Dong Ho sedang ada di kantor memeriksa berkas, Sang Ho
menelp denga wajah panik memberitahu sesuatu yang gawat, Dong Ho melotot kaget
dan langsung keluar dari ruangan.
Ketika Dong Ho meninggalkan kantornya, seorang pria
dengan mengunakan masker dan topi masuk ke dalam kantor, ada sebuah pisau yang
digunakan untuk membunuh Joo Il dan
sengaja ditaruh dalam ruangan Dong Ho.
Dong Ho menyetir dengan wajah tegang mendengar suara Sang
Ho yang menangis memberitahu Joo Il ditikam dan sekarang masih belum sadar. Ia mengatakan akan pergi ke rumah sakit sekarang dan
berpesan agar Sang Ho tak meninggalkanya.
Sesampai dirumah sakit, Joo Il sudah tak sadarkan diri
dengan selang yang masuk ke dalam mulutnya. Sang Ho tak bisa menahan tangisnya,
Dong Ho menatap Joo Il yang sudah dianggap ayahnya terdiam diatas tempat
tidurnya.
“Maaf.... Hyung-nim.... Aku minta maaf.” Ucap Dong Ho tak bisa lagi menahan tangisnya menatap
Joo Il.
“Sang Ho. Sepertinya... aku harus bermain darah lagi. Masalah ini sudah keterlaluan. Aku tak bisa mundur lagi
sekarang.” Tegas Dong Ho sudah tak bisa lagi
menahan amarah dengan sikap il Ho pada Joo Il
Pengacara Song masuk ke dalam kantor sambil berteriak
memanggil Jin Woo, dengan nafas terengah-engah memberitahu sedang ada masalah
tentang Joo Il.
Di ruangan Dong Ho, Detektif Bae memperlihatkan surat
perintah penangkapan, atas percobaan pembunuhan Seok Joo Il. Jin Woo melotot kaget, Detektif Bae langsung memborgol
tangan Dong Ho, dengan mata sinis Dong Ho menyuruh Detektif Bae untuk menyingkirkan
borgol ini dari tanganya. Detektif Bae tak menghiraukan, malah menyuruh anak
buahnya untuk mengeledah ruangan.
Salah seorang polisi membawa pisau dengan bercak darah,
melaporkan kalau senjata untuk membunuh sudah ditemukan. Detektif Bae
mengatakan Dong Ho sudah tak bisa menyangkal karena barang bukti untuk membunuh
sudah ditemukan lalu menyuruh anak buahnya agar membawa Dong Ho sekarang.
Jin Woo terdiam seperti tak percaya, Sang Ho ingin
menahan Dong Ho karena menurutnya semua ini hanya salah paham. Polisi mendorong
Sang Ho agar tak usah ikut campur dan membawa Dong Ho ke kantor polisi.
In Ah kaget mengetahui Dong Ho yang ditangkap atas
tuduhan pembunuhan. Pengacara Song sadar Dong Ho terlihat seperti gangster, tapi menurutnya
tak mungkin membunuh
seseorang. Manager Yoon juga tahu Dong Ho sudah
menganggap Joo Il seperti ayahnya sendiri menurutnya mencurigakan
sekali.
“Sepertinya... Park Dong Ho telah dijebak.” Ucap Jin Woo sambil melihat berita online yang berjudul [Pengacara Park dari Tim Hukum
Il Ho ditangkap karena
percobaan pembunuhan Presdir Seok.]
Gyu Man bertanya apa sebenarnya yang terjadi, apakah benar
Pengacara Park menikam
Presedir Seok, karena menurutnya keduanya sudah
seperti ayah dan anak tapi sekarang malah Dong Ho menikam Joo Il sekarang.
“Gangster ternyata tak seloyal yang kelihatannya.” Komentar Gyu Man meremehkan Joo Il dkk
“Loyalitas mereka sangat sedikit, jadi, mereka bisa saling menikam untuk bisa selamat.” Balas Jaksa Hong
“Pengacara Park memang menakutkan, aku harus berhati-hati padanya.” Kata Gyu Man dengan senyuman liciknya.
“Dong Ho seharusnya mendukung Jin Woo dalam sidang ini. Tapi, sekarang dia malah duduk sebagai terdakwa. Sayap mereka telah patah.” Jelas Jaksa Hong
Gyu Man merasa keadaan ini sangat
menguntungkan bagi mereka, Jaksa Hong meyakinkan akan
menghilangkan sayap Pengacara Seo dalam sidang nanti.
Sang Ho datang menemui Dong Ho dipenjara. Dong Ho yang
mengunakan pakaian tahanan bertanya keadaan Joo Il. Sang Ho memberitahu Joo
Il masih
belum sadarkan diri. Dong Ho bertanya tentang
gengnya, apakah anak buahnya masih bertahan. Sang Ho menceritakan Banyak yang sudah kabur dan sekarang Hanya tinggal beberapa saja.
“Sang Ho... Sepertinya Nam Il Ho sedang mengincarku sekarang. Aku bisa tahu itu karena... Detektif Bae, anjing Ketua Nam itu yang datang menangkapku.” uca Dong Ho
“Jadi, Joo-hyungnim ingin mencoba untuk melindungimu.” Kata Sang Ho, Dong Ho langsung memukul meja meluapkan
amarahnya dan berpesan agar menjaga Joo Il
“Tapi... Siapa yang akan menjadi pengacaramu?” tanya Sang Ho khawatir, Dong Ho meminta Sang Ho tak
perlu khawatir, tugasnya memastikan agar Joo Il tetap selamat.
Jaksa Tak memberikan laporan Direktur
Pelayanan Pajak telah diganti,
jadi akan ada pemeriksaan besar untuk
10 perusahaan terbesar
di negara ini. Il Ho mengeluh ketua pajak yang selalu
melakukan hal yang sama.
“Aku akan menciptakan masalah yang baru agar bisa mengalihkan
perhatian mereka.” Kata Jaksa Tak
“Berkat kau, kita bias menghadapi masalah itu sekarang. Kau bisa pulang sekarang.” Ungkap il Ho bangga
Jaksa Tak pun pamit pergi saat itu berpapasan dengan
Jaksa Hong, sempat memberikan senyuma tapi Jaksa Hong terlihat sinis dengan
Jaksa Tak yang bisa menyaingi posisinya dalam Il Ho.
Jaksa Hong memberikan hormat lebih dulu, Tuan Nam meminta
Jaksa Hong melaporkan semuanya. Jaksa Hong menceritakan Geng
Seok Joo Il datang merengek pada
mereka karena bosnya sedang terluka. Tuan Nam menanyakan apa yang sudah harus dilakukanya.
“Mereka hanyalah gengster kecil. Hanya dengan uang sedikit, loyalitas mereka akan runtuh.” Kata Jaksa Hong
“Pastikan untuk tidak meninggalkan jejak apapun.” Pesan Tuan Nam,
Jaksa Hong mengerti karena Pelaku sebenarnya sudah disembunyikan.
“Sepertinya, Gyu Man tak tahu jika aku yang melakukannya.” Kata Tuan Nam, Jaksa Hong membenarka.
Tuan Nam pun bertanya siapa yang menjadi jaksa pada
sidang itu, Jaksa Hong memberitahu jaksanya adalah juniornya, jadi Tuan Nam tak
perlu mengkhawatirkan itu. Tuan Nam mengangguk mengerti.
Sang Ho mendatangi Jin Woo di kantornya, untuk membela
Dong Ho di persidangan karena yakin bosnya itu sudah dijebak, In Ah dan yang
lainnya melihat kedatangan Sang Ho yang meminta pembelaan dengan wajah kaget.
“Kau pasti tahu, bahwa dia tak mungkin membunuh Joo-hyungnim.” Ucap Sang Ho yakin
“Masalah mereka berdua bukanlah masalah bagiku.” Kata Jin Woo tak peduli.
“Jin Woo... Aku mohon.... Kau adalah harapan terakhir kami.” Ucap Sang Ho memohon
“Apa kau ingat, aku kehilangan ayahku karena Pengacara Park? Menurutmu, apa aku akan
membantunya?” tegas Jin Woo, Sang Ho tetap memohon
untuk membantunya.
“Kau sungguh tak tahu malu. Apa dia yang memintamu ke sini Agar Jin Woo mau membelanya?” sindir Manager Yoon
Sang Ho menegaskan bukan Dong Ho yang meminta datang tapi
ia sendiri yang datang dengan kemauanya sendiri, Pengacara Song sedikit
berteriak memberitau Sang Ho, kalau Jin Woo tak akan menjadi pengacara Dong Ho
jadi menyuruhnya pulang saja. Sang Ho tetap memohon karena hanya Jin Woo yang
bisa membersihkan nama Dong Ho.
Jin Woo memalingkan wajahnya, In Ah meminta dengan sopan
Sang Ho meninggalkan kantor karena sudah tahu hasil permintaannya akan sia-sia saja. Sang Ho menatap Jin Woo yang tertunduk seperti masih
memohon agar membela Dong Ho.
Dong Ho duduk sendirian dalam sel tahanan, teringat
kembali saat bertanya perasaan Joo Il setelah berkerja sebagai
anjing Nam Il Ho. Joo Il tertawa karena
mereka berdua sekarang adalah anjing dari Il Ho.
“Tapi tetap saja, aku telah menjadi CEO sebuah perusahaan, Dan kau menjadi pengacara paling mahal di negeri ini.” kata Joo Il bangga
Dong Ho kembali marah karena harus mengikuti ucapan Joo
Il yang membuat keadaanya seperti sekarang, bantalnya dilempar begitu saja
untuk melampiaskan amarahnya.
Jaksa Hong bertemu dengan Detektif Bae denga menanyakan
keadaan ayah dari Detektif Bae. Detektif Bae menceritakan Kesehatannya
sudah semakin membaik dan menurutnya Itu
semua berkat bantuan Ketua Nam.
“Bagaimana dengan permintaan kami?” tanya Jaksa Hong, Detektif Bae mengatakan sudah
melakukannya kemarin,
“Detektif Bae, kau juga membantu kami untuk mengurus Presdir Ha. Jika kau tak melakukan kesalahan apapun, hidupmu akan menjadi surga.” Kata Jaksa Hong
“Aku bersumpah untuk selalu setia, pada anda, Pengacara Hong dan
Ketua Nam.” Ungkap Detektif Bae
Hakim Kang sedang menerima hasil sidik jari dari NFS, Yeo
Kyung melihat dari kejauhan dengan wajah penasaran, memanggilnya. Akhirnya
keduanya bertemu diruang tunggu kejaksaan.
“Yeo Kyung.... Sepertinya... kasus Gyu Man tak akan selesai dengan mudah seperti sebelumnya.” Kata Hakim Kang, Yeo Kyung tak mengerti
“Yang aku maksudkan adalah kejahatannya yang lain.” Jelas Hakim Kang
“Apa yang kau maksudkan adalah kasus pembunuhan Oh Jung Ah itu?” tanya Yeo Kyung khawatir
“Aku masih belum bisa memberitahumu. Karena sekarang... aku ingin mendengar keterangan dari Gyu Man.” Ucap Hakim Kang
Tuan Nam melihat berkas Kasus
Pembunuhan Mahasiswi Seochon dengan mata melotot,
Yeo Kyung merasa masih bisa memaafkan kasus narkobanya, tapi tak bisa memaafkan kasus pembunuhan. Tuan Nam berpura-pura tak mengerti dengan ucapan
anaknya.
“Aku sudah tahu, bahwa Gyu Man-oppa... adalah pelaku yang sebenarnya. Ayah, tolong hentikan untuk terus menutupi kejatahannya. Itu tak akan membantu dia, aku akan......” ucap Yeo Kyung dan langsung mendapat tamparan
dari ayahnya.
“Gyu Man adalah pewaris dari Il Ho Grup. Kau harus melindungi dan membantu kakakmu, Bukannya melempar kotoran seperti ini.” tegas Tuan Nam
Yeo Kyung memegang pipinya sambil menangis tapi percaya
ayahnya bisa menamparnya, Tuan Ham tak
mau mendengarnya lagi dan menyuruhnya
segera keluar.
Gyu Man membuka lemari simpanan winenya sambil mengeluh
keadaan yang sangat menyebalkan sekali, karena Akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan ayah lagi, selain itu adiknya yang seorang jaksa pun tak akan banyak membantu, setelah itu meminum wine dengan merasakan nikmatnya
dunia. Sek Ahn tak banyak komentar dan hanya bisa diam.
“Hei.... Apa kau lupa mengurus si Song Ha Young itu? Aku mendapat masalah seperti ini karena mulut dia.” Kata Gyu Man sinis, Sek Ahn pun mengatakan akan
mengurusnya. Gyu Man pun memberikan senyumanya liciknya.
Gyu Man sudah ada diruang pertemuan penjara, terlihat
merasa jijik dengan ruangan itu. Dong Ho keluar menemui Gyu Man yang ingin
bertemu denganya. Gyu Man tersenyum mengejek menurutnya baju Tawanan
no. 2113 sangat cocok dengan Dong Ho
“Apa kau tak tahu, aku paling cocok dengan setelah jas? Gyu Man...” kata Dong Ho dengan senyuman.
“Aku hanya tak percaya. Kenapa kau menikam orang yang sudah kau anggap ayahmu
sendiri? Aku
sungguh tak percaya.” Komentar Gyu Man
“Apa kau sungguh tak tahu Ataukan hanya berpura-pura saja? Apa kau tak tahu, jika ayahmu lah dalang dibalik masalah ini? Sepertinya kau tak begitu mengenal ayahmu, 'kan? Ayahmu adalah iblis. Dia akan menyingkirkan
orang-orang yang
sudah tak berguna baginya. Dan
aturan itu juga
berlaku untukmu. Beritahu
ayahmu untuk berhati-hati dalam
melangkah.” Ucap Dong Ho yang membuat Gyu Man
menundukan kepalanya, menahan amarah
“Hei.... Khawatirkan dirimu sendiri, Kau akan membusuk dipenjara ini.” kata Gyu Man
“Entahlah, tapi... sepertinya, kau akan menemaniku di sini sebentar lagi.” Balas Dong Ho yakin
“Dari mana kau dapatkan kepercayaan diri yang tinggi itu?” ejek Gyu Man
Dong Ho menegaskan sesuai dengan pepatah akan menuai
seperti yang akan ditanam, dan Gyu Man akan mengetahuinya nanti jadi selalu
ingat kata-katanya, lalu mendekat membisikan “Jin
Woo...akan membunuhmu.” Setelah itu meningalkan
ruangan lebih dulu.
Gyu Man tersenyum melihat Dong Ho pergi meninggalkanya,
setelah itu tak bisa lagi menahan amarahnya dengan berteriak mengumpat,
menegaskan dirinya yang akan lebih dulu membunuh Jin Woo, sambil naik diatas
meja menegaskan tak akan mungkin masuk ke dalam penjara dan menendang kursi
dengan penuh amarah kesetanan.
Setelah keluar dengan menelp Jaksa Hong, bertanya siapa
pengacara yang akan membela Dong Ho nanti, Jaksa Hong seperti mengatakan tak
tahu, dengan berteriak menyuruh Jaksa Hong mencari tahu sekarang juga sambil
mengumpat kerjaan Jaksa Hong yang sangat lambat.
Hakim bertemu dengan Jaksa Chae dan Jaksa Hong,
memberitahu kalau sudah memeriksa keaslian dari video yang dikirimkan, dan akan menggunakannya dalam membuat putusan akhir. Jaksa Hong hanya bisa tertunduk diam karena mungkin
persidanganya akan kalah.
“Masih banyak wanita yang menjadi korban pelampiasan napsu Gyu Man.” Kata Jaksa Chae
“Aku akan menjadikan kesaksian
wanita dalam
video sebagai pertimbangan.” Kata Hakim, Jaksa Hong
hanya bisa melirik.
Setelah keluar ruangan, Jaksa Chae menelp In Ha untuk
memberitau Ha Young supaya mencari
saksi lainnya. Sementara Jaksa Hong menelp Gyu Man
untuk menanyakan keberadaanya, apakah sedang ada dikantor.
“Apa ada korban lain selain Ha Young?” tanya Jaksa Hong sudah bertemu Gyu Man diruanganya.
“Bagaimana aku bisa ingat?” kata Gyu Man sombong
“Jika kita ingin menang, kita
harus menemukannya
sebelum mereka. Jadi,
tolong beritahu aku.” Ucap Jaksa Hong
“Apa kau sedang menginterogasiku?” keluh Gyu Man
“Untuk bisa menang dalam sidang, saksi itu harus berada dalam
pihak kita.” Jelas Jaksa Hong, Gyu Man mulai
berpikir korban lainya, selain Ha Young.
In Ah memberitahu Ha Young bahwa Hakim
mengatakan akan membuat putusan jika
korban Gyu Man yang lain bisa bersaksi, lalu
bertanya apakah Ha Young tahu siapa korban lainya.
“Ya, namanya adalah Min Hee. Kami bertemu saat kami masih
trainee. Tapi, aku
sudah tak berhubungan lagi dengannya
setelah kejadian itu, bahkan
tidak tahu di mana
dia tinggal.” Cerita Ha Young
Sang Ho menunggu didepan kantor dengan menahan dingin dan
langsung menghampiri Jin Woo ketika baru datang, Jin Woo langsung menyuruh Sang
Ho pulang saja karena jawabanya tak akan berubah. Sang Ho memegang tangan Jin
Woo untuk mohon tapi Jin Woo tetap tak berubah dengan jawabanya menyuruh Sang
Ho segera pulang.
“Dia tak bersalah.... Kau pasti tahu itu. Nam Il Ho yang menjebaknya.” Kata Sang Ho, Jin Woo tak peduli memilih untuk pergi.
“Dong Ho-hyungnim ingin
menunjukkan video pengakuan
Gyu Man dalam persidangan ulang itu. Tapi,
gagal karena Joo-hyungnim datang
untuk menghentikannya.” Cerita Sang Ho, Jin Woo pun
membalikan badanya.
“Dia telah membuang segalanya hanya untuk menyelamatkanmu. Aku tak berbohong. Aku juga tahu bahwa kesalahannya padamu sudah tak bisa dimaafkan. Tapi Jin Woo, aku mohon... Selamatkan Dong Ho-hyungnim... Sekali ini saja.” Kata Sang Ho dengan mata berkaca-kaca, Jin Woo milih
untuk segera masuk ke dalam kantornya.
Dalam ruang rahasia, Jin Woo melihat artikel dan foto
Dong Ho sebagai orang yang harus dijebloskan kedalam penjara, teringat kembali
ucapan Dong Ho “dalang dari kecelakaan mobil adalah Nam Il
Ho.Karena dia, Aku kehilangan ayahku... Dan kau kehilangan kakak dan juga ibumu.”
Ketika bertemu dipengadilan, Jin Woo dengan sinis
bertanya apa mau Dong Ho sekarang. Dong Ho menjawab “Hanya ada satu hal
yang aku inginkan. Aku ingin membersihkan nama ayahmu.”
Jin Woo berusaha menjernihkan kepalanya sambil menatap
senyuman Dong Ho saat menjadi pengacara terkenal akibat bergabung dengan il Ho
grup.
Gyu Man bertanya pada Jaksa Hong apakah ia tahu Detektif
Gwak itu berkhianat. Jaksa Hong mengatakan sudah tahu, Gyu Man meminta Jaksa
Hong Jangan
hanya bilang, "Aku
tahu." Tapi yang dinginkan adalah Jaksa Hong membuat rencana yang sempurna, karena Hidup mereka berdua bergantung pada sidang ini.. Jaksa Hong terlihat gugup hanya bisa meminum air
didepanya.
“Siapa yang akan membela Pengacara Park?” tanya Gyu Man
“Belum ada. Dia akan kesulitan untuk mencari pengacaranya.” ucap Jaksa Hong
“Memangnya siapa yang akan membela preman?... Ahh.... Tunggu... Dia kan pengacara? Jadi Dia bisa membela dirinya sendiri.” Kata Gyu Man lalu tertawa mengejek, Jaksa Hong pun
mengikutinya walaupun terlihat kaku.
Seorang pria berkacamata masuk, Jaska Hong memperkenalkan
pria itu Jaksa Ko
Kwang Il dari
Kejaksaan Agung. Gyu Man pun memperkenalkan
namanya, jaksa Hong pun meminta Jaksa Ko untuk duduk disampingnya.
“Pengacara Hong sering bercerita tentangmu. Dia bilang kau sangat pintar dan juga terampil.” Kata Gyu Man, Jaksa Ko merasa itu berlebihan sekali.
“Jaksa Ko.. Apa yang akan terjadi jika korban Park Dong Ho meninggal?” tanya Gyu Man
“Putusannya akan menjadi kasus pembunuhan.” Kata Jaksa Ko
“ Jadi "Kita semua akan mati." Dan sepertinya inilah waktu
baginya.” Ucap Gyu Man dengan senyuman liciknya.
Ha Young baru pulang kerja, dikagetkan dengan beberapa
orang preman yang sudah menunggu didepan pintu. Dengan wajah ketakutan akhirnya
menelp seseorang untuk meminta bantuan.
Di cafe, In Ah sudah tahu Gyu Man akan
terus memaksanya agar menyerah. Ha Young tertunduk ketakutan, In Ah pun menyarankan Ha
Young untuk tinggal dirumahnya sementara sampai sidang selesai. Ha Young
menatap tak percaya, In Ah yakin keluarganya pasti
akan setuju, jadi In Ah tak perlu
merasa sungkan. Ha Young tertunduk ragu.
“Kami sedang mempersiapkan sidang untuk Nam Gyu Man. Bukan hanya dalam kasusmu, tapi semua kasus yang sebelumnya, termasuk kasus pembunuhan mahasiswi Seochon.” Jelas In Ah
“Apa kalian bisa mengalahkannya?” tanya Ha Young tak yakin
“Mungkin tak akan mudah, tapi
berkat kau, kami
bisa melangkah sejauh ini.” ucap In Ah merasa
bersyukur Ha Young mau melakukan sidang kembali.
In Ah pulang membawa Ha Young pada ayah dan ibunya, Ha
Young dengan sopan memperkenalkan namanya. Tuan Lee sudah mengetahui cerita
dari anaknya kalau Ha Young tinggal sendirian, Ibu In Ah merasa bangga Ha Young
bisa melalui semua keadaanya selama ini hanya sendirian. Ha Young merasa rendah
hati tak merasa seperti itu.
“Kau bisa tinggal di sini untuk sementara waktu, anggap rumahmu
sendiri.” Kata In Ah baik hati
“Tapi, apa tidak masalah jika aku tinggal di sini?” ucap Ha Young masih tak enak hati
“Aku hanya ingin berterima kasih karena kau mau percaya padaku.” Kata In Ah, dua orang tuanya pun memberikan senyuman
pada Ha Young.
Jaksa Hong berkunjung ke penjara, Detektif Gwak datang
dengan memanggil nama “Bapa” sambil bernyanyi dan ditanganya memegang alkitab.
Jaksa Hong mengejek Detektif Gwak sekarang jadi seperti pendeta. Detektif Gwak
mengucapkan satu kalimat dengan bijaksana
“Maafkan kami atas segala
kesalahan kami. sama
seperti kami memaafkan orang-orang
yang bersalah pada kami."”ucap Detektif Gwak
seperti mengikutinya kalimat dalam alkitab.
“Detektif Gwak. Apa kau sudah gila sekarang?” ejek Jaksa Hong
“Apa kau tak lihat aku sedang mencoba untuk bertaubat? Apa maumu sekarang?” tanya Detektif Gwak
“Kau mungkin lupa, bahwa Presdir
Nam juga
punya kekuasaan di penjara ini. Jika
sikapmu tidak baik, hukumanmu
akan diperpanjang.” Kata Jaksa Hong
memperingati
Detektif Gwak merasa Jaksa Hong sedang mengancamnya, Jaksa Hong memperingatkan pikirkan Detektif Gwak
salah kalau masih merasa aman didalam penjara. Detektif Gwak hanya mengucapkan
kata “amin” seperti tak peduli.
Hakim Kang melihat berkas persidangan Kasus
percobaan pembunuhan
Seok Joo Il dengan Terdakwa:
Park Dong Ho, tiba-tiba mata melotot tajam seperti
merasakan sesuatu yang mencurigakan.
Sek Ahn datang dengan terburu-buru, Gyu Man langsung
menyuruh Sek Ahn duduk lebih dulu sebelum menyampaikan beritanya. Sek Ahn
memberitahu yang menjadi Hakim dalam sidang Dong Ho adalah Hakim Kang, teman
mereka.
“Park Dong Ho, Kang Suk Kyu, Orang-orang yang aku benci sekarang berkumpul. Hebat sekali.” Kata Gyu Man kesal
“Suk Kyu terkenal sebagai hakim yang adil.” Ucap Sek Ahn sedikit tersenyum bangga. Gyu Man bertanya
maksud ucapan Sek Ahn mengatakan hal itu. Sek Ahn hanya bisa diam.
In Ah dan Jin Woo sedang berada diruangan rahasia, In Ah
memberitahu Hakim
Kang yang akan menjadi hakim
untuk sidang Park Dong Ho, jadi pasti
akan memberi putusan yang adil. Jin Woo mengangguk tapi terlihat tatapan seperti merasa gundah , In Ah melihat Jin Woo lalu dengan senyuman bahagia mengajak Jin Woo
pergi kesuatu tempat.
Taman bunga yang dipenuhi lampu-lampu terlihat sangat
indah, In Ah menceritakan selalu datang ke tempat itu jika pikirannya sedang kacau balau. Jin Woo mengangguk dengan senyuman, walaupun masih
terlihat raut saja sedih
“Jin Woo... Kami semua akan melakukan yang
terbaik untuk
periapan sidang Nam Gyu Man, jadi
jangan khawatir. Dan... Mengenai sidang Park Dong Ho...” kata In Ah berbicara berhati-hati
“Apa ini yang namanya takdir? Kecelakaan mobil ayah Park Dong
Ho, dan juga
sidang ayahku, lalu sekarang,
sidang Park Dong Ho. Kenapa
hidupku selalu terikat
dengannya? Aku
sungguh tak mengerti.” Kata Jin Woo lalu berhenti
berjalan.
“Apa menurutmu... keputusanku sudah benar untuk tidak membela Park Dong Ho?” tanya Jin Woo terlihat ragu
“Kau pasti seharian ini terus memikirkan masalah ini. Menurutmu kenapa? Itu karena kau percaya bahwa dia tidak bersalah dan Itulah kenapa kau terus memikirkannya seharian ini.” jelas In Ah
Jin Woo terlihat masih ragu, In Ah tahu Jin Woo tak
ingin ada korban
lain seperti ayah Jin Woo, jadi memberikan
kepercayaan sepenuhnya pada Jin Woo karena pasti akan membuat keputusan yang
benar. Jin Woo tersenyum melihat In Ah yang memberikan senyuman
padanya, tapi dari sorot matanya masih ada keraguan.
Sang Ho mengeluh tak bisa hidup jika terjadi sesuatu pada Joo Il, karena merasa tak bisa
hidup tanpanya. Sek Ahn memberikan semangata
agar Sang Ho tak perlu ikut mati juga karena ia harus
tetap bertahan.
“Hidup ini memang tak bisa diprediksi, ini Sungguh berat.” Keluh Sang Ho
“Hidup tidaklah berat... Tapi, hidup di negara dengan penguasa brengseklah yang berat. Karena aku tak mau menjadi
seperti itu, aku
akan keluar negeri saja.” Kata Sek Ahn sambil meminum
birnya.
“Kenapa? Apa Nam Gyu Man membuat kesalahan lagi?” tanya Sang Ho
“Tidak, hanya saja aku merasa sebentar lagi dia akan membunuh lagi.” Kata Sek Ahn
Sang Ho kaget bertanya siapa yang akan dibunuh Gyu Man,
Sek Ahn menunjuk dirinya, Keduanya langsung tertawa menganggap semua hanya
bercandaan. Sek Ahn merasa apabil Gyu Man mengetahui apa yang dilakukanya pasti
tak akan bisa dimaafkan, lalu mengatakan kalau ucapanya tadi hanya bercanda dan
mengajak Sang Ho kembali minum.
Dong Ho melamun dalam penjara, teringat saat terakhir
kali bertemu Joo Il meminta agar memanggilnya Hyung-nim seperti biasanya. Dong
Ho menolak, Joo Il tetap meminta Dong Ho kembali memanggilnya, Dong Ho hanya
menatap Joo Il lalu menghela nafas.
“Kau sudah besar..... Syukurlah.... Malam ini sangat dingin, pulanglah.” Ucap Joo Il dengan senyuman dan mata berkaca-kaca
Dong Ho tertunduk merasakan penyesalan yang teramat dalam,
karena tak bisa membuat permintaan Joo Il terkabul.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar