan
itu. Cinta tak
terbalas itu tidak terhitung Dan
juga, itu cinta paling tulus di dunia.” Jelas Prof
Bae
“Lalu perasaan ku ini tulus ‘kan?” kata Seung Chan bangga, Prof Bae membenarkan ketika
akan memberitahu sesuatu langkahnya malah terpeleset.
Seung Chan reflek memegang badan Prof Bae agar tak
terjatuh, Prof Bae tersipu malu dengan wajah memerah merasa dirinya itu paling
beruntung. Seung Chan tak mendengarnya bertanya apa yang dikatakan Prof Bae
sebelumnya. Prof Bae mengelengkan kepalanya, Seung Chan pikir Prof Bae sudah
lelah jadi bisa istirahat sejenak. Prof Bae mengaku tak lelah bahkan bisa
melakukan 10 keliling lagi. Seung Chan pun menuntun Prof Bae akan
menyeimbangkan langkahnya.
Soo Hyun membiarkan Hye Rim berbaring diatas lengannya dan Hye Rim pun
memeluk erat Soo Hyun. Tangan Soo Hyun mengelus rambutnya dengan lembut, Hye
Rim mengaku seperti mimpi bisa seperti sekarang bersama Soo Hyun. Soo Hyun
mengatakan “aku juga” Hye Rim semakin erat memeluk Soo Hyun.
“Aku akan menyiramimu dengan cinta
mulai sekarang dan tidak
peduli apa yang orang lain pikirkan, aku akan tetap
mencintaimu. Menurutku ini Cukup sebagai ganti untuk
cinta yang tidak kau terima dari ibumu.” Kata Hye
Rim, Soo Hyun pun memberikan kecupan dikening Hye Rim.
Hye Rim menatap Soo Hyun sambil mengungkapkan perasaanya “aku
mencintaimu... Soo Hyun” Soo Hyun pun mengatakan “aku juga” Hye Rim merengek
Soo Hyun hanya bisa mengatakan “ aku juga”. Soo Hyun pun mencium Hye Rim
sebagai tanda cintanya.
Prof Bae berlatih piano sendirian dengan tingkatan paling
dasar, guru piano memberitahu Prof Bae harus belajar 10 kali lagi seperti itu.
Prof Bae mengerti lalu bertanya kapan bisa bermain Bach's
Prelude. Guru pianonya meminta maaf karena Prof Bae masih jauh tahapanya
untuk sampai memainkan musik itu. Prof Bae hanya bisa menarik nafas dalam-dalam
dan mulai berlatih piano kembali.
Hye Rim bisa mencharger ponselnya di minimarket, pesan
Seung Chan pun bisa dibacanya “Go Hye Rim, kau telah ditipu. Pria
di sebelahmu adalah Male Subject A! Ada brangkas kecil di
kantor di balik bingkai. Cari tahu kata sandi kakakku. Dan
bukalah. Lalu, semuanya akan terungkap.”
Mata Hye Rim menatap curiga Soo Hyun yang sedang memilih
minuman dingin.
Soo Hyun mengantar Hye Rim sampai ke cafe, lalu menyuruh
untuk segera masuk dan istirahat karen nanti akan melakukan yang sama ketik
sampai rumah. Hye Rim mengerti dan berpesan agar Soo Hyun juga hati-hati
dijalan. Soo Hyun melambaikan tangan dan memutar balik mobilnya.
Hye Rim buru-buru pergi ke lantai dua dan memastikan
belum ada orang disana, lalu masuk ke ruangan Soo Hyun tapi semua sisi sudah
dipasang CCTV. Beberapa saat kemudian, Hye Rim membawa balon gas dan sengaja
menerbangkan untuk menutupi camer CCTV.
Dengan tatapan sinisnya, masuk ke ruang CCTV dengan
percaya diri, lalu berjalan mendekati lukisan dan menurunkan, terlihat brangkas
tersembunyi dibaliknya. Hye Rim berpikir passwordnya mungkin itu ulang tahun
Soo Hyun, lalu menekan angka “0312” tapi ternyata salah, matanya lalu
memikirkan sesuatu.
Seung Chan kaget melihat Hye Rim sudah ada di ruang
tengan menikmati kue dan juga kue untuk sarapan, Hye Rim menyapa Seung Chan
walaupun terasa dingin. Seung Chan bertanya apakah Hye Rim baru saja pergi. Hye
Rim pura-pura tak mengerti.
“Kau baru saja pergi dengan kakakku?” tanya Seung Chan, Hye
Rim membenarkan sambil makan kuenya
“Apa Kau membaca pesanku?” tanya Seung Chan, Hye Rim mengangguk
“Jadi Kau baca pesanku dan kau acuh
begitu saja?” kata Seung Chan tak percaya, Hye Rim
kembali mengangguk karena merasa itu bukan sesuatu yang gila.
“Apa kau... lihat brangkasnya?” tanya Seung Chan, Hye Rim mengelengkan kepala dan tidak
akan mencarinya karena tidak ingin meragukannya lagi. Seung Chan hanya diam dan
memilih untuk pergi.
Soo Hyun masuk ke dari cafe melihat Hye Rim sedang
mencuci di dapur, Hye Rim dengan wajah sumringah bertanya apakah Soo Hyun
beristirahat dengan baik, Soo Hyun mengangguk dan bertanya balik. Hye Rim
mengaku istirahat dengan baik, lalu meminta tolong untuk membacakan pesan di
ponselnya. Soo Hyun terlihat kaget.
Hye Rim mengangkat tanganya yang penuh dengan busa cuci
piring, walaupun hanya pesan Spam tapi harus melihatnya, apabila hanya
menyalakan saja maka bisa terbaca pesannya. Soo Hyun menyalakan ponsel Hye Rim
tapi mengunakan password. Hye Rim mengatakan itu passwordnya ulang tahunya
karena biasanya pasangan melakukan hal itu.
Lalu mengoda Soo Hyun dengan bertanya apakah pacarnya itu
tak melakukanya dengan mengedipkan matanya. Soo Hyun terlihat tak enak hati
sambil membuka password dengan ponsel mengunakan tanggal lahirnya, lalu
memberitahu pesan dari departement store akan ada diskon. Hye Rim merasa itu
hanya spam saja, Soo Hyun pun memilih untuk pergi ke lantai dua, Hye Rim
melirik seperti menyembunyikan sesuatu.
Malam harinya
Hye Rim membaca sebuah palu dan menuruni tangga ke cafe,
lalu membuka kotak listrik dan dengan sengaja menurunkan tegangan. Semua lampu
dan CCTV pun ikut mati, ia pergi ke lantai dua memastikan CCTV memang tak
menyala dan berusaha masuk ke ruangan Soo Hyun, tapi terkunci. Dengan sekuat
tenaga, Hye Rim membuka dengan palu, langsung terdengar bunyi alarm, Hye Rim panik
dan langsung berlari ke lantai tiga.
Soo Hyun yang sudah tidur dibangunkan dengan bunyi
ponselnya, tim keamanan menelp memberitahu kalau ada sesuatu yang mencurigakan
dikliniknya, Soo Hyun pun langsung bangun. Polisi pun langsung datang ke tempat
klinik Soo Hyun.
Ji Ho memeriksa seluruh ruangan merasa tak ada yang
hilang, Soo Hyun bertanya pada Hye Rim dengan berakting ketakutan, Hye Rim
mengatakan kalau tak ada yang hilang dan mengaku mendengar pintu yang dirusak,
lalu suara alarm berbunyi, lalu mengaku ketakutan karena ada orang yang datang
ke klinik Soo Hyun.
Polisi menanyakan apakah mereka harus memberitahu pihak
polisi, Soo Hyun pikir tak perlu lalu bertanya apakah pintu bisa terbuka
sekarang, Pihak kemanan bisa membukanya tapi berpesan agar Soo Hyun meningkatkan keamanan lebih tinggi sekarang dan juga harus memeriksa passwordnya, akan lebih baik
untuk menganti sandinya.
Soo Hyun mengerti dan ingin memeriksa sesuatu dulu
didalam, ia pun masuk sendiri ke dalam untuk memeriksa brangkasnya. Didalam
masih ada amplop coklat dengan beberapa berkas didalamnya. Lalu menutup kembali
karena tak ad yang hilang, teringat pesan petugas kalau untuk mengantik
passwordnya agar lebih aman, dan teringat kembali Hye Rim mengatakan menganti
password dengan ulang tahun pasangan seperti yang dilakukan pasangan lain
ketika sedang berkencan.
Soo Hyun pergi ke lantai satu mengajak Hye Rim bertemu di
Cafe satu jam dari sekarang. Hye Rim mengerti lalu bertanya apakah Prof Bae sudah
pulang , Soo Hyun memberitahu Prof Bae mungkin akan datang telat karena harus
mengambil bahan materi, tapi menurutnya Prof Bae akan segera pulang. Hye Rim
tahu Seung Chan dan Ji Ho sedang berkerja diluar jadi berpikir kalau akan malam
sendirian. Soo Hyun tersenyum mengatakan dalam satu jam dari sekarang akan
makan malam bersamanya. Hye Rim tersenyum sumringah lalu melirik ke lantai dua
yang tak ada orang.
Ji Ho minum segelas bir dengan sekali teguk, lalu meminta
tambah lagi pada pelayan. Yoo Rim meminta Ji Ho untuk berhenti karena sudah
minum banyak lalu meminta pelayan tak membawakan lagi.
“Kau berkubang dalam kesedihanmu
di udara malam yang dingin, bahkan kau sulit karena kedinginan, lalu berlatih Hap Ki Do sambil
mengatakan nama kakakku. Bukankah
cukup?” kata Yoo Rim
“Tidak, aku harus melalui hal yang lebih sulit lagi, ah... aku pikir harus
dipukuli!” kata Ji Ho merasa bersalah, memukul
kepala sendiri. Yoo Rim menarik tangan Ji Ho.
“Kalau kau memang benar-benar
ingin dipukuli, aku
akan memukulimu.”kata Yoo Rim, Ji Ho ketakutan
karena tahu kekuatan Yoo Rim sangat kuat.
“Aku tidak melakukan ini karena
dicampakan.” Jelas Ji Ho, Yoo Rim pun bertanya
alasan Ji Ho seperti orang yang frustasi seperti itu,
“Aku melakukan sesuatu yang
mengerikan padanya, jadi Aku
layak dicampakan lebih dari seratus kali.” Kata Ji
Ho, Yoo Rim makin binggung berpikir Ji Ho sudah mencuri pakaian dalam kakaknya.
“Kalau sesuatu sesuatu seperti
itu, aku akan
mengaku dan menerima hukuman. Tapi
aku...” kata Ji Ho binggung, Yoo Rim meminta Ji Ho cepat
mengatakan padanya.
Ji Ho pikir Yoo Rim saja yang memberitahu pada Hye Rim
atas nama dirinya, Yoo Rim makin penasaran apa sebenarnya yang ingin dikatakan
Ji Ho. Akhirnya Ji Ho membahas tentang Hye Rim yang ikut dalam eksperiment
kemarin.
Hye Rim sengaja masuk kedalam ruangan Soo Hyun yang sudah
gelap dan memastikan kalau balon-balon menutupi kamera lalu berjalan mendekati
brangkas dengan senter.
Ji Ho menceritakan kalau sebenarnya
eksperimen itu berhubungan dengan psikologis yang berkaitan dengan cinta. Yoo Rim masih tak mengerti maksud dari cintanya itu, Ji
Ho menjelaskan Subjek utamanya adalah nona Hye Rim lalu Seung Chan, Soo Hyun dan ia sebagai objek, selain itu Soo Hyun juga menjadi pengawas
eksperimen. Yoo Rim merasa semua penjelasan Ji Ho sangat rumit jadi
meminta untuk mengatakan yang simple dan jelas saja. Ji Ho memberitahu kalau
tentang perasaan suka mereka bertiga pada Hye Rim itu hanya kebohongan belaka,Yoo
Rim melonggo.
Ji Ho dengan wajah tertunduk membenarkan, Yoo Rim
bertanya apakah Seung Chan juga melakukan hal yang sama, Ji Ho mengangguk, Yoo
Rim masih bertanya, Soo Hyun juga seperti itu. Ji Ho mengangguk, Yoo Rim pun
kembali bertanya apakah Ji Ho juga, Ji Ho pun mengangguk mengakuinya. Yoo Rim
langsung menyiram wajah Ji Ho dengan bir dan mengumpat, beberapa pengunjung
lainnya langsung melihat kearah mereka.
Soo Hyun berjalan ke arah cafe, Yoo Rim keluar dari cafe
berusaha menelp kakaknya tapi tak diangkat, Sesampai didepan pintu cafe, Soo
Hyun melihat penjual balon dan permen kapas dipinggir jalan.
Hye Rim masih ada didepan brangkas, teringat pancingan
kalau ia mengunakan ulang tahun Soo Hyun sebagai passwordnya, lalu mengingat
ulang tahunya itu tanggal 2 maret jadi kodenya 0302, lalu menekannya dan pintu
brangkas terbuka, ia pun mengambil amplop coklat didalam brangkas.
Soo Hyun pergi ke penjual permen kapas untuk membelinya,
karena teringat Hye Rim yang meminta ketika pergi kencan pertama kali. Hye Rim
melihat berkas blue print yang disimpan Soo Hyun, dengan membaca cepat poin
perpoin.
[Pendahuluan Tes 2: Menjadikan seorang wanita
lajang di
usia tiga puluhan didekati oleh tiga
jenis laki-laki, dan melihat seberapa
dalam cintanya kepada pilihannya. Menggunakan
fMRI untuk mengukur perasaan
si perempuan terhadap ke tiga laki-laki]
Hye Rim teringat mengikuti beberapa tes dengan gambar
foto pria yang terlihat dilayar, Lalu melihat ke lembaran berikutnya, subjek
pria C yaitu Woo Ji Ho, lembaran berikutnya
Subjek Pria B: Choi Seung Chan dan Subjek Pria A: Choi Soo Hyun dan Subjek utama: Go Hye Rim, dirinya sendiri. Hye Rim benar-benar tak percaya
ternyata Soo Hyun masih mengunakan dirinya sebagai subjek penelitianya.
bersambung ke episode 10
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar