In Ho memarahi kakaknya hanya karena barang-barang
belanjannya itu membuatnya jadi menuruti Yoo Jung, menurutnya itu tak memiliki
harga diri, lalu menendang barang belanjaan. In Ha berteriak kakaknya sudah
gila, In Ho mengumpat itu sangat menyedihkan.
“Kau bilang Harga diri? Apa bisa kenyang dengan harga
diri? Kenapa
sok peduli padaku? Apa
hakmu berbicara seperti itu? Bagiku, kau sama jahatnya dengan Yoo Jung. Apa Kau tahu? Semua ini barang mahal!” jerit In Ha kesal lalu memilih masuk ke dalam kamar.
Flash Back
In Ho menjahili Yoo Jung yang sedang berjalan, Yoo Jung
sempat marh, In Ho tertawa lalu memperlihatkan sebuah brosur ditanganya. Yoo
Jung membaca nama yang tertulis Daniel Redkovich, kalau itu adalah pianis yang dibicarakan selama ini. In
Ho membenarkan.
“Aku pikir aku takkan pernah melihat konsernya Tapi dia datang ke Korea. Sekarang akan kucari lembar musik hasil
aransemennya di internet. Kuminta
dia menandatanganinya dan
kusimpan selamanya.” Kata In Ho
“Ini Harinya sama dengan lombamu, kan?” ucap Yoo Jung,
“Iya, aku tak ikut lombanya, Sayang sekali harinya bentrok.” Kata In Ho memutuskan
Yoo Jung melarang In Ho tak melakukanya karena ayahnya
akan datang, In Ho tetap ingin pergi ke konser karena tak tahu kapan pemain
piano yang disukainya datang lagi. Yoo Jung menghela nafas kalau tak
ikut campur dan menyuruh untuk mencoba menyakinkan
ayahnya kalau memang tak ingin pergi.
“Dasar tak berperasaan. Namamu memang Yoo Jung [kasih
sayang] tapi Aslinya tak berperasaan.” Ejek In Ho, Yoo Jung tertawa, In Ho tersenyum karena
leluconya itu lucu lalu mengajak untuk main piano saja.
Yoo Jung pikir untuk apa ikut kesana, In Ho menarik Yoo
Jung untuk menemaninya karena akan bosan.
Ketika masuk ke dalam ruang latihan ada murid lain, Yoo
Jung mengenal namanya adalah Yong Soo, bertanya apakah ia ikut juga lombar. Yong Soo sumringah
karena Yoo Jung mengetahuinya. In Ho tahu Yong Soo itu murid yang
dibantu keluarga Yoo Jung, dengan sombong
menyuruh Berusaha
lebih keras karena mungkin tak
pernah menang.
Setelah itu melihat buku Note yang digunakan untuk
belajar, In Ho berkomentar karena buku itu membuatnya tak bisa bagus saat
memainkanya serta tak memiliki jiwa, lalu menyuruh pergi saja dan tidak
usah latihan lagi. Yong Soo pergi dengan wajah
kesal, Yoo Jung hanya bisa tersenyum melihat tingkah In Ho.
Yoo Jung memperingatkan In Ho untuk hati-hati dalam
bicara, In Ho merasa tak bersalah karena seperti itu begitu
untuk kebaikannya dan ia pun tidak
ikut kompetisi kali ini. Yoo Jung memperingatkan In Ho untuk tak melakukanya. In
Ho merasa tak salah kalau hanya kali ini tak ikut kompetisi itu, menurutnya
lebih baik libur setelah itu menang lagi.
In Ho akhirnya mengikuti kompetisi, In Ha memejamkan
matanya seperti mengantuk mendengar permaianan adiknya, sementara Tuan Yoo
sangat menikmati dengan senyuman. Setelah selesai, In Ho mendapatakan tepuk
tangan meriah dari peserta.
“Bukannya Jung datang bersamamu, dimana dia?” tanya Tuan Yoo,
“Katanya dia ada urusan dan akan datang sebelum acara selesai.” Ucap In Ha
“Seperti tidak ada hari lain saja. Tidak ada masalah di sekolah,
kan?” tanya Tuan Yoo
In Ha pikir kalau memang ada pasti sudah melaporkanya,
setelah itu dengan gaya genitnya menanyakan kemana mereka akan makan, karena
ada restoran yang enak didekat situ. Tuan Yoo memutuskan untuk pergi kesana
karena Ada sesuatu juga yang ingin dibicarakan. In Ha menjerit bahagia karena bisa makan enak, lalu
menutup mulutnya masih ada diruang pertunjukan.
Di restoran
In Ho melonggo dengan menjatuhkan garpunya, mengetahui
kalau akan diadopsi. Tuan Yoo tertawa melihat semuanya terkejut karena mereka
sudah cukup lama tinggal bersama seperti keluarga dan meinginkan keduanya untuk menjadi saudara Yoo Jung
dimasa depan.
“Jadi sebelum terlambat, aku ingin mengadopsi kalian. Menurut kalian bagaimana?” tanya Tuan Yoo, Yoo Jung terdiam melihat ayahnya yang
memutuskan untuk mengadopsi In Ha dan In Ho.
“Tidak perlu memutuskannya
sekarang, Pikirkan saja pelan-pelan.” Kata Tuan Yoo, In Ho terlihat binggung menatap kakaknya
lalu mencoba tersenyum ketika melihat Yoo Jung, Yoo Jung pun memberikan
senyumannya.
In Ha berteriak menolak untuk diadopsi, In Ho menyuruh
kakaknya diam saja, lalu bertanya apakah ia tak ingin menjadi keluarga
sungguhan. In Ha mengumpat keluarga seperti apa
maksudnya, karena ia ingin menikah dengan Yoo Jung jadi tak mungkin diadopsi.
“Kau Masih saja bilang begitu, Kau
pikir dia bakalan mau kalau kau
memintanya?” ejek In Ho, In Ha mengumpat ingin
membunuh adiknya.
“Hentikan omong kosongmu, dan lakukan saja yang Ahjussi
mau.” Kata In Ho
“Aku yakin Yoo Jung
juga tidak mau” ucap In Ha dengan wajah
cemberut
“Apa yang kau katakan? Yoo Jung
hanya terkejut, sama
seperti kita. Ekspresinya
tidak menunjukkan kalau dia
tidak suka.” Komentar In Ho
“Kau pikir itu perasaannya yang sesungguhnya? Kau masih tidak mengenal Jung? Aku mengenalnya lebih baik
darimu.” Kata In Ha, In Ho yakin dirinya itu yang lebih mengenal
Yoo Jung dibanding kakaknya.
In Ho masuk keruang latihan, melihat Yong Soo ada didalam
memegang sebuah CD dan melihat apa yang ada ditanganya. Sebuah CDDaniel
Redkovich dengan tanda tangan. Yong Soo meminta In
Ho mengembalikan karena CD itu miliknya. In Ho
bertanya darimana Yong Soo mendapatkanya, Yong Soo memilih untuk pamit
pergi pada Yoo Jung. In Ho mengejarnya ingin tahu siapa yang memberikanya.
Yoo Jung memanggilnya kalau CD itu darinya, In Ho kaget
kalau itu dari teman terdekatnya. Yoo Jung menceritakan datang ke konser, In Ho
masuk ke dalam ruangan binggung karena Yoo Jung tak datang saat kompetisi tapi
malah menonton konser David.
“Tapi Kenapa kau berikan padanya?” tanya In Ho binggun
“Itu akan membantu Yong Soo.” Kata Yoo Jung santai
“Hei, kau marah padaku?” ucap In Ho, Yoo Jung mengelengkan kepalanya.
In Ho mengumpat Yoo Jung bodoh karena bisa melihat dari
sikapnya kalau temanya itu sedang marah, lalu menduga kalau itu tentang ayahnya
yang ingin mengadopsi. Yoo Jung pikir itu keputusan ayahnya. In Ho menanyakan
perasaan Yoo Jung bukan tentang ayahnya, menurutnya kalau memang tak suka
bilang saja.
Yoo Jung pikir tak ada beda untuknya, In Ho heran karena
menurunya pasti ada bedanya antara suka atau tidak, Yoo Jung menyakinkan kalau menurutnya tidak
ada bedanya, lalu memberikan senyuman dan keluar
ruang latihan. In Ho binggung sikap Yoo Jung yang berubah.
Di kantin
Yong Soo makan bersama menanyakan apakah yang dilakukan
Yoo Jung sat liburan nanti. Yoo Jung pikir hanya diam dirumah saja, lalu bertanya apa yang akan dilakukan Yong Soo. In
Ho melirik karena sikap Yoo Jung benar-benar berubah. Yong Soo memberitahu
kalau liburan nanti Belajar atau jalan-jalan, mungkin Memancing, lalu bertanya apakah pernah memancing.
Yoo Jung mengaku tidak
pernah memancing. In Ha memberikan kode pada
adiknya, melihat sikap Yoo Jung yang aneh. In Ho menyuruh kakaknya diam saja.
Yong Soo menyuruh Yoo Jung untuk mencoba memancing karena sangat menyenangkan,
dengan bangga kalau kemarin baru saja menangkap ikan panjangnya
30cm.
In Ho menatap Yoo Jung dengan tatapan sinis mengeluh
makanan tak enak, In Ho juga merasa nafsu makanya hilang dan akan makan jeruk
saja. Yoo Jung memberikan senyuman sambil memakan nasinya. In Ho benar-benar
menahan kesal melihat sikap Yoo Jung.
In Ho masuk ke dalam ruang latihan, melihat Yoo Jung
sudah ada disana dengan Yong Soo yang memainkan piano. Melihat In Ho yang
datang, Yoo Jung meminta untuk diam karena Yong Soo sedang latihan. In Ho
terdiam karena Yoo Jung seperti mengambaikan dirinya karena Yong Soo. Yong Soo
memberikan senyuman karena bisa dekat dengan Yoo Jung. In Ho terus menatap Yoo
Jung, awalnya Yoo Jung tersenyum lalu berubah menjadi dingin menatap In Ho.
Di basement
Temannya memberitahu kalau mereka sudah menyiapkan wanita yang luar biasa untuknya, dan memberitahu tentang tempat bernama "Remember"
jadm 8 malam karena akan menunggunya. Yoo Jung berjalan
bertemu dengan Yong Soo
Yong Soo bertanya apakah Yoo Jung akan datang ke tempat
itu, karena “remember” itu tempat yang cukup berbahaya. Yoo Jung pikir mereka tidak
buruk kalau Yong Soo sudah
mengenalnya, lalu bertanya apakah Yong Soo ingin
ikut. Yong Soo tersenyum karena diajak dan setuju akan ikut.
“Hei, kenapa kau tidak latihan
saja daripada pergi
kesana?” ucap In Ho mendatangi keduanya.
“Baek In Ho, kau juga mau ikut?” kata Yoo Jung mengajaknya.
“Lupakan! Mau ngapain juga disana. Sekarang kau... harusnya hati-hati. Jangan melakukan hal aneh. Jangan sampai ayahmu tahu.” Ucap In Ho memperingati temanya.
“Kalau tidak ada yang bilang, mana mungkin ayahku tahu?” balas Yoo Jung seperti tetap ingin datang, dengan mata
melotot. In Ho tak membalasnya malah berbicara dengan Yong Soo
“Kudengar kau ikut kompetisi lagi Seharusnya kau latihan saja dari pada kesana Keuanganmu masih dibantu. Bagaimana kalau kau tidak lolos babak penyisihan?” kata In Ho ketus. Yong Soo memilih untuk pergi menahan
kesalnya.
Di remember
Beberapa anak-anak mulai bersulang, seorang wanita
mengejek semuanya cupu dan meminta
untuk wiski sebagai minumanya. Yong Soo datang dengan kebinggungan, si pria
nakal heran melihat Yong Soo datang ke tempat mereka. Yoo Jung melihat tak ada
Yoo Jung disana. Si pria nakal tertawa Yoo Jung mengatakan kalau akan datang.
Tiba-tiba polisi datang mengerebek tempat itu.
Lima anak laki-laki pun berdiri didepan ruang guru,
karena berani minum dengan perempuan dan membuat mencoreng nama sekolah karena tertangkap
polisi. Yong Soo hanya bisa tertunduk, sang guru pun tak percaya Yong Soo ikut-ikutan.
“Apa benar saya tidak bisa ikut kompetisi?” tanya Yong Soo ketakutan
“Kau itu lucu sekali, Sekarang Kau ikut tertangkap, tapi tak mau
dihukum? Siapa
yang menyuruhmu berteman dengan
mereka?” kata gurunya lalu menyuruh untuk push up.
Si anak nakal bertanya siapa yang berani melaporkan mereka
pada polisi, karena tak yang tahu selain mereka semua. Yong Soo teringat
sebelum pergi, ada In Ho yang menyuruhnya untuk latihan
saja dari pada
pergi.
“Keuanganmu masih dibantu. Bagaimana kalau kau tidak lolos babak penyisihan?” ucap In Ho ketus.
Yong Soo mengaku tahu siapa orangnya yang melaporkan
mereka pada polisi, Semua langsung berlari dan terlihat Yoo Jung sedang
bersadar di dinding, In Ho langsung digeret karena sudah melaporkan pada
polisi, lalu mendapatkan pukulan berkali-kali.
Bahkan walaupun sudah terjatuh tetap ditarik untuk bangun
dan menerima kembali pukulan. In Ho bisa membalas dan berteriak kalau bukan ia
yang melakukanya, semua tak peduli dan langsung menendang In Ho yang kembali
terjatuh. Yoo Jung hanya diam melihat In Ho kena tendangan, In Ho berteriak
meminta untuk berhenti.
Yong Soo berteriak kalau semua itu salah In Ho dan
langsung memukul tangan kiri In Ho dengan pemukul baseball. In Ho menjerit
kesakitan. Semua pun berhenti menendang In Ho, Yoo Jung melihat In Ho yang
terkapar dengan memegang tanganya. In Ho melihat Yoo Jung dengan tatapan dingin
bukan membantunya dan pergi meninggalkanya.
Dirumah sakit, In Ho sudah tertidur dengan badan miring,
wajahnya masih memar dan tanganya pun di gips. Tuan Yoo meminta maaf karena
tujuannya hanya ingin membuat mereka jadi saudara untuk Yoo Jung, tapi malah
membuatnya tak nyaman. In Ho marah melepaskan infusnya dan memilih untuk keluar
dari ruang rawatnya.
In Ho masuk kamar Yoo Jung, bertanya bukan dia ‘kan
pelakunya, Yoo Jung bertanya apa yang ingin dikatakan supaya In Ho tenang. In
Ho tetap bertanya apakah memang benar Yoo Jung penyebabnya. Yoo Jung menyangkalnya, karena In Ho sendiri yang
menyebabkan itu terjadi jadi menyuruhnya untuk memikirkan hal itu. Tangan In Ho
langsung mencerngkram baju Yoo Jung dan mengumpatnya, lalu bertanya alasan Yoo
Jung melakukan hal ini padanya,
“Kenapa ada orang yang
menginginkan sesuatu
yang bukan miliknya? Mereka
salah mengira sesuatu yang bukan
milik mereka dan
akhirnya mereka akan kehilangan
semuanya.” Ucap Yoo Jung dingin
“Jadi Kau melakukan ini padaku, karena kau tidak suka kami
diadopsi? Hanya
karena itu?!” teriak In Ho, Yoo Jung berdiri
melepaskan cengkraman bajunya.
“Berpikirlah sesukamu.” Ucap Yoo Jung dingin lalu meninggalkan kamarnya, In Ho
menangis histeris karena akibat Yoo Jung tanganya menjadi patah.
In Ho keluar rumah dipagi buta, In Ha berteriak
memanggilnya bertanya kemana adiknya akan pergi. In Ho mengaku tak tahu dan
meminta kakaknya tak perlu menunggunya. In Ho pun menyuruh adiknya pergi saja,
karena sudah tahu sikapnya pasti seperti ini.
“Aku pasti sudah lupa. Kau itu orang yang bisa
meninggalkanku Semaumu, jadi Pergilah. Jangan pernah kembali lagi. Aku akan hidup sendiri, Jangan berani kembali! Aku tidak akan tinggal diam.” Tegas In Ha lalu kembali masuk ke dalam rumah. In Ho pun memilih untuk meninggalkan rumah
Yoo Jung. In Ha sempat melihat kakaknya yang memang benar-benar pergi.
In Ho yang mengingat semua kenangan buruknya dengan Yoo
Jung memilih untuk pergi keluar rumah.
Yoo Jung mengantar Hong Sul sampai depan rumah, Hong Sul
membuka sabuk pengamannya mengucapkan terimakasih karena sudah mengantarnya.
Yoo Jung menahannya, tapi Hong Sul memilih untuk segera pamit pergi dan turun
dari mobil. Yoo Jung menatap sedih karena membiarkan Hong Sul pergi.
Pesan dari In Ho masuk “Dimana
kau? Temui aku.” Matanya mendelik melihat Hong Sul karena semua ini
karena In Ho.
In Ho sudah menunggu ditaman bermain, melihat Yoo Jung
datang langsung mencengkramnya bertanya apa yang telah dilakukanya pada
kakaknya, Yoo Jung tahu In Ha telah buka mulut dan bertingkah setelah mendapatkan yang dinginkanya,
lalu melepaskan tangan In Ho mengaku sangat muak, In Ho mulai mengumpat
“Sampai kapan kau mau mendekati Hong Sul? Sepertinya kau melakukannya untuk membuatku marah. Tapi itu juga membuatmu sedih, kan? Cepatlah sadar dan pikirkan masa depanmu!” ucap Yoo Jung dengan mata melotot
“Aku... Aku punya permintaan padamu. Biarkan aku memukulmu kali ini saja. Aku benar-benar ingin memukulmu, kita Satu lawan satu. Bagaimana?” kata In Ho memberikan tawaran
Yoo Jung setuju, In Ho pun memukul lebih dulu, Yoo Jung
bisa membalasnya, lalu keduanya sama-sama menendang dan jatuh. In Ho pun
mengajak mereka saling membunuh sekarang, karen malam ini sungguh waktu yang
tepat, Yoo Jung memukul lebih dulu sebelum In Ho memberikan pukulan untuknya.
In Ho mendorong Yoo Jung dan keduanya sama-sama jatuh
bergulingan, Yoo Jung pun bisa membuat In Ho diam dengan menahan lehernya
karena selama ini sudah menahanya, In Ho melotot dengan umpatan kasarnya dan
mendorong Yoo Jung untuk melepaskanya. Yoo Jung bisa menarik kaki In Ho saat
akan menendangnya, lalu menariknya untuk bangun, kaki In Ho menendang ada Yoo
Jung sampai terjatuh.
“Wow.... Padahal kau bisa memukuli orang
bagaimana kau bisa menahannya selama ini? Seharusnya tunjukkan wajah aslimu lebih cepat, brengsek! Jadi, pertemanan kita tidak akan menjadi seburuk ini.” teriak In Ho
“Kau Menyalahkan aku lagi? Bertingkah seperti korban saat
mengambil milik
orang lain.” Balas Yoo Jung dengan mata dinginnya.
“Lalu kau sendiri? Durimu
berdiri seperti landak, ketika
di hasut orang lain. Kaulah
yang mengirim penguntit itu, dan
sekarang kau gunakan orang lain untuk
menyingkirkannya. Begitukah
caramu melindungi si rambut
anjing?” teriak In Ho tak terima Yoo Jung berdiri menyuruh In Ho
diam saja karena akan mengurusnya.
“Tetap saja! Kupikir perasaanmu pada rambut
anjing benar-benar
tulus. Apa kau
bahkan tahu apa artinya menyukai seseorang,
brengsek?!” teriak In Ho mulai berdiri
Yoo Jung mencerngkram baju In Ho berteriak kalau itu
bukan urusan In Ho, keduanya sama-sama terengah-engah setelah berkelahi. In Ho
mengakui kalau menyukai Hong Sul, jadi itu menjadi urusanya. Yoo Jung mengerti
karena memang ini adalah keahilan In Ho, berlagak seperti teman tapi menusuknya
dari belakang dan kembali memberikan pukulanya.
In Ho tertawa menurutnya bukan ia yang menusuk dari
belakang, tapi Yoo Jung yang lebih dulu menusuknya, lalu memperlihatkan
tanganya kalau itu tak dihitung akibat perbuatan Yoo Jung. Keduanya kembali
saling memukul, Yoo Jung bisa memitingnya dari belakang, memperingatkan agar
tak mendekati Hong Sul, In Ho tak terima karena Yoo Jung bukan siapa-siapa lalu
meyengkal kaki Yoo Jung dan keduanya jatuh bersamaan.
“Memang apa yang bisa kau lakukan untuk Hong Sul?! Hidupmu sendiri saja berantakan.” Teriak Yoo Jung
“Kalau begitu katakan padaku, brengsek! Yang kau lakukan kepadaku, apa kau bisa jamin tidak akan
terjadi pada
rambut anjing? Apa kau
bisa menjaminnya, brengsek? Orang
brengsek sepertimu, Akan
menunjukkan sifat aslinya nanti. Orang
sepertiku saja tahu. Kau pikir rambut anjing tidak? Sembunyikan yang memang harus disembunyikan, brengsek! Kaulah penyebab hidup semua orang berantakan. Orang yang seharusnya menjauh dari rambut anjing, bukan aku, tapi kau, brengsek!” teriak In Ho sambil menendang, Yoo Jung pun membalas
dengan tendangan,
In Ho pun berada diatas tubuh Yoo Jung mencengkramnya,
supaya Yoo Jung sadar kalau yang harus menjauh itu bukan dirinya, keduanya
saling berguling-guling ditaman
Hong Sul duduk merenung dalam kamarnya, sampai mendengar
ada pesan masuk ke dalam ponselnya. Yoo Jung mengirimkan pesan “Hong Sul aku ada di depan, bisakah kau keluar sebentar?” Hong Sul binggung karena Yoo Jung masih ada didepan
rumahnya.
Ketika keluar melihat Yoo Jung menunggu didepan mobil,
Hong Sul berlari dengan melotot kaget karena wajah Yoo Jung sudah babak belur.
Dengan wajah panik menanyakan kenapa wajah pacarnya bisa seperti itu dan
bertanya siapa yang melakukanya. Yoo Jung terlihat lemas menjatuhkan badanya
dan memeluk Hong Sul seperti membutuhkan kekuatan.
Hong Sul mengoleskan salep pada luka memar, Yoo Jung
menghindar karena sangat perih. Hong Sul meminta Yoo Jung diam agar bisa
mengoleskan dengan benar, Yoo Jung menahan rasa sakit dengan mengernyitkan
wajahnya. Hong Sul tahu itu sakit lalu melihat pipi sebelah kirinya, bertanya
ada apa dengan wajah Yoo Jung karena besok juga harus pergi kekantor jadi tak
mungkin dengan wajah seperti itu.
Yoo Jung hanya diam, Hong Sul bisa menebak pacarnya itu
baru saja berkelahi dengan In Ho, Yoo Jung mengaku In Ho yang memulainya lebih
dulu. Hong Sul sambil mengoleskan salep dibagian tangan, mengejek Yoo Jung yang
menangapinya untuk berkelahi. Yoo Jung membenarkanya. Hong Sul pikir lebih baik
mereka bertengkar dengan mulut saja bukan tinju,
“Kenapa? apa yang terjadi? Katakanlah ini tentang tangannya Baek In Ho, tapi kenapa sunbae melakukannya?” ucap Hong Sul sambil memasang plester, Yoo Jung
mengucapkan kata maaf.
“Ini pasti masih bertengkar tentang
yang terjadi
di SMA, Aku
benar-benar tidak mengerti. Kau
bukan tipe orang yang suka
berkelahi. Kenapa
sunbae sangat membenci Baek
In Ho?” tanya Hong Sul
Flash Back
In Ho selesai bermain piano untuk kompetisi dengan di tonton
oleh Tuan Yoo dan adiknya. Sementara Yoo Jung menonton Konser David, pemain
piano yang disukai In Ho. Di ruang make up, Yoo Jung meminta tanda tangan di
CD, lalu meminta satu lagi dengan mengaku
lebih menyukai yang ini dari pada aslinya. Mr David melihat ibu buku not yang sudah di aransemen,
lalu betanya siapa nama fansnya. Yoo
Jung mengaku namanya In Ho agar bisa memberikan tanda tangan dibuku not itu.
Sementara In Ho berjalan kebelakang panggung bertemu
dengan Yong Soo yang akan bersiap-siap naik keatas panggung, lalu dengan bangga
karena moodnya sedang bagus maka permainnya membuat semua penonton terharu
mendengarnya. Yong Soo melihat ada ayah Yoo Jung disana, In Ho dengan bangga
kalau Ayah Yoo Jung sengaja datang untuk melihatnya walaupun sudah dilarang.
“Tapi... bagaimana kau bisa dekat dengan Yoo Jung?” tanya Yong Soo
“Kenapa? Kau ingin jadi temannya
juga? Apa Karena ahjussi donaturmu?” kata In Ho sinis, Yoo Jung baru datang dengan wajah
bahagia karena bisa memberikan tandatangan David pada In Ho, lalu terhenti
mendengar In Ho sedang berbicara dengan Yong Soo
“Sudalah, kau hanya bermimpi
saja. Mungkin
saja dia tersenyum, tapi sebenarnya dia membenci orang sepertimu.Yoo Jung berasal dari keluarga
kaya dan dia populer di kalangan murid cewek. Semua orang iri padanya. Dan Itu karena kau tidak berteman
dengannya, padahal Hidupnya
sangat menyedihkan.” Ucap In Ho memadang remeh
Yoo Jung, Sementara Yoo Jung yang mendengarnya langsung bersembunyi dibalik
tembok
“Apa bagusnya keluargamu kaya? Yoo Jung tidak punya mimpi dan tidak
bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Karena itulah segalanya dia anggap enteng. Dan Mungkin cuma aku yang mengerti
dia. Dia
benar-benar kasihan.” Kata In Ho tanpa rasa
bersalah lalu berpesan agar Yong Soo tak gugup dan melakukan dengan baik. Mata
Yoo Jung langsung berubah dingin karena orang yang selama ini dianggap teman
malah menjelekan dari belakang.
Selesai kompetisi, In Ho melonggo mendengar Tuan Yoo yang
ingin mengadposi mereka berdua, Tuan Yoo melihat mereka sudah seperti keluarga
jadi ingin menjadikan saudara untuk Yoo Jung, sebelum terlambat. Yoo Jung
menatap dingin ayahnya karena membuat keputusan tanpa bertanya dulu, lalu
melirik kearah In Ho. Terlihat In Ho yang memberikan senyuman sumringah, Yoo
Jung pun berpura-pura memberikan senyuman padahal dalam hatinya sangat sakit
mengetahui In Ho menjelekan dibelakanganya.
Yoo Jung masuk ke dalam ruang kerja ayahnya, mendengar
sang ayah sedang berbicara di telp kalau ingin mengadopsi Baek bersaudara, dengan
berbicara pada Prof Baek kakek dari keduanya. Tapi sepertinya Prof Baek tak
setuju karena keduanya masih memiliki kakek. Yoo Jung menguping pembicaraan
ayahnya dengan kakek In Ha dan In Ho.
“Kenapa anda bilang begitu? Kenapa seseorang yang telah
menelantarkan mereka bilang begitu? Yoo Jung
tidak akan menolaknya dan Tidak ada
alasan baginya untuk
menolak.” Ucap Tuan Yoo yakin. Yoo Jung terus mendengarnya dari
balik dinding.
“Apa? Mengawasi mereka? Bagaimana mungkin itu dianggap sebagai mengawasi mereka? Kau tahu Yoo Jung itu seperti apa. Dia bukannya aneh, tapi kalau dia dibiarkan sendiri, maka dia akan mendapat masalah dengan hubungan sosialnya. Kalau tidak ada orang disampingnya, Dia tidak akan bisa hidup sendiri, Karena itulah dia butuh saudara.” Jelas Tuan Yoo
“Dan juga, keputusanku ini demi kebaikan Yoo Jung. Sekarang Akan kuurus proses
pengadopsiannya, jadi
jangan mengkhawatirkan masalah
ini lagi.” Kata Tuan Yoo, Yoo Jung berkaca-kaca
mendengar ayahnya membahas tentang didirnya yang membua keputusan demi dirinya
yang memiliki masalah dengan hubungan sosial.
Yoo Jung mengaku sejak saat itu membencinya, bukan karena
membenci pengadopsiannya, tapi hanya
kaget dan bisa menerima semuanya. Ada satu hal yang membuatnya sakit hati
adalah orang yang dipikir
adalah teman, ternyata hanya bertugas untuk
mengawasinya dan sulit menerima hal itu.
“Ayah tahu semuanya, Meski begitu... dia hanya
mengawasi kami. Dia
selalu bilang padaku, "Yang
lembut atau
"Jangan serakah, Pikirkan
orang lain." Seolah
aku telah melakukan suatu
kesalahan. Apa aku
seaneh itu? Apa aku
benar-benar aneh?” ucap Yoo Jung menatap
pacarnya, Hong Sul memberikan pelukannya.
“Sunbae... Awalnya kita tidak dekat, kan? Kita saling membenci dan
diperlakukan seperti
orang aneh. Tapi
kupikir-pikir, kita
tidak aneh, kita
hanya berbeda. Sunbae
seperti itu dan aku
seperti ini. Kita Hanyalah...
orang yang berbeda.” Kata Hong Sul dengan
bersandar dibahu Yoo Jung
“Aku sering mendengar bahwa aku sensitif dan menjengkelkan. Jadi aku jadi kepikiran. Tapi pada akhirnya, aku hanya berkata dalam hati "Seperti
itulah aku." Mungkin
aku tidak yakin, tapi sunbae... tidak
punya banyak kesempatan untuk
dapat jujur pada orang lain. Semua
itu pasti membuatmu kesepian.” Ucap Hong Sul
mengerti, Yoo Jung terdiam seperti membenarkan semua perkataan Hong Sul
“Mulai sekarang jangan dipendam
sendiri. Kita akan
melaluinya bersama. Aku
benar-benar ingin mengenal sunbae.” Ujar Hong
Sul sambil mengelus lengannya dan menyadarkan kepalanya.
“Aku takut Kau akan meninggalkanku kalau tahu aku yang sebenarnya.” Ungkap Yoo Jung melirik kearah Hong Sul
Hong Sul melepaskan pelukanya, menatap dalam Yoo Jung lalu
memegang tanganya, mengungkapkan kalau ia sangat menyukai Yoo Jung lebih dari sebelumnya. Yoo Jung menatap tangan Hong Sul yang memegangnya, lalu
menaruh tangan kanan diatasnya, merasa Hong Sul memang berbeda dari orang lain,
karena selalu mengamatinya
dan dan selalu
bilang kapanpun apabila tidak menyukai sesuatu, mungkin terdengar lucu tapi semua itu bisa membantunya.
“Seberapa kecilnya mereka tampak
olehmu, Mungkin karena kau takut padaku, Takut nanti aku marah. Aku tidak suka itu. Tapi sekarang berbeda. Sekarang, Aku takut kau akan meninggalkanku dan Aku juga sangat menyukaimu....Sangat... Sangat Menyukaimu.” Ungkap Yoo Jung
Hong Sul tersenyum dengan mata berkaca-kaca, lalu memeluk
Yoo Jung. Yoo Jung pun memberikan pelukan erat pada Hong Sul. Didepan restoran,
In Ho melihat mobil Yoo Jung sudah ada didepan restoran, matanya terlihat bengkak
karena pukulan Yoo Jung, dengan wajah tertunduk seperti merelakan Yoo Jung
dengan Hong Sul dan pergi meninggalkan restoran sambil merintih kesakitan dan
merasakan udara yang semakin dingin.
bersambung ke episode 13
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
jd baper😣 salut sm seol mau merima jung apa ada nya
BalasHapusmakin seruh berharp ending nya seol sm jung#teamJung
Huweeeee in ho gak ada yg meluk sini bang aku peluk *pletak
BalasHapusAkhirnya jung mau jujur juga sma sul yeeyy
Mkasih mba dee :)
Akhirnya bisa tahu kenapa Yoo jung bisa benci dgn In Ho,, ternyata in ho dulu memang sombong ya,, hehe
BalasHapusseneng banget liat Yoo Jung jujur ke Hong Sul, dan Hong Sul mau terima apa adanya Yoo Jung. . ^_^