Seung Chan baru sampai di klinik, melihat Prof Bae
berjalan pelahan karena jalanan licin didepan cafe dan hampir jatuh, ia
langsung berlari memegang lengannya agar tak jatuh lalu menanyakan keadaanya.
Prof Bae yang hampir jatuh masih kaget karena jalanan sangat licin lalu
mengatakan keadaanya baik-baik saja, ingin melepaskan tangan Seung Chan.
“Jangan begitu, di sini terlalu
licin. Sulit
bagi Anda untuk berjalan sendirian. Pegang
tanganku.” Ucap Seung Chan membiarkan memegang
lengannya.
“Apa tidak apa-apa?” kata Prof Bae ragu seperti tak enak hati memegang
tangan pria
“Tentu saja. Anggap saja aku
adalah tongkat
dan peganglah yang kuat.” Kata Seung Chan menuntun
Prof Bae untuk jalan bersama
Prof Bae tetap masih saja akan terpeleset karena jalanan
yang licin, Seung Chan menahan agar tak jatuh. Seung Chan pun untuk
merangkulkan tangan saja agar Prof Bae tak jatuh. Prof Bae makin tak enak hati
karena merasa malu melakukan itu. Seung Chan pikir tak masalah dengan memegang
lengan Prof Bae dan mengajaknya kembali jalan. Prof Bae masih tak enak hati dan
meminta maaf karena sudah membuat Seung Chan repot.
Seung Chan pun kembali menuntun dengan memegang lengan
Prof Bae kembali berjalan. Tapi Prof Bae malah terpeleset dan harus terjungkal,
Seung Chan pun ikut jatuh dengan Prof Bae berada diatasnya. Prof Bae langsung
bangun melihat baju Seung Chan kotor karena dirinya, lalu memberikan syalnya
untuk menutupi bagian belakang Seung Chan.
Melihat Syal yang diberikan Prof Bae terlihat tipis,
merasa akan semakin terlihat pantatnya yang basar ketika memakainya. Prof Bae
pun mengajak Seung Chan cepat masuk saja dan akan mencucinya. Seung Chan
menganguk setuju lalu kembali menuntun Prof Bae untuk masuk ke dalam klinik.
Seung Chan menganti dengan celana training, Prof Bae
masuk ke dalam ruangan dengan celana yang sudah dicuci lalu dijemur diatas
pemanas ruangan mengungkapkan merasa beruntung karena Seung Chan memiliki
celana cadangan, lalu bertanya apakah ia sudah mencuci tangan. Seung Chan
menatap tanganya yang sudah bersih.
Prof Bae mengambil krim di atas meja, memberikan pada
Seung Chan agar tak kering. Seung Chan mengucapkan terimakasih mengeluarkan
dari tube, tapi terlalu banyak ditelapak tanganya, Akhirnya tanpa ragu membagi
krimnya pada punggung tangan Prof Bae dan memijatnya agar meresap. Prof Bae
melotot karena mendapat sentuhan dari Seung Chan.
Seung Chan mengakui sudah memencetnya terlalu
banyak jadi mereka berbagi bersama-sama, lalu mengoleskan pada
tanganya sendiri dan memperlihatkan tanganya sudah berkilau dan lembut. Prof
Bae tersenyum karena dipegang tanganya oleh Seung Chan.
“Oh, ya! Seung Chan... bisakah kau membantuku
berolahraga?” kata Prof Bae
“Olahraga yang bisa Anda lakukan? Menurutku Stretching cukup mudah. Aku bisa mengajari Anda itu.” Kata Seung Chan
“Itu juga bagus, tapi bagaimana
dengan sesuatu
seperti alat-alat untuk latihan? Kalau
kau punya waktu, sepertinya
akan menyenangkan apabila
kau bisa menemaniku berbelanja
alat-alat itu. ” ucap Prof Bae memperagakan seperti
angkat beban.
“Anda juga bisa membelinya di
internet. Anda Ingin aku
bantu untuk memilihnya?” ucap Seung Chan
“Tapi, aku tidak bisa melihat
barangnya secara
langsung, jadi... Apa
kau sangat sibuk jadi
tidak bisa pergi denganku?” kata Prof Bae seperti
sengaja mengajak Seung Chan untuk jalan bersama.
Seung Chan mengelengkan bersama, kalau mereka bisa pergi
hari sabtu dan bertanya kapan Prof Bae memiliki waktu luang. Prof Bae mengaku Waktunya luang kapan saja jadi bisa mengatur jadwal dan bisa pergi
kapan pun apabila Seung Chan punya
waktu. Ji Ho masuk ke dalam ruangan memberitahu Soo Hyun ingin
bertemu. Prof Bae pun meminta Seung Chan memberitahukan waktunya saja lalu
keluar ruangan menemui Soo Hyun.
Keduanya menonton rekaman video wawancara dengan Sung Oh
yang sedang mabuk, Soo Hyun bertanya “Apa nilai pelajaranmu di
sekolah bagus?” Sung Oh hanya menjawab dengan senyuman.
Soo Hyun kembali bertanya “Pelajaran apa yang kau sukai?” lalu menghentikan videonya.
“Apa, Anda lihat dia mengedipkan matanya di sini?” ucap Soo Hyun menunjuk ke arah video
“Ya. Melihat sikapnya, aku yakin dia mengingat sesuatu.” Kata Prof Bae melanjutkan kembali video Sung Oh.
Soo Hyun bertanya “Apa
kehidupan keseharianmu normal? Jam
berapa kau bangun di pagi hari?” Sung Oh menjawab
bangun pada Dini hari. Prof Bae kembali menghentikan
video, menurutnya sangat aneh untuk seorang pria muda bangun pada dini hari. Soo Hyun menunjuk hal yang aneh
lagi dengan kembali memulai video.
“Dia memegang tangannya dan
bergerak dengan gelisah, terlihat jelas dia tidak nyaman.”
Ucap Soo Hyun
“Lalu Dia bangun Dini hari, ada Kenangan yang tidak menyenangkan. Kita menemukan kata kunci lagi.” Kata Prof Bae memutar videonya
Soo Hyun bertanya apa hobi Sung Oh, Sung Oh mengatakan
binggung lalu mengaku suka menonton film, belum selesai berbicara, kepala Soo Hyun terjatuh di atas
meja. Prof Bae bertanya apa yang sedang dilakukan Soo Hyun dalam video itu. Soo
Hyun dengan menahan malu mengakui tertidur saat wawancara.
Hye Rim duduk dibangku belakang, dengan wajah penasaran
bertanya mereka mau kemana. Sekertaris memberitahu mereka akan pergi ke Vila
milik Ketua Kim karena meminta Hye Rim untuk
menemuinya. Di ruang Tv, Tuan Kim yang mendengar Soo Hyun membuat
tiga orang pria mendekati
seorang wanita menurutnya menyenangkan
sekali. Hye Rim merengek karena menurutnya tak bagus, Tuan Kim
bertanya pria mana yang dipilih oleh gadis itu.
“Apa di antara ketiganya ada yang seumuran denganku?” tanya Tuan Kim penasaran
“Dia memilih pria sukses berusia
30-an. Tapi...
bukankah penelitian semacam
itu sedikit tidak baik? Banyak
sekali masalah etika, dan...”kata Hye Rim tak setuju
“Aku tidak peduli dengan hal-hal semacam etika. Kemanusiaan sendiri itu adalah masalah. Hei..... Ini mirip dengan video yang waktu itu dianalisis, kan?” ucap Tuan Kim sambil bertanya pada Seketarisnya.
“Benar. Penelitian ini bisa
membantu kita
mengetahui jenis makeup yang
digunakan oleh wanita untuk tampil
menarik secara demografis. Dan
karena kami berada dalam bisnis
pemasaran kosmetik, kami bisa
mengetahui apa yang diinginkan oleh wanita
dan melakukan tindakan yang sesuai. Aku
yakin kalau itu adalah Penelitian AB
yang kami investasikan.” Jelas Sekertaris
“Kalau begitu, dia tidak akan
melakukan penelitian
seperti itu lagi, kan?” kata Hye Rim menyakinkan.
“Kita tidak tahu. Dia orang yang tak tanggung-tanggung, jadi
mungkin saja dia
melakukan "bagian 2" dari Penelitian AB.” Ucap Tuan Kim.
“Jadi, itu artinya dia bisa saja
melakukan penelitian
yang sama sekarang! Lalu,
Anda ingin mengetahui apakah penelitian yang sekarang adalah Penelitian
AB?” kata Hye Rim, Tuan Kim merasa tidak seperti itu karena
yang ingin diketahui hanya tentang penelitian jadi menurutnya sekarang sudah selesai.
“Dengar.... Gunakan pria umur 30-an sebagai model makeup yang baru dan siapkan investasi untuk penelitan Choi Soo Hyun.” Perintah Tuan Kim pada Sekertarisnya.
Setelah itu memuji kerja keras Hye Rim yang bagus, dan
meminta Seketarisnya mengirimkan 50juta won pada Hye Rim sesuai yang
dijanjikanya. Hye Rim terlihat tak enak hati sudah membocorkan rahasia Soo Hyun
pada tuan Kim.
Hye Rim keluar dari ruangan ditemani oleh Sekertaris,
dari wajahnya terlihat sangat marah, teringat dengan ucapan Soo Hyun dihari
sebelumnya “Karena itu aku bilang tidak masuk akal! Kenapa aku harus mengulang penelitian yang sudah sukses dilakukan?” dengan mata melotot dan sangat menyakinkan
Lalu ucapan Tuan Kim “ Kita
tidak tahu. Dia orang yang tak tanggung-tanggung, jadi
mungkin saja dia
melakukan "bagian 2" dari Penelitian AB.” Dalam hati Hye Rim bergumam kalau Soo Hyun kembali
membohonginya. Ketika akan berbelok melihat dua orang yang menaiki tangga,
salah satunya terlihat masih muda tapi tatapan terlihat tanpa gairah dibawa
masuk oleh pelayan.
Ketika keluar Hye Rim mencoba menanyakan pada Sekertaris
siapa wanita yang barusan mereka lihat. Seketaris pikir Hye Rim tak perlu
mengetahuinya lalu mengajaknya masuk ke dalam mobil. Hye Rim menengok melihat
gadis itu berdiri didepan jendala seperti merasa terkurung dikamar.
Seung Chan kaget mengetahui berita Hye Rim bisa tahu
tentang penelitian yang mereka jalani. Ji Ho menceritakan Hye Rim memukul
meja dengan sepatunya
dan menggila. Seung Chan penasaran apakah akhirnya Hye
Rim mengetahui mereka sedang melakukan penelitian.
Ji Ho mengeleng karena Soo Hyun bisa berbohong pada Hye
Rim tapi menurutnya penelitian kali ini sangat berat untuk Soo Hyun karena Hye
Rim memberikan ancaman apabila melakukan penelitian yang sama padanya maka akan
mengutuknya seumur hidup. Setelah itu wajah Soo Hyun
langsung muah dan tidak makan karena khawatir.
“Dia merasa khawatir? Makhluk berdarah dingin itu?” ucap Seung Chan tak percaya
“Iya. Dia menghela napas
berkali-kali sampai waktu makan
malam dengan wajah yang serius.” Cerita Ji Ho, Seung
Chan berpikir menduga sesuatu dengan kakaknya.
Soo Hyun masuk ke dalam rumah melihat adiknya diruang TV
tapi membiarkannya gelap. Seung Chan memohon pada kakaknya, apabila bertemu
Hye Rim baik
untuk penelitian atau bukan, untuk bersikap
baiklah padanya. Soo Hyun pun akhirnya ikut
duduk didepan adiknya.
“Aku dengar dari Yoo Rim saat pulang kerja tadi kalau Hye Rim mempunyai sebuah penyakit, yaitu Penyakit yang tidak bisa
disembuhkan. Penyakitnya
disebut, ehm... idiopathic
pulmonary fibrosis. (fibrosis
paru idiopatik) Dan
ternyata itu sangat berbahaya.” Kata Seung Chan
melihat contekan dari ponselnya.
“Apa itu masuk akal? Aku juga bertemu dengan Yoo Rim tadi pagi, dan dia....” ucap Soo Hyun tak percaya
“Karena dia tidak mau Hye Rim mengetahuinya. Apa untungnya mengetahui kalau
dia mempunyai penyakit
yang tidak bisa disembuhkan? Jadi,
dia hanya ingin kakaknya untuk
menikmati hidupnya. Aku
juga setuju, Bagaimanapun
juga, penting baginya untuk
menikmati sisa hidupnya.” Cerita Seung Chan dengan
wajah sedih.
Soo Hyun tersenyum menyuruh Seung Chan tak usah bercanda,
dan tak perlu mencoba menipunya
dengan kebohongan
semacam itu. Seung Chan pikir terserah Soo Hyun kalau memang berpikir
membohonginya karena hanya
memberitahunya yang
sebenarnya. Soo Hyun memanggil adiknya yang akan
pergi menanyakan kembali nama penyakit yang diderita Hye Rim. Seung Chan
kembali mencontek ke ponselnya, lalu menyebut nama “Idiopathic
pulmonary fibrosis.” Lalu meninggalkan ruangan.
Akhirnya Soo Hyun masuk ke kamar duduk dimeja kerjanya menurutnya
tak masuk akal, lalu buru-buru membuka laptopnya karena penasaran, mencari
keyword [Idiopathic pulmonary fibrosis] setelah itu mencari nama Hye Rim dalam ponselnya tapi
tak ditemukan, akhirnya ia mengingat namanya [Subjek Penelitian] dan menelpnya.
“Kau belum tidur?” tanya Soo Hyun, Hye Rim dengan membersihkan wajahnya
mengatakan belum dan bertanya kenapa Soo Hyun menelpnya.
“Ada sesuatu yang ingin
kutanyakan... Apa aku
bisa meminta nomor telepon Yoo Rim?” kata Soo
Hyun, Hye Rim pikir boleh dan akan mengirimnya lewat pesan.
“Tapi kenapa? Dia sedang pergi ke pedesaan untuk syuting dan sedang mengambil gambar, jadi
kurasa tidak
akan bisa mengangkat teleponmu.” Jelas Hye Rim.
“Benarkaha?....Apa... tubuhmu baik-baik saja akhir-akhir ini?” kata Soo Hyun ragu, Hye Rim heran karena Soo Hyun tiba-tiba
bertanya
seperti itu?
“Karena sepertinya wajahmu terlihat sedikit tidak baik. Apa yang kau rasakan?” tanya Soo Hyun
“Entahlah... Kadang terasa sakit
di sana sini, karena
umurku yang sudah tigapuluh.” Cerita Hye Rim
Soo Hyun bertanya bagian mana yang sering dirasakan
sakit, Hye Rim merasa tak bisa mencerna seperti dulu dan merasa
pusing, kadang-kadang juga batuk. Soo Hyun melihat gejala dalam
laptopnya, lalu bertanya apakah itu sering terjadi. Hye Rim pikir sering apabila pergi
ke tempat yang penuh polusi,
membuat batuk dengan parah.
“Apa kau punya masalah pernapasan?” tanya Soo Hyun gugup,
“Entahlah... ketika aku menaiki tangga, aku cepat kehabisan napas. Tapi kenapa?”kata Hye Rim. Soo Hyun mengatakan bukan apa-apa.
“Kau aneh sekali hari ini. Apa ada masalah?” ucap Hye Rim, Soo Hyun tak mengakuinya lalu menutup
telephonenya, Pesan Hye Rim masuk memberikan nomor telp Yoo Rim, Soo Hyun
segera menghubunginya tapi telp Yoo Rim tak aktif karena sedang ada dipedesaan.
Soo Hyun meyakini semua Itu
bohong dan Seung Chan hanya mempermainkannya, tapi wajahnya mulai serius lalu mengambil ponselnya.
Ia berjalan dilorong rumahnya mencari tahu dari temanya yang tidak
ada pengobatan dari penyakit itu, tapi menurutnya setidaknya ada beberapa yang sudah diuji.
“Apa tidak ada pengobatan lain selain transplantasi paru-paru?” kata Soo Hyun sudah pindah duduk didepan laptop melihat
informasinya.
“Menunggu? Apa maksudmu menunggu? Kita tidak punya banyak waktu!” jerit Soo Hyun tak terima
Setelah itu Soo Hyun pindah ke ruang tidurnya sambil
duduk dibagian buffet mengetahui Lebih dari 50 persen meninggal setelah 5 tahun didiagnosis dan penyebabnya adalah Hipoksia, Gagal jantung.
Soo Hyun masuk ke kamar adiknya dan membangunkan yang
tertidur nyenyak, memberitahu sudah berhasil mengetahui kalau di Eropa ada pengobatan yang telah diuji untuk penyakit Hye Rim. Seung Chan setengah sadar bertanya penyaki apa yang
dimaksud.
“Tampaknya, beberapa petrokimia mempunyai efek untuk menghambat perkembangan penyakit itu. Jadi, bilang pada Yoo Rim, dan...” kata Soo Hyun
“jadi Kau tidak tidur untuk mencari tahu tentang ini semua?” keluh Seung Chan
“Kau yang aneh. Bagaimana bisa kau tidur, saat
kau bilang kalau kau sangat menyukainya?” sindir Soo Hyun
Seung Chan pun dudu diatas tempat tidurnya, menurutnya
Soo Hyun bisa melihat dan mengerti menurutnya kakaknya itu sudah menyukai Hye
Rim. Soo Hyun heran adiknya bisa membahas hal itu dalam situasi seperti
sekarang. Seung Chan menahan tawa lalu mengucapkan permintaan maafnya karena
sudah membohonginya.
Soo Hyun terdiam lalu mencari sesuatu dalam kamar dan
menemukan pemukul baseball. Seung Chan menahan kakaknya sebelum memukulnya dan
meminta maaf karena hanya bercanda. Soo Hyun tak terima adiknya bercanda
seperti dan siap membalas dendam.
“Karena aku ingin tahu apa yang kaurasakan! Tapi... sekarang kau menyadari perasaanmu padanya, kan?” kata Seung Chan, Soo Hyun melotot lalu menurunkan
pemukul baseballnya.
“Karena itu... hentikan saja
penelitian ini. Karena Penelitian
ini berantakan pada saat kau mulai
memiliki perasaan padanya.” Jelas Seung Chan
“Tidak.... Aku tidak bisa melakukan itu.” Ucap Soo Hyun lalu menjatuhkan pemukul baseball dan
keluar ruangan. Seung Chan memanggil kakaknya memohon untuk menghentikanya.
Soo Hyun duduk diruang tengah dimeja kerjanya menatap dua
layar komputer terlihat file rahasia berjudul [Proyek
Madame Antoine Rancangan
Pilot Study] dan disampingnya [Jurnal
Penelitian]
Ingatanya kembali pada saat Hye Rim menangis di bandara
memegang tangan istri baru suaminya meminta agar menjaga Do Kyung dengan baik,
setelah itu menonton film romantis bersama dan terlihat wajah Hye Rim sangat
bahagia. Terakhir kali ketika membersihkan saus dimulut Hye Rim
merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. Tanganya yang mengelus wajah Hye Rim
saat di dalam penjara.
Kepala Soo Hyun tertunduk merenung sejenak, lalu
mengangkat wajahnya dengan serius dan memulai mengetik laporanya.
“Aku merasakan
sinyal bahaya dari otakku. Hormon mengerikan yang bisa merusak penelitian, mulai diproduksi. Aku kehilangan hak sebagai subjek Pria A, Karena itu, aku,
Choi Soo Hyun, tidak akan lagi ikut serta dalam penelitian.” Soo Hyun terdiam sejenak lalu menghela nafas dan kembali
menuliskan laporanya.
“Jika seperti itu,
apa aku bahkan berhak untuk menjadi pengawas dalam penelitian ini? Karena aku telah mengembangkan perasaan yang tidak menguntungkan terhadap subjek dan hasilnya tidak akan
bisa membantu tapi akan menjadi sedikit cacat. Kalau begitu, apa aku harus menghentikan penelitian
ini sepenuhnya?” Soo Hyun
berhenti mengetik
“Tidak. Reputasiku
sebagai seorang psikolog dipertaruhkan di sini. Dengan demikian, aku harus kembali ke peranku sebagai pengawas. Aku akan menjauhi
Go Hye Rim dan tidak akan melihat wajahnya lagi. Jauh dari penglihatannya, dan dari
pikirannya. Itu satu-satunya jawaban.”
Soo Hyun masuk ke dalam kliniknya, Ji Ho menyapanya
sambil meminum kopi, Soo Hyun langsung menyuruh keduanya untuk berkumpul.
Ketika bertemu di ruang tengah, Soo Hyun memberitahu Dalam
semua penelitian, akan ada yang disebut
dengan penyimpangan. Dan
saat sesuatu yang tidak dikehendaki terjadi, maka mereka
harus memulainya lagi dari awal.
“Apa yang kau bicarakan? Jadi, maksudmu sesuatu seperti itu sedang
terjadi sekarang?” ucap Seung Chan
“Aku tidak akan lagi ikut serta di dalam penelitian.” Kata Soo Hyun, Ji Ho kaget tapi Seung Chan memuji
pikiran kakaknya sangat tepat
menurutnya penelitian akan baik-baik jika mereka berdua, S
Soo Hyun menyela ucapan adiknya, menyuruh Ji Ho mencari
orang yang mengantikan dirinya sebagai subjek Pria A. Seung Chan tak terima menurutnya kalau memang kakaknya
mundur tak perlu mencari orang lain. Soo Hyun tak menangapi ucapan adiknya dan
meminta Ji Ho untuk memanggil Hye Rim agar menemuinya.
Soo Hyun memberikan selembar Surat
Penghentian Karyawan, Hye Rim binggung tiba-tiba
sodorkan surat seperti itu. Soo Hyun pikir Hye Rim sudah mengerti agar
meninggalkan posisinya sebagai konsultan di kliniknya, Hye Rim menanyakan
alasan harus melakukan itu.
“Aku mengambil sebuah proyek
besar. Satu
bulan yang lalu, aku mendapat kabar
dari Dr. Brown dari JPSP dan
aku harus mengembangkan kurikulum konseling
psikologis yang baru. JPSP
adalah singkatan dari Journal of Personality
and Social Psychology dan
itu merupakan jurnal psikologi paling
terkenal di dunia....”jelas Soo Hyun
“Dengan kata lain, kau sibuk
sekarang. Tapi apa
hubungannya dengan berhentinya
aku dari sini?” kata Hye Rim binggung
“Mulai sekarang, aku harus
berkonsentrasi pada
pekerjaan itu. Jadi,
setelah kita selesai memberikan konseling untuk Sung Oh, kita akan menutup
tempat ini. Jika
pusat konseling ini ditutup, tidak ada
gunanya untuk memiliki karyawan. Karena
itu aku memintamu untuk
berhenti. ” Jelas Soo Hyun
“Kalau begitu... mulai sekarang kau akan bekerja di mana?” tanya Hye Rim
“Aku akan mencari kantor baru.” Ucap Soo Hyun dengan melihat tangan didada.
Hye Rim merasa Soo Hyun bisa
tetap mempertahankan kantornya, Soo Hyun pikir
akan sulit untuk berkerja dengan tenang ditempatnya sekarang, karena ada cafe
dilantai satu. Hye Rim tak menyangka cafenya itu terlalu berisik selama ini.
Soo Hyun menjelaskan Selama penelitian yang paling penting adalah
keadaan psikologis
orang tersebut.
“Karena itu aku butuh tempat, di mana aku bisa sendiri dalam
keheningan tanpa
berinteraksi dengan orang lain.” Jelas Soo Hyun, Hye
Rim mempertanyakan siapa orang lain yang dimaksud Soo Hyun.
“Ji Ho akan tetap bekerja denganmu, dan... Ahh..Jangan-jangan... aku termasuk
dalam "kebisingan"
yang coba kau hindari. Apa
selama ini aku begitu
mengganggumu?” kata Hye Rim.
“Aku merasa kau akan semakin mengganggu ke depannya.” Kata Soo Hyun
“Kenapa? Kau yang lebih dulu mengganggu pekerjaanku. Siapa yang memanggilku saat
bekerja untuk membelikanku
makanan dan tas?” ucap Hye Rim tak terima
Soo Hyun menegaskan itu terjadi sebelum mengambil proyek itu, Hye Rim menyimpulkan saat Soo Hyun sedang
tak sibuk maka boleh mengganggu orang lain tapi saat sibuk
akan menyingkirkan semuanya dan pergi. Soo Hyun memalingkan padanya, Hye Ri tahu Soo Hyun
itu tipe
orang yang melakukan apa
pun yang diinginkanya.
“Aku sudah lama memikirkan kalau
aku perlu berkonsentrasi
sepenuhnya pada pene...” ucap Soo Hyun mencoba
mencari cara agar menjauh dari Hye Rim.
“Sejak kapan tepatnya? Satu minggu? Satu bulan? Belum lama ini kau bahkan datang ke sel penjara
untukku!” tanya Hye Rim mendesaknya.
“Waktu itu, aku merasa bersalah
karena kau
ditangkap gara-gara aku...” kata Soo Hyun
Hye Rim melanjutkan Soo Hyun dengan sengaja merusak skuter Seung Chan agar
ditangkap. Soo Hyun terdiam tak bisa membela diri,
Hye Rim menyuruh Soo Hyun Berhentilah menggunakan hal
seperti proyek sebagai alasanya menurutnya itu bukan alasan yang
sebenarnya. Soo Hyun melirik kesana kemari, Hye Rim menanyaka alasan Soo Hyun
yang sebenarnya melakukan itu dan menatap matanya untuk menjawabnya.
Soo Hyun melirik dan mengaku sebagai caranya
bekerja, karena apabila sedang sibuk berkerja bahkan tidak makan atau tidur jadi ingin memutus hubungan dengan orang lain juga dan mengeluarkan pulpen agar Hye Rim menandatangi
suratnya lalu berhenti dari pekerjaan dikliniknya segera. Hye Rim meminta maaf
tak bisa melakukanya karena bukan Soo Hyun yang memberikan pekerjaan tapi Tuan
Kim.
“Dan aku menyetujuinya bukan dengan kemauanku sendiri. Kau tidak berhak memecatku seenaknya seperti ini. Jika aku merasa waktunya tepat
dan kau benar-benar
tidak memerlukanku lagi, saat itu
aku akan berhenti dengan
senang hati. Jadi,
urus saja urusanmu sendiri.” Ucap Soo Hyun berdiri
menatap Soo Hyun yang duduk didepanya.
“Kupikir, kau menyukaik dan kau mengatakan kalau otakmu menjadi gila, lalu hormon, napas, dan detak
jantungmu menjadi kacau
saat pertama kali kau melihatku. Apa
itu hanya kegilaan sementara?” ucap Soo Hyun
menolehkan kepalanya sebelum meninggalkan ruangan.
Soo Hyun sempat melotot kaget lalu terlihat gelisah tak
bisa membela diri, Hye Rim bisa mengerti dengan sikap Soo Hyun yang diam saja
menurutnya yang selama ini dikatakan itu bohong. Soo Hyun berdiri lalu berjalan
mendekat dan mengulurkan tanganya, mengungkapkan Hye Rim itu adalah partner
yang baik.
Hye Rim mengernyitkan dahinya karena hanya dianggap
Partner, menurutnya memang betul karena mereka juga
tidak punya
hubungan apa-apa, karena yang dilakukan hanyalah bekerja bersama, sambil menjabat tangan Soo Hyun merasa sudah tidak
ada alasan untuk melihat Soo Hyun lagi setelah itu keluar ruangan. Soo Hyun
sempat terdiam, sementara Hye Rim diluar
ruangan mengumpat Soo Hyun yang seenaknya saja.
Yoo Rim membawa limun sambil mengeluh sangat lelah karena syuting
semalaman lalu mengajak Ji Ho untuk tidur sebentar
selama 30 menit. Tapi Ji Ho malah sudah
tertidur lebih dulu, Yoo Rim tersenyum menatap Ji Ho yang sedang tertidur
dengan keberanian mengecup bibirnya.
Ji Ho langsung terbangun dan merasa yakin Yoo Rim baru
saja menciumnya, Yoo Rim mengaku sudah melakukan kesalahan, Ji Ho berpikir Yoo Rim sedang mencoba mengetahui efek pada dirinya. Yoo
Rim binggung, Ji Ho meminta Yoo Rim melakukan padanya
lagi, Yoo Rim makin binggung. Ji Ho mengungkapkan Rasanya menyenangkan walaupun setengah tertidur.
“20 persen lembut dan 30 persen lembap tapi aku tidak yakin dengan
sisanya. Jadi,
tolong lakukan sekali lagi.” Jelas Ji Ho, Yoo Rim
masih tak menyangka Ji Ho meminta untuk melakuka lagi.
Ji Ho mengangguk menyakinkan Yoo Rim untuk melakukan lagi
padanya, karena tidak akan bisa tidur kalau penasaran tentang sesuatu, jadi harus mengetahui sisanya agar bisa tidur. Yoo Rim pun setuju akan memberikan kecupan lagi di
bibirnya. Ji Ho duduk dengan tegap dan membuka matanya lebar-lebar. Yoo Rim
heran melihat Ji Ho bukan menutup matanya, Ji Ho pikir untuk apa menutup
matanya karena Yoo Rim yang akan menciumnya.
“Ada yang disebut dengan
"suasana". Itu
harus dibangun agar kau bias mengetahui
50 persen sisanya. Dan
itu hanya akan terbangun kalau
kau menutup matamu.” Jelas Hye Rim
“Jadi, itu kondisi yang harus
dipenuhi? Baiklah.... Aku mengerti” kata Ji Ho lalu menutup cepat matanya
Yoo Rim pun memberikan kecupan, Ji Ho tersenyum mengaku sangat menyukainya. Yoo Rim ikut tersenyum mendengarnya. Ji Ho pikir akan melakukannya pada Hye Rim lalu buru-buru keluar dari tempat sauna. Yoo Rim
berteriak kesal karena dicampakan begitu saja.
Hye Rim baru melayani pelanggan cafe yang datang, lalu
melihat ada buku diary yang ditulis Soo Hyun selama ini, ia melihat gambar
orang minum berbotol Soju
[ "Aku meminum semuanya"Hari ini, aku mengetahui kalau
pasienku perlu mabuk untuk bisa mendapatkan perawatan.... Go Hye Rim,
konselor yang penuh semangat dari Klinik Madame Antoine.]
Hye Rim membalik lembaran belakanganya [Daftar tugas Go
Hye Rim 1. Sedikit bekerja dan banyak beristirahat 2. Minum teh jeruk sitrun (minimal tiga
cangkir). 3. Mencuci tubuh bagian bawah. 4. Memakai pakaian yang hangat.] Hye Rim tersenyum membacanya karena Soo Hyun seperti
memberikan perhatian padanya.
Tapi wajahnya cemberut karena dilembaran berikutnya tak
ada lagi tulisan Soo Hyun, akhirnya mengumpat kesal karena tulisan Soo Hyun
juga jelek. Seung Chan turun dari lantai dua memanggil Hye Rim bertanya apa
yang sedang dilakukanya.
Seung Chan memutar bola basket ditanganya, mengajak Hye
Rim untuk main basket dan yang kalah harus membelikan pemenangnya minuman. Hye Rim enggan melakukan karena suasana
hatinya sedang tidak terlalu bagus. Seung Chan pikir karena itu Hye Rim perlu
sedikit olahraga, karena dengan olahraga
bias menghasilkan
endorfin,
Hye Rim pikir tak mungkin bisa mengalahkan Seung Chan
bermain basket, Seung Chan mengatakan tak ingin bermain serius jadi Hye Rim bisa
mencuri bola dan memasukkannya, dan akan
menganggap itu menang lalu memulai denga mendribel
bola. Hye Rim tersenyum mencoba mengambilnya tapi Seung Chan dengan mudah
memasukan dalam keranjang.
Seung Chan kembali mengoda Hye Rim untuk mengambil bola
yang sedang di dribelnya, Hye Rim berhasil mengambil setelah Seung Chan
memasukan bola kedalam ring dan berusaha membalas tapi bolanya tak masuk. Hye
Rim mulai tersenyum bermain basket, ketika akan memasuka kedalam ring, Seung
Chan dengan sengaja mengendong dan membuatnya berhasil memasukan bola. Hye Rim
menjerit bahagia karena bisa memasukan bola kedalam ring.
Seung Chan mencuci wajahnya di kamar mandi, berkomentar Hye
Rim serius sekali melakukannya atau Mungkin terlalu baik padanya, jadi akan membelikan minuman, Hye Rim tiba-tiba
sudah berdiri menunggu Seung Chan didepan kamar mandi.
“Hari ini suasana hatiku sedang
buruk, jadi
terima kasih karena sudah menghiburku. Sebagai
gantinya, Dekatkan wajahmu, Aku akan mengelapnya untukmu.” Ucap Hye Rim membawakan handuk, Seung Chan pun mendekat
mengelap wajahnya dengan handuk.
“Selesai! Sangat menyenangkan
kalau tidak perlu
menggunakan tanganmu, kan?” kata Hye Rim bangga,
Seung Chan tersenyum lalu mengodanya dengan meminta untuk mencukur kumisnya.
Hye Rim merengek karena Seung Chan terus saja mengodanya.
Hye Rim meminum dengan cepat segelas bir, lalu berbaring
diatas meja. Seung Chan meminta Hye Rim berhenti karena sudah terlalu mabuk. Hye Rim mengaku baik-baik
saja dan masih bisa minum 5000 lagi dan berteriak meminta pada “Jumo” untuk satu gelas bir
lagi. Seung Chan tertawa karena Hye Rim merasa ada diera
Joseon, lalu berdiri untuk membeli
obat menghilangkan mabuk, jadi meminta Hye Rim menunggu sebentar.
“Aku tidak perlu itu! Panggilanku
adalah Si Peminum Go Hye Rim! Aku
masih bisa minum lebih banyak...” jerit Hye
Rim tapi Seung Chan sudah keluar dari bar.
Ponsel Seung Chan bergetar, terlihat nama [Kakak yang Kejam] Hye Rim binggung bertanya-tanya siapa kakak yang kejam
karena satu-satunya kakak yang kejam dimiliki Seung Chan itu adalah Soo Hyun
dan kembali menjerit kesal karena Suasananya sedang bagus, tapi Soo Hyun harus menelpnya.
“Kau sedang bersama Go Hye Rim,
kan? Kudengar
kalian berdua pergi minum.” Ucap Soo Hyun sedang
menyetir mobil, Hye Rim yang mengangkatnya membenarkanya. Soo Hyun melotot
kaget Hye Rim yang mengangkat telpnya.
“Hei, berengsek....Kau bilang kau sangat sibuk, tapi kau punya waktu menelepon adikmu dan tidak punya waktu untuk bertemu denganku? Kau harus mengganti namamu. Namamu bukan Choi Soo Hyun... Seharusnya "Choi
Pertama!" Pertama
bilang kau menyukaiku, pertama
mengajak makan... lalu,
pertama mengajakku bersenang-senang dan sekarang kau juga yang
pertama bilang
"bye bye", berengsek? Aku
sudah membiarkanmu selama
ini tapi aku
tidak bisa membiarkan penghinaan
terakhir itu. Apa yang
kau lakukan padaku sebelumnya itu egois!” ucap Hye Rim yang mabuk ditelp
“Mulai sekarang... kau tahu, aku juga mendapatkan proy... apalah itu. Jadi, aku sangat sibuk. Jadi aku tidak akan pernah melihat wajahmu lagi! Ini benar-benar "bye
bye", dasar
berengsek!” jerit Hye Rim yang menjauhka ponsel
dari mulutnya lalu jatuh tertidur diatas mejanya
Seung Chan mengendong Hye Rim pulang sambil bertanya Apa
yang membuatnya sangat
mabuk seperti ini dan menduga itu karena
kakaknya, dan Hye Rim tak bisa melihat Soo Hyun setelah memilih untuk mundur
dari penelitian. Soo Hyun tiba-tiba datang bertanya alasan adiknya membuat Hye Rim sangat
mabuk. Seung Chan binggung melihat kakaknya mengetahui mereka
minum.
“Dia mabuk, jadi dia mengangkat teleponmu. Aku pikir dia sangat mabuk jadi tidak bisa pulang
sendirian...” ucap Soo Hyun
“Kau sangat khawatir... dan kau sangat menyukainya, kan?” ejek Seung Can
“Dia kuat minum, jadi bagaimana
bisa kau membuatnya
sangat mabuk seperti itu? Kalau
kau terus melakukan
hal seperti ini aku
akan menarikmu dari penelitian.” Ancam Soo Hyun dengan
mata melotot
“Aku akan hati-hati. Tapi dia
minum dengan hati senang,
jadi aku yakin dia baik-baik saja.” Cerita Seung
Chan
Soo Hyun tak percaya Hye Rim minum karena hatinya senang,
Seung Chan menyakinkan karena tak mungkin Hye Rim minum karena menangisi
kakaknya dan menceritakan sudah bermain permainan 3-6-9 dan Permainan Kejujuran dengan begitu jadi tahu perasaan sebenarnya dan itu sangat menyenangkan, Soo Hyun bertanya perasaan Hye Rim yang sebenarnya. Seung
Chan mengatakan itu rahasia dan
memberitahu tidak terlalu memikirkannya, lalu menyuruh kakaknya pergi duluan karena harus
mengantar Hye Rim pulang. Soo Hyun hanya bisa menatap Seun Chan yang mengendong
Hye Rim ke lantai tiga.
Soo Hyun kembali mengetik laporan dengan wajah cemberut “Sudah satu hari
sejak aku mundur dari penelitian. Sepertinya Go Hye Rim tidak terlalu terpengaruh seperti yang kupikirkan. Dan Seung Chan terlihat sangat bahagia.” Lalu mengumpat dengan penuh amarah berkali-kali
Ji Ho masuk ke dalam ruangan, memberitahu sudah
menemukan orang untuk
menjadi subjek Pria A. Soo Hyun tak percaya Ji Ho
bisa secepat itu mendapatkan kriteria yang sama denganya, lalu melihat profil
Pria B.
Seorang pria memainkan piano diatas panggung, banyak
pengunjung yang medengarnya. Soo Hyun melihatnya dengan wajah merengut, Ji Ho
memberitahu Pria itu adalah dokter bedah plastic berusia 35 tahun Tapi, sering bermain piano menurutnya itu cocok.
“Dia terus menolak, tapi akhirnya
aku berhasil membuatnya untuk setuju. Coba Lihat,
bukankah dia sangat romantis? Dan
tampaknya, ketiga orang didepn akita dating ke sini setiap hari untuk
melihatnya.” Kata Ji Ho penuh semangat. Soo Hyun
terdiam menikmati permainan si dokter bedah plastik.
Setelah selesai dokter memberikan senyuman kearah Soo
Hyun dan juga Ji Ho, tapi hanya Ji Ho yang membalas senyumanya dan Soo Hyun
seperti menarik wajah terpaksa untuk tersenyum.
Soo Hyun berjalan keluar cafe langsung menolak pria itu,
Ji Ho terkejut. Soo Hyun bisa melihat pria itu memang playboy Dan
fakta dokter yang bisa bermain piano dengan santai dicafe itu sudah menunjukan sifat asilnya jadi tidak menyukainya.
“Itu karena dia punya klinik
sendiri, jadi dia
punya banyak waktu luang. Dan
bermain piano adalah hobinya
sejak kecil....” ucap Ji Ho membela
“Dan, apa namanya Joon? Terdengar seperti nama karakter sebuah film 70-an. Dia terlalu menganggap dirinya
keren. Apa dia
pikir ini adalah permainan? Cepat
cari yang lain!” perintah Soo Hyun, Ji Ho
hanya bisa mengangguk setuju walaupun dengan wajah lemas.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Keren keren keren, terima kasih. Ayo mba' dilanjutkan...
BalasHapusKeren...ditunggu part selanjut nya ya min.....drakor ini yg paling ditunggu2 ....seruuuu...semangat ...
BalasHapusDitunggu part 2nya chingu
BalasHapusyah mba lanjut soalny seru dan romantis plus kita jd belajar jg tntng psikologi manusia
BalasHapusAku yakin soo hyun menolak Joon itu karena cemburu,, karena joon selain ganteng, kaya, dokter, dan pandai bermain piano. Soo Hyun takut Hye Rim jatuh cinta sama Joon. Hahaha
BalasHapusDitunggu part selanjutnya segeraaaaa..... 🙏
BalasHapus