Hong Sul langsung didatangi Bo Ra dan Eun Taek ketika
baru sampai kampus, Bo Ra menanyakan keadaan Hong Sul karena membuatnya sangat
khawatir. Hong Sul mengatakan baik-baik saja karena hanya sakit maag biasanya
dan perutnya terasa sakit akibat stress. Bo Ra menyuruh Hong Sul itu lebih
rileks dan selalu menyelesaika masalahnya sendiri.
Eun Taek memberikan termos minumnya, memberitahu ibunya
sengaja membuatkan teh khusus karena tahu Hong Sul sakit dan menasehati untuk
tak minum dingin karena tak baik untuk penyakit maag. Hong Sul berterimakasih
dan berjanji akan meminumnya.
Bo Ra meminta untuk dirinya, Eun Taek bertanya apakah Bo
Ra sakit. Bo Ra mengeleng. Eun Taek dengan ketus mengatakan tak minuman untuk
Bo Ra, lagi pula menurutnya Bo Ra itu tak pernah stress, lalu pamit pergi
karena harus berkerja part time.
Bo Ra mengumpat Eun Taek sangat kejam. Hong Sul binggung
ada apa sebenarnya dengan keduanya. Bo Ra merasa tak ada masalah apapun dengan
Eun Taek. Hong Sul pikir sudah saatnya Bo Ra menerima cinta Eun Taek, Bo Ra
menegaskan kalau ia tak mungkin membenci Eun Taek. Hong Sul pun menanyakan
alasan Bo Ra tak ingin menerima cinta Eun Taek
“Karena aku tak ingin putus denganya” akui Bo Ra, Hong Sul tak mengerti dengan
alasan Bo Ra.
“Jika putus nanti. kita tak akan berteman lagi. Lalu, kami tak akan bisa bertemu
lagi. Aku tak
ingin putus dengan
orang yang aku sukai lagi. Aku
harus bagaimana jika kehilangan
kau dan Eun Taek? Aku
ingin kita seperti ini selamanya.” Cerita Bo
Ra
Hong Sul pun memberikan termos dari Eun Taek untuk
temannya, Bo Ra menolaknya dengan senyuman. Hong Sul tetap ingin Bo Ra
menerimanya, lalu memeluknya dengan erat. Bo Ra tertawa meminta Hong Sul cepat
melepaskanya.
In Ho pergi kebank ingin mengajukan pinjaman, Pegawai
Bank menanyakan ingin mengambil kredit atau pinjaman hipotek. In Ho memilih Pinjaman kredit. Pegawai Bank meminta In Ho membawa surat keterangan
kerja. In Ho binggung.
“Surat Dokumen yang membuktikan anda bekerja di sana.” Jelas Pegawai Bank, In Ho mengaku sudah bekerja
di toko mie.
“Maaf, Tuan.... Untuk menerima pinjaman kredit, anda harus bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki asuransi
besar atau anda
harus memiliki bisnis sendiri.” Jelas Pegawai bank
“Bagaimana dengan kartu kredit? Apa bisa melakukan penarikan
tunai?” tanya In Ho
“Maaf.... Dengan status anda saat ini, akan sulit melakukannya.”ucap Pegawai, In Ho ingin mengajukan yang lainya, tapi
akhirnya memilih pasrah dan meninggalkan Bank
Hong Sul melihat catatan milik Yoo Jung yang menyusunnya dengan sangat baik, merasa tak percaya bisa serapih itu. Sang Chul datang membahas Hong Sul yang akan ikut ujian kelulusan dan mengajak untuk belajar bersama, lalu melihat catatan
yang dimilikinya sangat rapih.
Ketika melihat dilembaran depan ternyata milik Yoo Jung,
Hong Sul buru-buru mengambilnya. Sang Chul tahu Hong Sul pacarnya jadi pasti
dipinjamkanya, dan pasti akan dapat nilai bagus dengan catatan milik Yoo Jung,
lalu bertanya apakah ia boleh melihatnya.
“Sunbae sudah
bekerja keras untuk catatan ini.” gumam Hong Sul merasa tak rela meminjamkanya, lalu
melihat kearah Sang Chul dengan melonggo.
“Kenapa dengan ekspresimu? Apa Kau tak mau meminjamkanya?”kata Sang Chul dengan nada sinis.
“Bukan begitu, aku mau beritahu Yoo Jung-sunbe dulu.” Ucap Hong Sul mencari alasan
“Kenapa harus bertanya? Catatan ini kan sudah jadi
milikmu. Apa Kau tak mau membaginya?” keluh Sang Chul dan menyindir Hong Sul harus bisa
berbagi bersama-sama.
“Hei, semuanya! Hong Sul
punya catatan lama Jung, siapa
yang mau?” teriak Sang Chul pada semua anak yang
sedang belajar.
Semua menunjuk tangan kecuali Kyung Hwan, Hong Sul
mengumpat dalam hati, Sang Chul menegaskan semua senior ingin lulus juga
seperti Hong Sul, jadi harus membaginya dan menawarakan sosis ditanganya untuk
menukarnya. Hong Sul menolak, Sang Chul bagaimana cara mereka saling barter.
Hong Sul masuk kelas, banyak orang yang melambaikan
tangan padanya dan bersikap ramah. Da Young pun sengaja menyiapkan kursi untuk
Hong Sul disampingnya. Bo Ra langsung menarik Hong Sul untuk duduk
disampingnya, Teman didepan menanyakan keadaan Hong Sul yang baru saja dirawat
dirumah sakit.
Da Young pun bersikap seolah-olah peduli menanyakan
keadaaan Hong Sul, dan berkomentar Hong Sul yang selalu semangat belajar. Hong
Sul hanya tertawa sambil membuka bukunya, teman sebelah Da Young memberikan
sebungkus kue untuk diberikan pada Hong Sul. Da Young memanggil Hong Sul
kembali, untuk memberikan kue dan tak boleh diminta oleh Bo Ra.
Bo Ra langsung menyingkirkan kue itu di meja sebelahnya.
Da Young kembali memanggil Hong Sul, menanyakan soal yang tak bisa
dikerjakanya. Hong Sul mengaku tak bisa mengerjakanya, Da Young memanggil Hong
Sul untuk mengajarkanya. Bo Ra mengatakan kalau temannya itu pintar dan
menariknya untuk menghadap ke depan.
Nyonya Hong mengomel anaknya yang baru keluar dari rumah
sakit tapi sudah lupa makan. Hong Sul mengaku sangat sibuk, In Ho terlihat
dingin dengan membersihkan mangkuk bekas mie. Hong Sul melihat In Ho yang
membelakanginya lalu bertanya apakah ia sudah menyelesaikan urusanya. In Ho
mengatakan sudah menyelesaikanya.
Hong Sul mengangguk, lalu bertanya apakah itu berusuran
dengan latihan piano. In Ho sempat terdiam, lalu melirik sinis kalau itu bukan
urusan Hong Sul dan kembali mencuci piring. Hong Sul binggung melihat sikap In
Ho tak ramah padanya.
“Kenapa kau berbicara begitu
padaku?” tanya Hong Sul binggung, In Ho tak menjawabnya memilih
keluar restoran untuk membuang sampah.
In Ho menerima telp dengan helaan nafas, hanya
mendengarnya namanya di panggil membuat In Ho mencari asal dari suara
seseorang. Bosnya sudah ada didepan restoran bersama dengan Sang Keun. In Ho
bertanya untuk apa mereka datang ke tempat kerjanya.
“Kau sungguh ceroboh, Kau bahkan
tak tahu jika Sang
Keun terus mengikutimu.” Ejek Bosnya sambil
merangkul Sang Keun.
“Jika kau begini terus, aku tak akan membayarmu.”ancam In Ho, Bosnya merasa tak melakukan apapun karena
tak mendatangi restoran tempat kerjanya atau menyakikti seseorang
“Aku hanya mau cari jaminan saja. Tapi... Aku baru tahu, bahwa kakakmu itu sangat cantik dan juga tinggi.” Kata bosnya
In Ho mulai mengumpat, Hong Sul keluar ingin berbicara,
tapi In Ho buru-buru langsung mendorong Hong Sul masuk ke dalam restoran dan
menahan pintu agar tak keluar. Hong Sul berteriak meminta dibuka, In Ho memohon
tak keluar sebelum memperbolehkanya, ketika melihat kebelakang Bos dan Sang
Keun sudah tak ada di tempat semula.
Pesan dari bosnya masuk “In Ho,
jaga sikapmu. Jangan sampai
aku datang lagi.”
Hong Sul menelp Yoo Jung membahas tentang catatan yang di
pinjamkannya, lalu bertanya apakah ia boleh membagikannya pada teman jurusannya, karena Sang Chul sudah melihat dan meminta untuk
membaginya.
“Jadi, Apa kau mau aku membagikannya?” Tanya Yoo Jung
“Tak masalah jika kau mau memberikanya juga” Kata Hong Sul dengan nada cemberut.
“Sebenarnya, aku lebih suka kau tak membagikannya. Apa kau suka melihat mereka
selalu menganggap
semuanya adalah milik mereka? Jika
kau selalu menurutinya, mereka
akan terus mengulanginya. Dan
akhirnya, kau lah yang
akan rugi. Kau tahu
itu, 'kan? Mereka hanya mau memanfaatkanmu. Kau tak perlu memikirkan mereka. Aku hanya tak ingin kau menjadi tertekan lagi. ” Jelas Yoo Jung
“Tapi, entah kenapa, masalah ini membuatku stres.” Akui Hong Sul lalu mengucapka selamat tidur dan mimpi
indah. Yoo Jung juga melakukan hal yang sama.
In Ho berjalan pulang dengan gelisah kesana kemarin,
mengumpat si gangster yang mau jauh-jauh datang ke Seoul. Lalu berpikir kalau mengambil uang depositnya
masih butuh 3 juta
won lagi. Sementara In Ha sedang mencoba baju baru
didepan cermin.
Sang Adik pulang, In Ha langsung menanyakan penampilan
dengan baju barunya. In Ho menanyakan digunakan untuk apa uang simpanan
miliknya. In Ha memberitahu sudah lama mengambilnya dan berpikir itu memang
untuknya. In Ho pun bertanya apakah kakaknya memiliki uang, In Ha yakin adiknya
sudah tahu punya uang darimana.
“Lalu, bagaimana kau bias membeli semua itu?” tanya In Ho dengan nada tinggi
“Dengan kartu credit yang Yoo Jung
berikan padaku. Jangan
berani menggunakannya, pemakaiannya
sudah limit.” Tegas In Ha sinis
“Apa belanja adalah satu-satunya hal yang kau bisa dilakukan? Apa kau tak memikirkan masa
depanmu? Kenapa
kau tak memikirkan masa depanmu?” jerit In
Ho kesal
“Bagaimana denganmu? Bukannya kau juga setiap hari belajar. Sepertinya
Aku harus pindah dari sini, karena Kau
selalu saja memarahiku. Hidupmu
itu menyebalkan dan
kau mengajakku ke sana.” Ejek In Ha
In Ho menyuruh kakaknya keluar dari rumahnya saja karena
sudah benar-benar muak, In Ha kaget mendengar adiknya berteriak-teriak. In Ho
memilih untuk keluar saja, In Ha malah tak sadar diri mengangap adiknya itu
sudah gila.
In Ho berdiri didepan rumah ayah Yoo Jung dengan wajah
ragu, lalu menekan belnya. Ayah Yoo Jung menyapa In Ho yang sudah lama tak
bertemu, In Ho pun memberikan hormat dengan membungkuk menanyakan kabar dan
meminta maaf karena datang secara tiba-tiba. Tuan Yoo malah merasa senang In Ho
datang dan tak di
larang untuk datang ke rumahnya.
“Aku ingin meminta bantuanmu karena sedang mengalami kesulitan
sekarang. Dan aku
butuh uang... tapi tidak
banyak” kata In Ho memberanikan diri.
“In Ho... Sampai kapan kau akan seperti
ini?” kata Tuan Yoo, In Ho kaget mendengar tanggapan Tuan Yoo
yang terdengar dingin.
“Aku mengerti kenapa kau bisa membenci Yoo Jung. Tapi, kalian sudah dewasa. Dan dia sudah bekerja sekarang. Apa kalian harus berkelahi
seperti ini?”kata Tuan Yoo, In Ho yakin Yoo Jung sudah memberitahu ayahnya.
“Bahkan jika dia tak
memberitahuku, aku bisa
mengetahuinya langsung. Apa
sebenarnya masalah kalian? Aku
merasa sudah melakukan yang
terbaik untuk kalian. Bukannya
begitu? Apa kau
akan tetap membenci Jung Dan
terus bertengkar begini.? Aku hanya
kecewa saja.” Ungkap Tuan Yoo
In Ho pikir Tuan Yoo tahu alasan diirnya itu tak menyukai
Yoo Jung, Tuan Yoo menegaskan bahwa permintaan maaf saat itu sudah cukup dan
bertanya berapa lama lagi In Ho akan terus bersikap seperti sekarang ini. In Ho menegaskan kalau Tuan Yoo yang
meminta maaf padanya dan orang yang melakukannya tak merasa bersalah.
“Bagaimana dengan pertemanan kalian yang sudah bertahun-tahun
itu? Yoo Jung sudah mau menerima kalian sebagai saudaranya. Dia mengorbankan banyak hal. Tapi, kalian bahkan tak
menunjukkan sedikitpun
rasa terima kasih pada Yoo Jung.” Teriak Tuan Yoo seperti sudah tahu alasan Yoo Jung
membenci In Ho. Tapi In Ho malah tertawa mendengarnya.
“Wow..... Kalian... memiliki sifat yang sama. Sekarang aku sudah tahu. Kau membawa kami ke sini hanya untuk mengawasi Yoo Jung. Aku merasa... seperti orang bodoh untuk meminta
bantuan lebih
setelah kau menjaga Baek In Ha. Tapi,
aku tak mau mendengarmu mendengar
dongeng dari kalian lagi.” Ucap In Ho sinis dan
memilih untuk pamit pergi dengan sopan
In Ho berjalan menjernihkan kepalanya, sambil menarik
nafas panjang-panjang, disebuah tangga terlihat ada pengamen yang memainkan
musiknya. Beberapa pasangan berjalan didepannya dengan wajah bahagia, saling
bergandengan tangan.
Didalam restoran pun ada kumpulan orang-orang yang
bercengkraman dengan sangat bahagia. Dijalan pun ada dua pria dengan satu
wanita terlihat bahagia berjalan bersama. Mata In Ho berkaca-kaca melihatnya seperti
mengingatkan tentang masa lalunya.
Hong Sul berjalan masuk ke dalam kampus sambil melamun
dan bergumam “ Yah...
apa yang dikatakan Sunbae memang benar. Mereka hanya akan memanfaatkanku saja.”
Pesan dari
Sang Chul masuk ke dalam ponselnya “ Hong Sul, aku mohon. Aku membutuhkan bantuanmu. Kau tahu, aku sangat berusaha
untuk bisa lulus. Aku hanya akan meminta bantuanmu kali ini
saja. Tolong bantu aku.”
Akhirnya Hong Sul membawa catatan Yoo Jung sambil menyakinkan
diriny kalau in akan terakhir kali membantu Sang Chul dan pergi ke ruangan
fotocopy. Didepan pintu melihat Sang Chul dan Da Young sedang ada didalam, Hong
Sul pun mendengar keduanya yang sedang berbicara.
Sang Chul merasa Hong Sul itu sangat kejam sekali, Da
Young juga setuju menurutnya Hong Sul tak akan mati jika membagi catatan milik
Yoo Jung dan terlihat sombong karena sang pacar memberikan catatan itu padanya.
Sang Chul pikir Hong Sul itu berubah setelah berpacaran dengan Yoo Jung,
padahal dulu apabila mereka meminta bantuan akan langsung memberikanya.
Da Young pikir Hong Sul marah karena mereka semua yang
membuat nilainya D dikelas Prof Kang dan membuatnya kesal, tak ingin bertemu dengan
orang yang pelit. Sang Chul tetap saja berpikir kalau catatan Yoo Jung itu
seperti surga dan betapa sangat detailnya. Hong Sul menatap catatan milik Yoo
Jung dan memilih untuk pergi saja dari ruang foto copy.
Hong Sul sedang ada didepan loker, Da Young mengajak Hong
Sul untuk makan siang bersama karena Eun Ji yang akan mentraktir mereka. Hong
Sul langsung menolaknya, karena suda memiliki janji. Da Young kembali mengajak
Hong Sul untuk minum kopi setelah janjinya itu, Hong Sul menegaskan dirinya
sedang sibuk mempersiapkan ujianya.
“Kau pasti sudah belajar banyak,
yah.... Karena kau punya catatan itu...” Ejek Da Young sinis lalu mengadu pada Sang Chul karena Hong Sul jual
mahal sekali.
“Sejak kapan mereka jadi ramah
begitu?” keluh Bo Ra, Hong Sul menutup loker mengajak Bo Ra
makan saja, Bo Ra dengar tadi Hong Sul punya janji. Hong Sul menarik temanya
mengaku kalau itu bohong.
Sang Chul memanggil Hong Sul untuk bicara, Hong Sul
bertanya apa yang akan dibicarkannya. Sang Chul menyodorkan tanganya meminta
janji Hong Sul padanya. Hong Sul mengatakan tak ada janji yang dibuatnya. Sang
Chul dengan mata melotot mengingatkan kalau sebelumnya sudah mengirimkan pesan
dan mengejek Hong Sul itu pelit sekali.
Hong Sul mengingat ucapan Yoo Jung “Apa kau suka melihat mereka selalu menganggap semuanya adalah milik mereka?” dalam hatinya bergumam “Ya, aku sudah muak sekarang.” Lalu membahas
Sang Chul yang ingin meminjam catatanya. Sang Chul pikir Hong Sul itu sudah
tahu apa yang dinginkanya.
“Apa kau akan mati jika aku melihat catatan itu? Aku adalah seniormu. Kau jahat sekali, Apa kau mau
selalu egois
seperti ini? Hei.... Apa hanya
aku yang berpikiran
seperti ini?” teriak Sang Chul meminta dukungan dari
teman lainya. Bo Ra mengajak Hong Sul pergi saja tapi Da Young memanggilnya
kembali
“Bukannya kau dengan mudah mendapatkan catatan itu?” ucap Da Young sinis, Sang Chul setuju dan Hong Sul tak
mau membagi dengan mereka bahkan membuat masalah menjadi besar
saja.
“Benar sekali.... Catatan ini adalah barang
pribadiku. Kenapa
aku harus membaginya
dengan orang lain? Apa
salah jika aku tak mau
menunjukkannya pada kalian? Bertindaklah
selayaknya seorang senior
dan berhenti merengek.” Ucap Hong Sul berani
melawan.
“Kau bilang aku tadi merengek?” teriak Sang Chul sambil memukul loker, Bo Ra ikut
berteriak kalau Sang Chul yang membuat masalah.
Sang Chul memperingatakan Bo Ra tak perlu ikut campur, Bo
Ra menegaskan temanya itu tak salah. Sang Chul kesal dianggap Gangster, Bo Ra
menarik Hong Sul untuk pergi saja. Da Young tetap ingin Hong Sul memberikan
catatan itu pada mereka. Do Hyun mengajak mereka pergi saja karena usaha mereka
semua percuma.
Yoo Jung dengan wajah dingin menemui ayahnya yang menunggu
didepan apartement, bertanya apa yang ingin dikatakan kakaknya. Tuan Yoo
memberitahu seseorang adala klien penting bagi mereka dan memberikan proposal
pada amplop coklat. Yoo Jung menerimanya dan tetap terlihat dingin.
“Oh ya, In Ho datang ke rumah, Sepertinya dia membutuhkan uang. Dan Aku
memarahinya. Setelah Aku
membuatnya marah, dan
pergi begitu saja.” Cerita Tuan Yoo, Yoo Jung
menatap ayahnya terlihat kaget.
“Kau pasti tak tahu apa yang terjadi padanya, 'kan? Kau memintaku untuk menjadikan kalian saudara. Lalu, kenapa sekarang seperti ini?” ucap Tuan Yoo, Yoo Jung memalingkan wajahnya, Sang ayah
pun menyuruh sopir untuk segera pergi.
In Ho sinis melihat Yoo Jung yang sudah menunggu didepan
rumahnya, Keduanya berbicara di pinggir jalan. Yoo Jung tahu In Ho memiliki
hutang 10 juta won, In Ho bertanya bagaimana Yoo Jung bisa tahu. Yoo Jung
menceritakan ayahnya yang datang menemuinya, dan sangat khawatir jadi berusaha
menyelidikinya.
“Sepertinya kau berteman dengan pria jahat. Jadi... Apa kau sudah punya uang?” tanya Yoo Jung, In Ho merasa itu bukan urusan Yoo Jung
“Aku akan memberikanmu uang itu..... Jika kau menjauhi Seol.Aku tak
peduli jika kau
menyukainya atau tidak. Tapi,
aku tak mau jika kau membahayakan
dia dan keluarganya. Seberapapun
berandalannya kau ini... kau pasti tak ingin membahayakan temanmu, 'kan? Dan Kau tak
serendah itu, 'kan? ” Tegas Yoo Jung memberikan
tawaran.
In Ho langsung mencengkram baju Yoo Jung dengan mata
melotot, bertanya apakah Yoo Jung itu datang hanya ingin mengatakan seperti itu
dan menjadikan situasinya sebagai kesempatan. Yoo Jung menegaskan bahwa In Ho sendiri yang membuat
kesempatan itu.
“Kenapa kau tak memperbaiki hidupmu itu saja? Kupikir kau ini bisa menjadi sukses karena sudah berani kabur. Jika kau tak punya uang... mereka akan menangkapmu ataukah kau mau kabur lagi? Apa kau mau hidup begitu selamanya? Bukannya akan lebih bagus jika kau memperbaikinya?” ucap Yoo Jung, In Ho pun meneteskan air matanya.
“Pikirkan baik-baik. Siapa yang menjadi ancaman bagi Hong Sul
sekarang?” kata Yoo Jung lalu melepaskan tangan In
Ho dari kerah bajunya dan pergi. In Ho pun mengumpat kembali.
Hong Sul pulang dari kampus kerestoran ibunya, melihat
sang ibu sedang membuat kimchi bertanya apakah ada yang perlu dibantu. Ibunya
pikir tak ada karena sudah hampir selesai
jadi Hong Sul bisa pulang saja. Hong Sul melihat masih banyak sawi yang
belum dibumbui.
Ibunya pikir tak perlu, tapi teringat dengan kotak yang
ada didepannya meminta agar Hong Sul memberikan kimchi itu pada In Ho, Hong Sul
terasa canggung karena harus mengirimkanya. Ibu Hong Sul menceritakan In Ho
yang akhir-akhir ini bersikap aneh, dan menelpnya untuk meminta izin tak masuk
kerja, jadi tak tahu apakah ada orang didalam rumahnya. Lalu meminta Hong Sul
datang kerumah In Ho dan melihat keadaanya. Hong Sul pun tak bisa menolaknya.
In Ho berjalan pulang melihat Hong Sul menunggu didepan
rumah dengan udara malam yang sangat dingin. Hong Sul pikir In Ho sedang ada
diluar dan menatap kotak kimchi yang dibawanya. In Ho memilih untuk pergi saja
dan tak ingin bertemu dengan Hong Sul.
Hong Sul yang merasa pegal menaruh kimchinya ditembok
depan, In Ho yang melihatnya pun seperti tak tega akhirnya menghampiri Hong
Sul, menanyakan sedang apa didepan rumahnya. Hong Sul melihat dari atas
kebawah, berpikir In Ho itu sakit.
In Ho melirik sinis, Hong Sul memberitahu ibunya yang
meminta untuk mengirimkan kimchi padanya, In Ho menatap Hong Sul. Hong Sul
merasa akhir-akhir ini In Ho selalu saja berusaha menghindar, lalu bertanya
apakah ia memiliki masalah. In Ho hanya melirik dengan tatapan berkaca-kaca,
lalu memilih masuk ke dalam rumah dengan membawa kotak kimchinya.
In Ho masuk ke dalam rumah sampai lampu sensor depannya
mati, akhirnya ia keluar dengan membawa syal dan berlari mencari Hong Sul. Hong
Sul binggung tiba-tiba In Ho datang dan memasankan syal dilehernya. In Ho
mengatakan udara malam akan semakin dingin jadi Hong Sul harus memakai baju
yang lebih hangat.
Hong Sul binggung melihat sikap In Ho tiba-tiba baik
padanya, In Ho melangkah mundur meminta Hong Sul memberitahu itu ibunya untuk
mengucapkan terimakasih dan akan memakannya. Hong Sul hanya terdiam. In Ho pun
kembali masuk kedalam rumahanya, Hong Sul benar-benar binggung melihat sikap In
Ho.
In Ho kembali berjalan masuk ke dalam kampus sambil
bergumam “Kenapa Baek In Ho tiba-tiba saja jadi aneh? Dia memintaku untuk
tidak khawatir, tapi aku tidak bisa. Bagaimana ini?”
Sementara Bo Ra menelp Eun Taek menanyakan keberadaanya,
memberitahu sudah tak ada kelas jadi mengajaknya untuk pergi bersama. Eun Taek
menolak karena sibuk. Bo Ra binggung sibuk apa dan bertanya keberadaan Eun
Taek. Eun Taek pikir Bo Ra sudah tahu kalau ia ada di kampus. Terdengar
teriakan memanggil Eun Taek kalau itu giliranya.
Bo Ra bertanya Eun Taek itu sedang bersama siapa, Eun
Taek buru-buru menutup telpnya meminta Bo Ra mengajak Hong Sul saja kalau
memang bosan. Bo Ra berteriak kesal karena Eun Taek menutup telpnya begitu
saja. Hong Sul melihat Bo Ra yang berteriak memanggilnya dari arah depan. Bo Ra
mengajak Hong Sul untuk menbantunya untuk mencari si “kacung” Hong Sul bertanya
kemana mereka akan pergi. Bo Ra yakin Eun Taek itu ada disuatu tempat.
Hong Sul binggung sebenarnya Eun Taek sibuk apa, Bo Ra
pikir mereka juga harus mencari tahu. Terlihat Eun Taek sedang bergaya didepan
kamera dengan beberapa model, Seorang wanita meminta semua pergi kecuali Eun
Taek dan model wanitanya. Hong Sul tersenyum sumringah melihat Eun Taek
menurutnya sangat tampan ketika bergaya didepan kamera.
Bo Ra tak percaya melihat Eun Taek terlihat sangat
tinggi, Eun Taek bergaya disamping model wanita dengan memegang kepalanya, Bo
Ra terlihat sedih. Si wanita memanggil Eun Taek untuk mendekatinya dan meminta
asisten untuk alat menghilang debu. Dengan penuh perhatian membersihkan debu
yang menempel dijaketnya dan memberikan semangat.
Hong Sul melirik pada Bo Ra yang terlihat sedih karena
Eun Taek mendapatkan perhatian dari orang lain bahkan rambutnya pun diraba
untuk dirapihkanya.
Akhirnya Hong Sul sengaja memanggil Eun Taek agar tak
membuat Bo Ra makin sakit hati. Eun Taek malah panik melihat dua seniornya
datang karena tak ingin dipecat. Hong Sul menganggmi Eun Taek yang terlihat
tampan seperti model.
Wanita itu pun mendekati keduanya dan bertanya apakah
mereka berdua teman Eun Taek. Bo Ra menatap si wanita yang terlihat sangat
cantik. Eun Taek pun mengenalkan keduanya sebagai temanyanya. Keduanya pun
membungkukan badan untuk memberikan hormat. Wanita itu pun memperkenalkan diri
bernama Lee Mo Na.
Eun Taek menyuruh keduanya untuk kembali ke kelas saja,
Hong Sul membanggakan Eun Taek yang sangat keren pada Nyonya Lee, Bo Ra menatap
Nyonya Lee seperti sangat rendah diri. Nyonya Lee pun memuji Eun Taek memang
yang terbaik. Bo Ra pun mengajak Hong Sul pergi karena Eun Taek terlihat sibuk.
Eun Taek pun mendorong keduanya untuk cepat pergi saja.
Hong Sul memberikan semangat lalu mengejar Bo Ra yang
terlihat sedih, lalu berkomentar Eun Taek itu terlihat sangat keren dan juga
tampan. Bo Ra berjalan tapi menengokan kepalanya melihat Eun Taek kembali bergaya
didepan kamera.
In Ho memainkan pianonya tanpa perasaan, Prof Shim
menyuruh In Ho berhenti karena hanya mengerakan tanganya saja diatas piano.
“Apa kau meremehkannya karena
ini hanyalah kompetisi kecil? Apa
kau pikir bisa menang dengan permainan ini?” tegur Prof
Shim, In Ho mengatakan kalau ia sibuk
“Apa? Kau bilang Sibuk? Lalu Kenapa kau di sini? Pergi
sana.” Kata Prof Shim
In Ho membereskan buka not dan keluar ruangan, Prof Shim
memanggilnya tapi In Ho terlihat tak peduli memilih pergi saja.
In Ho berjalan di depan kampus lalu berhenti sejenak
menatap sungai didepanya, Hong Sul pindah ke gerbong kereta melihat In Ho yang
berdiri sambil melamun dan menyandarkan kepalanya dengan sedih. Salah seorang
penumpang turun dari kereta, Hong Sul pun duduk tanpa memperdulikan In Ho.
Beberapa saat kemudian, Hong Sul sudah sibuk dengan
catatan milik Yoo Jung untuk ujian kelulusan. Pemberitahuan kalau stasiun Hong
Sul untuk turun, Hong Sul bersiap-siap turun melihat In Ho masih saja melamun
didepan pintu.
Hong Sul turun dari pintu depan dan melewati pintu tempat
In Ho berdiri tapi tetap saja diam, Akhirnya ia menarik tangan In Ho yang tak
turun. In Ho tersadar kalau sudah sampai, Hong Sul pun memilih untuk berjalan
meninggalkanya.
Keduanya berjalan tanpa bersuara, Hong Sul akhirnya
berani menanyakan ada apa dengan In Ho, karena sedari tadi melamun dan hampir
saja kelewatan saat akan turun dari kereta. In Ho pikir bukan urusan Hong Sul
dan mempercepat langkahnya. Hong Sul mengejar dan menarik tangan In Ho.
“Pasti telah terjadi sesuatu,
iyakan? Kau tak
datang ke took dan juga tidak
latihan piano. Apa yang
terjadi?” kata Hong Sul
“Sudah kubilang, itu bukan urusanmu!” ucap In Ho ketus ingin berjalan kembali, Hong Sul
menahan tangan In Ho.
“Apa... kau butuh uang? Kudengar kau mau meminta gaji di
muka.” Kata Hong Sul
“Jika aku... meminta gaji di muka atau Jika aku butuh uang atau
tidak, kenapa
kau harus peduli?” teriak In Ho
“Aku tak peduli... tapi... aku tetap khawatir, jadi aku
harus bagaimana? Kau
memberitahuku untuk tak menyimpan
masalahmu sendirian, kenapa kau bersikap seperti itu sekarang?” balas Hong Sul juga berteriak
“Kenapa kau mau mengkhawatirkanku? Aku memang seperti itu.” Kata In Ho
“Kenapa kau seperti ini? Aku tak tahu apa pendapat orang tentang dirimu. Tapi bagiku, kau adalah orang
yang baik. Jika kau
dapat masalah, aku dan keluargaku
pasti akan membantumu. Jadi,
tolong katakan padaku.” Ucap Hong Sul, In Ho
langsung memeluk Hong Sul
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Meweekk daahh liat in ho di episode ini, dia bener2 gak punya temen buat berbagi masalah nya, punya kakak kya in ha bener2 gak bisa buat berbagi, in ha cma mentingin diri nya sendiri. Hiihhiihhii menurut aku sih
BalasHapusMakasih mba dee :)
Lanjuttt mbak
BalasHapus