Mo Yun turun dari mobilnya dan terdiam ketika melihat Shi
Jin sudah menunggu didepan rumahnya. Shi Jin menatap Mo Yun seperti merasa
bersalah dengan kejadian terakhir kali yang harus meninggalkanya. Keduanya
duduk dicafe hanya duduk diam tanpa menatap. Shi Jin akhirnya memulai
pembicaran dengan meminta maaf dan merasa menyesel karena meninggalkanya saat
terakhir kali.
“Yang ingin kudengarkan...adalah
penjelasan, dan bukannya
permintaan maaf. Kau
pergi ke mana kemarin? Apa
kau naik helikopter lagi?” ucap Mo Yun, Shi Jin
mengatakan tidak naik helikopter karena tak pergi
jauh.
“Aku dilarang untuk memberitahu orang lain.” Ucap Shi Jin, Mo Yun bisa mengerti dan meyakinkan kalau
ia bukan mata-mata.
“Hariku sungguh berat hari ini. Tapi, sekarang dan mungkin
nanti... aku hanya
akan memikirkanmu. "Ke
mana pria yang kusuka ini pergi?" "Apa
yang sedang dia lakukan?" Tapi,
setelah kita bertemu. Kau
tak bisa... mengatakan
apa-apa, karena
kau dilarang.” Ungkap Mo Yun, Shi Jin hanya bisa
mengatakan maaf.
“Apa kau ini Pasukan Khusus?” tanya Mo Yun, Shi Jin pun menjawab semacan itu.
“Kau bilang, kau melakukan
pekerjaan buruh. Tapi, kau
juga memiliki luka tembak... itu
artinya kau sudah tertembak. Jadi,
apa kau juga melakukan
penembakan? Dan juga
itu artinya... Kau bisa
membunuh... ataupun
terbunuh. Seperti itu pekerjaanmu,
'kan?” ucap Mo Yun, Shi Jin terdiam dengan menatap Mo Yun
“Apa kau hanya akan melawan orang-orang yang jahat? Aku menghabiskan 12 jam sehari untuk berjuang menyelamatkan
orang. Itulah
yang aku lakukan. Aku
berjuang untuk kehidupan. Tapi,
yang kau lakukan itu... adalah
melindungi orang lain melalui
kematian orang lain juga.” Kata Mo Yun, Shi Jin
mengangguk-angguk mengerti.
“Aku adalah seorang tentara dan Tentara harus mengikuti perintah. Terkadang apa yang aku anggap
baik itu tak
dianggap baik oleh orang lain. Meskipun
begitu, aku harus tetap
menjalankan perintah. Selama ini... aku
sudah kehilangan 3 kawan selama
menjalankan perintah.” Cerita Shi Jin mengingat
saat kehilangan teman pada saat akan masuk ke dalam helikopter.
“Alasan kami melakukan apa yang harus dilakukan... karena itu adalah kewajiban. Aku dan juga keluargaku, Kau dan juga keluargamu Dan semua orang yang kita
sayangi. Aku
percaya bahwa aku berjuang untuk perdamaian
dan kebebasan tanah air kita.” Cerita Shi Jin
mengingat penyerbuan pada tentara taliban dan korea utara.
“Aku adalah seorang dokter. Aku percaya kehidupan itu suci, dan tak ada hal yang bisa menggoyahkannya.” Kata Mo Yun, Shi Jin mengangguk mengerti.
Mo Yun meminta maaf, menurutnya hubungan mereka tak bisa berjalan lancar. Shi Jin dengan mata memerah bisa mengerti dengan
keputusan Mo Yun. Akhirnya Mo Yun pun pamit pergi lebih dulu, Shi Jin
mengatakan senang bisa mengenalnya dan supaya menjaga dirinya baik-baik. Mo Yun keluar
dari cafe tanpa menengok sedikitpun meninggalkan Shi Jin yang duduk sendirian
dicafe
Shi Jin membiarkan dirinya tersiram air yang keluar dari
shower, ada bekas luka dibagian pundak, lengan dan ditempat lainya. Pelahan
membersihkan kaca yang terkena uap panas, lalu menatap dirinya yang putus
hubungan dengan Mo Yon sangat cepat.
Dae Young datang dengan membawa kotak sabunya, Shi Jin
bertanya apakah Dae Young sudah pulang kerumah. Dae Young malah bertanya balik
kenapa Shi Jin sudah ada di pos lebih dulu. Shi Jin bertanya apakah Dae Young
tak menemui Myung Ju, karena mereka tak
akan bertemu selama 8 bulan. Dae Young bertanya apakah Shi Jin sudah bertemu dengan
dokter.
Shi Jin hanya diam dan meminta untuk meminjam pisau
cukur, Dae Young memberikanya lalu mendapat berita dari Sersan
Gong bahwa wanita Urk itu cantik-cantik, seperti seorang artis dan juga penyanyi. Shi Jin hanya
tersenyum sambil mengoleskan foam diwajahnya.
Shi Jin sebagai komandan, berlari dengan anak buahnya
yang bertelanjang dada sambil bernyanyi “Pria... Tampan... Ada di mana-mana... Tapi, akulah pria sejati yang sesungguhnya. Pria yang sangat hebat. Kami tak pernah kalah. Dengan penuh kebanggan Dan juga cinta... Akulah pria sejati yang
sesungguhnya. Pria yang
sangat hebat.”
Ada sebuah bendera korea diatas kubah dengan bentuk
salib, dan pagar berduri yang membentengi tempat Shi Jin.
[8 bulan kemudian]
Para tentara dengan alat berat dan juga pemindai besi
menyusuri bukti, beberapa anak-anak kecil dengan bahagia bermain dengan mobil
tank yang asing bagian mereka. Shi Jin memejamkan matanya didalam mobil, Dae
Young menghampirinya bertanya apakah Shi Jin sedang tidur.
“Aku sedang merasa bangga bahwa kita adalah pasukan penjaga
perdamaian.” Ucap Shi Jin masih menutup matanya, Dae
Young menawarkan kopi sudah dingin di botol minumnya. Shi Jin menolak ingin
minum air putih miliknya saja. Keduanya cheers bersama, terdenga suara “ Piccolo melapor. Kami
sudah menemukan bahan peledak.”
Dua orang dengan baju penjinak bom memberitahu benda yang
ditemukan adlalah rudal 82mm. Dae
Young tahu rudal itu milik
Rusak yang ditembakkan ke
Utara Urk selama perang perbatasan. Shi Jin
bertanya apakah skringnya masih hidup.
“Kita harus berhati-hati, karena Jangkauan ledakannya sangat
besar.” Ucap Dae Young, Shi Jin melihat sekeliling ada banyak
anak-anak yang melihat perkerjaan mereka.
“Kami sudah melakukan persiapan. Apa yang harus kita lakukan? Jika kita melaporkannya, Kita akan diminta mundur sampai pasukan AS sampai di sini.” Ucap sipenjinak bom
“Staf Sersan Choi, Apa Kau ingat mottoku?” ucap Shi Jin, Choi Woo Geun sebagai penjinak bom
tersenyum mengatakan "Santai
saja, karena semuanya akan
baik-baik saja. Tak
usah stres." Dua junior yang ada diatas
mengangguk angguk mengerti
“Staf Sersan Lim. Seperti apa stres itu?” tanya Shi Jin, Lim Kwang Nam pun menjawab dengan
lantang.
“Satu, mengirim memorandum (Surat persetujuan). Dua, mengirim memorandum. Tiga, mengirim memorandum.” Ucap Kwang Nam, Chul Ho menganguk mengerti
“Tentara AS mempunyai tugas untuk perdamaian dunia Dan ini adalah tugas kita. Komandan yang akan bertanggung
jawab penuh Dan
komandannya adalah aku.” Tegas Shi Jin dengan bangga
[Corps
Taebaek]
Park Byung Soo berteriak menanyakan pada Shi Jin dan Dae Young, siapa yang
melakukanya, dengan menghela nafas mengatakn Hanya
karena mereka ada di lokasi tapi bukan berarti bias mengabaikan instruksi pusat dan sebelumm sudah dikatakn untuk
menyerahkan bom itu
pada EOD (penjinak bom)
“Siapa diantara kalian yang telah menimbulkan kekacauan ini?” teriak Byung Soo
“Wakil Komandan... tidak menghentikanku.” Ucap Shi Jin dengan posisi siap, Dae Young melirik
karena Shi Jin menyalahkanya.
“Kenapa kau tak menghentikanku? Bukannya kau tahu aku paling suka menulis memorandum? Ahh... Dasar...” keluh Shi Jin menyalahkan wakilnya.
“Sepertinya memorandum sedang
dalam proses.” Ucap Shi Jin melapor pada Byung Soo
Lalu memberikan alasan dengan bangga mengatakan Dae Young si wakil komandan, yang jago
sekali menulis surat, dengan julukan “Tolstoy... Master Seo Dae Young.” Byung Soo terlihat binggung melihat Shi Jin seperti
mempermainkan dirinya akhirnya berteriak menyuruh keduanya berdiri tegap.
Shi Jin dan Dae Young berlari dengan membawa tas dan juga
senapan sambil bernyanyi “Kami dilahirkan sebagai pelindung tanah air
kita. Kami akan berjuang sebagai penerus bangsa.” Anak buah
Shi Jin melihat komandanya yang sedang dihukum langsung berdiri tegap dan dari
belakang mengejek karena dihukum.
Wajah Shi Jin terlihat sangat bahagia walaupun kena
hukuman, lalu bertanya apakah Dae Young tak suka mendapatkan hukuman itu. Dae
Young heran Shi Jin itu bisa menyukai hukuman seperti ini. Shi Jin tersenyum
dan kembali berlari sambil menyanyi penuh semangat.
Lampu dinyalakan pada studio TV, wajah Mo Yun terlihat
sangat cantik duduk didepan meja. Pembawa acara berkomentar Mo Yun seperti
biasanya sangatlah elegan.
“Apa Cara terbaik untuk menghindarinya adalah check up secara teratur?” tanya si pembawa acara
“Ya... Saat
anda melakukan check up, sebaiknya
and meminta hasil USG.”ucap Mo Yun seperti sudah
sering masuk TV untuk mempromosikan rumah sakit.
Ketika berjalan masuk
kerumah sakit sudah banyak standing banner dengan model dirinya, beberapa orang
pun mengambil gambar dari ponselnya. Ketika melewati Lobby sebuah spanduk besar
tergantung dengan wajah Mo Yun sebagai icon dari rumah sakit.
Mo Yun memakain jas dokternya, Perawat memberitahu Ketua Sungjin Group akhirnya bisa memakan bubur dan makan dengan sangat
lahap lalu Ny. Yooseong Electronics kembali datang. Mo
Yun bingguk karena kemarin pasiennya itu sudah check out kemarin.
“Istri pertama pulang dan
mengusirnya.” Ucap Perawat, Mo Yun mengeluh kalau
rumah sakit itu dianggap hotel oleh pasiennya.
“Baiklah, kita harus menemui semua pasien VIP kita yang
"baik" itu.” Kata Mo Yun dengan senyuman
lebar. Perawatnya pun tersenyum.
Seorang pria tua berjalan dari tempat tidurnya menceritakan
Tim hukumnya sedang menyelesaikan kasus dan semua masalah itu membuat tubuhnya jadi sakit semuanya, maka dari itu ia memerlukan bantuan dengan menunjuk kebagian daerah vitalnya, lalu duduk
didepan laptopnya. Mo Yun hanya
tersenyum.
“Pacar baruku... Cukup muda. Aku tak tahu harus bagaimana.” Ucap Si pria
“Kalau begitu cari yang lebih tua.”saran Mo Yun
“Untuk apa aku punya uang banyak?” keluh Si pria, Mo Yun hanya manyun mendengar permintaan
pasien VIPnya.
Seorang pria tua dengan tangan di infus menanyakan
tentang permintaannya, Mo Yun mengerti lalu memberikan lembaran kertas yang
dibawa perawatnya, kalau itu adalah cucunya. Si pria itu mengangguk-angguk
mengerti, lalu mengulurkan sesuatu dari tanganya untuk mengetesnya. Mo Yun
melihat ada lembaran rambut didalam plastik dengan tersenyum menerimanya.
Mo Yun pergi ke toko sandwich memesan Sandwich.daging
ham, kalkun
dan serta chocolate chip cookie. Pelayan menanyakan apakah ada yang ingin tak dimasukan,
Mo Yun mengatakan tidak dan meminta Tambahkan
madu pada roti gandumnya. Si pelayan memuji Mo Yun yang terlihat cantik
aslinya, Mo Yun pun tersenyum. Si pelayan bertanya apakah Mo Yun ingin sandwich
yang masih panas. Mo Yun mengangguk.
Sang Hyun terlihat sumringah melihat Mo Yun yang datang,
yaitu Dokter dari bangsal VIP yang hampir tak pernah datang ke lantai itu. Mo Yun meminta maaf karena merepotkan
semuanya dan memberikan bonus sekotak sandwich besar untuk semuanya. Dua
perawat pun terlihat sangat bahagai saat membuka kotaknya.
“Bumi memang selalu berputar. Kau mungkin tak akan seperti ini jika kau jadi ahli bedah, menukar pisau bedah dengan mic. Kau adalah dokter idola, bahkan Title-mu bahkan lebih panjang,” ungkap Sang Hyun bangga dengan mengambil sandwich ham
miliknya.
“Aku juga terkejut. Tapi, siapa yang tahu bahwa hidupku bisa berubah lagi dalam
sekejap.” Kata Mo Yun tak percaya, Eun Ji datang dengan melirik
sinis pada Mo Yun yang lebih terkenal dibanding diirnya.
“Aku memeriksa website program-mu. Dan ada yang menulis, kau secantik host-nya. Kau yang menuliskanya ‘kan” tuduh Sang Hyun
Mo Yun menyangkalnya, Sang Hyun bertanya-tanya apakah Mo
Yun tak penasaran siapa
yang menulisnya dan memberitahu ID-nya
"Kukuruyuk Song". Mo Yun pun mengerti itu
nama dari dokter Song yaitu seniornya sendiri, lalu dengan bangga memberikan
semua sandwich itu untuk Sang Hyun.
“Kau harusnya malu...Kau pasti memberitahu semua orang bahwa kau ini doker.” sindir Eun Ji semua langsung terdiam melihat Eun Ji
menyindir Mo Yun, Mo Yun pun melirik sinis karena Eun Ji kembali mencari
gara-gara
“Kau lihat apa?” ucap Eun Ji menantang, Mo Yun dengan lantang mengatakan
melihat Eun Ji dengan mata melotot.
“Kau juga bukanlah seorang dokter, Kau hanya putri dari ayahmu.” Tegas Mo Yun
“Yang namanya dokter itu harusnya ada di ruang operasi. Bukannya di ruang make up.”ejek Eun Ji, Mo Yun membalas Eun Ji yang tak masuk ruang operasi juga
“Karena aku terlalu sibuk, jadi
kau tidak berguna.” Ejek Mo yun, Eun Ji
menyuruh Mo Yun menutup mulutnya karena baginya Mo Yun hanya pengganti darinya.
“Kau kehilangan posisi ini karena aku menjadikan penggantimu.” Sindir Mo Yun, Eun Jii membalas kalau Mo Yun itu
bukan ratu yang menguasai dunia.
“Hei... Memangnya siapa yang bisa menguasai dunia?. Aku hanya mengambil kembali posisi yang kau rebut. Jadi, tak usah ikut campur dan kerja kerjaanmu saja.” Tegas Mo Yun lalu pamit pergi dengan Sang Hyun dkk. Eun
Ji ingin mengejarnya, Sang Hyun langsung menghalanginya.
Mo Yun berjalan diatap rumah sakit, tempat landasan untuk
helikopter yang akan mendarat. Teringat kembali saat Shi Jin berlari masuk
kedalam helikopter, memberitahu kalau lukanya pasti akan sembuh dan mengajaknya
untuk nonton film bersama, lalu meminta jawaban secepatnya karena sudah tak
memiliki waktu yang banyak, Shi Jin menatapnya lebih dulu sebelum naik ke dalam
helikopter.
Flash Back
Shi Jin bertanya apakah Mo Yun merindukanya. Mo Yun
mengaku sangat merindukan lalu bertanya balik sambil menyalakan lilin. Shi Ji mengaku selalu
memikirkannya karena ia adalah pria sejati.
“Aku ingin kencan pertama kita menjadi kencan yang romantic, jadi Aku akan menaruhnya di sini.” Ucap Mo Yun, Shi Jin melarang Mo Yun untuk tak
menaruhnya diatas meja. Mo Yun langsung menghalangi Shi Jin sebelum memindahkan
lilinnya.
“Wanita itu harus menyiapkan pencahayaan dan Cahaya api ini akan membuatku terlihat cantik. Jadi kau Jangan bergerak. Aku sudah memperkirakan sudut pandangmu sebelum aku
memasangnya.” Ucap Mo Yun dengan menopang kepalanya
diatas kursi. Shi Jin tertawa mendengarnya.
“Apa kau terluka lagi? Apa kau melakukan kerja buruh
lagi?”tanya Mo Yun. Shi Jin pun ikut menopang kepalanya diatas
meja
“Apa mungkin jika melakukan pekerjaan itu bisa melukai wajah?” balas Shi Jin
Mo Yun merasa tebakannya itu salah, Shi Jin mengaku sengaja
melukainya lalu keduanya sama-sama tersenyum. Shi
Jin bertanya apakah sesibuk itu Mo Yun sampai tak punya waktu untuk keramas. Mo Yun menceritakan selalu
berada di ruang operasi, dengan bangga kalau ia sangat seksi saat memakai pakaian bedah.
“Memang hanya bagian ini yang kau lihat, tapi aku terlihat
seksi.” Cerita Mo Yun dengan menutup bagian wajahnya apabila
sedang operasi
“Aku sungguh ingin punya pacar yang seperti itu. Apa dia sedang tak bertugas?” goda Shi Jin. Mo Yun kesal dengan godaan Shi Jin
Mo Yun masih terdiam di atap, mengingat kenangan dengan
Shi Jin yang hanya sebentar tapi membekas dihati, lalu mengatakan dirinya itu tak punya waktu untuk menjadi seksi lagi.
Shi Jin sedang melihat seseorang yang mengali tahan
dengan sekop lalu bertanya apa yang sedang dilakukanya. Pria muda memberikan
hormat memperkenalkan dirinya Kopral Kim Gi Bum dan sedang menggali saluran
pembuangan. Shi Jin mengatakan sudah tahu lalu
membuka baju tentaranya, menyuruh Gi Bum minggir.
“Pekerjaanmu tak akan selesai jika kau menyekopnya seperti ini. Perhatikan baik-baik.” Kata Shi Jin memberitahu cara memegang sekop yang
benar, tapi baru saja melakukan tenyata sekopnya patah.
“Karena itulah aku tadi
pelan-pelan.” Ucap Gi Bum menahan tawa lalu melihat
tangan Shi Jin yang berdarah.
“Jadi, aku bisa terluka bahkan jika aku bekerja buruh begini.” Keluh Shi Jin.
Gi Bum meminta Shi Jin tak banyak bergerak karena membutuhkan
pertolongan pertama. Shi Jin melihat Gi Bum
menuliskan sesuatu ditannganya, Gi Bum terdiam setelah menuliskan [Terluka
karena menyekop tanah.] seperti saat Shi Jin
membantunya saat jatuh dari motor akibat mencuri.
Shi Jin pun menghukum dengan menyuruh posisi siap lalu
istirahat berulang-ulang. Dae Young datang bertanya apa yang terjadi. Shi Jin
mengomel karena Dae Young memerintahkan Gi Bum yang tak
berguna. Dae Young mengatakan itu karena menyukainya, lalu
bertanya apa yang dibutuhknya.
Gi Bum mengatakan butuh Wine dan
whipe cream, Dae Young memberitahu Hari ini Sersan Gong Chul Ho ulang tahun, jadi Mereka akan memanggang steak dan Gi Bum adalah juru
masak yang hebat. Shi Jin dengan senyuman
penuh arti akan bertugas untuk bagian wine
Disebuah bar, wanita bule dengan baju sexynya datang
membawa sebotol wine, sambil memeluk Dae Young dan Shi Jin memberitahu Whipe
cream sudah siap jadi meminta untuk menunggu.
Shi Jin membuka matanya lebar-lebar akan menunggunya dan mendapatkan kedipan
mata dari si bule.
“Karena itu aku mau ke sini.” Bisik Shi Jin terpana dengan kecantikan si wanita.
“Aku yang dirayunya, Jadi, jangan salah paham.” Kata Dae Young dengan mata terus tertuju pada sibule
yang berjalan masuk ke kounter.
Seorang wanita bernama Ri Ye Hwa bertanya apakah wanita
itu sudah mendapatkan apa yang dipesannya. Si wanita bule pun memberikan sebuah pistol berpesan
untuk mengunakan dengan hati-hati. Shi Jin melihat pistol yang bisa didapat dengan mudah.
Ye Hwa memegang pistol merasa senjata itu berat dan bertanya bagaimana cara
mengunakanya, tiba-tiba langsung mengarahkan pada Shi Jin dan Dae Young.
Keduanya langsung refleks tertunduk, Ye Hwa mengodanya
untuk menembaknya saja karena pistol itu berfungsi. Shi Jin dengan mudah bisa
mengambil dengan cepat dan membalik keadaan dengan menodongkan pistolnya, Ye
Hwa sekarang yang mengangkat tangan ketakutan. Shi Jin pun bisa tahu Ye Hwan
itu orang korea karena sebelumnya mengunakan bahasa korea.
“Orang yang Berbahasa Korea belum
tentu orang Korea. CepatKembalikan
padaku!” kata Ye Hwa ingin mengambil dari tangan Shi Jin, tapi
Shi Jin berhasil mengkokangnya agar peluru masuk dan kembali menodongnya.
“Senjata itu tak seperti anjing, dia tak mengenali pemiliknya. Jika aku menarik pelatuknya, maka kau akan tertembak. Untuk apa kau membelinya, padahal kau tak bisa
menggunakannya?” kata Shi Jin melepaskan
peluru dari pistol dan menaruh diatas meja.
“Aku tak membelinya untuk membunuh seseorang, tapi Aku membelinya untuk melindungi
diri.”kata Ye Hwa lalu mengambil pistolnya sambil mengumpat
dan pergi
“Apa kita biarkan saja dia pergi dengan pistol itu?” kata Dae Young khawatir, Shi Jin mengatakn Itu
adalah haknya lalu bertanya pada si bule siapa wanita
itu menurutnya itu bukan turun dan wajahnya baru dilihat.
“Hanya ada dua hal yang tidak kami jual di sini. Perempuan dan informasi.” Ucap si wanita bule dan memberikan pesanan whipe cream
Min Ji mendengar nama negara Urk dan bertanya Di mana tempat ini, Jae Ae menemberitahu Urk adalah negara
yang terletak di ujung
Semenanjung Balkan dan RS.
Haesung akan membangun pembangkit listrik
ramah lingkungan di sana. Sang Hyun tahu akan
ada sukarelawan dan sangat yakin orang yang tak punya uang dan koneksi yang akan
dikirim ke tempat itu.
“Setelah kupikir-pikir, mereka pasti akan mengirimku. Aku tak punya uang, koneksi, keberuntungan, atau berkah. Ini Menyebalkan.” Keluh Sang Hyu
“Tapi kau punya hati dan Kau juga tampan.” Komentar Jae Ae mengoda, Semua langsung memberikan
suara gemuruh, Sang Hyun tersipu malu.
“Aku yang akan pergi, karena Hee Eun juga sudah
mengijinkaku. ” Kata Choi Hoon, Mo Yun langsung memukulnya.
“Hei, Hee Eun sudah hampr melahirkan, kau mau ke mana lagi?” Kata Mo Yun
“Jika dia sungguhan mencintaimu, maka dia pasti akan melarangmu.” Komentar Sang Hyun
“Aku tak bisa pergi setelah anak
kami lahir,
jadi dia menginjinkanku sekarang.” Ucap Choi
Hoon bangga
Mo Yun mengejek Choi Hoon si bocah kaya belagak
jadi Albert Schweitzer dan menyuruhnnya untuk jadi
Bill Gates saja. Suara seseorang memanggil
Mo Yun, semua langsung berdiri melihat siapa yang datang. Han Suk Won dengan
pakaian jasnya, meminta Mo Yun mengosongkan waktunya untuk makan malam denganya
lalu pergi.
“Apa Ketua baru saja mengajakku berkencan?”kata
Mo Yun, Min Ji langsung menjerit panik, Mo Yun pun langsung bertanya apa yang
harus dilakukanya.
“Jadi, apa yang dibutuhkan idola Kang Mo Yeon sekarang?” ucap Sang Hyun, Choi Hoon mengatakan Fan
club, Sang Hyun mengumpat Choi Hoon itu masih seperti anak
kecil
“Dia membutuhkan pernikahan
politik.” Kata Sang Hyun, Mo Yun merasa dirinya seperti orang
penting saja. Choi Hoon duduk mengaku tak menyetujuinya karena Ketua Han itu
duda dan Mo Yun itu lebih hebat
“Apa maksudmu Ketua tidak hebat? Apa teman kita ini masih muda? Apa keluarganya kaya? Duda itu adalah kekuatan dan bukannya kelemahan. Dia akan sangat berguna untukmu.” ucap Sang Hyun
“Ahh.. Seperti itu, jadi Apa
sekarang aku harus
mulai bergerak naik?”kata Mo Yun
Mo Yun diam didepan pintu, Ketua Han menyuruh Mo Yun
duduk bukan hanya diam saja sambil membuka jaketnya. Mo Yun bertanya apakah
mereka akan makan ditempat itu, Ketua Han menegaskan mereka tak hanya makan
diapatermentnya. Mo Yun pikir mereka akan makan di sky
lounge?
“Di sini kan ada sky (langit) dan juga lounge (kursi) Semuanya ada, kau butuh sesuatu
lagi?” kata Ketua Han
“Sopan santun? Aku mungkin akan terdengar konyol, tapi... memang nuansa
romantisnya?” kata Mo Yun, Ketua Han pikir itu yang
disukai Mo Yun
“Dan apa ini yang kau suka, Ketua?” balas Mo Yun sinis
“Kau pasti tahu, aku ini tidak sabaran, 'kan? Aku akan memesan makanan, jadi kau bisa
mandi sambil menunggunya. Jika
tidak, aku yang duluan
mandi.” Kata Ketua Ha membuka rompinya.
Mo Yun tersenyum lalu berjalan mendekat, Ketua Han memuji
Keputusan yang bagus dibuat oleh
Mo Yun dan meminta untuk lebih mendekat, dengan membentangkan tanganya. Mo Yun
tersenyum dan langsung mengangkat tasnya untuk memukul.
Ketua Han kaget bertanya apa yang dilakukanya, dengan percaya
diri bertanya apakah Mo Yun mau memukulnya. Mo Yun membenarkan dan langsung memukul Ketua Han
sampai jatuh.
Mo Yun menopang kepalanya dengan wajah sedih, Ji Soo tak
percaya Mo Yun itu memukul Ketua Han.
Mo Yun menceritakan hampir
membunuhnya dan menanyakan pendapat temannya apakah
Ketua Han akan memecatnya, tapi dirinya sebagai ambasadaor dari rumah sakit.
Ji Soo mengingatkan Han Suk Won adalah ketua dirumah
sakit. Mo Yun pun menjerit binggung karena harus
ikut rapat dan bagaimana harus menemui Ketua Han
nanti. Ji So menyarankan Mo Yun harus
menatapnya, tatap dengan
tatap pembunuh, menurutnya dengan tatapan itu sangatlah
menyakitkan. Mo Yun mengkhawatirkan kalau nanti Ketua
Han malah pingsan karena itu yang ditakutkan.
Ketua Han berdiri didepan podium memberitahu masalah
mereka selanjutnya tentang tim relawan Urk, dan ia ingin mengirim orang yang ada dalam daftar relawan dan akan mengirim tim ahli medis terbaik ke sana
“Aku sudah memutuskan untuk mengirim idola rumah sakit kita, Kang Mo Yun... sebagai Ketua Tim relawan Urk.” Ucap Ketua Han, Mo Yun melotot kaget.
“Mungkin tidak ada hotel, tapi, kami sedang membangun penginapan bersih di sana. Aku yakin, kau akan setuju, Dr. Kang.” Kata Ketua Han, Mo Yun melonggo menerima tugas
tiba-tiba
Ketua Han langsung bertepuk tangan dan diikuti semua
dokter didalam ruangan, Sang Hyun berbisik Hidup ini memang penuh kejutan. Mo Yun melirik sinis karena diberi tugas yang tak
disangka-sangka.
Sebuah helikopter membawa kontainer dengan lambang rumah
sakit, Shi Jin bersandar disisi lain. Dae Young datang bertanya apakah Shi Jin
sudah melihat daftar
relawan medis. Shi Jin mengatakan sudah melihatnya.
Dae Young melihat nama ketuanya itu adalah dokter yang pernah dekat dengan
temanya. Shi Jin membenarkan.
“Apa dia tahu kau ada di sini?” tanya Dae Young, Shi Jin pikir Mo Yun tak
mengetahuinya.
“Sepertinya, kalian memang ditakdirkan untuk bertemu.” Komentar Dae Young
“Ataukah nasib yang kau maksud itu salah alamat.” Ucap Shi Jin dengan senyuman
[Internasional Airport, Urk]
Mo Yun dan tim terlihat kepanasan dilandasan udara tanpa
ada tempat berteduh, Sang Hyun meminum air minum dalam botol tak menyangka
harus datang ke tempat yang sangat panas.
Moo Yun merasa PBB seharusnya mengirimkan pesawat dan beberapa orang jadi menyuruh mereka menunggu.
“Kami memang sedang menunggu ini. Kita menunggu di tempat yang super panas ini.” keluh Sang Hyun dengan mulut menganga karena terbuka
lebar. Jae Ae mengejek Hidup ini memang penuh kejutan.
Ponsel Sang Hyun berdering, lalu bertanya siapa yang
menelpnya. Sang Hyun bertanya siapa yang dimaksud ketua dan kembali bertanya “Han
siapa” dengan wajah kesal karena kepanasan. Lalu tersadar kalau itu Han Suk Won,
ketua rumah sakit. Buru-buru menurunkan suaranya beralasan kalau ponselnya
error.
Sang Hyun memberitahu baru saja
tiba di
Internasional Airport Urk da n akan memberikan Ponselnya pada Dr. Kang dan mengomel karena Mo Yun tak mengangkat teleponnya. Mo Yun dengan malas mengambil ponselnya.
Ketua Han duduk santai didalam apartementnya, menyindir
Mo Yun itu pasti kepanasan, dan
melihat Mo Yun masih bisa berubah pikiran, padahal ia punya sejuta alas an untuk menariknya kembali ke Korea. Mo Yun langsung menolak dengan tegas.
“Aku jadi tak begitu menghormatimu saat kau mengajakku ke hotel, tapi, aku tak menyangka kau akan serendah ini, Ketua. Han. Aku sudah berani mengatakan ini, karena aku juga sudah mendapatkan koneksi VIP selama jadi idola. Mungkin sudah waktunya aku membuka klinik sendiri. Setelah tugas ini selesai, aku akan mengundurkan diri, tunggu saja aku. Kau mengerti?” ucap Mo Yun blak-blakan semua anggota tim medis
terkejut mendengarnya, Sang Hyun berdeham.
“Kalian mendengarnya, kan? Inilah alasan kenapa aku di sini.” Kata Mo Yun dengan senyuman lalu melihat ada helikopter
yang datang.
Semua melihat helikopter yang bisa membuat hembusan angin
yang sangat besar sampai membuat koper berjalan sendiri karena tak dipegang. Syal
yang dipakai Mo Yun sampai terlepas dari kepalanya dan terbang mengikuti
Helikopter yang akan mendarat.
Mo Yun berlari untuk mengambilnya, tapi syalnya malah
pergi menjauh kebelakang. Pintu helikopter terbuka beberapa pria dengan pakaian
tentara korea turun dengan gagah berani. Dae Young berjalan paling depan dengan
tiga anak buah dibelakang, paling belakang seseorang mengunakan kacamatanya.
Shi Jin berjalan melalui anak buahnya ke paling depan, Mo
Yun menatap pria yang pernah dikenalinya, teringat tatapan pertama kali diruang
emergency untuk mengambil ponsel Dae Young, langkah para tentara semakin
mendekat. Shi Jin terlihat seperti komandan dengan wakil dan anak buahnya untuk
menjemput tim medis.
Saat melihat Mo Yun menjadi ketua tim medis, teringat
saat pertama kali melihat di ruang
emegency membantu Gi Bum yang patah tulang. Mo Yun terus menatap pria yang
selama ini membuatnya selalu teringat. Shi Jin berjalan lurus dan berlalu
begitu saja dari Mo Yun. Mo Yun menatap Shi Jin yang berjalan begitu saja.
“Sepertinya... takdir pertemuan itu telah salah menghampiri kita.” Gumam Shi Jin
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Aaa harus menunggu lagi ..
BalasHapusaowhg.. daebak uri oppa...
BalasHapusga' sia2 menanti hampir 3 thn lebih di mulai dr wamil ckckckc
gumapta mba sinopnya, ga' sabar nunggu minggu depan next episodenya..
Gak sabar..nunggu lanjutannya....
BalasHapuswoaaa.... keren! keren! keren! gomapta eonni sinopsisnya. ditungu kelanjutannya, fighting!!
BalasHapusWah senyumnya song jong ki gak nguwatin, terakhir lihat di nice guy
BalasHapushaduh cool bgd nih cowok ...
BalasHapusbest perfect
Jongki oppa memang selalu keren acting nya. Terimakasih resensi nya. Ditunggu resensi selanjutnya yaa. Pliiiiiiiiiiis
BalasHapus