Hye Rim pun mengajak Sung Oh minum bersama, Yoo Rim
dengan kameranya meminta kakaknya untuk memulai Berbincanglah
tentang sesuatu. Hye Rim bertanya apakah Sung
Oh mengetahui melakukan hal
yang spektakuler waktu. Sung Oh mengaku tidak
mengingatnya sama
sekali,
“Tapi apakah itu terlihat sangat
buruk sehingga
memerlukan pengobatan?” tanya Sung Oh pada Hye Rim
“Tidak juga... Hanya saja kau kelihatannya
mempunyai kesulitan
untuk menjadi kekanak-kanakan.” Jelas Soo Hyun
“Apa itu sesuatu yang harus dikuasai oleh seseorang? Aku selalu berpikir kalau itu adalah hal yang buruk.” Kata Sung Oh
“Apa yang buruk dari membiarkan jiwa kanak-kanakmu keluar? Aku juga kadang-kadang pergi ke
taman dan
bermain seluncuran, bahkan
bermain petak umpet, bahkan juga
bermain dengan balon.” Cerita Hye Rim.
“Aku bahkan melakukan telepon
iseng. Tentu
saja, membuatnya tidak terlalu aneh.” Cerita Soo Hyun
Sung Oh mengaku sangat ingin mencoba melakukannya sekali melakukan telp iseng. Soo Hyun pun mengeluarkan
ponselnya, menawarkan agar Sung Oh melakukanya. Yoo Rim mengarankan kameranya
pada Soo Hyun.
Seung Chan sedang mandi mendengar ponselnya berbunyi, dan
mengangkat telp dari kakaknya. Sung Oh berbicara dengan suara Chipmunk,
memberitahu baru saja menghirup helium dan suaranya tidak bisa kembali normal. Seung Chan bingung kenapa orang it malah menelpnya.
“Buatlah suaraku normal lagi.” Kata Sung Oh
“Apa aku pernah menyuruhmu menghirup helium?” ucap Seung Chan dengan menahan pedih busa shampo
diwajahnya.
“Tapi, semua orang selalu melakukannya saat membeli balon!” kata Sung Oh
“Lalu kenapa? Apa aku yang menjual balonnya?” ucap Seung Chan kesal, Sung Oh menjawab tidak dan
lansung meminta maaf. Seung Chan mengumpat dan langsung melanjutkan mandinya.
Sung Oh tertawa bahagia, Soo Hyun bertanya Apa
yang dikatakan orang yang baru saja di telpnya. Sung Oh
menceritakan orang yang menerima telp isengnya mengatakan bukan yang menjual
balon lalu kembali meminum sojunya. Ketiganya mulai melihat Sung Oh mulai
banyak minum.
“Dokter juga minumlah segelas.” Kata Sung Oh mengajak Soo Hyun minum bersama, Soo Hyun
menolak karena tak bisa minum
“Ah... walaupun begitu, kau bilang akan mengembalikan jiwa kanak-kanak
bersama dan kau
tidak minum... itu
pengkhianatan!” ejek Sung Oh dan menyodorkan untuk
minum satu gelas saja.
Hye Rim pun inisatif untuk mengantikanya, Sung Oh tak
ingin karena tetap ingin Soo Hyun minum dengan rengekan. Soo Hyun bertanya
apakah Sung Oh akan ikut konseling denganya apabila minum soju itu. Sung Oh
mengatakan akan ikut apabila konselingnya menyenangkan seperti ini, dan akan melakukannya kapan saja.
Hye Rim keluar dari bar menelp Ji Ho, memberitahu Sung
Oh belum
terlalu mabuk, tapi ucapannya
mulai tidak jelas dan merasa mereka akan
kesulitan untuk
menanganinya sendiri jadi meminta untuk mengajak
Seung Chan, belum selesai bicara Sung Oh sudah membuka baju dan menaiki meja
sambil berteriak-teriak.
Yoo Rim dan penjaga mencoba menenangkanya, Hye Rim panik,
menyuruh Ji Ho cepat datang dan
buru-buru masuk ke dalam bar. Soo Hyun sudah tak sadarkan diri diatas
meja, lalu bertanya pada adiknya kapan Soo Hyun tak sadarkan diri, Yoo Rim memberitahu
tak lama setelah kakaknya keluar dari bar.
Sung Oh langsung mendorong Yoo Rim bahkan menjatuhkan
kamera dan langsung berlari keluar dengan bertelanjang dada. Hye Rim pun
mengejarnya, Sung Oh kembali menaiki kap mobil sambil melompat-lompat membuat
alarm mobil menyala. Tetanggamelihat keributan dan langsung menelp polisi, Hye
Rim mencoba menurunkan Sung Oh tapi makin berteriak histeris. Yoo Rim masih
dibar membangunkan Soo Hyun yang tak sadarkan diri setelah meminum satu gelas
soju.
Mobil polisi datang, Sung Oh berteriak kalau alien yang
datang dan kembali kabur, Hye Rim pun mengejarnya. Polisi pun menyuruh keduanya
berhenti, sampai di parkiran Sung Oh bisa lari dengan melompat pagar tapi Hye
Rim dianggap biang masalah dibawah oleh polisi.
Seung Chan membawa segelas air dan membangukan kakaknya
dengan menyindir masih bisa tidur dengan keadaan seperti ini. Soo Hyun membuka
matanya dan langsung meminta air putih. Seung Chan merasa kesal sampai ingi
menyiramkan pada kepala kakaknya. Soo Hyun pun dengan setengah sadar meminum
air putih.
“Apa kau tahu kalau Go Hye Rim ditangkap oleh polisi?” kata Seung Chan, Soo Hyun binggung tak mengetahui
alasan Hye Rim ditangkap.
“Dia yang malah ditangkap, dan bukannya si Sung Oh itu! Mereka bilang dia harus ditahan di sana paling tidak sehari karena mereka belum bisa
menemukan pemilik
yang mobilnya dirusak. Ini
semua terjadi saat kau pingsan
karena mabuk... bagaimana
menurutmu?” cerita Seung Chan kesal
“Dia boleh dikunjungi, kan?” tanya Soo Hyun berusaha untuk duduk
“Dia boleh dikunjungi tiga orang dalam sehari...tapi Yoo Rim dan
Ji Ho sudah pergi ke
sana pagi tadi dan aku
juga baru saja kembali dari sana.” Kata Seung
Chan lalu menyuruh Soo Hyun untuk tidur lagi saja sekarang. Soo Hyun pun
menyimpulkan tak bisa mengunjungi Hye Rim hari ini, Seung Chan berteriak membenarkan.
Soo Hyun masuk ke klinik, Seung Chan mengejek kakaknya
yang masuk kerja juga
karena merasa tak mungkin bisa bertemu pasien dengan keadaan seperti itu. Soo Hyun mengatakan tidak
punya sesi konsultasi hari ini
dan memberitahu ada yang merusak skuternya di
parkir diluar cafe. Seung Chan langsung berlari keluar.
Akhirnya Soo Hyun mendatangi adiknya dengan membawa palu
disembunyikan dibelakang punggung, Seung Chan bertanya-tanya siapa sebenarnya
yang merusak motornya. Soo Hyun mengaku kalau ia yang melakukan dan meminta
agar dibawa ke kantor polisi dengan memperlihatkan barang bukti sebuah palu
yang ditanganya.
“Apa kau gila? Kenapa? Ahh.... Apa karena Go Hye Rim? Kau sengaja ingin ditangkap agar bisa bertemu dengannya?”kata Seung Chan heran
“Yang harus kau lakukan adalah memberiku kesempatan untuk bertemu
dengannya. Ketika
aku kembali, Maka aku akan
membelikanmu yang baru.” Ucap Soo Hyun dengan
senyuman
“Tidak mau. Kenapa aku harus
membantumu untuk
bersama dengan Go Hye Rim?” kata Seung Chan, Soo
Hyun langsung memberikan pukula palunya.
“Rusakkan saja!!! Kau kira aku akan membiarkanmu bertemu dengannya? Hancurkan saja sekalian! Silakan!” jerit Seung Chan tak peduli. Soo Hyun pun dengan
membabi buta merusakannya, Seung Chan akhirnya menjerit tak ingin kakaknya
merusakan skuternya.
Soo Hyun dibawa polisi masuk ke dalam sel, Hye Rim kaget
melihat Soo Hyun masuk kedalam sel yang ada disampingnya. Soo Hyun melirik
dengan senyuman karena melihat Hye Rim ada berada disamping selnya. Hye Rim
menatap Soo Hyun dengan melonggo, Soo Hyun menyapa dengan mengangkat dua
alisnya.
“Apa jangan-jangan... kau merusak sebuah mobil?” tanya Hye Rim
“Bukan. Hanya skuter Seung Chan.” Akui Soo Hyun
“Kenapa? Kenapa kau merusak skuternya?” jerit Hye Rim binggung
“Aku hanya ingin melihat bagaimana keadaanmu.” Kata Soo Hyun yang rela masuk kantor polisi sebagai
tahanan sementara. Hye Rim tertawa mendengarnya, Soo Hyun memberikan
senyumanya.
Prof Bae baru saja keluar dari klinik melihat Seung Chan
duduk sendirian di pinggir jalan, beberapa kali memanggil namanya tapi Seung
Chan tak mendengarnya. Sampai akhirnya ia melambaikan tangan didepan wajah
Seung Chan.
Seung Chan melepaskan earphonenya, melihat Prof Bae yang
akan pulang. Prof Bae melihat Seung Chan sedang tidak
baik dan bertanya apakah terjadi suatu masalah. Seung Chan
menunjuk skuter kesayanganya, Prof Bae melihat skuter yang rusak dan menduga
Seung Chan baru saja mengalami
kecelakaan. Seung Chan ingin memberitahu perbuatan
kakaknya, tapi menutupinya dengan mengaku ada orang bodoh yang melakukannya.
“Apa kau sudah melaporkannya?” tanya Prof Bae, Seung Chan mengangguk dan menceritakan
orang itu sendiri yang memohon untuk
melaporkannya dan sekarang sedang
menunggu derek.
“Ya ampun, orang yang aneh! Apa kau bosan? Kau ingin menunggu bersama?” kata Prof Bae mencari kesempatan agar bisa dekat, Seung
Chan pun menolak karena tak enak dengan yang lebih tua.
“Oh iya. Dokter, apa Anda mengenal lagu klasik? Aku sangat menyukai musik ini, tapi aku tidak tahu judulnya.” Kata Seung Chan memberikan earphonenya.
Prof Bae tak menyangka ada radio yang memutar musik
klasik, dan mendengarkan alunan piano sambil memejamkan matanya, lalu
memberitahu itu lagu berjudul "Ave
Maria." Seung Chan mengaku sangat mengagumi
karena irama musik yang indah sekali, menurutnya akan terdengar sangat indah jika wanita yang
memainkannya.
Prof Bae datang ke tempat les piano, Guru piano bertanya
apakah Prof Bae pernah memainkan piano sebelum ini. Prof Bae mengatakan belum pernah, lalu mengeluarkan
buku notnya sambil bertanya apakah ia bisa memulainya
dengan lagu itu.
Guru piano melihat musik yang diminta Prof Bae merasa
sangat sulit, karena apabila ingin memaikan harus
berada di level 30 lalu memberikan buku not lain untuk mencobanya. Prof Bae
memulai dari tingkat dasar, dari mulai dari Do Re Mi berulang-ulang denga satu
jari tanganya.
Soo Hyun dan Hye Rim saling duduk memunggung dengan
bersandar ditralis besi. Soo Hyun sudah mendengar korban mobil yang
diinjak-injak Sung Oh mengatakan kalau masalahnya sudah selesai jadi Hye Rim bisa keluar besok pagi. Hye Rim mengejek tak tahu apakah Soo Hyun akan keluar
juga karena korbannya cukup pemarah.”
“Aku juga sedikit khawatir tentang
itu, tapi... Aku akan
membelikannya skuter baru
dan menaikkan gajinya. Aku
harus melakukan semua yang ku bisa.” Kata Soo Hyun, Hye Rim tersenyum lalu menguap lebar.
Soo Hyu mendengar Hye Rim yang menguap
“Haruskah kita tidur sekarang?”
tanya Soo Hyun
Hye Rim kaget seperti Soo Hyun mengajaknya untuk tidur
bersama, Soo Hyun panik dan mengubah kalimatnya untuk mengajak berbaring
bersama. Hye Rim ikut gugup mengangguk mengerti dan mulai
bergeser lalu berbaring.
Keduanya berbaring tapi matanya tetap melotot melihat
langit-langit, Hye Rim mengaku tak bisa tidur. Soo Hyun menceritakan biasanya
menggunakan sebuah metode kepada
pasiennya dan bertanya apakah Hye Rim ingin mencoba dengan menggunakan
imajinasinya. Hye Rim bertanya apa yang harus di
imajinasikan.
“Pertama-tama... tutuplah matamu.” Perintah Soo Hyun, Hye Rim pun menurut menutup matanya
dan hanya mendengar ucapan Soo Hyun sambil membayangkanya.
“Ini adalah sebuah
pondok di hutan. Suasananya hangat dan nyaman. Ranting-ranting terbakar di perapian dengan suara yang berderak.”
Hye Rim sudah membayangkan suasana rumah dengan tiang
kayu, berbaring diatas tempat tidur dan melihat sosok Soo Hyun sedang membuat
kayu bakar dalam perapian.
Soo Hyun memasak cream lalu memotong brokoli, bawang
bombay, jamur dan kentang. Lalu menumis daging asap dan memasukan semua sayuran
lalu menambahkan air kaldu, setelah itu masukan cream, Setelah itu menuangkanya
diatas piring dengan seperti mangkuk dan memarutkan keju diatasnya.
Hye Rim duduk diatas tempat tidur merasakan sup cream
buatan Soo Hyun, lalu memuji rasanya sangat Enak
sekali. Kayu bakar mulai menjadi abu, Hye Rim selesai makan
mengungkapkan rasanya menyenangkan, karena Tubuhnya jadi sedikit lebih rileks
setelah memakan
makanan yang hangat dan membuatnya jadi
sedikit mengantuk. Soo Hyun memberikan
senyumanya lalu Hye Rim pun membaringkan tubuhnya yang sudah mengantuk.
Soo Hyun menopang kepalanya melihat Hye Rim bisa tertidur
dengan metode imajinasinya, tanganya melewati sela-sela sel penjara meraba
rambut Hye Rim dengan perlahan dan mengelus bagian pipi.
“Ini adalah penelitian.... Choi Soo Hyun... ingatlah kalau ini adalah
penelitian.” Gumam Soo Hyun menyadarkan dirinya agar
tak terhayut dengan perasaanya.
Malam semakin larut, bahkan penjaga pun tertidur diatas
meja. Hye Rim terbangun melihat Soo Hyun tidur dengan posisi miring, mengarah
padanya. Ia memiringkan badanya, menatap Soo Hyun yang tertidur lalu mengusap
bagian dagunya, setelah itu sama-sama saling berhadapan dengan tidur bersama.
Keduanya keluar polisi bersama-sama dipagi hari, Soo Hyun
mengejek tidur Hye Rim sangat nyenyak kemarin malam bahkan bisa mendengkur. Hye Rim mengaku tak bisa tidur sedikitpu karena Soo Hyun
yang sering sekali menggertakkan giginya.
Seung Chan sudah datang dengan skuternya, dengan wajah
sinis sudah menduga akan terjadi dan akan menyelesaikannya. Soo Hyun melihat Seung Chan sudah memperbaiki
skuternya. Seung Chan mengabaikanya, melihat Hye Rim yang lelah
dan mengajaknya naik ke skuternya. Soo Hyun merasa Pusat
konseling dekat dari kantor dan mereka bisa berjalan
kaki saja
“Kenapa kau percaya diri sekali, kau saja
pingsan ketika harusnya bekerja? Kalau
bukan karena kau, maka dia
tidak akan ada di sini!” ejek Seung Chan menyalakan
kakaknya.
“Tidak apa-apa..... Dia tidak bisa....” ucap Hye Rim membela tapi Seung Chan menyelanya.
“Aku sudah memperbaiki skuterku semalaman supaya bisa menjemputmu dan aku bahkan mencucinya pagi
ini.” kata Seung Chan memohon lalu memberikan helmnya. Hye Rim tak enak hati dan memakai helmnya lalu naik ke
skuter, Soo Hyun cemberut melihat Hye Rim yan diambil begitu saja oleh adiknya.
Yoo Rim melihat rumus matematika yang ditulis Ji Ho dan
menurutnya sebagai surat, Ji Ho dengan bangga akan memberikannya pada Hye Rim, melihat kakak Yoo Rim sedang menghitung di meja kasir.
Yoo Rim memberitahu kakaknya tak pintar matematika bahkan membenci penjumlahan dan
pengurangan.
“Kuberi tahu, ini menyenangkan.
Apa kau tahu hasilnya
kalau bisa memecahkan ini?” kata Ji Ho penuh
semangat.
“Apa? Yah... -1... 0, atau 1... bukan salah satunya?” ucap Yoo Rim.
“Ini akan menghasilkan Bentuk
hati... kalau kau menggambar
grafiknya.” Jelas Ji Ho
“Kalau kau mau mengirimkannya hati, tinggal gambar saja!” kata Yoo Rim lalu mengambar dalam kertas yang
menurutnya Sederhana sekali.
Ji Ho merasa bentuk yang digambar Yoo Rim itu tidak
tepat menggambarnya Dan
tidak seru, lalu menghitung dengan identitas
Pythagoras, lalu menghitung rumus-rumusnya. Yoo Rim
hanya melonggo karena melihat Ji Ho hanya tertarik dengan sesuatu yang rumit.
Kyung Joo turun dari mobil, Hye Rim melihat ada mobil
warna biru terparkir didepan cafe dari meja kasirnya. Ji Ho masih saja sibuk
menghitung rumus matematika yang membuat Yoo Rim mengeleng-gelengkan kepala.
Kyung Joo masuk ke dalam cafe. Ji Ho
sempat tak mengubrisnya, lalu teringat wajah Kyung Joo.
Flash Back
Kyung Joo baru
mengetahui kalau semua yang dilakukan selama ini adalah demi
penelitian. Soo Hyun dengan santai membenarkan dan
mengucapkan Terima kasih karena telah mencintai objek yang bernama
Joo Sung Min. Kyung Joo langsung
mengumpat dan memukul dengan tasnya.
Kyung Joo pun mendatangi meja kasir bertanya apakah ada
orang bernama Choi Soo
Hyun di sini. Hye Rim memberitahu Soo Hyu ada
dilantai dua, sebelum berbicara panjang lebar, Kyung Joo dengan wajah panik langsung
menghampiri Kyung Joo.
“Ah... kau juga ada di sini. Apakah kau...” kata Kyung Joo dan langsung dipotong oleh Ji Ho
“Kau ke sini untuk bertemu dengan
Dokter, kan? Silakan lewat sini.” Ajak Ji Ho buru-buru sebelum Kyung Joo berbicara
tentang penelitian mereka. Hye Rim heran melihat Ji Ho yang terlihat panik dan
langsung mengajak Kyung Joo kelantai dua.
Sementara Soo
Hyun sedang melihat hasil rekaman yang sudah dibuat Yoo Rim, Sung Oh naik ke
meja bar berteriak “Aku benci nasi bekal!” seperti orang gila.
Ji Ho masuk kedalam ruangan dengan wajah panik
memberitahu Wanita dari penelitian yang pertama datang ke tempatnya dan binggung yang harus dilakukanya.
Soo Hyun ikut kaget Kyung Joo bisa datang ke kliniknya
“Apa dia bertemu Go Hye Rim?” tanya Soo Hyun panik, Ji Ho mengaku Hanya sebentar.
“Suruh dia pulang Dan hati-hati jangan sampai dia
bertemu dengan Go
Hye Rim saat keluar.” Perintah Soo Hyun.
Hye Rim membuat pesanan capucino, teringat dengan rekaman
Video yang diambil dari komputer Soo Hyun, wanita yang duduk diatas pohon
sambil berteriak “Sayang! Aku mencintaimu!” dengan bergumam sangat yakin wanita yang tadi datang
itu ada didalam video dan bertanya-tanya kenapa wanita itu datang ke tempat Soo
Hyun.
Kyung Joo duduk didepan Soo Hyun dengan wajah penuh
dendam, merasa Soo Hyun sudah menerima surat darinya tapi tak mendapatkan
respon, menurutnya itu caranya untuk mengakui semua yang tertulis di surat itu.Soo Hyun merasa tidak
perlu membalasnya, karena semua dilakukan dengan persetujuan.
“Kau melanggar salah satu kontrak. Pasal 23, Ayat 3. "Penelitian tidak akan
menimbulkan kerugian
apa pun bagi subjek dan
jika hal tersebut terjadi, maka
penelitian harus dihentikan."” Tegas
Kyung Joo merasa dirugikan
“Apakah Anda mengalami kesakitan selama penelitian? Saya ingat Anda terlihat cukup
bahagia ketika
dicintai selama penelitian.” Tegas Soo Hyun dengan
bahasa sopan
“Awalnya aku akan memaafkanmu
kalau kau
memintanya dengan tulus tapi
rasanya kau tidak berniat melakukannya.” Sindir
Kyung Joo, Soo Hyun meminta maaf dan ingin menjelaskan dengan kontrak tapi
disela oleh Kyung Joo.
“Hubunganku dengan Sung Min berantakan gara-gara kau!” teriak Kyung Joo tak terima.
“Itu tidak benar. Aku dengar kalian berdua berkencan setelah penelitian lalu berpisah karena alasan
keluarga. Bukankah
begitu? Saat ini
Anda sedang mengatakan bahwa hubungan
kalian rusak karena aku. Itu
tidak benar.” Tegas Soo Hyun denga mata melotot.
Kyung Joo hanya bisa mengigit bibirnya, Soo Hyun merasa Tidak
ada lagi yang ingin
dikatakan Kyung Joo, lalu melihat jam tanganya kalau waktunya hanya sedikit. Kyung Joo akhirnya mengaku sengaja datang karena ingin menyalahkan Soo Hyun, menurutnya seandainya saja kejadian itu tak
pernah terjadi, ketika Sung Min tidak berpura-pura menyukainya karena penelitian yang dilakukan Soo Hyun, apakah mungkin akhirnya akan
tetap terpisah.
“Cinta yang sesungguhnya di antara kalian dimulai setelah penelitian
itu dan Penelitianku tidak ada
hubungannya.” Tegas Soo Hyun
“Aku tidak bisa mempercayainya. Walaupun dia terus mengatakan kalau dia mencintaiku... tapi aku terus saja meragukannya. Jadi aku terus saja mencoba
memastikan kalau perasaannya sungguhan... dan itu membuat semua begitu sulit baginya. Menurutmu, kenapa itu terjadi? Itu karena kau, karena penelitian sialan yang kalian lakukan!” cerita Kyung Joo, Soo Hyun sempat tersentuh dengan
cerita Kyung Joo
“Kami tidak pernah melakukan penelitian itu sebagai lelucon. Secara ilmiah...” ucap Soo Hyun membela dir
“Tidak peduli semanis apa kau
mengatakannya pada
akhirnya, tetap saja kau mempermainkan
perasaan seseorang. Aku
tidak akan pernah memaafkanmu.” Teriak Ji Ho tak
terima
Hye Rim keluar dari dapur dengan wajah binggung karena Ji
Ho tiba-tiba ingin meminta diajarkan membuat kopi, Ji Ho menyakinkan ingin
mencoba melakukannya dan meminta untuk diajarkan
sekarang juga.
“Kenapa gadis tadi datang ke sini?” tanya Hye Rim mencari tahu
“Bukan apa-apa... tapi dia sudah
pergi, dia bilang ada urusan penting.” Kata Ji Ho, Hye Rim melirik masih ada mobil yang
terparkir didepan cafe, dan tahu Ji Ho sudah berbohong. Akhirnya ia menyetujui
untuk mengajarkan Ji Ho dan ingin pergi ke kamar mandi dulu.
Soo Hyun keluar ruangan menerima telp dari Ji Ho yang
memberitahu untuk menyuruh Kyung Joo turun sekarang. Hye Rim berlari keluar
dari pintu samping lalu mendekati mobil Kyung Joo dan menyelipkan note di
wiper. Kyung Joo keluar dari klinik lantai dua, Hye Rim buru-buru pergi dari
samping mobil menuju belakang.
Kyung Joo menyetir mobilnya lalu tersadar denga kertas
yang menempel di wipernya, karena tak mau terbang akhirnya meminggirkan
mobilnya dan membacanya. “Aku memiliki videomu. - Go Hye Rim”
Hye Rim masuk ke sebuah cafe dan melihat Kyung Joo sudah
menunggunya, Kyung Joo langsung bertanya apakah benar Hye Rim memiliki videonya.
Hye Rim menceritakan tidak sengaja menemukannya lalu memperlihatkan di ponselnya saat Kyung Joo
berteriak diatas pohon menyatakan cintanya.
“Kau yang ada di video ini, ‘kan? Sebenarnya, apa yang terjadi?” tanya Hye Rim penasaran. Kyung Joo yang kesal merasa
tak ada alasan harus memberitahunya pada Hye Rim
“Sebenarnya, aku mendengar suara
mistis Dan suara
itu memintaku untuk menolongmu untuk menghilangkan
perasaan terhina itu.” Kata Hye Rim meyakinkan,
Kyung Joo bertanya apa yang membuatnya merasa terhina
Hye Rim teringat saat mengambil kertas sampah, tertulis
kata “sekolah dasar” lalu mulai dengan gaya tebakan sebagai peramal kalau Kyung
Jo mengajari di sekolah dasar. Kyung Joo tak mengakuinya, Hye Rim bergumam
dalam hati Kyung Joo tak mudah dipancing dan teringat kata lain “6 tahun” dan
mulai menebak umurnya itu 26 tahun
“Kau bekerja dengan orang-orang di pusat konseling itu, ‘kan?” ucap Kyung Joo sinis. Hye Rim mengelengkan kepala beusaha menyangkalnya.
“Lalu bagaimana kau bisa tahu itu?” tanya Kyung Joo, Hye Rim mulai mengeluarka kipasnya
dengan bahasa prancis berpura-pura sedang berbicara dengan seseorang, sambil
mengamati dari ujung rambut dan terlihat Kyung Joo memegang cincin yang
melingkar dijarinya.
“Sepertinya kau sedang gelisah karena seseorang. Hal itu terasa sangat berat dan bahkan menghambat kehidupanmu. Aku benar-benar berusaha untuk
membantumu.” Ucap Hye Rim menyakinkan seperti baru
dibisikan olh seseorang.
“Video itu... sebenarnya adalah rekaman diriku yang dijadikan bahan penelitian.” Cerita Kyung Joo mulai membuka diri, Hye Rim bertanya
penelitian seperti apa.
“Mereka membuatku jatuh cinta.” Kata Kyung Joo, Hye Rim makin penasaran caranya.
“Tiba-tiba saja ada beberapa pria yang mendekatik dan semuanya mengaku kalau mereka menyukaiku.” Cerita Kyung Joo
Hye Rim menebak-nebak kalau ada beberapa itu maksudnya
tiga orang, Kyung Joo kaget Hye Rim bisa mengetahuinya dan menduga kalau suara
aneh itu memberitahunya. Hye Rim bertanya apakah tipe pria itu hampir sama,
Kyung Joo mengelengkan kepala karena semua
sangat berbeda, dari usia dan perkerjaan semua berbeda.
“Jangan-jangan... di antaranya ada
seorang pria
tampan berusia awal 20-an?” ucap Hye Rim, Kyung
Joo membenarkan
Hye Rim teringat dengan Ji Ho yang tiba-tiba mengajaknya
makan lalu mencari perhatian mengambil fotonya dengan berbagai gaya dan
memujinya sangat cantik.
“Dan yang lainnya... pria berusia 20-an dan berbadan bagus?” kata Hye Rim, Kyung Joo membenarkan pria yang kedua
adalah atlet.
Hye Rim mengingat pertemuan pertama Seung Chan yang
ternyata pemain bisbol terkenal,
lalu sengaja memperlihatkan badanya ketika menjemur pakaian dan mulai
mengunakan bahasa Informal karena menganggapnya seorang wanita.
“Lalu... bagaimana dengan yang
terakhir?” tanya Hye Rim tak percaya
“Itu orang kucintai, bernama Sung Min. Dia berusia pertengahan 30-an, jadi dia sedikit lebih tua dan dia memiliki kepribadian yang sedikit buruk. Tapi dia memiliki pekerjaan dengan gaji yang banyak Jadi aku sedikit jatuh hati.” Cerita Kyung Joo
Hye Rim teringat ketika Soo Hyun mendesaknya di dinding,
dengan jarak wajah yang sangat dekat menanyakan apa yang dinginkanya, lalu
pengakuan kalau menyukainya.
“Bagaimana mereka menjelaskan penelitian itu padamu? Mereka tentunya tidak akan
mengatakan kalau itu
adalah penelitian tentang cinta.” Tanya Hye
Rim, Kyung Joo berusaha mengingatnya dimulai dari suku kata “Ti....” Hye Rim
bisa menebak Tipe ideal. Kyung Joo
membenarkan kalau penelitan tentang tipe ideal pria yang berhubungan dengan sesuatu.
Hye Rim mengingat saat melakukan tes dan bertanya tentang
jenis peneliatanya, Soo Hyun menjelaskan peneliatan tentang Hubungan
antara tipe ideal seseorang dengan
sistem kekebalan tubuhnya.
Hye Rim dengan penuh amarah langsung naik ke lantai dua
dan sempat jatuh dan sepatunya terlepas, akhirnya dengan memegang sepatunya
berteriak masuk ke klinik memanggil Soo Hyun untuk keluar, dengan high heelnya
digebrak diatas meja.
Soo Hyun dan Ji Ho sedang duduk diruang tengah, Hye Rim
berteriak akan membunuh Soo Hyun sekarang. Soo Hyun melotot kaget mendengar Hye
Rim terdengar benar-benar marah, Ji Ho binggung mendengar Hye
Rim tiba-tiba berteriak dan tak seperti biasanya. Keduanya
akhirnya menemui Hye Rim yang berjalan dilorong dengan memegang sepatunya.
“ Choi Soo Hyun, kau!!! Dan kau juga, Won Ji Ho! Choi Seung Chan, juga! Kalian semua!” teriak Hye Rim dengan mata melotot
“Seung Chan sedang di sekolah. Ji
Ho dan aku sudah
di sini. Ada masalah apa?” tanya Soo Hyun bersikap
santai
“Aku sudah mendengarnya dari gadis yang tadi. Aku dengar, kalian melakukan penelitian padanya? Kalian sengaja membuatnya jatuh cinta dengan seorang pria dan bertaruh kepada siapa dia akan jatuh cinta?” teriak Hye Rim, Ji Ho panik karena Hye Rim bisa
mengetahuinya, lalu menutup mulutnya takut keceplosan yang lainya.
“Dan kalian juga sedang melakukan penelitian itu kepadaku, kan? Kalian
bertiga bekerja sama untuk melihat siapa
yang akhirnya aku sukai, kan? Apa kalian ini manusia? Bagaimana bisa kalian melakukan ini padaku Sepertinya aku harus memukulmu
dulu.”teriak Hye Rim siap memukul dengan sepatunya.
“Sebelumnya, ayo kita ke ruangan dan berbicara di sana.” Kata Soo Hyun, Hye Rim menolak karena ingin
menyelesaikan sekarang juga.
Soo Hyun menegaskan kalau semua ini untuk Hye Rim juga
dan mengingatkan tentang Do Kyung apabila melihatnya, apakah akan sedang dengan
ibunya yang bersikap seperti itu. Hye Rim kembali berteriak, Soo Hyun langsung
menyuruh Hye Rim masuk ke dalam ruanganya saja. Hye Rim kesal Soo Hyun membawa
anaknya dan akan memukulnya diruangan dan mengancam Ji Ho tak boleh bergerak
karena akan mati juga.
“Baiklah. Aku sudah di sini. Kali ini alasan apa lagi yang akan kau berikan padaku?” teriak Hye Rim menutup pintu dengan mengebraknya.
“Kau bilang kalau kami mendekatimu dengan sengaja?” ucap Soo Hyun bertolak pinggang
“Benar! Kalian dating di saat yang sangat tepat dan kalian semua sangat baik
padaku. bahkan Kau
mengirimiku bunga dan
bilang kalau kau menyukaiku! Bukankah
begitu?” jerit Hye Rim
“Memang benar. Tapi, apa kau punya
bukti kalau itu
adalah bagian dari penelitian?” tanya Soo Hyun dengan
mata melotot
“Gadis yang tadi bilang kalau dia
juga mengalami
hal yang sama denganku. Kalau
itu bukan bukti, lalu apa itu? Tiga orang pria, yang sama persis dengan yang dia gambarkan mendekatiku di saat yang
bersamaan.” Teriak Hye Rim
Soo Hyun menegaskan dugaannya kalau mereka itu tak boleh
mendekati Hye Rim, bahkan tidak boleh menyukainya. Hye Rim merasa semua tak masuk akal karen ia
seorang janda
beranak satu bahkan tidak
punya banyak uang.
“Kenapa kau begitu rendah diri? Apa seorang janda beranak satu tidak boleh mendapatkan cinta? Kenapa kau begitu meremehkan dirimu sendiri?” ucap Soo Hyun menyadarkan Hye Rim
“Hentikan! Jangan bertindak seperti psikolog... Kau mungkin sedang berencana untuk menenangkanku dengan berpura-pura sedang memberiku
konseling...” ucap Hye Rim tak mau lagi terbuai
dengan ucpan Soo Hyun
“Apa kau pernah melihatku
memberikan konseling? Aku
bukan tipe orang yang begitu saja memberikan
konseling pada semua orang!” tegas Soo Hyun.
Hye Rim pun bisa membalas kalau memang mereka melakukan
penelitian pada gadis yang tadi datang. Soo Hyun tak menyangkal, Hye Rim
kembali naik pitam menurutnya Soo Hyun juga melakukan yang sama. Soo Hyun mengatakan itu semua tidak benar karena tak
ada alasan mereka harus melakukan penelitian yang sama dua kali.
“Penelitian itu sudah berakhir
dengan sukses. Akan
berbeda kalau tidak sukses, tapi untuk
alasan apa kami mengulangi penelitian
yang sudah sukses?” jelas Soo Hyun kembali
menyakinkan
“Lalu... kenapa kau mendekatiku?” tanya Hye Rim tak percaya, Soo Hyun menyakinkan semua
karena menyukainya.
“Lalu, kenapa Seung Chan dan Ji Ho...” teriak Hye Rim, Soo Hyun mengaku tak tahu kalau dua
orang itu menyukainya juga dan menantang untuk memanggil dan menanyakan
langsung lalu berteriak menyuruh Ji Ho masuk.
Ji Ho masuk dengan wajah tertunduk, Soo Hyun dengan
bertolak pinggang menanyakan alasan mendekati Hye Rim, Ji Ho mengaku karena
menyukainya, Soo Hyun kemblia bertanya alasan Ji Ho menyukai Hye Rim, karena
dalam pikiran Hye Rim mereka melakukan penelitian dan bertanya kapan pertama kali mulai menyukainya.
Hye Rim melihat kearah Ji Ho terlihat masih tak percaya,
Ji Ho mengaku baru mulai dan nampak binggung, Soo Hyun menuduh Ji Ho melakukan
itu tanpa
sepengetahuannya melakukan penelitian yang sama
dengan yang sudah pernah mereka lakukan
kemarin. Ji Ho langsung menyangkal dengan cepat.
“Haruskah kita memanggil Seung Chan dan bertanya juga padanya? Kenapa dia menyukaimu?” ucap Soo Hyun menantang
“Tapi situasinya sangat mirip untuk disebut kebetulan!” ucap Hye Rim masih tak percaya
“Lalu, kenapa kau bertanya pada
kami? Kenapa
kau tidak bertanya pada roh
Antoinette atau apa pun itu?” ejek Soo Hyun
“Kalian benar-benar tidak melakukan penelitian itu padaku?” kaya Hye Rim melirik pada Ji Ho, Soo Hyun menatap Ji Ho
takut membuat kesalahan. Ji Ho menganguk untuk meyakinkan Hye Rim. Tapi Hye Rim
masih saja terlihat tak percaya dengan menatap Soo Hyun.
“Yang paling membuat hatiku sakit
adalah karena
kau meragukan kami seperti ini. Dicintai
adalah suatu anugerah, kenapa
kau sangat meragukannya? Apa
yang membuatmu seperti ini?”ucap Soo Hyun kembali
meyakinkan, Hye Rim pun mulai yakin dan akan melupakan semua ucapanya lalu
meminta maaf sudah membuat masalah.
Soo Hyun menyuruh Hye Rim beristirahat karena terlihat
sangat lelah. Hye Rim berhenti lalu bertanya alasan Soo
Hyu melakukan penelitian pada
gadis itu. Soo Hyun meminta maaf karena belum dipublikasikan, jadi tidak bisa menjelaskannya lebih
jauh. Hye Rim bisa mengerti karena Soo Hyun melakukan banyak penelitian sebagai psikolog,
“Tapi... ada beberapa hal di dunia yang
harusnya tidak
pernah kaulakukan, Penelitian yang mempermainkan perasaan seseorang itu adalah salah satunya. Kalau aku menjadi gadis itu, aku
mungkin tidak
hanya akan menemukanmu. Aku
pasti akan membenci dan mengutukmu
seumur hidupku.” Tegas Hye Rim mengancam
lalu keluar ruangan. Soo Hyun terdiam dan berbarengan menghela nafas dengan Ji
Ho.
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Di tunggu sinop berikut nya lanjut ters makin penasaran tetp semngt mbak.
BalasHapusmin lagu yang di cafe waktu hye rim, adiknya dan soo hyun minum dengan orang yg lagi di kasih pertanyaan" itu. judulnya apa ya ?
BalasHapus