Seorang wanita bernama Min Hee sedang menyemprot
bunga-bunga, mendengar bunyi suara lonceng pintu berbunyi membuatnya dengan
sopan menyapa pelanggan yang datang. Matanya langsung melotot ketakutan melihat
Gyu Man dan Sek Ahn yang datang ke toko bunga, bahkan botol penyemprotnya
sampai jatuh. Gyu Man menyapa dengan senyuman licik karena sudah lama tak
bertemu.
“Bagaimana kabarmu? Kau pasti rindu padaku, 'kan?” ucap Gyu Man mengoda, Min Hee hanya tertunduk diam
dengan wajah ketakutan
“Kenapa kau diam saja?” kata Gyu Man, Min Hee memohon agar Gyu Man keluar dari
toko bunganya sekarang.
“Saat kau berbicara pada
seseorang, kau harus
melihat mereka.” Kata Gyu Man memegang wajah
Min Hee
Min Hee tetap saja tertunduk, sampai akhirnya Gyu Man
berteriak agar Min Hee bisa menatapnya. Min Hee akhirnya mengangkat wajahnya,
Gyu Man menegaskan kalau itu adalah cara yang sopan untuk berbicara, dan merasa
dianggap gelandangan. Min Hee mengelengkan kepalanya. Gyu Man tahu seorang jaksa pasti sudah datang ke tempat
itu, Min Hee menegaskan tak akan memberikan kesaksian, Gyu Man meminta Min Hee
untuk datang dan memberikan kesaksian saja, dengan membelai rambut Min Hee
merasa berterimakasih karena sudah membuatnya senang jadi ingin memberikan
imbalan.
Sek Ahn pun memberikan amplop dalam saku jasnya, Gyu Man
merasa Min Hee tak perlu menjadi lalat dalam toko bunga itu, jadi memintanya
agar datang ke pengadilan dan berjanji akan memberikan uang lebih. Air mata Min
Hee tergenang dimatanya, lalu mengalir di pipinya. Gyu Man semakin berteriak
melihat Min Hee yang menangis dan menyuruh untuk segera mengambilnya.
“Lihat aku sekarang..... Kau terlihat menyedihkan. Pakai uang ini untuk ke salon dan beli baju yang cantik-cantik. Mengerti?” ucap Gyu Man lalu mengambil satu bunga mawar dan
menciumnya lalu berkomentar baunya sangat harum.
In Ah melihat berkas ditanganya memastikan kalau orang
yang akan mereka temui adalah teman dari Ha Young, Pengacara Song yakin orang
itu teman Ha Young dan sangat sulit menemukan alamatnya,
“Jika dia ingin bersaksi, kita bisa memenangkan sidang ini.” kata In Ah yakin
“Tapi... apa menurutmu dia akan bersaksi?” ucap Pengacara Song merasa kurang yakin
“Bagaimanapun caranya, aku akan menyakinkan dia.” Kata In Ah melihat foto Min Hee yang akan menjadi saksi
pada persidangan.
Min Hee duduk lemas dengan mata memerah, In Ah masuk ke
toko bunga melihat Min Hee yang duduk lemas, Min Hee pun buru-buru bangun
membiarkan amplop tergeletak. In Ah mendekatinya bertanya wanita yang berdiri
didepanya adalah Park Min Hee. Min
Hee bertanya siapa keduanya.
In Ah mengeluarkan kartu namanya, dan mengatakan Min Hee
mengenal Ha Young. Min Hee langsung menyuruh In Ah untuk segera keluar, karena
tak ada yang ingin dikatakan saat sidang jadi tak akan bersaksi. In Ah hanya
bisa diam mendapat penolakan langsung dari In Ah.
Dong Ho melihat Jin Woo yang menemuinya, Jin Woo ingin
mengutarakan satu pertanyaan, apakah Dong Ho memang mencoba membunuh Joo Il.
Dong Ho tertunduk lalu menatap Jin Woo seperti memohon untuk mempercayainya.
Jin Woo menegaskan kalau itu pertanyaan yang dilontarkan pada ayahnya ketika
bertemu pertama kali di penjara
Flash back
Dong Ho dengan santai mengajukan pertanyaan kalau Tuan
Seo memang membunuh Jung Ah, Tuan Seo dan Jin Woo kaget mendengarnya.
“Jika kau ingin berpura-pura tak ingat setelah kau membunuhnya sebaiknya kau harus memberitahu pengacaramu Aku sudah menghadapi kasus seperti ini ribuan kali, jadi jujur saja padaku.” Ucap Dong Ho seperti tak percaya Tuan Seo bukan
pelakunya.
Dong Ho yakin Jin Woo juga masih ingat dengan kata-kata
ayahnya, “Aku tidak membunuhnya. Jika anda tak percaya
padaku, anda tak perlu membelaku.” Dan Dong Ho mengulanginya. Jin Woo menegaskan masih
belum mempercayai Dong Ho sepenuhnya. Dong Ho merasa tak masalah dan Jin Woo
tak harus membelanya.
“Kau pernah bertanya padaku. Jika seorang pembunuh dating ke rumah sakit karena luka tusukan, apa yang akan aku lakukan jika aku adalah dokternya? Kau bilang, pengacara juga
begitu. Bukan
kita yang menentukan kebenaran. Tapi,
itu adalah tugas hakim.” Kata Jin Woo, Dong Ho
mengatakan mengingatnya.
“Tapi, aku tak seperti itu, Katakan
yang sebenarnya.” Pinta Jin Woo
“Bukan aku pelakunya, Aku tak ingin membunuh
Joo-hyungnim.” Ucap Dong Ho berusaha menyakinkan Jin
Woo
“Dengarkan aku baik-baik. Aku tak melakukan ini demi kau. Aku hanya ingin... Nam Il Ho dan Nam Gyu Man mendapatkan hukumannya. Kebenaran tak akan bias keluar dengan sendirinya. Jadi, aku akan membelamu untuk
itu.” Tegas Jin Woo
Pengacara Song yang mendengar keputusan Jin Woo merasa
atasanya itu sudah gila, Jin Woo mengatakan juga
sudah memikirkannya, menurutnya Kasus
itu sangat mencurigakan.
“Kau telah memutuskannya, jadi aku tak bisa berkata
apa-apa. Tapi, apa
kau akan baik-baik saja?” kata Manager Yoon
“Sebagai seorang pengacara, aku akan menganggapnya sebagai
klienku. Jangan
khawatir.” Ucap Jin Woo lalu melirik In Ah yang
memberikan senyuman padanya.
Jin Woo menemui Detektif Bae di kantor polisi, Detektif
Bae menceritakan ketika tiba di TKP korban sudah tak sadarkan diri, lalu memeriksa black box mobil dan
Park Dong Ho terekam di dalamnya. Jadi, ia ditangkap karena menjadi tersangka utama.
“Bukannya kau juga di sana saat kami menemukan senjatanya?” kata Detektif Bae yang mengenali Jin Woo saat datang ke
kantor Dong Ho
“Kudengar, kau dan Park Dong Ho sudah saling mengenal.” Ucap Jin Woo, Detektif Bae membenarkan.
“Aku membantunya dengan kasus yang sedang dia selidiki, tapi Aku tak menyangka dia bias melakukan kejahatan seperti ini.” ungkap Detektif Bae
“Sebagai detektif kasus ini, apa kau melihat ada sesuatu yang mencurigakan?” tanya Jin Woo, Detektif Bae mengaku tak sama sekali ada
yang mencurigakan.
“Karena tersangka kasus pembunuhan dan juga kasus percobaan
pembunuhan biasanya
berasal dari seseorang
didekat kita.” Kata Detektif Bae, Jin Woo mengerti dan
berterimakasih atas waktu yang diberikan detektif, lalu keduanya berjabat
tangan. Setelah Jin Woo pergi, Detektif Bae langsung menelp untuk melapor.
Jaksa Hong memberitahu Gyu Man bahwa Jin Woo akan menjadi
pengacara Dong Ho, Gyu Man sedang meminum tehnya sedikit terkejut. Jaksa Hong
mengaku tidak mengerti denga keputusan Jin Woo, Gyu Man mengumpat Jin Woo sudah
gila bahkan tak bisa menebak apa yang akan dilakukan Jin Woo.
“Dia ingin menyelamatkan orang yang telah membunuh ayahnya? Padahal Dia seharusnya membunuh Park Dong Ho.”kata Gyu Man binggung. Jaksa Hong pun juga
berpikiran begitu.
“Aku tahu... Mereka pasti sudah merencanakan
sesuatu. Karena
tak mungkin, dia mau
membelanya.” Ucap Gyu Man
“Kita tahu bahwa Seo Jin Woo memang seperti itu.” Kata Jaksa Hong
Gyu Man mulai mengumpat Jin Woo, si bocah miskin,
menurutnya mereka semua hanyalah gelandangan dan harus membunuh mereka semua.
Jaksa Hong bertanya pada Jaksa Tak kalau Il Ho Grup tak akan
terganggu oleh
pemeriksaan pajak itu, Jaksa Tak melihat Jaksa Hong
bisa mengatasi masalah Perusahaan kertas di Hong Kong, Pabrik
di California, dan semua masalah
perusahaan lainnya, jadi membuatnya kagum.
Jaksa Hong mengungkapkan tak mungkin hidup seenak sekarang hanya dengan semalam.
“Menarik sekali.... Aku tak menyangka kalian berdua akan seakrab ini. Mungkin karena kalian punya atasan yang sama.” Sindir Jaksa Chae yang tiba-tiba lewat didepan
keduanya.
“Tak ada yang berlangsung selamanya di dunia ini.” ungkap Jaksa Tak
“Sepertinya selama ini aku telah salah menilaimu.” Balas Jaksa Chae
“Ketua Nam Il Ho sangat
menyukaimu. Kau mengkhianatinya
dan membuatnya terlihat
seperti orang bodoh.” Kata Jaksa Hong
“Sebagai jaksa, aku akan melawan
kejahatan dan
mengabdikan diri untuk keadilan.” Tegas
Jaksa Chae, Jaksa Hong merasa sidang kali ini
tak akan mudah, jadi memperingatkanya harus
bersiap-siap. Jaksa Chae pun pergi meninggalkan
keduanya lebih dulu
Gyu Man menyuruh Sek Ahn untuk membacakan jadwalnya, Sek
Ahn membaca agenda memberitahu akan rapat direktur pada jam 9 pagi lalu makan siang dengan Tn. Jung Ho Min, setelah itu jam 2 siang… Gyu Man langsung membatalkan makan siang dengan
anggota DPR. Sek Ahn memberitahu sudah
dijadwalkan sejak 3
bulan lalu. Gyu Man melirik sinis, Sek Ahn pun
memutuskan untuk membatalkanya
“Coba kulihat.... Kenapa jadwalku banyak sekali? Apa aku sendiri yang menyusunnya?” keluh Gyu Man melihat susunan jadwal dalam sehari, Sek
Ahn hanya bisa mengucapkan permintan maafnya.
Ponselnya bergetar, lalu membaca pesan dari Hakim Kang “ Aku
akan memberikan bukti ini kepada orang
yang paling membutuhkannya.” Gyu Man mengintip
mengintip ada kata “bukti ini”. Sek Ahn kaget dan langsung memasukan kembali
ponselnya
Gyu Man bertanya bukti apa, karena Sek Ahn terlihat
sangat gugup. Sek Ahn menutupi kalau itu SMS dari pacarnya, Gyu Man tak percaya
Sek Ahn sudah punya pacar. Sek
Ahn meyakinkan kalau ia memang sudah memiliki pacar. Gyu Man pun memujinya hebat
juga, lalu memerintahkan agar Tak usah
membuat jadwal makan
siang karena Nafsu makannya jadi hilang.Sek Ahn mengerti, Gyu Man bertanya berapa umur pacar Sek
Ahn itu. Sek Ahn berbohong kalau umurnya masih 21 tahun.
Hakim Kang memberikan pisau lipat yang berasal dari Sek Ahn, pada Jin Woo
dan In Ah memberitahu itu adalah bukti asli dalam pembunuhan mahasiswi Seochon. Jin Woo kaget dengan pengakuan Hakim Kang bahwa itu
bukti asli.
“Bukti yang dihadirkan dalam sidang saat itu adalah palsu Dan sidik jarinya tak ditemukan dalam senjata ini. Tapi Sidik jari Gyu Man dan juga darah korban Oh Jung Ah sangat jelas di senjata ini. Dan juga... ini adalah hasil laporan forensiknya.” Jelas Hakim Kang memberikan berkas hasil forensik.
“Bagaimana kau bisa mendapatkan
bukti ini?” tanya In Ah
“Ahn Soo Beom yang memberikannya
padaku. Aku
memberikannya padamu karena kaulah
yang paling membutuhkannya.” Jelas Hakim Kang
Jin Woo melihat berkas NFS kalau dinyatakan DNA cocok, dengan gugup merasa Hakim Kang memiliki keputusan
yang berat untuk mengambil langkah ini dan
mengucapkan Terima kasih banyak.
Hakim Kang merasa itu sudah tugasnya, Gyu Man memang temannya Tapi,
sebagai hakim, ia harus
memberikan bukti itu. Jin Woo akan memastikan bukti itu bisa
menyelamatkannya, In Ah merasa kebenaran sudah semakin dekat.
“Kalau begitu, apa kau akan mengajukan pengadilan ulang lagi?” tanya Hakim Kang
“Ya.. Aku
akan mengajukannya.. dan
mengungkapkan semua kejahatan
yang dilakukan Nam Gyu Man. Masalah
ini akan berakhir... saat Nam Gyu Man duduk di pengadilan ulang itu.” Tegas Jin Woo
Ruang pengadilan “Sidang kedua penggunaan narkoba dan pemerkosaan
oleh Nam Gyu Man”
Jaksa Hong berdiri ingin mengajukan
saksi. Hakim pun mempersilahkan agar saksi masuk. Min Hee masuk
ke ruang sidang, Ha Young menatap Min Hee yang bersaksi untuk Gyu Man. Jaksa
Hong bertanya apakah Min Hee itu 3 bulan yang lalu sebagai trainee IG Ent. Min Hee membenarkan.
“Jelaskan hubungan anda dengan Song Ha Young.” Kata Jaksa Hong, Min Hee mengaku kalau mereka adalah
teman.
“Apa anda tahu hubungan antara Song Ha Young dan terdakwa?” tanya Jaksa Hong, Min Hee mengatakan mengetahuinya.
“Apakah Song Ha Young... sering memberitahu anda betapa dia menyukai Nam Gyu Man?” kata Jaksa Hong
“Keberatan! Pihak Pembela hanya mengajukan pertanyaan yang dia inginkan
saja.” Ucap Jaksa Chae berdiri
Jaksa Hong mengatakan kalau itu adalah pertanyaan penting untuk mengetahui apakah kasus ini adalah pemerkosaan, ataukah hubungan atas persetujuan kedua pihak. Hakim memutuskan agar Jaksa Hong melanjutkan.
“Song Ha Young pernah mengatakan
bahwa dia ingin
menjadi kekasih Nam Gyu Man. Apa
itu benar?” ucap Jaksa Hong, Min Hee melirik Gyu
Man, Jaksa Hong meminta saksi untuk menjawab pertanyaanya.
“Ha Young... tak pernah mengatakan itu.” Ucap Min Hee, Jaksa Hong melotot kaget karena jawaban
tak sesuai dengan yang dinginkan. Gyu Man menatap Min Hee yang berani berkata
sebaliknya
Flash Back
Min Hee marah karena sudah berkali memberitahu kalau tak
akan bersaksi saat In Ah kembali datang ke toko bunga. Ha Young menampakan diri
setelah berdiri dibelakang In Ah, Min Hee kaget melihat Ha Young datang juga.
In Ah mendekatinya, mengatakan kalau Gyu Man pasti sudah datang ke toko itu.
Min Hee menyangkal dan menyuruh In Ah pergi saja.
“Dia pasti mengancammu untuk memberikan kesaksian palsu, 'kan? Aku mengerti dengan keadaanmu ini, Min Hee. Tapi, kau tak perlu menurut pada Nam Gyu Man lagi.” Kata In Ah
“Bagaimana mungkin aku bias melawan seseorang seperti Nam Gyu
Man? Aku ingin
hidup dengan damai dan tidak
ingin menderita lagi.” Tegas Min Hee
“Kami memerlukan keberanianmu agar tak ada lagi korban lainnya. Jika korban sebelum kalian berani bertindak, maka kalian juga tak akan menjadi korbannya.” Jelas In Ah
“Min Hee.... Awalnya, aku juga sangat takut. Tapi, ketakutanku menghilang sejak persidangan itu. Apa kau mau ikut denganku? Kita selalu bersama-sama saat trainee dulu, benarkan?” kata Ha Young memohon, Min Hee hanya
tertunduk dengan mata berkaca-kaca
“Min Hee.... Aku memang seorang pengacara di sini, tapi aku tetap seorang wanita. Apa kau percaya padaku?” kata In Ah meyakinkan.
“Saya juga telah diperkosa oleh Nam Gyu Man, seperti Ha Young, dan mencoba melarikan diri, tapi dia terus memaksaku.” Akui Min Hee mengeluarkan semua kesaksian yang selama
ini dipendamnya.
“Yang Mulia, ini hanya argumen sepihak dari
saksi.” Ucap Jaksa Hong panik, tapi Hakim meminta agar Saksi
melanjutkan ucapanya.
“Dan Nam Gyu Man... mencoba menyuap saya dengan uang.” Kata Min Hee, Jaksa Hong berteriaka agar Min Hee
menjaga sikapnya. Min Hee berani menatap Gyu Man yang terus menatapnya, lalu
mengeluarka amplop dari saku jaketnya.
“Aku tak membutuhkan uang ini. Apa kau pikir uang bias menyelesaikan segalanya?” teriak Min Hee. Jaksa Hong menatap Gyu Man, Hakim pun
meminta agar Min Hee tenang karena masih berada diruang sidang. Min Hee mencoba
menenangkan dirinya.
“Saya akan membuat surat dakwaan
tambahan atas
percobaan penghancuran bukti
oleh Nam Gyu Man.” Kata Jaksa Chae. Gyu Man
melirik sinis dan Jaksa Hong binggung karena saksi yang dibawanya malah
memberatkan Gyu Man. Ha Young menangis harus mendengar kesaksian Min Hee.
[Percobaan penghancuran bukti adalah
tindakan untuk meminta seseorang untuk menghancurkan bukti kejahatan.]
Didepan ruang sidang
Ha
Young memegang tangan Min Hee mengucapkan Terima
kasih atas keberaniannya, Min Hee mengaku sangat
khawatir pada Ha
Young karena pasti sangat menderita. Ha Young tertunduk diam, Min Hee berjanji mulai
saat ini akan membantu apapun yang ia
bisa.
Keduanya pun sama-sama tersenyum, In Ah pun ikut tersenyum akhirnya bisa
membuat Min Hee membuka suara untuk kebenaran.
Jin Woo datang ke TKP tempat Joo Il ditikam dan masih ada
garis polisi, Ia mengambil foto bercak darah di kursi dan melihat black box
masih berada didepan kaca spion, lalu melihat kebagian samping ada jejak kaki
yang mengara kedepan karena terdapat ceceran minyak oli, dan melihat ada jejak
kaki kearah belakang.
Dalam pikirannya seperti membayangkan seorang pria yang
datang dari belakang dan langsung menikam Joo Il didalam mobil, lalu menuruni
mobil dan kembali pergi ke arah belakang.
Jin Woo pergi ke NFS, dokter memberitahu sudah memeriksa lukanya untuk menemukan posisi penyerang dan
gerakannya. Jin Wo bertanya di mana
posisi penyerang itu saat kejadian, dengan melihat bukti yang ada. Dokter merasa Kemungkinan
penyerang duduk di
kursi penumpang.
“Apa ada hal yang mencurigakan dalam luka ini?” tanya Jin Woo
“Aku melihat adanya luka akibat pertahanan diri saat korban
diserang.” Jelas Dokter
“Kalau begitu, penyerang mungkin memiliki luka akibat perlawanan dari korban.” Ucap Jin Woo menyimpulkan, Dokter pikir itu kemungkinannya
sangat tinggi.
Jin Woo melihat jari-jari Joo Il saat ditemukan diTKP dan
hasil dari NFS, lalu melihat black box saat Dong Ho datang dan masuk ke mobil
Joo Il, setelah itu terlihat Dong Ho pergi dan terekam kalau didalam mobil
sedang ada guncangan.
Il Ho sedang menonton berita anaknya dengan Jaksa Hong, wajah
Gyu Man sengaja dibuat blur saat keluar dari kantor kejaksaan.
“Nam
Gyu Man dari Il Ho Grup saat ini dicurigai telah memperkosa Song Ha Young, trainee
24 tahun setelah memberikan trainee itu narkoba dan alkohol.” Il Ho
langsung mematikan tvnya, Gyu Man datang menemuinya ayahnya.
“Apa saja yang kau lakukan untuk persidangan itu?” teriak Tuan Nam marah,
“Ini bukan salahku. Aku sudah mempercayakan ini pada Pengacara Hong, tapi, sepertinya dia telah salah langkah.”kata Gyu Man melepaskan tanggung jawabnya.
“Kau sudah terlalu tua untuk menyalahkan orang lain. Apa kau pikir hidupmu itu adalah Pengacara Hong juga?” ucap Tuan Nam, Gyu Man pun tertunduk meminta maaf pada
ayahnya.
“Tapi Ayah, Sidang ini masih belum selesai. Aku akan menyuap media itu, dan memenangkan sidang ini.”kata Gyu Man
“Aku tak bisa lagi memberikan perusahaanku ini padamu dan Diamlah sampai sidangmu selesai.” Tegas Tuan Nam, Gyu Man ingin membela diri tapi Tuan
Nam tak peduli menyuruh anaknya segera pergi dari hadapanya. Gyu Man melirik
Jaksa Hong seperti menyalahkan yang tak becus membelanya.
Jin Woo membuat rekaman tentang dirinya dalam tabnya, “Ayah... Aku akan menangani kasus Park Dong Ho. Maaf....” setelah itu
duduk di dalam ruang sidang yang kosong untuk merenung, tanganya diremas
seperti masih merasa gundah dengan pilihanya dan menatap kursinya sebagai
pengacara.
Dong Ho dibawa oleh polisi untuk masuk keruang sidang,
ketika masuk sempat terdiam melihat Ji Woo sudah duduk sebagai pembelanya. In
Ah dan Sang Ho duduk dibangku penonton untuk menghadiri sidang.
“Kau mungkin telah mengkhianatiku sebagai pengacara 4 tahun yang
lalu, Tapi, aku
akan... tetap
membelamu sampai akhir” tegas Jin Woo, Dong Ho menatap
Jin Woo yang sekarang duduk sebagai pengacaranya.
“Karena aku adalah seorang pengacara, Sebagai pengacaramu.” Tegas Jin Woo menatap Dong Ho, Sang Ho tak bisa menahan
tangisnya melihat Dong Ho duduk dikursi terdakwa.
Semua pun diminta berdiri karena Hakim akan masuk ke
dalam ruang sidang, Jin Woo dan Hakim Kang saling menatap seperti ada keraguan.
Sidang Percobaan Pembunuhan Seok Joo Il, Hakim Kang pun akan memulai sidangnya sekarang dan dimulai dari Jaksa Penuntut.
“Kami menuntut, terdakwa Park Dong
Ho atas
percobaan pembunuhan Seok Joo Il.” Ucap Jaksa
Ko, Hakim Kang bertanya apakah Pihak pembela menerima tuduhan itu. Jin Woo
berdiri mengatakan tidak menerimanya.
Jaksa Ko memperlihatkan rekaman CCTV, terlihat Dong Ho keluar
dari mobil pada pukul 21.10, dan memberitahu telah
menghadirkan laporan
polisi kalau Waktu saat Park Dong Ho terekam dalam video sama dengan waktu saat korban diserang. Hakim Kang pun bertanya pada Jin Woo apakah ingin
membantahnya.
“Pihak Penuntut... mendakwa klien saya hanya berdasarkan keberadaannya di TKP.” Kata Jin Woo
“Laporan menyatakan bahwa tak ada orang lain di TKP selain
terdakwa.” Kata Jaksa Ko
“Kenapa anda berpikiran seperti
itu? Apakah
anda juga berada di
TKP, Jaksa?” ucap Jin Woo
“Semua keterangannya lengkap di laporan itu. Pihak polisi telah melakukan penyelidikan TKP berdasarkan
hukum.” Kata Jaksa Ko
“Bagaimana jika penyelidikan
polisi tersebut
tak sesuai dengan hukum? Ini
adalah foto-foto... dari
TKP yang telah saya
kumpulkan sendiri. Seperti
yang anda lihat, Terdapat
bukti bahwa ada pihak
ketiga yang memasuki TKP. Tapi
Pihak Penuntut menolak bahwa
adanya kemungkinan pihak ketiga.” Kata Jin
Woo memperlihatkan hasil foto, Jaksa Ko keberatan karena menurutnya hanyalah
spekulasi Pihak Pembela.
“Anda dapat melihat jejak kaki itu mengarah ke TKP. Dan masuk ke kursi penumpang mobil.” Kata Jin Woo membedakan bagian merah dan biru
“Jejak itu mungkin adalah jejak kaki dari terdakwa.” Ucap Jaksa Ko
“Ada dua pasang jejak kaki yang ditemukan di sisi penumpang
mobil. Jejak
pertama berukuran 290cm Dan
yang satunya berukuran 275cm. Ukuran
kaki terdakwa adalah 290cm. Oleh
karena itu, sudah terbukti ada
pihak ketiga yang datang ke TKP.” Jelas Jin
Woo mengakhiri pembelaanya. Haki kembali meminta Jaksa penuntut untuk
menyerahkan bukti
“Darah dan kulit korban ditemukan pada senjata. Senjata itu ditemukan di kantor terdakwa, Park Dong Ho.” Kata Jaksa Ko
“Apakah sidik jari terdakwa ditemukan di senjata itu?” tanya Jin Woo, Jaksa Ko mengelengkan kepala karena Tak ada
sidik jari terdakwa, tapi hal ini mungkin
terjadi karena terdakwa mengenakan sarung tangan lalu menyerahkan foto bukti.
“Laporan
forensik menunjukkan jejak
yang ditemukan pada gagang pisau.” Kata Jaksa
Ko
“Jika sidik jari terdakwa tak ditemukan pada senjata bukti ini tak bisa dihadirkan. Sidik jari terdakwa...” ucap Jin Woo terdiam dan mengingat pada ucapan Hakim
Kang kalau itu adalah bukti asli dalam pembunuhan mahasiswi Seochon, dan Bukti yang dihadirkan dalam sidang saat itu adalah palsu, serta sidik jarinya tak ditemukan dalam senjata”
“Bukti itu adalah bukti palsu, Dan juga tak ditemukan sidik jadi terdakwa.” Ucap Jin Woo, Jaksa Ko marah karena menganggap bukti
yang dibawanya itu palsu., karen Hasil laporannya berasal dari Layanan Forensik Nasional!
“Pihak Pembela, ini adalah laporan dari LFS. Apa anda memiliki bukti atas pernyataan anda?” kata Hakim Kang
Jin Woo terlihat gugup mengatakan kalau tentang sidik
jari, Jaksa Ko menyuruh Jin Woo tak usah mengulang perkataan dengan menyindir tak mengingat yang dikatakan sebelumnya.
Jin Woo mendengar suara bergema, In Ah menatap Jin Woo terlihat kebinggugan.
Jin Woo mengatakan Terdakwa...menderita Alzheimer.
Dong Ho melirik binggung, Hakim Kang menanyakan apa yang
dikatakan Jin Woo. Dalam pikiran Jin Woo teringat ucapan Hakim Hong empat tahun
lalu, ”Anda pasti bahagia tak bias mengingat saat-saat
yang mengerikan. Apa anda.. ingin terus berpura-pura tidak mengingatnya
begini? Apa anda yakin tak mengingat bahwa anda telah
membunuhnya?”
Sang Ayah mengatakan kalau ia tak membunuhnya, Hakim Hong
mengatakan Tuan Seo yang tak ingat dengan kejadian tapi sangat yakin bukan
pembunuhnya, Tuan Seo terlihat kebingungan. Hakim Hong pun menyindir Tuan Seo
yang tak bisa menjawabnya.
“Terdakwa... tidak membunuh... Oh Jung Ah.” Ucap Jin Woo lalu melihat kesekeliling ruang sidang, In
Ah menangis mendengar ucapan Jin Woo karena ingatannya kembali hilang.
Bersambung ke episode 18
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Cheese in the trapnya mana eonni.
BalasHapusMbak Dee, koreksi 290 cm itu bukannya 2,9 meter? Aku cuman liat di sini: https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121020173135AAqg8fC
BalasHapus