Yoo Jung mendapatkan cerita dari Kyung Hwan lewat telp.
Kyung Hwan tahu Sang Chul itu putus asa, tapi menurutnya kelakukan seniornya itu sudah kelewatan, lalu membahas Jung
Woo dari perusahaan Sunju yang memberikan rekomendasi pada Sang Chul dan akan ada wawancara final minggu depan.
“Bukankah Sang Chul ingin bekerja di perusahaan besar?” kata Yoo Jung
“Dia sudah mengirim banyak
lamaran dan Sepertinya ke Taerang juga. Dia sangat berharap, tapi
apa dia bisa masuk
ke perusahaan itu Dengan
nilai-nilainya yang
dimiliki?” kata Kyung Hwan tak yakin, Yoo Jung mengerti dan tatapannya dingin
melihat berkas Taerang, yang masih ada kolom kosong.
Yoo Jung pergi sebuah ruangan, Seorang pria paruh baya
tersenyum melihat Yoo Jung yang mendengar sudah berkerja keras untuk perusahan,
lalu melihat sekeliling takut ada yang melihat mereka sedang berbicara. Yoo
Jung tahu memang tak boleh tapi harus mengajukan sebuah permintaan.
Sang Chul baru datang langsung mengeser Jae Woo untuk
meminjam laptopnya, Jae Woo berteriak kesal. Sang Chul meminta waktu sebentar
saja untuk mengecek email, tiba-tiba ia berteriak melihat lamaran ke Taerang
Grup. Do Hyun yang kaget sudah tahu pasti hasilnya ditolak, karena begitu juga
dengan dirinya, Kyung Hwan, dan Jae Woo.
Tapi Sang Chul dengan menangis menyuruh Do Hyun
melihatnya sendiri, Do Hyun dan Jae Woo melihat bersamaan, Do Hyun berteriak,
Sang Chul masih tak percaya kalau yang tertulis itu namanya dan mungkin ada
yang rusak. Do Hyun yakin dirinya dan juga Jae Woo nilainya dan TOEICnya lebih tinggi. Sang Chul yakin ini karena Pernyataan
pribadinya yang berpengaruh besar.
“Tapi wawancaranya hari jumat ini Hari yang sama dengan wawancara di Sunju.” Kata Sang Chul bertanya pada Jae Woo apa yang harus
dilakukanya.
“Kenapa kau tanya pada orang yang tidak diterima?” kata Jae Woo kesal.
Hong Sul mengajak pergi ke restoran Nari yang disukai
temanya, Bo Ra menolaknya, Hong Sul memberitahu sudah mengajak Eun Taek juga
dan memintanya datang jam 7 malam. Bo Ra terlihat cemberut, Hong Sul berbisik
kalau Bo Ra tak perlu khawatir karena tak memberitahu kalau hari ini ulang
tahun Bo Ra tapi hanya ingin mentraktirnya.
Bo Ra melihat kearah taman, ada Yoo Jung sedang duduk
bersama Sang Chul dan bertanya-tanya kenapa harus duduk dengan orang yang
mengambil catatan milik orang lain. Hong Sul menatap Yoo Jung yang sedang
berbicara serius dengan Sang Chul
“Apa dia tahu yang dilakukannya
padamu dan Kau memberitahunya?” tanya Bo Ra, Hong Sul mengatakan belum memberitahu
apapun.
Yoo Jung berbicara pada Sang Chul yang memiliki
kesempatan yang baik, Sang Chul terlihat sangat bersemangat karena dipanggil Taerang
sebuah perusahaan yang besar. Yoo Jung melihat Hong Sul, dengan senyuman lebar
melambaikan tanganya. Hong Sul walaupun terlihat gugup membalas lambaian
tanganya.
Ketiganya berjalan bersama, Hong Sul bertanya kenapa Yoo
Jung datang ke kampus. Yoo Jung menceritakan disuruh
pulang karena pegawai lainya ada urusan dengan klien lalu mengoda kalau sangat merindukan pacarnya. Hong Sul
tersipu malu, Bo Ra mengejek keduanya yang terlihat mengumbar kemesraan.
“Oh Iya, sekarang ulang tahunnya
Bo Ra. Kami akan
makan malam bersama. Ayo
sunbae ikut sekalian.” Kata Hong Sul
“Benarkah? Kalau begitu aku yang traktir.” Ucap Yoo Jung
“Tidak usah.... Aku tidak mau melihat kalian
bermesraan di ulang
tahunku. Kau
bilang sudah lama tidak bertemu
dengan Yoo Jung , Kalian pergi saja berkencan.” Kata Bo Ra mengerti
“Tidak, kami akan bersamamu.” Ucap Yoo Jung, Hong Sul juga lebih suka mereka makan
bersama saja. Bo Ra menolak karena ingin makan dengan Eun Taek saja.
Hong Sul pun berbisik mendekati Bo Ra supaya berbicara
serius dengan Eun Taek, Bo Ra mengerti. Hong Sul pun memberikan hadiahnya
sambil mengucapkan selamat ulang tahun dan akan merayakan tahun depan
bersama-sama.
Bo Ra dengan wajah bahagia mengucapkan terimakasih, serta
selamat berkencan. Hong Sul berjanji akan menelp temanya nanti, Bo Ra pun
berjalan meninggalkan keduanya dan tersenyum sumringah melihat hadiah yang
diberikan Sang Chul padanya.
Hong Sul mengandeng tangan Yoo Jung, menceritakan
hubungan Eun Taek dan Bo Ra akhir-akhir ini kurang baik jadi ingin membiarkan
keduanya bersama. Yoo Jung melihat Bo Ra sudah berjalan agak jauh.
Sebuah daging sudah gosong diatas panggangan, Bo Ra duduk
sendirian. Pesan Eun Taek masuk “Maaf noona, aku sedikit telat karena pekerjaan. Tunggu aku dan Hong noona.” Bo Ra pun milih untuk menghabiska Sojunya, setelah itu
berjalan pulang dengan wajah sedih. Tiba-tiba langkahnya terhenti melihat Eun
Taek ada didepan rumahnya, Eun Taek melihat Bo Ra yang datang sambil mengomel
karena datang lama sekali.
Bo Ra binggung kenapa Eun Taek ada didepan rumahnya, Eun
Taek mengatakan sebelumnya akan datang telat tapi malah pergi pergi saja dan
baru tahu dari Hong Sul kalau Bo Ra sendirian, membuatnya sangat terkejut lalu
mencium bau alkohol. Bo Ra mengaku hanya sedikit minum karena merasa lelah dan
pamit pergi.
Eun Taek menahan Bo Ra yang akan pergi meninggalkanya,
lalu memberikan kotak dari saku jaketnya dan mengucapkan selamat ulang tahun.
Bo Ra terkejut mendengarnya, Eun Taek yakin Bo Ra itu menyangka kalau ia tak mengetahui
hari ini adalah hari ulang tahunnya.
“Aku ingin memberikan kejutan. Tapi sepertinya kau sedang sedih. Jadi kuberikan langsung saja.” Kata Eun Taek, Bo Ra membukanya dan kaget melihat
anting yang dipilihnya saat itu.
“Katanya kau menyukainya.” Ucap Eun Taek, Bo Ra pun bertanya tentang wanita yang
ingin diberikan Eun Taek dengan hadiah yang dipilihnya.
“Kau pikir aku siapa? Kenapa aku berikan benda seperti
ini pada
wanita lain? Aku
membohongi noona untuk memberikan kejutan Dan sepertinya berhasil.” Kata Eun Taek
Bo Ra langsung menangis haru, Eun Taek melihat Bo Ra yang
menangis, tapi Bo Ra menyangkalnya dengan memalingkan wajahnya. Eun Taek
meminta Bo Ra tak menangis dan meminta untuk menatapnya dengan memegang
pundaknya.
“Akan kutanya untuk terakhir kalinya. Benarkah aku tidak bisa?” tanya Eun Taek
“Aku hanya... ingin...” ucap Bo Ra ragu dan di potong oleh Eun Taek
“berteman denganku dan Hong noona saja ‘kan? Jadi noona, apa aku boleh pacaran dengan wanita lain? Kalau kita hanya terus berteman seperti ini. Pacarku adalah wanita selain noona. Dan kau, Pacarmu
adalah pria selain
aku. Itulah
yang akan terjadi. Apa Sungguh
tidak apa-apa?” kata Eun Taek, Bo Ra hanya bisa
tertunduk, Eun Taek memilih untuk melepaskan tangan dan meninggalkanya.
“Aku tidak ingin putus denganmu!” teriak Bo Ra, Eun Taek pun berhenti berjalan dan
membalikan badanya.
“Aku hanya ingin kau selalu ada disampingku. Karena itulah aku tidak bias pacaran denganmu, dasar bodoh. Aku tidak mau kau pacaran dengan wanita lain. Aku juga tidak mau kau menjadi dewasa tanpaku Tapi aku juga tidak mau putus
denganmu. Lalu aku
harus bagaimana?” kata Bo Ra dengan mata
berkaca-kaca
“Jadi artinya... kau menyukaiku, kan?”ucap Eun Taek, Bo Ra hanya tertunduk, Eun Taek pun
berjalan mendekati Bo Ra dengan memegang tanganya.
“Aku tidak akan pacaran dengan wanita lain. Aku tidak akan kemanapun sendirian dan Aku juga tidak akan bosan. Bahkan tanpa ijin noona, aku tidak akan mati, Aku janji kita tidak akan pernah putus. Jadi, noona... Ayo kita berkencan. “ kata Eun Taek
Bo Ra menjawab dengan anggukan, Eun Taek pun langsung
memeluknya. Bo Ra menangis haru dipelukan Eun Taek. Dengan senyuman Eun Taek
meminta Bo Ra tak perlu menangis lagi.
Didalam mobil, Hong Sul menjerit bahagia melihat salju
yang turun dan ini menjadi salju pertama kalinya untuk mereka. Yoo Jung ikut
tersenyum melihat pacarnya yang terlihat sangat bahagia.
“Ngomong-ngomong, apa yang tadi
dibicarakan dengan Sang Chul sunbae? Kupikir
kau akan marah padanya Tapi sepertinya tidak seperti
itu” kata Hong Sul penasaran
“Sang Chul diterima wawancara magang diperusahaan Taerang” ucap Yoo Jung, Hong Sul langsung menjerit tak
percaya menurutnya itu tak masuk akal dan tidak
menyangka.
“Benarkan? Dia tanya tentang wawancara, itu saja.” Kata Yoo Jung santai
“Aku tahu dia pasti
marah pada Sang Chul sunbae. Tapi kenapa
tiba-tiba...” gumam Hong
Sul menatap Yoo Jung
Yoo Jung melihat Hong Sul yang menatapnya, bertanya
kenapa menatapnya seperti itu. Hong Sul pun mengatakan bukan apa-apa lalu
membahas Sang Chul yang ikut wawancara
perusahaan lain bahkan sudah pamer akan mulai bekerja minggu depan.
“Apa dia akan melepasnya, demi ikut wawancara di Taerang?” tanya Hong Sul, Yoo Jung juga tak tahu, tapi menurutnya
apa tak boleh melepaskan itu demi masuk Taerang.
“Dia tidak
melakukannya dengan sengaja, kan?” gumam Hong
Sul seperti mulai mengenal pacarnya yang memendam rasa dendam sendirian.
“Bukan hal yang buruk menjadi orang yang ambisius.” Kata Yoo Jung, Hong Sul mengerti dengan menatap lurus
kedepan.
Sang Chul terlihat binggung memikirkan dua pilihan
wawancara dan menelp Yoo Jung. Yoo Jung sedang ada dikantor bertanya apakah
Sang Chul sudah memutuskanya, Sang Chul mengaku belum dan bertanya apakah ia
mungkin bisa lolos di Taerang karena takut akan
menyesal melepaskan Sunju.
“Itu keputusan kau sunbae Tapi Taerang sedang mencari
pegawai tetap. Jika kau
lolos, itu adalah keberuntunganmu.” Kata Yoo
Jung
“Tapi aku tidak punya waktu, Pemberitahuannya terlalu mendadak, jadi Aku tidak punya persiapan.” Ucap Sang Chul
“Aku punya catatan dari tes
wawancaraku yang
dulu.” Ucap Yoo Jung, Sang Chul langsung bersemangat meminta
untuk memberikan padanya. Yoo Jung pun akan mengirimkanya.
“Semua pertanyaan wawancaranya selalu sama. Kalau mempelajarinya, wawancaranya akan berjalan
lancar.” Kata Yoo Jung menyakinkan, Sang Chul pun jadi yakin
dengan catatan yang dimiliki Yoo Jung membuatnya pasti berhasil dan memilih untuk ikut tes Taerang.
“Oh yah,
perusahaan ini ingin melebarkan sayap ke China. Sebaiknya cari pertanyaan yang berhubungan dengan China.” Saran Yoo Jung, Sang Chul berterimakasih banyak atas
bantuanya. Yoo Jung pun menyuruh Sang Chul menelpnya saja apabila butuh
bantuan, setelah itu menutup telpnya dengan tatapan dingin.
Hong Sul memejamkan matanya dan beberapa kali mendapatkan
dorongan karena kereta yang sangat penuh. In Ho tiba-tiba meminta jalan agar
bisa berdiri didekat Hong Sul, beberapa penumpang terlihat kesal karena sudah
penuh malah menyuruh untuk bergeser.
In Ho sengaja berdiri membelakangi Hong Sul untuk menahan
supaya tak terdorong. Hong Sul melihat In Ho yang ada didekatnya, In Ho melihat
pagi hari ini kereta sangat ramai dan bertanya apakah Hong Sul tak ingin
membaca bukunya. Hong Sul hanya diam karena melihat In Ho yang menahan dorongan
agar tak mengenainya.
Keduanya berjalan bersama menuju kampus dengan diam, In
Ho pun memberitahu kalau kompetisinya sebentar lagi dan bertanya apakah Hong
Sul ingin menontonya karena ia akan memainkan Chopin,
lalu berkata kalau Hong Sul datang maka… Hong Sul
langsung menyanggupi akan datang. In Ho tak percaya Hong Sul akan datang
melihatnya
“Aku memang jarang mendengarkan permainanmu Tapi aku menyukainya. Latihan yang keras, karena aku akan datang” kata Hong Sul, In Ho pun tersenyum akan berlatih
sangat keras.
Hong Sul berhenti berjalan mengeluarkan sesuatu dari
dalam tasnya, ingin mengembalikan syal yang pernah dipakaikan In Ho sebelumnya.
In Ho pikir tak perlu, Tapi Hong Sul merasa memang harus yang dilakukanya dan
menaruh ditangan In Ho karena itu pasti bukan miliknya. In Ho menatap Hong Sul
dengan sedih, Hong Sul mengucapkan terimakasih dan berpesan agar terus berlatih
lalu berjalan lebih dulu menuju kampus
In Ho berlatih sendirian dan kembali merasakan tangan
kirinya kaku, lalu memijatnya supaya lebih rileks memainkan pianonya. Setelah
itu kembali berlatih lagu Chopin, baru saja sebentar jarinya mulai tak seperti
dulu, tapi ia tetap mencoba memainkan kembali.
Tapi baru beberapa detik, jarinya kembali melakukan
kesalahan. Ia pun memegang tangan kirinya diatas piano, seperti memikirkan
kalau itu semua akibat dari kejadian saat SMA.
Sang Chul duduk dengan beberapa calon pegawai yang akan
ikut wawancara. Direktur datang bertanya untuk menyakinkan, apakah pria
bertubuh tambun itu bernama Kim Sang Chul, Sang Chul pun membenarkan. Direktur
menepuk pundak Sang Chul meminta untuk memikirkan sebagai
pengalaman dan
lakukan yang terbaik. Sang Chul mengucapkan
terimakasih tapi terlihat binggung karena Direktur itu bisa mengenalnya.
Beberapa calon lainya berbisik karena pria itu mengenali
Sang Chul, pasti bisa langsung masuk ke Taerang. Yoo Jung membagikan minuman
pada calon pegawai, sambil menyapa Sang Chul menanyakan keadaanya. Sang Chul
tersenyum melihat juniornya, Yoo Jung pun memberikan semangat agar Sang Chul
melakukan yang terbaik seperti saat melakukan persiapan. Sang Chul mengucapkan
terimakasih.
Dalam ruang interview, ada tiga orang dan Sang Chul
ditanya pertama kali. Seorang pria mengatakan kalau Banyak perusahaan yang
melebarkan sayap ke China. Sang Chul dengan
percaya diri mengatakan sangat percaya Taerang akan berhasil di
China. Si Pria terlihat binggung.
“China salah satu segara makmur. Semua orang percaya bahwa China akan menyamai Amerika, Karena China akan selalu
berkembang. Sepertinya
menembus pasar besar adalah
ide yang bagus.” Kata Sang Chul dengan penuh
semangat.
“Dengar Kim Sang Chul.... Sudah setengah tahun Taerang
menutup cabang di
Shanghai. Apa Kau tidak
tahu?”ucap Si pria, Sang Chul kaget mendengarnya.
“Sepertinya kau tidak tahu
informasi dasar
perusahaan. Dan
pertanyaannya adalah, tentang
pendapatan dari China untuk perusahaan
domestik kita, jadi Kami
ingin tanya pendapat anda.” Jelas si pria, Sang
Chul panik ingin mencoba menjawab lagi dan bertanya kembali apa yang ditanyakan,
tapi pria itu memilih untuk bertanya pada Yoo Min
Hyuk.
Eun Taek dan Bo Ra saling bergandengan berjalan ke
kampus, Bo Ra merasa aneh harus jalan bergandengan di kampus. Eun Taek pikir
tak ada yang salah karena Semua orang melakukannya dan berkomentar BoRa itu
lebih pemalu dari kelihatannya.
Hong Sul yang berjalan diseberang melihat keduanya sudah
berpegangan tangan langsung tersenyum. Bo Ra mengaku ini sebagai hal baru
untuknya dan tak percaya Eun Taek itu cukup berani melakukanya.
“Kalau saja kau tahu selama ini aku menderita sendirian.” Keluh Bo Ra
“Aku memang tidak tahu, tapi Noona pasti sangat menyukaiku.” Goda Eun Taek, Bo Ra berteriak dengan tersipu malu, Eun
Taek pun meminta maaf karena sudah membuat Bo Ra marah. Bo Ra pikir tak perlu
meminta maaf.
“Tapi bagaimana bilangnya pada Hong Sul? Kemarin aku marah-marah dan sekarang aku jadi
malu.” Ungkap Bo Ra
Hong Sul tiba-tiba terlihat dari balik pohon bertanya,
kenapa Bo Ra malu. Bo Ra langsung melepaskan tangannya dari genggaman Eun Taek.
Hong Sul pun mengajak mereka masuk kelas bersama-sama, Bo Ra pun langsung
merangkul Hong Sul untuk jalan bersama. Eun Taek pun ingin memberitahu sesuatu,
Hong Sul langsung menyela mengajak mereka untuk double date.
Bo Ra berteriak kesal karena Hong Sul melihat mereka
bergandengan, Hong sul merasa punya mata jadi sudah pasti melihatnya. Eun Taek
pun menceritakan kalau Bo Ra yang lebih dulu menyatakan cinta padanya, jadi
mungkin akan mati kalau tak menerimanya. Bo Ra menyangkal kalau tak
melakukanya.
Eun Taek pun menceritakan Bo Ra yang tadi malam menangis,
Bo Ra menutup wajahnya dengan baju dinginya, karena malu. Hong Sul mengejak Bo
Ra yang menangis padahal sebelumnya dengan lantang akan melepaskanya tapi
sekarang malah memegangnya dan mengoda dengan rangkul lengan Eun Taek berjalan
bersama. Bo Ra meminta untuk menunggu dan berdiri ditengah-tengah dengan
merangku tangan Eun Taek.
Sang Chul masuk dalam kedai coffee dengan wajah melas, Bo
Ra dkk sedang memesan minuman. Sang Chul melihat teman-temanya langsung
tersenyum mengajak untuk minum bersama. Do Hyun mengejek si pengkhinat datang,
karena menyimpan catatan milik Yoo Jung sendiran saja.
Eun Taek dkk melihat orang-orang bermasalah di kampus
sedang berbicara. Sang Chul menceritakan dirinya seperti tak ingin hidup
sekarang. Da Young memilih untuk pergi saja, Sang Chul mengatakan akan
mentraktirnya, Do Hyun menyuruh Sang Chul cepat sadar dan ikut pergi.
“Dia pergi wawancara ke Taerang tapi tidak berhasil.” Bisik Eun Taek
“Sudah pastilah tidak akan berhasil. Hei, jangan memikirkannya. Dia pantas menerimanya.” Kata Bo Ra, Hong Sul melihat Sang Chul yang terlihat
menghela nafas berkali-kali.
In Ha menutup matanya dengan penutup mata, mengingat
ucapan adiknya “Aku akan pergi dari
sini. Ayo pergi bersama.”
Akhirnya menelp seseorang, tapi
ponselnya tak bisa dihubungi. Ayah Yoo Jung mengirimkan pesan “Aku
sedang sibuk, kuhubungi nanti.”
Sambil mengumpat mengirimkan pesan pada Yoo Jung “Apa yang kau katakan pada ayahmu? Kenapa dia jadi bersikap begini padaku?” Yoo Jung
sedang berkerja membalasnya “Pikirkan sendiri apa yang sudah kau lakukan?”
“Apa yang sudah kulakukan? Pasti Yoo Jung bilang sesuatu
padanya. Apa yang
kau katakan?! Aku butuh
tempat untuk tinggal.” Teriak In Ha kesal menatap
ponselnya.
Pesan masuk dari Jae Woo ”Kenapa tidak pernah ke kampus? Apa terjadi sesuatu?” In Ha makin
berteriak karena Jae Woo harus mengirimkan pesan padanya padahal hanya bersikap
baik sekali saja, tapi mata seperti mendapatkan rencana lain.
Sang Chul melihat Hong Sul berjalan sendirian, langsung
menghampirinya mengajak untuk minum bersama. Hong Sul melihat Sang Chul yang
sudah mabuk, Sang Chul tetap ingin mengajak Hong Sul untuk minum bersama karena
ada yang ingin dikatakan, lalu menariknya masuk ke dalam restoran.
Diatas meja, Hong Sul melihat ada bekas botol yang
diminum Sang Chul, lalu mengajak pulang saja karena sudah terlihat mabuk. Sang
Chul mengaku merasa
bersalah padamu dan meminta maaf. Hong Sul
terdiam melihat Sang Chul yang meminta maaf.
“Kau pikir aku itu tidak punya
malu? Saat di kampung halamanku, aku disebut jenius. Saat diterima di Yonyi, bahkan di kampung halaman ku mengadakan
pesta. Ini Lucu sekali, kan?” cerita Sang Chul dengan menyengir.
“Tapi saat sampai di Seoul. Semua orang lebih pintar dariku, lebih berkuasa dan lebih kaya. Dunia untuk orang yang seperti
itu. Tapi mau bagaimana lagi? Aku juga harus hidup. Jadi aku pakai topeng besi dan nekat bertarung. Aku bekerja paruh waktu 3x
sehari, tapi itu
tidak cukup. Aku tidak
bisa menang.” Ungkap Sang Chul
“Aku benar-benar ingin pergi ke Taerang. Aku tahu kalau aku tidak punya kemampuan tapi aku tetap ingin. Aigoo, sudah setua ini dan aku masih belum lulus bahkan Magangpun belum. Aku harus dapat pekerjaan. Kalau tidak, aku dalam masalah
besar Hongbae.” keluh Sang Chul, Hong Sul menatap
seniornya seperti ada rasa iba.
Jae Woo datang dengan In Ha tapi melihat Sang Chul
mengajak untuk pergi ke
tempat lain. In Ha mengatakan menyukai tempat itu dan
ada yang dikenalanya dengan menyapa Hong Sul untuk bergabung. Hong Sul binggung
melihat Jae Woo datang dengan In Ha, Jae Woo mengaku hanya
saling mengenal. Sang Chul memanggil In Ha si
Wanita kasar. In Ha pun mengumpat.
“Jadi Kau minum dengan pria juga? Apa hubungan kalian? Apa Yoo Jung
tahu?” sindir In Ha pada Hong Sul
“Oh Iya, Yoo Jung... Dian sudah berusaha keras membantuku diterima di Taerang, bahkan memberiku catatan wawancara, dan sudah membantuku lewat
telepon.” Cerita Sang Chul. Hong Sul tak percaya Yoo Jung
melakukan semua.
“Dia juga menjagaku saat hari wawancara. Tapi Apa ini?” kata Sang Chul tapi merasakan ingin muntah.
Hong Sul langsung menarik Sang Chul ke kamar mandi, In Ha
dan Jae Woo kembali duduk setelah
terhindar dari Sang Chul, Jae Woo merasa Yoo Jung
dan Hong Sul memang sesuatu banget dan tak tahu sikapnya iu memang
baik, atau
bodoh. In Ha tak mengerti menanyakan apa maksud ceritanya.
“Yoo Jung memberi Hong Sul catatan ujian, dan Sang Chul mencurinya. Lalu Hong Sul bertengkar dengannya dan hampir dipukul Dan bukan hanya itu dia mengganggu Hong Sul” cerita Jae Woo sambil melihat buku menu
“Jadi kau bilang Yoo Jung membantunya untuk wawancara? Coba Ceritakan padaku dari awal.” Kata In ha bersemangat
Hong Sul dengan sabar menunggu Sang Chul sedang muntah
dikamar mandi, Sang Chul didalam kamar mandi mengatakan sangat
ingin ke Taerang, walaupun dirinya tidak
mampu dan telah membohongi dirinya sendiri tapi tetap mempercayainya.
Sang Chul keluar dari toilet dan kembali mengajak minum
kembali, lalu menyuruh Hong Sul untuk mengajak Yoo Jung datang juga, karena
ingin mengucapkan terimakasih dan akan mentraktirnya. Hong Sul melihat Sang
Chul sudah mabuk jadi mengajak untuk pulang saja.
“Kau itu ternyata benar-benar naïf, Apa Kau sungguh percaya Yoo Jung akan
membantu orang yang telah mengganggu pacarnya?”
ejek In Ha, Sang Chul tak mengerti dengan ucapa In Ha.
“Kau benar-benar tidak mengenal Yoo Jung. Setelah mendengar ceritanya, aku paham yang terjadi. Kau
sudah ditipu oleh Yoo Jung. Aku
heran bagaimana kau bisa lolos seleksi
wawancara Bahkan
Jae Woo pun tidak lolos. Apa
kau tidak curiga?” kata In Ha, Hong Sul
menatap In Ha yang membongkar semua sikap Yoo Jung sebenarnya.
“Sepertinya Yoo Jung
sudah mengaturnya, yang lebih mencurigakan
tanggal wawancaranya bisa
bersamaan, lalau kau
bilang mendapat catatan wawancaranya juga. Apa memang itu catatannya benar? Bukankah kau gagal karena catatan itu?” kata In Ha menyadarkanya.
Sang Chul mengingat kalau Yoo Jung memberitahu tentang
China, In Ha menegaskan bahwa Mata
untuk mata, gigi untuk gigi, dan catatan
untuk catatan, menurutnya memang Yoo Jung seperti itu.
Sang Chul masih tak yakin karena Yoo Jung itu tidak
punya kuasa untuk melakukannya.
In Ha yakin karena Yoo Jung itu memilikina, lalu
menyindir Hong Sul hanya diam saja karena sudah mengetahui hal itu dan dengan
blak-blakan memberitahu Yoo Jung adalah Putra
tunggal Presdir Yoo Young Soo dari
Taerang grup. Hong Sul hanya bisa tertunduk, Jae Woo
berteriak tak percaya, Sang Chul pun melonggo.
Saat menerima panggilan wawancara, Do Hyun mengatakan
kalau nilainya dengan Jae Woo lebih tinggi dari Sang Chul tapi malah tak
dipanggil sama sekali. Jae Woo pun melihat hari wawancaranya berubah? Seharusnya wawancara Taerang masih minggu depan.
Yoo Jung berbicara ditaman melihat Taerang sekarang tidak
begitu peduli
dengan nilai, lalu ditelp memberitahu perusahan
sedang tertarik mengembangkan Sayap ke China, jadi menyuruhnya untuk mencari pertanyaan
yang berhubungan dengan
China.
Ketika diwawancara,Sang Chul baru mengetahui Sudah setengah tahun
Taerang menutup cabang
yang ada di Shanghai dan membuatnya dinilai Sepertinya
tidak tahu informasi dasar
perusahaan.
Sang Chul akhirnya mengumpat akan membunuh Yoo Jung, tapi
saat akan berdiri malah terjatuh karena mabuk. Jae Woo pun membantu mengangkat
Sang Chul untuk duduk dikursi. Sang Chul berteriak menyuruh Yoo Jung untuk
datang.
Hong Sul melirik sinis karena In Ha bisa dengan tega membuka
semuanya, In Ha melipat tanganya didada, merasa Hong Sul sudah tahu yang
dilakukan Yoo Jung dari awal, tapi pura-pura tak tahu, atau menduga Hong Sul
itu curiga tapi tak mau mempercayainya. Hong Sul hanya melirik sinis dengan
mata berkaca-kaca.
“Kenapa kau terganggu hanya dengan hal semacam ini? Jalanmu masih panjang untuk
mengetahui semua
tentang Yoo Jung..” Sindir In Ha lalu pergi
meninggalkan restoran. Sang Chul terus berteriak menyuruh Yoo Jung datang.
Hong Sul berjalan pulang sambil mengingat kata-kata In Ha
“Wanita sepertimu
tidak akan bisa mengatasi Yoo Jung. Seharusnya kau tahu diri” langkahnya
terhenti melihat bar milik pamannya dan akhirnya mampir menyapa pamanya.
Sang Paman melihat Hong Sul yang pulang malam sekali,
menawarkan kopi tapi menurutnya Hong Sul membutuhkan alkohol bukan kopi dan
mengodanya untuk minum bersama. Hong Sul menolaknya mengaku hanya lelah saja.
Pamanya tahu Hong Sul itu baru saja selesai ujian.
In Ho sedang ada digudang mendengar paman Hong sedang
berbicara dengan seseorang, lalu mengintip melihat Hong Sul sedang menceritakan
masalahnya. Hong Sul mengaku lebih sulit
menjalin hubungan Daripada ujian dan
berpikira akan mudah menerima orang lain yang berbeda dengannya
tapi pada kenyataanya itu sulit.
Pamanya menyimpulkan kalau yang diceritakan Hong Sul itu
adalah masalah pacarnya. Hong Sul menyangkalnya, Pamannya memberikan nasehat
kalau pada saat itulah hubungan yang sebenarnya dimulai, Saat mereka bertengkar, berargumen, keras
kepala maka mulai saling memahami dan karena ia belum pernah melakukanya maka dirinya itu
tetap sendiri.
In Ho sengaja membuka sedikit celah pintu gudang dan
kembali duduk didepan pianonya lalu memainkan musiknya. Hong Sul sadar ada
bunyi piano, Paman Hong menceritakan In Ho yang ada digudang dan sering
membantu di
barnya, sebelumnya sudah jarang main piano tapi karena ingin ikut kompetisi
jadi sering berlatih. Hong Sul mendengarkan irama musik yang dimainkan In Ho
sambil memainkan jari-jarinya seperti sedang bermain piano.
Sang Chul tiba-tiba masuk kedalam ruangan berteriak
memanggil Yoo Jung, melihat Yoo Jung duduk dimeja kerjanya, Sang Chul langsung
mengumpat dan menuduhnya sudah dari awal kalau tahu akhirnya pasti tak akan
lolos. Yoo Jung mengajak Sang Chul untuk bicara diluar.
“Hei... Kau mengatur agar aku lolos bagian pertama, kan? Lalu membuatku gagal saat
wawancara? Jadi Karena
kau anak Presdir, kau
bisa menentukan siapa yang lolos, hah? Beginilah
dunia ini.” teriak Sang Chul
Yoo Jung melotot mendengar Sang Chul membongkar semuanya,
beberapa pegawai terlihat panik. Sang Chul dibawa petugas kemanan karena
menyelonong masuk, sambil mengomel Yoo Jung yang berani mempermainkan anak dari
desa. Wajah Yoo Jung terlihat benar-benar marah melihat Sang Chul dibawa
keluar.
Hong Sul berjalan sambil menelp tapi terlihat binggung
karena tak diangkat. Sang Chul sudah diusir keluar dari gedung Taerang, saat
itu juga Yoo Jung langsung mendorong Sang Chul sampai ke dinding, karena bisa
semena-mena berbicara sembarangan. Sang Chul melepaskan tangan Yoo Jung, merasa
bisa melihat sifat juniornya yang sebenarnya.
“Aku mengalaminya tahun lalu, tapi tidak kukira seburuk ini. Wah, brengsek... Kalau kau tidak
meloloskanku bagian
pertama, Maka Aku tidak akan seperti ini.” ucap sang Chul. Yoo Jung mencengkram baju Sang Chul bertanya
darimana mendapatkan cerita itu
“Baek In Ha! Kau kenal, kan? Kalian berdua
dekat.” Kata Sang Chul dengan mata melotot
“Dengar baik-baik, Kau sendiri yang memilih pergi ke Taerang dan kau yang mengacaukan wawancara dengan tidak memiliki persiapan. Dan kau pikir bisa datang lalu marah-marah
seperti ini?” ucap Yoo Jung
“Kenapa kau melakukan ini padaku? Bukan karena aku mencuri catatan tak berharga itu, kan?” kata Sang Chul mengejek
“Kau bilang "Catatan
tak berharga"? Jadi menurutmu aHanya punyamu yang
berharga Dan milik
orang lain "tak berharga" Maka kaulah
orang seperti ini. Bukankah
ini waktunya sunbae juga
merasakannya. Bagaimana
rasanya kehilangan pekerjaan yang
tak berharga?” tegas Yoo Jung menyadarkanya,Sang Chul
terdiam dengan mata berkaca-kaca
Yoo Jung berjalana akan masuk dan bertapa kagetnya
melihat Hong Sul ada didepanya. Hong Sul terlihat sedih menatap pacarnya, Yoo
Jung seperti ketakutan karena Hong Sul bisa tahu yang dilakukan pada Hong Sul
untuk membalaskan dendamnya. Hong Sul langsung memeluk Yoo Jung.
“Jangan bicara apapun, Aku tahu apa yang terjadi, Aku tahu kenapa melakukannya, Bagaimana perasaanmu sekarang, Aku juga tahu. Jadi jangan cemas, karena Aku tidak akan kabur.” Ucap Hong Sul, Yoo Jung berkaca-kaca mendengarnya dan
memeluk erat Hong Sul
bersambung ke episode 15
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Park hae jin.....chua......!
BalasHapus~"Jangan bicara apapun,Aku tahu apa yang terjadi,Aku tahu kenapa melakukannya,Bagaimana perasaanmu sekarang,Aku juga tahu.Jadi jangan cemas, karenaAku tidak akan kabur.” Ucap Hong Sul "~
BalasHapussuka bngt yg dikatakan hong sul, hong sul bisa mengetahui apa yg dirasakan Yoo jung.. Memang pacaran yaitu bisa menerima sesuatu yg berbeda.. Sifat pasangan kita yg berbeda dgn kita, dan yg berhasil menerima itu menurut ku namanya cinta sejati.. Hahay (sok puitis)
tapi yoo jung apa bisa ya berubah?
uwaaahh... terharu banget denger kata2 hong sul.
BalasHapusjadi gak sabar dgn next episode..
Si sang chul itu koq dableg bgt ya... Kl di dunia nyata ada org kaya gt mungkin udah abis kena bogem temen2nya... Abis nyebelin bgt ckckck
BalasHapusHongsul kereen bsa nerima jung apa adanya...
Makasih banyak sinopsisnya...
Sukaaa banget saama scene terakhir,,,,,
BalasHapusYey akhirnya bora sama eun tak jadian jugaa :D
baper sm scene terakhir😭😭 smg sunbae sm seol happy ending.
BalasHapus