Soo Hyun dan Hye Rim berciuman sangat panas, sampai
akhirnya Hye Rim tersadar dan membuka matanya lalu mendorong Soo Hyun, dengan
nada marah bertanya apa sebenarnya yang ingin dilakukan Soo Hyun padanya. Soo
Hyun kaget melihat Hye Rim yang tiba-tiba marah setelah berciuman.
“Kau sangat hangat dan dingin, setelah itu mendorongku jauh lalu
menarikku untuk mendekat... Apa
yang kau lakukan sekarang?” kata Hye Rim
“Seperti yang kau lihat, aku hanya
seseorang yang menyukaimu.” Ucap Soo Hyun, Hye Rim
meminta Soo Hyun membuktikan ucapanya. Soo Hyun menghela nafas panjang dengan
memalingkan wajahnya.
“Jika... kau meninggalkanku... Aku pikir aku akan jatuh dalam
lubang keputusasan : 9 Aku ingin
bersamamu lebih dari yang orang lain inginkan: 9. Jika kamu jatuh cinta pada orang
lain, aku akan cemburu: 8. Aku...” kata Soo Hyun, Hye Rim tak mengerti dengan ucapan Soo
Hyun dan angka-angka yang disebutkan.
“Ini skala cinta yang bergairah, dengan nilai dari 1-10. Dikembangkan oleh Susan
Spretcher, Professor Ilmu Sosial di
Universitas Negara Bagian Illinois Dan
Elaine Hatfield, Psikolog Sosial di Universitas Hawaii.” Jelas Soo Hyun layaknya seorang Prof
Hye Rim masih tak percaya Soo Hyun melakukan tes itu
karena dirinya. Soo Hyun mengaku Perasaannya cukup sulit untuk menjamin sebuah tindakan, Hye Rim menanyakan hasilnya, Soo Hyun memberitahu
hasilnya 119 poin diKarenakan
hormon seperti dopamine berputar
disekitar otaknya, dengan . merasa
kenyang walau tidak makan dan terus memikirkanya.
“Skor tertinggi yang kau dapat di
tes ini?” tanya Hye Rim, Soo Hyun menjawab 135
poin.
“Lalu kenapa kamu tidak
mendapatkan skor itu? Apa
yang kurang dariku?” ucap Hye Rim tak terima
“Itu bukan salahmu. Beberapa poin sengaja aku abaikan
dengan tujuan agar
hubungan kita bisa lebih berkembang.” Kata Soo
Hyun
“Hubungan ini tidak akan
berkembang. Lagipula
kau masih melakukan eksperimenmu.” Ucap Hye
Rim menolak
“Apa kau masih ragu terhadap
eksperimen itu?” keluh Soo Hyun dan kembali
duduk dikursi.
Soo Hyun meminta mereka menyingkirkan tentang eksperimen
itu dan tanyakan saja yang ingin ditanyakan mengenai eksperimen
itu karena ia akan menjawabnya. Hye Rim pun duduk dengan
mata melotot bertanya “Apa judul eksperimen yang
dilakukan kepadaku?” Soo Hyun menjawab “Relevan
dengan tipe yang ideal...” belum selesai menjawab
Hye Rim langsung berdiri dari tempat duduknya
“Lihat, kau berbohong lagi, dan
kita bahkan belum
melewati pertanyaan pertama!” teriak Hye Rim kesal
“Bagaimana dia tahu
kalau itu bohong? ini tidak akan
berhasil. Aku harus membuatnya sedekat mungkin dengan kebenaran.” Gumam Soo Hyun panik
“Madame Antoine. Itu adalah nama pusat konsultasi, juga nama kafe milikmu jadi kami menyebutnya seperti itu di kalangan kami sendiri.” Kata Soo Hyun akhirnya jujur
“Kenapa fotomu, foto Seung Chan, dan foto Ji Ho ditampilkan pada
FMRI?” tanya Hye Rim
“Kami memiliki perasaan kepadamu dan ingin tahu seberapa dekat
masing-masing dari kami
sebagai pria idealmu.” Jelas SooHyun
“Kenapa kau meminta untuk
menemuiku lagi?” tanya Hye Rim, Soo Hyun
menjawab karena ia menyukainya.
“Lalu kenapa kamu berhenti
menemuiku?” tanya Hye Rim, Soo Hyun mengaku karena
ia semakin
menyukainya.
“Apa yang ada di dalam folder
"Cuckoo Bird" pada
folder Seung Chan?” tanya Hye Rim, Soo Hyun
rasa harus menanyakan pada Seung Chan
tentang itu.
“Apa kamu memiliki folder yang
sama pada
komputermu?” tanya Hye Rim, Soo Hyun mengaku menamai
foldernya "Quail." "Barn swallow." "Mockingbird." bahkan memiliki "Red-Crowned
Crane." Dan apabila terlalu
malas untuk menamai foldernya maka menggunakan
nama yang muncul.
“Apa eksperimenmu akan tetap dilanjutkan setelah ini? Bukankah biasanya ada eksperimen kedua kalau kau sudah menjalankan
eksperimen awal?” tanya Hye Rim, Soo Hyun
sempat melotot dan diam
“Ini adalah eksperimen psikologi
terkait cinta menggunakan
500 orang sebagai subjek. Dan
eksperimen awal itu adalah... adalah satu yang aku lakukan pada
wanita yang kau
temui.” Jelas Soo Hyun
“Bagaimana dengan eksperimen awal
kedua?” tanya Hye Rim, Soo Hyun mengaku sedang melakukannya
sekarang dengan menggunakan orang lain sebagai
subjek,
Hye Rim merasa Soo Hyun itu bisa memutar balikan segala
hal dengan mudah, Soo Hyun meyakinkan memang itu yang sebenarnya dan merasa Hye Rim itu lebih suka dirinya berbohong. Hye
Rim pun ingin menanyakan satu pertanyaan lagi, yaitu berapa hasil dari yang didapatkan
pada FMRI.
Soo Hyun kebinggungan dengan memoyongkan bibirnya,
akhirnya menjawab hasilnya Enam persen. Hye Rim yang tadinya berwajah serius, tertawa
mendengarnya, dan mengaku akan menghajar Soo Hyun apabila menjawab 63 persen
lagi. Soo Hyun pun menantang apakah Hye Rim ingin menanyakan yang lainya. Hye
Rim pikir sampai saat ini belum ada. Soo Hyun tahu memang Sulit
untuk menghapuskan semua keraguannya, jadi
kalau memang ada pertanyaan silahkan tanyakan langsung saja.
“Kalau begitu... kita berkencan
sekarang, kan?” ucap Soo Hyun dengan tersipu malu.
“Tentu saja tidak, Aku masih belum bisa
mempercayaimu.” Kata Hye Rim lalu keluar dari ruangan
praktek ramalnya.
Soo Hyun tak percaya hasilnya tak seperti itu dan hanya
bisa melirik melihat Hye Rim yang pergi. Hye Rim melirik kesal karena Soo Hyun
itu tak mengejarnya dan berpikir mungkin itu bukan yang ingin dilakukan,
menurutnya itu konyol mau berkencan dengan orang seperti itu lalu memilih untuk pergi ke dapur.
Soo Hyun bertanya pada Ji Ho dalam ruang kerja
dirumahnya, bertanya apa yang dikatakan tadi nama eksperimennya. Ji Ho tertunduk menjawab "Madame
Antoine." Soo Hyun menutup matanya karena Hye Rim
itu mencari tahu karena beberapa
alasan aneh.
“Hal ini tidak bisa membantu. Kita
hanya akan menyebutnya
seperti itu mulai sekarang. Mengerti?” kata Soo Hyun lalu menyuruh Ji Ho pergi sekarang,
setelah itu memikirkan kembali rencana eksperimentnya.
Hye Rim kaget karena Tuan Kim meminta untuk meramalkan
keberuntungan putrinya. Tuan Kim menceritakan
anaknya tidak begitu baik akhir-akhir ini. Hye Rim bergumam dengan wajah panik “Apa yang harus aku lakukan? Ini bukan seperti aku bisa melihat dia di depanku...dan tidak ada yang bisa
kulakukan...”
Tuan Kim pun meminta Hye Rim melakukanya, Hye Rim mulai
mengeluarkan kipasnya dan berbicara dengan bahasa Prancis walaupun terdengar
gugup. Tuan Kim lalu bertanya apa yang disampaikanya, Hye Rim menebak anak Tuan
Kim itu memiliki kepribadian yang cukup halus, manis, dan baik. Tuan Kim menyangkalnya karena anaknya benar-benar keras kepala.
“Semua orang sedikit keras kepala. Tapi dia baik, sehingga semua
orang menyukainya...” kata Hye Rim
“Tidak dia benar-benar berkemauan
keras. Dia tidak
pernah bisa berpegang pada teman-temannya.” Ucap Tuan
Kim
“Itu karena dia termasuk tipe artistic dan dia memiliki ketertarikan pada
bidang seni,
entah itu menggambar atau musik.” Kata Hye
Rim kembali menembak
“Sudah kubilang, bukan itu! Putriku kuliah di jurusan teknik
komputer!” kata Tuan Kim, Hye Rim tertawa
mendengarnya untuk menutupi rasa gugupnya.
“Sial, apa yang
harus aku lakukan? Aku tidak memiliki informasi untuk melanjutkan. Mungkin dia
wanita yang sebelumnya?” gumam Hye
Rim mengingat wanita yang dilihat saat ada di Villa.
“Sepertinya dia dalam keadaan yang
sedikit lemah. Dia tidak
memiliki banyak tenaga, dan
sering terkena pilek.” Kata Hye Rim kembali
menebak
“Tidak. Dia tidak pernah sakit
saat dia tumbuh dewasa. Nona
Go. Ada apa denganmu hari ini? Apa
kau sudah kehilangan sentuhanmu?” keluh Tuan
Kim
“Mungkin karena semua partikel
debu halus hari ini... mengaburkan
penglihatanku.” Kata Hye Rim lalu kembali bergumam agar
tak khawatir dan mencoba untuk melihat hal yang termudah dulu, menurutnya melihat apabila ayahnya seumur Tuan Kim
maka....
Hye Rim kembali menembak anak Tuan Kim itu sudah menikah,
Tuan Kim menyangkal anaknya belum menikah, Hye Rim melihat tanggapan Tuan Kim
menurutnya ada sesuatu yang harus
dikatanya. Ia pun menyarahkan agar anak Tuan Kim segara menikah dan bisa
melihat ada seorang pria yang baik di sekitarnya.
“Kalau dia melewatkan kesempatan
ini akan
sulit baginya untuk menemukan seseorang
seperti itu lagi...” kata Hye Rim
“Sudah kubilang, aku tidak akan
membiarkan dia
menikah!” tegas Tuan Kim
“Kau tidak akan membiarkan dia
menikah? Kenapa?” tanya Hye Rim binggung,
Tuan Kim langsung berdiri menyuruh Hye Rim menghabiskan tehnya dan pergi, Hye Rim binggung melihat Tuan Kim
tiba-tiba berubah jadi marah
Hye Rim dan Emma pergi menonton konser musik rock sambil
menari-nari, berjingkrang-jingkrak. Setelah lelah, Emma mengajak Hye Rim pergi
ke meja Bar memuji gerakan Hye Rim sudah bagus dan berpikir kalau temenya itu sudah
sering ke tempat seperti ini.
“Aku banyak bermain main di
tahun-tahun emasku! Tapi
kau juga harus membawa temanmu Yoo Sun! Kenapa kau tidak mengajaknya? Semakin banyak orang semakin
meriah!” kata Hye Rim memancing
“Dia benar-benar tidak suka
tempat-tempat seperti ini, jadi
aku tidak bisa mengajaknya.” Kata Emma lalu pamit
untuk pergi ke kamar mandi.
Hye Rim menghebuskan nafas lelah dan mengirimkan pesan
pada Soo Hyun “Emma meneleponku,
jadi aku bersamanya. Tolong persiapkan uang kompensasi untukku
hari ini. “
Hye Rim akhirnya mencari Emma di dalam kamar mandi karena
tak juga datang, tiba-tiba terdengar suara bertanya siapa yang datang. Hye Rim
pu mengetuk pintu bertanya apakah ada orang didalam. Emma membuka pintu tapi
wajahnya tertunduk dengan sorot mata yang berbeda. Hye Rim menduga itu Yoo Sun.
Yoo Sun binggung Hye Rim itu bisa mengenalnya.
Keduanya duduk dicafe bersama, Yoo Sun pun mengerti kalau
merasa aneh tidak memiliki
ingatan untuk beberapa hari terakhir. Hye Rim
menceritakan bukan
hanya beberapa hari tapi sudah
cukup sering bertemu Emma belakangan ini dan
menurutnya Sepertinya Emma yang muncul lebih banyak dan sering.
“Bagaimana kalau hidupmu sendiri
menghilang sepenuhnya?” tanya Hye Rim khawatir
“Meskipun begitu, Emma adalah
temanku. Dia
seperti sumber kekuatan bagiku saat dia muncul, ketika
aku sedang ditindas dan tidak punya teman.” Cerita Yoo
Sun
“Apa kau tahu kenapa tuan Sang
Wook tiba-tiba
pergi ke luar negeri? Itu
karena Emma. Dia
muncul dan mengatakan kepada Sang Wook bahwa
dia membencinya, dan mencampakkannya.” Cerita Hye
Rim. Yoo Sun sempat tak percaya, Hye Rim menyakinkan kalau sudah mengkonfirmasi
dengan Sang Wook
Yoo Sun duduk didepan cermin dengan wajah, melihat Emma
didepanya mengatakan kalau Emma yang datang dan memutuskan
hubungan dengan Sang Wook. Emma pun merasa
senang Yoo Sun sudah mendengarnya, karena menurutnya pria itu tak sesuai dengan Yoo Sun.
“Dia akan mencampakanmu bahkan kalau aku tidak
melakukannya.” Kata Emma
“Tidak! Apa kamu tahu berapa
banyak kami..” ucap Yoo Sun
“Apa kau tahu bagaimana
kesepiannya aku sementara
kau bersamanya? Apa
kau tahu bagaimana sulitnya bagiku berada
di kegelapan saja?” teriak Emma
“Aku tidak bisa membiarkan ini
berlanjut.” Tegas Yoo Sun dengan mata melotot
“Lalu? Apa yang akan kau lakukan tentang
hal itu? Apa kau
akan menyingkirkanku?” kata Emma menantang
Yoo Sun membenaka kalau tak ingin Emma muncul lagi
didepannya, karena tak bisa pernah bisa memaafkannya karena sudah merusak hubungan percintaanya, Emma tahu Yoo Sun tidak
akan pernah bisa menyingkirkannya dengan
omong kosong seperti konseling dan tak peduli dengan
yang dikatakanya. Yoo Sun marah dan langsung memecahkan kacanya.
Seung Chan turun ke lantai dua, menemui Hye Rim untuk
mengajak jalan-jalan jam 06:00 sore setelah selesai melatih, dengan menonton film dan makan malam
bersama. Hye Rim teringat dengan ciuman panasnya dengan Soo Hyun sebelumnya.
Ia pun memutuskan untuk saling berbicara tapi untuk
nonton film.... Seung Chan tak ingin ditolak karena sudah membeli tiket dan
memperlihatkanya, karena sebelumnya ingin menonton film itu. Hye Rim terlihat
tak bisa menolaknya.
Di dalam bioskop, Seung Chan tertawa sambil makan popcorn
tapi Hye Rim hanya diam dan melamun karena merasa tak nyaman menonton. Seung
Chan melirik Hye Rim yang tak menikmati menonton film.
Seung Chan memberikan empat slice kue dipiring, Hye Rim
binggung Seung Chan yang memesan banyak kue. Seung Chan tahu Hye Rim sangat
menyukainya jadi menyuruhnya untuk segera makan. Hye Rim terlihat makin tak
enak hati, Seung Chan menegaskan kalau itu bukan sebuah komitment jadi menyuruhnya
makan saja dengan santai.
“Semua Tertulis di seluruh wajahmu. "Apa yang harus aku lakukan
dengannya? Apa aku
harus menolaknya atau tidak? " Apa
kau, mungkin..... mulai menyukai orang lain?” ucap Seung Chan, Hye Rim hanya bisa diam.
“Yah, itu tidak masalah. Selama dia bukan kakakku, Kalau kau merasa tidak nyaman, Aku bisa menjadi teman priamu
saja. Biarkan
aku setidaknya melakukan itu, aku mohon?” kata Seung Chan
Hye Rim pun tersenyum, Seung Chan bahagia melihat Hye Rim
yang tersenyum, lalu mengajak mereka makan dengan santai karena sebelumnya
sempat hampir mati karena gugup.
Seung Chan pulang kerumah, ketika akan masuk kamar
melihat kakaknya duduk diruang kerja kamar tidurnya. Dengan santai Seung Chan
yakin itu bukan kakaknya, Soo Hyun heran melihat adiknya yang tiba-tiba
mengatakan hal itu.
“Aku baru saja bertemu dengan Go
Hye Rim.” Ucap Seung Chan
“Apa Hye Rim akhirnya
memberitahumu? Tentang
bagaimana perasaannya, Kalau dia
menyukaiku.” Kata Soo Hyun percaya diri
Seung Chan yakin kalau itu bukan kakaknya, Soo Hyun
sangat yakin itu pasti Hye Rim itu menyukainya, Seung Chan tertawa menurutnya
kakaknya tak perlu bermain-main sekarang lalu keluar ruangan. Soo Hyun
berteriak kesal kalau memang itu dirinya.
Ji Ho berlatih Hapkido, dengan membuat pukulan sambil
memanggil nama “Go Hye Rim!”
beberapa kali. Yoo Rim menghela nafas melihat tingkah Ji Ho yang berlatih demi
kakaknya, Akhirnya ia mendekati Ji Ho dan menatapnya. Ji Ho terlihat tak peduli
dan kembali memulai jurus memanggil nama Hye Rim. Yoo Rim langsung memberikan jurus membanting Ji Ho
karena kesal.
“Kenapa kau mengatakan namanya seperti itu?”kata Hye Rim kesal
“Aku belajar dengan tujuan melindungi Nunna Hye Rim dari gelandangan suatu
hari nanti...” ucap Ji Ho sambil memegang pinggangnya
yang sakit.
“Apa kau tidak mengerti? Tidak peduli seberapa besar kau
menyukainya, hal itu
tidak akan berhasil! Kau
belum mengerti juga?”
ucap Hye Rim
“Tidak ada yang tahu secara pasti. Kemungkinannya mungkin rendah, tapi tidak benar-benar nol.” Kata Ji Ho
Yoo Rim menghela nafas lalu berlutut didepan Ji Ho, Ji Ho
terlihat ketakutan melihat Yoo Rim yang mendekatinya. Yoo Rim pun menyuruh Ji
Ho untuk mengaku perasaanya pada Hye Rim satu kali. Ji Ho yang ketakutan
terlihat binggung.
“Apa yang akan kau lakukan dengan perasaanmu yang tak
berbalas kepadanya? Kau
harus mengaku kepadanya untuk
bisa sampai ke tingkat berikutnya.” Kata Yoo
Rim
“Bagaimana kalau aku ditolak?” ucap Ji Ho
“Apa maksudmu, ditolak? Dia tidak sekabur itu sebagai wanita dewasa, Dia
mungkin akan berakhir melihatmu
sebagai lebih dari seorang pria. Jadi
cobalah mengaku kepadanya, mengerti? Lakukan
langkah pertama.” Kata Yoo Rim dengan
memegang pundaknya, Ji Ho pun memutuskan
akan mencobanya dan
memberikan semangat dan bergumam dalam hati “Maaf, Ji Ho. Kau pasti akan ditolak.”
Yoo Sun datang meminta agar menyingkirkan Emma, Soo Hyun
kaget tiba-tiba Yoo Sun membuat keputusan seperti itu. Yoo Sun merasa Sudah
cukup lama jadi perlu
untuk melakukannya
itu Tapi
tidak cukup mengumpulkan keberanian, lalu
setelah mengetahu tentang Sang Wook, jadi membuat keputusan untuk menyingkirkan Emma.
“Kalau begitu, izinkan aku
menanyakan kepadamu beberapa
pertanyaan. Kapan kau
pertama kali diganggu?” tanya Soo Hyun
“Ketika aku masih di sekolah
dasar. Mereka
mengolok-olokku, dengan mengatakan bahwa Aku
punya kepribadian ganda.” Cerita Yoo Sun
“Kemudian, apakah Emma pertama
kali muncul saat kau
masih berada di sekolah dasar?” tanya Soo Hyun
“Tidak. Dia muncul saat aku masih
di sekolah menengah.” Kata Yoo Sun
“Lalu Kenapa mereka mengatakan itu
kepadamu di
sekolah dasar?” tanya Soo Hyun
“Aku tinggal di tempat bibiku saat
itu karena
orang tuaku meninggal tetapi
hal-hal aneh kadang-kadang terjadi. Mereka
berdua bekerja, jadi
aku sering sendirian tapi
seperti saat aku sakit, akan
ada sup yang disiapkan untukku atau
aku akan bangun dengan Obat
di sebelah kepalaku. Suatu
kali, bahkan ada handuk
dingin di keningku.” Cerita Yoo Sun
So Hyun menyimpulkan kalau Yoo Sun seolah-olah ibunya itu
sedang menjaganya, Yoo Sun membenarkan. Soo Hyun meminta Yoo Sun menjelaskan
kejadian saat jatuh
ke sungai.
Yoo Sun menyebut “anak ku” lalu mengubah dengan
menceritakan saat jatuh ke air, sang ayah menyelamatkanya setelah itu tak
sadarkan diri, menurutnya
sang ayah kesusahan walaupun sudah menggunakan semua
kekuatannya tapi akhirnya tersapu air dan ibunya
masuk juga ke dalam sungai mencoba menyelamatkan dirinya.
“Kau ingat dengan sangat baik untuk seseorang yang tak sadarkan
diri... Ini Tepat sekali... kau adalah Ibu dari Yoo Sun ‘kan?”
ucap Soo Hyun
“Aku sedang mengujimu, ternyata kau benar-benar luar biasa. Bagaimana kau tahu kalau aku ibu dari Yoo Sun?” tanya Ibu Yoo Sun
“Caramu membawa diri dan pola bicaramu benar-benar berbeda dari Nona Yoo Sun. Dan bukti yang paling menentukan
adalah saat kau
menyebut Yoo Sun "anakku." Meskipun
kau dengan cepat mencoba untuk
menutupi kesalahan itu. Hanya
ayah atau ibu Yoo Sun yang akan mengingat
kejadian itu dengan cukup jelas karena
dia pingsan, dan hanya mereka yang akan memanggilnya "anakku." Tapi... kau tidak tampak seperti
ayahnya.” Jelas Soo Hyun panjang lebar.
“Aku tidak berniat untuk tetap
bersama Yoo Sun
secara paksa. Tapi Yoo
Sun sangat ingin aku Bersamanya dan terlalu menyakitkan bagiku untuk meninggalkannya sendirian. Aku pikir hal itu menjadi racun. Lagipula, Yoo Sun diganggu karena aku” kata ibu Yoo Sun
“Jadi itu karena kau yang kadang-kadang muncul saat dia masih berada di sekolah dasar.” Ucap Soo Hyun
Ibu Yoo Sun membenarkan, tapi melihat Yoo Sun sudah
dewasa sekarang jadi merasa anaknya itu tidak
perlu teman
khayalan atau ibunya lagi, jadi meminta Soo Hyun agar
menyingkirkan Emma agar Yoo Sun bisa hidup dengan kekuatannya
sendiri dan juga singkirkan dirinya juga.
Hye Rim tak percaya mengetahui kalau Ibu Yoo Sun itu ada
didalam tubuh Yoo Sun juga, lalu bertanya perasaan Yoo Sun tentang semua ini
dan apakah Soo Hyun memiliki kesempatan
untuk melihatnya. Soo Hyun pikir Yoo Sun merasakan
hal yang sama tapi tidak
memiliki keberanian, sehingga
ibunya datang sebagai gantinya.
“Kalau begitu... kita juga harus
menyingkirkan Emma ? Kami menjadi cukup dekat.” Kata Hye Rim sedih
“Itu sebabnya aku akan membutuhkan
bantuanmu, karena Kau
satu-satunya orang yang dekat dengannya jadi kau harus melakukan sebagian
besar pekerjaan.” Ucap Soo Hyun, Hye Rim
setuju
Soo Hyun akan pergi tapi
terlihat binggung lalu bertanya apakah mereka tidak bertemu satu sama
lain lagi. Hye Rim hanya
melirik didepan mesin kopinya. Soo Hyun merasa sudah memuaskan jawaban tentang
eksperimentnya, Hye Rim pun setuju merkea untuk bertemu. Soo Hyun mengusulkan malam
ini jam 6 sore. Hye Rim jual mahal kalau sedang sibuk tapi akan mencoba untuk meluangkan waktu. Soo Hyun kembali kelantai
dua, Hye Rim meloncat bahagia bisa berkencan dengan Soo Hyun.
Hye Rim memilih pakaian didepan cermin, tiba-tiba tanganya
terasa dingin, Soo Hyun lalu memegangnya dan menaruhnya didalam saku jaketnya
lalu jalan bersama.
Keduanya duduk direstoran, Soo Hyun tiba-tiba duduk
disamping Hye Rim, dengan malu-malu Hye Rim heran melihat Soo Hyun mendekatinya
dan menyuruh untuk kembali ke tempat duduknya, Soo Hyun memegang dagu Hye Rim
menegaskan kalau itu adalah tempat duduknya lalu menciumnya dengan penuh nafsu.
Dibawah lampu cafe, Hye Rim dan Soo Hyun kembali berciuman dengan hot, tangan
Soo Hyun pun turun kebagian bawah.
Hye Rim menyadarkan lamunan, menurutnya harus menarik
garis dalam kencannya kali ini karena tak ingin dianggap sebagai wanita
murahan, lalu pergi ke meja rias dengan memoles lipstik dibibir dan membuatnya
agar terlihat sexy.
“Haruskah aku membiarkan dia
menciumku saat ini,
atau tidak?” pikir Hye Rim lalu tersenyum bahagia.
Soo Hyun terdiam didepan komputer dengan wajah serius,
lalu mulai mengetik laporannya.
“Siapa Choi Soo Hyun
yang mengajak nona Go Hye Rim berkencan? Aku yakin kalau itu
bukan Pegawas Choi Soo Hyun. Kalau begitu, apakah Subjek Pria A adalah Choi Soo Hyun? Atau manusia Choi Soo Hyun? Kalau aku bertanya kepadanya sebagai
Subjek Pria A, Aku harus mendapatkan pengakuan darinya hari
ini. Tapi hatiku
bertindak sendiri pada tugas-tugas yang tidak relevan untuk
hal itu.”
“Orang
yang bernama Choi Soo Hyun telah mendominasi Subjek Pria A Choi
Soo Hyun. Aku gugup dan malu
karena akan menjadi kencan pertama dan
cinta pertama mereka dan aku bahkan sedikit takut. Apa aku bisa menyimpulkan pertemuanku dengannya tanpa hambatan?”
Soo Hyun menunggu di halte bus, Hye Rim turun dari bus
dan dengan gaya sexy memhembaskan rambutnya kebelakang, Soo Hyun melihat Hye
Rim yang nampak cantik bergumam “Haruskah aku memintanya untuk bergandengan tangan denganku? Dia mungkin menolak dan berpaling. Tidak peduli
apapun, aku harus sopan Dan lembut. “
Keduanya akhirnya berjalan, Soo Hyun hanya jalan
tertunduk dengan tangan ditaruh dibelakang. Hye Rim melirik dengan bergumam “Kenapa dia begitu
tegang? Dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk menggandengnya.” Akhirnya ia mengeluarkan
jurus mengaku tanganya sangat dingin dan tidak membawa sarung tangan.
Soo Hyun membuka sarung tangan dan menyuruh Hye Rim
memakainya, karena ia punya kantung yang bisa membuatnya hangat lalu berjalan
lebih dulu.
Keduanya duduk dicafe menikmati teh, suasana terlihat
canggung. Hye Rim merasa mengantuk, sambil menguap melihat pasangan duduk
didekatnya berciuman, lalu memberitahu Soo Hyun dengan yang dilakukan anak muda
itu. Soo Hyun melihatnya, Hye Rim merasa keduanya karena masih muda jadi bisa
begitu hot berciuman.
Soo Hyun mengingat saat terakhir kali berciuman dengan
Hye Rim sangat hot, dengan wajah panik mengaku sangat panas dicafe itu. Lalu
berdiri mengajak Hye Rim untuk pergi ke luar dan mencari udara segar. Hye Rim semakin cemberut karena sikap Soo Hyun tak
sesuai dengan khayalanya.
Hye Rim merasakan sepatu tak nyaman dan mencari tempat
untuk bersandar agar bisa memperbaikinya, dengan memegang pundak Soo Hyun, Hye
Rim memperbaiki hak sepatunya.
“Sinyal Jenis apa
ini? Apa dia mencoba untuk mengujiku? Maka aku akan bangkit
untuk menantang dan Aku akan gentleman kapanpun.” Gumam Soo Hyun tak mau tergoda
Hye Rim melirik lalu dengan sengaja berpura-pura jatuh
dengan memeluk Soo Hyun agar tak jatuh. Soo Hyun melepaskanya dan mengarahkan
tangan Hye Rim agar memegang dinding, Hye Rim melirik sinis karena Soo Hyun
seolah-olah tak peduli denganya.
“Apa yang sedang kau coba lakukan
sekarang? Apa kau
benar-benar seorang spesialis dalam
psikologi perempuan? Apa
kau mengatakan kalau aku bukan seorang wanita?” teriak
Hye Rim, Soo Hyun ingin membela diri tapi Hye Rim sudah lebih dulu berteriak untuk
melupaknya dan memilih pergi. Soo Hyun terlihat binggung melihat sikap Hye Rim
yang tiba-tiba marah.
Hye Rim mengumpat kesal saat akan masuk ke dalam cafe,
karena Soo Hyun ternyata pria yang sangat kaku dan bersumpah tidak
akan pernah mengencaninya lagi. Ketika masuk ke
cafe, heran karena Ji Ho berpakaian rapi duduk dengan Yoo Rim.
Yoo Rim pun memberikan kata “action” Ji Ho pun meminta Hye
Rim untuk menonton video dulu. TV yang disiapkan Ji Ho memutar video yang dengan
Hye Rim yang terlihat makin lama makin jauh dan seluruh madame antonie dari atas. Hye
Rim binggung sebenarnya apa yang ingin ditujukannya. Ji Ho mengatakan kalau itu
tentang Hye Rim.
“Kenapa aku begitu kecil dalam
video?” tanya Hye Rim binggung
“Itu karena dia menggunakan drone
untuk mengambil gambar itu.” Jelas Yoo Rim
“Seperti itulah bagian dalam
hatiku, Hatiku berputar di sekitar orang
kecil di layar.” Kata Ji Ho. Hye Rim semakin
tak mengerti lalu menanyakan pada adiknya apa yang sebenarnya dikatakan Ji Ho,
Yoo Rim mengelangkan kepalanya.
“Alam semesta dimulai dengan Big
Bang. Melalui
itu, Galaksi Andromeda, Sistem
Solar, planet-planet dan
bahkan bumi tempat kita hidup, diciptakan....” kata
Ji Ho, Hye Rim pun menyela.
“Ji Ho.... Aku benci ilmu bumi dan aku hanya ingin kau memberikan versi sederhana.” Ucap Hye Rim, Yoo Rim mengangguk-anggukan kepala sangat
mengerti dengan kakaknya.
“Sebelumnya, aku tidak pernah
benar-benar berpengalaman
dengan emosi Tapi
berkat kau, Ledakan emosi meletus
di hatiku, pada saat
itu ketika pertama kali aku melihatmu.” Ucap Ji Ho
“Oh, anakku yang malang... Maaf, tapi aku tidak pernah bisa melihatmu sebagai seorang
laki-laki.” Kata Hye Rim
Ji Ho ingin tahu alasanya, padahal ia sudah belajar
Hapkido sekarang untuk menjadi
seorang pria. Hye Ri menegaskan tidak ada hubungannya dengan
hal-hal seperti itu, karena Ji Ho sudah
dianggap sebagai
bayi yang lucu dalam
pikirannya sejak melihat pertama
kali. Ji Ho pikir mungkin karena jarak umur yang berbeda, dan merasa bisa
menunggunya.
“Tetap akan sama. Ketika kau berada di usia empat
puluhanmu, lima
puluhan, atau enam puluhan, maka kau
akan terlihat seperti bayi berusia empat puluhan, lima puluhan, atau enam puluhan,
untukku. Buka matamuu dan melihat sekeliling. Kalau
kau melakukannya, maka kau akan
menemukan lebih alam semesta yang indah dari yang
kau lakukan di kepadaku” jelas Hye Rim
Ji Ho menahan tangis karena ditolak lalu berlari keluar
dari cafe, Yoo Rim mengejar Ji Ho yang berlari keluar cafe. Hye Rim meminta
maaf karena menolak pernyataan cintanya, Yoo Rim berteriak mencari Ji Ho sampai
keluar dari cafe. Ji Ho keluar dari persembunyinya, dengan bersandar di dinding
menangis tersedu-sedu karena ditolak cintanya.
Soo Hyun pun meminta Yoo Sun berbaring
dengan tenang dan mengikuti
saja apa yang dikatakan dan meminta untuk merasakan udara di
dalam ruangan dan mengatur nafasnya.
“Sekarang,Metode yang yang paling
nyaman yang kau
tahu... Longgarkan
cengkeramanmu pada kesadaranmu, lalu Kelopak
matamu terasa berat, Mungkin kau akan mengantuk atau keadaan relaksasi dan kau berada dalam keadaan paling
nyaman sekarang, kau siap untuk menjadi salah satu orang dalam pikiranmu sekarang.” Ucap
Soo Hyun dan membuat Yoo Sun pun menutup matanya.
“Aku ingin pergi, karena Akan sulit bagiku untuk melihat
Emma menghilang.” Ucap Hye Rim menahan
sedihnya.
“Kau tidak bisa pergi, Hanya
kaulah satu-satunya yang bisa meyakinkan dia. Kalau kau temannya, kamu harus bersamanya pada saat-saat terakhirnya.” Tegas Soo Hyun menahan Hye Rim pergi.
Hye Rim menatap Yoo Sun yang sudah tertidur, Soo Hyun
bertanya apakah Hye Rim sudah siap sekarang. Hye Rim dengan wajah sedih
mengangguk. Soo Hyun pun meminta Yoo Sun bangun sebagai Emma. Yoo Sun membuka
matanya dan sorot matanya berubah jadi Emma.
Ia binggung melihat tempat bangun, lalu melihat Hye Rim
dan didepanya ada Soo Hyun. Wajahnya terlihat kesal karena sudah mengiranya
dari awal, lalu berdiri karena Hye Rim ternyata ada disisi Soo Hyun dan sengaja
menelp dengan tujuan menyingkirkannya.
“Aku tidak akan membiarkanmu. Bahkan kalau aku mati, aku tidak
akan pergi sendiri! Aku
akan membawa Lee Yoo Sun bersamaku!” teriak
Emma mengancam dengan mengambil pisau dari meja.
“Kupikir kau berteman dengan dia
selama 20 tahun...
tapi kau akan membunuhnya? Apa
itu arti teman bagimu?” kata Soo Hyun berusaha
santai
“Aku tidak meminta untuk ini! aku
hanya keluar karena
dia menginginkan aku! Tapi sekarang, di sini dia, mencoba
untuk....” teriak Emma.
“Memang Benar. Yang memanggilmu adalah
Nona Yoo Sun. Tapi dia
orang yang berbeda daripada
dirinya sebelumnya. Dia
mencoba yang terbaik untuk hidup dengan kekuatannya sendiri. Kalau kau memang benar-benar
temannya, maka kau harus
membantunya.” Jelas Soo Hyun
“Tapi itu tidak adil kalau aku
harus hilang
begitu saja seperti ini... Aku
sudah sangat banyak membantunya di masa lalu, dan sekarang dia...” rengek Emma tak terima
“Tapi, kau juga membuat hidupnya menjadi jauh lebih sulit. Siapa orang yang menemui tuan
Sang Wook dan
merusak hubungan mereka? Kau
tidak benar-benar melakukannya demi
Yoo Sun. Kau
sengaja membuatnya sengsara karena
akan semakin sulit bagimu untuk muncul kalau
Nona Yoo Sun menjadi bahagia
dengan tuan Sang Wook.” Ucap Soo Hyun dan bisa
membuat Emma tenang
“Nona Yoo Sun ingin dipisahkan
darimu sekarang. Ibunya
juga merasakan hal yang sama. Sekarang,
tolong... saatnya
bagimu untuk menghilang, Nona
Emma.” Kata Soo Hyun akhirnya bisa mengambil benda tajam dari
tangan Emma dan Emma menangis
Emma menatap Hye Rim menanyakan apakah ia juga ingin dirinya
menghilang, padahal mereka adalah
teman. Hye Rim mengakui mereka adalah teman, karena setalah bertemu
denganmu, seolah-olah kembali
ke usia dua puluhan lagi dan juga
bersenang-senang. Emma merengek karena Hye Rim
meminta untuk menghilang.
“Kau tampak tidak nyaman kepadaku. Seperti kau mencoba untuk hidup sebanyak yang kau bias dalam waktu singkat.” Ungkap Hye Rim
“Ya, aku tidak nyaman. Aku tidak tahu kapan aku akan
kembali menjadi Lee
Yoo Sun, jadi aku selalu terburu-buru! Tapi...
sekarang kamu mencoba untuk menyingkirkan, padahal sedikit
waktu yang aku miliki untuk diriku sendiri saat ini...” ucap Emma sambi menangis sesungukan.
“Kau tidak menghilang. Kau akan hidup bersama nona Yoo
Sun sebagai
bagian dari dirinya. Dan Kau tidak
perlu terus berada dalam keadaan
gelisah lagi. Kami
tidak mengucapkan selamat tinggal. Aku
akan bertemu kau lagi sebagai Nona Yoo
Sun... sebagai
dirimu yang sebenarnya. Aku
juga benar-benar tidak mau dipisahkan
darimu.” Ucap Hye Rim menahan sedihnya.
“Bahkan kalau aku menjadi Yoo
Sun...apa kau akan pergi clubbing bersamaku?” tanya Emma
menghapus airmatanya.
Hye Rim mengangguk, Emma kembali bertanya apakah Hye Rim akan
memakai make up dan tindik serta berbelanja baju bersamanya lagi. Hye Ri mengangguk karena Emma akan
hidup dalam diri Yoo Sun jadi tidak akan menghilang, menurutnya apabila Emma memang menghilang maka akan mengenangnya. Emma sempat mengumpat tapi Hye Rim membalasnya
dengan pelukan, Soo Hyun membiarkan keduanya agar bisa membuat Emma tenang.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
gumawo gan uda publis ini
BalasHapus