Hong Sul berjalan menuju lorong apartement, sempat diam
didepan pintu rumah sebelum menekan password. Ketika masuk dalam hatinya
bergumam “Ku akhiri pelarianku, dan pulang kerumah.” Ibunya yang sedang mencuci piring langsung memukul
anaknya yang menginap diluar,
“Ibu memukulku lagi
dan lagi.” Gumam Hong
Sul memegang lenganya sakit. Ayahnya melihat anaknya sudah pulang menyuruh
untuk istirahat “Dan ayah... dia kelihatan diam, tapi tidak
kelihatan marah.”
Hong Jun terlihat bahagia melihat kakaknya yang sudah
pulang lalu mengajaknya duduk, kalau tahu pasti sulit tidur diluar rumah. “Jun mencoba
menghiburku.” Adiknya
memperbolehkan kakaknya untuk memukulnya saja, Hong Sul pikir kalau memang
adiknya mengaku salah, maka harus bersikap lebih baik demi ayah dan ibunya.
“Kau tak perlu khawatir aku.... Ibu dan ayah sangat khawatir. Mereka bahkan tak buka restoran sampai kau menelpon.” Bisik Hong Jun
“Jun, siap-siap di restoran sana.” Perintah Ibu Hong Sul, Hong Jun mengerti dan keluar
rumah.
Ibu Hong Sul pun menyuruh Hong Sul untuk makan, Hong Sul
merasa ibunya untuk ke restoran saja, karena bisa mengambil sendiri. Ibu Hong
Sul dengan membalikan badanya meminta maaf pada sang anak, Hong Sul terdiam
menatap ibunya yang membalikan badanya.
“Kemarin ibu ingin menghubungi temanmu yang lain. Tapi ibu tak tahu satupun
nomornya.” Kata Ibu Hong Sul lalu menyuruh anaknya
duduk dimeja makan.
“Tetap saja kau tak boleh bermalam diluar tanpa memberitahu. Kalau Bo Ra tak menelpon... maka Ibu bakal telpon polisi. Kau tahu itu?” kata Ibu Hong Sul dengan nada marah
“Aku juga minta maaf.” Kata Hong Sul
Tuan Hong keluar kamar, istrinya mengomel sang suami yang
akan pergi lagi. Tuan Hong menyuruh Hong Sul untuk makan saja, lalu keluar dari
rumah. Hong Sul merasa keduanya bertengkar karena dirinya, Ibunya menyangkal,
lalu mengomel suaminya yang tak
peduli sama sekali
dengan restoran dan berpikir untuk menyuruh
suaminya mencari pekerjaan lain saja.
Lalu menyuruh Hong Sul makan karena sudah lelah mengomel pada suaminya.
In Ho duduk diam lalu menghampiri Hong Jun akan masuk
restoran, Hong Jun heran melihat In Ho sudah ada datang padahal ibu mereka
menyuruh untuk datang siang. In Ho
bertanya apakah kakaknya sudah pulang, Hong Jun menganguk kalau kakaknya baru
saja pulang dari rumah Bo Ra. In Ho hanya mengucap syukur. Hong Jun pikir In
Ho tak
pulang dari semalam dan mencari
kakaknya. In Ho menyangkal dan pamit pergi. Hong Jun mengajak
In Ho masuk tapi In Ho memilih untuk pergi karena ada urusan.
In Ho duduk melamun sambil mengingat kejadian semalam,
Hong Sul menangis dipelukan Yoo Jung, menuruntnya keduanya menghabiskan malam
bersama. Tepukan di punggung In Ho membuyarkan lamunanya. Tuan Hong datang
menyuruh In Ho menyebarkan brosurnya, bukan melamun. In Ho membahas tentang
gambar.
“Kenapa pakai foto ini? Seperti orang bodoh, Aku tak mau menyebarnya.” Ucap In Ho
“Fotonya bagus, Kau kelihatan tampan kalau
senyum.” Kata Tuan Hong, In Ha menolak meminta untuk memakai
foto yang lain.
“Dulu kau yang sangat bersemangat ingin pakai foto ini. Sudahlah pakai ini saja. Aku sudah membayarmu sebagai
model, jadi aku punya hak memakai foto ini.” tegas Tuan Hong
In Ho tak terima karena hanya dibayar dengan jjajangmyun. Tuan Hong berdalih sudah
menawariny tangsuyuk. In Ho mengeluh saat akan memesannya mata Tuan Hong malah
melotot, Tuan Hong pun akhirnya berjanji apabila In Ho menyebarkan
brosur itu akan ditraktir makanan yang dinginkan In Ho.
Akhirnya In Ho setuju dan melihat foto dirinya dalam brosur dengan tulisan [Orang ganteng pun suka mie
Hong] menurutnya wajahnya itu Kelihatan
bodoh.
Yoo Jung sedang berkerja menerima pesan dari Hong Sul “ Ibu memukulku
habis-habisan.” Yoo Jung
membalas “Kau pantas
mendapatkannya.” Hong Sul
dengan kesal menuliskan “Sunbae juga berkomplot denganku.” Dengan
senyuman.
“Oh, kau benar. Apa perlu aku menyerahkan diri dan bilang kalau kau bermalam denganku?” balas Yoo Jung
“Tidak! Maafkan aku. Apa Pekerjaanmu lancar? Padahal akhir pekan, ini keterlaluan.” Tulis Hong
Sul
Senior Yoo Jung datang menanyakan keadaanya lalu
memberikan segelas kopi, Yoo Jung meminta maaf karena datang terlambat, lalu
memberitahu Laporannya hampir selesai, jadi bisa diperiksa setelah itu. Seniornya menepuk
lengan Yoo Jung merasa tak perlu memeriksanya karena yakin Yoo Jung mampu melakukanya. Yoo Jung menahan kesal karena kopinya
tumpah ditangan.
“Bagaimana rencana bisnis yang kuberikan waktu itu? Waktunya tidak banyak.” Bisik Seniornya.
“Saya mendapatkan ide yang bagus dan ingin tambahkan ide itu. Besok sudah selesai.” Ucap Yoo Jung dengan senyuman
“Wow, Yoo Jung. Aku
hanya mengajari 1 hal, tapi kau
belajar 10 hal. Akan bagus jika semua orang sepertimu.” Ungkap Seniornya bangga
Young Gon mencoba kembali menelp In Ha yang dianggap
sebagai selingkuhan Yoo Jung, tapi tak diangkat. Dengan gigih akan terus
menelpnya dan akan tahu siapa yang bakal menang. Lalu menatap wajahnya dicermin masih ada bekas memar,
dengan mengumpat kesal karena In Ha tak juga mengangkat telpnya.
Tak mau kalah begitu saja, Young Gon akan menuliskan postingan
yang bagus seperti yang dilakukan sebelumnya. Tapi
melihat di forum ada yang banyak mengomentari, yang membuat postinganya nanti
tak akan terlihat. Ia melihat salah satunya ada fotonya dari belakang saat melihat
Hong Seol di perpus, lalu ketika masuk kampus.
Seseorang berkomentar”Orang
cabul ini suka memfoto
kaki wanita itu.” Yang lainya juga
berkomentar “Dia mengikuti wanita itu? Itu tindak kejahatan.” Dibawahnya pun tertulis “Tunjukkan
wajahmu.” Yang lain juga menuliskan “Young Gon
sudah gila. Kenapa
dia hidup seperti itu? Orang
seperti tak boleh hidup.”
Young Gon mengumpat itu gila dan menuliskan komentar “ Itu
bukan aku. Jangan
menjebakku, kunyuk gila. Akan
kulaporkan polisi karena menyebarkan
berita palsu.” Dibawahnya dari Angry 12 “Postinganmu
selama ini juga palsu.” Young Gon panik merasa itu
yang menulis Yoo Jung tapi menurutnya tak mungkin karena Yoo Jung sedang magang sekarang dan akhirnya berteriak mengumpat menanyakan siapa yang
menuliskanya.
Young Gon menutupi wajahnya dengan daun, meyakinkan
dirinya tak ada yang tahu tentang foto
yang disebar pada forum kampus karena wajahnya tak terlihat dari depan. Sang
Chul sedang duduk dibawah tangga melihat Young Gon akan menaik tangga dan
mencoba menghindar.
Sang Chul tersenyum melihat Young Gon karena mendengar
berita juniornya itu baru saja dihajar oleh Da Young dan si wanita
seksi, sambil memeluk Young Gon, mengejeknya sekarang menjadi
sangat populer dan sangat Beda dengan orang miskin seperti dirinya. Young Gon membela diri kalau itu semua hanya salah paham.
“Hei, apa ada yang mengambil
fotomu diam-diam? Ada foto dari orang gila di situs
yang aku lihat, Bagaimanapun kulihat, orang itu seperti dirimu dari belakang.” Ucap Sang Chul memperlihatkan foto dan badan Young Gon
dari tampak belakang.
Young Gon menyangkal dengan melihat foto dirinya,
menurutnya itu bukan dirinya dan hanya orang gila yang melakukan itu pada Hong
Sul. Lalu mengejek Sang Chul sudah tahu keempat tapi masih melihat foto semacam
itu, dan meminta agar tak menganggunya karena moodnya sedang tak baik.
Sang Chul yakin kalau itu Young Gon dalam fotonya sambil
melihat bagian belakang Juniornya yang pergi meninggalkanya. Young Gon mengumpat
Sang Chul itu terlalu ingin tahu sekali. Sang Chul melihat dari belakang, mulai
dari Pundak, bokong, tas yang
benar-benar mirip.
“Siapa yang melakukannya?! Apa Yoo Jung?” ucap Young Gon penasaran, Sang Chul terus mengikuti
Young Gon menyamakan foto dan bagian belakang Young Gon.
“Ahh.... Tidak mungkin, Yoo Jung tidak ke kampus. Apa ini Baek In Ha? Ahh.... Baek In Ha bodoh, pasti bukan
dia.” Kata Young Gon menebak-nebak, Sang Chul merasa Young
Gon itu sedang berusaha untuk melarikan diri dan kembali menyamakan cara
berdiri Young Gon sama dengan yang ada di foto.
Young Gon teringat dengan In Ho yang mengejarnya ketika
ada perpus untuk mendekati Hong Sul, dalam pikirannya si bajingan itu pasti
yang melakukanya. Sang Chul masih melihat kalau itu memang benar Young Gon,
lalu pergi meninggalkanya. Young Gon dengan wajah kesal sangat yakin pasti si
preman In Ho yang menyebarkan fotonya.
Hong Sul sedang duduk di taman, Young Gon ingin mendekat.
Eun Taek dan Bo Ra lebih dulu datang dan berpura-pura mengusir burung yang
mendekat. Young Gon pun kabur dengan berpura-pura sibuk menelp. Bo Ra
membereskan barang-barang Hong Sul mengajak pergi dengan alasan udara ditempat
itu kurang bagus. Hong Sul pikir sengaja duduk diluar karena igin mendapatkan
udara yang bagus.
Eun Taek dan Bo Ra langsung mengandeng Hong Sul untuk
pergi agar terhindar dari Young Gon. Hong Sul bertanya mau kemana mereka
sekarang, Bo Ra menyuruh Hong Sul mengikutinya saja. Eun Taek bersiaga agar
Young Gon tak mengikuti mereka. Young Gon melihat Hong Sul dkk sudah menjauh
dan akhirnya mengirimkan pesan.
Hong Sul berhenti sejenak membaca pesan dari Young Gon “Sepertinya
preman itu memposting tentangku di internet. Bilang padanya untuk berhenti. Kalau
tidak, akan kutuntut dia.” Bo Ra mengumpat Young Gon itu tetap tidak berubah. Eun Taek melihat Young Gon masih berdiri didekat mereka,
Young Gon mengumpat karena Bo Ra tak membalas pesannya.
Bo Ra kembali berjalan mengandeng Hong Sul bertanya apa
sebenarnya yang terjadi kemarin, kalau Yoo Jung menelpnya dan membuatnya sangat
kaget lalu betapa takutnya saat harus menelp ke rumah temannya itu, kalau nanti
ibu Hong Sul bertanya-tanya tentang yang lainnya.
Hong Sul hanya mengucapkan kata maaf, Bo Ra menebak kalau
Hong Sul memang benar semalam dengan Yoo Jung, Hong Sul mengaku kejadian itu
terjadi begitu saja. Eun Taek bertanya apakah mereka tidur seranjang, Bo Ra
bahagia mendengar temanya sudah tidur bersama dengan Yoo Jung. Hong Sul
menyangkal berusaha memberitahu mereka berdua hanya tidur dan tak melakukan
apapun, Eun Taek mengejek Yoo Jung sudah
rusak. Hong Sul meyakinkan mereka itu hanya tidur saja.
Eun Taek masih kurang yakin mereka berdua itu hanya tidur
bersama saja. Hong Sul menegaskan memang hanya tidur saja lalu bertanya memang
kenapa. Eun Taek pikir Yoo Jung perlu kerumah sakit karena artinya tidak normal. Hong Sul meminta pembelaan dari Bo Ra tapi Bo Ra
pura-pura tak mengerti dan pergi. Eun Taek pikir keduanya Diranjang
yang sama, pasti pegangan
tangan, setelah itu berpelukan dan...
In Ho masuk ke perpus melihat Hong Sul sedang belajar
dengan serius, sampai tak menyadari kalau ia sudah duduk disampingnya. Tanganya
mengetuk meja untuk memberitahu kalau ia sudah datang. Hong Sul pun melihat In Ho yang datang, lalu menyuruh In
Ho untuk duduk disampingnya bukan disela satu kursi jaraknya. In Ho yang
terlihat gugup hanya diam saja.
Hong Sul akhirnya bergeser, In Ho malah mendorong
kursinya lebih jauh. Hong Sul heran In Ho menjauh padahal harus memeriksa hasil
tesnya jadi mereka harus dekat. In Ho sedikit mendekat tapi jaraknya cukup jauh
untuk melihat bukunya, Hong Sul mengatakan tak akan memarahi karena tugas In Ho yang belum selesai.
In Ho langsung menjauh saat Hong Sul ingin menariknya
agar lebih dekat, Hong Sul pikir kalau memang tidak mau yah sudah lebih baik
pulang saja dan tak perlu belajar kalau memang belum siap. In Ho akhirnya
mendekati, Hong Sul pun bisa menariknya dan berhasil membuat In Ho berada
disampingnya.
Hong Sul pikir In Ho malu kalau nilainya jelek dan mulai
memeriksa. Hong Sul pun terlihat gugup sambil mengangkat kepalanya, Hong Sul ingin menjelaskan tentang
soal nomor 3 yang tak begitu sulit, In Ho malah menatap bukan mendengarnya.
Hong Sul sadar In Ho tak mendengarnya lalu bertanya sebenarnya pikiranya ada
dimana.
In Ho meminta maaf karena tak mendengar penjelasanya,
Hong Sul binggung kenapa In Ho hari ini sangat aneh sekali. In Ho mengaku tak
bisa tidur semalam. Hong Sul memberitahu kalau dalam hal ini seharusnya In Ho
harus fokus dan kembali menjelaskan. In Ho memilih untuk tak usah belajar hari
ini dan pulang. Hong Sul pikir tak akan ada kemajuan nanti karena mereka harus
cepat belajar. In Ho buru-buru membereskan bukunya dan pergi.
Dalam kereta, keduanya berdiri memisah didepan pintu.
Hong Sul menceritakan adiknya yang berhenti kuliah tanpa bilang, menurutnya itu
pasti sulit dan ia tidak tahu apa yang terjadi, karena adiknya selalu tersenyum. In Ho pikir Hong Jung itu tidak
bodoh karena saat kabur kemarin mencari kakaknya, Hong Sul pun
tersenyum mendengar ternyata ada yang peduli padanya juga.
“Apa kau itu anak kecil? Kenapa pakai lari dari
rumah segala? Sekarang akan kuberikan nasehat sebagai
orang yang pernah melakukannya, Jangan
lakukan lagi, itu tidak
menyenangkan.” Kata In Ho
“Jadi maksudmu sekarang kau sudah dewasa?” ejek Hong Sul
“Hei, aku itu memang lebih tua
darimu. Tapi kau
bersikap seperti kita seumuran, kau memanggilku dengan
“kau” seenaknya saja ” Tegas In Ho
“Lalu apa aku harus panggil oppa?” goda Hong Sul
In Ho terdiam sejenak, dengan nada marah menyuruh Hong
Sul tak perlu memanggil Oppa karena tak ada yang meminta. Hong Sul mendekat mengodanya
dengan memanggil Oppa, menurutnya itu bagus. In Ho tersenyum mendengarnya, lalu
mengajak si rambut anjing untuk pergi kesuatu tempat.
Hong Sul bertanya mau kemana mereka, In Ho menyuruh Hong
Sul ikut saja dengan perkataan “oppa” nya. Hong Sul kembali berdiri menjauh, In
Ho menyuruh Hong Sul bersiap-siap untuk turun distasiun berikutnya. Hong Sul
mengerti.
Hong Sul mengeluh mereka itu mau pergi kemana, In Ho menyuruh Hong Sul mengikutinya saja daripada
terus mengeluh. Hong Sul merengek dengan memanggilnya “Oppa” bertanya kemana
mereka akan pergi. In Ho berteriak menyuruh Hong Sul tak perlu memanggilnya “Oppa”
dan merengek.
“Apa yang kau rencanakan?” ucap Hong Sul, In Ho pun menarik Hong Sul untuk lebih
cepet jalanya.
Didepan mereka terlihat, Tuan Hong membagikan brosur
restoran Mie Hong pada orang yang jalan didepanya, ada beberapa yang
menerimanya ada yang menolak begitu saja. Hong Sul melonggo melihat ayahnya
yang membagikan brosur walaupun udara sangat dingin. In Ho menceritakan baru
saja mengetahuinya, karena Tuan Hong selalu saja datang sendirian ke tempat
itu.
“Jadi, Karena inilah ayah tidak pernah ke restoran? Aku sama sekali tidak tahu. Tentang ayah ataupun Jun, Kupikir selama ini hanya aku yang menderita.” Ucap Hong Sul menyesal
“Ah, seharusnya aku tidak memberitahumu. Tanggung jawab kalau aku
ketahuan.” Kata In Ho ingin mendekati Tuan Hong,
Hong Sul menahan untuk tak pergi.
Beberapa saat kemudian, Hong Sul dan adiknya sudah
mengeret ibu mereka untuk pergi bersama. Sang Ibu heran kemana mereka akan
pergi padahal didekat rumah banyak sekali restoran, bahkan ia juga harus
menyiapkan bahan-bahan untuk direstoran.
Hong Jun menyakinkan kakaknya itu akan mentraktir mereka,
jadi mereka makan daging Hanwoo. Ibunya tahu Hong Sul melakukan itu untuk
menebus kesalahanya karena sudah kabur dari rumah semalam dan memilih untuk
kembali ke restoran saja. Hong Sul dan adiknya tetap memaksa agar ibunya
mengikutinya. Hong Jun kaget melihat ayah dan In Ho ada didepan mereka sedang
membagikan brosur.
Ketiganya pun mendekati In Ho dan Tuan Hong, Tuan Hong
menutup wajahnya, Hong Jun melihat brosur yang dibagian ayahnya. In Ho
menceritakan hanya ingin membantunya sedikit Tapi
ayahnya malah mengambil foto dirinya dan ditaruh pada brosur. Hong Jung dan kakaknya
tertawa karena tulisan slogannya “Orang gantengpun suka
dengan Mie Hong.”
“Siapa yang menyuruhmu melakukan ini? Disini dingin, Berpakaianlah yang benar! Para tetangga akan melihatnya. Ini Memalukan. Kalau kau berkeliaran seperti
ini, mereka
akan mengejekku.” Ucap Ibu Hong Sul dengan
nada tinggi
“Aku lakukan kau marah, tidak kulakukan juga marah. Berterima kasihlah padaku karena pelanggannya bertambah.” Kata Tuan Hong kesal
Ibu Hong Sul ingin memberikan syalnya, tapi Tuan Hong
menolak. Ibu Hong Sul pun ingin suaminya kedinginan langsung memakainya, sambil
mengumpat suaminya yang keras kepala. Hong Sul pun tersenyum melihat keduanya
orang tuanya masih sangat perhatian walaupun sedang bertengkar.
Tuan Hong bertanya bagaimana istrinya bisa tahu tempatnya
menyebar brosur, In Ho pura-pura menatap ke atas. Tuan Hong langsung memukulnya
karena pasti In Ho yang memberitahu padahal sudah memperingatkan agar diam
saja, In Ho merasa yang dilakukan Tuan Hong bukan suatu kejahatan jadi tak
perlu disembunyikan. Ibu Hong Sul memberitahu Hong Sul ingin mentraktir mereka
makan setelah kemarin kabur dari rumah.
Hong Sul pun mengajak makan bersama, Tuan Hong menolak
karena mereka harus cepat kembali ke restoran, In Ho menyuruh Tuan Hong cepat
pergi saja karena sang anak ingin mentraktirnya makan. Hong Sul binggung In Ho
tak ikut juga, In Ho rasa tak mungkin ikut karena itu adalah makan malam
keluarga, Tuan Hong dan istrinya tetap mengajak In Ho untuk makan bersama
dengan mereka juga.
Sesampai direstoran, Tuan Hong bertanya mereka akan makan
apa, Hong Jun langsung meminta makan daging Hanwoo. Ibunya langsung marah
karena harganya sangat mahal. In Ho duduk ditengah-tengah antara Hong Sul dan
adiknya, Hong Sul lalu mengajak In Ho untuk bertukar tempat duduk, Ibunya
binggung Hong Sul meminta bertukar tempat duduk.
“Dia Ambidextrous, tapi makan pakai tangan kiri.” Jelas Hong Sul, Hong Jun tak percaya kalau In Ho itu
ternyata jenius.
“Ahhh.... Karena itulah saat makan mie dengan tangan kiri, Jadi kau
juga menulis pakai tangan kiri?” tanya Ibu Hong Sul, In
Ho membenarkan kalau dari kecil selalu mengunakan tangan kiri.
Hong Jun merasa In Ho bermain piano dengan tangan kirinya
juga, In Ho mengumpat Hong Jun bodoh karena bermain piano dengan dua tangan.
Tuan Hong pun ikut mengejek anak bungsunya itu bodoh, lalu memulai memesan tangsuyuk dan berteriak memesan Samgyeopsal
untuk 4 orang, In Ho mengejek tuan Hong itu Tidak
punya malu. Tuan Hong sadar memang tak punya malu dan meminta untuk 5
orang, In Ho meminta untuk menambahkan keju. Tuan Hong berteriak kalau itu
tidak dipesan.
Ibu Hong Sul membakar daging dan memberikan diatas
mangkuk In Ho untuk makan, karena pasti sangat sulit berkerja dan juga harus
berlatih piano. In Ho terdiam menerima perhatian yang tak pernah diterimanya
selama ini. Hong Jun pun menyuruh In Ho makan yang banyak saja.
“Selama ini hyung pasti kesulitan
mempelajari buku
SMAku.” Ucap Hong Jun, In Ho marah karena Hong Jun membahas hal
itu. Ibu Hong Sul binggung kenapa In Ho belajar dari buku Hong Jun.
“Dia belajar untuk ujian paket C.” Kata Hong Jun, Ibu Hong Sul tahu itu ujian untuk orang
yang tak lulus SMA.
“Iya, saya tidak lulus SMA, Jadi sekarang sedang belajar.” Akui In Ho
Ibu Hong Sul makin peduli menambahkan daging kembali
karena In Ho juga perlu belajar dan meminta Hong Sul membantu In Ho belajar
juga. Hong Sul mengaku sudah membantunya dan memperingatakan agar In Ho tak
malas ketika berusaha untuk mengajarnya. Tuan Hong pun dengan baik hati
menyuapi bungkusan daging agar In Ho memakanya.
Hong Jun meminta agar ayahnya memberikan juga, Tuan Hong
mengejek anak bungsunya yang belum melakukan apapun untuk hidupnya, bahkan
tidak tahu apakah ia bisa
makan daging yang belikan Hong Jung sebelum mati. Hong Jun merasa ayahnya
sudah bisa makan daging sekarang dan menuangkan soju sebagai tanda hormat. In
Ho tersenyum melihat kedekatan dengan keluarga Hong, bahkan bisa melihat
perhatian In Ha pada anaknya.
In Ho kembali berlatih piano, Prof Shim masuk sambil
menepuk pundak In Ho berkomentar kemarin terdengar
sedih dan kesepian dan Sekarang,
matahari telah bersinar, bertanya-tanya kenapa In Ho
sekarang jadi penuh dengan emosi dan menganggakp kalau Beetovhen
tetaplah Beethoven. In Ho hanya tersenyum
mendengarnya.
“Apa Kau tetap tidak mau menemui Prof. Noh? Nanti kau akan menemuinya, kan?” ucap Prof Shim, In Ho menatap gurunya mengatakan tak
akan menemuinya. Prof Shim menanyakan alasanya.
“Yah... Aku tidak percaya diri.” Akui In Ho sambil menekan pianoya.
Prof Shim mengajak In Ho makan saja, In Ho bingung
menanyakan pelajaran main pianonya. Prof Shim mengatakan sudah selesai karen
lapar jadi akan mentraktirnya. In Ho heran tiba-tiba Prof Shim yang mengajaknya
makan.
Hong Sul mengikuti kelas sendirian, dosenya memberitahu mereka
akan membahas tentang pendapatan
deviden dan deviden saham, dipertemukan berikutnya dan
menyudahi kelasnya. Young Gon buru-buru membereskan buku-bukunya dan akan
menghampiri Hong Sul.
Bo Ra dan Eun Taek sudah lebih dulu masuk menghampiri
Hong Sul untuk mengajaknya makan, Young Gon kesal tak berhasil mendekati Hong
Sul dan memilih untuk pergi. Bo Ra pun mengusulkan untuk makan udon karena
udara diluar sangat dingin.
Hong Sul menerima pesan dari ponselnya, Yoo Jung
mengirimkan pesan “Dimana? Aku mampir ke kampus. Ayo makan bersama.” Dengan senyuman bahagia meminta izin untuk pergi lebih
dulu. Bo Ra binggung karena Hong Su malah meninggalkan mereka, Hong Sul
memberitahu kalau Yoo Jung datang ke kampus dan buru-buru keluar dari kelas.
Bo Ra kesal Hong Sul pergi begitu saja padahal mereka
berdua sudah buru-buru datang ke kelasnya, dan terlihat sangat bersemangat
kalau akan bertemu Yoo Jung. Eun Taek mengejek Bo Ra yang iri melihat Hong Sul
memiliki pacar. Bo Ra melirik ke arah Eun Taek. Eun Taek merasa itu normal dan bertanya sampai
kapan dirinya itu jadi pesuruhnya. Bo Ra dengan ketus tak mengerti dengan
ucapanya. Eun Taek menarik Bo Ra untuk duduk disampingnya.
“Nuunna.... Apa aku ini cuma
pesuruhmu?” ucap Eun Taek dengan mata serius.
“Kau gila? Kenapa tiba-tiba tidak pakai bahasa banmal padaku” umpat Bo Ra kesal lalu mengajak Eun
Taek makan saja. Eun Taek hanya bisa menghela nafas, Bo Ra melihat Eun Taek
hanya diam saja, Eun Taek pun mengikuti Bo Ra untuk makan bersama.
Hong Sul pergi keluar gedung dengan wajah bahagia, lalu
menjerit memanggil Yoo Jung yang sudah menunggunya. Yoo Jung tersenyum melihat
Hong Sul terlihat sangat senang sekali. Hong Sul dengan senyuman lebar berpikir
Yoo Jung sudah menunggu ditaman ternyata tepat didepan gedungnya, lalu bertanya
apakah tak masalah datang siang hari ke kampus.
“Memangnya Kenapa? Kalau aku mau menemuimu, Mereka mau apa yang akan mereka lakukan kalau aku ingin bersamamu?” kata Yoo Jung, Hong Sul yang mendengarnya tersipu malu.
“ Ini masih jam makan siang, kan? Mau makan di kantin?” ajak Yoo Jung terlihat sangat bahagia. Hong Sul
langsung mengangguk.
Yoo Jung mengulurkan tanganya untuk mengajak Hong Sul
bergandengan tangan. Hong Sul pun menyambutnya, keduanya pun bergandengan
tangan, Yoo Jung juga memeluknya ketika mereka berjalan menuju kantin.
Yoo Jung mengaku sudah lama tak pergi ke kantin, dalam
ingatan terakhir kali pergi kekantin ketika Hong Sul meninggalkanya untuk
kencan buta. Hong Sul terlihat tak enak hati karena itu sudah lama sekali, Yoo
Jung tersenyum bisa mengoda pacarnya. Hong Sul pun memulai untuk makan siang
lebih dulu.
“Bagaimana pekerjaannya? Apakah sangat Sibuk?” tanya Hong Sul, Yoo Jung mengaku sangat sibuk dan
melelahkan tapi menurutnya memang seperti itu lalu bertanya balik pada Hong Sul
“Apa ada yang terjadi?” tanya Yoo Jung, Hong Sul ingin menceritakan tapi
terdiam dan hanya bergumam dalam hati. “Hampir saja aku bilang tentang Oh Young Gon.”
“Tidak ada yang terjadi padaku.” Kata Hong Sul sambil berjanji dalam hati “Akan kukatakan
suatu saat nanti, Tapi bukan saat seperti ini.”
“Bagaimana kuliahmu?” tanya Yoo Jung, Hong Sul menjawab kalau sama seperti
biasa saja dan dalam hatinya bergumam “Seharusnya aku bilang kalau membantu Baek In Ho belajar, kan? Dan itu cuma belajar
saja”
Hong Sul ingin memberitahu tapi Yoo Jung menatap ke arah
lain dan terlihat dingin. In Ho berjalan dengan Prof Shim mengeluh padahal
gurunya itu punya uang banyak tapi malah memilih untuk makan dikantin. Prof
Shim berdalih kalau makan dikantin murah dan juga enak, lalu tersadar kalau
bertemu kembali dengan Hong Sul. Hong Sul pun berdiri menyapa Prof Shim.
In Ho dan Yoo Jung saling melirik sinis, seperti musuh
yang tak mungkin bisa berdamai. Prof Shim pun mengajak In Ho untuk duduk
didekat Hong Sul saja, Prof Shim heran melihat In Ho ikut duduk disampingnya,
In Ho mengaku supaya makanya lebih nyaman.
“Kenapa dulu aku memberikan kartu
nama dan membuat masalah dalam hidupku?” keluh Prof
Shim, In Ho juga merasa seperti itu
“Apa kau sudah berterima kasih
padanya?” ejek Prof Shim, In Ho pun mengucapakan “Terima kasih, berkatmu aku
begini.” Dengan nada mengejek
“Anak ini seharusnya belajar lagi dan kembali ke sekolah.” Kata Prof Shim
“Belajar bukanlah hal yang sulit. Iya, kan rambut anjing? Aku belajar dengan baik...” kata In Ho yang membuat Hong Sul langsung
terbatuk-batuk karena tersedak
“Aku belum
memberitahu tentang membantunya belajar.” Jerit Hong Sul panik didalam hati.
Yoo Jung pun menanyakan keadaan Hong Sul yang terbatuk-batuk,
Hong Sul mengatakan baik-baik saja. Prof Shim bertanya pada Yoo Jung apakah ia
adalah teman In Ho. Yoo Jung menatap In Ho, dengan sinis In Ho mengatakan Yoo
Jung itu bukan temanya. Yoo Jung mengakui In Ho sebagai teman dan
memperkenalakan diri sebagai mahasiswa jurusan
bisnis manajemen tahun
keempat.
“Apa permainan piano In Ho semakin
baik?” tanya Yoo Jung, Prof Shi mengangguk, tapi In Ho dengan
kasar mengumpat dan menyuruh Yoo Jung makan saja.
“Kenapa gampang sekali marah. Awalnya amarahnya sangat
mengganggu. Tapi
akhir-akhir ini dia bermain menggunakan
emosinya.” Cerita Prof Shim, In Ho merasa memang
ia seperti itu.
Prof Shim pikir In Ho tak seperti itu, lalu menduga anak
muridnya itu sudah memiliki pacar. In Ho terbatuk bahkan sampai memuntahkan
makannnya dan kembali mengomel. Prof Shim melihat d dari
pandangannya kalau In Ho itu memiliki seorang
pacar. In Ho berteriak kesal menyuruh Prof Shim makan saja daripada membahas
hal itu. Yoo Jung terus menatap In Ho dengan dingin karena mengetahui selama
ini yang menjaga Hong Sul dikampus adalah In Ho.
In Ho sadar sedari tadi Yoo Jung menatap dingin padanya,
Yoo Jung memalingkan wajahnya lalu memegang tangan Hong Sul membersihkan nasi
yang menempel dijaketnya. Prof Shim mengaku senang melihat perhatian Yoo Jung
pada pacarnya, In Ho terdiam wajahnya langsung kesal. Prof Shim pun menyudahi
makanya, In Ho juga mengatakan sudah selesai tapi ponselnya juga berdering.
Hong Jun menelp menanyakan tentang mangkok
besar yang ada di
dapur, karena ibunya ingin meminta tolong memberikan mangkuk
itu dan juga handuk untuk didapur, In Ho mengerti lalu bertanya dimana harus
membelinya.
“Hei, rambut anjing.... Ibumu menyuruh kita beli mangkuk. Dimana membelinya ?”
tanya In Ho, Hong Sul mengatakan kalau tak perlu membelinya.
“Hei, Hong Jun… Beritahu ibu. Aku melihatnya di TV, mangkuk itu mengandung carcinogen. Kita tidak boleh membeli yang
merk itu. Kau
paham?” teriak Hong Sul berbicara di telp.
Yoo Jung melihat In Ho dan Hong Sul terlihat sangat
dekat, In Ho kembali berbicara di telp supaya Hong Jun memberitahu ibunya untuk
membeli yang lain nanti bisa kena kanker. Yoo Jung terus mendengar pembicaran
dan mengamatinya. In Ho terdiam sejenak mengetahui ayah dan ibu Hong Sul sedang
keluar bersama, lalu tersenyum dan menutup telpnya karena keduanya sudah
baikan.
Hong Sul terlihat semangat bertanya apakah kedua orang
tuanya pergi bersama. In Ho memberitahu kalau keduanya pergi ke acara alumni,
menurutnya traktiran makan kemarin itu sangat berhasil. Hong Sul ingin
membahasnya dengan pacarnya, tapi Yoo Jung terdiam dengan mata berkaca-kaca.
Flash Back
Yoo Jung baru saja pulang sekolah, mendengar diruang
tengah In Ha sedang membahas adiknya yang sangat menyukai seorang wanita pada
sang ayah, dengan nada tinggi In Ha mengejek wanita yang disukai adiknya itu
mirip dengan ubi yang baru matang.
“Kau punya kakak cantik sepertiku, seharusnya seleramu lebih tinggi.” Keluh In Ha
“Dia lebih cantik darimu, Paman kau tahu, Hari ini
In Ha membuat masalah.” Ucap In Ha bercerita pada
Tuan Yoo
Yoo Jung menyapa ayahnya, tapi sang ayah hanya sedikit
tersenyum dan kembali mendenga cerita In Ha dan In Ho dengan senyuman, Yoo Jung
memilih naik ke kamarnya karena seperti tak dianggap didalam rumah.
Hong Sul melihat wajah Yoo Jung yang berubah, Yoo Jung
memilih untuk pergi saja sambil membawa nampanya. Hong Sul dan In Ho binggung
karena Yoo Jung tiba-tiba pergi. Hong Sul memilih untuk buru-buru membawa
nampanya untuk mengejar Yoo Jung. In Ho mengeluh Hong Sul selalu saja mengikuti
Yoo Jung kemana mereka pergi.
“Sunbae, kenapa tiba-tiba begini?” ucap Hong Sul menahan Yoo Jung yang sudah diluar kantin
“Sepertinya kau sangat dekat dengan Baek In Ho.” Kata Yoo Jung marah
“Itu... Itu... Aku membantunya belajar dan dia bekerja di restoran...”akui Hong Sul, Yoo Jung memilih untuk pergi, Hong Sul
memegang tangan Yoo Jung untuk tak pergi, Yoo Jung melepaskan tangan Hong Sul
meminta maaf karena harus pergi. Hong Sul menatap sedih Yoo Jung yang pergi
meninggalkan padahal mereka baru saja berbaikan.
bersambung ke episode 12
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Suka banget sama persahabatan hong sul, bora dan eun taek :D
BalasHapusSemangat mba dee
Di tunggu sinopsis episode slanjutnya
Kasihan yoo jung tak dianggap dirumahnya sendiri. . -_-
BalasHapus