Hong Sul menatap foto In Ha dengan Yoo Jung dengan sedih,
menurutnya foto itu Tak perlu diambil hati, penasaran dan juga tak perlu dilihat lalu menghapusnya. Setelah
itu menyibukan diri untuk mencari Pekerjaan untuk mahasiswa.
Terdengar dari luar Adiknya yang merengek pada ayahnya,
karena Uang saku dari ibu cuma sedikit, jadi tak mungkin bisa meminta-minta. Hong Sul keluar
dari kamar, terdengar ayahnya yang memarahi Hong Jung mengeluh terus seperti ibunya dan tak dewasa. Tapi akhirnya dengan mudah sang ayah memberikan lembaran
50 ribu, Hong Jung pun tersenyum sumringah menerima uang dari ayahnya.
Hong Sul, Bo Ra dan Eun Taek mengikuti mata kuliah dan
duduk di bangku depan. Young Gon menatap Hong Sul dari belakang yakin fotonya
itu sudah melihat, apabila
belum putus maka akan disebar fotonya dan akan membuat Yoo Jung malu.
“Kalau Yoo Jung sudah
kusingkirkan. Aku
takkan ada saingan, Dengan
ini semua akan beres.” Ucap Young Gon dengan
senyuman
Eun Taek menengok kebelakang melihat Young Gon yang
senyum-senyum sendirian. Lampu dinyalakan, mata kuliah pun selesai. Young Gon
membereskan buku-bukunya, untuk bicara dengan Hong Sul tentang masalah
foto itu.
Da Young dudu dibangku belakang, cemberut karena pacarnya
sedari tadi menatap Hong Sul dari belakang, Eun Taek mengaku sangat lapar jadi
mengajak mereka pergi ke kantin. Bo Ra heran Eun Taek buru-buru pergi ke
kantin. Eun Taek berbisik memberitahu Young Gon sedari tadi menatap kearah
mereka jadi lebih baik pergi. Hong Sul melirik kearah belakang dan langsung
buru-buru pergi karena Young Gon memperlihatkan wajah liciknya.
Dilorong kelas, Eun Taek melihat sosok yang mencolok
menurutnya wanita itu mungkin dari jurusan Fashion. Hong Sul melihat In Ah
dengan kacamata hitam berdiri disamping mesin minum, Bo Ra menarik nafas karena
melihat wanita yang tinggi seperti jerapah.
Young Gon akan mengejar Hong Sul, tapi Da Young sudah
memanggilnya untuk berbicara. Young Gon memegang lengan Da Young untuk
berbicara nanti saja karena harus pergi. Da Young tak mau karena akhir-akhir
ini melihat sikap Young Gon sangat aneh. Hong Sul dkk mendengar terikan Da
Young pada Young Gon.
“Ada apa antara dirimu dan Hong Sul? Kau pikir sampai kapan aku bisa kau bodohi?” teriak Da Young
“Jangan ngomel terus! Memangnya kau istriku?” kata Young Gon dengan nada tinggi dan hampir memukul Da
Young
Semua yang melihat langsung menjerit karena Young Gon
berani mukul wanita, Da Young tak percaya Young Gon tadi ingin memukulnya.
Young Gon menyangkalnya dengan gugup. In Ha mendekati saling menjerit marah
karena melihat sikap Young Gon bersikap dibelakangnya, lalu memuluk wajahnya.
Young Gon pun jatuh tersungkur, Hong Sul dkk sangat
terkejut. In Ha mengumpat dengan berakting menangis menuduh Young Gon selingkuh
darinya. Bo Ra dan Eun Taek langsung mendekat melihat Young
Gon dipukuli In Ha dilorong, dengan seluruh murid yang melihatnya, bahkan
merekam dengan ponselnya. Hong Sul mengintip dari belakang Eun Taek.
“Kau bilang aku satu-satunya! Apa kau pantas disebut manusia? Kecurigaanku ternyata benar! Ini pacar barumu? Hah! Dasar Bajingan!”jerit In Ha kembali memukul dan menendang Young Gon. Eun
Taek berkomentar In Ha itu Ronda Rousey, karena Pukulannya bagus sekali.
Young Gon berteriak kalau In Ha itu sudah gila, In Ha
melotot dengan menantang mereka mati saja bersama, kembali menampar dan memukul
kepala Young Gon, dengan melampiaskan amarah karena bukan sekali ini saja
berselingkuh, lalu berpura-pura menangis. Young Gon berteriak menyuruh semua
tak merekamnya.
Da Young akhirnya bertanya siapa wanita yang memukul
pacarnya, In Ha menangis merasa Da Young selingkuhan
yang malang lalu meminta ponsel dan tasnya dipegang
oleh Do Hyun.
“Apa yang sedang
terjadi ini? Kenapa dia kenal Oh Young Gon?” gumam Hong Sul binggung
In Ha memperlihatkan foto pada ponselnya, semua mahasiswa
semua langsung mengerubingi Da Young, lalu menjerit karena melihat foto Young
Gon bertelanjang dada. Young Gon membela diri kalau itu jebakan. Da Young tak percaya karena itu adalah nomor milik Young
Gon yang mengirimnya, bahkan tanda lahir ada dibagian dada itu sama dan
akhirnya menampar Young Gon.
Tapi Young Gon tak mau kalah begitu saja, dengan
memperlihatkan foto In Ha dengan Yoo Jung dan mengaku tak kenal dengan wanita
itu, karena wanita itu adalah pacar dari Yoo Jung, menurutnya wanita itu
selingkuhan Yoo Jung karena terlihat
tersenyum bahagia di foto itu
“Tanpa kusadari, aku
merasa sangat marah saat itu. Orang-orang akan berpikiran buruk tentang sunbae karena orang seperti dia.” Jerit Hong
Sul dalam hati
Hong Sul akhirnya maju marah pada Young Gon karena ingin
membuat malu Yoo Jung, Young Gon dengan wajah babak belur merasa waktunya sudah
tepat dan Hong Sul bisa melihat foto yang sudah dikirimkan sebelumnya. Hong Sul
mengaku sudah melihat tapi tak ada masalah denganya, dan mengenali In Ha.
Da Young tak percaya Hong Sul mengenali In Ha, Hong Sul
membenarkan, dengan menceritakan Yoo Jung dan In Ah tumbuh bersama sejak kecil dan juga kenal baik adiknya, menurutnya tak ada salahnya mereka saling berdekatan
bahkan berangkulan, karena In Ha lama
tinggal di luar negeri, hal
seperti ini sudah biasa. In Ha pun mendekati Hong Sul
sambil meminta maaf, dan tak ingin Yoo Jung tahu karena nanti merasa
menyedihkan.
Young Gon pikir bukan saatnya untuk berbohong pada Hong
Sul, karena tak mungkin mengenal In Ha, sebelumnya mereka pernah berbicara di
telp. Hong Sul menjerit menyuruh Young Gon untuk berbohong, Young Gon tak mau
kalah menurutnya Hong Sul yang berbohong. Da Young mengumpat menurutnya tak
seharusnya berpacaran dengan Young Gon, sambil memukul karena ucapanya selalu
bohong. Young Gon memohon agar Da Young percaya padanya.
Da Young tak ingin penjelasan lagi menyuruh Young Gon
pergi darinya, dan menampar keras sampai Young Gon jatuh tersungkur. Semua
mahasiswa yang melihat pun langsung ikut menjerit. In Ha pun menarik rambut
Young Gon, supaya tak menghubunginya lagi. Beberapa pria melihat Young Gon
jatuh ke lantai tertawa.
Young Gon langsung berdiri menghampiri Hong Sul, seperti
ingin memohon tapi Hong Sul dengan dagu terangkat mengumpatnya “dasar sampah”
lalu mendorongnya dan ikut pergi seperti In Ha dan juga Da Young. Do Hyun dan
lainnya, langsung mengejek Young Gon dengan foto bertelanjang dada dengan tanda
lahir yang Sexy.
In Ha menjerit dengki karena Hong Sul memanggilnya “Unni”
bahkan mengatakan kalau pernah belajar diluar negeri menurutnya Hong Sul itu
juga licik. Hong Sul berlari memanggil In Ha untuk berbicara sebentar.
Di cafe
Hong Sul membahas kejadian tadi, menurutnya kata-kata
Young Gon sudah keterlaluan jadi membuatnya ikut campur, lalu bertanya apakah
benar In Ha itu berpacaran dengan Young Gon dan ingin tahu bagaimana mereka
bisa saling mengenal. In Ha berpura-pura tak tahu seperti ingin Hong Sul
menebaknya sendiri.
“Apa mungkin... kejadian hari ini... ada sangkut pautnya dengan Yoo Jung sunbae?” kata Hong Sul menduga. In Ha tertawa mendengarnya.
“Ya ampun, kau penasaran? Kalau begitu Tanya saja pada Yoo Jung, Kenapa tanya aku? Ah...kau takut? Kau takut mengetahui kebenaran yang tak kau tahu?” ejek In Ha, Hong Sul meminta agar In Ha menjawab
pertanyaan saja.
“Anggap saja kejadian tadi tak berhubungan dengannya. Kalau begitu... Tapi apa yang akan kau lakukan
jika ternyata
ini semua ulah Yoo Jung? Apa kau akan Minta putus? Kau akan rugi jika kehilangan dia, Yoo Jung kaya, dari keluaga baik-baik, tampan dan bisa dibanggakan sebagai pacar.” Kata In Ha dengan nada mengejek
“ Ini Bukan seperti itu. Bukannya kau yang
memanfaatkannya?” ucap Hong Sul membela Yo
Jung
“Aku berbeda, kenapa? Karena aku tahu Jung seperti apa. Dengan begitu, kami membentuk
hubungan yang
saling memberi dan menerima, ini Saling
menguntungkan.” Kata In Ha
Hong Sul mengulang kata-kata In Ha yang mengaku sangat
mengerti Yoo Jung, In Ha memanggil Hong Sul sebagai anak
pemilik restoran, memberitahu Ada dua jenis wanita yang mengikuti Yoo Jung, yaitu Yang pertama adalah wanita pengecut dan Yang kedua adalah wanita yang menempel sampai mati.
“Aku tak pernah melihat wanita sepertimu, jadi aku lumayan terkejut. Kau tak melakukan apapun bahkan Kau hanya diam dan
bimbang. Nanti
juga pasti kau akan pergi. Kalau memang tak sanggup, pergi saja sekarang . Jangan buat Yoo Jung menderita. Sebelum aku yang menyingkirkanmu.” Kata In Ah lalu mengeluarkan ponsel untuk melapor pada
Yoo Jung, Hong Sul hanya diam dengan memalingkan wajahnya.
Yoo Jung sedang rapat membahas Produk Taerang mirip dengan produk saingan perusahaan lain, Tapi
penjualan yang turun, berarti terjadi kegagalan marketing. Ketua tim pun meminta untuk mengunakan rapat itu sebagai
dasar untuk memberikan 10 ide promo atau acara agar menaikan penjualan, lalu menyudahi rapat.
Senior Yoo Jung, menyarankan mereka makan
siang di
restoran babi panggang. Ketua Tim pun setuju dan
menyuruh semua anggotanya untuk ikut juga, Senior Yoo Jung menyuruh Yoo Jung
untuk membuat catat hasil rapat. Sang
ketua Tim merasa anak buahnya itu berlebihan, Senior Yoo Jung merasa tak seperti itu lalu berbisik
mengingatkan kalau batas laporannya minggu depan, Yoo Jung pun mengerti. Sementara para seniornya pergi ke
restoran babi panggang untuk makan siang.
Yoo Jung melihat dua layar dikomputernya, salah satu
proposal tertulis [Tim
penjualan - Park Jung
Soo] tapi bukan namanya karena semua ini yang membuat ada
dirinya, akhirnya ia mendorong kursi dengan kesal. Melihat anggota tim lain
datang setelah makan siang buru-buru merapihkanya.
Matanya melihat sekeliling, pegawai lain makan siang di
ruangan dengan menikmati sandwich, lalu petugas kebersihan, dua orang lain yang
jauh darinya, menatap tingkahnya, teringat kembali ucapan ayahnya.
“Tabiatmu saat ini akan
berpengaruh pada reputasimu kedepannya. Jadi perhatikan kelakuanmu. Banyak mata yang
melihatmu.”
Akhirnya Yoo Jung memilih untuk keluar sambil
melonggarkan dasinya.
Hong Sul melihat buku latihan di dalam perpus, In Ho
berbisik membahas Hong Sul uang dipecat dari perpus, khawatir tak boleh lagi datang ke perpus. Hong Sul
merasa hanya dipecat dari pekerjaan, jadi masih boleh datang.
“Aku masih bisa membantumu
belajar, jadi tak usah khawatir.” Ucap Hong Sul, In Ho berdalih tak khawatir.
“Ayo belajar saja, Kau bilang nanti ada latihan piano, Soal
bahasa Korea yang kau kerjakan
waktu itu... Cuma
benar 30 persen, ini Buruk
sekali.” Ucap Hong Sul, In Ho meminta Hong Sul tak berbicara
nyaring takut yang lain mendengar.
Hong Sul pun menandai lembaran latihan soal yang harus
dikerjakan In Ho, dan memberik waktu 20 menit, setelah itu akan menilainya. In
Ho mengerti melihat Hong Sul yang memberikan alarm pada ponselnya dan kembali
belajar dengan bukunya.
In Ho kebinggungan hanya membaca soal sampai bunyi alarm
ponsel Hong Sul berbunyi sangat keras dan langsung buru-buru mematikanya karena
membuat kagaduhan didalam perpustakaan. Matanya menatap Hong Sul yang tertidur
diatas meja, teringat dengan tuduhan kakaknya kalau ia menyukai Hong Sul, tapi
disangkalnya.
Matanya terus menatap Hong Sul, merasa kalau Hong Sul
pasti sangat lelah sampai bisa ketiduran
diatas meja. Dalam hatinya bertanya-tanya apakah memang benar tuduhan kakanya
itu lalu menuliska diujung lembaran latihanya dan menaruh didekat Hong Sul,
setelah itu membawa semua bukunya keluar dari perpustakaan.
Beberapa saat kemudian, Hong Sul terbangun membaca pesan
dari In Ho, “Maaf, soalnya tak bisa kujawab semua. Kalau mau tidur dirumah sana.” Lalu mengeluh karena In Ho tak membangunkan dan
mengubah tulisan "maaf" dengan huruf Hangul yang benar.
In Ho kembali berlatih piano dengan lagu yang dipilihkan
Prof Shim, pikirannya melayang pada Hong Sul yang membantunya belajar untuk
ujian lulus SMA di perpustakaan. Ia juga menempelkan minuman dingin saat Hong
Sul sedang marah besar.
Teringat senyuman Hong Sul yang bahagia ketika diajak
untuk main kapal terbang di ruangan kosong tempat les bahasa inggris,
kejar-kejaran saat turun hujan untuk membeli payung. Keduanya juga pernah
berlatih main piano bersama di gudang,
“Dia kelihatan lemah dan kesepian..... Dia sudah kembali seperti dulu lagi” komentar Prof Shim yang mendengar permainan In Ho
dari depan pintu.
Yoo Jung sudah memperingatkan In Ha jangan sampai Hong Sultahu. Tapi, malah sengaja melakukan hal itu didepannya, bahkan didepan semua orang. In Ha mengaku sudah
berusaha mencobanya dengan wajah melas, Yoo Jung ingat kalau In Ha berjanji
akan melakukanya secara diam-diam.
“Tapi Yoo Jung Jung, dengarkan aku. Si Kunyuk itu terus bertanya apa kita pacaran. Dia ingin membuktikan kalau kau selingkuh. Kalau aku tak melakukan semua
itu, kau pikir
Hong Seol
akan tetap jadi pacarmu? Pikirkan baik-baik dan Berterimakasihlah
padaku.” Ucap In Ha, Yoo Jung melirik sinis
“Selain itu, aku menyadari sesuatu
setelah berhari-hari
mengawasi kunyuk itu. Aku
mengawasi Young Gon dan dia mengikuti
pacarmu. Akhirnya
aku jadi sering memperhatikan
pacarmu. Lalu aku
menemukan sesuatu yang
tak pernah kusangka.” Cerita In Ha dengan nada
cepat
In Ha berdiri memperlihatkan foto In Ho dan Hong Sul
sangat dekat bahkan duduk bersebelahan saat diperpusatkaan.
“Yoo Jung, kau jarang ke kampus karena bekerja. Baek In Ho selalu bersama pacarmu seperti penjaganya. Kita harus singkirkan kunyuk itu
supaya Baek In
Ho berhenti melakukan hal ini. Benarkan? Apa aku salah?” ucap In Ha dengan wajah liciknya dan kembali duduk
dikursinya.
“Akan kukirim foto ini padamu, supaya kau tahu apa yang terjadi.” Kata In Ha, Yoo Jung dingin melihat kedekatan Hong Sul
dengan In Ho.
In Ha berjalan dipelataran toko, lalu menjerit-jerit
bahagia, memuji dirinya yang pandai berbicara, karena bisa mendapatkan kembali
kartu credit milik Yoo Jung untuk berbelanja. Orang-orang yang didalam cafe
terlihat heran melihat In Ha menjerit seperti orang gila.
Hong Sul pulang kerumah sambil mengingat ucapan In Ha
yang mengatakakan dirinya Kau tak melakukan apapun, cuma berdiri di persimpangan dan bimbang.
“Apa aku seperti
itu?... Sepertinya memang begitu... Aku tak bisa pergi. Tapi juga tak bisa menerimanya. Aku ingin Yoo Jung sunbae ada
disampingku saat aku kesulitan. Aku merindukannya.” Gumam Hong
Sul sedih masuk ke dalam rumah.
Terdengar teriakan ayahnya yang marah karena Hong Jun itu
berhenti kuliah bukan cuti, dan memukulnya. Sang ibu menahan ayahnya agar tak
memukul sang adik. Tuan Hong tetap menyuruh Hong Jung kembali ke Amerika besok
dan jangan pernah pulang sebelum lulus kuliah,
“Aku tak ingin kembali kesana. Apa Ayah pikir ini kemauanku? Aku tidak sanggup, karena Aku tahu kita tak punya uang. Aku juga kesulitan disana.” Jerit Hong Jun menolaknya, sang ayah ingin memukul
anaknya, Istrinya kembali menahanya
“Memukulnya tak menyelesaikan
masalah. Kau yang
mengirimnya kesana, padahal
dia tak mau.” Ucap Ibu Hong Sul, Tuan Hong berteriak
kalau seharusnya Hong Jun menyelesikan kuliahnya lebih dulu
“Kau harus Cari cara supaya bisa kembali kesana. Kalau tidak bisa, daftar ke kampus lain disana. Kami akan cari uangnya meski
harus membuat
kakakmu cuti, jangan khawatir.” Ucap Tuan Hong, Ibu
Hong Sul marah karena anaknya sudah tak mau dan Hong Sul tak salah malah harus
menanggunynya.
Hong Sul sedari tadi didepan pintu mendengarnya, keluar
dari persembunyiannya. Tuan Hong merasa dirinya sebagai kepala keluarga jadi
tak perlu memikirkan hal lain lagi dan tetap menyuruh anak bungsunya kembali ke
Amerika.
“Kenapa aku harus cuti demi Jun? Semester lalu aku sampai tidak menyewa tempat
Kost demi uang
kuliahnya. Aku harus
melakukan perjalanan 4 jam dan bekerja, serta dapat beasiswa. Aku melakukan semuanya sendiri. Tapi sekarang... Demi Jun... Aku harus cuti?” ucap Hong Sul. Ibunya dan sang adik kaget melihat Hong
Sul mendengar semuanya.
“Ayah tahu kau kecewa, Kita pikirkan saja lain kali. Begitu kau menikah, kau akan baik-baik saja. Tapi Jun harus menjaga keluarga
kita.” Ucap Tuan Hong
“Apa aku bukan anakmu? Aku akan jadi orang asing setelah aku menikah? Aku bekerja sendiri, cari biaya
kuliah, Aku juga khawatir nilaiku akan
turun dan
beasiswaku dicabut. Setiap
hari aku mengkhawatirkan uang sampai
kepalaku mau pecah! Aku
berusaha keras. Seperti
apapun aku mencoba... tak
pernah sekalipun ayah bangga
padaku. Aku tak
pernah mendapat pujian. Aku
juga... ingin
dipuji dan dihibur.” Ucap Hong Sul menjerit
sambil menangis.
Ibunya pun mengelus punggung anaknya, mengetahui kalau sang anak menderita. Hong Sul merasa ibunya juga sama karena pada akhirnya
sangat berharap padanya dan
datang pada saat semua masalah itu datang, padahal ia sendiri tak tahu cara
menanganginya. Sang Ibu berdalih kalau mengandalkan Hong Sul dari pada Jun.
“Lalu aku bagaimana? Aku harus mengandalkan siapa?” ucap Hong Sul, menatap ayah dan juga adiknya, lalu
memilih untuk keluar dari rumah. Sang ibu pun tak bisa mengejar Hong Sul.
“Aku tahu suatu hari hal ini akan terjadi. Berapa kali aku bilang jangan lakukan ini pada anak-anak!” jerit Ibu Hong Sul pada suaminya. Tuan Hong merasa
istrinya melakukan hal yang sama. Hong Jun memilih untuk keluar mengejar
kakaknya.
“Mana mungkin aku melakukan hal sepertimu? Kau terus saja melakukan bisnis tak berguna itu. Mengabaikan restoran dan keluyuran entah kemana.” Jerit Ibu Hong Sul
“Kau pikir aku bisa tenang setelah bisnisku hancur? Aku melakukan semua itu demi keluarga, dan kau.... Kenapa memandang rendah aku?” jerit Tuan Hong,
Ibu Hong Sul merasa suaminya yang memandang
rendah dirinya karena semalu itu harus bekerja
di restoran dan terus
saja membicarakan bisnisnya. Keduanya akhirnya sampai
tak bisa berkata-kata lagi, Tuan Hong memilih untuk masuk kamar karena tak gunanya
pembicaraan ini.
In Ho baru pulang dari latihan piano, Hong Jun berteriak
memanggilnya sambil berlari. In Ho bertanya Hong Jun mau kemana, Hong Jun
bertanya apakah In Ho melihat kakaknya, In Ho mengeleng lalu bertanya kenapa
Hong Jung menanyakan Hong Sul.
“Dia kabur dari rumah.” Ucap Hong Jung terengah-engah
“Apa maksudmu? Kenapa si rambut anjing kabur?” tanya In Ho
“Dia bertengkar dengan ayah lalu
kabur. Telponnya
tak diangkat, di
tempatnya paman juga tidak ada. Semua
ini salahku.” Cerita Hong Jung
In Ho bertanya sejak kapan Hong Sul pergi, Hong Jun pikir
sudah 10 menit yang lalu. In Ho yakin Hong Sul belum
jauh jadi terus mencari dan hubunginya apabila ada kabar. Sambil
berjalan mencoba menelp Hong Sul, tapi tak diangkat dan mengumpat kalau Hong
Sul seperti anak kecil saja suka kabur, lalu berlari mencari yang lain.
Hong Sul menelp Bo Ra menanyakan keberadaanya, Bo Ra
memberitahu kalau sedang makan malam dengan sang ayah, lalu bertanya apakah
terjadi sesuatu. Hong Sul menahan air matanya, mengaku tak terjadi apa-apa,
hanya sudah lama saja mereka tak minum bir dan makan ayam bersama. Bo Ra pikir
mereka bisa bertemu nanti, Hong Sul menolak menyuruh Bo Ra makan saja dengan
ayahnya karena mereka bisa makan besok.
“Tak ada yang
berubah. Aku selalu baik-baik saja sendiri. Tapi terkadang, aku... Bahkan akupun...” gumam Hong Sul tertunduk menahan tangisnya.
Tiba-tiba langkahnya terhenti melihat Yoo Jung berdiri
depan mobilnya, keduanya saling menatap dengan mata berkaca-kaca. Yoo Jung
berbicara dengan suara perlahan “Hong Sul... Apa Kau
mencariku?” Hong Sul menangis dan langsung berlari
kearah Yoo Jung, Yoo Jung pun mendekatinya dan langsung memeluknya. Hong Sul
menumpahkan rasa sedihnya di pelukan Yoo Jung.
In Ho berlari mencari Hong Sul, dan terhenti melihat Hong
Sul dan Yoo Jung sedang berpelukan ditempat saat mereka bertengkar. Akhirnya ia
memilih untuk berjalan pulang karena Hong Sul sudah dengan Yoo Jung.
Keduanya sudah duduk didalam mobil, Hong Sul sudah
berhenti menangis, Yoo Jung menatap Hong Sul lalu mengaku sangat merindukanya.
Keduanya saling menatap, Hong Sul pun mengaku juga merindukanya, lebih dari
sangat merindukanya. Yoo Jung tersenyum lalu melihat tangan Hong Sul dan
memegang tanganya. Hong Sul pun memegang tangan Yoo Jung diatas tanganya. Yoo
Jung melihat tangan Hong Sul itu sangat kecil.
“Saat bersama
sunbae...Aku punya banyak pertanyaan.Tapi kenyataan bahwa dia bersamaku saat ini... aku bisa melihat
wajahnya, dan mendengar suaranya...Kehangatannya yang bisa
kurasakan... Semua hal itu... sudah cukup untuk
membuat kami tidak putus.” Gumam Hong
Sul menatap Yoo Jung, begitu juga sebaliknya.
Ponsel Hong Sul berdering, Yoo Jung merasa Orang
tuanya pasti khawatir, jadi lebih baik mengantarnya pulang, Hong Sul mematikan
ponselnya, menahan Yoo Jung mengaku tak ingin pulang dan memohon untuk tinggal didalam mobilnya. Yoo Jung
tersenyum dan mengajak Hong Sul untuk jalan-jalan saja.
Yoo Jung keluar dari minimarket membawa beberapa makanan
dan masuk ke dalam mobil. Dalam perjalanan Hong Sul akan membuka sosis, dan
ingin menyuapi pacarnya. Yoo Jung menolak menyuruh Hong Sul saja yang makan,
Hong Sul tetap ingin menyuapinya, Yoo Jung pun membuka mulutnya.
Hong Sul dengan jahil, mengodanya dengan menjauhkan
sosisnya, Yoo Jung tertawa, meminta untuk dipegang sendiri saja. Hong Sul tetap
ingin menyuapinya, sempat mengodanya lagi tapi akhirnya membiarkan Yoo Jung
memakan sosisnya. Keduanya tertawa bahagia.
Beberapa saat kemudian, Hong Sul sudah tertidur dengan
bersandar di pintu mobil. Yoo Jung tersenyum menatap Hong Sul lalu memegang
tanganya dan menyentir dengan satu tangan.
Hong Sul sudah tertidur pulas dengan tangan keatas,
matanya sedikit terbuka melihat Yoo Jung yang tersenyum padanya dan menyapanya.
Hong Sul pikir dalam mimpi, lalu tersadar kalau ada rumah Yoo Jung sekarang.
Yoo Jung merasa Hong Sul sangat lelah kemarin.
“Aku tak bisa tidur, tapi kau tidur lelap sekali.” Goda Yoo Jung,
“Apa aku mendengkur... Ah...Biasanya tidak. Sepertinya aku kelelahan.” Ucap Hong Sul malu
“Jadi begini wajahmu saat bangun tidur, Wajahmu bengkak.” Komentar Yoo Jung duduk disampingnya.
Hong Sul menutup wajahnya merasa itu karena makan sosis
kemarin, Yoo Jung mengambil ponsel Hong Sul karena dari tadi malam banyak telp
yang masuk dan keluarganya pasti mengkhawatirkanya. Hong Sul membaca pesan dari
ibunya “Seol, dimana kau? Kenapa tak kau angkat? Besok kau pulang setelah menginap di rumah Bo Ra, kan?” lalu sang ayah pun menyuruhnya untuk pulang.
“Aku menyuruh Bo Ra menelpon keluargamu, jangan khawatir.” Kata Yoo Jung, Hong Sul mengangguk mengerti dengan menatap
ponselnya.
“Kau tak masuk kuliah, kan?” kata Yoo Jung, Hong Sul juga mengangguk.
Yoo Jung langsung menarik kembali Hong Sul untuk tidur
mengaku karena Kebiasaan tidur
Hong Sul buruk sekali, sampai tak bisa tidur dan sudah bilang kantor akan
terlambat jadi meminta agar membiarkan tidur
sebentar. Hong Sul yang mendapat pelukan dari Yoo Jung berusaha untuk bangun.
Yoo Jung menahan badan Hong Sul dengan kakinya agar pacarnya itu tak kabur.
Hong Sul berusaha untuk tetap bangun, Yoo Jung kembali
memohon agar membiarkan sebentar. Hong Sul akhirnya pasrah Yoo Jung memeluknya
untuk tidur sebentar. Yoo Jung membisikan “Apa aku sudah boleh menghubungimu?” Hong Sul terdiam. Yoo Jung menatap Hong Sul lalu
menciumnya, lalu bertanya “Apa aku sudah boleh menemuimu?” dan kembali menciumnya. Hong Sul menatap Yoo Jung dan
mengangguk sebagai jawabanya.
Yoo Jung langsung membentangkan tangan dan menjerit
bahagia, keduanya saling menatap. Yoo Jung pun kembali memeluk erat Hong Sul,
berbisik mengucapkan terimakasih sambil memejamkan matanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
kasian yong goen di kroyok, tapi in ha bener2 sadis hahaha
BalasHapusMakasih mba dee
Di tunggu part 2 nya :)
Yoo Jung yg ingin hub serius dan terbuka, sementara Seol masih penuh keraguan. Sementara ortu Seol seperti sdh nyaman dengan in Ho...
BalasHapusJgn Cemburu donk Jung, kalian cocok kok berdua... hehehe...
sebnr nya jung sangt kesepian ayah nya lebih perhatian sm baek bersaudara dr pd jung
BalasHapusmaaf meralat sedikit min.. kayaknya pas seol kabur dan ketemu yoojung di jalan itu, yoojung tanya 'jal..jinaeseosseo?' kabarmu baik baik saja? dengan suara perlahan~.~
BalasHapuskaya pengantin baru aja deh
BalasHapus