Seung Chan kaget melihat tamu yang datang adalah Yoo Sun
ke dalam klinik, Yoo Sun pun membawa kartu
nama ditanganya bertanya apakah benar itu klinik psikologi
Madame Antoine, Seung Chan membenarkan. Yoo
Su memberitahu kalau kartu nama itu adala dalam tasnya. Seung Chan melihat nama
kakaknya sebagai profesor tertera disana.
Yoo Sun kaget mengetahui dirinya pingsan, Soo Hyun
membenarkan lalu bertanya apakah Yoo Sun tak mengingat apapun. Yoo Sun mengaku tidak
terlalu berpikir jernih waktu itu, lalu
bertanya apakah terjadi sesuatu saat Show.
“Apakah Sang Wook... Maksudku.... Bukankah pesulap mengumumumkan
sesuatu?” ucap Yoo Sun
“Ya.. Dia bilang akan segera
menikah. Apa Kau mengenalnya?” tanya Soo Hyun melihat Yoo Sun tertunduk menangis.
“Kami pernah bertunangan, Tapi suatu hari, aku tiba-tiba tidak bisa menghubunginya. Jadi aku mencari, dan ternyata
dia pergi ke London lalu
aku mendengar dia akan menikah. Aku
tidak percaya itu, jadi aku merasa harus memastikannya dengan mataku
sendiri...Tapi aku terlalu takut untuk menemuinya. Jadi aku pergi ke shownya...” cerita Yoo Sun sambil menangis
Soo Hyun pun memberikan tissue agar Yoo Sun bisa menghapus
air matanya, Yoo Sun mengambil tissue dan teru saja menangis. Soo Hyun bertanya
apakah Emma mengetahui hal itu. Yoo Sun mengangkat wajahnya seperti tak percaya
Soo Hyun sudah bertemu denganya. Soo Hyun membenarkan dan menceritkan Emma yang
sangat membencinya.
Yoo Sun dengan wajah ketakutan merasa Soo Hyun sudah
mengetahui keadaanya, Soo Hyun mengangguk dan mengetahui Yoo Sun pernah mendapat
perawatan untuk DID sebelumnya, Yoo Sun mengaku saat masih SMP dan
menegaskan tidak
ingin menerima perawatan lagi, dan tujuan datang
hanya ingin mengetahui apakah terjadi sesuatu saat pertunjukan sulap. Soo Hyun ingin tahu alasan Yoo Sun tak ingin menerima
perawatan, Yoo Sun memilih untuk pergi dan akan membayar biaya konsultasi. Soo
Hyun mengejarnya karena lebih ingin Yoo Sun memberitahunya, Yoo Sun memilih
untuk keluar buru-buru.
Yoo Rim baru pulang dengan sangat lelah membaringkan
tubuhnya disofa, Pesan masuk ke dalam ponselnya “Nunna... Bisakah kamu
menemuiku di tempat kita berciuman terakhir kali? Ada yang ingin aku tanyakan soal korelasi antara tindakan dan kata-kata” Yoo Rim pikir sudah gila apabila akan mendatangi Ji Ho
setelah pertengkaran kemarin.
Ji Ho menunggu Yoo Rim sambil memainkan rubik, tiba-tiba
dua anak SMA melihat Ji Ho yang berdiri sendirian menyuruh untuk pergi karena
itu adalah tempat mereka. Ji Ho memberitahu kalau anak SMA itu tak boleh
merokok, Anak SMA itu makin kesal dan memberika pilihan ingin dipukul atau
pergi.
Dengan wajah polosnya, Ji Ho menolak karena sedang
menunggu seseorang, pukulan dan tendangan langsung diterimanya dan membuatnya
tersungkur. Teman yang lain menyuruh segera mengambil uang yang dimiliki Ji Ho,
sementara ia akan berjaga-jaga.
Yoo Rim datang dan langsung dihalangi jalanya, Pria itu
menyuruh Yoo Rim pergi karena mereka ada urusan ditempat itu. Terdengar
teriakan Ji Ho yang kesakitan, Yoo Rim melihat Ji Ho tersungkur ditanah dan
salah seorang pria mengambil uang dari saku Ji Ho. Dengan sedikit berteriak Yoo
Rim langsung memelintir tangan pria yang tak mau pergi dan memberikan tendangan
saat akan mengejarnya.
Setelah itu mendekati Ji Ho, dengan mudah membanting pria
yang lainya. Ji Ho melotot kaget, Yoo Rim pun membangunkan Ji Ho yang
tersungkur, Dua pria SMA pun bangun. Yoo Rim memasang posisi kuda-kuda mengatakan
memegang sabuk hitam tingkat 3 di Hapkido dan Taekwondo, dua pria itu hanya diam. Tiba-tiba seorang paman lewat,
Yoo Rim langsung berteriak kalau dua anak SMA berusaha memukul seseorang. Paman itu pun langsung memarahinya, anak SMA
itu pun akhirnya memilih untuk kabur. Yoo Rim kembali membantu Ji Ho untuk
bangun dengan menanyakan keadaanya,
Di sebuah apotik
Yoo Rim meminta dibawakan plester
dan obat salep, lalu bertanya apakah Ji Ho juga
mengingikan sesuatu yang menenangkan. Ji Ho dengan wajah cemberut mengatakan
baik-baik saja dan tak membutuhkan obat itu. Yoo Rim kembali meminta petugas
agar memberikan obat penenang juga.
Setelah itu menanyakan berapa semua obat yang dibelinya,
Ji Ho dengan mudah melihat hara Salep, 3,500 won,Plester, 2,500 won. Obat penenang, 5,000
won, jadi Totalnya 11,000 won lalu dengan cepat memberika dua lembar uang pas dari
dompet Yoo Rim.
“Apa Kau tidak bisa menyelesaikan
matematika yang mudah?” ucap Ji Ho ketus
“Kenapa kau sangat marah?” kata Yoo Rim binggung
Ji Ho pun duduk dikursi mengaku sangat malu, karena
tidak bisa melindungi seorang wanita,
setidaknya menghindari terkena pukulan tadi. Yoo Rim
sumringah karena Ji Ho mengangap dirinya seorang wanita. Ji Ho heran karena
memang Yoo Rim itu wanita bukan pria.
“Sejak kapan kau menganggapku
wanita?” tanya Yoo Rim
“Nunna.... Apa kau benar–benar memiliki sabuk hitam tingkat 3 di
hapkido dan taekwondo?” tanya Ji Ho
“Tidak… Hanya Hapkido saja” akui Yoo Rim, Ji Ho memilih untuk pergi. Yoo Rim
berteriak kemana Ji Ho akan pergi. Ji Ho mengatakan akan belajar Hapkido.
Soo Hyun duduk tegak diruanganya, melihat data didepan
bernama Lee Yoo Sun, setelah itu menelpnya ingin berbicara dengan Yoo
Sun. Terdengar suara ketus mengatakan kalau Yoo Sun tak ada,
lalu menutup telpnya. Dengan membuka
jasnya lalu mondar-mandir dalam ruanganya, ia mencoba menelp kembali dan
mendengar suara wanita yang ketus mengangkat telpnya.
“Ini Emma... aku butuh seseorang yang
bisa bergaul dengan Emma. Seseorang
yang tajam tapi bisa jadi sensitif.” Gumam So
Hyun, teringat dengan Hye Rim yang bisa membuat orang bisa berteman.
“Bila aku hanya mengajaknya, dia akan menolak.” Gumam Soo Hyun
Soo Hyun pergi keruangan Prof Bae mengaku ponselnya mati
jadi meminta untuk meminjamkanya, Prof Bae pun memperbolehkan dengan memberikan
ponselnya. Hye Rim baru saja membawakan pesanan minuman untuk pelanggan, lalu
mendengarkan ponselnya berbunyi ketika kembali ke meja kasir.
“Aku harus bertemu
klien di luar, tapi aku butuh bantuanmu. Bisakah kau ikut denganku?” tulis Prof Bae
Hye Rim keluar dari cafe dan mencari-cari Prof Bae,
terdengar bunyi klakson mobil, Soo Hyun menurunkan jendela mobil memberitahu
akan bertemu dengan Prof Bae jadi menyuruhnya untuk masuk. Hye Rim heran karena
Soo Hyun harus ikut juga, Soo Hyun mengaku karena itu klienya juga dan
mengajaknya agar segera masuk.
Diperjalanan.
Soo Hyun menerima telp dari Prof Bae, terlihat terkejut
karena tak bisa ikut dan meyakinkan mereka berdua bisa menangani klienya kali
ini. Setelah itu memberitahu Hye Rim kalau Prof Bae tak jadi ikut karena ada
urusan penting. Hye Rim mengumpat Soo Hyun itu pembohong.
“Kau berbohong dari awal, kan? Dia tidak datang dari awal,kan. Aku rasa kau menjebakku” Kata Hye Rim sinis
“Yah.. baiklah... kau
bebas berpikir apapun itu” ucap Soo Hyun, Hye Rim
meminta agar Soo Hyun menurunkanya sekarang.
“Apa proyekmu berjalan baik? Aku juga ingin kontribusi agar
terciptanya dunia yang damai.” Ucap Soo Hyun
Hye Rim yakin Soo Hyun sebenarnya sudah tahu, Soo Hyun
pura-pura tak mengerti dan bertanya apakah ada yang disembunyikan darinya, Hye
Rim hanya diam saja. Mobil Soo Hyun berbunyi kalau kekurangan bensin. Soo Hyun piki karena Hye Rim sudah membantu pekerjaan jadi ingin membantunya, lalu bertanya apakah bayaran sehari untuk cafenya
itu sudah cukup.
Dengan duduk bersandar, Hye Rim mengaku tak cukup jadi
meminta bayaran double lalu bertanya siapa yang akan mereka temui, Soo Hyun
memberitahu akan bertemu orang yang pingsan saat mereka menonton sulap. Hye Rim
kaget kalau orang penderita DID itu akhirnya datang ke kantor.
Soo Hyun membenarkan Yoo Sun memang datang ke kliniknya
tapi menolak untuk diberi pengobatan, menurutnya Yoo Sun tidak
terlalu ingin mengendalikan Emma. Hye Rim
menanyakan caranya apabaila bertemu dengan Emma nanti. Soo Hyun tahu Hye Rim
itu bersembunyi di belakang Seung Chan saat pertunjukan sulap jadi pasti Emma tak melihat jelas
wajahnya.
Hye Rim memincingkan matanya dan meminta bayaran 3 kali
lipat karena harus meyakinkan seseorang yang ia sendiri tidak tahu apa itu Yoo Sun atau Emma, Soo Hyun memberhentikan sejenak karena mobilnya butuh
bensin dan harus pergi ke pom bensin dulu.
Setelah mengisi bensin, Soo Hyun menaruh lembaran kertas
dibagian atas mobilnya, Hye Rim melihat lembaran kupon untuk car wash
menurutnya 6000 won itu cukup, dan mengajaknya untuk mengunakanya. Soo Hyun
mengaku tak bisa melakukanya sendiri jadi akan menyuruh Ji Ho nanti.
Hye Rim mengeluh Soo Hyun menganggap Ji Ho untuk budah
dan sudah tak berlaku lagi kalau dipakai besok dan sangat menyedihkan kalau
dibuang, tetap mengajak Soo Hyun untuk mengunakanya. Soo Hyun merasa mobilnya
itu tak terlalu kotor.
“Kau tidak lihat noda hujan di
mobilmu? Jika kau
punya tiket 6,000 won, maka kau
bisa cuci mobil seharga 4,000 won dan bisa
mengunakan vacum serta yang lainnya, Cuci
mobilmu dan ambil hal gratis lainnya! Hidup
hemat sangat menyenangkan!” kata Hye Rim, Soo Hyun
terdiam melihat Hye Rim berbicara.
Air mulai membasahi mobil Soo Hyun, Hye Rim melihat Soo
Hyun yang tertunduk seperti patung dengan tangan sedikit bergemetar, lalu
bertanya apakah terjadi masalah. Soo Hyun hanya tertunduk dengan wajah
cemberut. Hye Rim teringat saat tetesan es mengenai tangan Soo Hyun, lalu wine
dan semuanya membuat Soo Hyun panik.
“Apa kau punya alergi tetesan air atau apapun itu?”
tanya Hye Rim
“Bukan alergi, tapi... Ketika aku mendapatkan banyak
tetesan cairan, ini sangat menyakitkan.” Akui Soo
Hyun
“Tapi mereka tidak benar-benar jatuh padamu, Mereka
hanya turun di luar mobil, Apa
ini berdampak juga?” kata Hye Rim, Soo Hyun merasakan juga dengan menahan
rasa sesak didada.
“Itu sebabnya kau menyuruh Ji Ho mencuci mobilmu...Maaf.... Aku sudah keras kepala, dan
sekarang kau pasti tidak
nyaman.” Ucap Hye Rim merasa bersalah
“Tidak, Aku yang harus minta maaf.... Maaf.... aku dulu menyuruhmu berhenti
untuk menjadi penasihat di kantorku. Kau
pikir Kenapa... aku melakukannya?” kata Soo
Hyun
Hye Rim menebak mulai tumbuh rasa suka Soo Hyun padanya
dan ingin dirinya keluar dari kantor. Soo Hyun membenarkan, Hye Rim melotot
kaget mendengarnya. Soo Hyun yakinkan kalau ucapanya itu jujur karena Orang akan lebih jujur, saat merasa hidupnya terancam. Hye Rim pikir tak mungkin bisa memaafkan begitu saja.
Soo Hyun tak masalah Hye Rim mau memaafkanya atau tidak
yang penting ia hanya ingin bilang soal perasaannya. Hye
Rim melihat Soo Hyun yang menghembuskan nafasnya agar tenang, setelah mobil
mereka keluar Soo Hyun pun langsung melajukan mobilnya seperti biasa seperti
tidak terjadi apapun dan merasa sudah menyelesaikan untuk membuat pernyataan maaf yang
sulit.
Hye Rim dan Soo Hyun berjalan di lorong apartement, Hye
Rim panik dan bertanya-tanya siapa nanti yang akan muncul, Yoo Sun atau Emma.
Soo Hyun pikir mungkin akan ada kepribadian lainya yang muncul. Hye Rim
terlihat ketakutan, Soo Hyun meminta Hye Rim untuk tetap kuat dan berjanji akan
memberikan bayaran yang lebih bahkan sampai 3 kali lipat dari pendapatan di
cafe.
Akhirnya Hye Rim membunyikan bel dan langsung
bersembunyi, Soo Hyun pun melihat penampilan Yoo Sun berbeda dengan yang ditemu
di pertunjukan sulap. Emma langsung mengumpat melihat Soo Hyun datang kerumah,
dengan mengancam mengunakan payung menduga pasti Yoo Sun yang memberitahu
alamatnya.
Soo Hyun berusaha menenangkanya, Hye Rim langsung keluar
berpura-pura dari perwakilan dari perusahaan kosmetik dan memuji kulit Emma sangat cantik tapi melihat ada beberapa
freckles dan menawarkan produk untuk menutupi makan akan hilang
sekejap. Emma menduga keduanya itu datang bersamaan, Hye Rim melirik lalu
berpura-pura tak mengenalnya.
“Jika dia orang bermasalah, aku akan menghubungi polisi
untukmu? Kau tidak
bisa membukakan pintu untuk orang seperti dia! Sesuatu buruk mungkin bisa
terjadi!” bisik Hye Rim agar lebih meyakinkan, lalu mengajak Emma
untuk melihat produk yang dibawanya dan tak perlu membelinya karena akan
memberikan demo gratis lalu pergi.
Emma akhirnya membiarkan Hye Rim masuk dan mengusir Soo
Hyun dengan payungnya agar segera pergi dari rumahnya.
Hye Rim mengamati rumah Yoo Sun dari dapur, ruang tengah,
setelah itu ke bagian kamar ada banyak lukisan serta sebuah lukisan yang
mencolok seperti aliran air sungai dengan batu-batu yang ada di pinggirnya, ia pun diam-diam mengambil
gambar untuk Soo Hyun.
Emma melihat Hye Rim yang mengambil foto menanyakan apa
yang akan dilakukanya. Hye Rim mengaku bukan apa-apa lalu kembali berpura-pura
sudah menjual banyak produk jadi yang ada didalam tasnya tinggal sisanya dan
mengajak Emma untu duduk bersama diatas tempat tidurnya.
Ia memulai dengan memberikan lipstik sambil memuji make
up Emma sangat keren. Emma melihat produk itu sudah pernah digunakan, Hye Rim
berdalih kalau itu hanya sebagai sampel, setelah itu mencoba mengajak Emma
mengubah make upnya. Emma akhirnya duduk didepan meja rias.
Beberapa saat kemudian, Hye Rim bertanya apakah Emma
menyukai make upnya sekarang seperti tak terlalu menakutkan, menurutnya
sekarang lebih seorang rocker. Emma pun ingin memdandani Hye Rim juga. Akhirnya
Hye Rim melihat matanya yang dibuat Gotik dengan menahan kesal mengungkapkan
kalau itu sangat keren. Emma pun mengajak agar bicara informal saja karena umur
mereka itu sama lalu mengajak Hye Rim untuk pergi berbelanja bersama-sama. Hye
Rim pun dengan senang hati menerima tawaranya.
Hye Rim menelp Soo Hyun dalam kamar ganti, memberitahu
kalau sedang berbelanja dengan Emma dan menanyakan apa yang harus dilakukanya
sekarang. Soo Hyun sedang menyetir mobil bertanya apakah ada sesuatu yang
menarik dari rumah Yoo Sun, Hye Rim memberitahu ada banyak lukisan dan sudah
mengambil beberapa foto. Soo Hyun meminta Hye Rim mengirimkan foto itu dan terus
mencoba untuk dekati Emma, apabila masih ada waktu tanyakan hubungan dengan Yoo
Sun.
Akhirnya Hye Rim keluar dari kamar ganti, dengan pakaian
serba hitam dan matanya yang dibuat gotik. Emma terlihat sangat sumringah, karena
stlye pakaian mereka sangat mirip dan setelah itu akan membelika pakaia itu
untuk Hye Rim dan pergi ke kasir.
“Apa Tidak apa-apa kau memakai semua uangmu?” tanya Hye Rim khawatir
“Ahh ini tak masalah, sebenarnya
kartu temanku. Tapi
uangku adalah miliknya, dan uangnya adalah milikku.” Kata Emma
“Oh... Kau tinggal bersamanya?” tanya Hye Rim mencari tahu
“Yeah... Wanita yang sangat
pendiam, Yoo Sun. Sebenarnya,
hanya aku saj yang dia miliki sebagai teman. Jadi dia tidak bisa hidup
tanpaku.” Cerita Emma dengan tawanya.
Hye Rim teringat perkataan Soo Hyun kalau Yoo Sun menolak
untuk mendapatkan perawatan, menurutnya Yoo Sun tidak
ingin mengendalikan Emma. Lalu bertanya apakah Teman Emma itu yang
melukis lukisan di kamarnya. Emma pikir itu
mungkin lalu mengajak Hye Rim pergi dan menghentikan obrolan yang membosankan.
Sang Gook menceritakan bertemu dengan Yoo Sun ketika menerbitkan
buku 3 tahun lalu, Yoo Sun sebagai ilustratornya,
dengan gambarnya sangat bagus jadi mereka mulai sering bertemu lalu berkencan. Soo Hyun mendengar keduanya itu saling mencintai dan
bertanya alasan mereka putus.
“Dia menemuiku dan tiba-tiba meminta putus” cerita Sang Gook
Flash Back
Yoo Sun dengan nada ketus mengatakan kalau ia tak
menyukainya. Sang Gook binggung melihat Yoo Sun yang tiba-tiba berubah padahal
sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja. Yoo Sun mengaku tidak
menyukai Sang Gook dan selama ini hanya bertahan saja, jadi
meminta Sang Gook memahami dan menyuruhnya untuk pergi dari kehidupan lalu
mengancam akan melapor pada polisi dan mengadukan Sang Goo sebagai seorang
penguntit.
Sang Gook merasa tingkah pacarnya itu sangat aneh, karena
tiba-tiba berubah dan berusaha untuk datang kerumah tapi Yoo Sun tak ingin
menemuinya. Soo Hyun bergumam “Itu Emma. Bukan Yoo Sun yang meminta putus,
tapi Emma.”
“Jadi aku memutuskan untuk belajar
di luar negeri. Sebenarnya
rencananya aku pergi dengan Yoo Sun, tapi...” kata Sang
Gook terlihat sedih menceritakanya, Soo Hyun pun menyandarkan tubuhnya dikursi.
Hye Rim sambil membersihhkan wajahnya menceritakan Emma
yang terlihat akrab dengan Yoo Sun, dengan melihat kasus itu maka Emma
sengaja membuang pesulap atas dasar kecemburuan, karena tidak ingin kehilangan Yoo
Sun.
Soo Hyun pikir seperti itu, lalu bertanya apakah Hye Rim
bisa lebih dekat dengan Emma. Hye Rim setuju dan ketika ingin menceritakan
sesuatu, terdengar ada bunyi telp masuk dan melihat nama Seung Chan. Dengan senyuman
licik, Hye Rim sengaja membuat Soo Hyun cemburu dengan mengatakan akan
mengangkat telp Seung Chan dan berbicara lagi dengan Soo Hyun nanti lagi. Soo
Hyun mengerutkan dahinya karena telpnya tiba-tiba di tutup. Hye Rim mengangkat telp Seung Chan dan
bertanya alasan menelpnya. Seung Chan balik bertanya apakah Hye Rim bisa mengambar.
Hye Rim pergi kesebuah lapangan, mengampiri Seung Chan
dengan peralatanya. Seung Chan melihat Hye Rim sudah datang langsung
memasangkan jas hujan dulu menceritakan Tempat itu murid-muridnya
istirahat saat main baseball, tapi
dindingnya terlalu kosong, Jadi ingin menggambar sesuatu yang indah bahkan dapat izin dari kepala sekolah. Hye Rim tak percaya Seung Chan ingin mengambar
bersamanya. Seung Chan menganggukan kepala, Hye Rim mengaku tak bisa mengambar.
Sebuah lingkaran berwarna biru terlihat, Hye Rim mewarnai
bagian tengah dengan pilox orange dan terlihat senang karena gambarnya sudah
jadi. Seung Chan dengan jahilnya sengaja menyemprotkan pilox ke jas hujan yang
dipakai Hye Rim. Akhirnya keduanya saling membalas dan saling berkejar-kejaran.
Keduanya berdiri disebuah gambar wanita dengan background
bunga-bunga. Hye Rim berkomentar gambar didepanya sangat cantik, Seung Chan
sangat yakin akan terlihat lebih keren saat siang hari. Hye Rim mengangguk setuju lalu melihat sesuatu didinding
yang lain. Seung Chan tak tahu lalu berjalan melihat dinding yang ditunjuk Hye
Rim.
Hye Rim membaca tulisan “Aku
menyukaimu” lalu menatap Seung Chan yang berdiri
disampingnya. Seung Chan pikir gambarnya bagus dan mengaku akan
menggambar wajah Hye rim juga tapi karen
takut muridnya akan bertingkah dengan mengejek Hye Rim seperti penyihir jadi
enggan melakukanya. Hye Rim menatap Seung Chan merasa tak enak hati.
Seung Chan merasa Hye Rim tak perlu menjawabnya sekarang,
karena ia hanya merasa tidak bisa menyimpannya di dalam hati saja jadi sengaja mengeluarkan sekarang, lalu
mengajak Hye Rim pulang sekarang. Hye Rim pikir Seun Chan akan menghapusnya,
Seung Chan merasa tulisan itu tak begitu penting.
Hye Rim yakin Seung Chan akan
dapat masalah jika menulis hal yang tidak masuk akal di dinding sekolah. Seung Chan mengatakan itu masalah untuknya
bukan untuk Hye Rim. Hye Rim khawatir Seung Chan akan dipecat, Seung Chan yakin
siapa yang akan memecat "Rookie of The Year"
Beberapa anak murid SD melihat gambar Seung Chan dinding
memuji itu sangat cantik. Dua pria datang didepan dinding, Soo Hyun dengan
tatapan sinis membenarkan dugaan Ji Ho kalau Seung
Chan menulis pernyataan
cintanya dan menunjukan pada Hye Rim.
Ji Ho pun sangat yakin karena kemarin melihat Seung Chan yang
membawa banyak botol cat semprot dan mengumpat kesal karena adik Soo Hyun selalu
memanfaatkanya dan melakukan hal seperti sekarang ini. Soo Hyun merasa Taktik adiknya sangat tidak dewasa dengan mencoret-coret dinding, Ji Ho menyarankan mereka
untuk menghapusnya saja.
Soo Hyun bertanya dimana keberadaan adiknya.
Seung Chan sambil mengambil minum dikulkas bertanya
apakah cara itu tak diizinkan, padahal ia sudah mendapat
izin dari kepala sekolah. Soo Hyun lalu bertanya apa
jawaban dari Hye Rim. Seung Chan piki untuk apa memberitahu kakaknya karena
mereka adalah saingan.
“Aku meminta sebagai pengawas
eksperimen. Apa yang
dia katakan? Ya atau
tidak?” tegas Soo Hyun dengan mata melotot
“Hmm... untuk Sementara ini ya, Saat
dia lihat tulisannya, dia tertawa dengan
malu-malu. Ini sudah selesai ‘kan? Game, set.” Kata Seung Chan bahagia dan meninggalkan kakaknya
dengan wajah cemberut.
Soo Hyun dengan wajah cemberut turun kelantai dua, lalu
bertanya pada pelayan lain keberadaan Hye Rim, Pelayan memberitahu Hye Rim keluar
untuk bertemu seseorang dan menitipkan pesan yang
ditulis Hye Rim pada kartu. Soo Hyun membaca tulisan Hye Rim “Aku ditelepon oleh
Emma, Jadi aku bertemu dengannya. Ini kedua kalinya aku bertemu dia, jadi kau akan membayar kan?”
Hye Rim sudah mengubah penampilanya dengan mengunakan
anting pada hidung sama dengan yang dilakukan Emma. Dengan bahagia Emma akan
memuji Hye Rim yang sangat keren karena mereka terlihat kembar. Hye Rim pun
mengoda dengan mengajak mereka membuat grup band rock. Emma terlihat bahagia
karena bisa menemukan teman baru karena selama ini hanya bertemu dengan Yoo Sun
saja. Hye Rim mengungkapkan sangat menyukainya juga.
“Tapi, soal temanmu, Yoo Sun... sepertinya dia sangat jago
menggambar.” Kata Hye Rim
“Yeah, dia seorang illustrator, tapi Dia sangat pendiam dan jarang
keluar, hanya menggambar setiap hari.” Cerita Emma.
Soo Hyun bertemu dengan guru disekolah, sang guru
menceritakan Yoo Sun dulunya anak yang sangat pendiam dan tidak bicara banyak, bahkan sangat pemalu, menurutnya itu mungkin karena Yoo Sun pernah mengalami
kecelakaan. Soo Hyun bertanya kecelakaan seperti apa.
“Saat dia kelas 1, keluarganya
pergi ke sungai tapi terjadi
kecelakaan di sana..” Cerita gurunya.
Di tempat bermain arcade, Emma main mobil-mobil sambil
menceritakan Yoo Sun tenggelam, dan ayahnya meninggal karena
mencoba menyelamatkannya. Hye Rim menyimpulkan itu
salah satu alasan Yoo Sun melukis
sungai.
Setelah itu mengirimkan pesan pada Soo Hyun “Saat Yoo Sun masih
kecil, kecelakaan berhubungan dengan air: ayahnya meninggal.”
Soo Hyun sedang bertemu dengan guru SMP Yoo Sun bertanya
apakah siapa meninggal. Gurunya bercerita kalau ibu dan ayah Yoo Sun meninggal.
Soo Hyun kaget mengetahui ibunya juga meninggal. Gurunya bercerita kalau Ayahnya
tersapu ombak dan ibunya mencoba menyelamatkan
Yoo Sun tapi tidak punya kekuatan lagi, jadi
akhirnya tenggelam.
Emma duduk didepan cermin dengan wajah tersenyum, melihat
wajah yang mirip dirinya lalu memuji anaknya yang melakukanya sangat baik. Emma
pun memanggil bayangan dicerminnya sebagai ibunya.
Prof Bae melihat kasus DID kalau Yoo Sun itu hanya
memiliki teman yang bernama Emma, menurutnya Berbeda
dari kasus lain karena kepribadiannya hidup bersama dengan baik dan tidak akan mudah.
“Bukankah Emma yang membuat Yoo Sun putus dengan pesulap itu? Apabila Yoo Sun tahu itu, akankah membuat
hal menjadi berbeda?” kata Hye Rim
“Kau harus melangkah dengan sangat hati-hati, karena Sekarang
Yoo Sun memilih Emma menjadi
sahabat dekatnya, tapi kerjamu sangat bagus”
ucap Prof Bae.
“Ahh... tidak juga. Aku punya waktu yang baik dengan
Emma, terimakasih. Ini
jam sibuk di kafe, jadi harus pergi.” Ucap Hye Rim ingin pamit pergi dan meminta agar
memberitahu Soo Hyun tentang hal ini.
Prof Bae memanggil Hye Rim sebelum keluar teringat ucapan
Seung Chan “ Sebenarnya, Hye Rim bagian dari eksperimen ini
sekarang.” Lalu bertanya pada Hye Rim apakah Soo
Hyun memintanya untuk menjadi bagian dari eksperimen. Hye Rim membenarkan kalau itu tentang tipe
ideal. Prof Bae bertanya apakah Hye Rim menyetujuinya.
Hye Rim menceritakan sudah
menjadi bagian dari eksperiment itu lalu bertanya
apakah Prof Bae mengetahui sesuatu. Prof Bae ingin memberitahu tapi Soo Hyun
keburu masuk ke dalam ruanganya, Akhirnya Prof Bae mempersilahkan Hye Rim pergi
dan akan memberitahu pada Soo Hyun tentang hasil pengamatanya.
Hye Rim melihat Ji Ho duduk diruang tengah lalu menawarkan
diri untuk mengajaknya pergi membeli baju, Ji Ho teringat saat Hye Rim berganti
baju yang membuatnya melonggo karena kecantikan tubuh kakak dari Yoo Rim. Dengan
senyuman sumringah langsung setuju akan menemani Hye Rim berbelanja baju.
Didepan kamar ganti, Hye Rim melihat dicermin lalu
bertanya mana yang lebih cocok denganya. Ji Ho merasa keduanya sangat cocok
dengan Hye Rim, Hye Rim pun akan mulai mencobanya dan masuk ke dalam kamar
ganti. Ji Ho berusaha mengintip tapi buru-buru membalikan badannya ketika ada
pegawai yang datang.
Hye Rim menyuapi toppoki pada Ji Ho, dengan wajah bahagia
Ji Ho menerimanya lalu bertanya alasan Hye Rim itu sangat baik hari ini. Hye
Rim pikir Ji Ho tak perlu memikirkannya karena tak ada alasan baginya untuk
mengajak seorang jalan-jalan dan berbelanja dan kembali menyuapinya Sondae.
Ji Ho langsung menghabiskan segelas bir sekali minum, Hye
Rim pun memujinya kalau Ji Ho itu jago minum. Ji Ho mengaku pintar dalam segala
hal yang tak berhubungan dengan fisik. Hye Rim pun mengajak Ji Ho untuk bermain
games kejujuran. Ji Ho dengan senang hati menerima pertanyaan Hye Rim.
“Berapa tinggimu?” tanya Hye Rim, Ji Ho dengan cepat menjawab 185
centimeter.
“Lalu Beratmu?”
tanya Hye Rim, Ji Ho pun cepat menjawab 65 kilogram.
“Warna favorit?” ucap Hye Rim, Ji Ho menyebut warna biru.
“Jjajjangmyun atau jjamppong?” kata Hye Rim, Ji Ho memilih Jjamppong!
“Musim favorit?” kata Hye Rim, Ji Ho memilih Musim
gugur!
“Nama eksperimen yang kau lakukan?” kata Hye Rim, Ji Ho langsung menjawab “Madame
Antoine.”
Ji Ho langsung menutup mulutnya karena keceplosan, Hye
Rim tahu sebelumnya kalau eksperiment itu berdasarkan
tipe ideal. Ji Ho mengaku itu hanya cara menyebutkan
diantara orang psikologi, karena judul aslinya terlalu panjang. Hye Rim
penasaran apakah judul yang panjang lainya, Ji Ho mengaku itu karena nama cafe
dan klinik memiliki nama yang sama.
“Jadi kau bilang nama
eksperimennya Madame Antoine, huh? Dan
apa detail eksperimennya?” ucap Hye Rim makin
penasaran
“Kau sudah tahu. Hubungan antara tipe idealmu dan
sistem imun tubuhmu...” kata Ji Ho dan memilih
untuk kabur dengan berpura-pura kekamar mandi dengan membawa tasnya. Hye Rim pun berteriak memanggilnya.
Hye Rim duduk diam di depan meja kasir, Soo Hyun turun ke
lantai satu memanggilnya dan meminta agar memberitahukan keberuntunganya. Hye Rim
dengan senyuman pun akan senang hati memberitahunya. Keduanya sudah duduk di
dalam ruangan.
Soo Hyun memikirkan rasa cemburunya ketika melihat
tulisan Seung Chan di dinding, Hye Rim dengan sinis mengingat Ji Ho yang
memberitahu kalau nama eksperimenta itu Madame Antoine, lalu Prof Bae yang
ingin memberitahu sesuatu tapi terpotong karena Soo Hyun keburu datang. Soo
Hyun pun penasaran dengan kebenaran kalau Hye Rim itu menjawab Ya tentang
pernyataan cintanya.
“Jadi aku dengar Seung Chan
mengakui perasaanya padamu.” Kata Soo Hyun
“Mengakui perasaan? Entahlah. Apa itu termasuk hitungan? Aku tidak tahu. Tapi apa hubungannya denganmu?” ucap Hye Rim sinis
“Apa jawabanmu?” tanya Soo Hyun, Hye Rim balik bertanya Apa
yang Seung Chan katakan.
“Dia bilang dia ditolak.” Kata Soo Hyun
“Kenapa hanya kebohongan yang
keluar dari mulutmu? Aku
punya perasaan baik tentangnya dan tidak denganmu. Kau Puas?” keluh Hye Rim
“Apa maksudmu kau lebih menyukai
dia daripada aku?” ucap Soo Hyun tak terima
Hye Rim menegaskan kalau ia tak bisa melakukan apapun
karena tak mempercayainya, Soo Hyun menegaskan kalau ia sudah meminta maaf, Hye
Rim menegaskan kalau semua itu tak bisa membaik begitu saja dan menurutnya Semua
kata dan perbuatannya selalu
membuatcuriga. Soo Hyun menahan marah merasa Hye Rim
itu punya persepsi supernatural dengan mengangkat tanganya menyuruh untuk men-scan
tubuhnya dengan matanya bahkan mencari saja yang membuatnya curiga.
Dengan triknya, Hye Rim kembali berbicara bahasa prancis
mengunakan kipasnya. Soo Hyun bertanya apa yang dikatakan Marie
Antoinette katakan, berpikir wanit itu mmbawakan
tissue toilet karena mendengar ucapan Hye Rim menyebut kata-kata itu.
“Dia memberitahuku bahwa kau
melakukan eksperimen yang disebut "Madame Antoine". Eksperimen dimana 3 pria dibuat
untuk mendekati seorang wanita untuk
melihat siapa yang akan dia cintai dan
ini sekarang permulaan kedua dari eksperimen. Partisipannya adalah Seung Chan, Ji Ho, dan juga kau, kau pengawas eksperimen yang juga mengambil bagian dalam ini. Menakjubkan, kan?” kata Hye Rim, Soo Hyun terlihat panik karena Hye Rim
bisa mengetahuinya.
“Tapi sepertinya kau berada dalam
masalah, karena Kau sebenarnya mulai menyukaiku. Seorang pengawas seharusnya
tidak boleh memihak Tapi itu tidak
mungkin sekarang. Jadilah kau, Choi Soo Hyun, yang menjadi kebingungan dan bilang bahwa kau hanya melihatku
dan bilang tidak
akan melihatku Lalu kamu menyuruhku berhenti
dari pekerjaan di kantor dan
menarik kembali apa yang kau katakan. Kekacauan macam apa ini? Benarkan?” kata Hye Rim mulai menebak.
Soo Hyun makin kebinggungan karena semua yang dikatakan
Hye Rim itu benar, keduanya saling menatap. Hye Rim bergumam dalam hati,
berharap kalau semua yang dikatakanya itu tidak benar, kala Soo Hyun tidak
berpura-pura menyukai karena eksperimen tapi memang benar-benar menyukainya. Soo Hyun tetap saja
tertunduk diam seperti binggung membuat pembelaan.
“Kau tidak bilang apapun.... Baiklah. Jangan pernah bicara padaku
lagi.” Ucap Hye Rim akan keluar ruangan ramalnya
“Kau memang benar-benar seorang peramal hebat, Tapi
kau hanya benar setengahnya.” Kata Soo Hyun, Hye Rim
melirik berpikir Soo Hyun tidak melakukan eksperimen
menakutkan padanya.
Soo
Hyun meyangkalnya dan mengaku kalau ia menyukai Hye Rim, lalu menciumnya. Hye Rim
sempat terkejut tapi mulai merangkul tanganya dileher Soo Hyun seperti
menikmati ciuman yang diberikan Soo Hyun.
Bersambung ke episode 8
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Oh so sweet. . Haha
BalasHapusSoo hyun so sweet jg ters lanjut mbak tetp semangt
BalasHapusSoo hyun so sweet jg ters lanjut mbak tetp semangt
BalasHapus