Daun marple mulai menguning, kupu-kupu terbang dan
berputar-putar diatas wajah Kim Young Soo sedang tidur dengan suara dengkuran
yang sangat keras dan hinggap diatas jaketnya. Matanya tiba-tiba terbuka
kupu-kupu pun pergi meninggalkanya.
Ia terbangun sambil bergumam kalau ia kebanyakan
minum semalam, tapi teringat kalau ia tak minum, lalu mencari-cari ponsel dan juga dompetnya dan tak menemukanya, dalam
pikiran pasti dirampok dan istrinya pasti akan marah besar apabila
mengetahuinya. Young Soo berdiri sambil bersihkan celananya.
“Aku dalam masalah sekarang, Akan ada
acara diskon di Mall. Aku
tak boleh telat. Tapi... dimana ini?” ucap Young Soo binggung melihat berada didepan rel
kereta api dan ada pohon marple.
Ia pun melihat Cuaca yang bagus karena terlihat sangat cerah, tapi teringat sesuatu
kalau seharusnya hari ini turun salju. Terdengar bunyi orang batuk-batuk disisi lainnya.
Young Soo menghampiri melihat seseorang sedang
tertelungkup ditanah dan mencoba membalikan badanya. Dia adalah pria yang
bernama Han Gi Tak Young Soo yang panik
mencoba menekan dada Gi Tak agar bisa kembali bernafas, tapi tetap saja Gi Tak
belum sadar juga. Akhirnya dengan mulut yang dimonyongkan ingin memberikan
nafas buatan agar Gi Tak sadar. Tepat saat itu juga mata Gi Tak terbuka dan
langsung bertanya siapa pria yang ada diatas badanya, memberikan jurus Yudonya
dengan memiting tangan Young Soo.
Young Soo menjerit kesakitan, Gi Tak mengumpat menanyakan
dimana dirinya sekarang dan menuduh Young Soo itu mengikutinya. Young Soo
menepuk kaki Gi Tak agar melepaskanya.
“Siapa yang menyuruhmu? Kenapa aku ada disini?” teriak Gi Tak
“Aku juga ingin tahu dan Aku tidak tahu dimana ini, Tolong lepaskan, ini sakit.” Kata Young Soo dengan nafas setengahnya.
Terdengar klakson suara kereta yang akan datang, Gi Tak
pun melepaskan pitingan kakinya. Young Soo pun bangun sambil memegang lehernya
yang sakit. Seorang pria tua seperti penjaga pintu perlintasan kereta membawa
bendera, Young Soo yang melihatnya menghampiri pria itu bertanya mereka ada
dimana.
Si pria tua hanya menunjuk kearah belakang dengan
jarinya, Young Soo benar-benar binggung sebenarnya mereka ada dimana, melihat
kearah lalu terlihat melonggo.
Gi Tak berjalan mendekati Young Soo, ada papan besar
tertulis (Akhirat,
Kehidupan, Kematian) lalu bertanya-tanya
sebenarnya dirinya itu ada dimana sambil menoleh ke depan. Young Soo
memberitahu kalau mereka itu sudah mati.
Didepanya terlihat papan petunjuk, Surga ke kiri dan
Neraka dikanan. Young Soo mengatakan kalau mereka itu sudah mati, teringat
kembali tanganya yang terlepas dari dinding akhirnya jatuh melayang dari atas
gedung dengan gemerlapan kembang api di langit.
Gi Tak seperti tak percaya, tapi ingatan kembali ketika
mobilnya terbalik dan kepalanya sudah berdarah, lalu ditabrak oleh truk,
membuatnya meninggal.
Keduanya saling menatap kaget, lalu terdengar bunyi suara
kereta semakin mendekat dengan hembusan angin yang keras, membuat rambut mereka
kearah belakang semuanya.
“25 Januari, 2016... Aku benar-benar... sudah mati.” Gumam Young
Soo
Suasana di Seoul seperti berjalan mundur, dari malam ke
pagi, orang yang kelua dari subway kembali kedalam kereta. Di sebuah mall,
seorang anak tak sengaja melepaskan balon ditanganya. Young Soo dengan sikap
mengambilnya dan mengembalikan pada si anak.
Nama yang tertulis di name tagnya [Asisten manajer, Kim Young Soo] dengan pin smile yang tersenyum lebar.
[2
hari sebelum kematian]
Young Soo berjalan memeriksa semua pegawai, agar berdiri
dengan baik, memakai name tag yang benar dan memberitahu kalau lipstiknya
berantakan dengan sigap pegawainya pun merapihkan make up dengan kaca yang
dibawanya. Young Soo dengan bangga berjalan sebagai Asisten Manager dengan
merapihkan dasinya.
Tiba-tiba ia melihat ada tissue yang tergelatak dilantai,
ketika ingin menegur, terdengar suara jeritan dari pelanggan.
“Bukan begini cara melayani
pembeli. Berapa
kali aku minta ganti rugi? Bicara
dan lihat mataku. Siapa namamu?” teriak si pelanggan, si pegawai melirik pada Young Soo
seperti meminta bantuan.
Young Soo pun hanya bisa diam ketika si ibu-ibu yang
marah padanya dengan menyodorkan bajunya.
“Cuma kupakai sekali, sudah
seperti ini. Kalau
tahu mudah kotor begini takkan
kubeli.” Teriak si pelanggan komplain
“Maaf atas ketidaknyamanan anda. Tapi kami tak bisa mengganti barang
yang sudah rusak.” Kata Young Soo berusaha
tenang
“Apa kau bilang, Tidak
bisa? Apa kau tuli? Ganti
rugi! Kembalikan uangku!” teriak si pelanggan
Young Soo tetap mengatakan tidak bisa dengan senyuman
dipaksa, Si pelanggan malah semakin marah melihat Young Soo tersenyum, akhirnya
sudah tak tahan lagi dengan keadannya menarik rambut Young Soo untuk
melampiaskan amarahnya. Young Soo meminta tetap tenang dengan senyuman karena
mengunkan pin smile.
Pria berdandan rapi bernama Cha Jae Wook bertemu dengan
Ketua Sunjin Grup yang sedang memakan bakpao dan juga memegang kacang
ditanganya. Ketua Sunjin terlihat menahan amarahnya tanpa mau berbicara,
akhirnya sang Sekertaris berbicara pada Jae Wook.
“"Penjualan hancur! Tapi kau mau mengucurkan dana, untuk memperbaiki bangunan? Kau pikir Mall ini cuma
mainan?" Begitulah
kata beliau.” Teriak Sekertaris yang bisa mengetahui
hanya dari mimik wajahnya.
“Aku sudah berusaha...” ucap Jae Wook dan langsung mendapat lembaran bakpao
yang mengenai wajahnya. Sek Jae Woo ingin mengelap wajahnya tapi Jae Woo
menghempaskan tanganya.
“Maksud beliau, "Tunjukkan
dengan tindakan, jangan kata-kata."” Ucap
Sekertaris yang bisa mengetahuinya.
Young Soo berjalan bersama teman satu kantornya, bernama
Jung Ji Hoon sambil bertanya bagaimana dengan penjualanya. Ji Hoon melihat
penjualanya kurang baik. Young Soo dengan yakin kalau itu hanya permulaan saja,
matanya langsung melotot tajam ketika melihat wanita cantik yang berjalan
didepanya.
Ji Hoon menegur agar Young Soo tak bersikap begitu,
karena terlihat seperti penyakit saja. Young Soo mengaku Bagian
tas mewah selalu membuatnya stress, jadi matanya langsung tertarik pada wanita yang memakai
tas itu.
“Kalau begitu, bagaimana dengan wanita itu?” kata Ji Hoon menunjuk satu wanita dari belakang sedang
melihat pakaian.
Young Soo melihat dari bagian atas jaketnya dianggap tak
layak, tasnya pun kalau bukan mengunakan tas mereka barang
tiruan, tapi hanya tas biasa, bahkan sepatunya kurang terlihat
sexy dipakai oleh seorang wanita. Tiba-tiba seorang anak terlihat sambil
menarik ibunya, Young Soo melotot melihat si wanita dan anaknya berjalan-jalan
dimall dengan membawa tissue toilet. Ji Ho hanya bisa mengeleng-gelengkan
kepalanya karena Young Soo tak mengenali istrinya.
Young Soo menghampiri keduanya, Sang anak langsung
memanggil ayahnya. Young Soo langsung menutup mulut anaknya agar tak terdengar
oleh pegawai lainnya dan meminta untuk tetap jalan. Lalu bertanya alasan
istrinya datang ke tempat kerjanya. Istrinya ingin berbicara tapi Young Soo
malah mengomle
“Apa Kau sengaja kemari untuk tisu toilet? Sudah kubilang jangan lakukan
ini.” kata Young Soo panik
“Aku takkan bilang kalau aku
ini istrimu, sudahlah kembali kerja sana. Aku cuma ingin lihat barang diskon.” Kata Shin Da Hye sebagai istri Young Soo
“Nanti orang mengira aku yang menyuruhmu
kemari supaya dapat tisu.” Bisik Young Soo
“Aku sudah niat pergi sebelum ketahuan oleh dirimu.” Kata Da Hye, Young Soo pun mendorong keduanya untuk
cepat pergi. Ji Hoon tersenyum melihat keluarga Young Soo.
Didepan toko, Da Hye merasa dengan sikap Seperti
ini justru membuat orang curiga. Kim Han Na menyuruh ayahnya berhenti bicara karena
mungkin takkan ada yang menyangka orang jelek
seperti ayahnya adalah
suami ibunya. Young So merasa Han Na itu bukan anaknya karena
mejelekan ayahnya sendiri.
Han Na hanya memalingkan wajah cemberut, Young Soo
menyuruh keduanya pulang saja karena harus kembali berkerja, lalu mengomentari
baju yang dipakai istrinya karena terlihat lusuh sambil menengok kebelakang
takut ada yang melihatnya.
Tiba-tiba kaki Young Soo menginjak sesuatu dan langsung
meminta maaf, tapi betapa terkejutnya ternyata menginjak sepatu Direktur Cha
Jae Kook. Ia langsung membungkuk meminta maaf dan memberikan kode pada istrinya
untuk segera pergi.
Jae Kook melihat Young Soo yang membungkuk didepannya,
mengatakan kalau itu hanya kesalahan kecil, lalu mengelap sepatunya pada celana Young Soo, setelah
bersih menepuk pundak Young Soo lalu pergi. Dibarisan belakang ada Ma Sang Shik
yang memarahi Young Soo karena membuat ulah pada direktur. Young Soo tetap saja
membungkuk sampai semua petinggi pergi dari hadapanya.
Young Soo mencoba tersenyum dan melihat anak serta
istrinya belum jauh, Han Na mengedipkan matanya seperti memberikan semangat
pada ayahnya. Young Soo pun memberikan senyuman yang lebar dan penuh semangat
dan melambikan tangannya agar mereka cepat pergi.
Da Hye mengajak anaknya untuk segera pulang, Young Soo
melihat menjadi sedih karena melihat dirinya harus menunduk pada atasanya,
seperti tak punya jabatan tinggi untuk dihormati.
Young Soo menjerit histeris, Ji Hoon melihat kalender
tertulis ditanggal 24 “Ulang tahun pernikahan - Aku harus bertahan!” kembali tersenyum. Young Soo menduga istrinya sengaja
datang karena alasan itu dan kembali menjerit apa yang harus dilakukanya
sekarang.
“Aku juga lupa melakukan reservasi
di restoran. Apa beli
Samgyeopsal saja?” kata Young Soo panik
“Dari pada itu, lebih baik kutunjukkan restoran yang
keren saja.” Kata Ji Hoon
[Restoran
Han Gi Tak]
Dengan motto “Hidup taat hukum”
Seorang chef mengasah pisau didapurnya, tangan terlihat bertatto dengan cepat
mengiris bawang bombay. Name tagnya tertulis “Chef Han
Gi Tak” yang lainnya pun memilki tatto dibagian tanganya mulai
dari mickey mouse sampai tatto yang menyeramkan.
Gi Tak meracik makana didapurnya dan sepiring spaghetti
hitam siap dihidangkan pada pelanggan. Pelayan bernama Choi Seung Jae
memberitahu komplain dari pelanggan kalau steaknya keras. Gi Tak meminta agar
pelangganya untuk mengunyahnya lebih lama lagi.
Waiter lain pun memberitahu kalau pelanggan memberitahu
kaldunya terlalu panas. Gi Tak dengan penuh semangat menyuruh pelangganya untuk
meniupnya. Pelayan yang lain datang, Gi Tak kesal sambil memotong ikanya
mengunakan pisau besar. Pelayan dengan terbata-bata memberitahu kalau pelanggan
mengatakan makanan sangat enak. Gi Tak pun berteriak pada semua yang ada
didapur dan bertepuk tangan.
Young Soo melihat kalung yang ada didalam kotak sebagai
hadiah untuk istrinya, lalu memanggil pelayan yang bernama Jegal Gil untuk
membantunya, mewujudkan sebuah permintaannya.
Gi Tak masih sibuk didapur, Jegal Gil mengeluh kalau meja
nomor 7 itu bikin
repot saja karena minta ini
disajikan bersama makanan
penutup Padahal mereka tak punya makanan penutup. Gi Tak melihat sebuah kalung ditangan pelayanya. Jegal
Gi pikir mereka lebih baik digoreng atau dikukus. Gi Tak memanggil nama Jegil.
Jegal Gil memberitahu nama yang benar dan tak suka dengan
nama panggilnya. Gi Tak hanya melirik sinis yang membuat Jegal Gil terdiam,
lalu menyuruh untuk merebusnya saja agar bisa keras, lalu tertawa keras bersama
dengan chef lainya.
Gi Tak melihat ke meja 7 sudah ada sepasang wanita dan
pria disana. Da Hye tersenyum melihat restoran untuk merayakan hari penikahnya,
Young Soo pun mengoda dengan kedipan mata. Tiba-tiba Young Soo menjerit melihat
makanan diatas meja.
“Makanan kecil begini harga
mahal sekali, Sekali
telan juga habis.” Keluh Young Soo melihat hanya ada dua potong daging steak
diatas meja.
“Yah...Begitulah, uangnya bisa untuk beli
Samgyeopsal satu keluarga.”ejek Da Hye
“Kau benar. Dengan uang segini, Beli daging yang paling mahal pun bisa. Pasti mereka pakai daging impor, Sampai kena pajak segala, bahkan Ada biaya penyajian juga. Kita pesan air yang banyak biar tidak rugi.” Kata Young Soo, Da Hye tersenyum sambil menaruh
gelasnya. Young Soo pikir istrinya itu ingin nambah air lagi.
“Kau sangat berbakat. Saat aku bersamamu, Meski makan siput laut di Paris rasanya seperti makan siput di
lantai.” Kata Da Hye
Young Soo tersenyum lalu mengajak istrinya lain kali
makan Samgyeopsal saja dan
mengungkapkan istrinya satu-satunya yang paling berarti untuknya. Keduanya pun
mulai makan bersama. Terdengar suara pesan masuk kedalam ponsel Young Soo,
hanya membacanya tapi tak dibalas.
Da Hye ingin makan tapi bunyi telp Young Soo
menghentikanya, Young Soo menyuruh istrinya makan saja sambil memberitahu kalau
mall tak bisa jalan tanpa ada dirinya, lalu keluar dari restoran untuk menerima
telp.
Gi Tak masih ada didapur, melihat pesan yang masuk ke
dalam ponselnya “ Oppa, ini aku, Song
Yi Yeon. Tolong angkat
telponmu.” Lalu membalikan
ponselnya dan kembali berkerja. Da Hye
melihat suaminya membungkuk-bungkuk didepan restoran sambil menerim telp.
Young Soo kembali kerestoran, Da Hye menanyakan apakah
Manager Ma itu menyuruhnya untuk jadi sopir lagi, Young Soo memberitahu ada
yang meninggal bibi dari istrinya Park Han Chol, dan meminta istrinya tak perlu memikirkan.
“Mana mungkin aku pergi kerumah duka
disaat seperti ini?”kata Young
Soo lalu dengan senyuman lebar meminta sang istri menikmati makananya.
Da Hye ingin memotong steaknya, tapi meja didepan
bergoyang dan terlihat kaki Young Soo terus bergetar dan terlihat sangat
gelisah. Akhirnya dengan wajah kesal membanting garpu dan pisaunya, Young Soo
bertanya ada apa dengan istrinya.
Dirumah duka, sangat banyak orang yang datang dan Young
Soo berjongkok menyusun semua sepatu agar berjajar dengan rapih. Manager Ma
datang memarahi Young Soo karena salah menyusun sepatu Direktur Cha yang mahal
sembarangan.
Young Soo pun memegang sepatu milik Direktur Cha, Manager
Ma menunjuk salah satu sepatu dan memberitahu kalau itu sepatu milik istrinya.
Lalu menunjuk sepatu yang menurutnya sangat stylist kalau itu milknya. Young
Soo pun berjanji akan berusaha menjaganya.
Manager Ma menegaskan kalau Young Soo harus melakukan yang terbaik bukan
hanya berusaha saja.
Ji Hoon datang, Manager Ma dengan ramah menyuruhnya untuk
masuk. Ji Ho melihat Young Soo memegang sepatu bertanya apa sebenarnya yang
dilakukanya. Young Soo dengan senyuman memegang dua sepatu ditanganya. Ji Hoon
hanya bisa menghela nafas lalu melihat Da Hye yang melayani pelayat yang datang
dengan membawakan makanan. Young Soo hanya bisa tersenyum karena itulah yang
terjadi sekarang pada perayaan ulang tahun pernikahanya.
Gi Tak bertanya pada anak buahnya, apakah mereka sudah belajar
untuk ujian. Semua menjawab sudah belajar, Gi Tak menegaskan
mereka Kalau kali ini pasti lulus
dan harus kuliah, lalu meminta tak perlu
memikirkan biayanya. Jegal Gi kaget mendengarnya.
“Aku akan mendukung pendidikan
kalian, karena Aku tak punya keluarga untuk
diurus. Jadi Kalian ini anak-anakku. Itu artinya... kalian berkewajiban... mengurusku kalau aku sudah tua. Buatlah acara pemakaman ketika aku mati Dan hidangkan sup yang hangat. Jangan lupa dagingnya.” Pesan Gi Tak dengan tertawa bersama anak buahnya.
Seorang wanita dengan syal menutupi kepala dan juga
kacamata hitam masuk ke dalam restoran, Gi Tak memberitahu restoranya
sudah tutup. Matanya langsung melotot melihat wanita
yang datang ke restoranya.
Keduanya pindah keruangan Gi Tak, sang wanita membuka
syal dan juga kacamatanya, dia adalah Song Yi Yeon. Keduanya sama-sama menatap
tanpa berbicara, ada senyuman tipis yang diperlihat Yi Yeon.
Dilayar besar terlihat berita [Artis remaja Song Yi Yeon muncul dengan skandal setelah 10 tahun pension - Dia
bercerai dengan Cha Jae Gook setelah 3 bulan menikah.]
Direktur Cha yang ada didalam mobil melihat berita
tentang dirinya yang bercerai hanya dalam waktu 3 bulan setelah menikah.
Gi Tak memberikan segelas teh, Yi Yeon melihat Gi Tak tidak
berubah sama sekali sambil memegang wajahnya
kalau mungki ia yang sudah banyak berubah. Gi Tak berbicara formal kalau ia masih bisa mengenali
Yi Yeon. Yi Yeon merasa sangat canggung dan meminta Gi Tak bicara dengan bahasa
informal saja. Gi Tak menegaskan mereka tidak sedekat itu untuk berbicara
informal. Senyuman di wajah Yi Yeon pun hilang.
Salah seorang pelayat mengucapkan terimakasih pada Da Hye
yang sudah membantu, lalu mendengar bertemu dengan suaminya di tempat kerja.
Salah seorang mengenal Da Hye itu dibagian informasih Mall dan menjuluki
keduanya sebagai pasangan si cantik dan si buruk rupa dan banyak pria yang menangis.
Young Soo mendengar ejekan para pelayat yang membuatnya
sedih, Da Hye pun memilih untuk meninggalkan meja. Manager Ma memanggil Da Hye,
meminta untuk diambilkan daging dan soju. Ji Hoon menatap Manager Ma karena Da
Hye sudah tak berkejar lagi di mall. Manager Ma meminta maaf karena kebiasaan
lamanya.
Da Hye menatap suami yang ada didepanya, Young Soo sedih
karena istrinya dianggap seperti pelayan di rumah duka. Da Hye dengan wajah cemberut
memilih untuk pergi mengambil makanan untuk pelayat yang datang.
Yi Yeon menceritakan ada pria yang
mengaku sebagai selingkuhannya padahal namanya saja tak tahu, dan pria itu
berbohong karena
dibayar mantan suaminya, karena sang suami ingin
menghancurnya dan membuatnya untuk meninggalkan korea. Gi Tak melihat tangan Yi
Yeon yang bergetar memegang cangkir tehnya.
“Tapi lucunya... aku tak yakin ada orang yang
percaya padaku, kecuali
seseorang. Tolong
aku.... Oppa.” Kata Yi Yeon memohon dengan menatap Gi Tak yang pasti
mempercayainya. Gi Tak memalingkan wajah tak ingin menatap Yi Yeon.
“Aku tak tahu bagaimana cara
membantumu. Apa kau
menyuruhku... untuk
mengurus model itu?” ucap Gi Tak
Flash Back
Gi Tak terlihat sudah babak belur memukul orang digudang,
Yi Yeon menangis di sisi lainya, Gi Tak pun menyuruh Yi Yeon pergi walaupun
tubuhnya dipukul dengan kayu dan melawan dua orang. Akhirnya Yi Yeon pun pergi
dari gudang.
Pagi harinya, Gi Tak dibawa oleh polisi dari rumahnya.
Sang Ibu histeris memanggil anaknya oleh polisi memohon untuk tak pergi. Gi Tak
melihat ibunya yang menangisinya. Sebuah mobil lewat, terlihat Yi Yeon ada
didalam mobil seperti tak memperdulikanya.
Gi Tak bertanya apa cuma itu saja yang diminta Yi Yeon
darinya, Yi Yeon tahu Gi Tak
benci padanya dan memperbolehkan untuk
memanggilnya wanita
tak tahu malu dan meminta maaf dengan penuh rasa
penyesalan.
“Kalau kau merasa menyesal, harusnya kau tidak kemari. Aku tak ingin menghabiskan hidupku
dipenjara..... Pergilah.” Tegas Gi Tak dengan membalikan badannya.
Gi Tak menikmati bir diatap restorannya, teringat kembali
kejadian sebelumnya
Flash Back
Yi Yeon berbicara dengan anaknya, menanyakan apakah ia
sudah makan, Gi Tak melihat wajah Yi Yeon yang tersenyum berbicara pada
anaknya. Yi Yeon mengaku sedang berkerja jadi meminta anaknya tidur lebih dulu.
Gi Tak kembali membalikan badanyak seolah-olah tak peduli
“Aku tak peduli ucapan orang. Tapi Young Chan-ku... Tanpa anakku, aku bisa mati. Kalau aku diam saja, maka aku akan kehilangan hak asuh.” Ucap Yi Yeon
Gi Tak mengehela nafas panjang memikirkanya, Seung Jae
duduk disamping Gi Tak membawakan semangkuk ikan asin dan diberikan pada bosnya
untuk teman minum birnya. Gi Tak menerimanya sambil bertanya kenapa Seung Jae
tak bertanya padanya. Seung Jae terlihat binggung.
“Kau ingin tahu apa yang kubicarakan dengan Yi Yeon, kan?” kata Gi Tak
“Itu urusan pribadi dan Aku selalu mendukungmu. Cinta itu cuma masalah waktu
yang tepat. Dia cinta
pertamamu...” ucap Seung Jae terdiam karena Gi Tak
meliriknya bertanya siapa yang mengatakan itu.
“Tidak ada, tapi kami semua tahu. Bagi
kami, bos adalah legenda.” Tegas Seung Jae
Gi Tak tertawa lalu membaringkan kepalanya diatas pahan
Seung Jae, lalu bertanya apakah ia merindukan ibunya yang telah membuangnya.
Seung Jae mengaku tak tahu akan hal itu. Gi Tak memandang langit yakin ibu
Seung Jae itu pasti merindukanya, lalu berbicara kalau ia saaaangggaatt
merindukan ibunya.
Da Hye membanting mangkuk sarapan pada suaminya, Young
Soo bersemangat karena hari ini sarapan kare makanan kesukaanya. Da Hye meminta maaf pada Tuan Kim karena masak
kare kebanyakan. Tuan Kim mengatakan kalau ia
suka makan kare dan melirik anaknya karena uangnya dikit jadi hanya bisa makan
kare.
“Bagaimana kalau minggu besok, kita ke taman hiburan? Lalu kita makan direstoran.” Kata Young Soo mengajak keluarganya pergi. Ketiganya
langsung melirik sinis.
“Kenapa tidak senang? Jarang-jarang aku bisa libur.” Ucap Young Soo binggung
“baguslah kalau begitu, karena minggu Besok,
peringatan kematian ibu.” Kata Da Hye sinis
Tuan Kim memuji masakan karen buatan Da Hye sangat enak,
Young Soo pun memilih untuk makan tapi memisahkan wortel dari nasinya. Dae Hye
melotot agar suaminya bisa memakanya, tapi Young Soo tak peduli sambil memakan
karenya mengaku masakan buatan istrinya sangat enak.
Didalam mobil
Young Soo mengantar anaknya kesekolah, bertanya sampai
kapan, apakah enam bulan atau satu tahun. Han Na mengelengkan kepala. Young Soo
ingin tahu jadi sampai kapan. Han Na memberikan tanda pada lehernya, yang
artinya tak ada harapan lagi.
“Hei, ibumu yang mengajak kesana.... Aku serius” kata Young Soo
“Jadi ayah mau bilang kalau ayah benar?” ucap Han Na, Young Soo mengatakn bukan itu maksudnya.
“Sungguh keajaiban aku bisa lahir. Pokoknya... lakukan kegiatan ayah. Jangan pulang kerumah. Setiap kali ayah pulang, pasti
berisik.” Keluh Han Na
Young Soo mengejek anaknya, sambil memegang tanganya
supaya sang anak membantunya. Han Na langsung melepaskan tanganya karena
melihat seseorang yang dikaguminya berjalan ditrotoar dan meminta sang ayah
menurunkanya. Young Soo meminggirkan mobilnya tepat didepan sekolah, dan
meminta ongkos mengantar yaitu ciuman.
Han Na mendorong mulut ayahnya yang ingin menciumnya,
sambil mengejek wajah ayahnya mirip cumi-cumi lalu turun dari mobil. Young Soo
mengeluh anaknya yang tega meninggalkanya karena seorang pria. Han Na meminta
ayahnya janga banyak komentar lalu pergi menghampiri pria yang disukainya.
Young Soo menatap anaknya masuk
sekolah dengan mata berkaca-kaca, pesan masuk ke dalam ponselnya “Mau kubantu meringankan
hukuman?”
Di kantor
Seorang wanita menyiram Young Soo dengan alat pemadam
ketika baru sampai di mall. Ji Hoon pun berteriak menghentikanya. Wanita itu
langsung mencengkram baju Young Soo merasa kalau itu benar-benar tega untuknya.
Young Soo binggung tiba-tiba wanita itu marah-marah padanya.
“Kenapa jadi begini? Baru kemarin, kau bilang toko
kami yang terbaik! Teganya kau!!!” teriak si wanita
histeris
Ji Ho berusaha untuk melepaskan tangan si wanita, petugas
pun datang membawa si wanita keluar dari gedung. Young Soo masih binggung dan
medengar jeritan dari siwanita itu lalu berlari ke sudut ruangan, ada papan
nama baru digantung.
Dengan wajah binggung bertanya apa sebenarnya yang
terjadi, Ji Hoon memberitahu Manager Ma menyuruh
Concomour pindah ke tengah. Young Soo kaget, Ji
Hoon binggung karena Young Soo tak tahu mengenai hal itu. Seorang pria yang ada
didalam memberikan anggukan sebagai tanda hormat pada Young Soo.
Di tangga darurat
Young Soo meminta pria itu memberitahu pada siapa
melapornya karena ia yang bertanggung jawab. Pria itu pikir Young Soo belum mendengarnya, kalau
mereka sudah melakukan perpanjangan kontrak. Young Soo menegaskan kalau ia baru mendengarnya
sekarang.
“Yang aku tahu, mall ini ingin menyudahi
Concomour, jadi
cepat bereskan.” Kata Young Soo ingin pergi,
si pria menahan Young So.
“Tuan Kim... Anda tak boleh seperti
ini.” bisik Si pria lalu memberi kode dengan bunyi dari mulutnya
“tok”
Flash Back
Di dalam taksi, Young Soo bertanya pada istrinya apa yang
dibawa didalam kantung. Da Hye dengan sinis memberitahu Ada
yang memberikan ini padanya sambil menyindir lebih
baik karena mendapatkan Tteok (kue beras) untuk hadiah
ulang tahun pernikahan.
Young Soo menelp istrinya menanyakan dimana menyimpan kue
berasnya yang didapat saat pemakaman kemarin. Da Hye mengingat sudah menyimpan dalam kulkas. Young Soo
mengomel istrinya itu malah menerimanya, Da Young binggung. Young Soo memberitahu
kalau itu bukan untuk mereka tapi untuk Manager Ma dan meminta agar cepat
membawakan ke kantor.
Si wanita yang tadi marah-marah, diam-diam merekam
pembicaraan Young Soo dan menyimpanya, lalu menelp seseorang untuk memberitahu tentang
skandal Mall Sunjin.
Seung Jae memanggil Gi Tak yang melamun, Gi Tak tetap
diam padahal air terus mengucur saat mencuci paprika. Seung Jae kembal memanggilnya sambil mematikan keranya. Gi
Taek melepaskan celemeknya, memberitahu kalau mungkin akan datang telat, jadi
meminta untuk tolong urus semuanya. Seung Jae menahan Gi Tak sebelum
pergi. Gi Tak menepuk pundak Seung Jae
meminta untuk tak perlu khawatir, lalu meninggalkan restoran.
Manager Ma memanggil Young Soo baru masuk ke ruangan
dengan wajah bahagia, menceritakan Orang dari Lucia mau
menemuinya.
Young Soo mengatakan sudah memilik rencana. Manager Ma bertanya apakah itu rencana penting. Manager Ma mengatakan punya janji dengan istrinya.
“Kau tidak tahu siapa itu Lucia?” sindir Manager Ma, Young Soo mengaku sudah
mengetahuinya.
“ Jadi tak ada alasan Pesanlah
ruang VIP.” Ucap Manager Ma tak peduli
“ Ada yang ingin kubicarakan dengan anda. Kalau anda minta, maka Saya akan minum alcohol dari asbak. Tapi untuk Tteok... Saya tidak bisa memakannya.” Tegas Young Soo tak ingin mendapatkan suap.
Manager Ma pura-pura tak mengerti, lalu berjalan
mendekati Young Soo supaya tak didengar pegawai lainya. Young Soo menegaskan
akan mengembalikanya. Manager Ma memperingatkan kalau tak ada yang berubah
walaupun Young Soo yang berbicara
“Gunakanlah otakmu.. Jangan berpikir untuk mendorong
seseorang. Tapi
pikirkan bagaimana membawa
seseorang kemari. Kalau
ini sukses.. Kita akan
memenuhi target penjualan.” Ucap Manager Ma, Young
Soo ingin membela diri tapi manager Ma lebih dulu bicara.
“Tidakkah kau tahu kenapa kau tidak pernah naik jabatan?” ejek Manager Ma lalu memberitahu akan bertemu sendiri
dengan Tuan Jung. Young Soo menahan
tangan Manager Ma, bertanya kapan acaranya dimulai.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Efek baca tengah malam sayanya ga nyambung 😅, tapi cara penulisan sinopsis nya enak dibaca. Nambah lagi dah blog sinopsis yang saya suka
BalasHapus