Hye Rim menyandarkan kepalanya di lengan Soo Hyun, lalu
bertanya Kapan Soo Hyun
mulai menyukainya. Soo Hyun menceritakan saat mereka
bertengkar karena Hye Rim mengambil kliennya. Hye Rim ingat saat itu Soo Hyun
malah menhinanya.
“Apa kau tidak ingat bagaimana aku menatap
lurus ke arahmu saat itu ? Aku tidak bisa melepaskan
pandanganku dari wajahmu.”akui Soo Hyun dengan
senyuman
“Dan setelah itu kau berteriak
padaku. Bagaimana
dengan yang terjadi
sebelumnya ketika kau marah dan berbicara tidak sopan padaku? Bahkan Setelah kau mengetahui aku mulai
kerja di sini?” kata Hye Rim
“Aku yakin orang normal akan
menendangmu keluar Tapi
aku banyak kerja keras karenamu dan itu semua karena aku
peduli padamu.” Jelas Soo Hyun
Hye Rim menyimpulkan Soo Hyun itu marah padanya karena
menyukainya, mengejek itu sangat kenakak-kanankan dan memberikan julukan Tuan
Choi yang kekanakan. Soo Hyun tersenyum
mendengarnya lalu bertanya balik kapan Hye Rim mulai menyukainya, Hye Rim
mengaku ketika Soo Hyun mengucapkan kata-kata psikologi yang tak mudah
diucapkan lalu menjadi
penasihat di klinik menurutnya itu sangat manis.
Soo Hyun pikir mulai sekarang harus
menggunakan banyak istilah khusus supaya
terlihat manis dimata Hye Rim. Keduanya saling menatap lalu berciuman, Soo Hyun
melihat kearah jendela kalau sudah menjelang pagi, Hye Rim dengan nada merengek
menanyakan kapan mereka akan bertemu lagi. Soo Hyun pikir 3 jam dari sekarang,
ketika Hye Rim membuka cafe dan ia membuka kantornya.
Hye Rim merengek itu sangat lama untuknya, Soo Hyun
mengelus rambut Hye Rim lalu mendengar bunyi pesan masuk ke dalam ponselnya. Ia
melihat pesan yang masuk dan baru dengar salah satu dosen
kuliahnya meninggal. Hye Rim bertanya apakah Soo Hyun akan pergi kesana hari
ini. Soo Hyun membenarkan karena dosennya itu menjadi ketua saat dikampus jadi
harus hadir.
“Aku rasa tidak bisa menemuimu hari ini
atau besok..... Sayang
sekali..... Aku tidak ingin berpisah darimu.” Rengek Hye Rim sambil memeluk Soo Hyun, Soo Hyun pun
merasakan hal yang sama tak ingin berpisah.
Di sebuah gereja
Nyanyian dari paduan suara mengiringi upacara kematian
dosen Soo Hyun, Prof Bae berbisik kalau dugaan teman dosenya itu meninggal
karena kanker
hati dan Seseorang bisa pulih secara penuh
dalam 5 tahun llau teman dosenya itu bertahan
selama 4,5 tahun, menurutnya itu sangat
disayangkan.
Soo Hyun merasa akhir-akhir ini banyak sekali orang yang
terkena kanker, jadi meminta Prof Bae berhati-hati dan memastikan agar tubuh
selalu sehat. Prof Bae terdiam sejenak dan berjanji akan terus menjaga
tubuhnya,
Pendeta meminta semua untuk berdiri karena mereka akan
memulai berdoa, tiba-tiba seorang anak kecil berdiri diatas bangku dan menyanyi
dengan lantang dan wajah tersenyum bahagia. Kedua orang tuanya panik karena
dalam upacara kematian harusnya bersedih dan berusaha membuat anaknya mereka
berhenti menyanyi.
Soo Hyun dan Prof Bae melihat si anak yang kebetulan
duduk di bangku sebelah mereka. Pendeta dan beberapa lainnya tersenyu melihat
tingkah anak kecil yang belum tahu tentang artinya kematian, dua orang tuanya
pun meminta maaf. Soo Hyun terlihat sinis melihat anak kecil yang membuat
kegaduhan.
Pendeta mulai melakukan doa dan semua mulai tertunduk
dengan memejamkan mata, Si anak kecil kembali berdiri diatas bangku menyanyi
layaknya seorang girl band dengan gaya yang centil. Si ibu pun berusaha untuk
membuat anaknya diam karena sedang dalam gereja. Prof Bae dan Soo Hyun melihat
kearah si anak seperti merasakan sesuatu yang janggal dari tinggal si anak.
Di dalam mobil
Soo Hyun menolak karena tidak
yakin bisa melakukannya. Prof Bae menjelaskan orang
tuanya meminta Soo Hyun jadi meminta tolong untuk melakukanya, dan juga Prof yang
meninggal adalah paman dari kedua orang tua itu jadi lebih baik membantunya.
“Aku belum pernah bekerja dengan
anak-anak sebelumnya dan juga
tidak baik kalau harus akrab dengan mereka. Kita tidak biasa, jadi...” ucap Soo Hyun berusaha menolak
“Meski begitu... Bukankah kau merasa sedikit penasaran? Dia selalu bangun dan bernyanyi
kapanpun dan tak diam. Bukankah ini bagus? Dan akan
membantumu dalam penelitian.” Kata Prof Bae
Si anak kecil memainkan barang-barang diatas meja apabila
Soo Hyun mewawancarai klienya. Soo Hyun melirik sambil mendengarnya cerita
tentang si anak dari orang tuanya. Orang Tua si anak menceritakan anaknya yang
selalu menyanyi setiap
hari, padahal semua anak murid TK pasti akan diam ketika
gurunya menyuruh diam tapi anak mereka semenjak bangun tidur pasti akan
menyanyi, bahkan ketika sudah mematikan lampu untuk tidur anaknya terus saja
menyanyi.
Soo Hyun menghentikan cerita ibunya, lalu memanggil anak
yang bernama Soo Dam untuk mengajak duduk bersama mereka juga. Sang Ayah
memanggil anaknya, tapi Soo Dam tak mau mendekat, akhirnya sang ayah mengendong
Soo Dam untuk duduk dipangkuanya.
“Maaf. Saat dia tertarik pada
sesuatu, maka dia akan terus
terhanyut didalamnya.” Jelas ayahnya lalu menarik
tangan sang anak yang memang rambutnya.
“Apa dia sering menarik rambutnya?” tanya Soo Hyun melihat tingkah Soo Dam
“Ya. Kadang-kadang, Dia menggigit
dan memakannya juga.” Jelas sang ayah, Soo Hyun
menanyakan tentang keluarga inti Soo Dam
“Dia punya seorang kakak perempuan
yang lebih tua 2 tahun darinya Dan
So Dam sudah 6 tahun sekarang.” Cerita sang ibu
Soo Dam kembali turun dari pangkuan ayahnya untuk kembali
bermain. Sang Ayah menceritakan anaknya sangat serakah apabila soal
makanan dan cukup sering berbohong. Sang ibu pun mengetahui Soo
Bam juga bermasalah karena
terus mengotori seprai jadi
ia harus mencuci pakaian dan seprainya setiap hati.
“Sebuah masalah
perkembangan?” gumam Soo
Hyun
“Tapi dia sangat pinta dalam belajar. Beberapa anak belum menguasai tulisan hangul tapi dia tahu hangul dan bahasa
inggris. Bahkan beberapa kata bahasa inggris.”
Cerita sang ayah, ibu Soo Bam menambahkan anaknya itu sudah tahu angka bahkan
sampai 15 digit.
“Apa dia genius?” gumam Soo Hyun kembali menduga-duga
“Dan... Dia suka membunuh
serangga. Aku tidak
tahu apakah dia tidak punya ketakutan atau
empati tapi dia
membunuh sejenis serangga dan kecoa...” cerita
Ibunya lalu melihat anaknya yang mendekati Soo Hyun.
Soo Hyun melihat kantungnya yang dimaksukan sesuatu oleh
Soo Dam, dan langsung menjerit ketakutan ketika melihat kecoak mati yang ada
didalam saku celananya. Ibu Soo Dam menceritkan anaknya setelah membunuh kecoak
maka akan memberikan pada orang lain. Soo Hyun melempar berkasnya agar menutupi
kecoak yang mati dilantai. Soo Dam tanpa rasa bersalah pergi ke dekat ayahnya
dan mulai memainkan barang yang lain.
Di dalam mobil
Soo Hyun menceritakan pasienya kali ini anak berumur 6
tahun dengan nama Park
Soo Dam. Hye Rim dengan wajah sumringah memuji nama yang bagus
dan menurutnya sangat imut ketika menyanyi. Soo Hyun menjelaskan masalahnya
bahwa Soo Dam itu menyanyi kapapun yang diinginkanya, ditambah lagi dirinya
kurang bisa bersahabat dengan anak-anak jadi meminta agar Hye Rim bisa
mendekatinya.
“Aku pikir penting untuk
mengamatinya dalam lingkungan sekitar, jadi
kita membawanya hari ini.” jelas Soo Hyun dengan wajah
serius
Sebuah mobil jemputan menurunkan Soo Dam didepan
rumahnya, Hye Rim langsung menyapa Soo Dam sambil mengelus rambutnya memujinya
sangat cantik, lalu memperkenalkan namanya dan bertanya siapa nama anak itu.
Soo Dam hanya diam saja dan memelintir rambutnya, Soo Hyun mengamati tingkah
Soo Dam.
Hye Rim binggung melihat Soo Dam tiba-tiba menangis, lalu
bertanya kenapa Soo Dam menangis sambil mencaritahu apa yang membuatnya
menangis, lalu ia mencium sesuatu dan meraba ke bagian celananya, dengan wajah
melas memberitahu Soo Dam buang air besar, Soo Hyun menatap Soo Dam yang
menangis dan hanya bisa menutup hidungnya.
Hye Rim pun membersihkan Soo Dam di kamar mandi,
sementara Soo Hyun mengamati seisi rumah mulai dari foto keluar dengan Soo Dam
dan kakak serta ibunya, lalu melihat foto Tuan Park yang menyanyi. Ia juga
melihat buku gambar dengan gambar sepasang raju dan raja berasa ditaman buah,
dibaliknya ada gambar dua wajah raja dan ratu dan gambar hati dengan tulisan
dibawahnya [Park So Yul] Setelah itu pindah ke buku gambar milik Soo Dam hanya
bertuliskan abjad dari A-Z.
Sementara Hye Rim sudah selesai membersihkan Soo Dam jadi
meminta Soo Hyun untuk menjaganya karena akan membersihkan yang lainya. Soo Dam
berjalan perlahan mendekati Soo Hyun, sementara Soo Hyun terlihat canggung
menyapa Soo Dam.
Hye Rim keluar dari kamar mandi kaget melihat sesuatu
didepanya, Soo Dam sudah merangkul kaki Soo Hyun dengan erat, lalu bertanya apa
yang sedang dilakukan Soo Dam sekarang. Soo Dam mengaku sangat menyukai Soo
Hyun dan ingin menikah denganya. Hye Rim tertawa mendengarnya.
“Wow... Bagaimana kau membuatnya
seperti itu?” tanya Hye Rim mengejek
“Entahlah... Aku tidak begitu
ingat.” Ucap Soo Hyun heran, Soo Dam melepaskan tangannya dan
pergi ke tempat lain
“Walau begitu, aku yakin kau telah
melakukan sesuatu padanya.” Kata Hye Rim, Soo Hyun
mengaku tak tahu.
Tiba-tiba mereka mendengar suara dari dapur, Hye Rim
langsung berlari begitu juga Soo Hyun, didapur pun terjadi keributan karena
jeritan Hye Rim, api menyala cukup besar dari kompor. Hye Rim berusaha
menyelamatkan Soo Dam dan Soo Hyun menyiram dengan air sampai api pun mati.
Soo Dam asik menulis dimeja belajarnya, Tuan Park dengan
wajah lesu menceritakan tingkah anaknya yang tak bisa tidak
bisa mengalihkan pandangan darinya karena selalu
menyebabkan masalah.
“Apa dia sering bermain dengan
api?” tanya Hye Rim
“Tentu. Setiap hari, dia...” kata Tuan Park lalu terhenti memanggil istrinya untuk
keluar dan berbicara dengan Soo Hyun serta Hye Rim. Nyonya Park meminta waktu sebentar
lagi karena harus melakukan sesuatu.
“Besok ada babak penyisihan untuk kontes
"Anak Cantik", jadi... Aku
terus bilang kalau dia tidak akan menang, tapi dia bersikeras.” Jelas Tuan Park
“Apa So Dam ikut kompetisi?” tanya Soo Hyun
“Tidak. Ini So Yul, kalau So Dam lebih cocok untuk
kompetisi anak berbakat.” Jelas Tuan Park, Hye Rim
dan Soo Hyun melihat Soo Dam masih asik menulis dibuku gambarnya.
Soo Hyun berjalan kearah kamar, Nyonya Park sibuk
memasangkan baju dan meminta maaf karena Soo Yul ingin ikut kontes, Soo Hyun
tersenyum memuji Soo Yul yang cantik dan melihat foto Nyonya Park sebagai Miss
Tangerine dan juga Soo Yul berdandan cantik bak
ratu sementara Soo Dam sibuk dengan menuliskan dimeja.
Tuan Kim mengomel pada sekertarisnya karena ketika bangun
pagi masih melihatnya, lalu sekarang anaknya itu sudah menghilang dan berteriak
kalau bukan mencarinya. Sekertaris memberitahu sudah ada orang yang mencari
anaknya.
“Jadi mereka semua mencari anaku? Apa kau mencoba memberitahu orang disekitar kita atau
apa?” teriak Tuan Kim marah, salah seorang pria yang tua
berlari dengan nafas terengah-engah memberitahu kalau mereka suda menemukanya.
Anak dari Tuan Kim duduk dengan wajah ketakutan, seorang
pelayan meminta agar wanita itu berdiri karena nanti akan
dapat masalah besar. Anak itu mengeleng padahal
sudah terlihat sangat kedinginan.
Tuan Kim melihat anaknya yang bersandar di batang pohon,
Sekertaris memberitahu kalau anak tuan Kim ditemukan oleh orang yang sedang
mendaki gunung dan mereka mencegah untuk tidak melaporkan ke polisi, Tuan Kim memerintahkan agar memberikan uang pada orang
tersebut agar tutup mulut.
Si wanita terlihat ketakutan dengan melirik kearah Tuan
Kim dan tetap tak mau bangun, Pelayan pun memaksa agar anak tuan Kim bangun
Tuan Kim melihat anaknya, hanya bisa menarik nafas panjang dengan wajah sedih.
Hye Rim sudah menunggu di rumah Tuan Kim sebelum Tuan Kim
datang, Tuan Kim langsung menyalami tangan Hye Rim ketika baru masuk ke dalam
rumah, mengaku merasa lebih baik bertemu dengannya. Hye Rim menyapanya dengan ramah menanyakan kabar
tuan Kim, lalu membersihkan jaket Tuan Kim yang kotor.
“Kau punya mata yang cukup tajam. Saat seperti ini, kau mirip
dengan putriku!” puji Tuan Kim sambil
memegang hidungnya.
“Oh, ya... Soal ketidakakuratan
putrimu waktu itu... Ini
karena aku tidak bisa melihatnya langsung. Marie Antoinette menggunakanku
untuk melihat orang lain... tapi
aku hanya dengar darimu, jadi...” kata Hye
Rim dengan senyuman malu-malu, Tuan Kim meminta tak perlu khawatir lalu duduk
bersama Hye Rim.
“Beritahuku tentang perkembangan perusahaanku
tahun ini.” kata Tuan Kim, Hye Rim mengeluarka
kipasnya dan langsung berbicara dengan bahasa Prancis.
“Apa yang dikatakan? Perusahaanku
melakukan "buy one get
one free" belakangan ini... Apa
yang dia pikirkan soal itu?” ucap Tuan Kim
“...Dia menyebut itu. Tapi daripada memberi mereka
barang yang sama, bagaimana
kalau memberikan kosmetik lain dengan harga sama? Kosmetik punya tanggal
kadaluarsa. Jadi bila
kau memberi mereka barang sama, lalu kau harus menghabiskannya dengan cepat. Itu
tidak bagus.” Jelas Hye Rim memberikan saran, Tuan
Kim mengetuk tanganya di meja seperti tak yakin
“Jadi kau harus buat "buy one, get another one
free" event. Orang
akan menyebarkannya dari mulut ke mulut sampai sosial media Dan kau bisa menaruh produk yang
kurang popular, maka akan
mengurangi barang di gudang Jadi kau bisa
mendapatkan 3 burung dengan satu batu.” Jelas Hye Rim
Tuan Kim memuji Hye Rim yang bisa membaca pikiran seperti
itu, lalu menyuruh sekertarisnya untuk mencaritahu tentang promosi dan menganti
cara promosi mereka seperti yang
dikatakan Hye Rim. Sekteraris mengerti lalu memberikan tas belanja yang
dibawanya.
“Oh, ya.... Aku menyiapkan sebuah hadiah
untukmu, ini Makeup.” Kata Tuan Kim
“Oh, benarkah? Aku akan memakainya
dengan baik!” ucap Hye Rim sumringah dan melihat
isinya.
Tuan Kim tahu Hye Rim sudah dengan barang sampel, jadi
meminta sekertarisnya untuk mengambil sampel make up yang belum dirilis, lalu
mengeluarkan semuanya dari dalam tas. Hye Rim pun mencoba tersenyum padahal
berharap mendapatkan make up mahal.
Hye Rim menerima pesan dari Soo Hyun “ Apa
kau punya waktu? Aku pikir kita harus bertemu klien bersama...” wajah Hye Rim tersenyum membacanya. Soo Hyun memakain
jaket dalam ruanganya, Ji Ho masuk bertanya apakah Soo Hyun akan pergi, Soo
Hyun memberitahu akan pergi bertemu klien.
“Tapi menemui klien di luar kantor
bukan jadwalmu untuk hari ini.” kata Ji Ho heran, Soo
Hyun mengatakan memiliki klien yang tak perlu diketahui Ji Ho lalu keluar
ruangan.
Hye Rim memoles wajahnya dengan make up, dan juga
bibirnya dengan lipstik yang bisa membuatnya tambah cantik. Soo Hyun turun ke
cafe, Hye Rim dengan senyuman menanyakan klien apa yang harus mereka temui, Soo
Hyun memberitahu klienya itu wanita, usianya 35 tahun dan bekerja sebagai peramal. Hye Rim tersipu malu lalu mengikuti Soo Hyun keluar dari
cafe.
Ji Ho menelp Seung Chan bertanya apakah Soo Hyun punya rencana untuk menemui
klien di luar kantor hari ini, Seung Chan memberitahu tak ada jadwal, Ji Ho yakin memang benar tak ada tapi
ada sesuatu yang aneh, lalu terdiam melihat Soo Hyun yang membuka pintu mobil
agar Hye Rim masuk ke dalam.
Soo Hyun dan Hye Rim berjalan menyusuri pertokoan, Hye
Rim melihat ada penjual permen kapas, Soo Hyun mengeluh itu seperti anak kecil
dan ia juga tak suka dengan permen kapas. Hye Rim merengek kalau bukan untuk Soo Hyun tapi meminta dibelikan
untuk dirinya.
Tiba-tiba Soo Hyun mengandeng tangan Hye Rim menurutnya
berjalan seperti itu tak akan sulit, Hye Rim tersenyum sumringah. Seorang
wanita datang menghampiri mereka bertanya apakah mereka berdua pasangan, karena
mereka akan memberikan diskon 20% untuk pasangan melakukan spa.
“Kalian berdua pasangan ‘kan?” tanya Si wanita, Hye Rim melirik pada Soo Hyun menanti
jawabanya.
Soo Hyun dengan wajah yakin mengaku kalau mereka pasangan
dan mengambil brosurnya. Hye Rim
mengejak Soo Hyun yang mengaku mereka pasangan tapi tak mau membelikan
permen kapas. Soo Hyun pun ingin membelikanya, Hye Rim menariknya untuk tak
perlu membelikanya, memilih untuk bersandar dilengan untuk berjalan bersama.
Yoo Rim menzoom kamera melihat Ji Ho yang melamun sambil
bersandar di rak buku, bahkan meminta maaf padahal orang yang menendang
bukunya. Yoo Rim pun mendekat Ji Ho, mengatakan sangat sadar kalau Ji Ho itu
memiliki waktu yang sulit karena kakaknya, tapi meminta agar memisahkan antara
belajar dan urusan cinta.
“Aku sedang merekam sekarang, Apa Kau tidak bisa fokus?” keluh Yoo Rim
“Aku tidak seperti ini karena
ditolak. Ini
karena aku khawatir padanya.” Kata Ji Ho
“Kenapa? Dia masih terlihat baik-baik saja setelah menolakmu.” Ucap Yoo Rim
“Tidak. Dia sedang berada di
situasi yang berbahaya.” Kata Ji Ho
Yoo Rim binggung maksud dengan ucapannya, Ji Ho
menanyakan apa yang dilakukan Yoo Rim apabila Kakaknya itu berkencan dengan
pria yang buruk. Yoo Rim kaget mengetahui kalau kakaknya itu berkencan. Ji Ho hanya bisa menjedutkan kepalanya dengan wajah
melas.
Hye Rim makan sambil menatap Soo Hyun, lalu tertawa mengingat
pertama kali melihatnya di restoran itu dan mengoda kalau sebelumnya itu cukup
menarik. Soo Hyun mengaku karena sebelumnya Hye Rim meragukannya. Hye Rim bertanya alasan Soo Hyun mengirimkan bunga
dan juga tak datang saat pertunjukan. Soo Hyun melirik matanya seperti takut
kebohongan terbongkar.
“Aku ingin menarik perhatianmu
lewat sesuatu yang unik, selain itu Karena
Ji Ho dan Seung Chan menyukaimu.” Jelas Soo Hyun
“Bagaimana kau tahu mereka
menyukaiku?” tanya Hye Rim
“Itu Cukup jelas, Aku ini
seorang psikolog sudah pasti bisa melihat dengan jelas.” Kata Soo Hyun menyakinkan, Hye Rim pun bisa
membenarkan, lalu kembali makan.
“Oh Yah...Ji Ho sudah mengakui perasaanya padaku” cerita Hye Rim, Soo Hyun bertanya
apa jawaban Hye Rim.
“Aku menolaknya sehalus mungkin dan yang aku dengar dia punya waktu
yang sulit karena itu” cerita Hye Rim merasa
bersalah
“Ya....
Dia berada di usia
dimana orang merasakan sakit, Bagaimana
dengan Seung Chan? Dia
mengakui perasaan padamu ‘kan?” kata Soo Hyun
“Dia memang juga mengakuinya, tapi... Aku tidak bisa langsung
menolaknya, jadi...” kata Hye Rim ragu
Soo Hyun bertanya apakah Hye Rim akan membiarkan begitu
saja, Hye Rim mengatakan kalau sudah bersikap
seolah tidak tertarik, ketika ingin menolaknya tapi Seung Chan seperti tak
memberikan kesempatan. Soo Hyun menyuruh Hye Rim mengatakan
sesuatu untuk menjelaskannya di situasi seperti sekarang
karena sikapnya itu seperti memberikan harapan palsu.
Hye Rim mengangguk mengerti dan akan menolaknya
dengan halus. Soo Hyun tak suka dengan cara Hye Rim
yang halus karena mengenal sang adik,
jadi Hye Rim harus bilang dengan jelas, seperti "Aku tidak menyukaimu, jadi
mundurlah..." Hye Rim merasa hubungan
sudah dekat jadi tak mungkin mengatakan itu pada Seung Chan.
“Lalu... Apa kau akan akrab dengan
aku dan dia juga?” ucap Soo Hyun dengan wajah cemberut.
“Bagaimana bisa kau bandingkan
dirimu dengannya? Kamu
cemburu padaku ‘kan?” goda Hye Rim dengan senyuman
“Ini bukan cemburu, tapi Ini karena hubungan antara pria
dan wanita harus jelas. Kau cukup jauhkan Seung
Chan tanpa harus memikirkan perasaannya dan kau tidak
bisa memberikannya apapun.” Tegas Soo Hyun
Hye Rim pikir akan mempertimbangkanya, Soo Hyun menyuruh
tak perlu berpikir lagi, Hye Rim mengerti akan langsung memberitahu pada Seung
Chan secara jelas, lalu mengoda Soo Hyun itu sangat cemburu. Soo Hyun hanya
bisa tersipu malu mendengarnya.
Ji Ho kembali latihan Hapkido, Yoo Rim mengikutinya
bertanya siapa pria yang berkencan dengan kakaknya itu, Ji Ho memberitahu
orangnya itu Soo Hyun, Yoo Rim tak percaya lalu bertanya bagaimana Ji Ho tahu
kakaknya sedang menjalin hubungan dengan Soo Hyun.
“Mereka berdua izin dan keluar bersama. Aku yakin mereka berkencan
sekarang.” Cerita Ji Ho
“Wow... Apa yang terjadi di dunia ini Dia benar-benar mendapatkan seorang penjaga untuk dirinya!” kata Yoo Rim, Ji Ho kembali latihan Hapkido.
Yoo Rim kembali mengikutinya bertanya tentang pria
buruk dan bertanya apakah Soo Hyun memiliki kepribadian
yang buruk. Ji Ho menjelaskan bukan seperti itu,
tapi Soo Hyun sengaja mendapatkan kakaknya sebagai
bagian dari eksperimen. Yoo Rim berpikir kalau itu Eksperimen
tipe ideal dan yang didengarnya sudah berakhir.
Ji Ho mengatakan semua belum berakhir dan masih
berlanjut. Yoo Rim bertanya apa kelanjutanya dan menebak eksperimennya
akan membuat sesuatu yang buruk
untuk kakaknya. Ji Ho membenarkannya, lalu kembali
berlatih dengan memanggil nama “Go Hye Rim”
Hye Rim sudah sampai rumah sambil menelp kalau sudah
masuk kamar lalu bertanya balik apa Soo Hyun sudah sampai. Yoo Rim masuk ke
dalam kamar, bertanya apakah kakaknya itu sedang berkencan dengan Soo Hyun. Hye
Rim menyuruh adiknya pergi saja, dan berbicara di telp baru saja selesai mandi
dan sudah berganti baju, lalu dengan tersipu malu bertanya apa yang sedang
dilakukan Soo Hyun.
Yoo Rim mendengar nama Soo Hyun mengomel karena kakaknya
tak memberitahu kalau sedang berkencan dan ingin membahas tentang eksperiment.
Hye Rim terus menyuruh adiknya agar keluar dari kamarnya, dan berbicara kalau
Soo Hyun bisa berganti pakaian dengan nyaman.
“Ji Ho beritahuku kalau eksperimen
yang menyangkut dirimu belum selesai” kata Yoo
Rim, Hye Rim pun memberhentikan telpnya sejenak
“Keluar! Cepat
Keluar
sana!”
teriak Hye Rim dengan mata melotot, Yoo Rim pun memilih untuk keluar dengan
cemberut merasa yakin kakaknya akan baik-baik saja,
karena keduanya terlihat saling mengilai satu sama lain jadi tak mungkin melakukan
eksperimen buruk pada kakaknya.
Hye Rim berbaring di tempat tidurnya, Soo Hyun bertanya Kapan
cinta pertama Hye Rim. Hye Rim pikir itu sekarang,
sambil memiringkan badanya bertanya balik. Soo Hyun mengaku saat masih kelas 6
SD, Hye Rim bertanya wanita seperti apa cinta pertamanya itu.
“Dia cantik dan Dia ada bergabung dalam sebuah club, Tapi dia
mendekatiku duluan, dan memintaku untuk berpacaran dengannya.” Cerita Soo Hyun, Hye Rim bertanya apa yang terjadi
selanjutnya, apakah mereka berkencan.
“Tidak. Aku pikir dia mendekatiku
karena dia menyukaiku, tapi bukan itu alasannya. Tapi Itu karena hanya aku satu-satunya laki-lali yang
tidak tertarik padanya.” Cerita Soo Hyun
“Yeah, wanita seperti itu kadang. Mereka mengejar lelaki yang tidak
tertarik padanya. Itulah
kenapa pendeta katholik sangat populer.” Kata Hye
Rim
“Yeah.... Setelah berpengalaman sekali seperti itu, aku mulai menanyai alasan
menyukaiku. Aku
berkata pada diriku, "Dia hanya menyukaiku karena x, y, dan z. dan ini Bukan perasaan sejati."” Jelas Soo Hyun
“Jadi kau tidak menyukai seseorang
setelah kejadian itu?” tanya Hye Rim
Soo Hyun membenarkan, Hye Rim berpikir kalau dirinya itu
cinta pertamanya sekarang, Soo Hyun sedikit tersenyum dengan terpaksa. Hye Rim
meminta Soo Hyun menyanyikan lagu untuknya. Soo Hyun menolak karena tak
mengenal nada. Hye Rim menyakinkan kalau seorang yang disukai menyanyikan
sebuah lagu pasti tetap terasa indah.
Ia merengek meminta Soo Hyun menyanyikan lagu untuknya,
Soo Hyun gugup mengatakan tak pernah selama ini menyanyikan untuk seseorang.
Hye Rim mengatakan apabila menyukai seseorang maka akan mulai
melakukan hal yang belum pernah dilakukanya
jadi meminta untuk cepat menyanyikanya dan mengancam akan menutup telpnya kalau
tak mau menyanyi.
Soo Hyun menegakan badannya mulai menyanyi dengan suara
serak-seraknya “Hari melelahkan sudah lewat... Ada Dua orang dibawah rembulan, satu bayangan...Kebahagiaan yang
samar, dapat diraih saat aku menutup mata “
Hye Rim mulai menutup matanya membiarkan ponselnya
ditelinga mendengar suara Soo Hyun yang menyanyi, Ia membayangkan saat pertama
kali masuk ke ruang ramalnya melihat Soo Hyun yang memberikan senyuman dan itu
pertama kalinya Soo Hyun jatuh cinta padanya
Setelah itu Soo Hyun yang mendorongnya ke dinding dan
bertanya apa yang dinginkanya, pertama kali Hye Rim meminta agar berkencan
untuk membuktikan perasaanya. Lalu mengulurkan tangan ketika menaiki tangga
darurat menuju parkiran. Soo Hyun juga sangat marah ketika tanganya di pegang
oleh pria lain dan menariknya pergi.
Soo Hyun juga memberikan perhatian dengan mengulung
bajunya ketika mencuci piring dan mengucapkan terimakasih karena sudah berkerja
keras melayani semua tamunya. Terakhir kali Soo Hyun memeluknya dan membisikan “aku
mencintaimu... Go Hye Rim” sebagai pernyataan rasa sukanya.
Hye Rim tersenyum-senyum mendengarnya suara Soo Hyun yang
masih menyanyikan lagu untuknya.
Hye Rim berjalan ke sebuah hutan melihat seseorang yang
berlari didepanya, dalam hatinya sangat yakin Orang itu
Antoinette... Marie
Antoinette, berusaha mencari kembali, lalu
membalikan badanya karena merasakan sesuatu.
“Lelaki itu palsu. Bukan pria yang itu... tidak peduli apapun!” tegas si wanita mirip Marie
Antoinette
Hye Rim terbangun dari tidurnya dengan melotot, lalu
duduk dengan mata memincingkan matanya menduga ada sesuatu hal yang akan
terjadi.
Hye Rim datang menemui Seung Chan di cafe, Seung Chan
mengatakan sudah memesan minuman coklat dan ingin memesan juga untuk Hye Rim. Hye
Rim dengan cepat menolaknya karena tak ingin minum apapun. Seung Chan kaget
melihat sikap Hye Rim lalu bertanya apakah terjadi sesuatu yang buruk.
“Aku suka dengan Choi Soo Hyun. Aku menyukainya sekarang, tapi kita kencan belum lama ini. Maaf, Seung Chan..... Aku seharusnya memberitahumu
lebih awal.” Akui Hye Rim, Seung Chan menghela nafas
meminta agar tak menyukai kakaknya.
“Aku tahu kau tidak menyukainya. Tapi, bagiku... “ ucap Hye Rim disela oleh Seung Chan
“Dia tidak dapat dipercaya! Jika kamu mengencaninya....” kata Seung Chan dan dibalas dengan selaan Hye Rim
“Bagiku, dia orang yang baik Sudah lama sejak aku merasa
seperti ini.” tegas Hye Rim
Seung Chan tak percaya Hye Rim bisa jatuh cinta dengan
kakaknya, lalu ingin membahas tentang eksperiment, Hye Rim mengatakan kalau Soo
Hyun sudah mengakhirinya, bahkan merobek kontrak, dan menghapus
semuanya di komputer. Seung Chan menanyakan tentang tes fMRI. Hye Rim dengan tegas tak akan melakuannya.
Soo Hyun kaget mengetahui adiknya yang membahas tentang
eksperiment sudah berakhir. Seung Chan mengatakan kalau Hye Rim yang
memberitahu bahwa eksperiment itu sudah berakhir dan masih tak percaya
kakaknya itu sudah menyerah. Soo Hyun yakin adiknya itu mendapatkan penolakan dari
Hye Rim. Seung Chan meminta kakaknya menjawab pertanyaannya.
“Apa Kau benar mengakhirinya? Jika kau bohong lagi, aku akan
memberitahu padanya” kata Seung Chan mengancam
“Aku sudah mengakhirinya.” Tegas Soo Hyun
Seung Chan masih tak percaya meminta untuk melihat isi
komputer kakaknya, Soo Hyun pun mempersilahkanya. Seung Chan melihat isi folder
di tempat kakaknya tak ada file tetang eksperiment madame antoine. Soo Hyun
mersa adiknya bisa melihat kalau tak ada lagi. Seung Chan masih tak percaya
karena mungkin kakaknya menyimpan dalam USB atau Hard disk external.
“Choi Seung Chan... Kau bicara soal kepercayaan dirimu yang
rendah. Cukup
hadapi kenyataan! Kau
ditolak oleh Hye Rim, dan aku dipilih olehnya.” Kata
Soo Hyun bangga dengan mengangkat dua lengan seperti popeye.
“Kau pikir tujuan tidak akan
tercapai hanya karena menjadi kiper?” ejek Seung Chan
“Tapi tetap, posisi kiper tidak akan berubah.” Kata Soo Hyun yakin, Seung Chan menegaskan kalau akan
terjadi gol berkali-kali,
“Walaupun begitu, penyerang tidak
akan menjadi kiper.” Ucap Soo Hyun yakin,
Seung Chan tetap merasa permainan
belum selesai karena Soo Hyun hanya
dapat nilai 6% dari
tes fMRI. Soo Hyun
merasa tak perlu mencemaskan itu karena Hasil fMRI kali ini akan berubah, Seung Chan kaget karena kakaknya akan melakukan tes
FMRI lagi, Soo Hyun menegaskan akan melakukan untuk mengakhiri eksperimentnya,
dengan begitu ekspriment pada Hye Rim yang dibencinya bisa berakhir, selain itu
untuk memastikan perasaan Hye Rim yang sebenarnya.
“Tapi.... Kau sadar betapa ia meragukan
eksperimen ini, kan? Apa Kau pikir dia akan setuju dengan
fMRI?” tanya Seung Chan ragu.
“Makanya aku harus membuatnya
setuju.” Kata Soo Hyun
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
tau jdul lagu yg dinyanyiin sung joon pas nelfon?
BalasHapusItu soundtrack drama The heirs. Park Jang Hyun - Two People ^^
Hapus